PENDAHULUAN
1|Perilaku Konsumen
h. Apa saja jenis-jenis data penelitian?
i. Apa saja teknik-teknik pendekatan keputusan konsumen?
j. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam riset perilaku konsumen?
2|Perilaku Konsumen
BAB II
PEMBAHASAN
3|Perilaku Konsumen
Data hasil penelitian adalah data empiris (teramati), mempunya kriteria
valid. Validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian. Untuk mendapatkan data yang valid perlu
diadakan pengujian (a) reliabilitas dan (b) objektivitas.
4|Perilaku Konsumen
Untuk memahami penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan lebih mendalam,
perhatikan penjelasan di bagian selanjutnya.
1. Pendekatan langsung
1) konsisten respons;
2) ide-ide baru, dan
3) tanggapan langsung, baik dari ekspresi maupun bahasa tubuh.
2. Pendekatan tidak langsung
5|Perilaku Konsumen
Dalam pendekatan tidak langsung, kita tidak menyebutkan secara jelas
tujuan penelitian kepada responden. Salah satu cara yang paling populer
adalah dengan menggunakan teknik asosiasi, yaitu responden diberi stimulus
dan diminta untuk memberi respons langsung pada saat jawaban tersebut
muncul di pikirannya. Responden akan diberi daftar kata dan diminta untuk
memberikan respons seketika.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang lebih berdasarkan pada data yang
dapat dihitung untuk menghasilkan suatu penafsiran. Isi rencana analisis data
selalu didasarkan pada rencana penelitian yang telah dirumuskan dan data yang
sudah siap diolah. Rencana penelitian mencakup
1. permasalahan,
2. tujuan penelitian, dan
3. kerangka pemikiran, termasuk penggunaan konsep dan
operasionalisasinya.
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung, bukan hasil
mengukur. Data nominal biasanya diperoleh dari penelitian yang bersifat
eksploratif atau survei. Sebagai contoh, selain melayani nasabah, teller bank
juga bertugas untuk menghitung keluar masuknya uang.
2. data kontinum
6|Perilaku Konsumen
mengawasi meteran air di setiap rumah pelanggan, dan karyawan PLN dengan
tugas yang hampir sama. Data kontinum dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.
7|Perilaku Konsumen
1. Masalah dan cara pemecahannya
8|Perilaku Konsumen
2) Seberapa baik interaksi karyawan BTN Shariah dengan
lingkungannya?
3) Bagaimana sikap...?
4) Seberapa tinggi efektivitas...?
5) Seberapa tinggi motivasi kerja karyawan BNI 46 Malang...?
b. Permasalahan komparatif, yaitu penelitian yang membandingkan satu
variabel dengan variable lainnya, misalnya seberapa berapa perbedaan
produktivitas kerja karyawan PT Maspion di Surabaya dan di Sidoarjo.
c. Permasalahan asosiatif, yaitu hubungan antara dua variabel atau lebih,
yang mencakup, antara lain,
1) hubungan simetris, yaitu hubungan dua variabel yang
kemunculannya sama, tetapi tidak terbukti secara teoretis, misalnya
apakah ada hubungan antara radio di pedesaan dengan
perkembangan jumlah ayam dan kambing; apakah ada hubungan
antara jumlah semut di pohon dengan manisnya buah pohon
tersebut.
2) hubungan kasual atau hubungan sebab akibat (adanya variabel
dependen dan independen), misalnya seberapa besar pengaruh
sistem honorarium terhadap prestasi kerja; apakah ada pengaruh
kepuasan terhadap loyalitas konsumen; apakah ada pengaruh
ekuitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen.
3) hubungan interaktif/ timbal balik/ reciprocal, yaitu hubungan
saling memengaruhi, tetapi tidak tahu mana yang dependen dan
independen, misalnya hubungan antara kepuasan konsumen
dengan kinerja perusahaan/ pemasok (supplier).
