Anda di halaman 1dari 18

Pengendalian Internal

Nama Dosen ??
Nama Kelompok??
Pengertian Pengendalian Internal
Pengertian pengendalian internal menurut para ahli adalah prosedur-prosedur dan proses-proses
yang digunakan perusahaan untuk melindungi aset perusahaan, mengelola informasi secara akurat,
serta memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku.
Prinsip pengendalian internal seperti itu sangat penting karena dapat mencegah kecurangan dan
pembuatan laporan keuangan yang menyesatkan.
Selain itu, pengendalian internal yang efektif dapat membantu perusahaan mengarahkan kegiatan
operasi perusahaan dan mencegah pencurian serta penyalahgunaan lainnya.
Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan pengendalian internal adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa:


• Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis
• Informasi bisnis akurat
• Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
Komponen Pengendalian Internal

Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan
diterapkan oleh manajemen perusahaan, adalah:

• Lingkungan pengendalian
• Penilaian Resiko (risk assessment)
• Prosedur pengendalian
• Pengawasan
• Informasi dan komunikasi
Hubungan komponen-komponen pengendalian perusahaan di-ilustrasikan
dalam gambar berikut:

Di tampilan ini, 5 (lima) komponen tersebut


membentuk semacam payung yang melindungi
perusahaan yang melindungi perusahaan dari
ancaman terhadap pengendalian.

Penilaian resiko, prosedur pengendalian, dan


pengawasan merupakan bahan yang menjaga
payung dari kebocoran . Informasi dan
komunikasi menghubungkan payung dengan
manajemen.
Komponen #1: Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian perusahaan adalah perilaku manajemen dan karyawan


secara keseluruhan mengenai pentingnya pengendalian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah:


• Filosofi dan gaya operasional manajemen
• Struktur organisasi perusahaan
• Kebijakan operasional
Komponen #2: Penilaian Resiko

Semua perusahaan menghadapi resiko, antara lain:


• Perubahan permintaan pelanggan
• Ancaman pesaing
• Perubahan peraturan
• Perubahan dalam faktor-faktor ekonomi
• Pelanggaran karyawan terhadap kebijakan dan prosedur kebijakan
Komponen #3: Prosedur pengendalian internal melalui
Sistem Akuntansi
Prosedur pengendalian internal dibuat untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
tujuan perusahaan dapat dicapai, termasuk mencegah kecurangan.

Beberapa prosedur pengendalian yang di-integrasikan melalui sistem akuntansi:


1. Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajib
2. Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan
3. Operasional, penyimpanan aset dan akuntansi
4. Bukti kas tindakan keamanan
1. Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajib

Sistem akuntansi yang berhasil membutuhkan prosedur-prosedur untuk memastkan


bahwa setiap orang dapat melaksanakan tugas yang diberikan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi staf akuntan untuk mendapatkan pelatihan dan
pengawasan yang memadai dalam melakukan pekerjaanya.
Disarankan juga untuk merotasi kerja karyawan kleris, yakni karyawan yang bertugas
melakukan pencatatan dan menyimpan catatan akuntansi.
Selain itu, juga memberikan cuti wajib bagi karyawan yang tidak bertanggung jawab
terhadap pencatatan akuntansi.
2. Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan

Pelanggaran berikut ini mungkin terjadi jika pemesanan barang, pemeriksaan barang yang
diterima, dan pembayaran kepada pemasok dilakukan oleh orang yang sama:
• Pemesanan dilakukan atas dasar pertemanan dengan pemasok, bukan berdasarkan harga,
kualitas, dan faktor lain yang sifatnya lebih objektif.
• Kuantitas dan kualitas barang yang diterima mungkin tidak diperiksa sehingga pembayaran
dilakukan atas barang yang tidak diterima atau yang berkualitas buruk.
• Barang mungkin dicuri oleh karyawan.
• Keaslian dan keakuratan faktur mungkin tidak diperiksa secara hati-hati sehingga
menyebabkan pembayaran atas tagihan yang salah atau akurat.
3. Operasional, penyimpanan aset dan akuntansi

Kebijakan pengendalian intern harus menetapka tanggung jawab berbagai macam aktivitas usaha. Tanggung jawab untuk
operasi, penanganan aset, dan akuntansi harus dipisahkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan
kecurangan.
Catatan akuntansi akan berperan sebagai pemeriksa independen atas individu yang bertanggung jawab atas penyimpanan
aset dan yang bertanggung jawab atas operasi usaha.
Contoh aktivitas pengendalian:
• karyawan yang dipercaya mengeola kas yang diterima dari pelanggan kredit tidak boleh mencatat penerimaan kas
tersebut di catatan akuntansi.
• Bila dilakukan, maka karyawan dapat meminjam atau menyalahgunaan kas tersebut, dan memyembunyikan
penyalahgunaan tersebut dalam catatan akuntansi.
• Apalagi, jika staf yang bertanggungjawab dalam operasi juga bisa mencatat hasil operasi, maka staf tersebut dapat
merubah laporan akuntansi untuk menunjukkan hasil yang menguntungkan.
4. Bukti kas tindakan keamanan

Bukti-bukti dan tindakan keamanan harus digunakan untuk mrlindungi aset dan
memastikan data akuntansi andal dapat dipercaya.
Prosedur pengendalian ini dapat diterapkan dalam berbagai teknik, seperti prosedur
otorisasi, pemberian persetujuan dan rekonsiliasi.

