Anda di halaman 1dari 20

“SIKLUS KAS”

Dosen : Yuli Kurniawati, SE,MM

NAMA KELOMPOK :

1. Mitha Febri A (17310117)


2. Kuni Abidah (17310186)
3. Dwi Fatmawati (17310064)
4. Syamsiatur Robiah (17310453)
5. Dwike Wahyu P (17310478)
6. Faridziah Ramadani
(17310498)
PENGERTIAN SIKLUS KAS

Saldo Kas adalah merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam


setiap siklus kecuali persediaan dan pergudangan ( Menurut Arrens) Sedangkan
menurut Dan M. Guy, Saldo kas meliputi kas ditangan, kas di bank, dana kas kecil,
dan akun imperest lainnya seperti daftar gaji dan upah. Tujuan utama kas adalah
untuk operasi perusahaan.
Pengertian dari Siklus kas ( Cash Conversion Cycle ) sendiri merupakan
“perjalanan” kas, mulai dari kas dikeluarkan (untuk membeli bahan-bahan) sampai
kas kembali lagi (piutang dibayarkan)
SIFAT SIKLUS KAS
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif 5 siklus transaksi yaitu :
1. siklus pendapatan
2. siklus pengeluaran
3. siklus pendanaan
4. siklus investasi
5. siklus jasa personalia.
Tujuan Audit Kas

Tujuan menyeluruh dari audit kas adalah menentukan apakah kas sudah disajikan
secara layak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Dalam
kebanyakan audit, asersi – asersi utama yang menghasilkan resiko audit. Tujuan
audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang
dinyatakan oleh manajemen, yaitu :
1. Asersi keberdaan dan kejadian
2. Asersi kelengkapan
3. Asersi hak dan kewajiban
4. Asersi penilaian dan pengalokasiaan
5. Asersi pelaporan dan pengungkapan
Tujuan Audit Specific untuk Kas ( Menurut Boyton )

Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Kas


Keberadaan atau keterjadian Saldo Kas yang dicatat pada tanggal Neraca

Kelengkapan Saldo Kas yang dicatat mencakup pengaruh semua


transaksi kas yang telah terjadi Transfer kas akhir
tahun di antara bank telah dicatat pada periode
periode yang tepat

Hak dan kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas
yang diperlihatkan pada tanggal neraca

Penilaian atau alokasi Saldo Kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah
yang dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul
pendukung

Penyajian dan perlengkapan


Saldo Kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan tepat dalam neraca
Jenis-jenis akun Kas :
Akun kas umum : Merupakan kas yang penting bagi sebagian besar organisasi Karen hamper semua penerimaan dan pengeluaran kas
mengalir melalui akun ini

Akun Imprest : Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya, membuat akun penggajian impres
terpisah
untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji

Akun bank cabang : berguna untuk membangun hubungan perbankan di komunitas local dan memungkinkan sentralisasi operasi pada
tingkat cabang. Di beberapa perusahaan ,setoran dan pengeluaaran untuk setiap cabang dilakukan di rekening bank terpisah , dan
kelebihan kas akan di transfer secara elektronik dan secara periodic ke rekening bank umum kantor utama 

 Dana kas kecil imprest : bukan merupakan rekening bank , tetapi hampir serupa dengan kas di bank dalam hal pencantumannya dan
tersebut digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas ketimbang
dengan cek, atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest dibentuk atas
dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest , tetapi biasanya digunakan untuk pengeluaran yang lebih kecil.

Ekuifalen kas : bersifat jangka pendek dan sangat liquid . hal tersebut termasuk deposit berjangka, sertifikat deposito , dan dana pasar
uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi
jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari

perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan
merupakan setara kas
A. Audit Kas Umum
 
Audit akun kas umum : dalam menguji saldo akhir tahun pada akun kas umum auditor harus
mengakumulasi bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah kas telah dinyatakan secara wajar dan
diungkapakan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
yang digunakan untuk semua pegujian atas rincian saldo (eksistensi , kelengkapan,keakurantan, pisah
batas , dan detail tie-in )

Tujuan audit terkait saldo dan pengujian umum adalah :


Prosedur audit aktual tergantung pada materialitas dan pada resiko yang auditor telah diidentifikasikan
dalam bagian audit yang terkait dengan kas. Karena ada hubungan erat dalam audit yang berkaitan
dengan kas yang tercatat di Bank, dan Karena ada hubungan erat dalam Keakuratan dan dimasukkannya
Kas yang ada (Kelengkapan)
Metodologi Perancangan Pengujian terinci atas saldo untuk Kas
di Bank
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam memengaruhi saldo
kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau
penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini
sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material
dalam kas.
3. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam dua kategori:
a. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran
kas
b. Rekonsiliasi bank independen.
Pengendalian utama termasuk pemisahan tugas yang memadai antara fungsi penandatanganan cek
hanya oleh orang yang berwenang, penggunaan cek yang telah dipranomori diatas kertas khusus,
mereview dengan cermat dokumen pendukung oleh penanda tangan cek sebelum cek ditandatangani,
dan verifikasi internal yang memadai. Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang
berhubungan dengan kas telah beroperasi secara efektif, risiko pengendalian akan menurun
sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
4. Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif atas
Transaksi (Tahap II)

Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan, ada banyak sekali transaksi
yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh, pengendalian terhadap penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit
sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.
 

5. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)


Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur analitis untuk menguji
kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian besar audit lainnya. Umumnya auditor
membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi
lainnya dengan rekonsiliasi tahun sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas
dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah saji dalam kas.

6. Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)


Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh rekonsiliasi bank dari klien untuk
dicantumkan dalam dokumentasi auditor.
Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima dari klien tersebut sudah
benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi,
kelengkapan, dan keakuratan.
Tiga Prosedur standar audit untuk setiap audit :

1. Penerimaan Konfirmasi Bank


2. Penerimaan Rekening Koran pada Titik Pisah Batas, dan
3. Pengujian Atas Rekonsiliasi Bank
Penerimaan konfirmasi bank

Walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta


penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan
lainnya dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak
aktif. Jika bank tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor harus
mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien untuk berkomunikasi dengan
bank untuk memintanya melengkapi dan mengembalikan konfirmasi ke auditor.
Untuk memudahkan auditor dan juga banker yang diminta untuk mengisi
konfirmasi bank, AICPA menyetujui penggunaan formulir konfirmasi bank standar.
2. Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank

Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode
parsial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain
yang tercantum dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan
publik. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk memverivikasi item
rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir tahun.
3. Pengujian Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan


pengendalian internal yang penting terhadap kas. Auiditor menguji rekonsiliasi
bank untuk menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank
dengancermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien
sama jumlah ya dengan kas aktual di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek
yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SIKLUS KAS
Berikut faktor yang mempengaruhi siklus kas :
1. Arus kas
2. Perubahan modal kerja
3. Aset tetap
4. Transaksi saham dan pembayaran dividen
Selain dari 4 faktor diatas, berikut faktor penyebab tingginya resiko bawaan siklus kas :
5. Tingginya potensi salah saji akibat volume transaksi yang tinggi
6. Sifat kas
7. Kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing
HUBUNGAN ANTARA SIKLUS
KAS & SIKLUS OPERASI
Lamanya siklus kas dan siklus operasi akan menentukan besar kecilnya
kebutuhan modal kerja dalam suatu perusahaan. Karena periode persediaan,
periode piutang, dan periode utang merupakan salah satu komponen yang
menentukan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Semakin lama periode
persediaan dan periode piutang, semakin besar kebutuhan modal kerja suatu
perusahaan. Sedangkan semakin lama periode utang, semakin kecil kebutuhan
modal kerja suatu perusahaan.
PENENTUAN SIKLUS KAS &
SIKLUS OPERASI
Siklus kas merupakan periode saat kas dibayarkan untuk pembelian persediaan
(secara kredit) sampai dengan saat kas dikumpulkan dari piutang.
Siklus operasi merupakan periode antara pembelian bahan baku (secara tunai)
dan pengumpulan kas yang berasal dari piutang perusahaan
Kesimpulan

Pengujian substantif terhadap saldo kas ditujukan untuk memperoleh keyakinan tentang
keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas, membuktikan keberadaan kas dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan
kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo kas yang
disajikan dalam neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di
neraca, membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan
kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca. Dengan metodologi perancangan
pengujian terinci atas saldo untuk kas di bank dengan indentifikasi resiko bisnis klien yang
memperngaruhi kasi di bank, lalu tentukan salah saji yang dapat ditolelir dan menilai resiko
bawaab untuk Kas di Bank, Menaksir resiko pengendalian untuk Kas di Bank, Merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi untuk beberapa
siklus, kemudian merancang dan melaksanakan prosedur analitik untuk kas di bank

Anda mungkin juga menyukai