Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era modern saat ini, banyak perusahaan-perusahaan yang berusaha


untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu caranya yaitu selalu melakukan
penelitian atau riset dan pengembangan untuk memperoleh informasi tentang
perilaku konsumen yang berkaitan dengan jenis produk dan jasa yang harus
disediakan sesuai dengan selera dan minat konsumen. Maka dari itu, dengan
dilakukannya penelitian perilaku konsumen, memungkinkan para pemasar untuk
meramalkan bagaimana konsumen bereaksi terhadap berbagai stimuli pemasaran
yang diberikan oleh produsen dan untuk memahami bagaimana cara konsumen
mengambil keputusan pembelian.

Sebagai pemasar, perilaku konsumen merupakan pegangan untuk


memahami konsumen, dengan demikian pemahaman ini akan membangun
keunggulan bersaing bagi perusahaan. Persaingan ketat antara perusahaan saat ini,
membuat perusahaan harus mampu untuk mengambil langkah yang tepat dalam
pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan agar penerapan strategi pemasaran
tidak salah sasaran, serta mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa rumusan masalah


yang ditemukan, diantaranya:

a. Apa definisi penelitian perilaku konsumen?


b. Apa definisi penelitian kualitatif dan kuantitatif?
c. Apa yang dimaksud masalah, variabel, dan paradigma penelitian ?
d. Apa saja jenis penelitian perilaku konsumen?
e. Apa pendekatan penelitian perilaku konsumen?
f. Bagaimana prosedur penelitian konsumen?
g. Apa saja metode pengumpulan informasi konsumen ?

1|Perilaku Konsumen
h. Apa saja jenis-jenis data penelitian?
i. Apa saja teknik-teknik pendekatan keputusan konsumen?
j. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam riset perilaku konsumen?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :

a. Untuk mengetahui definisi penelitian perilaku konsumen


b. Untuk mengetahui definisi penelitian kualitatif dan kuantitatif
c. Untuk mengetahui masalah, variabel, dan paradigma penelitian
d. Untuk mengetahui jenis penelitian perilaku konsumen
e. Untuk mengetahui pendekatan penelitian perilaku konsumen
f. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penelitian konsumen
g. Untuk mengetahui metode pengumpulan informasi konsumen 
h. Untuk mengetahui jenis-jenis data penelitian
i. Untuk mengetahui teknik-teknik pendekatan keputusan konsumen
j. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam riset perilaku
konsumen

2|Perilaku Konsumen
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian Perilaku Konsumen


Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan dari waktu ke waktu harus selalu
berusaha agar bisa berkembang mencapai kesuksesan yang berkelanjutan
(sustainable survival). Salah satu cara yang dilakukan untuk mempertahankan
kemajuan perusahaan adalah dengan selalu mengadakan penelitian dan
pengembangan untuk menggali informasi tentang perilaku konsumen yang
berkaitan dengan jenis produk dan jasa yang harus disediakan sesuai dengan
selera dan minat konsumen. Pada perusahaan-perusahaan yang sudah mapan
biasanya dibentuk divisi tertentu untuk menangani masalah penelitian dan
pengembangan, yang disebut departemen penelitian dan pengembangan atau
research and development department. Pada bab ini penulis akan menguraikan
lebih lanjut apa dan bagaimana penelitian perilaku konsumen itu, baik pengertian,
metode, populasi, sampel, maupun teknik pengujian hipotetis penelitian.
Sekaran (2007) mengemukakan bahwa metode penelitian adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
Kegunaan tertentu. Dari pengertian tersebut, kegiatan penelitian itu memiliki
beberapa unsur, yaitu (1) cara ilmiah untuk mendapatkan, (2) data tertentu, (3)
tujuan tertentu, dan (4) kegunaan tertentu.
1. Cara ilmiah

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,


yaitu (a) rasional, (b) empiris, dan (c) sistematis.

a. Rasional, masuk akal secara nalar oleh manusia.


b. Empiris, cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh manusia
sehingga orang lain pun bisa melakukannya.
c. Sistematis, prosesnya tertentu, langkahnya logis.
2. Data

3|Perilaku Konsumen
Data hasil penelitian adalah data empiris (teramati), mempunya kriteria
valid. Validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian. Untuk mendapatkan data yang valid perlu
diadakan pengujian (a) reliabilitas dan (b) objektivitas.

a. Reliabilitas, konsistensi atau keajegan data dalam waktu interval


tertentu. objektivitas, kesepakatan dari banyak orang terhadap suatu
objek yang sama.
b. Objektivitas, kesepakatan dari banyak orang terhadap suatu objek yang
sama.
3. Tujuan suatu penelitian bersifat (a) penemuan, (b) pembuktian dan (c)
pengembangan.
a. Penemuan, data yang diperoleh memang benar, sebelumnya belum
ada, atau belum pernah diketahui.
b. Pembuktian, data yang diperoleh digunakan untuk pembuktian.
c. Pengembangan, data digunakan untuk melengkapi atau memperdalam
pengetahuan yang telah ada.
4. Kegunaan tertentu

Data dan informasi digunakan untuk (a) memahami/ menjelaskan, (b)


memecahkan, dan (c) mengantisipasi masalah.

a. Memahami, memahami atau memperjelas suatu masalah atau


informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadikan kita tahu.
b. Memecahkan, berarti meminimalkan atau menghilangkan ma salah.
c. Mengantisipasi, berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.

2.2 Penelitian Kualitatif dan Kuantitif

Sekaran (2007) mengemukakan bahwa istilah kualitatif dan kuantitatif


seakan-akan saling berlawanan atau berbeda satu sama lain. Namun demikian,
rancangan riset yang baik merupakan perpaduan dari metode kualitatif dan
kuantitatif yang saling melengkapi. Ketika mengadakan penelitian kuantitatif,
peneliti juga membutuhkan penjelasan yang bersitat kualitatif. Begitu pula
sebaliknya, untuk memudahkan penyajlan data penelitian agar mudah dipahami
orang, penelitian kualitatit tetap membutuhkan data-data yang bersifat kuantitatif.

4|Perilaku Konsumen
Untuk memahami penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan lebih mendalam,
perhatikan penjelasan di bagian selanjutnya.

2.2.1 Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan data


yang berbentuk kata, kalimat, gambar, atau data yang bukan dalam bentuk skala
interval dan rasio, tetapi dalam bentuk skala yang rendah, yaitu skala nominal dan
ordinal. Informasi riset kualitatif dalam bidang pemasaran dapat digunakan untuk

1. menjernihkan isu sebelum penelitian kuantitatif;


2. mengidentifikasi pengembangan produk baru;
3. meninjau persepsi konsumen atas produk atau pesaing;
4. menganalisis perilaku konsumen;
5. menyelidiki bagaimana keputusan membeli dilakukan;
6. menyelidiki alasan mengapa suatu merek dipilih.

Sebagai contoh, jika ingin menganalisis konsumen pada pembandingan


sepeda motor merek Honda dengan merek lain, kita bisa menggunakan
pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung

1. Pendekatan langsung

Pendekatan langsung adalah pendekatan yang dicapai dengan menjelaskan


secara jelas tujuan penelitian kepada responden. Ada dua cara yang bisa
digunakan dalam pendekatan langsung ini, yaitu

a. grup tokus (focus group)

Grup tokus adalah wawancara yang dipandu oleh seorang moderator


dalam jumlah kecil, dalam bentuk yang tidak terstruktur, dan semaksimal
mungkin dilakukan secara alami. Hal yang akan dianalisis di sini adalah

1) konsisten respons;
2) ide-ide baru, dan
3) tanggapan langsung, baik dari ekspresi maupun bahasa tubuh.
2. Pendekatan tidak langsung

5|Perilaku Konsumen
Dalam pendekatan tidak langsung, kita tidak menyebutkan secara jelas
tujuan penelitian kepada responden. Salah satu cara yang paling populer
adalah dengan menggunakan teknik asosiasi, yaitu responden diberi stimulus
dan diminta untuk memberi respons langsung pada saat jawaban tersebut
muncul di pikirannya. Responden akan diberi daftar kata dan diminta untuk
memberikan respons seketika.

Dalam riset kualitatif, jika ingin menganalisis konsumen, kita dapat


memperoleh sejumlah besar perbandingan kategori dengan menggunakan
bermacam-macam konsep, misalnya dengan konsep jenis kelamin, kita membagi
kelompok tersebut menjadi dua kategori, yaitu pria dan wanita. Dari kategori
tersebut perlu ditetapkan kategori mana yang benar-benar berguna untuk
menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.

2.2.2 Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang lebih berdasarkan pada data yang
dapat dihitung untuk menghasilkan suatu penafsiran. Isi rencana analisis data
selalu didasarkan pada rencana penelitian yang telah dirumuskan dan data yang
sudah siap diolah. Rencana penelitian mencakup

1. permasalahan,
2. tujuan penelitian, dan
3. kerangka pemikiran, termasuk penggunaan konsep dan
operasionalisasinya.

Data kuantitatif dikelompokkan menjadi dua, yaitu

1. data diskrit/ nominal

Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung, bukan hasil
mengukur. Data nominal biasanya diperoleh dari penelitian yang bersifat
eksploratif atau survei. Sebagai contoh, selain melayani nasabah, teller bank
juga bertugas untuk menghitung keluar masuknya uang.

2. data kontinum

Data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran.


Contohnya adalah data yang didapatkan oleh karyawan PDAM yang

6|Perilaku Konsumen
mengawasi meteran air di setiap rumah pelanggan, dan karyawan PLN dengan
tugas yang hampir sama. Data kontinum dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

a. Skala ordinal, yaitu skala yang bertujuan untuk membedakan antara


kategori-kategori dalam satu variabel dengan asumsi bahwa ada urutan
atau tingkatan skala. Contohnya adalah karyawan PDAM yang
tugasnya menyeimbangkan antara hasil survei lapangan dari meteran
pelanggannya dengan hasil data yang dilihat meteran perusahaan itu
sendiri. Contoh lain, siswa berprestasi: juara 1, 2, 3, dan sebagainya;
tingkatan kelas SD: kelas 1,2, 3,4, 5, 6.
b. Skala interval, yaitu skala suatu variabel yang selain dibedakan dan
mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti
antara satu kategori dengan kategori yang lainnya dalam satu variabel.
Contohnya adalah variabel umur, umur 1-3,4-6, 7-9, dan sebagainya.
c. Skala rasio, yaitu data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol
absolut. Skala rasio mencerminkan jumlah-jumlah yang sebenarnya
dari suatu variabel. Contohnya adalah meteran air milik PDAM yang
digunakan untuk mengukur besarnya pengeluaran air yang digunakan
para pelanggannya, misalnya 10 m, 9 kg, 7 cm.

2.3 Masalah, Variabel, dan Paradigma Penelitian

2.3.1 Masalah Penelitian

Masalah penelitian adalah penyimpangan/kesenjangan antara yang


seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, atau ada kesenjangan antara teori
yang sudah mapan dengan kondisi objektif yang ada (Stonner, 2002). Dengan
demikian, penelitian perlu diadakan untuk menjawab alasan terjadinya
kesenjangan atau penyimpangan tersebut, Dalam wilayah perilaku konsumen,
misalnya, mengapa pengunjung supermarket atau hipermarket lebih banyak jika
dibandingkan dengan toko-toko tradisional, atau mengapa pengunjung restoran
waralaba lebih banyak jika dibandingkan dengan warung-warung makan
tradisional. Menyangkut masalah penelitian ini, berikut akan dijelaskan beberapa
hal yang menyangkut rumusan masalah penelitian.

7|Perilaku Konsumen
1. Masalah dan cara pemecahannya

Suatu penelitian dilakukan guna mendapatkan data dalam rangka


memecahkan masalah. Jadi, semua penelitian selalu berangkat dari masalah.
Oleh karena itu, ketepatan dalam pemilihan masalah yang benar-benar
masalah sudah menyelesaikan 50% kegiatan penelitian.

