Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISA KEPUTUSAN

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dosen Pembimbing

Niera Feblidiyanti S.T. , M.M.

Di Susun Oleh Kelompok I (Kelas 06TIDE002)

Abdul Azis (181010800233)

Ahmad Bachtiar (181010800169)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Analisa Keputusan tentang
“Dasar Pengambilan Keputusan”.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Niera Feblidiyanti, S.T.,
MM., selaku dosen pengampu mata kuliah Analisa Keputusan, serta pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis
dapat teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada guru pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Pamulang, 02 Juli 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH.................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar Pengambilan Keputusan...............................................3


2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi
dalam Pengambilan Keputusan........................................................5
2.3 Perbedaan Pengambilan Keputusan Secara Ilmiah
Dengan Pengambilan Keputusan Yang Tidak Ilmiah......................9
2.4 Jenis-jenis Keputusan.......................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
individu maupun organisasi. Pengambilan keputusan bisa menjadi hal yang sulit.
Kemudahan atau kesulitan dalam mengambil keputusan tergantung pada
banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita
akan semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil
memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu
berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan
kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan
dengan hati-hati dan bijaksana.
Sehingga, pengambilan keputusan membutuhkan tahapan atau proses yang
cukup panjang sehingga pengambilan keputusan akan sangat menentukan
keberhasilan suatu oragnisasi, karena keputusan apa pun yang akan diambil akan
mengarahkan organisasi tersebut mengarah kepada keberhasilan, kurang berhasil,
atau mungkin gagal. Oleh karena pentingnya pengambilan keputusan, maka perlu
diberlakukan suatu pembahasan secara mendalam mengenai pengambilan
keputusan yang akan kita ikuti dalam mata kuliah pengambilan keputusan, agar
kita dapat memahami esensi dari pengambilan keputusan itu sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :

1. Apa yang menjadi dasar-dasar pengambilan keputusan?


2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan?
3. Apa perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan secara ilmiah
dengan pengambilan keputusan yang tidak ilmiah?
4. Apa saja jenis-jenis keputusan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Tujuan umum
Agar mengetahui dan memahami tentang teori-teori pengambilan
keputusan
kebijakan lebih mendalam.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui dasar-dasar pengambilan keputusan.
b. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan.
c. Untuk mengetahui perbedaan pengambilan keputusan yang
dilakukan secara ilmiah dengan pengambilan keputusan yang tidak
ilmiah.
d. Untuk mengetahui jenis-jenis keputusan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar Pengambilan Keputusan

George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan


yang berlaku :

1. Institusi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat


subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
Sifat subjektif dari keputusuan institusi ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk


memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat
kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu


yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya
pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan
mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan
keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.

2. Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan


mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan
semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan keputusan yang
berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata

3
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat
apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.
Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk
mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan
pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan
kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecahan masalah.

3. Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung


oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan
dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan
secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang
kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang


cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk
mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4. Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang


dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang
berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan
tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih
permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka
akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering

4
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau
kurang jelas.

5. Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah –


masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat
objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila
kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat
yang di akui saat itu.

2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan

Menurut George R. Terry, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam


mengambil keputusan sebagai berikut:

1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun


rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai
tujuan organisasi.
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,
perhatikan kepentingan orang lain.
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental
ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup
lama.
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang baik.
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah
keputusan yang diambil itu betul.

5
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
kegiatan berikutnya.

Kemudian terdapat 6 faktor yang juga ikut mempengaruhi pengambilan


keputusan:

1. Fisik
Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan fisik (tidak berat dan
tidak memforsir tenaga). Menghindari tingkah laku yg menimbulkan
ketidaksenangan dan memilih tingkah laku yg menimbulkan kesenangan.
2. Emosional
Biasa terjadi pada kaum perempuan. Sikap subjektivitas akan
mempengaruhi keputusan yang diambil.
3. Rasional
Biasa didasarkan pada pengetahuan (orang terpelajar dan intelektual).
Orang mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan kepada keterampilan individu dan kemampuan
melaksanakannya (untuk menilai potensi diri dan kepercayaan diri).
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan social. Hubungan antara satu orang
dan orang lain mempengaruhi tindakan individu.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik. Lingkungan bisa
mendukung maupun mengkritik.

Faktor-faktor lain:

1. Keadaan Intern organisasi

Keadaan intern organisasi sangat berpengaruh dalam pengambilan


keputusan hal ini dasari oleh keadaan organisasi, adapun hal-hal kesiapan

6
organisasi yang dimaksud antara lain : kesiapan organisasi berupa dana,
kemampuan karyawan, kelengkapan peralatan organisasi dan struktur organisasi.

Keputusan dengan biaya sangat erat hubungannya apalagi keputusan-


keputusan yang berhubungan dengan investasi atau proses yang panjang.
Keputusan yang diambil harus seiring dengan kesiapan dana yang ada dalam
mendukung keputusan tersebut dan sangat banyak keputusan yang tidak berjalan
karena ketidaksiapan dana pendukung. Rincian biaya akan sangat dipengaruhi
oleh tema atau arah keputusan.

Keadaan internal terkait dengan kemampuan karyawan terhadap


pengambilan keputusan bisa dilihat dari kesiapan karyawan menerima hasil
keputusan, jangan sampai keputusan yang diambil tanpa memperhitungkan
kemampuan karyawan yang ada. Sebab sehebat apapun suatu keputusan tanpa
didukung oleh SDM yang akan menjalankannya tentu hanya akan sia-sia.

Keadaan internal terkait kelengkapan peralatan organisasi terhadap


pengambilan keputusan dapat dilihat faktornya dari suatu keputusan yang
mempunyai hubungan dengan harus adanya berbagai peralatan pendukung namun
tidak tersedia, tentu keputusan itu tidak berjalan dengan semestinya. Keputusan
yang dibuat wajib mempertimbangkan kelengkapan peralatan yang ada, jika tidak
harus ada penyesuaian terhadap keputusan baik dari segi keputusannya maupun
dari segi penyediaan peralatannya.

Keadaan internal terkait dengan struktur organisasi terhadap pengambilan


keputusan mempunyai peranan yang juga sangat penting sebab structural
pengambil keputusan menentukan tingkatan keputusan yang dibuat. Keputusan
suatu kebijakan akan sangat didominasi oleh para struktural yang berada di level
menengah dan atas sedangkan keputusan di level struktural bawah akan lebih pada
keputusan-keputusan teknis dari penjabaran kebijakan yang ditetapkan dari
jenjang struktural diatasnya.

2. Keadaan Eksternal Organisasi

7
Keadaan eksternal organisasi terhadap keputusan menjadi sangat penting
sehingga para pengambil keputusan harus mempertimbangkan faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi oleh karena itu diperlukan identifikasi, evaluasi dan
diagnose terhadap lingkungan eksternal.

Sangat banyak keputusan yang dibuat menjadi gagal disebabkan lemahnya


Analisa terhadap faktor eksternal ini, misalnya hal budaya di Bali harus
dipertimbangkan menjadi bagian dari keputusan yang seiring bukan bertentangan,
budaya di lingkungan yang Islami, budaya dilingkungan glamor menjadi factor-
faktor yang harus disesuaikan. Penjualan suatu produk yang sama pada titik lokasi
yang berbeda dimana satunya lokasi modern pusat perkotaan dan lingkungan
orang kaya cenderung penetapan harga lebih mahal dibandingkan dengan lokasi
perkampungan tradisional, pinggiran kota, pendapatan perkapita yang rendah
dengan harga yang lebih murah.

3. Tersedianya Informasi yang diperlukan

Informasi dalam pengambilan keputusan menjadi faktor yang harus


dipenuhi sebelum keputusan di ambil atau ditetapkan, sebab informasi yang
diterima akan memberikan ketepatan sasaran keputusan seiring dengan kebutuhan
sesungguhnya. Misal : pembuatan keputusan tanpa memperdulikan informasi
terbaru terhadap perubahan suatu undang-undang atau aturan yang ada bisa
membatalkan keputusan, penetapan harga tanpa melihat pembanding kompetitor
akan menyebabkan harga yang tidak ideal, dan lain-lain.

4. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan

Kepribadian dan kecakapan menjadi faktor penting dalam pengambilan


keputusan. Inteligensi, kapasitas, kapabilitas, ketrampilan, penilaian, kebutuhan
menjadi bahagian kepribadian dan kecakapan yang dapat mempengaruhi hasil
keputusan. Bahwa orang pintar dengan orang bodoh akan sangat berbeda dalam
menentukan suatu keputusan.

Bahwa orang yang mempunyai kapabilitas dan integritas sangat berbeda


dengan orang yang tidak mempunyai kapabilitas terhadap suatu keputusan, bahwa

8
orang yang mampu melakukan penilaian yang baik dengan yang tidak tentu
menghasilkan keputusan yang berbeda, begitu juga dengan kebutuhan.

2.3 Perbedaan Pengambilan Keputusan Secara Ilmiah Dengan


Pengambilan Keputusan Yang Tidak Ilmiah

Pengambilan keputusan secara ilmiah mengartikan bahwa keputusan yang


diambil dan dijadikan sebagai hasil, guna pemecahan masalah telah melalui
pemikiran secara rasional dimana keputusan yang diambil masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang digunakan
untuk pengambilan keputusan tersebut dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengerti cara yang digunakan untuk mendapatkan
keputusan tersebut. selain itu, pengambilan keputusan secara ilmiah juga
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Sehingga keputusan
yang dihasilkan secara ilmiah dapat menjamin keputusan tersebut layak digunakan
untuk pemecahan masalah.

Sedangkan keputusan tidak dengan ilmiah biasanya keputusan yang


dihasilkan hanya berdasar pada intuisi atau kejadian di masa yang lalu yang
dijadikan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan sehingga terkadang
keputusan yang dihasilkan kurang relevan dengan kejadian yang sesungguhnya.

2.4 Jenis-jenis Keputusan

Jenis-jenis keputusan diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu keputusan


yang direncanakan / diprogram dan keputusan yang tidak direncanakan / tidak
terprogram.

1. Keputusan yang diprogram

Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang bersifat rutin dan


dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dikembangkan suatu prosedur
tertentu. Keputusan yang diprogram terjadi jika permasalahan terstruktur dengan

9
baik dan orang-orang tahu bagaimana mencapainya. Permasalahan ini umumnya
agak sederhana dan solusinya relatif mudah. Di perguruan tinggi keputusan yang
diprogram misalnya keputusan tentang pembimbingan KRS, penyelenggaraan
Ujian Akhir Semester, pelaksanaan wisuda, dan lain sebagainya (Gitosudarmo,
1997).

2. Keputusan yang tidak diprogram

Keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan baru, tidak terstrutur


dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak dapat dikembangkan prosedur
tertentu untuk menangani suatu masalah, apakah karena permasalahannya belum
pernah terjadi atau karena permasalahannya sangat kompleks dan penting.
Keputusan yang tidak diprogram dan tidak terstruktur dengan baik, apakah karena
kondisi saat itu tidak jelas,metode untuk mencapai hasil yang diingankan tidak
diketahui,atau adanya ketidaksamaan tentang hasil yang diinginkan
(Wijono,1999).

Keputusan yang tidak diprogram memerlukan penanganan yang khusus


dan proses pemecahan masalah dengan intuisi dan kreatifitas. Tehnik
pengambilan keputusan kelompok biasanya dilakukan untuk keputusan yang tidak
diprogram. Hal ini disebabkan oleh karena keputusan yang tidak diprogram
biasanya bersifat unik dan kompleks, dan tanpa kriteria yang jelas, dan umumnya
dilingkari oleh kontroversi dan manuver politik (Wijono, 1999). Gillies (1996),
menyebutkan bahwa keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan kreatif
yang tidak tersusun, bersifat baru, dan dibuat untuk menangani suatu situasi
dimana strategi / prosedur yang ditetapkan belum dikembangkan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara


kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang
dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan
diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan
keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil.

Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan


masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah
yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat
dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk
diselesaikan. Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa tahapan atau
proses yang harus ditempuh terlebih dahulu agar keputusan yang diambil
merupakan yang terbaik untuk kelangsungan organisasi atau perusahaan.

3.2 Saran

Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu mempelajari


beberapa aspek yang sudah kami susun dalam Pemabahasan makalah ini, kita
semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang
bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu dalam makalah ini
sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa yang masih

11
memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Akrim Ridha, Cara Cerdas Mengambil Keputusan.Bandung : PT Syaamil Cipta


Media, 2003.

Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen - Bagian


Pengantar, Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 2002.

Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

12

Anda mungkin juga menyukai