Dosen Pembimbing
Kelompok (ES.H)
2022
KATA PENGANTAR
Penulis,
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Oteng Sutisna, Administrasi pendidikan: dasar teoritis untuk praktek profesional (Angkasa,
Bandung, 1983).
2
Analisis atas berbagai alternatif tindakan dilakukan berdasarkan
kemungkinan pada situasi masa depan bilamana tindakan tertentu dipilih.
Hasil analisis sangat memudahkan pengambil keputusan di dalam memilih
alternatif yang terbaik. Karenanya, kegiatan analisis berusaha memisahkan
mana alternatif yang harus dipertahankan karena memenuhi syarat tertentu
dan mana yang harus ditinggalkan karena tidak memenuhi syarat.
e. Pilih Alternatif Terbaik.
Mengambil keputusan pada akhirnya harus memilih salah satu dari
berbagai alternatif tindakan. Dasar dari pemilihan alternatif ini adalah
tujuan dari suatu keputusan dibuat. Misalnya seorang pedagang ingin
memaksimumkan keuntungan maka akan diambil keputusan yang akan
memberikan keuntungan tertinggi.
f. Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Setelah dipilih alternatif terbaik, pada akhirnya keputusan akan
dijalankan. Proses selama keputusan dijalankan akan dilakukan evaluasi
sebagai bahan masukan atas proses pengambilan keputusan dan evaluasi
terhadap pilihan tindakan yang dijalankan
3
tak mau harus dihadapi ke depannya, terutama oleh sang pengambil keputusan,
yaitu manajer.2
Masalah adalah segala situasi dimana apa yang terjadi tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan, semakin besar perbedaan tersebut semakin besar pula
permasalahannya. Dalam hal ini ada dua model untuk pemecahan masalah yang
sekaligus mengarah pada perbaikan berkesinambungan. Kedua model tersebut
adalah:
1. Siklus Deming
2
Ahmad Rifai dan Hade Afriansyah, “Proses Pengambilan Keputusan,” 2019.
4
a) Prioritaskan Tugas. Tentukan tugas apa yang paling penting dan
mendesak untuk diselesaikan terlebih dahulu.
b) Buat Jadwal. Buatlah jadwal yang terperinci dan realistis untuk
melaksanakan setiap tugas yang telah diprioritaskan. Jadwal harus
mencakup waktu mulai dan selesai setiap tugas dan waktu istirahat
yang diperlukan.
c) Bersiap. Persiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
setiap tugas seperti alat dan bahan yang diperlukan.
d) Fokus. Hindari gangguan dan fokus pada tugas yang sedang
dilakukan.
e) Evaluasi. Periksa setiap tugas setelah selesai untuk memastikan
bahwa semuanya telah diselesaikan dengan baik dan efektif.
f) Terus Bergerak Maju. Jangan terlalu lama menghabiskan waktu pada
satu tugas. Setelah tugas selesai, segera pindah ke tugas berikutnya
yang telah diprioritaskan.
g) Tetap Fleksibel. Tetap terbuka terhadap perubahan dan adaptasi jika
ada keadaan yang tidak terduga atau halangan yang muncul dalam
melaksanakan rencana.
5
2) Berfokus pada perbaikan berkesinambungan
3) Memperlakukan maslah sebagai sesuatu yang wajar atau normal karena
adanya perubahan.
Hal ini bertujuan untuk memisahkan antara masalah dengan gejala, untuk
6
menentukannya diperlukan perbandingan dengan tiga kriteria berikut:
4. Mendefinisikan Masalah.
Langkah yang pertama kali dilakukan adalah membuat definisi solusi yang
3
Titin Purwaningsih, Mendefinisikan Masalah dalam Penelitian Sosial, Jurnal Sosiologi, vol. 19,
no. 2 (2016): hlm. 137-145.
7
secara jelas menerangkan pengaruh dari solusi tersebut.
