Anda di halaman 1dari 4

Perhatikan contoh berikut:

Misalnya, diasumsikan suatu perusahaan melakukan investasi sebesar Rp. 1.000.000 dengan
menetapkan return atau laba sebesar 15% setiap tahun.

Biaya tetap setiap tahunnya Rp. 400.000 sedangkan biaya variabel Rp. 15 per unit barang.
Pada tahun sebelumnya perusahaan memproduksi dan menjual produknya sebanyak 50.000
unit dengan harga Rp. 25 tiap unit.

Bagaimana caranya pengelola perusahaan dapat mencapai laba sebesar Rp.


150.000 atau 15% x investasi?

Bagi yang belum terbiasa dengan rumus perhitungan dengan angka-angka seperti di bawah
ini mungkin terlihat agak rumit, tapi sebetulnya MUDAH, menggunakan persamaan
sederhana yang sudah dipelajari sejak sekolah dasar (SD) 🙂

So… nyante and stay cool aja guys…

Untuk bisa mencapai target laba perusahaan sebesar 15% dari investasi, ada 4 cara
yang bisa dilakukan, yaitu:

#1. Mengurangi Biaya Tetap

Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Laba :
Harga jual produk X Quantity – Total Biaya Tetap – Biaya Variabel per unit X
Quantity

Maka,

Rp 150.000 = (50.000 x Rp. 25) – Total Biaya Tetap – (50.000 x Rp 15)


Rp 150.000 = Rp 1.250.000 – Total Biaya Tetap – Rp 750.000
Total Biaya Tetap = Rp 1.250.000 – Rp 750.000 – Rp 150.000
Total Biaya Tetap = Rp 350.000

Jadi Total Biaya Tetap = Rp 350.000 atau dengan kata lain Total Biaya Tetap harus
berkurang Rp 50.000 (Rp 400.000 – Rp 350.000)

#2. Pengurangan Biaya Variabel

Masih menggunakan rumus persamaan pada poin #1 maka kita bisa mencari biaya variabel
per unit, perhitungannya seperti berikut ini :
Rp 150.000 = 50.000 x Rp 25 – 400.000 – 50.000 x Biaya Variabel per Unit
Rp 150.000 = Rp 1.250.000 – 400.000 – 50.000 Biaya Variabel per Unit
50.000 Biaya Variabel per Unit = Rp 1.250.000 – 400.000 – 150.000
50.000 Biaya Variabel per Unit = Rp 700.000
Biaya Variabel per Unit = Rp 700.000 : 50.000 = Rp 14

Jadi Biaya Variabel per Unit adalah Rp 14 atau Biaya Variabel per unit turun Rp 1 (Rp 15
– Rp 14)

#3. Meningkatkan Harga Jual per Unit

Hampir semua pebisnis dan pemilik usaha tahu bahwa salah satu cara untuk meningkatkan
laba usaha adalah dengan meningkatkan OMSET penjualan.

Bagaimana detil perhitungan dengan menggunakan analisis CVP?

Masih menggunakan rumus persamaan #1 :

Rp 150.000 = 50.000 (Harga Jual Produk per Unit) – Rp 400.000 – 50.000 x Rp 15


Rp 150.000 = 50.000 Harga Jual Produk per Unit – Rp 400.000 – Rp 750.000
50.000 Harga Jual Produk per Unit = Rp 150.000 + Rp 400.000 + Rp 750.00
50.000 Harga Jual Produk per Unit = Rp 1.300.000
Harga Jual Produk per Unit = Rp 1.300.000 : 50.000 = Rp. 26

Jadi harga jual produk per unit adalah Rp 26 atau harga jual harus dinaikkan Rp 1

#4. Meningkatkan Jumlah Produk yang Dijual

Nah, cara yang ke-empat ini juga sering dilakukan oleh para pebisnis untuk meningkatan laba
usahanya.

Detil perhitungan adalah sebagai berikut :

Tetap menggunakan rumus persamaan dari poin #1 (mudah kan, hanya 1 rumus yang
digunakan).

Rp 150.000 = Rp 25 (Q) – Rp 400.000 – Rp 15 (Q)


Rp 150.000 + Rp 400.000 = Rp 25Q – Rp 15Q
Rp 550.000 = Rp 10Q
Q = Rp 550.000 : Rp 10 = 55.000

Jadi pengelola perusahaan perlu menaikkan kuantitas atau volume penjualan sebesar 5.000
unit atau 10% dari jumlah unit tahun lalu, agar memperoleh LABA USAHA yang diinginkan
sebesar Rp 150.000

Itulah ada 4 alternatif yang bisa dilakukan untuk menaikkan laba usaha anda.
Untuk melengkapi analisis CVP ini, selanjutnya akan kita bahas mengenai cara menetapkan
perhitungan biaya variabel dan biaya tetap.

Menghitung biaya variabel per unit produk

Untuk menentukan jumlah biaya variabel yang sebaiknya dikeluarkan untuk sebuah unit
produk bisa menggunakan persamaan berikut ini :

Biaya Variabel per Unit =

Harga Jual per unit – (Biaya Tetap/Volume) – (Laba/Volume)

Dengan menggunakan data di atas, misalkan perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak
80.000 unit dengan harga khusus Rp 22,50 per unit.

Berapakah perusahaan bersedia mengeluarkan biaya variabel per unit untuk memproduksinya
jika laba usaha yang diinginkan tetap sebesar Rp 150.000

Biaya Variabel per unit :

= Rp 22,50 – (Rp 400.000/80.000) – (Rp 150.000/80.000)


= Rp 22,50 – Rp 5 – Rp 1,875
= Rp 15.625

Menghitung Biaya Tetap

Masih dari data-data di atas, misalnya perusahaan ingin menaikkan volume penjualan
menjadi 60.000 unit.

Untuk mencapai jumlah penjualan sebesar itu, maka diperlukan biaya promosi. Berapa
BIAYA IKLAN yang harus dikeluarkan?

Agar pengeluaran biaya iklan bisa berjalan dengan efektif dan efisien serta berdampak besar
terhadap kenaikan penjualan.

Maka perusahaan harus benar-benar mengerti dan memahami tentang pengertian biaya iklan,
seluk beluk iklan seperti media yang akan digunakan materi iklannya.

Apakah akan menggunakan media internet, dengan memanfaatkan Fbads, Google Adword,


bekerjasama dengan para blogger untuk mereview produknya.
Atau menggunakan media offline seperti banner, reklame dan brosur atau kombinasi dari
keduanya?

Langsung saja kita hitung biaya iklannya seperti berikut ini :

Biaya tetap semula Rp 400.000, harga jual Rp 25, dan biaya variabel per unit Rp 15.

Rumus persamaannya adalah :

Laba = Harga Jual per unit (Q) – Biaya Variabel per unit (Q) – Biaya Tetap

Rp 150.000 = Rp 25 (60.000) – Rp 15 (60.000) – Biaya Tetap


Rp 150.000 = Rp 1.500.000 – Rp 900.000 – Biaya Tetap + Promosi
Biaya Tetap + Promosi = Rp 450.000

Karena biaya tetap yang lama Rp 400.000, berarti biaya promosi yang bersedia dikeluarkan
adalah Rp 50.000.

Demikian pembahasan mengenai analisis CVP atau Cost Volume Profit untuk meningkatkan
LABA USAHA.

Anda mungkin juga menyukai