Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat karunia dan hidayah
serta inayah Nya sehingga penulis ini dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Makalah MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PEMECAHAN
MASALAH”. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Manajemen.yang diampu oleh M. Adi Trisna Wahyudi,
S.Sos., M.M.Tak lupa shalawat serta salam kita junjungkan pada kehadirat Nabi besar
Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan ummat. Selanjutnya penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada kepada pihak pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga atas bimbingan, dukungan, dan bantuan dalam makalah ini akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Makalah ini terdapat
banyak kekurangan maka dari itu, penulis memohon untuk kritik dan saran dari
pembaca sekalian dan semoga segala ikhtiar kita mendapatkan ridho dari Allah SWT
serta semoga pandemic yang melanda saat ini segera berakhir amin amin ya Rabbal
Alamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah merupakan sesuatu yang lumrah bagi siapapun dan dimanapun. Seseorang
dituntut untuk dapat menyelesaikan masalahnya dan dapat mengambil keputusan untuk
menghindari masalah yang berkelanjutan. Masalah bisa terjadi pada siapapun maupun
instansi apapun. Maka dari itu, penting bagi kita untuk bisa mengambil sebuah keputusan
agar masalah yang terjadi bisa teratasi dengan baik.
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah luput dari
masalah. Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Masalah itu
bisa datang dari internal maupun eksternal. Oleh karena itu, memiliki kemampuan
pengelolaan manajemen yang baik wajib dimiliki oleh setiap manajer. Sehingga ketika terjadi
masalah di perusahaan, manajer tersebut bisa mengambil keputusan yang tepat.
Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang
disusun. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang
baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi
dapat mencapai tujuan-tujuannya. seorang manajer harus dapat menetapkan dan memutuskan
keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal
yang menyangkut perusahaan secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sifat pengambilan keputusan ?
2. Bagaimana perspektif rasional dan pengembalian keputusan ?
3. Bagaimana aspek perilaku pengambilan keputusan ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
keputusan. Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dinamis yang dipengaruhi oleh
banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan pengetahuan, kecakapan dan motivasi.
Dunnette dan Hough (1998: 25) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai
pemilihan tindakan 168 dari sejumlah alternatif yang ada. Senada dengan itu Wood dkk,
(1998: 57) mendefinisikan pengambilan keputusan adalah “process of identifying a problem
or opportunity and chooshing among alternative courses of action.”
De Janasz dkk (2002: 19) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu
proses dimana beberapa kemungkinan dapat dipertimbangkan dan diprioritaskan, yang
hasilnyadipilih berdasarkan pilihan yang jelas dari salah satu alternatif kemungkinan yang
ada. Duncan (Putti dkk, 1998: 34) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu
respon yang sesuai dari seseorang yang berinteligensi pada suatu situasi yang membutuhkan
tindakan yang tepat.
Sedangkan menurut ahli lain (Putti dkk, 1998: 34) pengambilan keputusan adalah
suatu tindakan memilih salah satu alternatif yang ada atas pertolongan para manajer yang
menentukan suatu tindakan pada situasi yang telah ditentukan. Stoner (1990: 52) berpendapat
bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan suatu arah tindakan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat maka Berman & Cutler (1996: 61)
dalam penelitian mereka menjelaskan bahwa para pengambil keputusan yang dengan tujuan
untuk menghasilkan suatu keputusan yang akurat harus berhati-hati dengan informasi yang
tidak konsisten dari karyawan, sehingga para pengambil keputusan itu dapat mengenali dan
mendapatkan suatu keputusan yang tepat sebagai hasil pemilihan dari beberapa alternatif
pilihan yang tersedia.
Dari pendapat para ahli yang mengemukakan banyak pengertian dari sikap
pengambilan keputusan, namun ada satu kirannya dapat dijadikan pengangan yaitu
pengambilan keputusan adalah proses memilih salah satu alternatif terbaik di antara sekian
banyak alternatif yang ada yang dilakukan dalam rangka menyelesaikan masalah. Dapat
diartikan juga bahwa pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif
yang dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Keputusan itu harus
bersifat fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan material).
Landasan pengambilan keputusan pada dasarnya bersumber dari Allah SWT sebagai
Zat Yang Maha Memutuskan. Allah SWT berfirman dalam Surah Shaad ayat 26 yang
berbunyi :
4
“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.”
Sesuai dengan ayat di atas kita dianjurkan untuk mengambil keputusan dengan adil
dan tidak menuruti hawa nafsu.
Model optimasi didasar pada berbagai kriteria dan yang menonjol diantaranya adalah:
1. Kriteria Maximin.
Metode maximin menjelaskan bahwa pembuat keputusan seharusnya memusatkan
perhatiannya pada atribut terlemah yang dimilikinya. Metode ini tidak banyak menggunakan
informasi yang tersedia. Kriteria ini mencari alternative yang maximum dari hasil yang
5
minimum dari setiap alternative. Pertama, dicari hasil minimum dari setiap alternative, dan
selanjutnya memilih alternative dengan nilai terbesar dari yang terkecil tadi. Karena kriteria
ini memilih alternative yang memiliki kerugian terkecil, disebut sebagai kriteria keputusan
pesimistik. Dengan kata lain model ini pada intinya berarti memaksimalkan hasil usaha
dalam batasan-batasan minimum yang diperhitungkan akan dicapai.
2. Kriteria Maximax.
Model ini didasarkan pada asumsi yang optimistik yang menyatakan bahwa keputusan
yang diambil akan mendatangkan hasil yang maksimum. Dalam prakteknya apa yang
kemudian terjadi ialah lebih memaksimalkan usaha agar hasil yang diperoleh betul-betul
semaksimal mungkin.
4. Kriteria probabilitas.
Model ini berarti bahwa pengambilan keputusan harus menggunakan kriteria
kemungkinan diperolehnya hasil tertentu sebagai dasar untuk menjatuhkan pilihan.
Probabilitas bisa mulai dari nol, dalam arti tidak ada kemungkinan tercapainya hasil yang
diharapkan hingga satu, dalam arti bahwa terdapat kepastian akan diraihnya hasil yang
diharapkan dengan diambilnya suatu keputusan tertentu.
6. Kriteria manfaat.
Kriteria ini merupaka kelanjutan dari kriteria nilai materi. Terlihat bahwa dengan
penggunaan kriteria itu pengambilan keputusan tidak memperdulikan risiko yang mungkin
harus dihadapi apabila pilihan dijatuhkan atas berbagai alternative yang tersedia.
Pengambilan keputusan dengan perspektif rasionalitas memiliki kelebihan dan
kekurangan. Beberapa kelebihan dan kekurangannya antara lain :
- Kelebihan
Dapat memfokuskan diri pada pengumpulan data dan kriteria yang telah ditetapkan.
Dapat mengurangi subyektifitas, yaitu mengambil keputusan berdasarkan opini seseorang.
- Efisien, karena berdasarkan pemilihan alternatif yang terbaik.
- Kekurangan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah
digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama
saja dengan analisis proses kebijakan. Menurut Maulana (2010). Proses pengambilan
keputusan meliputi :
1. Lakukan kebutuhan akan suatu keputusan
2. Menentukan kriteria yang diputuskan
3. Menentukan kriteria yang berbobot
4. Mengembangkan alternatif
5. Menilai beberapa alternatif
6. Memilih alternatif
Ketika semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap dan
hasil dari tindakan dapat diprediksi secara tepat, maka pengambilan keputusan dikatakan
dalam keadaan atau situasi ada kepastian. Sebaliknya, jika semua informasi tidak dapat
diketahui secara pasti namun dapat diketahui masih ada nilai kemungkinan dalam
memprediksi secara tepat, maka pengambilan keputusan dikatakan dalam keadaan ada resiko.
Pengambilan keputusan dalam keadaan ketidakpastian akan terjadi bila hasil keputusan sama
sekali tidak diketahui karena hal yang akan diputuskan belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengambilan keputusan dalam situasi konflik terjadi bila kepentingan dua pengambil
keputusan atau lebih saling bertentangan dalam situasi yang kompetitif.
Sementara itu Herbert A Simon sebagaimana yang dikutip oleh H.B Siswanto
mengemukakan jenis pengambilan keputusan kepada dua kategori, yaitu:
1. Pengambilan keputusan yang diprogram
Pengambilan keputusan yang diprogram adalah pengambilan keputusan yang telah
diprogramkan karena terus berjalan secara rutin dan berulang sehingga dapat dikembangkan
prosedur tertentu untuk menanganinya.
2. Pengambilan keputusan tidak terpogram
Pengambilan keputusan tidak terpogram adalah pengambilan keputusan yang baru dan
tidak tersusun. Oleh karena pengambilan keputusan tersebut memiliki karakteristik demikian
maka tidak ada prosedur yang pasti untuk menangani permasalahan.
Jenis-jenis keputusan di atas dapat diaplikasikan pada segala bidang, baik pada tataran
individu maupun kelompok. Di samping jenis-jenis pengambilan keputusan sebagaimana
yang telah dikemukakan di atas, khusus pada tataran kepemimpinan manajemen, Sondang P
Siagian mengemukakan bahwa pada umumnya terdapat tiga tingkatan keputusan yang
terdapat dalam suatu kepemimpinan dalam organisasi/manajemen, yaitu keputusan strategik,
keputusan teknis dan keputusan operasional. Semakin tinggi kedudukan kepemimpinan
manajemen (manajerial) seseorang, maka ia semakin banyak terlibat dalam pengambilan
keputusan strategik. Pada tingkat kepemimpinan manajemen menengah sifat keputusan yang
diambilnya lebih banyak bersifat teknis. Sedangkan pada jenjang kepemimpinan manajemen
yang terendah, maka keputusan yang diambilnya adalah keputusan operasional.
8
Keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice). Pilihan yang dimaksud di
sini adalah pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Definisi tersebut mengandung
pengertian, dalam keputusan yaitu ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; ada
beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan ada tujuan yang ingin
dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Langkah ini merupakan respon terhadap suatu masalah, ancaman yang dirasakan, atau
kesempatan dibayangkan. Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang, para
pengambil keputusan memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi.
Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih salah
satu dari beberapa alternatif. Meskipun langkah ini mungkin memunculkan pilihan rasional,
pilihan terakhir sering didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada fakta
ekonomi.
9
2. Gaya Analitik.
Memiliki toleransi yang jauh lebih besar terhadap ambiguitas dibanding pengambil
keputusan direktif. Ini mengarah ke keinginan lebih banyak informasi dan pertimbangan atas
alternatif yang lebih banyak ketimbang alternatif yang lebih benar bagi tipe direktif. Para
manajer analitik sangat dicirikan sebagai pengambil keputusan yang cermat dengan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.
3. Gaya Konseptual.
Para individu dengan gaya konseptual cenderung menjadi sangat luas dalam
pandangan mereka dan mempertimbangkan banyak alternatif. Orientasi mereka adalah jangka
panjang dan mereka sangat baik dalam menemukan so-lusi yang kreatif dari maslah-masalah.
4. Gaya Perilaku.
10
Kategori gaya perilaku dicirikan dengan pengambil keputusan yang bisa bekerja baik
dengan yang lain. Mereka memperhatikan rekan kerja dan bawahan serta reseptif terhadap
usulan-usulan dari yang lain, sangat mengandalkan pertemuan untuk berkomunikasi. Gaya
manajer ini mencoba untuk menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.
Sedangkan Keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice). Pilihan yang
dimaksud di sini adalah pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Definisi tersebut
mengandung pengertian, dalam keputusan yaitu ada pilihan atas dasar logika atau
pertimbangan; ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan ada
tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu saja banyak mengalami kesalahan dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, meskipun dalam
penyelesaiannya sudah diupayakan secara optimal. Kedepan kami akan lebih baik lagi
dalam menjelaskan tentang makalah tersebut dengan sumber-sumber yang lebih luas dan
dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
11
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
www.goole.com
www.wikipedia.com
http://dinny182.multiply.com/journal/item/2
http://nadiapritta.blogspot.com/2009/11/sim-dalam-pemecahan-masalah-
sistem.html
http://d_ikasari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10105/konsep+pengambilan+k
eputusan.doc.
http://id.shvoong.com/tags/pemecahan-masalah/
http://alanmn.wordpress.com/2009/10/17/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/93021-5-
127081754191.doc.
Buku :
Handoko Hani T.Manajemen edisi 2.Yogyakarta.BPFE Yogyakarta.1986
Suprihanta John.Manajemen umum sebuah pengantar.Yogyakarta.BPFE Yogyakarta.
1988
Jurnal :
12