Anda di halaman 1dari 12

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengantar Manajemen

Dosen Pengampu : Ayu Kholifah, M.H.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Ashfia Hani Ibnu Amrulloh (224110203046)


2. Candra Rizqi Al Haqiqi (224110203048)
3. Najma Inatsa Fadhilah (224110203067)
4. Shinta Anggun Puspita Dewi (224110203074)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H PROF. SAIFFUDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengambilan
Keputusan Dalam Organisasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bu dosen Ayu Kholifah, M.H. pada program studi Pengantar Manajemen. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengantar Manajemen
mengenai Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Ayu Kholifah, M.H. selaku dosen
Pengantar Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambahkan
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Purwokerto, 27 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB 1 ............................................................................................................................ 1

PENDAHULU .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................ 1

BAB 2 ............................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

A. Pengertian Pengambilan Keputusan ................................................................... 2

B. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi ..................................... 3

C. Tahap Pengambilan Keputusan........................................................................... 4

D. Model Pengambilan Keputusan .......................................................................... 6

BAB 3 ............................................................................................................................ 8

PENUTUP ..................................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

ii
BAB 1

PENDAHULU

A. Latar Belakang
Keputusan berarti hasil akhir dalam mempertimbangkan sesuatu yang akan
dilaksanakan secara nyata. Keputusan dapat diartikan sebagai hasil terbaik dalam
memilih satu dari lebih alternatif pilihan. Pengambilan keputusan merupakan proses
rangkaian kegiatan menganalisis berbagai fakta, informasi, data dan teori/pendapat
yang akhirnya sampai pada satu kesimpulan yang dinilai paling baik dan tepat.
Secara umum, proses pengambilan keputusan dapat melalui tiga tahap yaitu tahap
penelitian, desain dan pemilihan. Sedangkan bila ditinjau dari tingkatan organisasi,
terdapat tiga tingkatan keputusan yang terdapat dalam suatu organisasi, yaitu
keputusan strategik, keputusan teknis dan keputusan operasional. Organisasi
memiliki hubungan erat dengan proses pengambilan keputusan.
Kesukaran yang pokok yang dihadapi pemimpin organisasi dari pengambilan
keputusan dan pelaksanaan tugas pokoknya ialah menentukan mana yang menjadi
masalah utama dan mana yang menjadi masalah kedua. Karena itulah dituntut
kepiawaian pemimpin organisasi untuk membedakan mana masalah yang harus
lebih dahulu diidentifikasi dibandingkan yang lainnya agar tidak terjadi tumpang
tindih dalam mengambil keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengambilan keputusan?
2. Apa jenis-jenis keputusan dalam organisasi?
3. Apa tahapan pengambilan keputusan?
4. Apa saja model pengambilan keputusan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian pengambilan keputusan
2. Mengetahui jenis-jenis keputusan dalam organisasi
3. Mengetahui tahapan pengambilan keputusan
4. Mengetahui model pengambilan keputusan

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah pengakhiran daripada proses pemikiran tentang apa yang
dianggap sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada
yang dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah
satu alternatif pemecahannya. Menurut Siagian, pengambilan keputusan merupakan
suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Dikatakan
lebih lanjut bahwa masalah tersebut menyangkut pengetahuan tentang hakikat dari
masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan mempergunakan fakta dan data,
mencari alternatif yang paling rasional dan penilaian hasil yang dicapai sehingga akibat
dari keputusan yang diambil akan dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang harus
diperbuat untuk mengatasi masalah tersebut dengan menjatuhkan pilihan (choice) pada
salah satu alternatif tertentu.

Dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan


satu alternatif yang dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan.
Keputusan itu harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan
dorongan sarana prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan
material).1

Dalam mengambil sebuah keputusan disesuaikan dengan permasalahan yang


dihadapi. Sebuah keputusan dapat dilakukan dengan mengandalkan perasaan namun
juga ada dapat dilakukan dengan memperhatikan rasio. Selain itu dalam pengembilan
keputusan juga dapat didasari oleh pribadi yang membuat keputusan. Oleh sebab itu
ada beberapa jenis pengambilan keputusan yang dapat dilakukan yaitu pengambilan

1
Ahmad Sabri, “Kebijakan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal
Al-Ta’lim, Vol. 1 No. 5 (Juli 2013), 374.

2
keputusan berdasarkan (1) intuisi, (2) rasional, (3) fakta, (4) pengalaman dan (5)
wewenang.2

B. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi


J. Supranto mengemukakan bahwa secara umum pengambilan keputusan dapat
dibagi kepada empat kategori, yaitu:

a. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada kepastian


b. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada resiko
c. Pengambilan keputusan dalam keadaan ketidakpastian
d. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada konflik.

Sementara itu Herbert A Simon sebagaimana yang dikutip oleh H.B Siswanto
mengemukakan jenis pengambilan keputusan kepada dua kategori, yaitu:

a. Pengambilan keputusan yang diprogram


Pengambilan keputusan yang diprogram adalah pengambilan keputusan
yang telah diprogramkan karena terus berjalan secara rutin dan berulang
sehingga dapat dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya.
b. Pengambilan keputusan tidak terpogram
Pengambilan keputusan tidak terpogram adalah pengambilan keputusan yang
baru dan tidak tersusun. Oleh karena pengambilan keputusan tersebut memiliki
karakteristik demikian maka tidak ada prosedur yang pasti untuk menangani
permasalahan.

Jenis-jenis keputusan di atas dapat diaplikasikan pada segala bidang, baik pada
tataran individu maupun kelompok. Di samping jenis-jenis pengambilan keputusan
sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, khusus pada tataran kepemimpinan
organisasi, Sondang P Siagian mengemukakan bahwa pada umumnya terdapat tiga
tingkatan keputusan yang terdapat dalam suatu kepemimpinan dalam
organisasi/manajemen, yaitu keputusan strategik, keputusan teknis dan keputusan
operasional. Semakin tinggi kedudukan kepemimpinan manajemen (manajerial)

2
Fitri Hayati, Riri Zulvira dan Nurhizrah Gistituati, “Lembaga Pendidikan: Kebijakan dan
Pengambilan Keputusan”, Jurnal Riset Tindakan Indonesia, Vol. 6 No. 1 (2021), 101.

3
seseorang, maka ia semakin banyak terlibat dalam pengambilan keputusan strategik.
Pada tingkat kepemimpinan manajemen menengah sifat keputusan yang diambilnya
lebih banyak bersifat teknis. Sedangkan pada jenjang kepemimpinan manajemen
yang terendah, maka keputusan yang diambilnya adalah keputusan operasional.3

C. Tahap Pengambilan Keputusan


1. Perumusan Masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu merumuskan
masalah yang ada di dalam suatu organisasi. Suatu masalah hadir karena: a)
adanya gap atau kesenjangan antara kenyataan, titik berangkat, dengan tujuan
yang ingin diraih atau standar yang ingin dicapai; b) adanya halangan dan
kesulitan untuk menjembatani kesenjangan itu; c) adanya kemungkinan
penyelesaian masalah bila perumusannya benar.
Perumusan masalah dimulai dengan mengkaji fakta-fakta yang ada.
Sering kali hal yang kedengarannya sederhana ini menjadi sumber kegagalan
pengambilan keputusan yang benar. Masalah yang sering muncul dalam
pengkajian fakta adalah pemimpin dan orang yang ada di sekitarnya sering
membaurkan fakta dengan tafsiran tentang fakta tersebut. Sebuah perumusan
yang baik mengidentifikasikan semua elemen-elemen yang relevan, elemen apa
yang absen, dan elemen apa yang perlu ditambahkan.
2. Pengumpulan dan Penganalisis Data
Pemimpin organisasi diharapkan dapat mengumpulkan dan
menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
Adapun proses pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan yaitu: a) fase
pengumpulan fakta; b) fase penemuan ide; c) fase penemuan solusi. Fase
pengumpulan data/fakta meliputi kegiatan mendefinisikan masalah serta
mengumpulkan masalah serta menganalisis data yang penting. Fase penemuan
ide meliputi kegiatan pengumpulan ide-ide yang mungkin dipakai dan
kemudian mencari ide yang terbaik. Fase penemuan solusi ini meliputi kegiatan

3
Raihan, “Pengambilan Keputusan Dalam Kepemimpinan Manajemen Dakwah”, Jurnal Al-Bayan,
Vol. 22 No. 34 (Juli-Desember, 2016), 71-72.

4
mengidentifikasi dan mengevaluasi pemecahan yang mungkin dilakukan dan
bagaimana cara melakukan.
3. Pembuatan Alternatif-Alternatif Kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu
dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu
diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif
maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan organisasi harus dapat
mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan
dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik.
Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian: a) perkiraan dalam arti
proyeksi, perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah
terkumpul dan tersusun secara kronologis; b) perkiraan dalam arti prediksi,
perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat; c )
perkiraan dalam arti konjeksi, perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi
(perasaan). Intuisi di sini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan
seseorang untuk mengolah perasaan.
4. Pemilihan Salah Satu Alternatif Terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk
memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang
atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama
karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
Pengambilan keputusan oleh pimpinan organisasi, kaitannya dengan
pemilihan alternatif pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang
terlibat dalam lembaga pendidikan. Hal ini karena kekuasaan pimpinan tidak
dapat dioperasionalkan apabila tidak didukung dan dibantu oleh seluruh
personal yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda.
Pimpinan organisasi harus mengembangkan konsep kerja sama antar personal
agar pelaksanaan alternatif pemecahan masalah lebih cepat dan mudah. Kerja
sama dapat diciptakan jika pimpinan organisasi memiliki keterampilan
manusiawi.

5
5. Pelaksanaan Keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin organisasi
harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima
dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
Pelaksanaan pengambilan keputusan sering menjadi masalah karena keputusan
yang mesti ditanggapi oleh banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang.
Hal sebaliknya juga sering terjadi. Keputusan yang seharusnya dapat ditangani
oleh 2-3 orang diserahkan kepada sebuah tim yang terdiri dari 40 orang atau
lebih. Akibatnya timbul perdebatan yang tak henti-hentinya. Jadi tentukan dulu
cara pengambilan keputusan yang paling cocok dengan situasi dan masalah
yang ada: individu, tim, musyawarah, voting, dan lain-lain. keputusan yang
paling cocok dengan situasi dan masalah yang ada: individu, tim, musyawarah,
voting, dan lain-lain.
6. Pemantauan dan Pengevaluasian Hasil Pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat
mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu
diadakan. Faktor-faktor penentu yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal
dan tidak setelah pelaksanaan berjalan. Dengan cara ini memang akan mudah
terjadi debat yang hangat, namun akurasi akan lebih terjamin.
Berdasarkan pendapat pada ahli di atas, maka disimpulkan tahapan proses
pengambilan keputusan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1)
perumusan masalah, 2) penentuan kriteria pemecahan masalah, 3)
pengidentifikasian alternatif pemecahan masalah, 4) penilaian terhadap
alternatif pemecahan masalah, 5) pemilihan alternatif yang terbaik, 6)
penetapan keputusan atau pengimplementasian alternatif yang dipilih.4

D. Model Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin disesuaikan dengan
gaya dan model pengambilan keputusan yang diselaraskan dengan tahapan
pengambilan keputusan tersebut. Seorang pemimpin di lembaga pendidikan harus dapat

4
Herson Anwar, “Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah”, Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 8 No. 1 (April 2014), 45-49.

6
memenuhi persyaratan dalam mengambil sebuah keputusan. Adapun persyaratan
tersebut, yaitu:
1. Seorang pemimpin harus mampu mengetahui perangkat alternatif dan sebab
akibat yang dihasilkan dari keputusan tersebut
2. Pemimpin lembaga pendidikan harus mampu
3. Pemimpin lembaga pendidikan harus dapat menentukan alternatif keuntungan
yang dapat dilaksanakan.
Gaya atau model pengambilan keputusan pemimpin organisasi berkaitan
dengan tipe seorang pemimpin. Pemimpin organisasi yang otoriter akan mengambil
keputusan secara otoriter. Ada tiga tipe kepemimpinan seorang pemimpin, yaitu tipe
normatif, tipe personal, dan tipe transaksional. Tipe normatif merupakan tipe yang
mengansumsikan sebuah tujuan akan dicapai dengan cepat apabila disesuaikan dengan
tujuan-tujuan yang telah digariskan. Sebuah pencapaian tujuan akan tercapai apabila
disesuaikan dengan garis organisasi dibandingkan mengandalkan orang-orang tertentu.
Selain itu efektivitas organisasi akan lebih menonjol dibandingkan dengan efesiensi
waktu. Selanjutnya, Tipe personal merupakan tipe yang mengansumsikan bahwa
keterlibatan individu lebih dibutuhkan dari pada keterlibatan organisasi dalam
pencapaian tujuan. Artinya bahwa baik maupun buruknya pencapaian tujuan lebih
ditentukan oleh keterlibatan individu dari pada keterlibatan organisasi. Selanjutnya tipe
transaksional. Tipe transaksional merupakan sebuah tipe yang digunakan sementara
yang bertujuan untuk menggapai gaya lain yang disesuaiakan dengan situasi dan
kondisi. Artinya pada tipe ini gaya kepemimpinan disesuaikan dengan kebutuhan.
Ketiga tipe ini memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing sehingga pemimpin
dapat memilih tipe manakah yang sesuai untuk diterapkan dilembaga pendidikannya.
Berdasarkan penjabaran perbedaan antara kebijakan dan pengambilan
keputusan, jenis pengambilan keputusan, tahapan pengambilan keputusan serta gaya
dan model pengambilan keputusan diharapakan pimpinan lembaga pendidikan mampu
untuk mengambil kebijakan yang tepat untuk lembaga yang dipimpin.5

5
Fitri Hayati, Riri Zulvira dan Nurhizrah Gistituati, “Lembaga Pendidikan: Kebijakan dan
Pengambilan Keputusan”, Jurnal Riset Tindakan Indonesia, Vol. 6 No. 1 (2021), 102-103.

7
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang
dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Keputusan itu
harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan
dorongan sarana prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan
material).
2. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
J. Supranto mengemukakan bahwa secara umum pengambilan keputusan dapat
dibagi kepada empat kategori, yaitu:
a. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada kepastian
b. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada resiko
c. Pengambilan keputusan dalam keadaan ketidakpastian
d. Pengambilan keputusan dalam keadaan ada konflik.
Sementara itu Herbert A Simon sebagaimana yang dikutip oleh H.B Siswanto
mengemukakan jenis pengambilan keputusan kepada dua kategori, yaitu:
a. Pengambilan keputusan yang diprogram
b. Pengambilan keputusan tidak terpogram
3. Tahap Pengambilan Keputusan
a. Perumusan masalah
b. Pengumpulan dan penganalisis data
c. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
e. Pelaksanaan keputusan
f. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
4. Gaya atau model pengambilan keputusan pemimpin organisasi berkaitan
dengan tipe seorang pemimpin. Pemimpin organisasi yang otoriter akan
mengambil keputusan secara otoriter. Ada tiga tipe kepemimpinan seorang
pemimpin, yaitu tipe normatif, tipe personal, dan tipe transaksional.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H. (2014). Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu


Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam, 45-49.

Gistituati, N., Hayati, F., & Zulvira, R. (2021). Lembaga Pendidikan: Kebijakan dan
Pengambilan Keputusan. Jurnal Riset Tindakan Indonesia, 102-103.

Raihan. (2016). Pengambilan Keputusan Dalam Kepemimpinan Manajemen Dakwah.


Jurnal Al-Bayan, 71-72.

Sabri, A. (2013). Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Dalam Lembaga Pendidikan


Islam. Jurnal Al-Ta’lim, 374.

Anda mungkin juga menyukai