Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Saat ini, berbagai jenis pakaian telah beredar di masyarakat. Jenis-jenis tertentu telah menjadi

mode berpakaian berbagai kalangan. Seperti mode berpakaian hijab, harajuku, dan lain-lain.
Penggunaan mode pakaian tersebut tidak terlepas dari kreasi-kreasi yang menambah daya tarik
pakaian. Salah satunya adalah dengan bordir pakaian. Bordir pakaian ini tidak hanya untuk hiasan
saja, bordir juga dapat diberikan sebagai tanda pengenal yang biasanya digunakan untuk jas dinas
dan sebagainya. Oleh karena itu, pada tugas ini, kami mengambil pengamatan pengukuran waktu
kerja secara langsung dengan metode stopwatch pada tempat bordir pakaian. Disini, kami
mengukur waktu yang dibutuhkan tiap elemen kerja dalam satu siklus kerja. Data yang didapat
kemudian diolah sehingga didapatkan output berupa waktu baku (standard time) yang dibutuhkan
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Menurut Wignjosoebroto (2000), penelitian kerja dan analisa metode kerja pada dasarnya
memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan. Dengan
menerapkan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal dalam sistem kerja tersebut,
maka dapat diperoleh alternatif metode pelaksanaan kerja yang dianggap memberikan hasil yang
efektif dan efisien. Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu
penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku (standard time) dari
penyelesaian suatu pekerjaan, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran
kerja (work measurement atau time study). Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan
usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
1.2

Tujuan
Tujuan dikerjakan laporan tugas besar Analisis dan Pengukuran Kerja ini adalah:

1.

Agar dapat mengetahui waktu normal dari pekerjaan pada tempat bordir pakaian.

2.

Agar dapat mengetahui waktu baku dari pekerjaan pada tempat bordir pakaian.

3.

Agar dapat mengetahui output baku suatu pekerjaan pada tempat bordir pakaian.

1.3

Manfaat
Manfaat laporan tugas besar ini adalah:

1.

Dapat mengetahui waktu suatu pekerjaan pada tempat bordir pakaian dapat diselesaikan
secara normal atau tidak.

2.

Dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pada tempat
bordir pakaian.

3.

Dapat mengetahui berapa banyak output standar yang harus diselesaikan dalam satu
pekerjaan pada tempat bordir pakaian.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1

Pengukuran Kerja
Secara singkat pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan

manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan (Wignjosoebroto, 2000:169).
Tujuan utama dari aktivitas pengukuran kerja adalah waktu baku yang harus dicapai oleh seorang
pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pada pengukuran kerja ini, terdapat dua teknik
pengukuran, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung (direct) dan pengukuran waktu kerja
secara tidak langsung (indirect). Pada pengukuran waktu kerja secara tidak langsung, pengamat
tidak berada pada tempat pekerjaan yang diukur, tetapi pengamat tersebut membaca tabel-tabel
waktu yang sudah tersedia dengan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen
pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Metode indirect ini dapat dilakukan pada aktivitas standar
baku atau PMTS (Predetermined Time System).
2.2

Pengukuran Kerja Secara Langsung (Direct)


Pada pengukuran kerja secara langsung, seorang pengamat dapat secara langsung melakukan

pengamatan pengukuran ke tempat kerja. Pada metode ini, terdapat dua jenis pengamatan, yaitu
pengukuran waktu kerja secara langsung dengan Stopwatch dan pengukuran waktu kerja secara
langsung dengan Work Sampling. Pengukuran waktu kerja dengan Work Sampling adalah suatu
teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses
atau pekerja/operator (Wignjosoebroto, 2000:207).
2.3

Pengukuran Waktu Kerja dengan Stopwatch


Pengukuran waktu kerja dengan stopwatch pertama kali dikenalkan oleh Bapak Teknik

Industri, Frederick Winslow Taylor pada sekitaran abad 19 yang lalu. Pengukuran ini akan
menghasilkan waktu baku yang digunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua
pekerja yang akan menyelesaikan pekerjaan yang sama seperti pekerjaan pada pengamatan.
Metode dengan stopwatch ini biasanya digunakan untuk pekerjaan manufacturing yang sifatnya
berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive), terspesifikasi jelas, dan menghasilkan output
yang relatif sama. Tetapi, tidak menutup kemungkinan metode ini dapat dilaksanakan untuk
pekerjaan non manufakturing seperti pada aktivitas kantor atau gudang serta jasa pelayanan
dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform.

Isi/macam pekerjaan itu harus homogeny.

Hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan
ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang berlangsung.

Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai
untuk diukur dan dihitung waktu bakunya.
Menurut Wignjosoebroto (2000), berikut adalah langkah dalam pelaksanaan pengukuran

waktu kerja dengan Stopwatch:

Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan
tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada.

Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout,
karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan, dan lain-lain.

Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas
kemudahan untuk pengukuran waktunya.

Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemenelemen kerja tersebut.

Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja
yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak ? test pula keseragaman data yang
diperoleh.

Tetapkan Performans Rating (PR) dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur
dan dicatat waktunya tersebut. PR ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan
hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang penuh dilakukan oleh
mesin, maka performance dianggap normal (100%).

Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance yang ditunjukkan oleh operator


tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal.

Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang
akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan personil yang bersifat
pribadi, factor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainnya.

Tetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu
longgar.
Pada metode stopwatch ini didapatkan output berupa waktu baku. Dalam penghitungan waktu

baku tersebut, hal-hal yang dibutuhkan dan perlu diketahui adalah Performance Rating (PR) serta
allowance. Pada allowance, ada 3 jenis kelonggaran yang diperhitungkan, yaitu Personal need, Delay,
dan Fatgue. PR (Performance Rating) dapat didapatkan dengan menentukan total westing house
rating system+1, dengan total westing house rating system yang didapatkan dari tabel berikut:

Gambar 2.1 Westing house rating system

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Diagram Alir Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung dengan Stopwatch


Mulai

Tinjauan Pustaka

Alat dan
bahan

Menghitung waktu
normal

Menghitung waktu
baku

Menghitung waktu
baku

Memilih elemen
kerja yang diukur

Waktu baku
dan output
standard
Mengambil kain

mengobras

Menata kain

Selesai
Mengukur waktu
kerja tiap elemen
kerja

Tidak

Uji kecukupan dan


keseragaman data

N<= N

Ya
A

Gambar 3.1 Diagram alir kegiatan pengukuran kerja

3.2

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan pengukuran waktu kerja adalah sebagai

berikut:
1.

Stopwatch

2.

Alat tulis

3.

Lempar pengamatan

4.

Papan dada

3.3

Prosedur Kegiatan Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung dengan Stopwatch


Prosedur dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:

1.

Melakukan tinjauan pustaka.

2.

Memilih dan mendefinisikan pekerjaan yang akan diukur dan ditetapkan waktu standarnya.

3.

Memilih operator dan mencatat semua data yang berkaitan dengan system operasi kerja yang
akan diukur waktunya.

4.

Membagi siklus kegiatan yang berlangsung ke dalam elemen-elemen kegiatan sesuai aturan
yang ada.

5.

Melakukan pengamatan dan pengukuran waktu pada setiap siklus/elemen pekerjaan.

6.

Menetapkan performance rating dari setiap kegiatan operator.

7.

Melakukan tes kecukupan data dan pengujian keseragaman data. Apabila N N (N=jumlah
pengamatan), maka data dianggap cukup. Apabila data berada pada range BKA dan BKB, maka
data dianggap seragam.

8.

Menghitung waktu normal, waktu standart (waktu baku), dan menentukan output standart.

9.

Melakukan analisis dan enterpretasi data.

10.

