STATISTIK DESKRIPTIF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
masih
sangat
memprihatinkan.
Padahal,
air
bersih
sangatlah
Batasan Praktikum
Tujuan Praktikum
Manfaat Praktikum
STATISTIK DESKRIPTIF
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MODUL
I
Qualitative
Qualitative
Quantitativ
Quantitativ
e
e
Discrete
Discrete
Continuous
Continuous
STATISTIK DESKRIPTIF
MODUL
I
Merupakan pengukuran dengan adanya peringkat atau urutan data dan ada
perbedaan antar unit dalam pengukuran, serta tidak ada angka nol yang
berarti (Bluman, 2012:8).
4. Data Rasio
Merupakan pengukuran dengan proses pengukuran seperti karakteristik
dalam interval, namun angka nol disini mempunyai arti. Rasio akan benarbenar ada ketika terdapat variabel yang sama diukur dengan dua anggota
populasi yang berbeda (Bluman, 2012:8).
2.2.3 Berdasarkan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data internal merupakan data yang dikumpulkan oleh individu atau suatu
organisasi (Weirs, 2008:112).
2. Data eksternal adalah data yang dikumpulkan oleh seseorang dari luar
instansi atau organisasi (Weirs, 2008:112).
Sedangkan untuk sumber pengambilannya, data dibagi lagi menjadi:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Hasan,
2004:33).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumbersumber yang telah ada (Hasan, 2004:33).
2.2.4 Berdasarkan Waktu Pengumpulan Data
Berdasarkan waktu pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data time series adalah data yang dikumpulkan pada elemen yang sama
untuk periode waktu yang berbeda (Mann, 2007:13).
2. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada elemen yang berbeda
pada poin waktu yang sama atau periode waktu yang sama (Mann, 2007:13).
2.3 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif terdiri atas kumpulan, organisasi, ringkasan dan presentasi
data. Dalam statistik deskriptif, statistika mencoba mendeskripsikan situasi. Dari
sensus penduduk yang diadakan oleh pemerintah US setiap 10 tahun, akan
diperoleh data rata-rata umur, penghasilan, dan karakteristik lain dalam populasi
di US. Ketika data telah terkumpul lalu data tersebut harus diorganisasikan dan
dirangkum, kemudian dipresentasikan dalam penyajian data, seperti diagram,
grafik atau tabel (Bluman, 2012:4). Dalam statistik deskriptif terdapat beberapa
ukuran, yaitu ukuran lokasi (pemusatan), ukuran variabilitas (penyebaran) dan
ukuran bentuk.
2.3.1 Ukuran Lokasi
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
(2-1)
x=
xi
(2-2)
f i mi
(2-3)
Dimana:
= rata-rata populasi
x= rata-rata sampel
dari
f i = frekuensi kelas
mi
penjumlahan
2. Median
Median adalah bilangan yang terletak ditengah-tengah setelah bilanganbilangan itu diurutkan. Sifat dari median, antara lain: median digunakan
untuk mencari nilai tengah suatu gugus data, median lebih efektif daripada
rata-rata ketika terdapat data ekstrim, dan lain-lain (Bluman, 2012:116).
a. Median untuk data tunggal
1)
Untuk N genap :
1
Me=
2
(N/2)
+x
(N/2 +1)
2) Untuk N ganjil :
Me=x
(N+1/2)
(2-5)
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
Sumber: Marthen (2006:57)
[ ]
N
F
2
Me=tb+
p
fm
(2-6)
Dimana :
Modus=tb+
f 1
p
f 1+ f 2
(2-7)
Sifat
dari
midrange
antara
lain:
mudah
untuk
diperhitungkan,
memberikan hasil midpoint, sangat terpengaruh oleh nilai ekstrim dalam data
set (Bluman, 116). Berikut merupakan rumus dari midrange:
(2-8)
5. Kuartil
Kuartil membagi nilai menjadi empat bagian yang sama, setiap bagian
merupakan 25% dari observasi (Weirs, 2008:70). Berikut merupakan rumus
dari kuartil, antara lain:
Q1=nilai datake
(N + 1)
4
(2-9)
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
Q2=nilai data ke
2(N +1)
4
(2-10)
Q3=nilai data ke
3(N + 1)
4
(2-11)
i ( n+1 )
Di=datake
10
a
Di=xi+
b
i+1
xi)
(2-12)
( fi ) o
[
]c
10
Di=Lo+
(2-13)
fd
Dimana : Lo = nilai batas bawah dari kelas yang mengandung desil ke-i
n = jumlah semua frekuensi
i ( n+1 )
Pi=datake
100
a
Pi=xi+
b
i+1
- xi)
(2-14)
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
( fi ) o
[
]c
100
Pi=Lo+
(2-15)
fp
a
b = pecahan hasil letak persentil atau desil yang dicari
Berikut
merupakan
rumus
variansi.