TABEL 2.1 Hubungan antara ketepatan memilih masalah Dan Cara


pemecahannya (Sumber: Kerlinger, 2005)

Ketepatan Masalah Ketepatan Cara Pemecahan


a. Masalah besar a. Cara pemecahan benar
b. Masalah benar b. Cara pemecahan salah
c. Masalah salah c. Cara pemecahan benar
d. Masalah salah d. Cara pemecahan salah

2. Sumber masalah, antara lain, mencakup:


a. penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataang;
b. penyimpangan antara apa yang telah direncarnakan dengan kenyataan;
c. pengaduan;
d. kompetisi.
3. Rumusan masalah penelitian harus jelas dan objektif. Artinya,
a. masalah harus layak atau feasible (ada ketersediaan dana, waktu,
teknologi, dan lain-lain);
1) masalah harus Jelas (persepsi sama);
2) masalah harus signifikan (memberi kontribusi terhadap ilmu dan
manusia);
3) masalah harus bersifat etis;
4) dinyatakan dalam kalimat tanya, atau alternatif yang secara implisit
mengandung pertanyaan.
4. Bentuk-bentuk masalah penelitian
a. Permasalahan deskriptif, yaitu suatu pertanyaan terhadap variabel
mandiri, baik satu maupun lebih. Contoh:
1) Bagaimanakah kualitas pelayanan BCA cabang Malang?

8|Perilaku Konsumen
2) Seberapa baik interaksi karyawan BTN Shariah dengan
lingkungannya?
3) Bagaimana sikap...?
4) Seberapa tinggi efektivitas...?
5) Seberapa tinggi motivasi kerja karyawan BNI 46 Malang...?
b. Permasalahan komparatif, yaitu penelitian yang membandingkan satu
variabel dengan variable lainnya, misalnya seberapa berapa perbedaan
produktivitas kerja karyawan PT Maspion di Surabaya dan di Sidoarjo.
c. Permasalahan asosiatif, yaitu hubungan antara dua variabel atau lebih,
yang mencakup, antara lain,
1) hubungan simetris, yaitu hubungan dua variabel yang
kemunculannya sama, tetapi tidak terbukti secara teoretis, misalnya
apakah ada hubungan antara radio di pedesaan dengan
perkembangan jumlah ayam dan kambing; apakah ada hubungan
antara jumlah semut di pohon dengan manisnya buah pohon
tersebut.
2) hubungan kasual atau hubungan sebab akibat (adanya variabel
dependen dan independen), misalnya seberapa besar pengaruh
sistem honorarium terhadap prestasi kerja; apakah ada pengaruh
kepuasan terhadap loyalitas konsumen; apakah ada pengaruh
ekuitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen.
3) hubungan interaktif/ timbal balik/ reciprocal, yaitu hubungan
saling memengaruhi, tetapi tidak tahu mana yang dependen dan
independen, misalnya hubungan antara kepuasan konsumen
dengan kinerja perusahaan/ pemasok (supplier).

2.3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah hal berbentuk apa pun yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga mereka memperoleh informasi tentang hal
tersebut. Variabel penelitian adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya. (Kivetz dan Simonson, 2002). Sekarang
(2007) mendefinilkan variabel penelitian sebagai atribut keilnmuan atau kegiatan
tertentu yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Sementara

9|Perilaku Konsumen
menurut Kerlinger (2007), variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari, dinamakan variabel karena ada variasinya. Dari pengertian pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu gejala/ nilai yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dan dapat diukur nilainya.

Para ahli mengklasifikasi bermacam-macam variabel peneltian menjadi

1. variabel independen (bebas), yaitu variabel yang dapat memengaruhi


variabel lainnya;
2. variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain;
3. variabel moderator (memengaruhi variabel bebas dan terikat);
4. variabel intervensi atau intervening (tidak bisa diamati), yaitu variabel
yang mengintervensi pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang
lain;
5. variabel kontrol, yaitu variabel yang berfungsi sebagai pengontrol
pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain.

2.3.3 Paradigma Penelitian

Suatu penelitian yang ilmiah perlu dilandasi asumsi bahwa gejala tertentu
dapat diklasifikasikan dan memiliki hubungan sebab akibat sehingga seorang
peneliti dapat fokus pada penelitian yang dilakukan. Pola hubungan inilah yang
selanjutnya disebut paradigma penelitian. Jadi, paradigma penelitian adalah pola
pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti, yang sekaligus
mencerminkan jenis dan (1) jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab dalam
penelitian, (2) teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, (3) jenis dan
Jumlah hipotesis, dan (4) teknis analisis statistik yang digunakan.

Lebih lanjut, ada beberapa paradigma atau model penelitian kuantitif yang
perlu kita perhatikan, yaitu:

1. Paradigma sederhana

Paradigma ini menggunakan satu variabel dependen dan satu variabe


independen.

10 | P e r i l a k u K o n s u m e n
X= Y=
Variabel independen Variabel dependen

Dalam sebuah penelitian harus tercantum jelas tentang

a. rumusan masalah penelitian harus tercantum (deskriptif dan asosiatif);


b. teori yang digunakan;
c. hipotesis yang dirumuskan;
d. teknik analisis data.
2. Paradigma sederhana berurutan

Paradigma ini menunjukkan hubungan antara satu variabel independen


dengan satu variabel dependen secara berurutan.

X1 X2 X3 Y

Keterangan:

XI = kualitas Bahan baku

X2 = kualitas pengerjaan

X3 = kualitas barang yang dihasilkan

Y = keputusan pembeli

3. Paradigma ganda dengan dua variabel independen (3 rumusan deskriptif


dan 4 rumusan asosiatif) dengan analisis 3 korelasi ganda dan 1 kolerasi
ganda.
4. Paradigma ganda dengan tiga variabel independen.
5. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen.
6. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen dan dua variabel
independen.
7. Paradigma jalur.