Menarik kesimpulan dan saran.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Pengumpulan Data
Pada tugas besar mata kuliah Analisis dan Pengukuran Kerja ini, kami mengambil lokasi

pengamatan pada sebuah tempat obras pakaian. Setelah melakukan pengamatan, didapatkanlah
data waktu penyelesaian pekerjaan dalam satu siklus per elemen kerja sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Waktu Pekerjaan Tiap Elemen Kerja
Observasi

4.2

mengambil kain
(sekon)

mengobras
(sekon)

menata kain
(sekon)

16

14

12

11

13

14

11

13

13

10

14

11

13

12

13

13

14

14

14

15

13

16

12

17

14

18

13

19

13

20

13

Pengolahan Data
Data yang sudah ada kemudian diolah hingga didapatkan output berupa waktu baku dan

output baku. Pada pengolahan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah pengujian data berupa tes
kecukupan dan keseragaman data, perhitungan waktu normal, perhitungan waktu baku, dan
perhitungan output standar.
4.2.1 Pengujian Data
Uji data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah sesuai dengan ketentuan, yaitu
data pengamatan cukup dan seragam.

4.2.1.1 Uji Kecukupan Data


Pada uji kecukupan data ini, data yang ada dihitung nilai N (jumlah observasi yang
seharusnya dilaksanakan) dengan nilai k=95%=2 dan nilai s=5%=0,05 untuk semua elemen kerja.
Berikut adalah perhitungan nilai N pada tiap elemen kerja.
1.

Perhitungan nilai N pada elemen kerja mengambil kain


Tabel 4.2 Waktu Kerja pada Elemen Kerja Mengambil Kain
Observasi

mengambil kain (sekon)

mengambil kain^2 (sekon)

16

16

16

25

10

25

11

12

13

14

15

16

17

16

18

25

19

20

65

231

Total

Karena nilai NN, maka data dianggap cukup atau memenuhi ketentuan.
2.

Perhitungan nilai N pada elemen kerja mengobras


Tabel 4.3 Waktu Kerja pada Elemen Kerja Mengobras
Observasi

mengobras (sekon)

mengobras^2 (sekon)

16

256

14

196

12

144

11

121

13

169

Tabel 4.3 Waktu Kerja pada Elemen Kerja Mengobras (Lanjutan)


Observasi

mengobras (sekon)

mengobras^2 (sekon)

14

196

11

121

13

169

13

169

10

14

196

11

13

169

12

13

169

13

14

196

14

14

196

15

13

169

16

12

144

17

14

196

18

13

169

19

13

169

20

13

169

263

3483

Total

Karena nilai NN, maka data dianggap cukup.


3.

Perhitungan nilai N pada elemen kerja menata kain


Tabel 4.4 Waktu Kerja pada Elemen Kerja Menata Kain
Observasi

menata kain (sekon)

menata kain^2 (sekon)

16

10

11

16

12

13

14

15

16

16

Tabel 4.4 Waktu Kerja pada Elemen Kerja Menata Kain (Lanjutan)
Observasi

menata kain (sekon)

menata kain^2 (sekon)

17

16

18

16

19

20
Total

16

64

212

Karena nilai NN, maka data dianggap cukup.


4.2.1.2 Uji Keseragaman Data
Pada pengukuran kerja secara langsung dengan stopwatch ini, selain data yang ada cukup,
dibutuhkan data yang seragam, sehingga dilakukan tes keseragaman data. Berikut adalah
perhitungan tes keseragaman data.
Tabel 4.5 Tabel Kelompok Data Uji Keseragaman Data
waktu total melakukan obras pakaian waktu rata-rata
1
23
20
18
18
19,75
2
20
20
18
21
19,75
3
18
21
20
18
19,25
4
19
19
20
17
18,75
5
22
22
19
19
20,5
jumlah
98
grup

1.

Dari tabel di atas, kita dapat menghitung rata-rata dari total rata-rata grup:

Dimana:

= rata-rata
= total waktu rata-rata grup

K= banyaknya kelas
2.

Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian.

3.

Menghitung standar deviasi dari distribusi waktu rata-rata sub grup.

4.

Menentukan BKA (Batas Kelas Atas) dan BKB (Batas Kelas Bawah).

