Anda di halaman 1dari 24

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu:
Ns. Ilfa Khairina, M. Kep.

KELOMPOK 2

1. OVITRA MULYAWATI : 1171311031


2. WULANDARI ASTAGINA : 1711312001
3. FARA ANNISA : 1711312005
4. SYAFRIDA WULANDARI : 1711312007
5. ADZKIA PINTA DANO : 1711312009
6. ILDA YUNANDA : 1711312011
7. ULFHA PUTRI RAHMI :1711312021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami. Pada
makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa
kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah Kewirausahaan yang berjudul “Konsep Pengambilan
Keputusan” dan Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini, sehingga belum begitu sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki kekurangan - kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI


A. Pengertian Pengambilan Keputusan ................................................. 3
B. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan................................................ 4
C. Faktor yang Mempengaruhi pengambilan keputusan ...................... 6
D. Tahapan Pengambilan Keputusan ...................................................... 9
E. Pertimbangan Dalam pengambilan Keputusan ............................... 13
F. Keputusan Wirausaha ...................................................................... 16
G. Aspek- Aspek Keputusan Wirausaha............................................... 17
H. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wirausaha ......................... 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making)
didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria
tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat
satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. G. R. Terry
mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan
kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Fungsi Pengambilan
Keputusan individual atau kelompok baik secara institusional ataupun organisasional,
sifatnya futuristik. Tujuan Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya
satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain.
Keputusan untuk berwirausaha merupakan suatu keputusan yang diambil oleh
individu secara sengaja dan sadar (Krueger, Reilly dan Casrud, 2000), oleh karena itu
merupakan hal yang mendasar untuk menganalisa bagaimana keputusan tersebut dapat
diambil oleh individu. Saiman (2014) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasidan mengambil risiko untuk mulai
mengelola bisnis demi mendapatkan laba.Seorang wirausahawan harus memiliki rasa
percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat
merintis usaha bisnis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengambilan Keputusan ?
2. Apa saja dasar-dasar pengambilan keputusan ?
3. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi pengambilan keputusan ?
4. Bagaimana Tahapan Pengambilan Keputusan ?
5. Apa saja Pertimbangan Dalam pengambilan Keputusan ?
6. Apa itu keputusan wirausaha ?
7. Apa saja Aspek- Aspek Keputusan dalam Wirausaha ?
8. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wirausaha ?

1
C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memeberikan informasi dan
pengetahuan kepada pembaca mengetahui:
a. Pengambilan Keputusan
b. Dasar-dasar pengambilan keputusan
c. Faktor yang Mempengaruhi pengambilan keputusan
d. Tahapan Pengambilan Keputusan
e. Pertimbangan pengambilan Keputusan
f. keputusan wirausaha
g. Aspek- Aspek Keputusan dalam Wirausaha
h. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wirausaha

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus


dihadapi dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan
keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau
lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan
yang akan diambil.1Menurut J.Reason, Pengambilan keputusan dapat dianggap
sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa
pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
Sedangkan Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran
yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Ahli lain yaitu Horold dan Cyril O‟Donnell mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu
inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada
keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah
dibuat dan P. Siagian mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian
yang matang atas alternatif dan tindakan.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan
hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan.5Pengambilan keputusan dalam
Psikologi Kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan.
Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan
situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah
sasaran diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan
tindakan yang harus dan kapan diambil. Pengambilan keputusan juga berbeda dengan
penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah proses oleh perpindahan seseorang dari

3
apa yang telah mereka ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut.Menurut Suharnan,
pengambilan keputusan adalah poses memilih atau menentukan berbagai
kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti. Pembuatan keputusan terjadi di
dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi kedepan,
memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih, membuat estimasi (prakiraan)
mengenai frekuensi prakiraan yang akan terjadi.
Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang
diambil seseorang beraneka ragam. Tapi tanda-tanda umumnya antara lain :
keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, keputusan selalu
melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, keputusan selalu melibatkan tindakan
nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pengambilan Keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses pemikiran dari
pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi kedepan.
Fungsi Pengambilan Keputusan individual atau kelompok baik secara
institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.8Tujuan Pengambilan
Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan
dengan masalah lain) Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat
bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana
diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancar dan tujuan dapat dicapai dengan
mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatanhambatan dalam
melaksanakan kegiatan.Ini merupakan masalah yangharus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah
tersebut.

B. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan

George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang


berlaku, antara lain :
1. Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan factor kejiwaan lain. Sifat
subjektif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

4
a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat
kemanusiaan.Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan
waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada
umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan
kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya
karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan
pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga
hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengalaman

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam


menyelesaikan masalah.Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa
yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.
3. Fakta

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan
informasi yang cukup itu sangat sulit.
4. Wewenang

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan
wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
5. Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat
itu.Jadi, dasar-dasar pengambilan Keputusan antara lain berdasarkan intuisi,
pengalaman, fakta, wewenang dan rasional.

5
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut Terry faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan,


diantaranya adalah :
1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun
yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan Setiap
keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan
3. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
4. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus
diubah menjadi tindakan fisik.
5. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
6. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
7. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
8. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata
rantai berikutnya.Arroba, menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan , antara lain:
a. Informasi yang diketahui perihal masalah yang dihadapi
b. Tingkat pendidikan
c. Personality
d. Coping, dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait dengan
pengalaman (proses adaptasi)
e. Culture

Sedangkan menurut Kotler, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan


1. Faktor Budaya, yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial
2. Faktor sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status
3. Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
4. Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
pendirian

6
Engel, Blackwell, dan Miniard menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan
seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor perbedaan individu dan proses
psikologi.
1. Faktor lingkungan tersebut, antara lain :
a) Lingkungan sosial

Dalam lingkungan sosial, pada dasarnya masyarakat memiliki strata sosial


yang berbeda-beda.Statifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas
sosial, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan sebagainya.Keberadaan
lingkungan sosial memegang peranan kuat terhadap proses pengambilan
keputusan seseorang untuk melakukan perilaku baik yang positif ataupun
negatif. Karena dalam lingkungan sosial tersebut individu berinteraksi antara
satu dengan lainnya.
b) Lingkungan keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua atau lebih orang yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi serta tinggal bersama.
Lingkungan keluarga sangat berperan penting pada bagaimana keputusan
untuk melakukan perilaku negatif seperti seks pranikah, minum-minuman
keras, balap motor dan sebagainya itu dibuat karena keluarga adalah
lingkungan terdekat individu sebelum lingkungan sosialnya. Bila dalam suatu
keluarga tidak harmonis, atau seorang anak mengalami “broken home” dan
kurangnya pengetahuan agama danpendidikan, maka tidak menuntut
kemungkinan seorang anak akan melakukan perilaku yang beresiko. Keluarga
dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil dan juga
berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Mufidah
keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat, namun memiliki peranan
yang sangat penting.Dalam keluarga, seseorang mulai berinteraksi dengan
orang lain. Keluarga merupakan tempat belajar pertama yang nantinya
mempengaruhi keprbadian seseorang.

2. Faktor Perbedaan Individu, antara lain :


a. Status Sosial
Kartono, status sosial merupakan kedudukan yang dimiliki seseorang dalam
hubungannya dengan atau untuk membedakannya dari anggota-anggota