11 | P e r i l a k u K o n s u m e n
2.4 Macam-Macam Penelitian Konsumen

1. Penelitian eksplorasi

Metode yang digunakan dalam penelitian eksplorasi konsumen adalah


metode mempengaruhi konsumen dan memfokuskan kelompok konsumen.

a. Metode mempengaruhi konsumen

Pengenaan pengaruh kepada konsumen dapat diketahui melalui


pemberian sugesti kepada konsumen secara spontan, misalnya
mempengaruhi konsumen untuk menggunakanproduk atau merek baru,
dan memberikan kartu saran untuk mengetahui kesukaan konsumen
terhadap suatu produk atau merek.

b. Metode memusatkan atau memfokuskan kelompok konsumen

Metode yang dimaksud adalah wawancara dengan kelompok


konsumen yang terdiri atas 6-8 orang yang berlatar belakang sama.
Kelompok konsumen tersebut mengasosiasikan secara bebas masalah yang
ada dipasar.

2. Penelitian tentang kesimpulan konsumen

Penelitian eksplorasi tidak direncanakan untuk menyimpulkan waban yang


diberikan oleh konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai kesimpulan
konsumen terhadap suatu produk, merek,dan pelayanan itu penting. Penelitian
tentang kesimpulan konsumen dapat digunakan untuk menentukan dan
mengidentifikasi apa yang dipengaruhi konsumen.

2.5 Pendekatan Penelitian Perilaku Konsumen

1. Pendekatan penelitian lintas-bagian

Pendekatan ini dimaksudkan untuk meneliti aspek perilaku konsumen


yang menggunakan waktu yang realtif singkat.

2. Pendekatan penelitian longitudinal

Pendekatan ini dimaksudkan untuk meneliti aspek perilaku konsumen


yang terjadi dalam beberapa periode waktu tertentu.

12 | P e r i l a k u K o n s u m e n
2.6 Prosedur Penelitian Konsumen

Menurut simamora (2004), kosnumen memerlukan langkah yang benar


dan pasti. Ada Sembilan langkah untuk melakukan riset penelitian yaitu:

1. Mendefenisikan dan merumuskan masalah


2. Melakukan studi kepustakaan
3. Memformulasikan hipotesis
4. Menentukan model
5. Mengumpulkan data
6. Mengolah dan menyajikan infromasi
7. Menganalisis dan menginterpretasi
8. Membuat generalisasi dan kesimpulan
9. Membuat laporan

2.7 Metode Pengumpulan Informasi Konsumen

Ada tiga metode pengumpulan informasi konsumen, yaitu metode


observasi, eksperimen, dan survey. Berikut adalah metode-metode tersebut.

1. Metode observasi

Salah satu cara untuk mempelajrai konsumen adalah dengan


mengobservasi perilaku yang tampak, misalnya mengamati kebiasaan
konsumen membeli produk, memilih merek, sikap terhadap produk, harga,
servis yang diberikan, dan penilaian tertentu yang paling disukai oleh
konsumen.

2. Metode eksperimen

Metode ini merupakan metode pengumpulan data dari eksperimen atau


percobaan terhadap suatu situasi, misalnya pengukuran pengaruh situasi
terhadap sikap dan perilaku membeli; penentuan besar-kecilnya ukuran iklan
dan pengaruhnya terhadap perhatian konsumen; penentuan variabel-variabel
yang memengaruhi keputusan membeli.

Metode eksperimen terdiri atas eksperimen laboratorium dan eksperimen


lapangan.

13 | P e r i l a k u K o n s u m e n
a. Eksperimen laboratorium

Percobaan di laboratorium dilakukan untuk mengontrol variabel-


variabel dari luar, misalnya meneliti kesukaan konsumen terhadap
minuman Fanta, coca-cola, dan frestea. Sebenarnya ketiga minuman
tersebut sama, hanya merek botolnya saja yang berbeda.

b. Eksperimen lapangan

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui respons konsumen terhadap


suatu produk, merek baru yang diperkenalkan atau dipasarkan.
Eksperimen ini juga bisa digunakan untuk mengetahui pengaruh harga,
pengaruh iklan terhadap pemasaran produk, atau merek baru.

3. Metode survey

Metode survey merupakan pengumpulam data atau informasi dengan


partisipasi aktif dari konsumen. Ada tiga teknik pada metode survey, yaitu
wawancara pribadi, survey melalui telepon, dan survey melalui surat.

a. Wawancara pribadi

Wawancara pribadi merupakan teknik pengumpulan informasi yang


dilakukan dengan interaksi secara langsung, pewawancara berhadap-
hadapan dengan konsumen. Wawancara pribadi harus disesuaikan dengan
situasi, kondisi, dan tujuannya. Pemasar dan konsumen membuat
perjanjian untuk bertemu di suatu tempat, lalu terjadi wawancara untuk
mengetahui respons konsumen atas kemunculan suatu produk baru.

b. Survey melalui telepon

Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui telepon


dimaksudkan untuk mengetahui pendapat konsumen atas penggunaan
barang yang telah dibelinya. Survey ini juga dapat dipaki untuk
mengetahui pendapat atau penilaian konsumen terhadap suatu produk dan
merek yang dapat memuaskan pribadi dan keluarga. di era teknologi tinggi
seperti sekarang, teknik ini dirasa lebih praktis dan efisien.

c. Survey melalui surat

14 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui surat dimaksudkan
untuk menyebarluaskan kuesioner konsumen melalui media pos. kuesioner
tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, mudah dijawab oleh
responden dengan menggunakan prangko langganan. Tujuan survey
melalui surat, salah satunya, adalah untuk mendapat informasi mengenai
tanggapan yang perlu mendapat perhatian perusahaan,. Teknik ini bisa
menjadi alternatif, apalagi jika letak geografis sangat tidak memungkinkan
terjadonya kunjungan langsung.

2.8 Jenis-Jenis Data Penelitian

Ada beberapa jenis data yang akan kita bahas di bagian ini, yaitu data
primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara


langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber penelitian primer
diperoleh oleh para peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Data primer dapat berupa opini subjck (orang) secara individual atau
kelompok, basil observasi tcrhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan,
dan hasil penguiian. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data primer, yaitu metodc survei dan metode observasi.

a. Metode survei (survey method)

Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang


menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan
kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian
agar diperoleh data yang diperlukan. Metode survei merupakan metocle
pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan
responden.

Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei, yaitu


wawancara dan kuesioner.

1) Wawancara

15 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei
yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian,
teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau
hubungan dengan responden. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu melalui tatap muka atau melalui telepon,

2) Kuesioner

Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu mungkin tidak


memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban
responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui kuesioner. Teknik ini
memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan
menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan dua cara,
yaitu secara personal (personally administered questionnaire) dan lewat
pos (mail questionnaire).

b. Metode observasi (observation method)

Metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek


(orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya
pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.
Kelebihan metode observasi dibandingkan dengan metode survei adalah
bahwa data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat,
dan bebas dari bias respons.

Ada beberapa tipe observasi, yaitu

1) observasi langsung (direct observation)

Penggunaan observasi langsung memungkinkan peneliti


mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara mendetail.
Penelitian dengan observasi-langsung memberikan basil lebih akurat, dan
memerlukan biaya yang relatif lebih sedikit.

2) observasi terhadap perilaku dan lingkungan sosial

Tujuan observasi dalam banyak hal adalah untuk memahami perilaku


dan kejadian dalam lingkungan sosial. Ada dua teknik observasi yang
dapat digunakan pada penelitian terhadap lingkungan sosial, yaitu

16 | P e r i l a k u K o n s u m e n
observasi partisipan (participant observation) dan observasi nonpartisipan
(nonparticipant observation).

3) analisis konten (content analysis)

Analisis konten merupakan metode pengumpulan data penelitian


melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu
dokumen (misalnya, iklan, kontrak kerja, laporan, notulen rapat). Tuiuan
analisis konten adalah untuk mengidentifikasi karakteristik atau informasi
spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi
yang objektif dan sistematis.

4) observasi mekanik

Dalam keadaan tertentu teknik observasi sering lebih tepat jika


dilakukan dengan bantuan mesin daripada dilakukan oleh manusia.
Observasi mekanik dalam penelitian bisnis digunakan untuk mengukur
dan mengevaluasi reaksi fisik atau bagian tubuh manusia.

2. Data sekunder

Data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi


kebutuhan penelitian tertentu. Seluruh atau sebagian aspek dari data sekunder
mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan suatu penelitian. Beberapa aspek dari
data sekunder yang harus dievaluasi oleh pencliti, antara lain, berkaitan
dengan

a. kemampuan data yang tersedia untuk menjawab masalah atau pertanyaan


(kesesuaian dengan tujuan penelitian);
b. kesesuaian antara waktu tersedianya data dengan periode waktu vang
diinginkan dalam penelitian;
c. kesesuaian antara populasi data yang ada dengan populasi yang menjadi
perhatian peneliti;
d. relevansi dan konsistensi unit pengukur yang digunakan;
e. biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan data sekunder;
f. kemungkinan bias yang bisa ditimbulkan oleh data sekunder;

17 | P e r i l a k u K o n s u m e n
g. dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi pengumpulan
data.

Di bagian ini kita akan membahas tipe-tipe data sekunder dan penelusuran
data sekunder.

a. Tipe-tipe data sekunder

Tipe-tipe data sekunder adalah sebagai berikut:

1) data internal

Dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat,


dan disimpan di dalam suatu organisasi merupakan tipe data internal.
Peneliti yang bukan berasal dari organisasi tersebut umumnya sulit untuk
memperoleh data internal. Contohnya adalah buletin, majalah, brosur yang
dikeluarkan perusahaan; data tentang nasabah/ klien.

2) data eksternal

Data eksternal umumnya disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari
organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan penerbitnya, data sekunder
eksternal bisa berupa

a) buku, jurnal, atau berbagai macam bentuk terbitan secara periodik


yang ditcrbitkan oleh organisasi atau instansi tertentu, misalnya jurnal
tentang perilaku konsumen tiap daerah atau buku tentang letak
geografis Indonesia;
b) terbitan yang dipublikasikan oleh instansi pemerintah, misalnya data
tentang jumlah peruluduk dan penyebarannya;
c) terbitan yang dikeluarkan oleh media massa atau perusahaan.
b. Penelusuran data sekunder

Penelusuran data sekunder dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu


penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan dan
penelusuran dengan komputer untuk data dalam format elektronik.

1) Penelusuran secara manual

18 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Data sekunder yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan
diperoleh melalui penelusuran secara manual. Cara penelusuran ini relatif
lebih lama jika dibandingkan dengan penelusuran dengan komputer. Saat
ini belum semua data sekunder yang dibutuhkan disajikan dalam format
elektronik sehingga penelusuran secara manual masih diperlukan. Data
sekunder ditelusuri dengan cara ini biasanva berupa jurnal, majalah,
buletin, dan bentuk publikasi yang diterbitkan secara periodik, buku, atau
sumber data Iainnya (misalnya, laporan tahunan perusahaan).

2) Penelusuran dengan komputer

Data sekunder yang memerlukan penelusuran dengan komputer adalah


data yang disajikan dalam format elektronik. Data elektronik (basis data)
dapat berupa numerik dan basis data teks (text database). Data sekunder
yang berupa basis data terdiri atas tiga tipe, yaitu basis data bibliografis,
abstrak, dan teks lengkap (full-text). Basis data bibliografis dan abstrak
merupakan basis data referensi, yang berisi kutipan-kutipan singkat yang
memerlukan pcnyelidikan lcbih lanjut oleh peneliti. Basis data teks-
lengkap merupakan basis data sumber yang memuat informasi lengkap
tentang data yang berupa angka atau teks yang dapat diakscs melalui
internet, sistem online, atau CD-ROM. Data sekunder yang tersedia berupa
katalog perpustakaan, basis data informasi, laporan-laporan, atau artikel
basil penelitian.

