Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOLOGI GIZI

“PENYAKIT HIPERTENSI DAN CHF”

MARNIA
1909200413211010
  
 
PROGRAM STUDI S-1 GIZI
INTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
Pengertian Penyakit Hipertensi dan CHF

Pengertian Penyakit Hipertensi

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi


yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda.
Seseorang dianggap mengalami
hipertensiapabila tekanan darahnya lebih
tinggi dari 140/90 mmHg
Pengertian Penyakit CHF
Gagal jantung kongestif (GJK) adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah secara adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh akan oksigen
dan nutrisi
Patogenesis Penyakit Hipertensi dan CHF
Patogenesis Penyakit hipertensi
Perjalanan penyakit hipertensi esensial
berkembang dari hipertensi yang kadang–kadang
muncul menjadi hipertensi yang persisten.
Setelah periode asimtomatik yang lama,
hipertensi persisten berkembang menjadi
hipertensi dengan komplikasi, dimana kerusakan
organ target di aorta dan arteri kecil, jantung,
ginjal, retina dan susunan saraf pusat.
Patogenesis Penyakit CHF

Patogenesis Gagal Jantung Pada gagal jantung terjadi


suatu kelainan multi sistem dimana terjadi gangguan pada
jantung, otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi sistem
saraf simpatis serta perubahann euro hormonal yang
kompleks. Pada disfungsi sistolik kerja digangguan pada
ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya penurunan
cardiac output.
Klasifikasi Penyakit Hipertensi dan CHF
Klasifikasi Penyakit Hipertensi

Menurut World Health Organization (dalam Noorhidayah, S.A.,


2016) klasifikasi hipertensi adalah :
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama
dengan 140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan
90 mmHg.
b. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik
141-149 mmHg da n diastolik 91-94 mmHg.
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar
atau sama dengan 95 mmHg.
Klasifikasi Penyakit CHF
Klasifikasi berdasarkan Killip digunakan pada
penderita infark miokard akut, dengan pembagian:
a) Derajat I : tanpa gagal jantung
b) Derajat II : Gagal jantung dengan ronki basah halus di basal
paru, S3 galop dan peningkatan tekanan vena pulmonalis
c) Derajat III : Gagal jantung berat dengan edema paru seluruh
lapangan paru.
d) Derajat IV : Syok kardiogenik dengan hipotensi (tekanan
darah sistolik 90 mmHg) dan vasokonstriksi perifer
(oliguria, sianosis dan diaforesis)
Klasifikasi gagal jantung berdasarkan kelainan struktural jantung atau berdasarkan
gejala yang berkaitan dengan kapasitas fungsional NYHA.
Tabel 2.3
Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi Berdasarkan Kelainan Klasifikasi Berdasarkan Kapsitas Fungsional
Struktural Jantung (NYHA)
Stadium A Memiliki risiko tinggi untuk Kelas I Tidak terdapat batasan dalam melakukan
berkembang menjadi gagal jantung. Tidak aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak
terdapat gangguan struktural atau menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
fungsional jantung, tidak terdapat tanda nafas
atau gejala
Stadium B Telah terbentuk penyakit Kelas II Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
struktur jantung yang berhubungan dengan terdapat keluhan saat istrahat, namun aktifitas
perkembangan gagal jantung, tidak terdapat fisiksehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi
tanda atau gejala atau sesak nafas
Stadium C Gagal jantung yang Kelas III Terdapat batasan aktifitasbermakna.
simtomatikberhubungan dengan penyakit Tidak terdapat keluhan saat istrahat, tetapi
struktural jantung yang mendasari aktfitas fisik ringan menyebabkankelelahan,
mendapat terapi medis maksimal (refrakter) palpitasi atau sesak
Stadium D Penyakit jantung struktural Kelas IV Tidak dapat melakukan
lanjut serta gejala gagal jantung yang aktifitasfisiktanpa keluhan. Terdapat gejala saat
sangat bermakna saat istrahat walaupun istrahat. Keluhan meningkat saat melakukan
sudah aktifitas
Peran Nutrisi Pada Perbaikan Fungsi Jantung

a) Makanan Tinggi Serat


b) Lemak Omega-3
c) Protein Rendah Lemak
d) Mineral
e) Antioksidan

Penurun Tekanan Darah (Anti Hipertensi dan Diuretic)

Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang


digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
Obat-obatan antihipertensi cukup beragam dan terbagi ke
dalam beberapa jenis, di antaranya:

a. ACE (angiotensin-converting enzyme inhibitors) inhibitor


b. Alpha-2 receptor agonist
c. Angiotensin II receptor blockers (ARB)
d. Antagonis kalsium (calcium channel blockers)
e. Diuretik
f. Penghambat adrenergik perifer
g. Penghambat alfa (alpha-blockers)
h. Penghambat beta (beta-blockers)
i. Penghambat renin.

Pemberian obat antihipertensi dari dokter ke pasien akan disesuaikan dengan penyebab hipertensi, tingkat
keparahan, kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, dan respons tubuh pasien terhadap obat. Penderita
hipertensi bisa hanya diberikan satu jenis obat saja untuk menurunkan tekanan darah. Namun, tidak sedikit
pasien yang membutuhkan lebih dari satu atau beberapa kombinasi obat antihipertensi.
Diuretik merupakan obat yang cukup sering digunakan
untuk menangani hipertensi. Obat ini bekerja dengan
membuang kelebihan garam (natrium) dan cairan di dalam
tubuh untuk menormalkan tekanan darah. Jenis-jenis obat
diuretik adalah: Diuretik loop, seperti furosemide,
Diuretik hemat kalium (potassium-sparing), seperti
amiloride dan spironolactone dan Diuretik thiazide, seperti
hydrochlorothiazide dan indapamide.
Sekian dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai