Anda di halaman 1dari 18

“Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah”

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah

Total Quality Management (TQM)

Dosen Pembimbing

Mun Yah Zahiroh, SE., M.B.A

Kelompok (ES.H)

1) Hertina Sari Widarto 401200219


2) Iik Nalurita Indah 401200221
3) Ilham Antony Saputra 401200222
4) Kristin Rista Rahmadani 401200227
5) Linda Rahma Wati 401200230
6) Muhammad Azizul Ashar 401200248

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah karena rahmat


dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul
“Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah” dengan baik. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah TQM yang telah memberikan
materi untuk kami jadikan makalah.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa ada banyak kesalahan dan


kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat dan pengetahuan bagi kita semua.

Ponorogo, Maret 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1 Definisi dan Proses Pengambilan keputusan ................................................. 2

2.2 Metode Pemecahan dan Pencegahan Timbulnya Masalah ............................ 4

2.3 Alat- Alat Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan ..................... 8

2.4 Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah Secara Ilmiah ............. 10

2.5 Aspek-aspek dalam Pengambilan Keputusan .............................................. 12

BAB III ................................................................................................................. 18

PENUTUP ............................................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18

3.2 Saran ............................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tidak akan luput dari


masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen.
Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari
pihak internal maupun pihak eksternal.

Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting


yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah jauh
lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan masalah saja, aktivitas-aktivitas
lain seperti komunikasi juga sama pentingnya. Akan tetapi, pemecahan masalah
merupakan salah satu aktivitas utama yang seringkali menentukan berhasil
tidaknya karier manajemen.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui Definisi dan Proses Pengambilan Keputusan


2. Mengetahui Metode Pemecahan dan Pencegahan Timbulnya Masalah
3. Mengetahui Alat-alat Pemecahan Masalah
4. Mengetahui Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah secara
Ilmiah
5. Mengetahui Aspek-aspek dalam Pengambilan Keputusan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Proses Pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari


administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian
awal dari fungsi perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan pertimbangan
dan memerlukan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman. Urutan-
urutan langkah- langkahnya dalam Oteng (1993) yaitu sebagai berikut:1

a. Merumuskan Persoalan Keputusan.


Perumusan masalah ini menjadi penting sebagai batasan dari
proses pengambilan keputusan yang akan dibuat.
b. Mengumpulkan Informasi.
Informasi yang dimaksud di sini adalah tentang penyebab dari
munculnya masalah di atas. Mengidentifikasi penyebab masalah yang
muncul bisa memberikan gambaran yang lebih jelas dan bisa
mempersempit atau memfokuskan tindakan pemecahan masalah yang
akan diambil.
c. Mencari Alternatif Tindakan.
Seperti dijelaskan di atas, informasi akan memberikan langkah
konkret yang akan diambil dalam memecahkan masalah yang ada.
Langkah tersebut disebut dengan tindakan. Tindakan dibuat atas beberapa
pilihan sebagai alternatif pilihan tindakan. Hal ini dilakukan untuk
memberikan pilihan atas tindakan yang akan memberikan hasil atau cara
yang paling diinginkan.
d. Melakukan Analisis Alternatif Yang Mungkin Dilakukan (Feasible).

1
Oteng Sutisna, Administrasi pendidikan: dasar teoritis untuk praktek profesional (Angkasa,
Bandung, 1983).

2
Analisis atas berbagai alternatif tindakan dilakukan berdasarkan
kemungkinan pada situasi masa depan bilamana tindakan tertentu dipilih.
Hasil analisis sangat memudahkan pengambil keputusan di dalam memilih
alternatif yang terbaik. Karenanya, kegiatan analisis berusaha memisahkan
mana alternatif yang harus dipertahankan karena memenuhi syarat tertentu
dan mana yang harus ditinggalkan karena tidak memenuhi syarat.
e. Pilih Alternatif Terbaik.
Mengambil keputusan pada akhirnya harus memilih salah satu dari
berbagai alternatif tindakan. Dasar dari pemilihan alternatif ini adalah
tujuan dari suatu keputusan dibuat. Misalnya seorang pedagang ingin
memaksimumkan keuntungan maka akan diambil keputusan yang akan
memberikan keuntungan tertinggi.
f. Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Setelah dipilih alternatif terbaik, pada akhirnya keputusan akan
dijalankan. Proses selama keputusan dijalankan akan dilakukan evaluasi
sebagai bahan masukan atas proses pengambilan keputusan dan evaluasi
terhadap pilihan tindakan yang dijalankan