Karena data waktu rata-rata pada tiap grup berada pada interval BKA dan BKB, maka dapat
disimpulkan bahwa data tersebut seragam.
4.2.2 Perhitungan Waktu Normal
Setelah data diuji dan memenuhi ketentuan, yang dibutuhkan selanjutnya untuk menghitung
waktu baku adalah waktu normal. Berikut adalah perhitungan waktu normal.
Tabel 4.6 Data Waktu Pengukuran Kerja
Observasi

mengambil kain (sekon)

menata kain (sekon)

16

14

12

11

13

14

11

13

13

10

14

11

13

12

13

13

14

14

14

15

13

16

12

17

14

18

13

19

13

20
Total
Rata-rata

Dimana:

mengobras (sekon)

13

65

263

64

3,25

13,15

3,2

PR= Performance Rating

= Waktu Normal

Total westing house rating system berdasarkan karakteristik berikut:


a.

Skill: Good (C1)

= +0,06

b.

Effort: Good (C2)

= +0,02

c.

Condition: Average (D)

= 0,00

d.

Consistency: Fair (E)

= -0,02

Sehingga Total westing house rating systemnya adalah= (0,06+0,02+0,00-0,02)= 0,06.

Dari Total westing house rating system didapatkan PR (Performance Rating) sebesar= 1+0,06= 1,06.
Sehingga, waktu normal yang didapat sebesar:

4.2.3 Perhitungan Waktu Baku (Standard Time)


Pada perhitungan waktu baku ini, terdapat beberapa Allowance yang diperkirakan sebagai
berikut:
a.

Personal need = 10%

b.

Fatigue

= 8%

c.

Delay

= 5%

Sehingga total allowancenya adalah= 10%+8%+5%= 23%


Berikut adalah perhitungan waktu baku

setelah data diuji dan dihitung waktu normalnya.

4.2.4 Perhitungan Jumlah Output Standard


Berikut adalah perhitungan jumlah output standar yang kemudian dijadikan patokan untuk
menentukan berapa jumlah barang yang seharusnya diproduksi setiap kali proses produksi.

Dari hasil pengolahan data diatas, dapat diketahui bahwa dalam tiap menit, dapat dihasilkan
obras pakaian sebanyak 2 unit obrasan pakaian. Waktu normal yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan satu obrasan adalah 20,776 detik, dan waktu baku (waktu standar) yang kemudian
dapat dijadikan patokan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang sejenis adalah 26,982 detik
per obrasan pakaian. Sehingga, dapat disimpulkan, waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
satu pekerjaan cukup cepat.

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari pelaksanaan tugas besar mata kuliah Analisis dan Pengukuran

Kerja.
1.

Dalam pengukuran waktu kerja dengan stopwatch ini, didapatkan waktu normal sebesar
20,776 detik. Ini dapat diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu
pekerjaan dalam satu siklus kerja secara umum.

2.

Pada pengukuran waktu kerja di tempat pengobrasan ini, didapatkan waktu baku (waktu
standar) sebesar 26,982 detik untuk menyelesaikan satu pekerjaan. Dengan adanya waktu
baku ini, kita dapat mengestimasi bahwa semua pekerjaan sejenis (obras) seharusnya dalam
menyelesaikan satu pekerjaan mengobras membutuhkan waktu sebesar 26,982 detik.

3.

Dari hasil pengolahan data pengukuran waktu kerja di tempat obras, didapatkan jumlah
output standar yang telah dibulatkan ke bawah sebesar 2 unit produk per menit. Hal ini
menunjukkan, seharusnya untuk tiap jenis pekerjaan yang sama (mengobras) dapat
menghasilkan produk obrasan sebanyak 2 unit tiap menitnya.

5.2

Saran
Berikut adalah saran yang didapat dari hasil pelaksanaan pengamatan pengukuran waktu

kerja.
1.

Saat dilakukan pengamatan, sebaiknya telah mempersiapkan perlengkapan dengan lengkap


sebelumnya, agar saat pengamatan berlangsung, pengamat tidak kebingungan mencari
perlengkapannya.

2.

Lebih teliti dalam pengukuran kerja dan perhitungan waktu kerja.

3.

Sebaiknya lingkungan kerja ditingkatkan lagi kualitasnya agar pekerja dapat bekerja semakin
nyaman, sehingga dapat menghasilkan output yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai