Anda di halaman 1dari 15

Makalah

PEMBUATAN KEPUTUSAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Alfian Ubaidillah Alfauzi, M. Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 10
1. Dwi Ummy Anjadestia (223151089)
2. Indah Zanna Nurmala (223151093)
3. Fajri Nur Wahid (223151101)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin, rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Perilaku Organisasi dengan
baik. Makalah yang berjudul Pembuatan Keputusan ini disusun dengan tujuan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perilaku Organisasi pada semester dua ini.
Melalui makalah ini, kami berharap agar kami dan pembaca mampu mengetahui
dan memahami mengenai materi yang disampaikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pengampu mata kuliah Perilaku
Organisasi yaitu Bapak Alfian Ubaidillah Alfauzi, M. Pd. yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat belajar dan mendapat pengetahuan mengenai
Demikian makalah ini kami buat dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca. Terima kasih.

Surakarta, 1 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Pembuatan Keputusan ........................................................ 3
B. Model Pembuatan Keputusan ............................................................... 4
C. Teori Konflik Pembuatan Keputusan.................................................... 6
D. Langkah-Langkah Pembuatan Keputusan ............................................. 7
E. Proses Pembuatan Keputusan ............................................................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik
secara individu ataupun secara kelompok. Pengambilan keputusan mempunyai arti
penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi. Pengambilan keputusan yang
tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi ke arah yang lebih
baik, namun sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk
pada roda organisasi dan administrasinya. Keputusan berarti hasil akhir dalam
mempertimbangkan sesuatu yang akan dilaksanakan secara nyata. Keputusan dapat
diartikan sebagai hasil terbaik dalam memilih satu dari lebih alternatif pilihan.
Pengambilan keputusan merupakan proses rangkaian kegiatan menganalisis
berbagai fakta, informasi, data dan teori/pendapat yang akhirnya sampai pada satu
kesimpulan yang dinilai paling baik dan tepat.
Pembuatan keputusan berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam suatu
organisasi. Sutjahjanti menyatakan bahwa pembuatan keputusan merupakan
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah dengan cara pengumpulan fakta dan
data atau informasi yang relevan dengan masalah tersebut sehingga dapat
ditentukan alternatif yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang tepat.2
Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam pembuatan keputusan diperlukan
informasi yang berkualitas yang dapat menentukan alternatif tindakan yang akan
dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pembuatan keputusan?
2. Apa saja model pembuatan keputusan?
3. Apa itu teori konflik pembuatan keputusan?
4. Apa saja langkah-langkah dalam pembuatan keputusan?
5. Apa saja proses dalam pembuatan keputusan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembuatan keputusan.
2. Untuk mengetahui model pembuatan keputusan.
1
3. Untuk mengetahui teori konflik pembuatan keputusan.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan keputusan.
5. Untuk mengetahui proses dalam pembuatan keputusan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembuatan Keputusan


Menurut bahasa Keputusan berasal dari kata putus: habis.rampung,
selesai, berakhir, mendapat imbuhan ke–an menjadi keputusan: berkesudahan,
berakhir.
Secara istilah keputusan adalah pengakhiran daripada proses pemikiran
tentang apa yang dianggap sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang
merupakan penyimpangan daripada yang dikehendaki, direncanakan atau
dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya
(Atmosudirdjo. 1990: 45).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan haruslah
relevan dengan sebuah tujuan dan perencanaan suatu masalah. Sebuah
keputusan dapat berarti hasil rumusan pemikiran yang didasarkaan pada visi
dan misi sebuah lembaga untuk mengatur jalannya pekerjaan demi mencapai
tujuan bersama.
Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsur yang sangat esensial
dalam organisasi dan manajemen. Pembuatan keputusan bukan hanya fungsi
pimpinan, tapi juga suatu proses partisipasi seluruh anggota untuk
meningkatkan fungsi-fungsi manajemen. Bagi pimpinan pembuatan keputusan
itu merupakan salah satu fungsi untuk yang tidak dapat dihindari untuk tidak
melakukannya, sebab tanpa pembuatan keputusan fungsi kepemimpinan tidak
dapat dilaksanakan dan pungsi manajemen tidak dapat berjalan untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
Dalam konteks organisasi dan manajemen terdapat pembuatan
keputusan. Para ahli mengemukakan bawa pembuatan keputusan adalah
langkah awal suatu kegiatan. Tanpa keputusan, tidak akan ada kegiatan, dan
tanpa kegiatan tidak ada kehidupan dalam organisasi, dan bila tidak ada
kehidupan maka organisasi itu mati. Ini mengandung arti bahwa pembuatan
keputusan adalah fungsi utama manajemen yang perlu dilaksanakan oleh
pemimpin dalam organisasi itu. Karena keputusan itu pangkal suatu kegiatan
yang akan mempengaruhi gerak langkah seluruh anggota untuk menghadapi

3
berbagai tugas, maka proses pembuatan keputusan tidak hanya berperan
sebagai fungsi pemimpin tapi juga mengkait kepentingan anggota dan
kepentingan seluruh organisasi.
Menurut Herbent Simon (1978) mengemukakan bahwa keputusan itu
adalah suatu manifestasi kewenangan pimpinan yang sangat diharapkan oleh
bawahan, sebab tanpa pembuatan keputusan, seluruh kegiatan bawahan
menjadi tidak pasti. Ketidak pastian ini menyebabkan lemahnya pimpinan
yang dapat mengakibatkan labilnya organisasi. Kelabilan ini merupakan titik
awal kehancuran organisasi.

B. Model Pembuatan Keputusan


Dalam pembuatan keputusan, terdapat beberapa model yang dapat
digunakan sebagai panduan atau acuan dalam mengambil keputusan. Berikut
adalah beberapa model dalam pembuatan keputusan:
1. Model Rasional, model ini melibatkan pemikiran rasional dan logis dalam
mengambil keputusan. Dalam model ini, keputusan diambil berdasarkan
analisis data, pertimbangan risiko, dan evaluasi alternatif yang tersedia.
2. Model Incremental, model ini mengambil pendekatan perlahan-lahan
dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensi dan
dampak dari setiap tindakan yang diambil.
3. Model Politik, model ini berfokus pada interaksi antara para pemangku
kepentingan dan pertimbangan politik dalam mengambil keputusan.
Model ini dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti kepentingan
politik dan dukungan politik dalam mengambil keputusan.
4. Model Garis Besar, model ini fokus pada visi jangka panjang dan
mengambil keputusan yang mencakup tujuan dan strategi organisasi.
5. Model Budaya, model ini melibatkan pengaruh budaya dalam mengambil
keputusan. Model ini dapat memperhitungkan faktor seperti nilai budaya,
kepercayaan, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
6. Model Keputusan Kelompok, model ini melibatkan partisipasi dari
beberapa orang dalam mengambil keputusan. Model ini dapat
memperhitungkan berbagai pandangan dan perspektif yang berbeda-beda
dari setiap individu dalam kelompok.

4
7. Model keputusan klasik
Model keputusan klasik (classical decision model) merupakan model
yang mengharapkan para manajer mengambil keputusan yang rasional.
Model klasik bertujuan untuk mendefinisikan bagaimana pengambil
keputusan sebaiknya membuat keputusan. Pada beberapa tahun terakhir,
model klasik telah memberikan aplikasi terhadap teknik kuantitatif dengan
menggunakan komputer seperti pemograman linear (linear programming),
pohon keputusan (decision tree), operasi penelitian (research operation).
matrik imbalan (payoff matrix), analisis titik impas (break event poin), dan
teknik peramalan.
Manajer sering menghadapi masalah yang berulang-ulang dan
teridentifikasi dengan jelas, sehingga dapat mengetalni kemungkinan dari
semua altematif tindakan dan konsekuensinya. Dalam hal ini, para manajer
mengambil keputusan klasik mempunyai kemampuan untuk membantu
para manajer menjadi lebih rasional. Model ini merupakan model I yang
sangat rasional dalam membantu manajer untuk mengambil keputusan.

8. Model keputusan administratif


Model pengambilan keputusan administratif (administratif decision
model) menggambarkan bagaimana para manajer membuat keputusan
pada kondisi sulit. Para manajer sering menghadapi masalah yang sulit,
jarang terjadi, atau tidak terstruktur. Sebagai antisipasi dalam menghadapi
masalah tersebut, para manajer menggunakan tipe keputusan tidak
program. Informasi yang tersedia tentang alternatif dan hasilnya sangat
terbatas, sehingga kondisi pengambilan keputusan adalah ketidakpastian.
Para manajer tidak mampu membuat keputusan ekonomi secara rasional,
Herbert A. Simon mengusulkan dua konsep dalam pembetukan model
administratif, antara lain:

a. Rasionalitas terbatas
Rasionalitas terbatas (bounded rationality), manajer mempunyai
keterbatasan dalam mengambil keputusan yang rasional secara
ekonomis. Banyaknya masalah tidak terstruktur yang dihadapi serta
informasi yang tersedia sangat terbatas membuat manajer sulit untuk
memecahkannya dengan pengambilan keputusan rasional.

5
Para manajer memilih pemecahan masalah dari alternatif pertama
yang memenuhi kriteria keputusan minimal. Dalam pengambilan
keputusan, manajer hanya memilih pemecahan masalah yang
memuaskan pertama yang muncul. Model ini sangat tepat dalam
menggambarkan bagaimana cara para manajer membuat keputusan
tentang masalah yang sulit dipecahkan dalam keadaan yang berisiko.

b. Intuisi
Cara lain dalam pengambilan keputusan administrasi adalah
intuisi. Intuisi adalah proses pengambilan keputusan yang dilakukan
berdasarkan perasaan dan pengalaman yang telah terkumpul.
Pengambilan keputusan dengan cara seperti itu bukan berarti tidak
membutuhkan pemikiran secara rasional. Berdasarkan pengalaman
yang lalu, manajer dapat dengan cepat menyusun beberapa alternatif
untuk mengambil keputusan yang tepat. Pada umumnya, masalah
yang demikian adalah masalah terstruktur sehingga dengan mudah
manajer dapat mengatasinya. Demikian juga dengan menggunakan
perasaan (feeling), para manajer membuat keputusan berdasarkan
perasaan dan emosi dalam pengambilan keputusan. tetapi tidak lepas
dari analisis rasional.
Untuk menghadapi masalah baru dan situasi yang tidak pasti, para
manajer sering menggunakan intuisi dalam memecahkan persoalan
yang dihadapinya. Disamping itu, pengambilan keputusan dengan
intuisi dapat juga dilakukan berdasarkan proses mental bawah sadar,
dan nilai atau etika. Banyak manajer yang berhasil dengan
menggunakan analisis secara rasional dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan hasil penelitian. lebih dari lima puluh persen pada
manajer menggunakan intuisi dalam mengambil keputusan.
Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
dan dapat digunakan dalam situasi yang berbeda-beda tergantung pada
kebutuhan dan lingkungan yang ada.

C. Teori Konflik Pembuatan Keputusan


Teori konflik adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang
mengakui adanya konflik antara berbagai pihak yang terlibat dalam

6
keputusan. Dalam teori konflik, konflik dianggap sebagai suatu hal yang
wajar dan tidak dapat dihindari dalam pengambilan keputusan.
Konflik dalam pengambilan keputusan bisa terjadi karena adanya
perbedaan tujuan, nilai, atau kepentingan antara berbagai pihak yang terlibat.
Konflik juga bisa terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya yang
tersedia atau adanya kebijakan yang tidak sesuai dengan kepentingan
beberapa pihak.
Dalam teori konflik, upaya pengambilan keputusan harus memperhatikan
kepentingan semua pihak yang terlibat dalam keputusan dan mencari solusi
yang dapat memenuhi kepentingan bersama. Dalam hal ini, pengambilan
keputusan harus melibatkan dialog dan negosiasi antara berbagai pihak untuk
mencari solusi terbaik yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.
Dalam prakteknya, penggunaan teori konflik dalam pengambilan
keputusan seringkali dilakukan dalam konteks pengambilan keputusan yang
kompleks dan melibatkan banyak pihak yang berbeda kepentingan. Oleh
karena itu, penggunaan teori konflik dapat membantu menghindari terjadinya
konflik yang lebih besar atau bahkan konflik yang dapat merusak hubungan
antarpihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
D. Langkah-Langkah Pembuatan Keputusan
Setiap manajer perlu memahami langkah-langkah pembuatan keputusan
sebagaimana dikemukakan oleh Mondy dan Premeaux yang terdiri dari lima
langkah yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah atau peluang
Langkah ini dimaksudkan untuk mempelajari atau mengenali masalah
yang dihadapi atau peluang apa sajakah yang harus ditangkap oleh
organisasi dalam meningkatkan perannya di masa depan. Pada langkah ini
diperlukan perumusan masalah sebagai bagian penting dalamproses
pembuatan keputusan, karena hal ini menentukan tindakan yang akan
diambil.
b. Membuat alternatif
Membuat alternatif yang diperkirakan akan dapat menjadi jawaban
dalam pemecahan masalah adalah sangat penting. Sebab sebagai altematif
yang dibuat akan dapat dipilih alternatif yang paling menguntungkan
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
7
c. Menilai alternatif
Menilai keuntungan dan kerugian atau kekuatan dan kelemahan dari
masing-masing alternatif di dalam memecahkan masalah dan menjawab
peluang yang ada merupakan langkah yang akan menentukan pilihan.

d. Memilih dan mengimplementasikan alternatif


Adapun tindakan memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif
yang diajukan dalam mendukung keberhasilan pemecahan masalah dan
menjawab peluang yang ada dalam organisasi merupakan langkah
keempat. Pemilihan altematif itu sekaligus menetapkannya untuk
dilaksanakan sebagai keputusan yang diambil bagi organisasi.
e. Mengevaluasi alternatif
Keputusan yang telah dilaksanakan haruslah dievaluasi apakah telah
mencapai tujuan yang diinginkan atau belum. Sebab keputusan itu
diyakini sebagai cara dalam memecahkan masalah atau mengisi peluang
untuk menjawab kebutuhan organisasi.
Pembuatan keputusan yang tidak efektif banyak penyebabnya, mulai dari
kerumitan lingkungan usaha sampai gaya manajemen dan falsafah yang saling
bertentangan. Tapi, salah satu penyebab yang paling umum adalah
ketidakmampuan organisasi dalam mendesain proses keputusan,
mengidentifikasi keputusan rinci, menentukan bagaimana mereka dibuat, dan
mengusahakan agar proses tersebut tidak bertentangan dengan struktur
organisasional dan mekanisme-mekanisme pendukung.
E. Proses Pembuatan Keputusan
1. Harus ditentukan lebih dulu tujuan yang hendak dicapai; apa yang ingin
dicapai seorang manajer? Tugas apa yang akan dilaksanakan?
2. Tujuan-tujuan harus dibagi menurut pentingnya.
3. Mempertimbangkan berbagai macam alternatif.
4. Menilai alternatif-alternatif tindakan yang dipertimbangkanberkaitan
dengan tujuan yang ditentukan.
5. Memilih alternatif tindakan yg terbaik untuk mencapai tujuan.
6. Membuat keputusan sementara, untuk identifikasi permasalahan baru
karena tindakan perbaikan yg diambil.
7. Pelaksanaan keputusan akhir, didukung tindakan lain yang mencegah

8
kemungkinan timbulnya permasalahan baru.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsur yang sangat esensial
dalam organisasi dan manajemen. Pembuatan keputusan bukan hanya fungsi
pimpinan, tapi juga suatu proses partisipasi seluruh anggota untuk
meningkatkan fungsi-fungsi manajemen. Bagi pimpinan pembuatan keputusan
itu merupakan salah satu fungsi untuk yang tidak dapat dihindari untuk tidak
melakukannya, sebab tanpa pembuatan keputusan fungsi kepemimpinan tidak
dapat dilaksanakan dan pungsi manajemen tidak dapat berjalan untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
2. Model Pembuatan Keputusan, diantaranya: model rasional, model
incremental, model politik, model garis besar, model budaya, model
keputusan kelompok, modelkeputusan klasik, model keputusan adminitratif.
3. Teori Konflik Pembuatan Keputusan
Teori konflik adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang
mengakui adanya konflik antara berbagai pihak yang terlibat dalam
keputusan. Dalam teori konflik, konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar
dan tidak dapat dihindari dalam pengambilan keputusan.
4. Langkah-Langkah Pembuatan Keputusan, diantaranya: Mengidentifikasi
masalah atau peluang, Membuat alternatif, Menilai alternatif, Memilih dan
mengimplementasikan alternatif, Mengevaluasi alternatif.
5. Proses Pembuatan Keputusan, diantaranya: Harus ditentukan lebih dulu tujuan
yang hendak dicapai; apa yang ingin dicapai seorang manajer? Tugas apa
yang akan dilaksanakan?, Tujuan-tujuan harus dibagi menurut pentingnya,
Mempertimbangkan berbagai macam alternatif, Menilai alternatif-alternatif
tindakan yang dipertimbangkanberkaitan dengan tujuan yang ditentukan,
Memilih alternatif tindakan yg terbaik untuk mencapai tujuan, Membuat
keputusan sementara, untuk identifikasi permasalahan baru karena tindakan
perbaikan yg diambil, Pelaksanaan keputusan akhir, didukung tindakan lain
yang mencegah kemungkinan timbulnya permasalahan baru.
10
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami berikan berisikan tentang Pembuatan
Keputusan. Makalah inipun tak luput dari kesalahan dan kekurangan maupun
target yang ingin dicapai. Adapun kiranya terdapat kritik, saran maupun teguran
digunakan sebagai penunjang pada makalah ini. Sebelum dan sesudahnya kami
ucapkan terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Maidiana, “Pembuatan Keputusan Dalam Proses Manajemen dan Aspek


Manajemen”,Juli 2021, (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan)
Sirojudin, Didin, 2019, “Relevansi Pembuatan Keputusan Dalam Organisasi
Pendidikan Islam”
Syarifuddin, 2005, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Press)
Sabri, 2013, Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Dalam Pendidikan Islam,
Jurnal Al-Ta’lim Jilid I Nomor 5
Prajudi, Atmodiwirio, 2002, Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Balai Aksara)

12

Anda mungkin juga menyukai