Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TEORI KEPUTUSAN

Disusun Oleh

No Nama NIM
1 Aviv Abirama 201010551181
2 Efrilita Galenium Sofyan 201010550273
3 Fitri Buhana 211010550454
4 Lisa Oktafiani 201010550458
5 Rani Septiani 211010550456
6 Reyhan Adlie Rizky 201010551240
7 Shella Tri Octavianita 201010550511
8 Yuni Azka 201010550313

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Atas berkat Rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
sahabat dan ajarannya sampai akhir zaman nanti, aamiin. Sehingga memberikan
kesempatan kepada kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan
Teori Keputusan.
Makalah ini kami susun dengan sumber yang berkaitan dengan system
logistik serta informasi dari media internet yang berhubungan dengan tema di atas,
tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Riset Operasi, serta kepada teman-teman mahasiswa yang telah mendukung
selesainya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumber pemikiran kepada pembaca khususnya kepada mahasiswa
Universitas Pamulang. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing mata kuliah Analisa
Keputusan serta para pembaca dan teman-teman mahasiswa, kami meminta masukan
baik keritik dan saran demi perbaikan penyusunan makalah yang kami buat ini.

Jakarta, 28 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
1.4 Manfaat..........................................................................................................1
BAB 2............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Definisi keputusan.................................................................................................2
2.2 Tahap Pengambilan Keputusan...........................................................................2
2.3 Proses Pengambilan Keputusan...........................................................................3
2.4 Tujuan Dan Asumsi Pengambilan Keputusan....................................................3
2.5 Konsep Pengambilan Keputusan.........................................................................4
2.6 Masalah pengambilan keputusan.........................................................................5
2.7 Perubahan Lingkungan Yang Mengakibatkan Perubahan Keputusan...........6
2.8 Dukungan Sistem Informasi.................................................................................7
2.9 Gaya Pemikiran & Persepsi..................................................................................8
2.10 Model Pengambilan Keputusan Yang Tak Terstruktur................................10
2.11 Pengambilan Keputusan Secara Berkelompok..............................................11
2.12 Pengambilan keputusan dalam kondisi yang pasti dan tidak pasti..............13
2.13 Contoh Soal Teori Keputusan..........................................................................16
BAB 3..........................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
3.2 Saran.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran


dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keputusan dibuat untuk
mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan. Setiap keputusan mempunyai
kadar tingkatan yang berbeda-beda. Keputusan biasanya memiliki empat tingkatan
yaitu keputusan otomatis, keputusan yang berdasarkan informasi yang diharapkan,
keputusan yang berdasarkan pertimbangan, serta keputusan bedasarkan
ketidakpastian ganda. Keputusan otomatis merupakan bentuk keputusan yang
dibuat dengan sangat sederhana.
Keputusan merupakan pengejawantahan otoritas pimpinan yang sangat
ditunggu-tunggu oleh warga atau anggota organisasinya. Keputusan sangat
dibutuhkan anggota karena tanpa adanya keputusan, maka seluruh aktivitas
organisasi akan terhenti bahkan dalam ketidakjelasan dan tidak ada arahnya
sehingga berdampak buruk bagi organisasi, bahkan dapat menghancurkan
organisasi (Simon, 1978).
Setiap orang memiliki perbedaan struktur pengetahuan dan akan
mempengaruhi cara pembuatan suatu keputusan dimana hal itu tidak dapat
dilepaskan dari berbagai konteks sosial berupa tekanan-tekanan dan pengaruh-
pengaruh politik, sosial, dan ekonomi.
Seseorang pembuat keputusan tidak lagi menggunakan pikiran rasional jika
ia merasa bahwa keputusan yang diambil sangat erat kaitannya dengan
kepentingan –kepentingan pribadinya. Penjabaran tersebut dikenal dengan ”self
fulfiling prophecy effect” yang mengartikan bahwa seorang berharap pihak lain
akan bertingkah laku atau membuat keputusan sesuai dengan kehendaknya.
Berdasarkan self-fulfilingtor yang takut reputasinya turun akan cenderung
memberikan pendapat qualified pada perusahaan yang bermasalah.
Pengambilan keputusan berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil
keputusan yang diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut,
keputusan membutuhkan informasi yang ahli mengenai kondisi yang telah, dan
mungkin akan terjadi, kemudian mengolah informasi tersebut menjadi beberapa
alternatif pemecahan masalah sebagai bahan pertimbangannya dalam memutuskan
langkah yang akan dilaksanakannya, sehingga keputusan yang diambil diharapkan
dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Karena itulah dikembangkan dan
digunakan Decision Support System (DSS) untuk membantu seseorang dalam
meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan.
Aplikasi teori pengambilan keputusan dapat juga diterapkan di dunia
pendidikan. Dalam mewujudkan pendidikan berkualitas, dibutuhkan perencanaan
yang sangat ditentukan dalam sebuah keputusan yang diambil oleh stakeholders.
Oleh karena itu, pendidikan sebagai sarana mempersiapkan manusia di masa
mendatang sangat tergantung dengan pembuatan keputusan strategis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Teori Keputusan?

2. Bagaimana Proses dalam Pengambilan Keputusan?

3. Bagaiamana Gaya Pengambilan Keputusan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Teori Keputusan

2. Untuk Mengetahui Proses Pengambilan Keputusan

3. Untuk Mengetahui Gaya Pengambilan Keputusan

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Makalah ini disusun yang agar dapat memperluas pengetahuan,

pengalaman, dan wawasan terkait teori pengambilan keputusan.

2. Bagi Pembaca

Makalah ini disusun yang agar dapat memperluas pengetahuan,

pengalaman, dan wawasan terkait teori pengambilan keputusan.

3. Bagi Universitas

Dapat digunakan sebagai acuan penyusunan Makalah dan dapat

digunakan juga sebagai tambahan bahan materi dari referensi untuk

mahasiswa yang akan datang.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi keputusan

Desicion making (pengambilan keputusan) adalah sebuah mekanisme

dalam melakukan penilaian dan menyeleksi sebuah / beberapa pilihan.

Ketetapan desicion making dirumuskan setelah menjalani beberapa proses

perhitungan rasional dan peninjauan alternatif. Sebelum kesimpulan

dirumuskan dan dilaksanakan, terdapat beberapa jenjang tahapan yang harus

dilalui oleh si pembuat keputusan. Jenjang tahapan tersebut mungkin dapat

meliputi rekognisi permasalahan dasar, meniapkan putusan alternatif yang

dapat dipilih, lalu mencapai fase pemilihan keputusan terbaik.

2.2 Tahap Pengambilan Keputusan

Teori dari Simon (1960) menyebutkan beberapa jenjang pengambilan

keputusan, olehnya dinyatakan 4 tahap yaitu :

a. Intelligence: pengumpulan data dan informasi untuk identifikasi

masalah.

b. Design: tahap perumusan penanggulangan dalam bentuk opsi

pemecahan permasalahan.

c. Choice : fase menyaring keputusan dari solusi alternatif – alternatif

yang tersedia.
d. Implementation: tahap menjalankan pilihan keputusan dan

mengevaluasi hasil.

2.3 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dibuat berdasar proses analisis, pendenahan, dan

pensimulasian melalui berbagai perhitungan alternatif solusi yang mungkin

dilakukan. Tahap pengambilan keputusan mempunyai beberapa langkah:

Langkah 1 Pemahaman dan menyatakan dasar permasalahan.

Langkah 2 Pencarian dan proses data analisis yang signifikan.

Langkah 3 Pegembangan solusi alternatif.

Langkah 4 Evaluasi alternatif solusi.

Langkah 5 Pemilihan alternatif solusi terbaik.

Langkah 6 Implementasi Keputusan.

Langkah 7 Evaluasi perolehan keputusan.

2.4 Tujuan Dan Asumsi Pengambilan Keputusan

Tujuan terwujudnya perspektif pengambilan keputusan ialah mendukung

pembangunan sebuah kondisi yang mampu memaksimumkan harapan. Jika

kejadian yang diharapkan belum / tidak terwujud, maka muncullah masalah

atau resiko. Teori pengambilan keputusan mencoba untuk meminimasi resiko

yang mungkin muncul, dimana kelak harus dihadapi oleh pemimpin yang

merumuskan keputusan. Asumsi disusun untuk penyederhaan kerumitan

dalam teori dan model yang digunakan. Jika pemimpin ingin

merepresentasikan hal yang eksplisit dalam definisi permasalahan, maka


syarat asumsi harus terpenuhi sebagai “tolak ukur” dalam mewujudkan

pemaksimalan kepuasan dan harapan, sekaligus untuk meminimasi resiko.

Dalam mengambil sebuah keputusan, ditemukan sejumlah asumsi yang

patut dipenuhi agar implementasi keputusan memberikan dampak yang

diinginkan:

a. Keputusan wajib diambil dengan rasional!

b. Keputusan diimplementasikan untuk pengoptimalan hasil.

c. Keputusan berawal dari definisi dan menyatakan masalah.

d. Pengambilan keputusan merumuskan sebuah target yang lengkap.

e. Pencarian data dan informasi yang relevan dalam usaha menghasilkan

beberapa kriteria.

f. Kriteria yang dirumuskan dipergunakan dalam melahirkan beberapa

solusi alternatif

g. Menimbang kecocokan setiap kriteria bersama setiap solusi alternatif

h. Skoring untuk setiap alternatif solusi

i. Memilih solusi alternatif dengan skor terbesar

j. Keputusan dihasilkan melalui mekanisme yang sistematik

2.5 Konsep Pengambilan Keputusan

Ilmu pengambilan keputusan adalah sebuah filosofi dan metode analisis

yang bersinggungan dengan sejumlah penyatuan pemikiran berbeda, yang

disimpulkan secara ilmiah dan sistematis, diperuntukkan untuk membantu

pengambil keputusan dalam memilah satu solusi terbaik dari sejumlah solusi
alternatif yang tersedia dimana akan mengarahkan pada hasil peristiwa yang

mungkin bisa berbeda. Ilmu pengambilan keputusan bisa diterapkan dalam

kondisi kepastian, ketidakpastian, atau beresiko.

Keputusan pada kondisi kepastian menggambarkan bahwa setiap solusi

keputusan yang dirumuskan akan mengarah hanya pada sebuah konsekwensi.

Keputusan pada kondisi kepastian memiliki atribut yang sederhana,

menggambarkan rangkaian yang teratur dan eksplisit dari konsekwensi.

Pengambil keputusan / pemimpin umumnyanya akan mengambil alternatif

solusi yang mengandung nilai manfaat yang paling besar tanpa harus

menimbang konsekwensi yang mungkin terjadi. Pada kondisi ketidakpastian

atau / dan beresiko, ilmu pengambilan keputusan menyajikan dua pendekatan

strategi. Strategi pertama disebut game theory, dimana strategi ini akan

mengeksploitasi lebih dalam mengenai kriteria solusi yang diupayakan dalam

perspektif yang lebih lebar dengan menggunakan asumsi teori permainan

(max – min rule) dalam Linier Programming, Assignment Method,

Transportation Method, dll. Strategi kedua adalah menanggulangi atau

mengeliminasi prosentase ketidakpastian sehingga pengambilan keputusan

akan menghasilkan bahaya yang lebih moderat dengan mengembangkan

penilaian tingkat probabilitas secara subyektif.

2.6 Masalah pengambilan keputusan

Ilmu pengambilan keputusan umumnya disangkutkan dengan pemecahan

masalah dan pencapaian sasaran / tujuan. Sasaran yang hendak diraih oleh
perusahaan memunculkan pertanyaan: “why, who, how, what, & when”. Bila

pertanyaan ini mengemuka, maka permasalahan pun akan mencuat. Dengan

begitu, dapat disimpulkan bahwa teori pengambilan keputusan dipandang

sebagai mekanisme yang runtut dan rasional dalam pemecahan masalah.

Tipe permasalahan dapat dipecah menjadi 2 kategori, kategori masalah

terikat, serta kategori masalah tidak terikat. Kategori masalah terikat adalah

permasalahan yang mungkin lebih sederhana untuk didefinisikan serta sangat

mungkin dipecahkan secara baik, tepat, serta akurat baik melalui bantuan

aplikasi atau dengan menganalisis data masa terdahulu. Dan, masalah tak

terikat merupakan masalah yang tingkat ambiguitasnya tinggi, sangat sulit

didefinisikan secara jelas, dan perlu usaha ekstra untuk memahaminya dengan

benar meski Anda memiliki basis data masa lalu yang berguna sebagai

landasan pemikiran.

