Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

“Asuhan Keperawatan pada Agreegat pada Remaja”

Disusun Oleh :

ISRA RIZANTIVA (1711312033)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG

2020
Kasus:

Anemia gizi adalah salah satu masalah gizi di Indonesia, dan masih menjadi masalah
dalam masyarakat. Di Indonesia prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh
remaja putri, 27,9% diderita oleh Wanita usia subur dan 40,1 % diderita oleh bu hamil.
Kekurangan zat besi adalah jenis anemia yang paling sering ditemui, yang terjadi bila
kita kehilangan banyak darah dari tubuh baik karena luka ataupun menstruasi. Remaja
usia 10-19 tahun merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Pada
SMAN 1 Wiradesa didapatkan 64,3 % remaja putri tidak mengetahui tentang anemia
dan remaja putri 35,7% mengetahui tentang anemia.

Asuhan Keperawatan Agreegat pada Usia Sekolah

No Data Pengkajian

A. Core

Demografi

 Nama Sekolah: SMAN 1 Wiradesa


di kab pekalongan

 Jumlah Sample : 42 Orang

 Usia Sampel : Rentang Umur 14-17


Tahun

a. 14 Tahun : 7 Orang

b. 15 Tahun : 11 Orang

c. 16 Tahun : 21 Orang

d. 17 Tahun: 3 Orang
 Pekerjaan : Pelajar

Karakteristik Agreegat

Variabel karakteristik agreegat anak usia


sekolah dengan diare karena kurangnya
promosi kesehatan mengenai Anemia

1. Perilaku:

Pada usia remaja biasanya perilaku


cendrung susah diatur, makan makanan
sesukanya dan tidak memperhatikan pola
makan dan pola Hidup.

2. Sosial

Orang yang berpengaruh besar adalah


lingkungan remaja. Pada usia remaja
sering mengikuti perkembangan zaman
sehingga remaja sering makan makanan
cepat saji.

3. Psikologi

Subsystem

Meliputi:

a. Lingkungan fisik sekolah : Belum


dapat dikaji, dikasus tidak dijelaskan
bagaimana lingkungan fisik

b. Pendidikan: Remaja SMAN 1


Wiradesa
c. Sistem Kesehatan : tidak dapat dikaji
sistem sekolah pada kasus diatas

d. Ekonomi: Tidak dapat dikaji

e. Keamanan dan trasnportasi: tidak


dapat dikaji

f. Kebijakan pemerintah: tidak dapat


dikaji

g. Komunikasi

 Komunikasi formal:

Media komunikasi yang didapatkan anak


uia sekolah adalah dengan mendapat
pelajaran dari guru disekolah.

 Komunikasi Non Formal:

Komunikasi yang dilakukan pada anak


usia sekolah yaitu dengan diskusi dengan
orang tua dan bersama teman
sepergaulanya.

h. Rekreasi : Belum dapat dikaji

Presepsi:

Presepsi para partisipan tentang anemia


sangatlah minim. Remaja kurang
mengetahui mengenai anemia tsb dan
remaja kurang mengetahui makanan
yang seharusnya dikonsumsi.

Analisis Data Defisit Kesehatan Komunitas b/d


kurangnya ketersediaan program
Tanda Mayor:
kesehatan.
1. Remaja mengalami anemia D.0110

2. Remaja tidak makan makanan yang


seimbang

Tanda Minor:

1. Remaja mengalami anemia


dikarenakan makanan yang dikonsumsi
tidak sesuai.

Luaran Keperawatan Indikator:

Defisit Kesehatan Komunitas


berhubungan dengan kurangnya
ketersediaan program kesehatan.

1. Status Kesehatan Komunitas


1. Status Kesehatan Komunitas

Kriteria Hasil:

-Ketersediaan program promosi


kesehatan (4)

-Ketersediaan program proteksi


kesehatan (4)

-Partisipasi dalam program


kesehatan komunitas (4)

-Pemantauan Standar kesehatan


Komunitas (4)

2. Status koping komunitas


2. Status koping komunitas
Kriteria Hasil:

-Keberdayaan komunitas (4)

-Perencanaan Komunitas (4)


-Pemecahan masalah komunitas (4)

-Sumber daya Komunitas (4)

-Kegiatan Komunitas memenuhi


harapan anggotanya (4)

-Komunikasi Positif (4)

Rencana Intervensi Indikator:

Defisit kesehatan Komunitas


berhubungan kurangnya ketersediaan
program kesehatan

1. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan


1. Promosi Perilaku Upaya
Kesehatan

Aktivitas:

-Berikan Lingkungan yang


mendukung

-Orientasi Pelayanan kesehatan yang


dapat dimanfaatkan edukasi

-Anjurkan makan buah dan sayur


setiap hari

-Anjurkan melakukan aktifitas fisik


setiap hari

2. Pengembangan Kesehatan

2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat


Masyarakat Aktivitas:

-Identifikasi masalah atau isu


kesehatan dan prioritasnya
-Identifikasi potensi atau aset dalam
masyarakat terkait isu yang dihadapi

-Identifikasi kekuatan dan partner


dalam pengembangan kesehatan

-Berikan kesempatan kepada setiap


remaja untuk berpartisipasi yang
dimiliki

-Libatkan Remaja untuk


meningkatkan kesadaran

-Libatkan Remaja dalam


musyawarah untuk mendefenisikan
isu kesehatan.

-Pertahankan komunikasi yang


terbuka dengan remaja

Anda mungkin juga menyukai