Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Pengambilan Keputusan

Oleh Kelompok 6 :

1. Nurul Al Qhisti (2019031030)


2. Nanda Wulan Sari (2019031029)
3. Savira Safa Kamila (2019031037)
4. Dini Handayani
5. Lisa arista

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


YAYASAN ADMINISTRASI INDONESIA
JAKARTA 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan petunjuknya, karena kami dapat menyelesaikan tulisan ini yang
berupa makalah dengan judul “Realisasi Pancasila” guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang diberikan oleh Bapak Moh.Hidayat,S.Ag.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan maupun kekurangan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang di sajikan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang terkait sangat di harapkan agar
makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Tidak lupa pula kami haturkan permohonan maaf sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang salah dan tidak sesuai.

Jakarta, 01 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................3

1. Latar Belakang Masalah.................................................................................3


2. Rumusan Masalah..........................................................................................4
3. Tujuan Penulisan............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5

1. Pengertian Pengambilan Keputusan...............................................................5


2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan..................................................6
3. Ciri-Ciri Pengambilan Keputusan..................................................................7
4. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan............................................................8
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan......................10
6. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan...............................................................11
7. Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan................................................................13
8. Konsep dan Kriteria Pengambilan Keputusan...............................................14
9. Proses dan Tahapan Pengambilan Keputusan................................................17
10. Melaksanakan dan Mengevaluasi Keputusan................................................22

BAB III PENUTUP....................................................................................................23

1. Kesimpulan....................................................................................................23
2. Saran...............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah luput dari masalah.
Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau dari
kehidupan sehari-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun pihak
eksternal. Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak
eksternal lebih berbahaya sehingga di prioritaskan untuk segera diselesaikan, sedangkan
masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah suatu pandangan
yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan / instansi /organisasi.
Karena masalah yang harus kita waspadai dan harus segera kita selesaikan adalah masalah
yang datangnya dari internal. Kita lihat saja partai politik sekarang banyak yang pecah karena
disebabkan masalah di dalam internalnya, perusahaan banyak yang bangkrut karena masalah
yang datangnya dari dalam (internal). Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah
aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh lebih rumit
daripada hanya sekedar pemecahan masalah saja. Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi,
juga sama pentingnya. Akan tetapi, aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah
merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya
karier manajemen.
Keputusan (decision) adalah suatu pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan
penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena
pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai
tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat
pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses
yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses
karena terdiri atas satu seriaktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan
bijaksana. Manajemen membutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan
mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan informasi
untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang

4
berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan
informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi
harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe
keputusannya. Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengambilan keputusan?
2. Apa fungsi dan tujuan pengambilan keputusan?
3. Apa saja ciri-ciri pengambilan keputusan?
4. Apa dasar-dasar pengambilan keputusan?
5. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
6. Apa jenis-jenis pengambilan keputusan?
7. Apa tipe-tipe pengambilan keputusan?
8. Apa saja konsep dan kriteria pengambilan keputusan?
9. Bagaimana proses dan tahapan pengambilan keputusan?
10. Bagaimana melaksanakan dan mengevaluasi keputusan?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penegrtian pengambilan keputusan.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri pengambilan keputusan.
4. Untuk mengetahui dasar-dasar pengambilan keputusan.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan.
7. Untuk mengetahui tipe-tipe pengambilan keputusan.
8. Untuk mengetahui konsep dan kriteria pengambilan keputusan.
9. Untuk mengetahui cara proses dan tahapan pengambilan keputusan.
10. Untuk mengetahui cara melaksanakan dan mengevaluasi keputusan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan,
dan seterusnya mengenai unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu antara beberapa
alternative yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa seorang
kepemimpinan itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil
keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat
diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus
ditegakan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga
dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama,
menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, terdapat beberapa pengertian keputusan yang telah disampaikan oleh para
ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Menurut Ralp C. Davis
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus menjawab
pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.
Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari
rencana semula.
B. Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi
itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau
mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah.