Variabel penelitian adalah hal berbentuk apa pun yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga mereka memperoleh informasi tentang hal
tersebut. Variabel penelitian adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya. (Kivetz dan Simonson, 2002). Sekarang
(2007) mendefinilkan variabel penelitian sebagai atribut keilnmuan atau kegiatan
tertentu yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Sementara
9|Perilaku Konsumen
menurut Kerlinger (2007), variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari, dinamakan variabel karena ada variasinya. Dari pengertian pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu gejala/ nilai yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dan dapat diukur nilainya.
Suatu penelitian yang ilmiah perlu dilandasi asumsi bahwa gejala tertentu
dapat diklasifikasikan dan memiliki hubungan sebab akibat sehingga seorang
peneliti dapat fokus pada penelitian yang dilakukan. Pola hubungan inilah yang
selanjutnya disebut paradigma penelitian. Jadi, paradigma penelitian adalah pola
pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti, yang sekaligus
mencerminkan jenis dan (1) jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab dalam
penelitian, (2) teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, (3) jenis dan
Jumlah hipotesis, dan (4) teknis analisis statistik yang digunakan.
Lebih lanjut, ada beberapa paradigma atau model penelitian kuantitif yang
perlu kita perhatikan, yaitu:
1. Paradigma sederhana
10 | P e r i l a k u K o n s u m e n
X= Y=
Variabel independen Variabel dependen
X1 X2 X3 Y
Keterangan:
X2 = kualitas pengerjaan
Y = keputusan pembeli
11 | P e r i l a k u K o n s u m e n
2.4 Macam-Macam Penelitian Konsumen
1. Penelitian eksplorasi
12 | P e r i l a k u K o n s u m e n
2.6 Prosedur Penelitian Konsumen
1. Metode observasi
2. Metode eksperimen
13 | P e r i l a k u K o n s u m e n
a. Eksperimen laboratorium
b. Eksperimen lapangan
3. Metode survey
a. Wawancara pribadi
14 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui surat dimaksudkan
untuk menyebarluaskan kuesioner konsumen melalui media pos. kuesioner
tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, mudah dijawab oleh
responden dengan menggunakan prangko langganan. Tujuan survey
melalui surat, salah satunya, adalah untuk mendapat informasi mengenai
tanggapan yang perlu mendapat perhatian perusahaan,. Teknik ini bisa
menjadi alternatif, apalagi jika letak geografis sangat tidak memungkinkan
terjadonya kunjungan langsung.
Ada beberapa jenis data yang akan kita bahas di bagian ini, yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer dapat berupa opini subjck (orang) secara individual atau
kelompok, basil observasi tcrhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan,
dan hasil penguiian. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data primer, yaitu metodc survei dan metode observasi.
1) Wawancara
15 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei
yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian,
teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau
hubungan dengan responden. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu melalui tatap muka atau melalui telepon,
2) Kuesioner
16 | P e r i l a k u K o n s u m e n
observasi partisipan (participant observation) dan observasi nonpartisipan
(nonparticipant observation).
4) observasi mekanik
2. Data sekunder
17 | P e r i l a k u K o n s u m e n
g. dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi pengumpulan
data.
Di bagian ini kita akan membahas tipe-tipe data sekunder dan penelusuran
data sekunder.
1) data internal
2) data eksternal
Data eksternal umumnya disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari
organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan penerbitnya, data sekunder
eksternal bisa berupa
18 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Data sekunder yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan
diperoleh melalui penelusuran secara manual. Cara penelusuran ini relatif
lebih lama jika dibandingkan dengan penelusuran dengan komputer. Saat
ini belum semua data sekunder yang dibutuhkan disajikan dalam format
elektronik sehingga penelusuran secara manual masih diperlukan. Data
sekunder ditelusuri dengan cara ini biasanva berupa jurnal, majalah,
buletin, dan bentuk publikasi yang diterbitkan secara periodik, buku, atau
sumber data Iainnya (misalnya, laporan tahunan perusahaan).
Melihat sumber data satu per satu tentunya sangat merepotkan. Oleh
karena itu, ada cara-cara tertentu yang bisa memudahkan kita mencari data,
misalnya indeks, abstrak, jurnal majalah ilmiah, dan buku (ilmiah). Untuk sampai
pada catatan yang mudah digunakan dalam penulisan karya ilmiah, kita perlu (1)
melakukan penelaahan, (2) menyarikan atau merangkum, dan (3)
mengelompokkan sumber.
1. Melakukan penelaahan
19 | P e r i l a k u K o n s u m e n
pada kartu bibliografi. Untuk meakukan penelaahan, sebaiknya mulailah
dengan hasil penelitian yang paling mutakhir sebab penelitian tersebut
mungkin telah memanfaatkan atau mengoreksi hasil penelitian sebelumnya.
Tulislah sari atau rangkumannya pada kartu yang bibliografinya baru kita
tulis, atau tulislah pada kartu apa saja yang menurut kita penting, beri
komentar, tulis kegunaannya, dan lain-lain. Bila ada sesuatu yang akan
dicuplik, tulislah dengan lengkap, termasuk nomor halamannya.
3. Mengelompokkan sumber
Tandailah kartu dengan kode sesuai dengan isinya. Bacalah isinya secara
berulang-ulang agar kita selalu ingat dan memudahkan kita melakukan
penyempurnaan, pengurangan, atau penambahan. Buatlah garis-garis besar
mengenai studi literatur yang kita rencanakan dan analisislah sumber tersebut.
Jenis data penelitian berkaitan dcngan sumber data clan penelitian metode
yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Penentuan
20 | P e r i l a k u K o n s u m e n
metode pengumpulan dipengaruhi oleh jenis dan data penelitian yang dibutuhkan.
Data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu data
subjek data fisik, dan data dokumenter.
Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap
pengalaman, atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi subjek penelitian (responden). Dengan demikian, data subjek
merupakan data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden secara
individual atau secara kelompok. Data subjek selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan bentuk tanggapan (respons) yang diberikan, yaitu lisan (verbal),
tertulis, dan ekspresi. Respons verbal diberikan sebagai tanggapan atas
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Respons ekspresi diperoleh peneliti
dari proses observasi.
Data fisik merupakan jenis data penelitian yang berupa objek atau benda-
benda fisik, misalnya bangunan atau bagian dari bangunan, pakaian, buku, dan
senjata. Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu
keberadaan atau kejadian masa lalu. Data fisik dalam penelitian bisnis
dikumpulkan melalui metode observasi,
Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang, antara lain berupa
faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau laporan program.
Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu peristiwa atau transaksi terjadi,
serta siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut. Data dokumenter dalam
suatu penelitian dapat menjadi bahan dasar analisis data yang kompleks yang
dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal
dengan analisis konten.
1. Penelitian populasi
21 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, penelitiannya
merupakan penelitian populasi, atau studi populasi atau studi sensus. Jika
dilihat dari jumlahnya, populasi bisa terhingga (terdiri atas elemen dengan
jumlah tertentu), dan tak hingga (terdiri atas elemen yang sukar sekali dicari
batasannya).
2. Penelitian sampel
Jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, penelitian itu disebut
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi Yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apalbila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan berarti
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Apabila contoh sampel penelitian televisi PT Nasional tahun 1990 tersebut
dipandang sebagai sampel, peneliti tidak hanya menyimpulkan bahwa
"produksi televisi PT Nasional tahun 2007 itu baik", tetapi menyimpulkan
bahwa "produksi televisi PT Nasional itu baik". Dalam hal ini, yang dikatakan
baik bukan hanya produksi tahun 2007, tetapi semuanya, walaupun yang
diselidiki hanya produksi selama satu tahun.