Melihat sumber data satu per satu tentunya sangat merepotkan. Oleh
karena itu, ada cara-cara tertentu yang bisa memudahkan kita mencari data,
misalnya indeks, abstrak, jurnal majalah ilmiah, dan buku (ilmiah). Untuk sampai
pada catatan yang mudah digunakan dalam penulisan karya ilmiah, kita perlu (1)
melakukan penelaahan, (2) menyarikan atau merangkum, dan (3)
mengelompokkan sumber.

1. Melakukan penelaahan

Bacalah abstrak artikel atau rangkumannya yang relevan dlengan


permasalahan, atau bila tidak ada sarinya (abstrak atau rangkuman), bacalah
itu secara keseluruhan, dan inga-ingat atau tandai bagian-bagian yang penting

19 | P e r i l a k u K o n s u m e n
pada kartu bibliografi. Untuk meakukan penelaahan, sebaiknya mulailah
dengan hasil penelitian yang paling mutakhir sebab penelitian tersebut
mungkin telah memanfaatkan atau mengoreksi hasil penelitian sebelumnya.

2. Menyarikan atau merangkum

Tulislah sari atau rangkumannya pada kartu yang bibliografinya baru kita
tulis, atau tulislah pada kartu apa saja yang menurut kita penting, beri
komentar, tulis kegunaannya, dan lain-lain. Bila ada sesuatu yang akan
dicuplik, tulislah dengan lengkap, termasuk nomor halamannya.

3. Mengelompokkan sumber

Tandailah kartu dengan kode sesuai dengan isinya. Bacalah isinya secara
berulang-ulang agar kita selalu ingat dan memudahkan kita melakukan
penyempurnaan, pengurangan, atau penambahan. Buatlah garis-garis besar
mengenai studi literatur yang kita rencanakan dan analisislah sumber tersebut.

Apabila seorang peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam


pengumpulan datanya, sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespons atau menjawab pertanyaan-pcrtanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan. Sementara dalam penggunaan teknik observasi, sumber datanya
berupa benda, gerak, atau proses sesuatu, dan apabila peneliti menugunakan
dokumentasi, dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data. Identifikasi
sumber data diklasifikasikan 3P, yaitu person, sumber data berupa orang yang
bisa data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui
angket; place, sumber data berupa tempat yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam (misalnya, ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, dan warna) dan
keadaan bergerak (misalnya, aktivitas, kinerja, kendaraan, ritme nyanyian, gerak
tari, sajian sinetron, dan kegiatan belajar mengajar); paper; sumber data berupa
simbol yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-
simbol lain. Dengan pengertian ini, paper tidak terbatas pada kertas saja, tetapi
dapat berwujud batu, tulang, daun lontar, dan sebagainya yang cocok untuk
dokumentasi.

Jenis data penelitian berkaitan dcngan sumber data clan penelitian metode
yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Penentuan

20 | P e r i l a k u K o n s u m e n
metode pengumpulan dipengaruhi oleh jenis dan data penelitian yang dibutuhkan.
Data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu data
subjek data fisik, dan data dokumenter.

1. Data subjek (self-report data)

Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap
pengalaman, atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi subjek penelitian (responden). Dengan demikian, data subjek
merupakan data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden secara
individual atau secara kelompok. Data subjek selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan bentuk tanggapan (respons) yang diberikan, yaitu lisan (verbal),
tertulis, dan ekspresi. Respons verbal diberikan sebagai tanggapan atas
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Respons ekspresi diperoleh peneliti
dari proses observasi.

2. Data fisik (physical data)

Data fisik merupakan jenis data penelitian yang berupa objek atau benda-
benda fisik, misalnya bangunan atau bagian dari bangunan, pakaian, buku, dan
senjata. Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu
keberadaan atau kejadian masa lalu. Data fisik dalam penelitian bisnis
dikumpulkan melalui metode observasi,

3. Data dokumenter (documentary data)

Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang, antara lain berupa
faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau laporan program.
Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu peristiwa atau transaksi terjadi,
serta siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut. Data dokumenter dalam
suatu penelitian dapat menjadi bahan dasar analisis data yang kompleks yang
dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal
dengan analisis konten.

Sehubungan dengan Wilayah sumber data yang dijadikan subjek peneliti,


dikenallah dua jenis penelitian, yaitu penelitian populasi dan penelitian sampel.

1. Penelitian populasi

21 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, penelitiannya
merupakan penelitian populasi, atau studi populasi atau studi sensus. Jika
dilihat dari jumlahnya, populasi bisa terhingga (terdiri atas elemen dengan
jumlah tertentu), dan tak hingga (terdiri atas elemen yang sukar sekali dicari
batasannya).

Penelitian ini dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku


yang ada di (lalam populasi. Penelitian populasi hanya d apat dilakukan bagi
populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak Oleh karena itu,
subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi sehingga disebut
iuga sensus.

2. Penelitian sampel

Jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, penelitian itu disebut
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi Yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apalbila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan berarti
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Apabila contoh sampel penelitian televisi PT Nasional tahun 1990 tersebut
dipandang sebagai sampel, peneliti tidak hanya menyimpulkan bahwa
"produksi televisi PT Nasional tahun 2007 itu baik", tetapi menyimpulkan
bahwa "produksi televisi PT Nasional itu baik". Dalam hal ini, yang dikatakan
baik bukan hanya produksi tahun 2007, tetapi semuanya, walaupun yang
diselidiki hanya produksi selama satu tahun.

Beberapa keuntungan penelitian sampel adalah sebagai berikut.

a. Subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan populasi.


b. Apabila populasi terlalu besar dikhawatirkan.
c. Penelitian sampel lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga).
d. Ada kalanya penelitian populasi itu destruktif (merusak).
e. Ada bahaya bias dari orang Yang mengumpulkan data karena subjeknya
banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah sehingga pencatatannya
menjadi tidak teliti.

22 | P e r i l a k u K o n s u m e n
f. Ada kalanya penelitian populasi memang tidak mungkin dilakukan,
misalnya bila kita ingin mengetahui pendapat pemuda usia 15 tahun
tentang PMDK. Karena wilayah Indonesia cukup luas, tidak mungkin
dengan tepat mengetahui pendapat dari mereka yang benar-benar berusia
15 tabun.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh


sampel (contoh) vang benar-benar dapat berfungsi scbagai contoh atau dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel
harus representatif.

Adapun cara atau teknik dalam pengambilan sampel penelitian adalah


sebagai berikut:

a. sampel random/sampel acak/sampel campur

Peneliti mengambil sampel dengan cara "mencampur" subjek-subjek di


dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian,
peneliti memberi hak yang sama pada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Karena hak setiap subjek sama,
peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa
subjek untuk dijadikan sampel.

Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut mulai dari
1 sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya
peneliti sudah menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang
paling baik. Untuk sekadar ancar-ancar, apabila kurang dari 100, lebih baik
kita mengambil semua subjek sehingga penelitiannya menjadi penelitian
populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, kita dapat mengambil antara
10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung pada

1) kemampuan peneliti, ditinjau dari waktu, tenaga, dan dana;


2) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak seclikitnya data;
3) besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. untuk penelitian
yang risikonya besar, sampel yang besar akan memberikan hasil yang
lebih baik. Meskipun anggapan ini benar, yang terjadi tidaklah selalu

23 | P e r i l a k u K o n s u m e n
demikian. Hal ini tergantung pada sifat-sifat atau ciri-ciri yang
dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi.

Agar diperoleh basil penelitian yang lebih baik diperlukan sampel yang
baik pula, yang betul-betul mencerminkan populasi. Supaya memperoleh sampel
yang lebih akurat diperlukan rumus-rumus penentuan besarnya sampel, yaitu

1) rumus Jacob Cohen

L
N= +u+1
f2

Contoh: Power (p) = 0,95 dan effect size ( f 2) = 0.1

Harga L tabel dengan t.s% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76. Maka,
dengan rurnus tersebut didapatkan N=19,76+ 5+1 = 203,6 dibulatkan 204.

2) rumus berdasarkan proporsi

Ada dua rumus, yaitu

a) rumus yang dikemukakan oleh Issac dan Michael

x 2 NP(1−P)
S=
d 2 ( N−1 ) + x 2 P(1−P)

b) Dikemukakan oleh Paul Leedy

Z 2 ( )(
N= ()
e
P 1−P )

b. sampel berstrata (stratified sample)

Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-


tingkatan atau strata, pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara
random. Keberadaan strata tidak boleh diabaikan, dan setiap strata harus
diwakili sebagai sampel.

Sampel berstrata digunakan apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan


ciri atau karakteristik antara strata-strata yang ada, dan perbedaan tersebut
memengaruhi variabel. Akan tetapi, jika tidak ada perbedaan ciri antara setiap
tingkat yang ada, kita boleh menggunakan sampel random.

24 | P e r i l a k u K o n s u m e n
c. sampel wilayah atau area probability sample

Seperti halnya sampel berstrata yang dipakai apabila ada perbedaan antara
strata lain, kita menggunakan sampel wilayah jika ada perbedaan ciri antara
wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah teknik
penyampelan yang dilakukan dengan mengambil wakil yang terdapat dalam
populasi.

d. sampel proporsional (proportional sample) atau sampel imbangan

Teknik ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel


berstrata atau sampel wilayah. Adakalanya banyaknya subjek yang ada pada
setiap strata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, pemerolehan
sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap
wilayah, ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam
masing-masing strata atau wilayah. Pada umumnya, teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel penelitian memang tidak tunggal, tetapi gabungan
dari dua atau tiga teknik. Teknik seperti ini disebut penyampelan random
proporsional pengambilan berstrata sampel (stratified proportional random
sampling).

e. sampel bertujuan (purposive sample)

Pada teknik ini pengambilan subjek bukan didasarkan atas strata,


keacakan, atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini
biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya adanya
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga peneliti tidak dapat mengambil
sampel yang besar dan jauh.

Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan


sampel berdasarkan tujuan tertentu, ada syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi, yaitu

1) pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat, atau


karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi;
2) subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek
yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi;

25 | P e r i l a k u K o n s u m e n
3) penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam
studi pendahuluan.
f. sampel kuota (quota sample)

Teknik penyampelan ini juga dilakukan dengan tidak mendasarkan diri


pada strata atau daerah, tetapi pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam
pengumpulan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan
ciri populasi tanpa menghiraukan asal subjek tersebut (asal masih dalam
populasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui
sehingga pengumpulan datanya mudah. Hal yang perlu diperhatikan di sini
adalah terpenuhinya jumlah (kuotum) yang telah ditetapkan.

g. sampel kelompok (cluster sample)

Di dalam masyarakat kita menjumpai kelompok-kelompok yang bukan


kelas satu strata, misalnya tingkat penghasilan konsumen dibagi menjadi tiga
kelas/tingkatan: kelas bawah, menengah, dan atas; konsumen dibagi menjadi
dua daerah: Jawa dan luar Jawa. Kelompok-kelompok tersebut dapat
dipandang sebagai ikatan atau strata. Dalam penentuan jenis klaster atau
kelompok, ciri-ciri yang ada harus dipertimbangkan dengan baik.

h. sampel kembar (double sample)

pada teknik ini dua buah sampel diambil secara sekaligus oleh peneliti
dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk
dari sampel pertama, atau untuk mengecek kebenaran data dari sampel
pertama. Biasanya jumlah sampel pertama sangat besar, sedangkan jumlah
sampel kedua tidak begitu besar.

2.9 Teknik-Teknik Pendekata Keputusan Konsumen

Ada beberapa teknik pendekatan keputusan konsumen, yaitu

1. Teknik pendekatan stimulus respons

Teknik ini merupakan penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang


suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen tertarik atau
termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk-produk yang
disampaikan.

26 | P e r i l a k u K o n s u m e n
2. Teknik pendekatan humanistik

Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi. Dalam


teknik ini keputusan pembeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen yang
bersangkutan. Pemilik toko hanya berperan sebagai penyedia berbagai macam
jenis produk, merek, warna, kualitas, dan pemberi informasi tentang manfaat,
kebaikan, dan kelemahan yang terdapat pada masing-masing produk yang
tersedia. Penjual hanya memberikan bantuan jika konsumen
membutuhkannya.

3. Teknik pendekatan kombinasi antara stimulus-respons dan


humanistik

Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara


teknik pendekatan stimulus-respons dan teknik humanistik. Ketika
menghadapi konsumen, pemilik toko atau pramuniaga akan berusaha
mengondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk
membeli. Namun demikian, keputusan membeli sepenuhnya diserahkan
kepada konsumen.

4. Teknik pendekatan dengan komunikasi yang persuasif

Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan


komunikasi yang persuasif melalui rumus ADIDAS (A= attention [perhatian],
I = interest [minat], D = desire [hasrat], D = decision [keputusan], A = action
[tindakan], S = satisfaction [kepuasan]}. Sebagai permulaan, perhatian
konsumen terhadap suatu produk perlu dibangkktkan agar minatnya timbul.
Kemudian kita harus mengembangkan hasratnya untuk membeli produk
tersebut. Setelah itu, arahkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli
produk yang sesuai dengan kebutuhannya, dengan harapan konsumen akan
meras puas setelah melakukan pembelian.

2.10 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Riset Perilaku Konsumen

Setiadi (2003) menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam riset


perilaku konsumen, yaitu :

1. Pengamatan

27 | P e r i l a k u K o n s u m e n
a. Peneliti harus bisa mencerna informasi yang didapatkan dari hasil
observasi dan kemudian melakukan penarikan kesimpulan mengenai
sebab akibatnya.
b. Kebanyakan peneliti membuat inferensi yang sangat keliru
berdasarkan pengamatannya.
c. Peneliti dapat memengaruhi objek yang dijadikan observasi semata-
mata karena dia menjadi bagian dari situasi pengamatan tersebut.
d. Orang akan bertindak berbeda, bahkan dibuat-buat, manakala diamati
orang lain.
2. Validitas dan keandalan
a. Ukuran pengamatan memprediksikan kriteria yang relevan secara
andal (apakah kriterianya sudah jelas atau belum).
b. Perlu mendefinisikan secara cukup tepat dan tidak ragu-ragu apa yang
akan kita amati (harus ada definisi operasional mengenai variabel yang
sedang diukur).
3. Kategori

Untuk observasi perlu dibuat kategori-kategori untuk mencatat perilaku


yang diamati.

4. Unit perilaku

Unit perilaku harus jelas, misalnya “kerja sama”. Definisi kerja sama
adalah mau menerima saran dan gagasan orang lain; bekerja sama secara
harmonis dengan orang-orang lain untuk mencapai tujuan.

5. Inferensi peneliti/ pengamat

Maksudnya adalah penarikan kesimpulan oleh peneliti/ pengamat.

6. Generalitas atau daya tetap

Contoh generalitas adalah pengukuran variabel daya perhatian mahasiswa


MM. Variabel ini merupakan salah satu variabel kunci untuk mengukur
prestasi belajar. Dengan demikian, kita harus mengukur daya perhatian,
misalnya dengan mengamati mahasiswa yang diminta untuk mematuhi tugas-
tugas yang telah diberikan.

28 | P e r i l a k u K o n s u m e n
Dari semua penjelasan diatas, jika digambarkan, proses penelitian perilsku
konsumen akan tampak seperti berikut, seperti yang dikemukakan oleh Johannes
dan Raf (2011).

Informasi yang dibutuhkan produsen bisa diperoleh dengan riset perilaku


konsumen yang juga merupakan bagian dari riset pemasaran. Riset pemasaran
adalah pengembangan, interpretasi, dan komunikasi informasi yang berorientasi
pada keputusan untuk digunakan dalam proses pemasaran strategis. Ada dua
metodologi yang bisa digunakan, yaitu :

1. Riset kuantitatif, menggunakan eksperimen, teknik survei, dan observasi.


Hasilnya bersifat deskriptif, empiris, dan jika diambil secara acak dapat
digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar.
2. Riset kualitatif, menggunakan wawancara mendalam, kelompok terfokus,
dan teknik proyeksi. Hasilnya agak subjektif, jumlah sampelnya sedikit
sehingga temuan-temuannya tidak dapat digeneralisasikan pada populasi
yang lebih luas. Teknik ini digunakan untuk peluncuran promosi baru.
Para pemasar menggabungkan riset kuantitatif dan kualitatif untuk
membantu keputusan pemasaran strategis.

29 | P e r i l a k u K o n s u m e n
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode


penelitian konsumen merupakan cara ilmiah yang digunakan perusahan untuk
memperoleh data yang valid dengan tujuan agar suatu pegetahuan dapat
ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi bidang perilaku
konsumen.

Dengan melakukan penelitian perilaku konsumen memungkinkan para


pemasar untuk meramalkan bagaimana konsumen bereaksi terhadap berbagai
pesan yang disampaikan produsen dan untuk memahami cara konsumen
mengambil keputusan pembelian. Selain itu, Informasi yang dibutuhkan produsen
bisa diperoleh dengan riset perilaku konsumen yang juga merupakan bagian dari
riset pemasaran.

3.2 Saran

Penelitian perilaku konsumen sangat penting bagi perusahaan dalam


menerapkan strategi pemasaran yang baik. Maka dari itu, diharapkan agar
perusahan mampu menganalisis perilaku konsumen yang cenderung relatif dan
tidak pasti yang menjadikan suatu tantangan bagi perusahaan untuk memperoleh
informasi mengenai konsumen tentang jenis produk dan jasa yang harus
disediakan sesuai dengan selera dan minat konsumen.

30 | P e r i l a k u K o n s u m e n
DAFTAR PUSTAKA

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2014. Perilaku Konsumen Pendekatan


Praktis disertai: Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta : Andi.

31 | P e r i l a k u K o n s u m e n

Anda mungkin juga menyukai