7
lainnya dari suatu kelompok sosial. Status sosial dapat dijadikan alasan
seseorang melakukan perilaku negatif. Sedangkan menurut Kotler, status
sosial merupakan kelompok yang relatif homogen dan tetap dalam suatu
masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya memiliki nilai,
minat dan perilaku yang mirip. Status sosial akan menunjukkan bagaimana
seseorang tersebut berperilaku dalam kehidupan sosialnya.
b. Kebiasaan
Kebiasaan adalah respon yang sama cenderung berulangulang untuk stimulus
yang sama. Kebiasaan merupakan perilaku yang telah menetap dalam
keseharian baik pada diri sendiri maupun lingkungan sosialnya.
c. Simbol pergaulan
Simbol pergaulan adalah segala sesuatu yang memiliki arti penting dalam
lingkungan pergaulan sosial. Lingkungan pergaulan yang terdiri dari
mahasiswa yang senang gonta-ganti pasangan dan melakukan perilaku
beresiko menunjukkan simbol dan ciri pada kelompok tersebut. Sehingga
apabila seseorang ingin menjadi salah satu kelompoknya, mau tidak mau
harus mengikuti kebiasaan dalam kelompok tersebut.
d. Tuntutan
Adanya pengaruh dominan dalam keluarganya, baik itu lingkungan keluarga,
pergaulan maupun lingkungan sosialnya, maka dengan kesadaran diri ataupun
dengan terpaksa seseorang akan melakukan prilaku beresiko.

3. Faktor Psikologi, antara lain :


• Persepsi
Menurut Walgito, persepsi merupakan yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera.
Sedangkan menurut Rakhmat,persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh nilai-
nilai, harapan dan kebutuhan yang sifatnya individual sehingga antara individu
satu dengan yang lainnya dapat terjadi perbedaan individu terhadap objek yang
sama.
• Sikap
Menurut Notoatmojo, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan

8
terhadap reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
• Motif
Motif adalah kekuatan yang terdapat pada diri organism yang mendorong untuk
berbuat.Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi motif dapat diketahui
atau terinferensi dari perilaku.20 Motif merupakan suatu alasan atau dorongan
yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan, dan bersikap
tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
• Kognitif
Menurut Rakhmat, kognisi adalah kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
dimiliki seseorang. 21
• Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objektertentu.22 Penglihatan terjadi
melalui penginderaan, penglihatan, penciuman, perasa dan peraba.Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

D. Tahapan Pengambilan Keputusan

Menurut Russel-Jones (2000), ada tujuh (7) tahapan dalam suatu pengambilan
keputusan, sebelum akhirnya individu melakukan tindakan. Tahapan-tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membuat batasan tentang keputusan apa yang harus diambil
Individu cenderung membuat keputusan yang salah karena sebelumnya tidak
menganalisa penyebab diambilnya keputusan tersebut. Seringkali kita lebih
memfokuskan pada simptom-simptom yang terlihat di depan mata. Pertanyaan
yang sering muncul adalah “mengapa aku perlu mengambil keputusan ini?” “apa
tujuannya aku mengambil keputusan ini?”
2. Memahami konteks situasi dimana keputusan akan dibuat
Konteks situasi dari keputusan yang akan diambil akan sangat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan. Kita tidak mungkin mengabaikan kondisi sekitar
kita saat mengambil suatu keputusan. Pertanyaan yang mungkin akan muncul
adalah ”siapa-siapa saja yang berperan dalam proses pengambilan keputusan ini?”
”Kepada siapa saja dampak keputusan ini akan berpengaruh?”

9
3. Mengidentifikasi setiap pilihan yang ada
Kesulitan yang umum terjadi dalam suatu proses pengambilan keputusan adalah
kurangnya pilihan yang memungkinkan untuk diambil, khususnya ketika tidak
satupun diantara pilihan tersebut yang kelihatannya sesuai dengan tujuan
pengambilan keputusan. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan
brainstorming bersama orang lain atau berkonsultasi dengan profesional.
Pertanyaan yang sering muncul adalah ”Pilihan-pilihan apa saja yang kumiliki”
”Apakah langkah ini merupakan jalan keluar bagiku?”
4. Mengevaluasi konskuensi dari masing-masing pilihan
Setiap keputusan yang diambil akan menghasilkan suatu konskuensi, dan tidak
akan ada artinya keputusan tersebut diambil jika individu tidak berkomitmen
terhadap konskuensinya. Atas dasar hal tersebut, harus dianalisa konskuensi yang
paling sesuai dengan kebutuhan individu sehingga ia mampu menjalaninya.
Pertanyaan yang sering muncul adalah ” ”pilihan mana yang konskuensinya
paling masuk akal dan sesuai dengan kebutuhanku ?” ”Sejauh mana penyesalan
yang akan teradi jika aku mengambil tindakan dan tidak mengambil tindakan ?
5. Menentukan prioritas dan memiliki satu diantaranya
Setelah setiap konskuensi pilihan selesai dianalisa, kita harus memilih salah satu
diantara serangkaian pilihan tersebut. Seringkali karena kesulitan dalam memilih
dan tidak berani menghadapi konskuensi dari pilihan, individu memilih
menghindar dengan tidak melakukan apapun. Pada dasarnya tidak melakukan
apapun tetaplah sebuah keputusan. Untuk mengatasi kesulitan ini, individu dapat
menekankan pada dirinya bahwa proses pengambilan keputusan bukanlah
memilih antara benar dan salah, akan tetapi memilih antara yang benar dan benar,
tergantung pada persepsi pribadi.
6. Menelaah ulang keputusan yang dipilih
Pada satu titik setelah keputusan diambil, individu tetap harus menelaah ulang
keputusan yang telah diambilnya. Frekuensi dan kedalamannya tergantung dari
seberapa besar keputusan tersebut mempengaruhi kebutuhannya.
7. Mengambil tindakan terhadap keputusan yang dipilih
Setelah keputusan diambil, sebuah tindakan harus dilakukan sebagai bentuk
impelementasinya. Tidak akan ada artinya proses pengambilan keputusan yang
sudah dilalui apabila individu tidak membuat suatu tindakan apapun.

10
Jannis & Mann (1997) memperkenalkan 5 (lima) tahapan dalam proses
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Menilai Masalah
Tahap ini meliputi penilaian terhadap masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mencari informasi atau kejadian yang dapat memberikan pengaruh positif atau negatif
bagi tindakan yang akan diambil. Selain itu harus ditentukan tujuan yang ingin
dicapai dalam mengambil keputusan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
penilaian masalah pada tahap ini: sumber masalah, kejelasan masalah serta
kepribadian dan mood individu ketika menilai masalah tersebut. Pertanyaan yang
sering muncul adalah ”Adakah risiko serius yang akan muncul jika saya tidak
melakukan perubahan?”
2. Mencari alternatif-alternatif yang ada
Setelah individu yakin terhadap setiap informasi yang berkaitan dengan masalahnya,
ia dapat memusatkan perhatian pada berbagai alternatif pilihan yang ada. Hal ini juga
dapat dilakukan dengan cara mencari masukan dan informasi dari orang lain yang
memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan masalahnya. Hal yang paling
penting pada tahap ini adalah sikap terbuka dan fleksibilitas sehingga individu tidak
akan kekurangan alternatif yang memungkinkan dipilih. Pertanyaan yang paling
sering muncul adalah ”Apakah saya telah melihat dan mempertimbangkan seluruh
alternatif yang ada?”
3. Mempertimbangkan setiap alternatif
Pada tahap ini, individu mulai mengevaluasi setiap pilihan yang ada berdasarkan
konskuensinya dan kemungkinan untuk dapat dlakukan atau tidak. Dasar
pertimbangkan biasanya adalah adanya manfaat atau pengorbanan di masa yang akan
datang. Ketika ia menyadari adanya kemungkinan penyesalan di masa yang akan
datang, maka ia akan semakin berhati-hati dalam menimbang setiap alternatif yang
tersedia. Pada tahap ini biasanya akan muncul ketidakpuasan atas tindakan yang
mungkin sudah dilakukan, berusaha menghindar untuk melakukan tindakan karena
tidak ingin berkomitmen terhadap konskuensi yang akan diambil dan responsif
terhadap berbagai informasi baru yang memungkin pilihan keputusan akan berubah.
Pertanyaan akhir yang biasa muncul adalah ”Alternatif apa yang terbaik bagi saya?”
4. Membuat Komitmen
Tahap ini adalah tahap yang penuh dengan ketegangan. Individu dihadapkan pada
berbagai pilihan yang sudah dianalisa dan ditelaah dan diharuskan membuat suatu
11
keputusan tentang pilihan mana yang akan diambil. Hal ini hanya dapat diakhiri
dengan membuat keputusan dan berkomitmen terhadap keputusan tersebut. Seringkali
individu memberitahu keputusannya pada orang lain, terutama orang-orang yang
berada dalam jaringan sosialnya. Dengan demikian tahap ini sangat dipengaruhi oleh
orang-orang atau kelompok yang dianggap penting bagi si pengambil keputusan.
Pertanyaan yang paling sering muncul adalah ”Kapan saya dapat
mengimplementasikan alternatif terbaik dan membiarkan orang lain tahu keputusan
saya?”
5. Konskuen terhadap komitmen meskipun memperoleh umpan balik yang negatif
Setiap keputusan yang diambil seseorang tentu saja memiliki risiko negatif. Akan
tetapi yang terpenting adalah tidak bereaski berlebihan terhadap kritik atau
kekecewaan yang mungkin akan muncul.

Berdasarkan gambaran tersebut, metode yang dinilai efektif dalam mengambil


keputusan adalah metode yang menggunakan conflict-theory model. Metode ini dinilai
dapat melihat segala konskuensi yang mungkin terjadi ketika suatu pengambilan
keputusan dilakukan. Dasar dari pendekatan ini adalah 4 pertanyaan yang akan dijawab
oleh pengambil keputusan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :
1. Apakah ada risiko yang serius jika saya tidak melakukan perubahan?
2. Apakah ada risiko yang serius jika saya melakukan perubahan?
3. Apakah ada kemungkinan harapan untuk menemukan solusi yang baik dan
memuaskan?
4. Apakah cukup waktu untuk mencapainya dengan tenang dan tidak tergesagesa?

Selain itu, metode ini juga mencakup tiga hal besar yang saling berkaitan satu sama
lainnya. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Antecendent condition
Kondisi ini adalah setiap kejadian-kejadian yang mendahului terjadinya proses
pengambilan keputusan. Variabel yang sangat mempengaruhi adalah komunikasi
individu. Melalui komunikasi, seseorang akan mendapatkan pengetahuan,peringatan,
atau informasi lain yang relevan dengan keputusan yang diambil. Faktor-faktor
lainnya yang juga akan mempengaruhi adalah faktor situasional, kepribadian dan
karakteristik-karakteristik lainnya.
2. Mediating Process
12
Merupakan proses dimana individu dihadapkan pada dua pilihan yang saling
bertentangan serta memunculkan konskuensi yang bertentangan pula.
3. Consequencess
Setiap pilihan yang diambil pada mediating process akan menuju kepada
consquencess. Jika jawaban-jawaban yang diberikan negatif, maka individu akan
mengalami unconflicted adherence, unconflicted change, defensive avoidance dan
hypervigilance. Jika jawaban-jawabannya positif, maka yang akan terjadi adalah
vigilance, dimana ia akan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan dalam mengambil
langkah.

Kelima tahapan pengambilan keputusan yang sudah dikemukakan oleh Janis & Mann
(1977) akan menunjukkan suatu proses yang unik dari tiap tahapan. Proses yang terjadi
dari satu tahapan ke tahapan berikutnya akan menggambarkan sisi negatif dan positif
yang mungkin terjadi dari setiap pilihan jawaban.Proses pengambilan keputusan akan
menunjukkan kondisi-kondisi yang terjadi sebelumnya, kemudian proses apa yang akan
muncul serta apa yang menjadi akibatnya. Hal ini akan membantu pengambil keputusan
untuk meneliti dan menganalisa setiap jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan-
pertanyaan di tiap proses yang terjadi. Jawaban tersebut pada akhirnya akan mengarahkan
pengambil keputusan pada sebuah keputusan akhir.
Janis & Mann (1977) kemudian mengajukan sebuah model conflict-theory dalam
pengambilan keputusan yang dapat diaplikasikan pada berbagai jenis situasi.

E. Pertimbangan dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan pada dasarnya melibatkan berbagai macam pertimbangan


Menurut Janis & Mann (1977) pertimbangan-pertimbangan dalam proses pengambilan
keputusan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Pertimbangan-pertimbangan utilitarian, yaitu pertimbangan yang berhubungan
dengan manfaat dari suatu keputusan. Pertimbangan utilitarian terdiri dari:
• Pertimbangan keuntungan dan kerugian bagi diri sendiri, di dalamnya mencakup
antisipasi pengaruh keputusan terhadap kesejahteraan pribadi pengambil
keputusan.
• Pertimbangan keuntungan dan kerugian bagi orang lain, termasuk hal-hal yang
diantisipasi akan berpengaruh terhadap orang lain atau significant others.

13
2. Pertimbangan-pertimbangan non utilitarian, yaitu pertimbangan lain yang tidak
termasuk dari manfaat atau kegunaan suatu keputusan. Pertimbangan non utilitarian
ini terdiri dari :
• Penerimaan dan penolakan dari diri sendiri (self approval dandisapproval),
termasuk di dalamnya emosi, perasaan dan harga diri seseorang.
• Penerimaan dan penolakan dari orang lain (approval and disapproval by
significant others), termasuk di dalamnya kritik dan penghargaan yang akan
diberikan orang lain sehubungan dengan alternatif yang dipilih.

Seorang pengambil keputusan yang baik akan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Kemampuan Analisis penyelesaian masalah
• Positif:
➢ Melakukan langkah-langkah setahap demi setahap untuk mengetahui akar
permasalahan.
➢ Memahami kapan dia sudah sampai pada batas kemampuannya.
➢ Menghindari situasi ketika kemampuan analisinya menurun.
• Negatif:
➢ Tidak mampu memisahkan antara masalah dan komentar.
➢ Menitikberatkan pada symptom yang terlihat dan bukan kepada penyebab
masalah.
➢ Tidak belajar dari pengalaman
2. Kemampuan Penilaian Masalah
• Positif:
➢ Mengatur dan mengurutkandata-data yang ada sehingga menghasilkan
informasi-informasi yang inti saja.
➢ Fokus pada kata-kata kunci dari data yang ada.
➢ Merasa tertantang dengan adanya risiko dari tiap pilihan.
➢ Tetap memperhatikan pilihan-pilihan yang berbeda.
➢ Merubah cara berpikir ketika data yang muncul juga berubah.
• Negatif:
➢ Memberikan bobot yang seimbang pada pilihan yang pro dan kontra.
➢ Hanya menggunakan sebagian data saja.
➢ Fokus pada informasi yang terlihat saja, yang ada di permukaan.

14
➢ Merubah pikiran sebelum data yang ada berubah.
➢ Menunda pengambilan keputusan.

Dalam beberapa situasi tertentu, suatu pengambilan keputusan memang harus ditunda
pelaksanaannya. Menurut Harris (1998), pada dasarnya penundaan ini masuk akal
dilakukan karena ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh yaitu:
1. Ruang lingkup pengambilan keputusan akan semakin luas, sehingga akan
memberikan informasi yang lebih banyak. Penundaan ini juga akan memberikan
waktu bagi pengambil keputusan untuk lebih melakukan analisis lebih jauh.
2. Memungkinkan munculnya alternatif – alternatif baru
3. Memungkinkan adanya perubahan nilai – nilai si pengambil keputusan, misalnya
kemampuan berpikir lebih terasah, lebih bijaksana dan lebih matang.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang pengambil keputusan akan berusaha mencari
sebanyak mungkin informasi dan alternatif. Akan tetapi banyaknya alternatif ini ternyata
akan memunculkan beberapa masalah, diantaranya adalah:
1. Adanya penundaan pengambilan keputusan karena diperlukan waktu yang lebih
banyak untuk mencari dan mengolah semua informasi dan alternatif yang ada.
Penundaan ini bisa saja mengakibatkan keputusan yang dihasilkan menjadi tidak
efektif .
2. Informasi dan alternatif yang terlalu banyak akan mengakibatkan kemampuan seorang
pengambil keputusan menurun. Hal ini terjadi karena semua informasi dan alternatif
tersebut tidak dapat lagi dikelola semuanyadengan sebagaimana adanya. Salah satu
fenomena yang sering terjadi adalah kita lupa terhadap beberapa informasi yang telah
kita peroleh.
3. Pada akhirnya si pengambil keputusan hanya akan memilih alternatifalternatif yang
mendukung ke arah pilihannya saja, tanpa melihat hal-hal lain yang bertolak
belakang.
4. Kelelahan Fisik
5. Kelelahan Mental. Akibatnya keputusan yang diambil adalah keputusan yag terburu-
buru, tidak hati-hati atau bahkan tidak membuat keputusan sama sekali.

15
F. Keputusan Wirausaha

Keputusan untuk berwirausaha merupakan suatu keputusan yang diambil oleh


individu secara sengaja dan sadar (Krueger, Reilly dan Casrud, 2000), oleh karena itu
merupakan hal yang mendasar untuk menganalisa bagaimana keputusan tersebut
dapat diambil oleh individu. Dalam hal ini, keputusan berwirausaha dapat menjadi
langkah awal dalam pembentukan suatu usaha yang baru (Lee dan Wong dalam Linan
dan Chen, 2006). Sebagai tambahan, adanya intensi terhadap suatu perilaku
merupakan satu-satunya prediktor terbaik terhadap munculnya perilaku tersebut
(Krueger, Reilly dan Casrud, 2000).
Keputusan merupakan kegiatan memilih dan menetapkan satu alternatif yang
dianggap paling menguntungkan dari beberapa alternatif yang dimiliki. Menurut
Syamsi (2010), Keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan
diantara beberapa alternatif yang tersedia.Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final dalam hal ini keputusan menjadi wirausaha. Seorang
wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang mempunyai kesempatan melihat dan
menilai kesempatankesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang
tepat guna memastikan sukses.
Saiman (2014) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang
mandiri dalam mengejar prestasidan mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis
demi mendapatkan laba.Seorang wirausahawan harus memiliki rasa percaya diri yang
kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha
bisnis.Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa
dituntut untuk kreatif.Keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik
dari beberapa alternatif secara sistematis untuk digunakan sebagai cara pemecahan
masalah. Sedangkan kewirausahaan (usaha mandiri) adalah semangat, sikap, perilaku
kemampuan seseorang dalam menangani usahadan kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan
memperoleh keuntungan yang lebih besar (Irawati, 2017).

16
Keputusan memiliki usaha mandiri ini didasari oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktorinternal merupakan dorongan untuk melakukan wirausaha yang
berasal dari dalam diri mahasiswa, sedangkan faktor eksternal merupakan dorongan
untuk melakukan wirausaha yang berasal dari luar diri mahasiswa (Utami,2007 dalam
Yulia, 2010).

G. Aspek-Aspek Keputusan Wirausaha

Mincemoyer and Perkins (2003) dalam Audina (2016) menyatakan bahwa dalam suatu
keputusan yaitu dengan mengidentifikasi masalah, merumuskan alternatif-alternatif,
mempertimbangkan resiko atau konsekuensi, memilih alternatif dan evaluasi sebagai
berikut:
➢ Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah merupakan proses dalam membentuk tujuan yang
sistematis, mendeskripsikan masalah secara tepat, bereaksi terhadap suatu situasi
tujuan dengan berpikir, menafsirkan dan bertanya, memahami bahwa membuat
pilihan adalah proses kognitif.
➢ Merumuskan alternatif-alternatif Merumuskan alternatif adalah kemampuan untuk
mencari kemungkinan pilihan, mencari informasi, menganalisis pilihan,
menjelaskan keakuratan sumber informasi dan mengkombinasikan beberapa
alternatif pilihan.
➢ Mempertimbangkan resiko atau konsekuensi
Pada tahap ini penting untuk menjelaskan keuntungan atau kelebihan dan
konsekuensi dari keputusan yang akan diambil, memodifikasi pilihan apabila
pilihan tersebut kurang menguntungkan namun layak untuk dipilih, memeriksa
kesesuaian pilihan dengan tujuan dan nilai-nilai serta mengembangkan kriteria
untuk mendiskusikan solusi yang mungkin ada.
➢ Memilih Alternatif
Memilih alternatif adalah tahap-tahap dalam membuat pilihan dari alternatif yang
terdaftar, merencanakan pelaksanaan keputusan dan menyatakan komitmen untuk
alternatif yang dipilih.
➢ Evaluasi

17
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari pengambilan keputusan yaitu mengamati
dan menginterpretasi hasil, menyatakan kesesuaian pilihan dengan kriteria, serta
menilai kembali keputusan yang dibuat.

Selain itu, Dermawan (2004) dalam Saiman (2014) menambahkan bahwa aspek dalam
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi dan isolasi masalah utama
2) Penentuan alternatif solusi dan tindakan yang sesuai dan memungkinkan
3) Penggunaan metode penentuan masalah dan solusi yang tepat
4) Penentuan sejumlah konsekuensi dari alternatif solusi dan tindakan yang akan
diambil secara rinci
5) Pemilihan alternatif solusi dan tindakan yang paling optimal
6) Penentuan strategi lanjutan atas solusi dan tindakan
7) Keputusan diambil/disepakati bersama secara bulat

Aspek-aspek ketika terjadinya Pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon


(Purwanto 2006) :
1) Intelligence (Penyelidikan) yaitu pencarian kondisi yang memerlukan keputusan.
2) Design (Rancangan) yaitu dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai
kemungkinan tindakan.
3) Choice (Pemilihan) yang berkenaan dengan pemilihan tindakan yang
sesungguhnya.
Berdasarkan beberapa teori di atas sehingga dapat diambil keputusan bahwa
pengambilan keputusan merupakan suatu proses terbaik dari beberapa pemilihan
alternatif secara sistematis yang didasarkan aspek pengambilan keputusan. Aspek-aspek
dalam pengambilan keputusan adalah mengidentifikasi masalah (intelegence),
merumuskan alternatif-alternatif (design), mempertimbangkan resiko (konsekuensi yang
diambil), memilih alternatif dan evaluasi (choice).

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wirausaha

Menurut Kotler (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan


antara lain:
1) Faktor Budaya, yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial

18
2) Faktor sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status
3) Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
4) Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
pendirian

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin. Sedangkan Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan
keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,
kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan
diantara sejumlah alternatif. Ahli lain yaitu Horold dan Cyril O‟Donnell
mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif
mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat dan P. Siagian mendefinisikan
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
tindakan.
Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang
diambil seseorang beraneka ragam. Tapi tanda-tanda umumnya antara lain :
keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, keputusan selalu
melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, keputusan selalu melibatkan tindakan
nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pengambilan Keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses
pemikiran dari pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi
kedepan.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengaharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dagun, M. Save. 2006. Kamus besar ilmu pengetahuan, jakarta: Lembaga


Pengkajian kebudayaan nusantara ( LPKN)
Reason, James. 1990. Human Eror. Ashgate. ISBN 1-84014-104-2
Syamsi, ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan sistem informasi. ( Jakarta:
Bumi Aksara)
Suharman. 2005. Psikologi kognitif. Surabaya. Srikandi.
Rakhmat, jalaluddin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung : rosdakarya
Kotler P, dkk. 2000. Manajemen perspektif asia. Yogyakarta : andi
Jf Engel, RD Blackwell, dan Miniard, P. W, 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta :
Bina Rupa.

21

Anda mungkin juga menyukai