22 | P e r i l a k u K o n s u m e n
f. Ada kalanya penelitian populasi memang tidak mungkin dilakukan,
misalnya bila kita ingin mengetahui pendapat pemuda usia 15 tahun
tentang PMDK. Karena wilayah Indonesia cukup luas, tidak mungkin
dengan tepat mengetahui pendapat dari mereka yang benar-benar berusia
15 tabun.
Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut mulai dari
1 sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya
peneliti sudah menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang
paling baik. Untuk sekadar ancar-ancar, apabila kurang dari 100, lebih baik
kita mengambil semua subjek sehingga penelitiannya menjadi penelitian
populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, kita dapat mengambil antara
10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung pada
23 | P e r i l a k u K o n s u m e n
demikian. Hal ini tergantung pada sifat-sifat atau ciri-ciri yang
dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi.
Agar diperoleh basil penelitian yang lebih baik diperlukan sampel yang
baik pula, yang betul-betul mencerminkan populasi. Supaya memperoleh sampel
yang lebih akurat diperlukan rumus-rumus penentuan besarnya sampel, yaitu
L
N= +u+1
f2
Harga L tabel dengan t.s% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76. Maka,
dengan rurnus tersebut didapatkan N=19,76+ 5+1 = 203,6 dibulatkan 204.
x 2 NP(1−P)
S=
d 2 ( N−1 ) + x 2 P(1−P)
Z 2 ( )(
N= ()
e
P 1−P )
24 | P e r i l a k u K o n s u m e n
c. sampel wilayah atau area probability sample
Seperti halnya sampel berstrata yang dipakai apabila ada perbedaan antara
strata lain, kita menggunakan sampel wilayah jika ada perbedaan ciri antara
wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah teknik
penyampelan yang dilakukan dengan mengambil wakil yang terdapat dalam
populasi.
25 | P e r i l a k u K o n s u m e n
3) penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam
studi pendahuluan.
f. sampel kuota (quota sample)
pada teknik ini dua buah sampel diambil secara sekaligus oleh peneliti
dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk
dari sampel pertama, atau untuk mengecek kebenaran data dari sampel
pertama. Biasanya jumlah sampel pertama sangat besar, sedangkan jumlah
sampel kedua tidak begitu besar.
26 | P e r i l a k u K o n s u m e n
2. Teknik pendekatan humanistik
1. Pengamatan
27 | P e r i l a k u K o n s u m e n
a. Peneliti harus bisa mencerna informasi yang didapatkan dari hasil
observasi dan kemudian melakukan penarikan kesimpulan mengenai
sebab akibatnya.
b. Kebanyakan peneliti membuat inferensi yang sangat keliru
berdasarkan pengamatannya.
c. Peneliti dapat memengaruhi objek yang dijadikan observasi semata-
mata karena dia menjadi bagian dari situasi pengamatan tersebut.
d. Orang akan bertindak berbeda, bahkan dibuat-buat, manakala diamati
orang lain.
2. Validitas dan keandalan
a. Ukuran pengamatan memprediksikan kriteria yang relevan secara
andal (apakah kriterianya sudah jelas atau belum).
b. Perlu mendefinisikan secara cukup tepat dan tidak ragu-ragu apa yang
akan kita amati (harus ada definisi operasional mengenai variabel yang
sedang diukur).
3. Kategori
4. Unit perilaku
Unit perilaku harus jelas, misalnya “kerja sama”. Definisi kerja sama
adalah mau menerima saran dan gagasan orang lain; bekerja sama secara
harmonis dengan orang-orang lain untuk mencapai tujuan.
28 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Dari semua penjelasan diatas, jika digambarkan, proses penelitian perilsku
konsumen akan tampak seperti berikut, seperti yang dikemukakan oleh Johannes
dan Raf (2011).
29 | P e r i l a k u K o n s u m e n
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
30 | P e r i l a k u K o n s u m e n
DAFTAR PUSTAKA
31 | P e r i l a k u K o n s u m e n