Contoh aktivitas pengendalian:


Karyawan yang bepergian untuk keperluan bisnis perusahaan diharuskan untuk
memperoleh persetujuan dari manajer departemen terkait, berupa tanda tangan di
formulir permohonan perjalanan.
Steve Kaufman, memberikan saran untuk mencegah kecurangan
oleh karyawan di perusahaan kecil:
• Karyawan yang menulis cek perusahaan dan menyimpan buku cek, tidak boleh sama. Periksa pembayaran kepada
vendor yang tidak dikenal atau pembayaran kepada vendor yang namanya terlihat salah eja.
• Batasi akses ke data-data akuntansi sebanyak mungkin jika usaha anda menggunakan sistem komputer/software
akuntansi. Buatlah salinan cadangan data-data akuntansi dan simpan yang rapi dan tidak biasa.
• Berhati-hati terhadap siapa pun yang bekerja di bagian keuangan yang menolak untuk mengambil cuti. Mereka
mungkin takut pengganti mereka akan menemukan kecurangan yang disembunyikan.
• Minta dan periksa dokumen pendukung (seperti tagihan vendor) sebelum cek pembayaran ditandatangani.
• Telusuri jumlah tagihan kartu kredit (kalau ada) yang ditanda tangani setiap bulan.
• Batasi dan awasi akses ke dokumen-dokumen penting seperti cek kosong dan stempel tanda tangan.
• Setiap tahun, periksa formulir pembayaran pajak penghasilan orang pribadi dengan daftar gaji untuk memastikan tidak
menggaji karyawan fiktif.
Komponen #4: Pengawasan
Sinyal peringatan yang berhubungan dengan Sinyal peringatan dari sistem akuntansi:
perilaku karyawan:
• Kehilangan dokumen atau nomor transaksi ada yang loncat
• Perubahan gaya hidup yang mendadak (dapat berarti dokumen digunakan untuk transaksi yang
mengandung kecurangan)
• Hubungsn sosial yang dekat dengan pemasok
• Kenaikan pengembalian uang (refund) yang tidak biasa kepada
• Menolak untuk mengambil cuti
pelanggan atas retur barang yang dibeli (refund bisa saja palsu)
• Sering meminjam uang dari karyawan lain
• Selisih antara penerimaan kas harian dengan setoran kas ke
• Mengonsumsi alkohol atau obatan-obatan secara bank (dapat berarti penerimaan disimpan sebelum disetorkan)
berlebihan
• Kenaikan yang tiba-tiba dalam jumlah tagihan yang lewat jatuh
tempo (karyawan mungkin menyimpan uang pembayarannya)
• Penumpukan dalam pencatatan transaksi (mungkin merupakan
usaha untuk menunda penemuan kecurangan)
Komponen #5: Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian internal.
Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, serta pengawasan
dibutuhkan manajemen perusahaan untuk mengarahkan operasi dan memastikan kepatuhan pada
pelaporan, hukum, dan peraturan yang diperlukan.
Manajemen juga dapat menggunakan informasi eksternal untuk menilai kejadian dan kondisi yang dapat
berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

Sebagai contoh, manajemen perusahaan menggunakan informasi dari Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) Indonesia untuk menilai pengaruh kemungkinan perubahan pada standar pelaporan.
Contoh Penerapan Pengendalian Internal COSO di Perusahaan
Toko yang buka 24 jam dapat menggunakan tindakan-tindakan keamanan berikut ini untuk
mencegah tindakan kejahatan, yaitu:
• Tempatkan mesin kasir dekat ke pintu keluar sehiingga dapat terlihat langsung dari luar toko.
Pekerjakan dua karyawan untuk giliran kerja malam, pekerjakan petugas keamanan.
• Setorkan kas ke bank setiap hari sebelum jam 3 sore.
• Hanya menyimpan sejumlah kecil kas hanya khusus untuk kembalian di laci mesin kasir setelah
jam 5 sore. Simpan kelebihan kas di brankas yang tidak dapat diakses oleh karyawan yang bertugas.
• Pasang kamera pengawas dan sistem alarm.
Bagaimana perusahaan dapat mengatasi masalah-masalah ini?
• Sebagai contoh, perusahaan dapat menyusun jadwal setiap awal hari dan melakukan pemeriksaan di akhir hari untuk
memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah diselesaikn sesuai dengan kualitas yang telah dietapkan.
• Perusahaan dapat melakukan pemeriksaan mendadak dengan mengunjungi setiap lokasi secara acak untuk memastikan
bahwa setiap tim bekerja sesuai jadwal.
• Perusahaan dapat meminta pekerja untuk mencatat absen masuk di awal hari dan absen pulang di akhir hari untuk
memastikan bahwa mereka dibayar berdasarkan jam kerja.
• Perusahaan dapat meminta setiap tim kerja untuk mengembalikan kendaraan operasional dan peralatan ke kantor untuk
mencegah penggunaan yang tidak diizinkan.
• Perusahaan dapat mencatat odometer di akhir hari untuk meyakinkan kendaraan tidak digunakan untuk bersenang-senang.
• Perusahaan dapat menagih pelanggan setelah melakukan pemeriksaan atas pekerjaan, lalu mengawasi tagihan seluruh
piutang.
Kesimpulan

• Demikian pembahasan mengenai makalah sistem pengendalian internal


perusahaan, mulai dari pengertian, prinsip-prinsip, tujuan, unsur-unsur,
manfaat, dan contoh penerapan di perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai