Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN PEMIMPIN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN

Dosen Pembimbing
Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Chintya Eglesyes (4213131054)
Ela Riana Br Ginting (4213131025)
Nur Fitri Fadhilah (4213131067)
Putri Tiara Sany (4212431008)
Romian Afrina Simanullang (4211131009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “ Peran pemimpin
dalam mengambil keputusan” tepat pada waktunya. Selanjutnya kami sebagai penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak Freddy Tua Musa
Panggabean, S.Pd. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan.

Dalam penulisan Makalah kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan baik pada penulisan maupun materi,maka dari itu kami mengharapakan saran dan
kritik dari para pembaca. Akhir kata kami mengucapkan Terima Kasih.

Sarimunte, 15 November 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3
2.1 Dasar Pengambilan Keputusan ...............................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Keputusan Organisasi ...........................................................................4
2.3 Proses Pengambilan Keputusan ..............................................................................5
2.4 Gaya Pengambilan Keputusan ................................................................................6
2.5 Pengaruh Pengambilan Keputusan Yang Efektif Bagi Kemajuan Organisasi .......9
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................11
3.2 Saran .......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara
intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha
pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan
sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan
baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan
manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) ( Siagian,
2008).
Salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam kepemimpinan adalah dalam hal
pengambilan keputusan; terkadang hal ini menjadi perkara yang tidak mudah bagi seorang
pemimpin untuk memutuskan suatu perkara. Terkadang ego, kepentingan, kondisi bawahan,
hal yang menjadi pokok bahasan menjadi factor-faktor yang mempengaruhi seorang
pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam makalah singkat ini, kami membahas
tentang kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang menjadi dua hal yang mutlak ada
dalam kehidupan berorganisasi pada khususnya dan kehidupan manusia secara umum selaku
makhluk social.
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi
keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi
terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja
organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan
personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi,
kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,
kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif,
kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam
organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan
mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambil
keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat
masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain, namum kenyataannya banyak pemimpin
dalam pengambilan keputusan tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang baik.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Dasar Pengambilan Keputusan ?
2. Apa Saja Jenis – Jenis Keputusan Organisasi ?
3. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan ?
4. Apa Saja Gaya Pengambilan Keputusan ?
5. Apa Pengaruh Pengambilan Keputusan yang efektif bagi Kemajuan Organisasi ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui dasar pengambilan dalam sebuah keputusan
2. Untuk mengetahui jenis jenis keputusan organisasi
3. Menambah wawasan dalam proses pengambilan keputusan
4. Mempelajari gaya pengambilan keputusan
5. Mengetahui pengaruh pengambilan keputusan yang efektif bagi kemajuan organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
George R terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam keputusan yaitu:
a. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan berdasarkan
perasaan yang sifatnya subjektif, pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung
beberapa kebaikan dan kelemahan.
b. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah memberi manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang di miliki seseorang maka dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya
keputusan yang akan di hasilkan.
c. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan.
d. Fakta
Pengambilan keputusan bedasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik.
e. Rasional
Pada pengambilan keputusan yany berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai
dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
dengan apa yang diinginkan. Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan
keputusan secara rasional :
a. Kejelasan masalah
b. Orientasi tujuan
c. Pengetahuan alternative
d. Preferensi yg jelas
e. Hasil maksimal

3
2.2 JENIS-JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI
a. Keputusan berdasarkan intuisi
Keputusan yang dibuat atas dasar intuisi atau perasaan lebih subjektif, yaitu rentan
terhadap sugesti, pengaruh eksternal, dan faktor psikologis lainnya. Membuat keputusan
berdasarkan intuisi membutuhkan sedikit waktu. Dengan masalah dampak terbatas,
pengambilan keputusan intuitif secara keseluruhan memuaskan.
Namun pengambilan keputusan ini sulit untuk mengukur kebenarannya karena sulitnya
menemukan perbandingan, dengan kata lain karena pengambilan keputusan yang intuitif
hanya dilakukan oleh satu pihak, sehingga hal-hal lain sering diabaikan.
b. Keputusan yang rasional
Keputusan rasional terkait dengan utilitas. Permasalahan yang dihadapi merupakan
permasalahan yang membutuhkan solusi rasional. Keputusan yang dibuat atas dasar premis
rasional lebih objektif. Keputusan rasional dapat diukur jika kepuasan masyarakat yang
optimal dapat dicapai dalam kerangka nilai-nilai yang diakui masyarakat saat itu.
Keputusan rasional terkait dengan utilitas. Permasalahan yang dihadapi merupakan
permasalahan yang membutuhkan solusi rasional. Keputusan yang dibuat atas dasar premis
rasional lebih objektif. Keputusan rasional dapat diukur jika kepuasan masyarakat yang
optimal dapat dicapai dalam kerangka nilai-nilai yang diakui masyarakat saat itu.
c. Keputusan berdasarkan fakta
Beberapa orang berpendapat bahwa pengambilan keputusan harus didukung dengan
fakta yang cukup. Padahal, istilah fakta pasti terkait dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah diatur secara sistematis disebut data. Sedangkan informasi
merupakan hasil pengolahan data.
Oleh karena itu, data terlebih dahulu harus diubah menjadi informasi, yang kemudian
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan berdasarkan sederet fakta, data
atau informasi yang memadai memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun
memperoleh informasi yang cukup sangatlah sulit.
d. Keputusan berdasarkan pengalaman
Terkadang dalam mengambil keputusan, pemimpin mengingat apakah permasalah
tersebut pernah terjadi sebelumnya. Untuk mengingatnya, pemimpin bisa melihat arsip
organisasi. Jika masalah yang dihadapi saat ini hampir sama dengan masalah yang pernah
ada, pengambilan keputusan dalam organisasi yang diambil bisa mengikuti keputusan yang
sudah ada.

4
Dalam kasus ini, pengalaman memang menjadi pedoman untuk menyelesaikan setiap
masalah. Kemampuan dalam memperkirakan permasalahan yang terjadi dan juga pengalaman
memang sangat membantu dalam membaca suatu permasalahan dan mencari
penyelesaiannya.
2.3 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses pengambilan keputusan diartikan sebagai tahapan yang dilakukan oleh pembuat
keputusan dalam memilih alternatif yang disediakan. Langkah sistematis yang perlu
dilakukan dalam mengambil keputusan yaitu:
1. Pengambilan keputusan :
Proses penyelesaian masalah yang menghalangi pencapaian tujuan. Agar masalah dapat
dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.
2. Mencari alternatif pemecahan :
Setelah masalah dikenali, selanjutnya mencari alternatif yang mungkin dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak
memikirkan masalah eisiensi dan efektivitas. Yang terpenting adalah mengumpulkan
sebanyak-banyaknya alternatif, dan setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan
dari yang paling diinginkan sampai yang tidak diinginkan.
3. Memilih alternatif:
Setelah alternatif tersusun, selanjutnya dilakukan pilihan alternatif yang dapat
memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan eisien. Sebelum menjatuhkan
pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
4. Pelaksanaan alternatif :
Setelah alternatif terpilih, tibalah saatnya untuk melaksanakan alternatif tersebut dalam
bentuk tindakan yang pelaksanaannya harus berdasarkan rencana, agar tujuan memecahkan
masalah dapat tercapai.
5. Evaluasi :
Setelah alternatif dilaksanakan, proses pengambilan keputusan belumlah selesai.
Pelaksanaan alternatif harus terus diobservasi, apakah hal ini berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang
dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan
alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh
negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak
diperkirakan.

5
2.4 GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Para peneliti telah mengklasifikasikan gaya pengambilan keputusan dalam berbagai cara.
Harren (1979) telah mengklasifikasikan gaya pengambilan keputusan dalam berkarir menjadi
tiga kategori:
a. Rasional, Gaya ini berciri dengan kemampuan untuk mengenali konsekuensi dari
keputusan sebelumnya untuk keputusan nanti. Hal ini membutuhkan perspektif waktu
yang panjang di mana beberapa keputusan berurutan dipandang sebagai means-end
chain, untuk memperjelas fikiran seorang individu. Individu mengantisipasi kebutuhan
untuk membuat keputusan di masa depan dan mempersiapkan mereka dengan mencari
informasi tentang diri dan situasi yang diantisipasi. Keputusan individu dilakukan
melalui dengan berhati-hati dan logis, dimana informasi yang akurat tentang situasi
diperoleh dan penilaian diri individu ialah realistis. Gaya ini merupakan pembuat
keputusan aktualisasi diri yang ideal.
b. Intuitif, Seperti dalam gaya rasional, pengambil keputusan intuitif menerima tanggung
jawab untuk pengambilan keputusan. Gaya intuitif, bagaimanapun, melibatkan sedikit
antisipasi masa depan, perilaku mencari informasi, atau mempertimbang faktor-faktor
logis. Sebaliknya, hal ini ditandai dengan penggunaan fantasi, perhatian untuk
menyajikan perasaan, dan kesadaran diri emosional sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Komitmen untuk tindakan tercapai relatif cepat, dan dasar "kebenaran" yang
dirasakan secara internal. Seringkali individu tidak dapat menyatakan secara eksplisit
bagaimana ia memutuskan sesuatu. Gaya ini cenderung menghasilkan pengambilan
keputusan yang efektif dibanding gaya rasional, karena ketidaktepatan dari waktu ke
waktu dalam keadaan internal individu dan kapasitas yang terbatas untuk secara akurat
mewakili situasi yang asing dalam fantasi.
c. Dependen, Berbeda dengan gaya rasional dan intuitif, gaya dependen ditandai dengan
penolakan tanggung jawab pribadi untuk pengambilan keputusan dan proyeksi tanggung
jawab yang di luar diri. Individu sangat dipengaruhi oleh harapan dan keinginan
pemerintah dan rekanrekan miliki tentang dia. Individu tersebut cenderung pasif dan
patuh, memiliki kebutuhan tinggi untuk persetujuan sosial dan untuk memahami
lingkungan menyediakan pilihan terbatas. Meskipun gaya ini dapat mengurangi
kecemasan terkait dengan pengambilan keputusan, ada kemungkinan untuk pada
akhirnya mengakibatkan kurangnya pemenuhan atau kepuasan pribadi.
Selain itu, Scott dan Bruce (1995) perpanjangkan kategori gaya pengambilan keputusan
untuk menyertakan gaya keempat dan kelima,

6
d. Avoidan, avoidan ditandai dengan upaya untuk menghindar pengambilan keputusan.
e. Spontan, memiliki rasa kesegeraan dan keinginan untuk melalui proses pengambilan
keputusan dengan sesegera mungkin.
Bersama lima gaya ini membentuk pengukuran Gaya Pengambilan Keputusan Umum
atau General Decision Making Style (GDMS). Lima gaya pengambilan keputusan yang
diuraikan oleh Scott dan Bruce (1995) telah terbukti berkorelasi dengan stres, gaya berpikir,
sensasi mencari, locus of control, dan prestasi akademik (Wood, 2012).
Gaya pengambilan keputusan yang ditunjukkan oleh Deniz (dalam Ugurlu, 2013) adalah
sebagai berikut:
a. Cautious: Individu menerapkan gaya pengambilan keputusan kewaspadaan dengan
membuat keputusan dengan hati-hati.
b. Avoidant: Pengambil keputusan menghindar cenderung melepaskan pengambilan
keputusan kepada orang lain.
c. Procrastinating: Individu dengan gaya pengambilan keputusan menunda-nunda
cenderung menunda keputusan. Tanpa alasan yang dapat diterima, mereka terus mencoba
untuk menunda keputusan tersebut.
d. Spontaneous: Individu dengan gaya pengambilan keputusan spontan ialah cepat dalam
mengambil keputusan di bawah tekanan dari keterbatasan waktu
Kuzgun (dalam Bacanli, 2012) mengidentifikasi empat gaya pengambilan keputusan,
yaitu:
a. Rational (rasional). Gaya rasional ditandai dengan strategi yang sistematis dan
berencana dengan orientasi masa depan yang jelas. Para pembuat keputusan rasional
menerima tanggung jawabuntuk pilihan yang berasal dari internal locus of controldan
aktif, disengaja dan logis.
b. Intuitive (intuisi). Gaya intuisi ditandai dengan ketergantungan pada pengalaman batin,
fantasi, dan kecenderungan untuk memutuskan dengan cepat tanpa banyak pertimbangan
atau pengumpulan informasi. Para pengambil keputusan intuisi menerima tanggung
jawab untukpilihan, tetapi fokus pada emosional kesadaran diri, fantasi dan perasaan,
sering secara impulsif.
c. Dependent (dependen). Gaya pengambilan keputusan dependen, menolak tanggung
jawab atas pilihan mereka dan melibatkan tanggung jawab kepada orang lain, umumnya
figur otoritas. Dalam arti lain, gaya keputusan ini cenderung atas keputusan orang lain
yang mereka anggap sebagai figur otoritas (seperti orang tua, keluarga, teman).

7
d. Indecisiveness (keraguan). Gaya pengambilan keputusan indecisiveness (keraguan)
cenderung menghindari situasi pengambilan keputusan atau tanggung jawab terhadap
orang lain. Secara signifikan orang ragu-ragu perlu lebih banyak waktu ketika mereka
harus memilih suatu pilihan, tetapi mereka juga lebih selektif dan kurang lengkap dalam
pencarianinformasi.
Tipe pengambil keputusan yang fokusnya pada tugas dan masalah teknis atau fokus
terhadap orang lain dan masalah sosial adalah pengambil keputusan yang berorientasi nilai.
Toleransi terhadap ambiguitas mengindikasikan tingkat di mana seseorang memiliki
kebutuhan yang tinggi terhadap struktur atau kendali dalam hidupnya. Dua dimensi ini, ketika
dikombinasikan, akan menghasilkan empat gaya pengambilan keputusan, yaitu:
a. Direktif. Individu dengan gaya direktif adalah orang yang memiliki hasrat tinggi
terhadap kekuasaan dan cenderung bersifat autokratik. Orientasi pengambilan
keputusannya lebih menitikberatkan pada keyakinan pribadi dan cenderung fokus pada
hal-hal yang teknis. Individu dengan gaya ini bersifat cepat dalam penyelesaian masalah.
Toleransi terhadap ambiguitas dan kompleksitas kognitif mereka sangat rendah. Hal ini
juga berarti mereka lebih menyukai hal-hal yang terstruktur dan informasi spesifik yang
diberikan secara verbal. Individu dengan gaya ini merupakan individu yang fokus
terhadap sesuatu dan sering kali agresif. Pengendalian yang ketat dan kecenderungan
mendominasi orang lain serta memfokuskan pada keadaan internal di dalam organisasi
termasuk salah satu karakter gaya direktif ini.
b. Analitis. Inidividu dengan gaya pengambilan keputusan analitis memiliki fokus terhadap
keputusan yang berisfat teknis dan kebutuhan akan kendali. Cenderung bersifat
autokratik. Individu dengan gaya ini menyukai pemecahan masalah dan berusaha sekuat
tenaga dalam mencapai hasil yang paling maksimal dalam situasi yang dihadapinya.
Posisi dan ego merupakan karakteristik yang penting dan mereka sering kali mencapai
posisi puncak dalam organisasi atau memulai suatu usaha sendiri. Mereka tidak cepat
dalam pengambilam keputusan, mereka menikmati keberagaman dan lebih menyukai
laporan tertulis. Mereka menyukai tantangan dan memperhatikan setiap detail situasi.
c. Konseptual. Individu dengan gaya pengambilan keputusan konseptual memiliki tingkat
kompleksitas kognitif dan orientasi pada manusia yang tinggi. Mereka cenderung
menggunakan data dari berbagai sumber dan mempertimbangkan berbagai alternatif.
Pada gaya konseptual, terdapat kepercayaan dan kebutuhan dalam hubungan dengan
bawahan dan tujuan bersama dengan bawahan. Individu dengan gaya ini cenderung
idealis, menekankan pada etika dan nilai. Mereka secara umum merupakan individu yang

8
kreatif dan dapat dengan cepat memahami hubungan yang kompleks. Fokus mereka pada
jangka panjang dengan komitmen organisasi yang tinggi. Mereka memiliki orientasi
pada prestasi dan penghargaan, pengakuan, dan kemandirian. Mereka lebih menyukai
kendali yang longgar terhadap kekuasaan dan lebih sering menggunakan partisipasi.
Mereka, pada umumnya, adalah seorang pemikir daripada pelaksana.
d. Behavioral. Individu dengan gaya pengambilan keputusan behavioral memiliki tingkat
kompleksitas kognitif yang rendah, namun mereka memiliki perhatian yang mendalam
terhadap organisasi dan perkembangan orang lain. Individu dengan gaya ini cenderung
suportif dan memperhatikan kesejahteraan bawahannya. Mereka memberikan konseling,
terbuka dalam menerima saran-saran, mudah berkomunikasi, menunjukkan sikap yang
hangat, empati, persuasif, memiliki keinginan untuk kompromi, dan menerima
kelonggaran kendali. Oleh karena penggunaan data yang kurang, gaya ini cenderung
fokus pada jangka pendek dan menggunakan pertemuan dalam berkomunikasi. Individu
dengan gaya ini menghindari konflik, mencari penerimaan, dan sangat berorientasi pada
manusia. Namun kadang kala mereka merasa tidak aman.
2.5 PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF BAGI
KEMAJUAN ORGANISASI
Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Usman, Husaini (2013 : 312) “kemajuan suatu
organisasi dipengaruhi oleh cara pemimpin dalam mengambil keputusan”. Telah dilakukan
beberapa penelitian yang searah dengan pendapat Usman (2013) tersebut. Juliyanti,
Mohammad Isa Irawan, dan Imam Mukhlash (2011) melakukan penelitian tentang Pemilihan
Guru Berprestasi Menggunakan Metode AHP-TOPSIS.
Penelitian tersebut menghasilkan temuan yaitu “suatu sistem pengambilan keputusan
dapat membantu proses pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga bisa
dilakukan proses perhitungan yang lebih efektif dan efesien”.
Penelitian senada dilakukan oleh Budiono (2014), tentang Pengaruh Komunikasi
Organisasi, Kecerdasan Emosi dan Pengambilan Keputusan terhadap Implementasi Peran
Kepemimpinan Kepala SD menemukan beberapa temuan yaitu:
1) Terdapat pengaruh positif dan signiikan pada kecerdasan emosi yang dimiliki dan
direalisasikan kepala sekolah terhadap implementasi peran kepemimpinan;
2) Pengambilan keputusan memiliki pengaruh yang positif dan signiikan terhadap
implementasi peran kepemimpinan Syamsu Q.Badu & Novianty Djafri 81 sekolah dasar.
Dengan kata lain, adanya pengambilan keputusan dapat mempengaruhi kinerja seseorang
dalam suatu organisasi/lembaga.

9
Disamping itu, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rebekka Rismayanti
(2016) “apapun gaya partisipasi pengambilan keputusan akan menjadi tepat ketika pemimpin
benar-benar memikirkan tujuan yang paling tepat dari suatu proses pengambilan keputusan,
memperhatikan betul referensi informasi yang diperoleh secara komprehensif, serta
mempertimbangkan kondisi yang terjadi sebelum mengambil suatu keputusan. Ketiga hal ini
diperlukan agar gaya partisipasi dapat dipilih secara tepat sehingga keputusan yang diambil
tidak menimbulkan kesalahpahaman, melainkan dapat memberikan manfaat bagi kedua belah
pihak yang melakukan proses komunikasi secara bisnis”.
Pengambilan keputusan sangat esensial dalam menghasilkan keputusan yang baik yang
dilakukan dengan langkah-langkah sistematis antara lain menentukan dasar pemikiran,
pengidentiikasian alternatif-alternatif, alternatif-alternatif dilihat dari sudut tujuan yang mau
dicapai dan pemilihan suatu alternatif, yaitu suatu pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan mereleksikan proses melalui cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Suatu ilmu
perilaku organisasi sangat penting untuk kita pelajari salah satunya yaitu lebih dulu
mengetahui pengertian dari organisasi tersebut. Untuk lebih mengembangkan wawasan kita
tentang materi ini perlu untuk mengembangkan dengan tetap mencari serta membaca
referensi-referensi lain.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. George R terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam keputusan yaitu:
 Rasional
 Fakta
 Wewenang
 Pengalaman
 Intuisi
2. Jenis-jenis keputusan organisasi ada 4 yaitu:
 Keputusan berdasarkan intuisi
 Keputusan yang rasional
 Keputusan berdasarkan fakta
 Keputusan berdasarkan pengalaman
3. Langkah sistematis yang perlu dilakukan dalam mengambil keputusan yaitu: mengambil
keputusan, Mencari alternatif pemecahan, memilih alternative, pelaksanaan alternative,
evaluasi
4. Gaya pengambilan keputusaan menurut Harren (1979) ada 3 yaitu, rasional, intuitif,
dependen. Selain itu Scott dan Bruce (1995) menambahkan gaya pengambilan keputusan
menjadi 5 gaya yaitu penambahan avoidan dan spontan.
5. Gaya pengambilan keputusan yang ditunjukkan oleh Deniz (dalam Ugurlu, 2013) adalah
sebagai berikut; cautious, avoidant, procrastinating, spontaneous
6. Kuzgun (dalam Bacanli, 2012) mengidentifikasi empat gaya pengambilan keputusan,
yaitu: rational (rasional), intuitive (intuisi), dependent (dependen), indecisiveness
(keraguan)
3.2 SARAN
Penggambilan keputusan yang baik dan benar sangat mempengaruhi proses kerja
organisasi selanjutnya. Dan penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan pada
makalah ini baik dari segi materi maupun struktur. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat menyusun makalah lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Badu, Syamsu Q., dan Novianty Djafr. 2017. Kepemimpinan & Perilaku Organisasi
Gorontalo: Ideas Publishing.
https://bettermind.id/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi-2/ diakses pada 17
november 2021 pukul 20:48 WIB
Abevit, M., & Afriansyah, H. (2019). Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan.
1–20. https://doi.org/10.31227/osf.io/d8nzv
amelia, rizky, & Afriansyah, H. (2019). Dasar Pengambilan Keputusan. 9–48.
https://doi.org/10.31227/osf.io/a4t5e

iii

Anda mungkin juga menyukai