Oleh :
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
IDENTIFIKASI KEMUNGKINAN BENCANA
2) Saat bencana
Ikuti peringatan dini dan perintah evakuasi
Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. Kemudian ikutilah jalur
evakuasi, jika tidak mengetahuinya, bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi
karena ketinggian genangan air akibat gelombang tsunami mencapai hingga
lebih dari 5 meter.
Jauhi pantai. Berlari ketempat yang lebih tinggi
Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat
pantai surut secara tiba-tiba, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi
(perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang
lain.
Bawa benda penting saja (tas siaga)
Jika memungkinkan membawa tas siaga yang sudah disiapkan sebelumnya.
Tas siaga bencana adalah tas yang bisa dipersiapkan anggota keluarga untuk
berjaga-jaga jika terjadi suatu bencana alam atau kondisi darurat lain
Nyawa lebih penting dari segalanya
Ketika bencana datang, sebaiknya jangan membawa barang apapun yang
menyulitkan, utamakanlah untuk menyelamatkan diri terlebih dahulu.
Pertolongan kepada kelompok rentan
Ketika bencana datang, upayakanlah untuk menyelamatkan diri dan bantulah
kelompok rentan misalnya ibu hamil, anak-anak, lansia, perempuan ketika
menyelamatkan diri.
Menuju tempat evakuasi yang layak
Mendata jumlah kerugian sementara, korban jiwa dan orang hilang
(pemerintah)
Memberikan laporan tentang kondisi lapangan
Mencari bantuan
Menjaga keamanan
Hindari sungai jembatan dan jalur rawan macet
Dalam upaya menyelamatkan diri, hindari tempat yang ada sungai atau
jembatan. Kemudian hindari jalur yang biasa menjadi rawan macet.
Selalu cari informasi tentang kondisi terkini saat bencana tsunami
3) Setelah bencana
a. Jika sudah dinyatakan aman oleh BMKG boleh kembali kerumah masing-
masing
b. Mendata jumlah kerusakan harta benda, korban meninggal atau hilang
c. Memberikan laporan kepada pemerintah, polisi, media, LSM, dan yang
memerlukan data
d. Data diperlukan untuk mengetahui jumlah korban yang sudah ditemukan atau
pun belum ditemukan, sehingga memudahkan berbagai pihak dalam terkait
penanggulangan bencana.
e. Rencanakan rehabilitasi dan rekonstruksi
f. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
g. Rekonstruksi adalah Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana serta
kelembagaan pada wilayah pasca bencana pemerintahan/ masyarakat dengan
sasaran utama Tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban serta bangkitnya peran serta masyarakat
dalam segala aspek kehidupan.
h. Lebih menyiapkan diri dan evaluasi jika terjadi bencana yang sama
kedepannya
High risk zone (zona merah) : Kec. Padang Barat, Padang Utara, Nanggalo,
Sebagaian Kota Kec Koto Tangah.
Medium risk zone (zona kuning): Padang Timur, Padang Selatan, Kuranji,
Bungus Teluk Kabung
Low risk zone (zona hijau): Kec Lubuk Kilangan, Kec. Pauh, sebagian kec.
Kota Kec Koto Tangah.
6) Jalur evakuasi
Kriteria jalur penyelamatan untuk para pengungsi adalah seperti yang tercantum
dalam Rencana Mitigasi Kota Padang (2007) adalah:
1. Jalur yang disarankan untuk digunakan untuk menyelamatkan diri pada saat
terjadinya bencana tsunami menuju ke bangunan penyelamatan yang sudah
diidentifikasi sebelumnya.
2. Jalur penyelamatan terdiri jalur jalan formal (jalan kota/jalan raya) dan jalan-
jalan “tikus” yang berada diantara bangunan yang biasa digunakan untuk
memintas jarak.
3. Jalur jalan formal selain sebagai jalur penyelamatan juga akan berfungsi sebagai
saluran gelombang tsunami yang mematikan, karenanya disarankan hanya
digunakan pada saat awal setelah gempa sebelum gelombang tsunami datang.
Di Kota Padang sendiri, lokasi evakuasi dari ancaman tsunami terdiri dari dua
macam jenis, yaitu lokasi evakuasi vertikal dan lokasi evakuasi horizontal. Lokasi
evakuasi vertikal berarti masyarakat menyelamatkan diri ke gedung yang
mempunyai ketinggian dan kekokohan tertentu sehingga layak untuk dijadikan
shelter. Sedangkan lokasi evakuasi horizontal merupakan titik tempat masyarakat
berkumpul di zona aman tsunami yang berada pada zona aman tsunami yang
berjarak cukup jauh dari garis pantai sehingga aman dari hantaman tsunami. Jarak ini
didasarkan atas perkiraan para ahli kebencanaan dimana ditentukan batas akhir
hantaman gelombang tsunami. Tentu pada setiap zona berbeda jarak tempuh
gelombang tsunami dari bibir pantai tergantung ketinggian dan halangan yang
dilalui.
Sebagai gambaran, jarak antara wilayah Siteba dan By-Pass kurang lebih
sekitar dua kilometer. Wilayah Siteba Kelurahan Surau Gadang yang berdasarkan
letak geografis berada cukup dekat dengan Kawasan By-Pass sebagai titik
pengungsian. Kalau dari daerah lain yang lokasinya lebih jauh dari By-Pass akan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Jalan yang dijadikan jalur evakuasi telah
diindentifikasi oleh Pemko Padang karena pembagian jalur evakuasi berdasarkan
wilayah menjadi solusi untuk mengurangi kepadatan akibat mobilitas penduduk
yang bergerak secara massal pada waktu yang sama.
Dilihat dari jalur yang telah diindentifikasi pada table diatas, hanya dua jalur
yang dinilai layak dan memenuhi standar yaitu jalan yang menghubungkan antara
kawasan Pasar Raya Padang dengan titik evakuasi di By-Pass dengan melewati Jalan
Andalas (Sektor V). Jalan tersebut sudah diperlebar dan diperbaiki sehingga
diharapkan bisa menampung pergerakan masyarakat. Berdasarkan pengalaman
gempa tahun 2009 yang lalu, jalan ini banyak di padati oleh masyarakat yang
mengungsi.
2. Mitigasi Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan
antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunungapi, atau runtuhan batuan.
Jenis bencana ini bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu
singkat. Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya
dalam sekejap.
1) Pra Bencana
- Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.
- Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat
gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan
ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
- Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan persediaan
obat-obatan.
- Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi
dengan fondasi yang kuat. Selain itu, Anda bisa merenovasi bagian bangunan
yang sudah rentan.
- Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan lahan
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2) Saat Bencana
Di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat:
- Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, upayakan
keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari
dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca. Lindungi kepala dengan
bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera
lari keluar rumah.
- Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan
semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
- Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng, atau material
lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka, jangan berdiri
dekat tiang, pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
- Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga darurat
untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua
tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.
- Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut
bangunan.
- Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti
instruksi evakuasi.
Di dalam mobil :
- Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil.
- Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.
- Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan lingkungan
sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
3) Pasca Bencana
- Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan,
- Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda setelah gempa bumi
berhenti. Perhatikan reruntuhan maupun benda-benda yang membahayakan pada
saat evakuasi.
- Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang kuat.
- Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik dan air. Apabila
di luar bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari daerah yang rawan longsor.
- Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada di dalam mobil. Hindari
berhenti di bawah atau di atas jembatan atau rambu-rambu lalu lintas.