Pendapat di atas, menegaskan bahwa sebenarnya proses pengambilan


keputusan adalah proses pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk
mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Bila dilakukan secara nalar, memang
proses ini lebih panjang dan makan waktu, namun kemungkinan kesalahannya
dapat diperkecil.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa proses


pengambilan keputusan terdiri dari berbagai tindakan yang memanfaatkan
berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
dalam kehidupan berorganisasi. Oleh karena itu, pengambilan sebuah keputusan
bukanlah sebuah hal yang mudah, Karena sebuah keputusan adalah permulaan
dari sebuah risiko. Benar, setiap keputusan mengandung sebuah risiko, yang mau

3
tak mau harus dihadapi ke depannya, terutama oleh sang pengambil keputusan,
yaitu manajer.2

2.2 Metode Pemecahan dan Pencegahan Timbulnya Masalah

Masalah adalah segala situasi dimana apa yang terjadi tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan, semakin besar perbedaan tersebut semakin besar pula
permasalahannya. Dalam hal ini ada dua model untuk pemecahan masalah yang
sekaligus mengarah pada perbaikan berkesinambungan. Kedua model tersebut
adalah:

1. Siklus Deming

Terdiri atas empat komponen utama yang masing-masing dapat terperinci


menjadi beberapa langkah. Salah satu murid Deming, yaitu William W.
Scherkenbach menguraikan model tersebut sebagai berikut.

1) Mengembangkan Rencana Untuk Perbaikan (PLAN).


Meskipun belum terjadi masalah, sebaiknya disusun rencana
perbaikan, terutama yang berkaitan dengan proses. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan gambaran dan proyeksi perbaikan ke depan. Rencana
perbaikan ini meliputi empat langkah berikut:
a) Mengidentifikasi peluang dilakukannya perbaikan
b) Mendokumentasikan seluruh proses yang ada saat ini
c) Menciptakan visi proses yang akan dan atau diperbaiki
d) Menentukan cakupan usaha perbaikan.
2) Melaksanakan Rencana Yang Dibuat (DO).

Rencana yang disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari


skala kecil selama periode waktu tertentu. Melaksanakan rencana yang dibuat
(DO) merupakan tahap penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut.

2
Ahmad Rifai dan Hade Afriansyah, “Proses Pengambilan Keputusan,” 2019.

4
a) Prioritaskan Tugas. Tentukan tugas apa yang paling penting dan
mendesak untuk diselesaikan terlebih dahulu.
b) Buat Jadwal. Buatlah jadwal yang terperinci dan realistis untuk
melaksanakan setiap tugas yang telah diprioritaskan. Jadwal harus
mencakup waktu mulai dan selesai setiap tugas dan waktu istirahat
yang diperlukan.
c) Bersiap. Persiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
setiap tugas seperti alat dan bahan yang diperlukan.
d) Fokus. Hindari gangguan dan fokus pada tugas yang sedang
dilakukan.
e) Evaluasi. Periksa setiap tugas setelah selesai untuk memastikan
bahwa semuanya telah diselesaikan dengan baik dan efektif.
f) Terus Bergerak Maju. Jangan terlalu lama menghabiskan waktu pada
satu tugas. Setelah tugas selesai, segera pindah ke tugas berikutnya
yang telah diprioritaskan.
g) Tetap Fleksibel. Tetap terbuka terhadap perubahan dan adaptasi jika
ada keadaan yang tidak terduga atau halangan yang muncul dalam
melaksanakan rencana.

3) Memeriksa hasil yang dicapai (CHECK)


Hasil implementasi rencana diperiksa dan dicatat akan dijadikan
dasar bagi langkah penyesuaian dan perbaikan.
4) Melakukan penyesuaian bila diperlukan (ACT)
Langkah selanjutnya adalah mengulangi siklus untuk rencana
perbaikan selanjutnya dengan kembali pada komponen pertama (PLAN)
dari model Deming.
2. Metode Perry Johnson

Metode ini merupakan pendekatan yang dapat diterapkan dalam TQS


sehubungan dengan 3 karakteristik berikut.

1) Mengutamakan kerja sama tim dalam pemecahan masalah

5
2) Berfokus pada perbaikan berkesinambungan
3) Memperlakukan maslah sebagai sesuatu yang wajar atau normal karena
adanya perubahan.

Sedangkan, metode pemecahan masalah Perry Johnson meliputi langkah-


langkah berikut.

1. Membentuk Tim Pemecahan Masalah.

Dasar pemikiran yang melandasi perlunya pembentukan tim adalah


dengan menggabungkan pengalaman, kemampuan khas, dan pandangan dari
beberapa individu. Pertimbangan mengenai susunan tim harus didasarkan pada
kebutuhan, ukuran, dan kondisi organisasi.

2. Mendiskusikan Daftar Masalah Yang Dihadapi.

Masalah harus ditanggapi secara sistematis. Ada beberapa pertanyaan


yang sangat menolong dalam rangka menyusun suatu daftar masalah. Diantaranya
adalah sebagai berikut.

a) Apa yang sering dijumpai dalam kebanyakan masalah anda?


b) Apa saja yang terhambat oleh adanya penundaan/keterlambatan?
c) Apa saja yang sering kali memerlukan lembur?
d) Apa saja yang memerlukan banyak orang?
e) Apa saja yang memerluka banyak kesibukan?
f) Apa saja yang memerlukan banyak pengerjaan uilang?
g) Formulir, laporan atau catatan apa saja yeng memuat informasi
yang tidak perlu?
h) Operasi mana yang dapat dikombinasikan dengan operasi yang
lain agar menghemat waktu?

3. Membatasi Daftar Masalah.

Hal ini bertujuan untuk memisahkan antara masalah dengan gejala, untuk

6
menentukannya diperlukan perbandingan dengan tiga kriteria berikut:

a) Ada standar untuk membandingkan setiap persoalan.


b) Perbedaan yang ada antara kinerja aktual dengan standar merupakan
perbedaan yang tidakdiharapkan
c) Perbedaan tersebut didukung dengan fakta

4. Mendefinisikan Masalah.

Definisi masalah terdiri atas dua bagian, yaitu gambaran tentang


kondisi atau keadaan dan gambaran mengenai perbedaan yang ada3. Terdapat
beberapa alasan perlunya dilakukan penentuan atau definisi masalah, yaitu: Jika
masalah ditentukan dengan baik, maka definisi tersebut akan menunjukan
pokok permasalahan yang dihadapi. Definisi masalah yang buruk akan
cenderung membatasi pikiran dalam mencari pemecahan

5. Memilih Dan Memprioritaskan Masalah Yang Akan Diatasi.

Setelah masalah didefinisikan, tim dapat memprioritaskan masalah yang


akan ditangani. Perry Johnson menyarankan penggunaan Problem Priority
Matrix. Extended number diperoleh dengan mengalikan rangking manfaat dengan
rangking usaha.

6. Mengumpulkan Informasi Mengenai Masalah Yang Dihadapi.

Bila masalah telah diprioritaskan, pendekatan yang harus dilakukan adalah


mengumpulkan semua informasi yang tersedia mengenai masalah tersebut.

7. Berusaha Menemukan Solusi Optimal.

Langkah yang pertama kali dilakukan adalah membuat definisi solusi yang

3
Titin Purwaningsih, Mendefinisikan Masalah dalam Penelitian Sosial, Jurnal Sosiologi, vol. 19,
no. 2 (2016): hlm. 137-145.

7
secara jelas menerangkan pengaruh dari solusi tersebut.

8. Implementasi Solusi Optimum.

Langkah ini merupakan langkah yang paling krits. Agar implementasi


solusi dapat efektif, diperlukan pendekatan sistematis yang mengembangkan
rencana tindakan dengan mencak upkomponen berikut:

d) Tindakan yang akan dilakukan


e) Metode pelaksanaa setiap tindakan
f) Sumber daya yang dibutuhkann bagi setiap tindakan
g) Kebutuhan khusus dalam setiap tindakan
h) Batas waktu setiap tindakan

Untuk meningkatkan efektivitas penerapan metode Perry Johnson,


prinsip- prinsip pemecahan masalah tim, berikut ini patut dipahami.

a) Usaha untuk diarahkan pada mengatasi halangan/ rintangan.


b) Fakta yang ada harus digunakan walaupun tidak memadai.
c) Langkah awal dari suatu masalah adalah perbnyak kemungkinan
d) Situasi masalah harus disesualikan dengan situasi pilihan
e) Pemilihan situasi harus disesuaikan dengan situasi masalah yang
dihadapi.

2.3 Alat- Alat Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan

Alat untuk mengembangkan ide, yaitu:

 Lembar Pengecekan (check sheet)


Lembar Pengecekan (check sheet) adalah suatu metode yang terorganisir,
yang didesain untuk mencatat data. Lembar pengecekan (check sheet)
membantu analisis dalam menentukan fakta ataupun pola yang mungkin
dapat membantu analisis selanjutnya.

8
 Diagram Sebar (scatter diagram)
Diagram Sebar (scatter diagram) adalah alat yang berfungsi melakukan
pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara dua variabel dan
menentukan jenis hubungannya. Hubungan tersebut dapat berupa positif,
negatif, ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Diagram
Sebar (scatter diagram) adalah gambaran grafis yang terdiri dari
sekumpulan titik dari nilai sepasang variabel (variabel x dan variabel y).
 Diagram Sebab-Akibat
Diagram Sebab-Akibat digunakan untuk mengidentifikasi serta
menunjukkan hubungan sebab dan akibat untuk menemukan akar
penyebab dari suatu permasalahan.

Alat untuk mengatur data, yaitu:

 Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan bahwa masalah
berdasarkan pada urutan banyaknya jumlah kejadian, mulai dari
permasalahan yang paling banyak terjadi hingga pada permasalahan yang
frekuensinya terjadi paling sedikit.
 Diagram Proses atau Diagram Alir (flow chart)
Diagram Proses atau Diagram Alir (flow chart) adalah diagram yang
menjelaskan tentang lanfkah-langkah dalam sebuah proses atau sistem
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram proses
membuat grafik dari tahap-tahap tersebut.

Alat untuk mengidentifikasi masalah, yaitu:

 Histogram
Histogram adalah sebuah distribusi yang menunjukkan frekuensi kejadian
sebuah variabel. Dengan histogram dapat memberikan informasi mengenai

9
variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat
keputusan untuk upaya peningkatan proses yang berkesinambungan.
 Pengendalian Proses secara Statistik atau Statisstical Process Control
(SPC)
Statisstical Process Control (SPC) digunakan untuk mengukur dan
mengontrol suatu proses dari produksi. Alat dan prosedur ini dapat
membantu dalam memantau suatu proses, menemukan suatu masalah
dalam sistem internal, dan juga solusi suatu masalah dalam proses
produksi.4

2.4 Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah Secara Ilmiah

Konsep Total Quality Management (TQM) mempunyai karakteristik


sebagai berikut: fokus pada pelanggan baik pelanggan internal maupun eksternal,
memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas, menggunakan pendekatan ilmiah
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, memiliki komitmen
jangka panjang, membutuhkan kerjasama tim (teamwork), memperbaiki proses
secara berkesinambungan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan,
memberikan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan tujuan, dan adanya
keterlibatan dan pemberdayaan SDM. Pendekatan ilmiah sangat di perlukan
dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan
yang didesain tersebut. Dengan demikian data di perlukan dan dipergunakan
dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan
perbaikan. Pendekatan ini diperlukan ketika terdapat masalah yang segera perlu
dicarikan solusi yang tepat.5

4
Pandu Soetjitro, “Instrumen Total Quality Management (Tqm) Sebagai Pilihan Alat
Pengendalian,” Jurnal unimus 6, no. 2 (2010): 1–12.
5
Lailatul Maghfiroh, “View of Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah melalui Total
Quality Management (TQM) di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta,” TA‟LIM : Jurnal
Studi Pendidikan Islam 1, no. 1 (2018): 19–39.

10
Keputusan yang diambil melalui cara pengambilan keputusan yang baik
tentunya akan menghasilkan keputusan yang bermutu. Semakin mahir seseorang
dalam menentukan keputusan yang bermutu, semakin meningkat kualitas dari
suatu keputusan. Mutu keputusan yang semakin meningkat akan semakin
meyakinkan orang lain tentang keputusan yang diambil. Seorang pengambil
keputusan, bisa menghasilkan keputusan yang bermutu bila dia mengetahui
metode-metode pengambilan keputusan yang baik. Potensi pengambil keputusan
dalam menghasilkan keputusan yang bermutu merupakan kualitas potensial dari
keputusan. Ketidaktahuan pengambil keputusan dalam pengambilan keputusan
yang bermutu akan memberikan jarak atau perbedaan antara kualitas potensial
dari keputusan dan kualitas keputusan yang sebenarnya.6

1. Menurut George R. Terry


Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku
(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1) Tujuan yang bersifat tunggal


Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu
masalah, artinya sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan
masalah lain.

6
Ruang Lingkup, “Pengertian dan Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan,” t.t., 1–22.

11
2) Tujuan yang bersifat ganda
Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih
dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus
memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang
bersifat tidak kontradiktif.