8
Diagram Sebar (scatter diagram)
Diagram Sebar (scatter diagram) adalah alat yang berfungsi melakukan
pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara dua variabel dan
menentukan jenis hubungannya. Hubungan tersebut dapat berupa positif,
negatif, ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Diagram
Sebar (scatter diagram) adalah gambaran grafis yang terdiri dari
sekumpulan titik dari nilai sepasang variabel (variabel x dan variabel y).
Diagram Sebab-Akibat
Diagram Sebab-Akibat digunakan untuk mengidentifikasi serta
menunjukkan hubungan sebab dan akibat untuk menemukan akar
penyebab dari suatu permasalahan.
Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan bahwa masalah
berdasarkan pada urutan banyaknya jumlah kejadian, mulai dari
permasalahan yang paling banyak terjadi hingga pada permasalahan yang
frekuensinya terjadi paling sedikit.
Diagram Proses atau Diagram Alir (flow chart)
Diagram Proses atau Diagram Alir (flow chart) adalah diagram yang
menjelaskan tentang lanfkah-langkah dalam sebuah proses atau sistem
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram proses
membuat grafik dari tahap-tahap tersebut.
Histogram
Histogram adalah sebuah distribusi yang menunjukkan frekuensi kejadian
sebuah variabel. Dengan histogram dapat memberikan informasi mengenai
9
variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat
keputusan untuk upaya peningkatan proses yang berkesinambungan.
Pengendalian Proses secara Statistik atau Statisstical Process Control
(SPC)
Statisstical Process Control (SPC) digunakan untuk mengukur dan
mengontrol suatu proses dari produksi. Alat dan prosedur ini dapat
membantu dalam memantau suatu proses, menemukan suatu masalah
dalam sistem internal, dan juga solusi suatu masalah dalam proses
produksi.4
4
Pandu Soetjitro, “Instrumen Total Quality Management (Tqm) Sebagai Pilihan Alat
Pengendalian,” Jurnal unimus 6, no. 2 (2010): 1–12.
5
Lailatul Maghfiroh, “View of Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah melalui Total
Quality Management (TQM) di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta,” TA‟LIM : Jurnal
Studi Pendidikan Islam 1, no. 1 (2018): 19–39.
10
Keputusan yang diambil melalui cara pengambilan keputusan yang baik
tentunya akan menghasilkan keputusan yang bermutu. Semakin mahir seseorang
dalam menentukan keputusan yang bermutu, semakin meningkat kualitas dari
suatu keputusan. Mutu keputusan yang semakin meningkat akan semakin
meyakinkan orang lain tentang keputusan yang diambil. Seorang pengambil
keputusan, bisa menghasilkan keputusan yang bermutu bila dia mengetahui
metode-metode pengambilan keputusan yang baik. Potensi pengambil keputusan
dalam menghasilkan keputusan yang bermutu merupakan kualitas potensial dari
keputusan. Ketidaktahuan pengambil keputusan dalam pengambilan keputusan
yang bermutu akan memberikan jarak atau perbedaan antara kualitas potensial
dari keputusan dan kualitas keputusan yang sebenarnya.6
6
Ruang Lingkup, “Pengertian dan Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan,” t.t., 1–22.
11
2) Tujuan yang bersifat ganda
Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih
dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus
memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang
bersifat tidak kontradiktif.
7
Ibid,.
12
d) Pemilihan alternatif memungkinkan kelompok dapat lebih
menerima risiko dibandingkan pembuatan keputusan individual.
e) Oleh karena adanya partisipasi dalam proses pengambilan keputusan,
maka individu yang terlibat lebih termotivasi untuk melaksanakan
keputusan yang dibuat.
2. Pentingnya Kreativitas dalam Proses Pengambilan Keputusan, proses
kreatif berlangsung dalam empat tingkatan:
1) Persiapan (Preparation).
2) Inkubasi (mengembangkan, mengubah, menumbuhkan, dan
memperkokoh ide- ide).
3) Wawasan/ Pengertian (Insight)/ Momen Inspirasi.
4) Verifikasi (Meliputi Peninjuan Dan Pemeriksaan).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19