2.7 Perubahan Lingkungan Yang Mengakibatkan Perubahan Keputusan

Seiring berkembangnya teknologi informasi yang menyebabkan perubahan

dalam lingkungan bisnis menjadi tak dapat diprediksi dan semakin liar.

Kemelut dalam pengambilan keputusan sudah tidak dapat lagi dihadapi

dengan menggunakan metode yang tradisional. Solusi teratas dalam tantangan

dan masalah hanya mampu diwujudkan melalui penggunaan ilmu

pengetahuan selaku peralatan terbaik yang menunjang kita dalam

merumuskan alternatif solusi. Terdapat sejumlah variabel yang perlu

dipertimbangkan pada seluruh pengambilan keputusan.


a. Seiring perkembangan teknologi, Ilmu pengetahuan pun berkembang

secara pesat.

b. Persaingan dalam ruang global semakin padat.

c. Semakin handalnya model dan teori yang memberikan hasil strategis

maupun taktis.

d. Keikutsertaan pemerintah semakin tinggi dalam mengatur penerapan

Business Corporate Social Responsibility.

e. Kemajuan komputer dan internet mendorong organisasi bisnis

berkompetisi ke dunia maya.

f. Semakin tingginya tuntutan para stakeholder untuk dapat campur tangan

pada pengambilan keputusan organisasi.

g. Setiap entitas bisnis mampu bergerak secara otonomi sesuai dengan

kemahiran pemrosesan ilmu pengetahuan dan informasi.

h. Teknik korespondensi dan penilaian dalam kaidah penelitian alamiah

beranjak pesat sehingga dapat dikerjakan dengan computer secara cepat

dan akurat.

i. Permasalahan manajerial yang sulit dapat dipecahkan secara sekejap

melalui dukungan teknologi informasi.

j. Organisasi berubah semakin efisien dan ramping.

2.8 Dukungan Sistem Informasi

Data dan informasi adalah bahan baku utama pada mekanisme

pengambilan keputusan. Kealphaan kehadiran informasi akan berakibat


sulitnya merumuskan keputusan yang memiliki nilai ekonomis. bahkan pada

titik ekstrim, pengambil keputusan tidak akan mampu melaksanakan

mekanisme pengambilan keputusan saat informasi tidak tersedia.

Pendayagunaan teknologi informasi mutakhir bisa mendukung Anda

dalam memperoleh, mengolah, dan mendistribusikan pengetahuan dan

informasi ke seluruh sudut organisasi. Karakteristik 17 unggul pada sistem

informasi merupakan penerapan perangkat komputer yang terhubung secara

luas, seperti intranet dan internet. Selain itu, melalui sistem informasi,

individu bisa memperoleh dan mendistribusikan informasi dengan nilai

perolehan ekonomis yang besar.

2.9 Gaya Pemikiran & Persepsi

Jantung pada mekanisme pengambilan keputusan ialah gaya pemikiran

dan persepsi. Cara berpikir seseorang mengenai lingkungan dan objek di

sekelilingnya, akan membentuk bagaimana cara seorang individu

mempertanyakan sebuah hal, serta bagaimana ia membentuk respon atas

permasalahan yang ada di depannya.

a. Gaya Pemikiran: klasifikasi Rasionalisme – Idealisme

 Gaya pemikiran postulational adalah gaya berpikir berdasar pada

pembuatan teknik simulasi dan model matematik. manfaat utamanya

digunakan dalam mereduksi beberapa peluang terjadinya insiden

yang negatif.
 Gaya pemikiran self evident truth diketahui sebagai sebuah metode

untuk mengetahui informasi melalui penilaian definisi kebenaran

bergaya subyektif. Metode ini dianggap kurang akurat karena

lingkungan bisnis berisi variabel keberagaman juga bersifat dinamis

yang tak bisa diacuhkan.

 Gaya pemikiran method of authority merupakan sesuatu yang

diyakini kebenarannya melalui rujukan pada quotes individu yang

memiliki keahlian atau memiliki yurisdiksi.

b. Gaya Pemikiran: klasifikasi Idealisme – Eksistensialisme

 Gaya pemikiran literary dinyatakan sebagai pola berpikir yang

berlandaskan ilmu pengetahuan, akan tetapi mengacuhkan

sistematika dan mekanisme pengambilan keputusan. Dalam pola ini,

pengambil keputusan menimbang pemecahan permasalahan yang

dilakukan oleh organisasi sejenis dalam penapcapaian tujuannya,

yang kemudian strategi tersebut akan diadopsi di dalam mekanisme

pengambilan keputusan pada organisasinya.

 Gaya pemikiran untested opinion adalah gaya pengambilan

keputusan yang mendorong si pembuat keputusan mengambil sebuah

keputusan dalam sebuah organisasi tanpa melihat secara jelas nilai

kebenaran dari pernyataan dan informasi yang diajukan. Gaya ini

sangat beresiko karena setiap permasalahan skala besar yang muncul

memiliki keunikan tersendiri serta membutuhkan penyelesaian

secara khusus.
 Gaya Pemikiran: klasifikasi Rasionalisme - Empirisme

 Gaya pemikiran scientific method dijadikan acuan pertama pada

pengambilan keputusan modern. Gaya ini berciri:

a) Observasi langsung pada fenomena dan permasalahan

b) Secara eksplisit mendefinisi variable dan mekanisme yang

digunakan untuk perolehan data empirik

c) Pengusulan hipotesis yang terukur dan dapat diuji

d) Tata cara perumusan hipotesis yang unggul

e) Penggunaan alat uji hipotesis dan alat ukur berdasar statistika

dan bukan pada dasar pengalaman

f) Proses swa-pembenaran (saat hipotesis melenceng, margin error

kurang dari 5%) Pemikiran gaya ini menggabungkan akal sehat

dengan observasi empirik untuk mendapatkan sebuah pemecahan

masalah melewati pengumpulan informasi yang bernilai dan

relevan.

g) Pemikiran gaya ini menggabungkan akal sehat dengan observasi

empirik untuk mendapatkan sebuah pemecahan masalah

melewati pengumpulan informasi yang bernilai dan relevan.

2.10 Model Pengambilan Keputusan Yang Tak Terstruktur

The Garbage Can Model (model tong sampah) adalah model

khusus yang diperuntukkan dalam kaidah model rasional dibatasi dalam

menghadapi permasalahan yang tak terstruktur. Model tong sampah


memutarbalikkan langkah awal pengambilan keputusan. Seperti yang kita

pelajari diatas, penentuan solusi baru dirumuskan untuk pemecahan

masalah. Dalam metode ini, penentuan solusi telah dilakukan sebelum

masalah tersebut muncul ke permukaan. Sesuai dengan konsep

pengambilan keputusan tak terstruktur, Anda dapat mengambil sebuah

pemecahan permasalahan yang dapat diselesaikan melalui solusi yang

tersedia. Alur dari Garbage Can Model adalah: define what we have now –

> problems in the future –> potential solution.

2.11 Pengambilan Keputusan Secara Berkelompok

Pengambilan keputusan ala berkelompok pada intinya tidak jauh

terpaut dengan pengambilan keputusan perorangan, perbedaannya terletak

pada penetapan langkah strategis untuk menghadapi uncertainty. Beberapa

gagasan ahli mengatakan jika pengambilan keputusan secara berkelompok

mampu menghasilkan nilai kesimpulan yang lebih tinggi, karena

kesimpulan yang diperoleh tidak mengandung bias subyektifitas, walau

perolehan hasil mungkin tidak melambangkan keputusan yang ideal.

Kelebihannya, karena dihasilkan oleh seluruh konstituen

kelompok, maka keputusan final bisa lebih mudah dirumuskan dan

dieksekusi. Kekurangannya, mekanisme pengambilan keputusan

berpotensi mengkonsumsi waktu yang cukup lama, juga terdapat

probabilitas yang besar munculnya keterikatan buta dalam pemikiran


kelompok. Ketika para pemimpin terkekang pada kelompok, pada

umumnya mereka pun juga terikat dengan pemikiran kelompok.

Keterkekangan ini acapkali menyebabkan bias dalam pengambilan

keputusan, dikarenakan para pemimpin secara simultan terikat dalam

sebuah kesimpulan yang tidak berasal dari dasar pengambilan keputusan

yang tepat. Seringkali ditemui, tindakan dan perilaku yang

didemonstrasikan oleh konstituen kelompok selalu mengarah pada

pemastian keberhasilan visi dan misi kelompok. karena semua tindakan

dipusatkan supaya tujuan kelompok tercapai, maka dapat dikatakakan

bahwa anggota kelompok akan terikat buta dengan sebuah tindakan

tertentu (yaitu tindakan yang menguntungkan kelompok dan disetujui oleh

sebagian besar anggota kelompok) tanpa menimbang tindakan obyektif

demi kepentingan organisasi secara umum.

Pemikiran secara kelompok pun berpotensi menghasilkan resiko

lanjutan, yaitu munculnya kemungkinan kelompok yang kuat menindas

kelompok minoritas. Dalam etika dan tata cara pengambilan keputusan,

gerakan menekan minoritas yang dilakukan oleh mayoritas pada organisasi

akan menimbulkan eskalasi konflik serta kegagalan sistemik pada

organisasi. Kehadiran pemikiran secara berkelompok, walau memiliki

beberapa manfaat, tetapi metode itu juga beresiko tinggi. Dalam

menanggulangi resiko pada kelemahan pengambilan keputusan secara

berkelompok, para ahli mengajukan tiga cara: Delphi technique,

brainstorming technique, dan the nominal group technique.


2.12 Pengambilan keputusan dalam kondisi yang pasti dan tidak pasti

Para pengambil keputusan akan selalu diminta untuk menunjukan

performa terbaik dalam perumusan keputusan. Tapi lebih dari iru,

pengambil keputusan juga dituntut agar mereka juga 24 mampu membuat

keputusan sebelum permasalahan timbul ke permukaan. Bila pengambilan

keputusan baru dirumuskan karena terdapat masalah yang timbul,

dikatakan bawa sesungguhnya kita belum bisa merumuskan keputusan

yang terbaik. Membahas, mencari serta mengambil keputusan sebelum

masalah datang mengetuk, adalah ciri utama atas para pemimpin yang

visioner (Robbins, 2001).

Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin akan

dipengaruhi oleh 3 “zona waktu”: masa lalu, masa kini, dan masa depan.

No Landasan Waktu Deskripsi

1 Masa Lalu • Pengalaman & peristiwa masa

dahulu

• rencana masa lalu yang tidak

terwujud

• tantangan dan masalah yang

belum secara sempurna

terselesaikan

• Ketersediaan informasi dari masa


lalu

2 Masa kini  Perubahan lingkungan: ekonomi,

sosial budaya, politik

 Tujuan, misi dan visi yang ingin

diraih

 permasalahan yang muncul

akibat lingkungan yang berubah

 Hambatan keterbatasan dan

kelangkaan

 Langkah para pesaing

Ketersediaan informasi

3 Masa depan • Tujuan, misi dan visi yang ingin

diraih • ketidakpastian • adanya

“expected information” diharapkan

membantu mekanisme

pengambilan keputusan

Peran pengambil keputusan visioner adalah bertindak untuk

beradaptasi dan mengantisipasi transisi lingkungan yang bergerak cepat.

Semua daya dan upaya akan mereka kerahkan dalam menyiapkan

organisasi untuk merespon tantangan yang bisa saja datang secara tiba

tiba.
Dengan demikian, mekanisme pengambilan keputusan yang

dilakukan manajer visioner tak hanya reaktif, tapi juga bersifat keputusan

yang cenderung direncanakan untuk mengendalikan dan membaca

lingkungan perusahaan.

2.13 Contoh Soal Teori Keputusan

1. Seorang produsen menghadapi 2 pilihan tindakan yaitu memasang iklan atau


tidak dalam usaha meningkatkan hasil penjualan produknya. Dia menghadapi tiga
kejadian tak pasti sehubungan dengan situasi pasar yang dapat mempengaruhi
penjualan, yaitu pasar maju, stabil, dan lesu dengan masing-masing probabilitas
(0,40), (0,30), dan (0,30).

Kalau dia memilih memasang iklan, keadaan pasar maju, dia bisa meraih
keuntungan 80 juta, pasar
stabil 50 juta, dan pasar lesu rugi 25 juta.
Kalau dia memilih tidak memasang iklan, dalam keadaaan ekonomi maju dia
meraih keuntungan 50 juta, pasar stabil 30 juta, dan pasar lesu rugi 40 juta.

Buat matriks payoff dan dengan menggunakan kriteria harapan pay off terbesar,
keputusan/tindakan apa yang harus dipilih?

Jawab :

Matriks payoffnya yaitu:

Alternatif Pasar Maju Pasar Stabil Pasar Lesu Payoff


(0,4) (0,3) (0,3)

Pasang Iklan 80×0,4 = 32 50×0,3 = 15 jt −25×0,3 = 39,5 jt


jt −7,5 jt

Tidak Pasang 50×0,4 = 20 30×0,3=9 jt −40×0,3 = 17 jt


Iklan jt −12 jt

Berdasrakan kriteria expected payoff terbesar, maka sebaiknya produsen


tersebut memasang iklan.

2. Berdasarkan matriks payoff berikut (dalam jutaan rupiah):

K1 (0,2) K2 (0,3) K3 (0,5)

T1 3000 3000 3000

T2 2800 3600 3600

T3 2600 3400 4200

a. Hitung maximum expected payoff dan tindakan yang sebaiknya dipilih?


b. Bentuk tabel opportunity loss dan hitung minimum expected payoff, tindakan
mana yang harus dipilih?
c. Apakah hasil (a) dan (b) sama?
d. Hitung berapa nilai harapan informasi sempurna?

Jawab:

a. Tabel expected payoffnya yaitu sebagai berikut

k1 (0,2) k2 (0,3) k3 (0,5) Payoff

T1 3000×0,2 = 600 3000×0,3 = 3000×0,5 = 3000


900 1500
T2 2800×0,2 = 560 3600×0,3 = 3600×0,5 = 3440
1080 1800
T3 2600×0,2 = 520 3400×0,3 = 4200×0,5 = 3640
1020 2100

Dari tabel expected payoff tersebut maka tindakan yang sebaiknya dipilih adalah
tindakan 3.

b. Tabel oportunity loss (tabel regret)-nya yaitu sebagai berikut

k1 (0,2) k2 (0,3) k3 (0,5)

T1 3000−3000 = 0 3600−3000 = 600 4200−3000 =


1200

T2 3000−2800 = 200 3600−3600 = 0 4200−3600 = 600

T3 3000−2600 = 400 3600−3400 = 200 4200−4200 = 0


Lalu dihitung minimum expected payoffnya.

k1 (0,2) k2 (0,3) k3 (0,5)

T1 0 600×0,3 = 1200×0,5 = 780


180 600

T2 200×0,2 = 40 0 600×0,5 = 340


300

T3 400×0,2 = 80 200×0,3 = 60 0 140

Karena expected payoff terkecil adalah t3, maka tindakan yang sebaiknya dipilih
adalah tindakan 3.

c. Sama.

d. Nilai harapan dari informasi sempurna (EVPI/Expected Value of Perfect


Information) yaitu sebagai berikut.

EVPI=EVUC−EVmaks

k1 (0,2) k2 (0,3) k3 (0,5)


T1 3000 3000 3000
T2 2800 3600 3600
T3 2600 3400 4200

Dari tabel tersebut, didapati bahwa EVUC yaitu:

EVUC = 3000 × 0,2 + 3600 × 0,3 + 4200 × 0,5 = 600 + 1080 + 2100 = 3780
EVmaks sudah diketahui dari tabel pada pertanyaan (a) di atas yaitu 3640. Maka
EVPI:

EVPI = EVUC – Evmaks = 3780 – 3640 = 140

Maka nilai harapan dari informasi sempurnya adalah 140.


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://informasains.com/edu/post/2021/03/contoh-soal-pengambilan-

keputusan/

Anda mungkin juga menyukai