Anda di halaman 1dari 28

TUGAS

KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM

Tentang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh

RUSWAN
G2U120002

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah

ini penulis beri judul ”PENGAMBILAN KEPUTUSAN”. Kami menyadari

bahwa dalam proses penulisan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada kami, semoga

mendapatkan balasan dari Allah SWT sebagai amalan yang diperhitungkan dan

mendapat imbalan yang jauh berharga.

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati

akan kurang sempurnanya Makalah ini, mengingat tingkat kemampuan serta

pengalaman penulis belum luas. Namun demikian, penulis akan berusaha keras

untuk menyusun Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kendari, 11 November 2020


Penulis,

RUSWAN
G2U120002

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan .................................................. 4

B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan ............................................... 6

C. Proses Pengambilan Keputusan ......................................................... 8

D. Jenis Pengambilan Keputusan ........................................................... 10

E. Solusi Pengambilan Keputusan ......................................................... 12

F. Peranan Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan ................. 14

G. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan .......................... 14

H. Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan .......... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 22

B. Saran .................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi

secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat

membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja

dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan

sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha

untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan

manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (Siagian,

1980).

Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada

pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual.

Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya

efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi,

sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan

keterampilan personalnya (Soekarso dan Putong, Iskandar, 2015).

Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami

perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk

dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku,

kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami

proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan

memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam

4
organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta

kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.

Organisasi perlu dikelola dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling

tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan pemimpin organisasi yang

berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan

lingkungan organisasi dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan

masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan pemimpin

dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik

(Edy, 2009).

Mengambil atau membuat keputusan adalah kondisi dalam pilihan,

biasanya dalam membuat keputusan akan banyak berbagai alternatif tetapi

pembuat keputusan harus memilih salah satu alternatif dari sekian banyak

alternatif karena dalam membuat atau mengambil keputusan itu berkaitan

dengan menentukan keputusan mana, dari sekelompok alternatif yang

mungkin dan yang optimal untuk suatu kondisi tertentu. Dalam proses

membuat keputusan salah satu komponen yang penting adalah

mengumpulkan banyak informasi (Robins, 2002). Penerapan pengambilan

keputusan ini bisa melalui bidang usaha atau yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Apa pengertian pengambilan keputusan?

2. Bagaimana dasar-dasar pengambilan keputusan?

5
3. Bagaimana proses pengambilan keputusan?

4. Apa saja jenis pengambilan keputusan?

5. Bagaimana solusi pengambilan keputusan?

6. Apa saja peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan?

7. Bagaiman langkah-langkah dalam pengambilan keputusan?

8. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penulisan

makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan.

2. Untuk mengetahui dasar-dasar pengambilan keputusan.

3. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan.

4. Untuk mengetahui jenis pengambilan keputusan.

5. Untuk mengetahui solusi pengambilan keputusan.

6. Untuk mengetahui peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan

7. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengambilan keputusan

8. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang

harus dihadapi dengan tegas.Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan

pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan

keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini

meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu

alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil (M save, 2006).

Menurut J. Reason (1990), Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai

suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa

pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang

tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu

pilihan final.

G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah

sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih

alternatif yang mungkin (Syamsi, 2000). Sedangkan Claude S. Goerge, Jr

Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan

manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk

pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan

berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan (Desmita, 2008).

Pengambilan keputusan dalam Psikologi Kognitif difokuskan kepada

7
bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya, berbeda

dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana

sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran

diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan

tindakan yang harus dan kapan diambil. Pengambilan keputusan juga berbeda

dengan penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah proses oleh

perpindahan seseorang dari apa yang telah mereka ketahui terhadap

pengetahuan lebih lanjut.

Pengambilan keputusan adalah poses memilih atau menentukan

berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti. Pembuatan

keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus

membuat prediksi kedepan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau

lebih, membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi prakiraan yang akan

terjadi (Suharnan, 2005). Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan

keputusan (Rakhmat, 2007). Keputusan yang diambil seseorang beraneka

ragam. Tapi tanda-tanda umumnya antara lain : keputusan merupakan hasil

berpikir, hasil usaha intelektual, keputusan selalu melibatkan pilihan dari

berbagai alternatif, keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun

pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses

pemikiran dari pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi

kedepan.

8
Fungsi Pengambilan Keputusan individual atau kelompok baik secara

institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristic (Hasan, 2004). Tujuan

Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan

tidak berkaitan dengan masalah lain). Tujuan yang bersifat ganda (masalah

saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk

mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu

dapat berjalan lancar dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien.

Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan.

Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh pimpinan organisasi.

Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R. Terry (dalam Syamsi, 2000), menjelaskan dasar-

dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku, antara lain:

1. Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih

bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor

kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat

beberapa keuntungan, yaitu :

a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk

memutuskan.

b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat

kemanusiaan.

9
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan

waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas,

pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan

memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit

diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan

kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya

diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

2. Pengalaman

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan

pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan

pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman

dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang

masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam

memudahkan pemecahan masalah.

3. Fakta

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi

yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid,

namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4. Wewenang

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan

menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.

Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan

10
sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi

kabur atau kurang jelas.

5. Rasional

Keputusan yang bersifat rasionalberkaitan dengan daya guna.

Masalah-masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan

pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan

rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang

rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat

terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

Jadi, dasar-dasar pengambilan Keputusan antara lain berdasarkan

intuisi, pengalaman, fakta, wewenang dan rasional.

C. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut (Kotler,

2000) :

1. Identifikasi masalah

Dalam hal ini diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang

ada di dalam suatu keadaan.

2. Pengumpulan dan penganalisis data

Pengambil keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis

data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.

3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan

Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu

dipikirkan cara-cara pemecahannya.

11
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik

Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan

masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbanganyang matang atau

rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang

lama karena hal ini menentukan alternatifyang dipakai akan berhasil atau

sebaliknya.

5. Pelaksanaan keputusan

Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pengambil keputusanharus

mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima

dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang

lain.

6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur

dampak dari keputusan yang telah dibuat.

Jadi, proses pengambilan keputusan terstruktur atas identifikasi

masalah, pengumpulan dan penganalisis data, pembuatan alternatif-alternatif

kebijakan, pemilihan salah satu alternatif terbaik, pelaksanaan keputusan,

pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.

Menurut Munandar (2004), proses pengambilan keputusan dimulai

berdasarkan adanya masalah antara keadaan yang diinginkan dan keadaan

yang ada. Keadaan yang diinginkan biasanya dipengaruhi oleh :

12
1. Kebudayaan.

2. Kelompok acuan, perubahan dalam kelompok dapat mengubah hal

diinginkan.

3. Ciri-ciri keluarga.

4. Status atau harapan financial

5. Keputusan-keputusan sebelumnya mempengaruhi pengenalan masalah.

6. Perkembangan individu dapat mempengaruhi keadaan yang diinginkan,

kematangan seseorang mempengaruhi pilihannya

7. Situasi perorangan yang sedang berlangsung saat ini.

D. Jenis Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan Keputusan Terprogram

Jenis pengambilan keputusan terprogram mengandung suatu

respons otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin

dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan

yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan

ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk

melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja.

Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara

jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah

mengembangkan suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan

otomatik.

13
Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan

untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram karena banyak

keputusan diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang

sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan keputusan yang

terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas yang

lebih penting. Misal: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan

piutang, dan lain-lain.

2. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram

Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah-masalah

yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini

meliputi proses-proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-

masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya

bersifat kompleks, hanya sedikit parameter-parameter yang diketahui dan

kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk

menjawab masalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari

pengambilan keputusan, ditambah denganbantuan sistem informasi. Hal

ini dimaksud untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan

baik.

Perluasan fasilitas fasilitas pabrik, pengembangan produk baru,

pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen

kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah

yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Sangat

banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi

14
pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah

dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi

konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara

langsung. Misal: Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat

penting didalam pengambilan keputusan tidak terprogram. Keputusan

untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah keputusan tidak

terstruktur yang jarang terjadi.

E. Solusi Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, hal-hal yang harus dilakukan ketika

menghadapi suatu masalah yaitu:

1. Apakah masalah itu mudah ditangani: Seberapa sulit masalah itu

dihadapi, sedangkan yang lainnya tidak. Keputusan yang diambil dengan

cepat dibenarkan dalam memecahkan masalah yang tidak penting.

2. Mungkinkah masalah itu selesai dengan sendirinya: dapat menentukan

prioritas untuk menangani masalah yang ada. Oleh karena itu, harus

mampu menyusun peringkat dasar menurut urutan pentingnya.

3. Apakah saya harus mengambil keputusan itu: harus mampu memutuskan

apa yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil keputusan.

Kebiasaan tersebut memiliki 2 akibat wajar: meneruskan sedikit mungkin

kepada mereka yang lebih bawah atau meneruskan sebanyak mungkin

kepada mereka yang lebih bawah.

Empat tahap utama dalam proses pemecahan masalah rasional, antara

lain sebagai berikut:

15
1. Tahap 1: Selidiki situasi yaitu proses pemecahan masalah dimulai bila

masalah telah ditemukan untuk diambil tindakan. Suatu penyelidikan

memiliki tiga aspek:

a. Rumusan Masalah

b. Identifikasi Tujuan Keputusan

c. Diagnosa Penyebab

2. Tahap 2: kembangkan alternative. Godaan untuk menerima alternatif

pertama yang dapat dikerjakan dengan mudah, sering membuat tidak

berhasil mencapai pemecahan yang tebaik bai masalah-masalah mereka.

Tidak hanya itu, kecenderungan untuk menilai alternatif lain ketika

sedang dikembangkan dapat menjadi pemicu permasalahan.

3. Tahap 3: evaluasi alternatif dan pilihan yang terbaik. Jika telah mampu

mengembangkan seperangkat alternatif, mereka harus mengevaluasi

untuk melihat tingkat keefektifan setiap alternatif. Keefektifan dapat

diukur dengan 2 kriteria yaitu:

a. Seberapa realistiskah

b. Seberapa baikkah alternatif itu akan membantu memecahkan

masalah

4. Tahap 4: laksanakan keputusan dan adakan yang tindak lanjut.

Melaksanakan suatu keputusan tidak hanya sekedar memberikan

perintah-perintah yang tepat. Sumber daya harus didapatkan dan

dialokasikan sesuai keperluan. Pemimpin/manajer menetapkan anggaran

atau jadwal untuk tindakan-tindakan yang telah mereka putuskan.

16
F. Peranan Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih.

Pengambilan keputusan perlu dilakukan karena adanya perbedaan antara

harapan atau tujuan dengan hasil yang dicapai. Salah satu model pengambilan

keputusan adalah The Optimizing Model. Model tersebut merupakan model

pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu seharusnya

berperilaku untuk mencapai hasil atau keluaran yang maksimal.

G. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1. Menentukan perlunya pengambilan keputusan.

2. Mengidentifikasi kriteria keputusan

3. Mengalokasi pembobotan terhadap criteria.

4. Mengembangkan alternative

5. Mengevaluasi alternative.

6. Memilih alternatif terbaik

Langkah-langkah tersebut tentunya tidak mutlak berurutan, melainkan

harus disesuaikan dengan bobot keputusan yang akan diambilnya. Seringkali

hal-hal khusus harus dimasukan didalamnya, antara lain menyangkut asumsi-

asumsi yang harus dirumuskan agar alternatif-alternatif dapat lebih banyak

dimunculkan. Dengan alternative yang relative lebih banyak, kemungkinan

yang dievaluasi semakin banyak pula. Pada akhirnya, keputusan dapat

diambil berdasarkan berbagai alternatif yang muncul.

17
Selain itu juga Herbert A. Simon mengajukan mmodel proses

pengambilan keputusan yang dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan

samapai perancangan dan kemudian pada pemulihan. Tetapi pada setiap tahap

hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi

tahapan tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses bersinambungan.

Tahapan pengambilan keputusan, yaitu:

1. Tahap penyelidikan mempelajari lingkungan atas kondisi yang

memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh, diolah dan diuji

untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.

2. Tahap perancangan, mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah

tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami

persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan

tersebut.

3. Tahap pemulihan, memilih arah tindakan tertentu dari semua yag ada.

Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan

Menurut Terry faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan, yaitu :

1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional

maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan

keputusan.

18
2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan

Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi

harus lebih mementingkan kepentingan.

3. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu, buat altenatif-

alternatif tandingan.

4. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini

harus diubah menjadi tindakan fisik.

5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup

lama.

6. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik.

7. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu

benar.

8. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian

kegiatan mata rantai berikutnya.

Arroba (1997), menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan, antara lain:

1. Informasi yang diketahui perihal masalah yang dihadapi

2. Tingkat pendidikan

3. Personality

4. Coping, dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait

dengan pengalaman (proses adaptasi)

5. Culture.

19
Sedangkan menurut Kotler Philips (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain:

1. Faktor Budaya, yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial.

2. Faktor sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status.

3. Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan,

keyakinan dan pendirian

Engel, Blackwell, dan Miniard (1994), menjelaskan bahwa proses

pengambilan keputusan seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor

perbedaan individu dan proses psikologi.

1. Faktor lingkungan tersebut, antara lain :

a. Lingkungan sosial

Dalam lingkungan sosial, pada dasarnya masyarakat memiliki

strata sosial yang berbeda-beda. Statifikasi lebih sering ditemukan

dalam bentuk kelas sosial, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan

sebagainya.

Keberadaan lingkungan sosial memegang peranan kuat

terhadap proses pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan

perilaku baik yang positif ataupun negatif. Karena dalam lingkungan

sosial tersebut individu berinteraksi antara satu dengan lainnya.

20
b. Lingkungan keluarga

Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua atau lebih

orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi serta

tinggal bersama. Lingkungan keluarga sangat berperan penting pada

bagaimana keputusan untuk melakukan perilaku negatif seperti seks

pranikah, minum-minuman keras, balap motor dan sebagainya itu

dibuat karena keluarga adalah lingkungan terdekat individu sebelum

lingkungan sosialnya.

Bila dalam suatu keluarga tidak harmonis, atau seorang anak

mengalami “broken home” dan kurangnya pengetahuan agama dan

pendidikan, maka tidak menuntut kemungkinan seorang anak akan

melakukan perilaku yang beresiko.

Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat

yang terkecil dan juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan

(Kotler, 2000). Sedangkan menurut Mufidah (2002), keluarga

merupakan bagian terkecil dari masyarakat, namun memiliki peranan

yang sangat penting.

Dalam keluarga, seseorang mulai berinteraksi dengan orang

lain. Keluarga merupakan tempat belajar pertama yang nantinya

mempengaruhi keprbadian seseorang.

21
2. Faktor Perbedaan Individu, antara lain :

a. Status Sosial

Status sosial merupakan kedudukan yang dimiliki seseorang dalam

hubungannya dengan atau untuk membedakannya dari anggota-

anggota lainnya dari suatu kelompok sosial. Status sosial dapat

dijadikan alasan seseorang melakukan perilaku negatif. Status sosial

merupakan kelompok yang relatif homogen dan tetap dalam suatu

masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya

memilikinilai, minat dan perilaku yang mirip (Kotler, dkk., 2000).

Status sosial akan menunjukkan bagaimana seseorang tersebut

berperilaku dalam kehidupan sosialnya.

b. Kebiasaan

Kebiasaan adalah respon yang sama cenderung berulang-ulang

untuk stimulus yang sama (Alwisol, 2009). Kebiasaan merupakan

perilaku yang telah menetap dalam keseharian baik pada diri sendiri

maupun lingkungan sosialnya.

c. Simbol pergaulan

Simbol pergaulan adalah segala sesuatu yang memiliki arti

penting dalam lingkungan pergaulan sosial. Lingkungan pergaulan

yang terdiri dari mahasiswa yang senang gonta-ganti pasangan dan

melakukan perilaku beresiko menunjukkan simbol dan ciri pada

kelompok tersebut. Sehingga apabila seseorang ingin menjadi salah

22
satu kelompoknya, mau tidak mau harus mengikuti kebiasaan dalam

kelompok tersebut.

d. Tuntutan

Adanya pengaruh dominan dalam keluarganya, baik itu

lingkungan keluarga, pergaulan maupun lingkungan sosialnya, maka

dengan kesadaran diri ataupun dengan terpaksa seseorang akan

melakukan prilaku beresiko.

3. Faktor Psikologi, antara lain :

a. Persepsi

Menurut Walgito (2002), persepsi merupakan yang didahului

oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya

stimulus oleh individu melalui alat indera. Sedangkan menurut

Rakhmat (2007), persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh nilai-

nilai, harapan dan kebutuhan yang sifatnya individual sehingga

antara individu satu dengan yang lainnya dapat terjadi perbedaan

individu terhadap objek yang sama.

b. Sikap

Menurut Notoatmojo (2003), sikap merupakan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek. Sikap merupakan kesiapan terhadap reaksi terhadap

objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap

objek.

23
c. Motif

Motif adalah kekuatan yang terdapat pada diri organism yang

mendorong untuk berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung

tetapi motif dapat diketahui atau terinferensi dari perilaku (Walgito,

2002). Motif merupakan suatu alasan atau dorongan yang

menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan, dan

bersikap tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

d. Kognitif

Kognisi adalah kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

dimiliki seseorang (Rakhmat, 2007).

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penglihatan terjadi melalui penginderaan, penglihatan,

penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses

pemikiran dari pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi

kedepan.

Dasar-dasar pengambilan Keputusan antara lain berdasarkan intuisi,

pengalaman, fakta, wewenang dan rasional.

Proses Pengambilan Keputusan: Identifikasi Masalah, Pengumpulan

dan Penganalisis data, Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, Pemilihan

salah satu alternatif terbaik, Pelaksanaan keputusan dan Pemantauan dan

pengevaluasian hasil pelaksanaan.

Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram: Terprogram, jenis

pengambilan keputusan ini mengandung suatu respon otomatik terhadap

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tidak

Terprogram. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi

proses-proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah

yang kurang dapat didefinisikan.

Langkah-langkah pengambilan keputusan, harus disesuaikan dengan

bobot keputusan yang akan diambil, antara lain menyangkut asumsi-asumsi

yang harus dirumuskan agar alternatif-alternatif dapat lebih banyak

dimunculkan. Dengan alternative yang relative lebih banyak, kemungkinan

25
yang dievaluasi semakin banyak pula. Pada akhirnya, keputusan dapat

diambil berdasarkan berbagai alternatif yang muncul

Proses pengambilan keputusan seseorang dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, faktor perbedaan individu dan proses psikologi

B. Saran

Disarankan kepada pembuat kebijakan agar sebelum mengeluarkan

kebijakan harus melalui proses analisis dampak dari kebijakan dan dalam

pelaksanaannya secara berkelanjutan dan konsisten.

26
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Arroba, T. 1998. Decision making by Chinese –US. Journal of Social Psychology.


Vol. 11 (38), Hal: 102 –116.

M. Save, Dagun. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga


Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).

Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan. Bogor:


Ghalia Indonesia.

JF Engel, RD Blackwell, dan Miniard, P. W. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta:


Bina Rupa.

Kotler P., dkk. 2000. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Yogyakarta : Andi.

Kotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1 dan 2. Jakarta:


PT. Indeks.

Mufidah. 2008. Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang: UIN


Malang Press.

Munandar, A. S. 2004. Psikologi Industri dan Organisasi. Tangerang: Universitas


Indonesia Press.
Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Reason, James. 1990. Human Eror. Ashgate. ISBN 1-84014-104-2

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta:


Erlangga.

Soekarso dan Putong, Iskandar. 2015. Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan


Praktis. Jakarta: School of Business Management Bina Nusantara.

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya : Srikandi.

27
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi
Aksara.

Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI Offstr.

28

Anda mungkin juga menyukai