6
Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewengan dari hukum situasi.
C. Menurut G. R. Terry
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan
kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
D. Menurut Harold dan Cyril O’Donnell
Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif
mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat
dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.

2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki
fungsi antara lain :

 Awal dari semua aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara individual
maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.
 Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yg
akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu :

o Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya


menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada
kaitannya dgn masalah lain.
o Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu menyangkut
lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yg diambil itu sekaligus
memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat tidak kontradiktif.

7
3. Ciri-Ciri Pengambilan Keputusan

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri pengambilan keputusan, terdiri atas:

1. Proses Keputusan
Keputusan adalah suatu proses yang terus menerus (continue), sebab kalau tidak adanya
suatu proses yang berkesinambungan berarti tidak adanya hubungan dengan keputusan
tersebut. Apabila tidak ada tindakan lebih lanjut maka keputusan itu tidak mempunyai arti.
Sifat daripada pengambilan keputusan ini dapat dipertimbangkan dengan faktor waktu
yang dapat dibagi menjadi :
a. Pertimbangan waktu yang lampau, di mana masalah itu timbul dan informasi dapat
dikumpulkan.

b. Waktu sekarang di mana keputusan itu dibuat.


c. Waktu yang akan datang di mana keputusan dilaksanakan, dan diadakan penilaian.
Rangkaian keputusan tersebut diambil oleh sejumlah individu yang berbeda. Faktor waktu
ditambah dengan rangkaian sifat-sifat adalah merupakan suatu komponen daripada proses,
yang merupakan dasar daripada pengambilan keputusan.

2. Konsep Ikatan
Kalau suatu keputusan menyangkut sejumlah besar orang-orang, maka hal yang penting
adalah kemampuan untuk menghadapi reaksi dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan
dengan kedua belah pihak itu.

Hasil daripada syarat-syarat yang telah ditentukan dalam keputusan yang baik dapat
digambarkan sebagai suatu kesimpulan: keputusan itu akan sukses apabila menimbulkan
suatu ikatan antara pengambil keputusan dengan keputusannya. Berhasil atau tidaknya
suatu organisasi disebabkan karena cara bekerjanya keputusan itu sendiri. Ikatan akan
timbul karena orang-orang di dalam organisasi berusaha untuk menyesuaikan dan
melaksanakan keputusan itu.
Keputusan itu bersifat berkesinambungan karena adanya unsur dinamis dan
pengharapan-pengharapan daripada orang-orang yang ada di dalam organisasi itu.
Keputusan itu juga sering  menimbulkan perubahan antara satu bidang yang akan
mempengaruhi terhadap bidang lain. Misalnya : Suatu keputusan kenaikan harga bensin
akan mempengaruhi biaya angkutan/transport.

8
3. Penilaian
Faktor penilaian di dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan atas  2 hal :
 Pimpinan (pengambil keputusan) menghadapi suatu pertanyaan pilihan antara 2 atau
lebih alternatif.
 Masalah daripada hasil keputusan itu sendiri yang telah diambil.
Pemilihan daripada pengambil keputusan (pimpinan) tidak atas dasar pertimbangan, tetapi
atas dasar beberapa alternatif yang oleh pengambil keputusan dianggap penting. Adapun
yang merupakan pertimbangan pokok bagi Pimpinan dalam pengambilan keputusan  tidak
hanya didasarkan kepada pribadinya, pengalamannya, pengabdiannya dan kecakapannya,
tetapi sebagai unsur yang penting ialah pertimbangan dari orang-orang yang membantunya
(sifatnya) dalam memberikan saran-sarannya.
Dengan demikian maka terdapat dua unsur yang mempengaruhi terhadap keputusan itu
yaitu :
1. Kepentingan pribadinya, dan
2. Kepentingan organisasi yang akan bersama-sama menjadi pertimbangan, sekalipun
dua faktor penilaian itu sangat kompleks.

Dalam menghadapi masalah ini Pimpinan harus mengadakan penilaian daripada


keputusan-keputusan yang lampau dan mengadakan penilaian pula terhadap hal-hal yang
relelvan dalam waktu yang sekarang ini, dan meneliti akibat yang akan timbul dalam
waktu yang akan datang.

4. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Dasar Pengambilan Keputusan harus dimulai dengan prosedur dan teknik serta
didukung oleh informasi yang akurat, benar dan tepat waktu. Ada faktor yang  dapat
digunakan dalam tahap pengambilan keputusan yang sangat berhubungan dari permasalahan
itu sendiri.

a. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan
berdasarkan pandangan yang sifatnya personal, pengambilan keputusan berdasarkan
intuisi ini mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.

9
Kebaikanya antara lain :
 Waktu yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan relative lebih
singkat.
 Untuk masalah yang masalahnya terbatas, pengambilan keputusan dapat
memberikan solusi berupa keputusan pada umumnya dalam pemecahan masalah.
 Kemampuan dalam mengambilan keputusan dari pengambilan keputusan itu
sendiri akan berpengaruh, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahanya antara lain :
 Keputusan yang diperoleh relative kurang tepat.
 Sangat sulit dalam mencari alat perbandingan, sehingga sulit diukur dari segi
kebenaran dan keakuratan.

 Dasar – dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali di acuhkan.

b. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah dapat memberi manfaat yang
positif dalam berbagai pengetahuan yang baik, dapat dengan pengalaman yang di
miliki seseorang maka dapat memecahkan keadaan sesuatu permasalahan dan dapat
memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang akan di ambil
dalam suatu keputusan.
c. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang harus dilakukan oleh atasan dengan
bawahannya atau orang yang lebih tinggi jabatannya kepada orang lebih rendah
jabatannya. Pengambilan keputusan menurut wewenang juga memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan :
 Kebanyakan dalam penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan
tersebut secara sesuai ataukah tidak sesuai.
 Keputusannya harus bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan konsisten.
 Memiliki keaslian (kemurnian).
Kelemahan :
 Dapat menimbulkan sifat sehari-hari
 Memahami dengan melakukan dictatorial

10
 Biasa melewati permasalahan yang seharusnya bisa dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kesalahan.

d. Fakta
Pengambilan keputusan bedasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan
keputusan yang sehat yang nyata sehingga dapat menimbulkan dampak yang solid
dan baik di dalam internal-eksternal.

e. Rasional
Pada tahap dalam pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang
telah dihasilkan bersifat nyata, logis, lebih jelas, konsisten untuk memaksimalkan
hasil atau nilai dalam batas permasalahan tertentu, sehingga akan dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada beberapa hal yg
harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional :
 Kepastian dalam masalah
 Orientasi tujuan yang di tentukan
 Pengetahuan alternative sebagai cara pemecahan masalah
 Preferensi yang akurat dan jelas
 Hasil harus maksimal dalam tujuan.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

 POSISI/KEDUDUKAN

Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal
berikut:

 Letak posisi, Dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision
maker),penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
 Tingkatan posisi. Dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional,
operasional, teknis.

 MASALAH

11
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan
harus diselesaikan.

 SITUASI

Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan
yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak
kita perbuat. Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:

 Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau
tetap keadaanya.
 Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya
selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.

 KONDISI

Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan
sumber daya-sumber daya.

 TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan) tujuan organisasi,
maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu atau telah ditentukan. Tujuan yang
ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

6. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan

a. Keputusan Strategis
Keputusan strategis adalah keputusan untuk menjawab tantangan dan perubahan
lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang. Keputusan ini diambil oleh
manajemen atas. Keputusan Strategis mengandung karakteristik khusus yang
membedakan keputusan strategis dengan keputusan keputusan yang lain. Tujuan
keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic decision making) adalah

12
untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan kompetitif jangka panjang dapat
tercapai. Berikut adalah karakteristik khusus yang terkandung dalam Keputusan
Strategis :
1) Rare, keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat
ditiru oleh organisasi, perusahaan, atau instansi lainnya.
2) Consequential, keputusan-keputusan strategis yang memasukan sumber daya
penting dan menuntut banyak komitmen dari instansi terkait.
3) Directive, keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat
ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa yang akan
datang untuk organisasi secara keseluruhan.
b. Keputusan Administratif / Taktik
Keputusan Administratif / Taktik adalah keputusan yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya (keuangan, teknik). Keputusan ini diambil oleh manajemen
menengah. Pengambilan keputusan taktis (tactical decision making) terdiri dari
pemilihan di antara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas yang
dapat dilihat. Menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari harga
jual normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba tahun
ini merupakan suatu contoh. Beberapa
keputusan taktis cenderung bersifat jangka pendek seringkali mengandung
konsekuensi jangka panjang. Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan
strategis (strategic decision making) adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga
keunggulan kompetitif jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan keputusan taktis
harus mendukung tujuan keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka
pendek (menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil
(memproduksi sendiri daripada membeli komponen).
c. Keputusan Operasional
Keputusan Operasional adalah keputusan yang berkaitan dengan kegiatan
operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen bawah. Keputusan
operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang dimabil oleh para
manajer puncak (Drummond, 1995). Keputusan operasional ini dilakukan untuk
menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari atau dilakukan dalam rutinitas organisasi
demi berjalannya organisasi tersebut. Keputusan ini biasanya diputuskan tanpa
meminta pendapat dari pimpinan terlebih dahulu, jadi langsung diputusankan saat itu

13
juga. Contoh: customer service yang harus melayani setiap keluhan pelanggan dan
memberikan solusi saat itu juga.

7. Tipe-Tipe Pengambilan Keputusan

Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making): adalah tindakan manajemen dalam


pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi menjadi 3 tipe:

a. Keputusan Terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang berulang-


ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.

Contoh kasus: Manajer produksi dari PT. Langit selalu melakukan kegiatan rutin
disetiap awal bulan,yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

b. Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision) adalah keputusan


yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
tersruktur.Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-
perhitungan serta analisis yang terperinci.

Contoh kasus: Pak Darwin adalah seorang Menejer Keuangan pada PT. Arta.
Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam
menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan
penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum
melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak
merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk
menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat

14
c. Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang
tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur
tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar.Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam
pengambilan keputusan tidak terstruktur.

Contoh kasus: Pak Budi adalah seorang Presiden Direktur PT. Sejahtera. Ia harus
selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya.
Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu
ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus
bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa
efek bisa selalu stabil.

8. Konsep dan Kriteria Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan setiap manajemen harus memiliki tipe kegiatan masing-
masing,  di dalam kegiatan manajemen tersebut dihubungkan dengan tingkatannya didalam
kelompok yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Perencanaan strategis

Adalah kegiatan manajemen yang tingkatannya paling tinggi, tujuannya sebagai proses
pemecahan evaluasi lingkungan diluar organisasi, penerapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi-strategi yang ingin diambil oleh perusahaan.

2. Pengendalian manajemen

Adalah suatu system yang dapat digunakan untuk mempengaruhi bahwa organisasi telah
menjalankan strategi yang telah ditentukan secara baik dan efisien. Tingkatan ini disebut juga
tingkatan strategi  yang artinya bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan
strategi supaya perencanaan strategisnya berjalan dengan lancar. strategi ini bersifat jangka
pendek biasanya ± 2 tahun. Kegiatan yang telah dilakukan pada tingkatan ini terdiri dari :

15
pembuatan program kerja, penyusunan anggaran dalam pendapatan, pelaksanaan tahapan dan
pelaporan dan analisis.

3. Pengendalian operasi

Adalah system untuk meyakinkan bahwa setiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara baik
dan eifisien, ini adalah penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen,
kegiatan ini dilakukan dibawah proses pengendalian manajemen dan berfokus pada tugas-
tugas tingkat bawah.

Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku


para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:

a. Nilai-nilai Politik

Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang


dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya atau bagi
kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya. Keputusan-
keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini bukan mustahil dibuat
demi keuntungan politik’ dan kebijaksanaan dengan demikian akan dilihat sebagai instrumen
untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau untuk mencapai tujuan dan kepentingan
dari partai politik atau tujuan dari kelompok kepentingan yang bersangkutan.

b. Nilai-nilai organisasi

Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam mengambil
keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di dalamnya’ Organisasi,
semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai bentuk ganjaran dan sanksi dalam
usahanya untuk memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-
nilai yang telah digariskan oleh organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada, orang-
orang yang bertindak selaku pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan
dipedomani oleh pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat
untuk melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar program-
program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan kekuasaan dan hak-hak
istimewa yang selama ini dinikmati.

16
c. Nilai-nitai Pribadi

Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau kebutuhan
finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakan- oleh para pembuat
teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.

Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu yang
menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian perizinan atau
penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas mempunyai kepentingan
pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang mengatakan di depan para wartawan bahwa
ia akan menggebut siapa saja yang bertindak inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan pribadinya’misalnya agar ia mendapat tempat terhormat dalam
sejarah bangsa sebagai seseorang yang konsisten dan nasionalis.

d. Nilai-nilai Kebijaksanaan

Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita mempunyai
anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para pengambil keputusan
politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh pertimbangan-penimbangan demi
keuntungan politik, organisasi atau pribadi. Sebab, para pembuat keputusan mungkin pula
bertindak berdasarkan atas penepsi mereka terhadap kepentingan umum atau keyakinan
tertentu mengenai kebijaksanaan negara apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar.
Seorang wakil rakyat yang mempejuangkan undang-undang hak kebebasan sipil mungkin
akan bertindak sejalan dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral
benar, dan bahwa persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan
negara yang diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan
menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.

e. Nilai-nilai Ideologis

Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang secara logis
saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai dunia serta berfungsi
sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya. Di berbagai negara sedang
berkembang di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah nasionalisme yang mencerminkan
hasrat dari orang-orang atau bangsa yang bersangkutan untuk merdeka dan menentukan

17
nasibnya sendiri — telah memberikan peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar
negeri maupun dalam negeri mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan,
nasionalisme telah berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat perjuangan
bangsa-bangsa di negara-negara sedang berkembang melawan kekuatan kolonial.

9. Proses dan Tahapan Pengambilan Keputusan

Dalam lingkungan perusahaan, perlu sistematika dalam mengambil keputusan.


Sistematika ini perlu supaya pengambilan keputusan dalam korporasi jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1
Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa
masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan
masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah dengan
beberapa cara. Pertama, manager secra sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua
manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang noirmal.
Tahap 2
Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan
merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer
pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3
Pegembangan Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan
pertama yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian yang
terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer
menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang

18
efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan esuatu
yang sempurna atau ideal.
Tahap 4
Evaluasi Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif,
mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi untuk
menilai efektifitas etiap alternatif.
Tahap 5
Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan
ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6
Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat
rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam
penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan
ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada
tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan
periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan
kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7
Evaluasi Hasil-Hasil. Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer
harus meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil yang diinginkan

Menurut W.H. Newman pengambilan keputusan ini menyangkut 4 (empat)


langkah/tahap pokok :
1. Menentukan diagnosa dari masalah yang sebenarnya (Diagnose the problem
properly);
2. Pikirkan satu atau lebih pemecahan yang baik (conceive of one or more good
solution);
3. Proyeksikan dan bandingkan konsekwensi daripada alternatif itu (Project and
compare the consequences of such alternative);

19
4. Berilah penilaian perbedaan dari sejumlah konsekwensi itu dan pilihlah langkah
tindakannya (Evaluate these different sets of consequences and select a course of
action).

Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas


tiga langkah utama, yaitu:
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang
dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan,
sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model
dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yang dimunculkan
pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria
berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara
lain ( Herbert A. Simon ) :
1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah
dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai
sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
2. Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode
yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan
struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan
perlakuan yang sangat khusus.

20
Menurut Elbing ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
 Identifikasi dan Diagnosa masalah.
 Pengumpulan dan Analisis data yang relevan.
 Pengembangan dan Evaluasi alternative alternatif.
 Pemilihan Alternatif terbaik.
 Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil.

Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa tahapan yang sering di gunakan oleh
para pemimpin, yaitu :

 Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)

Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau
dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam
arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus
dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan
keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak
mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan
menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan
tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki
kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan
seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.

 Pendapat Ahli (expert opinion)

Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli
(expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat

21
keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang
anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang
sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang
dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang
memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula
orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang
dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.

 Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)

Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan
metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas
dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness)
dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan
dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok
masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi akan bersaing untuk mempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya
bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses
pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya
yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.

 Kesepakatan (consensus)

Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi
mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki
keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat

22
meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut.
Selain itu metode consensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-
persoalan yang kritis dan kompleks. Namun demikian, metode pengambilan keputusan yang
dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling
menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga
metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.

10. Melaksanakan dan Mengevaluasi Keputusan

Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut
kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali
keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar.
Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata tanggung
jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya juga
memegang peranan yang penting.
Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga
mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun baiknya
suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak ada
artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan
hanya sedikit mempertimbangkan penerapan operasionalnya.
Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap
bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan evaluasi
perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian
didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan
mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan tersebut.
Jika keputusan tersebut kurang berhasil, di mana permasalahan masih ada, maka pengambil
keputusan perlu untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi.
Masing-masing tahap dari proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-
hati, termasuk dalam penetapan sasaran tujuan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan

23
perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan
keputusan pada hakikatnya sama saja dengan proses kebijakan.
Diakui oleh banyak pihak, bahwa pengambilan keputusan yang benar- benar tepat itu
memeng sulit. Namun sekedar pedoman umum cara pengambilan keputusan.

24
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalam suatu
organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari kepemimpinan. Seorang
pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan mampu megambil keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah. Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah memiliki fungsi antara lain sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia
yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secar kelompok, baik secara
institusionalnya maupun secara organisasional. Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-
macam tergantung dari permasalahannya. Secara garis besarnya proses pengambilan
keputusan terdiri atas tiga tahap yaitu penemuan masalah, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan. Dalam menghadapi masalah, hendaknya merici terlebih dahulu permasalahannya
dengan cermat. Dari masalah yang dirinci kemudian disusun manalah yang bulat dan
menyeluruh. Dunn memberikan memberikan pendapat bahwa penyusunan masalah secara
bulat melalui tiga tahap. Pertama, mengadakan konseptualisasi permasalahannya. Kedua,
mengadakan spesifikasi permasalahan dan ketiga berusaha memehami permasalahan secara
keseluruhan.
Keputusan merupakan hasil akhir yang dihasilkan dari proses diskusi secara matang oleh
pemimpin dengan bawahannya ataupun koleganya. Setiap keputusan yang baik maka akan
memberi dampak yang baik pula kedepannya

2. Saran
Disarankan kepada pembuat kebijakan agar sebelum mengeluarkan kebijakan harus
melalui proses analisis dampak dari kebijakan dan dalam pelaksanaannya secara
berkelanjutan dan konsisten.
Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam lembaga
pemerintahan merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan tahapan serta proses yang
matang dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek
dari pengambilan keputusan haruslah diperhatikan dengan tepat dan seksama.

25
DAFTAR PUSTAKA
https://bukunnq.wordpress.com/makalah-pengambilan-keputusan-secara-objektif-dan-
konstruktif/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengambilan_keputusan
https://www.academia.edu/38800889/Pengambilan_Keputusan
http://www.slideshare.net/alno-arjes/makalah-pengambilan-keputusan-dalam-manajemen

26

Anda mungkin juga menyukai