Pengambilan keputusan tentunya dilakukan secara ilmiah, artinya


berdasarkan kaidah atau metode ilmiah. Metode ini digunakan agar hasil dari
pengambilan keputusan bersifat objektif, sehingga memberikan hasil yang
optimal. Salah satu metode pengambilan keputusan yang berdasarkan metode
ilmiah adalah berdasarkan Pengambilan Keputusan Manajemen. Metode ini
menggunakan berbagai data, alat, dan teknik statistika. Dengan menggunakan
pendekatan ilmiah: pengambilan keputusan lebih didasarkan pada data daripada
dugaan, mencari sumber penyebab suatu masalah, bukan bereaksi pada gejala, dan
mencari solusi permanen, bukannya mendasarkan pada perbaikan dalam waktu
singkat 7.

2.5 Aspek-aspek dalam Pengambilan Keputusan

1. Keterlibatan Karyawan Dalam Proses Pengambilan Keputusan

Dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan, pembentukan


kelompok inimemiliki beberapa kebaikan, antara lain :

a) Dalam pengembangan tujuan, kelompok dapat memberikan sumbangan


pemikirandan pengetahuan yang lebih besar.
b) Dalam identifikasi alternatif, usaha- usaha individual para anggota
kelompok dapat memungkinkan pencarian yang lebih luas dalam
berbagai fungsionalorganisasi.
c) Dalam evaluasi alternatif, kelompok memiliki kerangka pandangan
yang lebih luas.

7
Ibid,.

12
d) Pemilihan alternatif memungkinkan kelompok dapat lebih
menerima risiko dibandingkan pembuatan keputusan individual.
e) Oleh karena adanya partisipasi dalam proses pengambilan keputusan,
maka individu yang terlibat lebih termotivasi untuk melaksanakan
keputusan yang dibuat.
2. Pentingnya Kreativitas dalam Proses Pengambilan Keputusan, proses
kreatif berlangsung dalam empat tingkatan:
1) Persiapan (Preparation).
2) Inkubasi (mengembangkan, mengubah, menumbuhkan, dan
memperkokoh ide- ide).
3) Wawasan/ Pengertian (Insight)/ Momen Inspirasi.
4) Verifikasi (Meliputi Peninjuan Dan Pemeriksaan).

 Strategi Merangsang Kreativitas:

1) Idea Vending: Strategi ini dilaksanakan dengan melakukan tinjuan


literature dalam bidang masalah yang dihadapi dan
menghimpun ide- ide yang terdapat dalam literatur tersebut.
2) Listening: Strategi ini dilaksanakan dengan mendengarkan
setiap ide- ide yang baik maupun yang buruk serta permasalahan
yang dihadapi karyawan di tempat kerja.
3) Idea Attribution : Strategi ini dilakukan dengan jalan memberikan
semacam gambaran atau potongan- potongan ide dan kemudian
mendorong para karyawan untuk mengembangkan menjadi
penuh.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah tentang pengambilan keputusan dan pemecahan


masalah, dapat disimpulkan bahwa kedua hal ini merupakan proses yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi maupun
profesional. Pengambilan keputusan adalah proses memilih satu opsi dari
beberapa opsi yang tersedia dengan mempertimbangkan informasi yang ada.
Sedangkan, pemecahan masalah adalah proses mencari solusi terbaik untuk suatu
masalah yang dihadapi. Kesimpulannya, pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan. Dengan
menggunakan teknik-teknik yang tepat, serta mempertimbangkan faktor-faktor
yang relevan, seseorang dapat membuat keputusan yang tepat dan menyelesaikan
masalah dengan efektif.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan dan wawasan kepada


pembaca. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna
perbaikan makalah ini. Sehingga makalah ini lebih bermanfaat dalam proses
belajar mengajar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2015). Total Quality Management. Jakarta: Rineka Cipta.

Dadan Umar, Daihani. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Elex


Media Komputindo., 2001.Handoko, T. H. (2009). Manajemen.
Yogyakarta: BPFE.

Darmawan, A. (2014). Konsep dan Aplikasi Total Quality Management. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Gaspersz, V. (2013). Total Quality Management: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Lailatul Maghfiroh. “View of Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah


melalui Total Quality Management (TQM) di Madrasah Ibtidaiyah Wahid
Hasyim Yogyakarta.” TA‟LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam 1, no. 1
(2018): 19–39.Sutrisno, E. (2013). Total Quality Management (TQM)
untuk Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Produk. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Lingkup, Ruang. “Pengertian dan Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan,” t.t.,


1–22.

Rifai, Ahmad, dan Hade Afriansyah. “Proses Pengambilan Keputusan,” 2019.

Sambas, A. (2014). Total Quality Management dalam Industri Kreatif. Jakarta:


Penerbit PT Elex Media Komputindo.

19

Anda mungkin juga menyukai