(xi )2
=
2
(2-16)
s=
2
(2-17)
n1
f i m 2N 2
=
2
(2-18)
s=
2
(2-19)
n1
Dimana:
2 = variansi populasi
= rata-rata populasi
xi= nilai ke i
s2=variansi sampel
x= rata-rata sampel
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
mi= nilai tengah kelas
2. Standar deviasi
Simpangan baku atau standar
deviasi
adalah
ukuran
numerik
yang
(X)2
(2-20)
s= s2=
( Xx )2
(2-21)
n1
3. Range
Rentang
(range)
dinotasikan
sebagai
R,
menyatakan
ukuran
yang
(2-22)
2. Skewness
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
2.3.4.2
Data Berkelompok
Penyajian data berkelompok pada umumnya menggunakan histogram.
Histogram merupakan grafik yang menampilkan data menggunakan diagram
10
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
batang yang saling berhimpitan yang terdiri atas beragam tinggi untuk
merepresentasikan frekuensi dari kelas (Bluman, 2012:51).
11
STATISTIK DESKRIPTIF
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
MODUL
I
12
STATISTIK DESKRIPTIF
MODUL
I
13
STATISTIK DESKRIPTIF
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
MODUL
I
Indonesia. Pada pengolahan data ini, data yang diolah adalah data jumlah
pegawai perusahaan air minum menurut provinsi tahun 2008. Berikut merupakan
data jumlah pegawai perusahaan air minum yang telah diurutkan dari nilai
terkecil ke nilai terbesar.
Tabel 4.1 Data Pegawai Perusahaan Air Minum Menurut Provinsi Tahun 2008
Jumlah
Jumlah
No
Provinsi
No
Provinsi
Pegawai
Pegawai
1
Papua Barat
193
16
Kalimantan Tengah
680
Kepulauan
2
211
17
Lampung
727
Bangka
3
Maluku Utara
285
18
DI Yogyakarta
814
4
Sulawesi Barat
312
19
Kalimantan Barat
828
Nusa Tenggara
5
Papua
330
20
841
Barat
6
Maluku
337
21
Jambi
900
7
Gorontalo
339
22
Kalimantan Selatan
929
Nusa Tenggara
8
Bengkulu
432
23
949
Timur
9
Sulawesi Tengah
459
24
Sumatera Selatan
1172
10
Jawa Tengah
491
25
Sumatera Barat
1303
11
Riau
534
26
Sulawesi Utara
1359
12
Aceh
579
27
Kalimantan Timur
1541
13
Kep Riau
596
28
Bali
1831
Sulawesi
14
642
29
Sulawesi Selatan
2144
Tenggara
15
Banten
657
30
DKI Jakarta
3315
Sumber: Badan Pusat Statistik
4.2
Pengolahan Data
Data jumlah pegawai perusahaan air minum menurut provinsi tahun 2008 ini
diolah menggunakan dua cara, yaitu perhitungan manual dan pengolahan data
menggunakan software Minitab 16.
4.2.1
14
STATISTIK DESKRIPTIF
MODUL
I
Masukkan variabel Jumlah Pegawai pada kotak Variable, klik Statistics dan
pilih yang ingin diketahui nilainya.
Graph digunakan untuk membuat grafik dari data, klik graph> centang
Histogram with normal curve, untuk mengetahui sebaran data kemudian klik
OK.
15
STATISTIK DESKRIPTIF
MODUL
I
untuk
i.
tertinggi 3315.
j. Q1 dan Q3. Kuartil 1 sebesar 409 dan kuartil 3 sebesar 1005.
k. Median. Nilai tengah dari data sebesar 669.
l. Range. Range sebesar 3122 merupakan jarak antara nilai maksimum
dengan nilai minimum.
m. IQR. Inter Quartile Range sebesar 596 merupakan selisih dari kuartil 3
dengan kuartil 1.
n. Skewness. Skewness sebesar 2.11 digunakan untuk mengetahui bentuk
distribusi data.
o. Kurtosis. Kurtosis sebesar 5.61 digunakan untuk mengetahui distribusi
data.
4.2
Pengolahan Manual
Pada pengolahan data manual, data dibagi menjadi dua jenis, yakni data
tunggal dan data kelompok. Pada pengolahan data berkelompok, didapatkan
beberapa ukuran, antara lain: jangkauan, kelas, interval, dan perhitungan
frekuensi data berkelompok. Perhitungan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
16
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
Jangkauan = nilai max nilai min = 3315 193 = 3122
Kelas: K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 =5.87
Interval=
Jangkauan
Kelas
6 kelas
3122
=531.45 531
5.87
Interval
Fr
Fk
Xi
Fr.Xi
Xi-
193 723
724
1254
1255
1785
1786
2316
2317
2847
2848
3378
Total
16
16
458
7328
-442,5
24
989
7912
88,5
27
1520
4560
619,5
29
2051
4102
1150,5
29
2582
1681,5
30
30
30
3113
10713
3113
27015
2212,5
5310
Mean/ratarata
x
x =
25730
30
x =
= 857,67
f r xi
fr
900,5
Me = Lo+ c(
Median/nilai
tengah
27015
30
1 Xn Xn+1
Me= (
+
) = 668,5
2 2
2
192.5+ 531(
1
nF
2
)=
f med
150
)=
16
690,31
Mo=Lo+c (
Modus
Mo = Tidak ada
192.5+531(
b1
)
b 1+b 2 =
16
)
16 +8
= 546,5
17
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
S=
Standar
Deviasi atau
simpangan
baku
S=
(X x )2
n1
S=
12839286,67
301
f (X x )
n
11913971
=
30
630,18
= 665,38
Variansi
S=
(X x)
n1
= 442734,02
S=
(X x)
n
= 397132,36
f
Q1
Kuartil 1 (Q1)
1 ( n+1 )
= 7.75
Q1 =Lo +
1
4
Q1 = 339 +
n( fQ 1 ) =
4
192,5 +531
(432-339) =
30
0
( 4
) = 441,41
16
408,75
f
Q3 =
Kuartil 3 (Q3)
3
4
(30+1) =23,25
Q3=Lo +
3
4
Q3 = 949 +
(1172-949) =
1004,75
1
3
n( fQ 3 ) =
4
723.5 + 531
(
22,516
) = 1154,94
8
f
P10 =
Persentil 10
(P10)
10
100
(30+1) = 3,1
10
100
P10 =285 +
(312-285) =
287,7
P90 =
Persentil 90
(P90)
90
100
)=
10
n
100
192.5 + 531
30
( 16
) = 292,06
P90 = Lo +
(30+1) = 27,9
1541+
P10 = Lo +c(
90
( 18311541 )=1802
100
90
2724
n(
)=1255.5+531
=1785
fP 5
100
3
18
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
perbedaan
terbesar
jumlah
pegawai
provinsi.
Kuartil 1, merupakan jumlah maksimal dari pegawai perusahaan air minum di
25% provinsi kebawah apabila jumlahnya diurutkan dari terkecil hingga
terbesar.
g. Kuartil 3, merupakan jumlah maksimal dari pegawai perusahaan air minum di
75% provinsi kebawah apabila jumlahnya diurutkan dari terkecil hingga
terbesar.
h. Persentil 10, merupakan jumlah maksimal dari pegawai perusahaan air
minum di 10% provinsi kebawah apabila jumlahnya diurutkan dari terkecil
i.
hingga terbesar.
Persentil 90, merupakan jumlah maksimal dari pegawai perusahaan air
minum di 90% provinsi kebawah apabila jumlahnya diurutkan dari terkecil
hingga terbesar.
Berikut merupakan perbandingan perhitungan secara manual (Data Tunggal
Minitab
858
665
442734
669
409
1005
19
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
hasil yang didapat cukup berbeda. Hal ini disebabkan oleh frekuensi tiap kelas
yang tidak menyebar secara merata,
frekuensinya kosong.
4.3
Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolahan data, data yang diolah disajikan dalam bentuk
Diagram Batang untuk menunjukkan data tunggal dan histogram untuk
menunjukkan data kelompok.
4.3.1
Penyajian Data Tunggal dengan Diagram Batang
Berikut merupakan penyajian data berupa diagram batang yang
menunjukkan data tunggal dari data jumlah pegawai air minum menurut provinsi
tahun 2008.
Penyajian
data
di
atas
ini
adalah
penyajian
data
tunggal
dengan
menggunakan Bar Chart yang menjelaskan bahwa DKI Jakarta adalah provinsi
yang memiliki persentase jumlah pegawai perusahaan air minum terbanyak di
antara seluruh provinsi yang ada di Indonesia yaitu sekitar 3315 pegawai. Lalu,
diikuti oleh Sulawesi Selatan serta Bali yang ada di posisi terbesar kedua dan
ketiga dengan persentase masing-masing kurang lebih 2144 pegawai dan 1831
pegawai. Sedangkan provinsi yang memiliki jumlah pegawai air minum yang
terkecil adalah Papua Barat dengan hanya 193 pegawai diikuti Kepulauan Bangka
dengan hanya 211 pegawai. Dari penyajian data diatas, diketahui apabila
pemerintah ingin memeratakan jumlah ketersediaan air bersih dapat dilakukan
dengan membuka beberapa perusahaan air minum di provinsi Papua Barat dan
Provinsi Kepulauan Bangka.
4.3.2
20
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
Histogram
18
16
14
12
10
Frekuensi 8
6
4
2
0
16
8
3
458
989.5
1521
2052.5
2584
0
3116
Penyajian
menggunakan
data
diatas
histogram.
adalah
penyajian
Berdasarkan
data
histogram
berkelompok
jumlah
dengan
pegawai,
dapat
21
MODUL
I
STATISTIK DESKRIPTIF
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Penyebaran data jumlah pegawai air minum pada tahun 2008 berdasarkan
provinsi di Indonesia memeliki ukuran bentuk skewness positif yang berarti
rata-rata terdapat di sebelah kanan nilai tengah. Hal ini disebabkan oleh
adanya
data
ekstrim.
Sehingga
rata-rata
yang
didapatkan
tidak
Jadi,
apabila
pemerintah
ingin
memeratakan
jumlah
perusahaan minum untuk upaya penanggulangan krisis air bersih yang ada di
Indonesia,
pemerintah
dapat
membuat
beberapa
perusahaan
yang
22
STATISTIK DESKRIPTIF
MODUL
I
5.2
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Sebaiknya permasalahan krisis air bersih diselesaikan dengan membuat
beberapa perusahaan yang beroprasi di provinsi yang memiliki pegawai
perusahaan air minum paling minimum dahulu. Sehingga, permasalah dapat
diatasi sedikit demi sedikit.
2. Apabila sebuah provinsi tidak memiliki sumber mata air yang memadai,
pemerintah sebaiknya memberikan suplai air bersih dari provinsi lain yang
memiliki persediaan air bersih yang berlebih yang letaknya berdekatan
dengan provinsi yang tidak memiliki sumber mata air yang memadai.
23