MAKALAH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Disusun Oleh
Kelompok 9 :
KELAS 1 A
PRODI S1 MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H / 2022 M
i
KATA PENGANTAR
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
A. Konsepsi Dasar....................................................................................................... 3
B. Katagori Keputusan................................................................................................ 4
C. Proses Pengambilan Keputusan.............................................................................. 5
D. Kerangka Kerja dan Konsep Untuk Pengambilan Keputusan................................ 7
E. Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Sederhana.......................................... 10
F. Sistem Informasi Manajemen................................................................................. 12
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keputusan-keputusan kritis memang tidak mudah dan mungkin
sering harus dipikirkan secara baik-baik. Mengelak membuat keputusan
adalah hal yang lebih jelek daripada membuat keputusan yang salah. Hal
ini karena mengambil keputusan merupakan suatu seni sehingga semakin
sering mempraktikkannya, karna kemampuan tersebut diperoleh dari
pengalaman dalam membuat keputusan penting selama bertahun-tahun
dalam situasi yang tidak menentu, maka semakin ahli seorang agribisnis
tersebut dalam membuat keputusan.
Menurut Robin Hughes (1967) Pengambilan Keputusan terjadi
disemua bidang dan tingkat kegiatan serta pemikiran manusia, maka
tidaklah mengherankan bila begitu banyak disiplin berusaha menganalisis
dan membuat sistimatika dari seluruh proses keputusan.
Seorang manajer agribisnis harus kreatif, terutama dalam mengambil
keputusan. Juga harus memiliki kepercayaan diri yang kuat terhadap
kemampuannya dalam membuat keputusan yang tepat. Kemampuan yang
membuat keputusan inilah yang membedakan seorang manajer satu
dengan yang lainnya. Seorang manajer harus mengandalkan daya pikir, ide
dan intuisinya. Sukses seorang manajer tergantung dari kemampuannya
dimasa yang akan datang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pengambilan Keputusan?
2. Apa Saja Kategori Keputusan?
3. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan?
4. Apa Saja Kerangka Kerja dan Konsep Pengambilan Keputusan?
5. Permasalahan Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Sederhana?
6. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen?
1
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Konsepsi Dasar Pengambilan Keputusan
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Kategori Keputusan
3. Untuk Mengetahui Proses Pengambilan Keputusan
4. Untuk Mengetahui Kerangka Kerja dan Konsep Pengambilan
Keputusan
5. Untuk Mengetahui Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Sederhana
6. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Manajemen
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pengambilan keputusan selalu berhubungan dengan adanya
kesulitan, konflik, atau masalah (problem). Melalui suatu keputusan dan
implementasinya, orang mengharapkan bahwa akan tercapai suatu
pemecahan atas masalah atau penyelesaian konflik.
Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang dihadapi
kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling rasional
dan sesuai dengan lingkungan organisasi.1 Jadi, mengambil keputusan
berarti memilih dan menetapkan suatu alternatif yang dianggap paling
menguntungkan dari beberapa alternatif yang dihadapi.
Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis
terhadap permasalahan yang kita hadapi. Pendekatan tersebut menyangkut
pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan yang dihadapi,
pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan permasalahan yang
dihadapi, analisis permasalahan dengan menggunakan fakta dan data,
mencari alternatif permecahan, menganalisis ssetiap alternatif sehingga
ditemukan alternatif yang paling rasional dan penilaian atas keluaran yang
dicapai.
Herbert A. Simon (1980:5-6) telah mengembangkan klasifikasi jenis
keputusan yang berbeda-beda yaitu keputusan yang diprogram
(programed decisions) dan keputusan yang tidak diprogram
(nonprogrammed decisions).
1. Keputusan yang diprogram (programed decisions)
Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang terjadi
berulang dan rutin serta telah dikembangkan prosedurnya. Keputusan
1
Dr. H.B. Siswanto, M.Si. 2019. Pengantar Manajeman. Jakarta. PT.Bumi
Aksara. Hal 171
3
tersebut harus dilakukan tanpa mengeluarkan sumber daya organisasi
yang kurang dibutuhkan. Secara tradisional, keputusan ini telah
ditangani dengan norma yang baku dan terstruktur.
2. Keputusan yang tidak diprogram (nonprogrammed decisions)
Suatu keputusan yang manakala keputusan tersebut baru dan tidak
tersusun. Oleh karna itu keputusan ini memiliki karakteristik yang
mana tidak ada prosedur yang pasti menangani permasalahan.
Keputusan ini secara tradisional telah ditangani dengan proses
pemecahan umum, pertimbangan, intuisi, dan kreativitas.
B. KATEGORI KEPUTUSAN
Menurut Nutt, 1989, Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan
cara memproses informasi,2 keputusan dapat pula dibagi menjadi 4
kategori yaitu:
1. Keputusan Representasi
Apabila pengambil keputusan menghadapi informasi yang cukup
banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan
informasi tersebut. Keputusan ini banyak menggunakan model
matematik seperti operations research, cost-benefit analysis, dan
simulasi. Didalam keputusan ini ambiguitas dapat diketahui dan
dikendalikan, dengan metode matematik.
2. Keputusan Empiris
Memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh, disebut
keputusan empiris (empirical decisions). Pada keputusan ini terdapat
ambiguitas serta konflik yang potensial mengenai informasi mana yang
harus dicari dan bagaimana menduga serta memprakirakan peristiwa-
peristiwa yang tidak pasti. Tugas utama dari pengambil keputusan di
sini ialah mencari informasi lagi.
3. Keputusan Informasi
2
Simarmata, N. I. (2021). Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan. Medan:
Yayasan Kita Menulis. Hal 61
4
Suatu situasi yang kaya informasi, tetapi diliputi kontroversi tentang
bagaimana memproses informasi itu, akan menghasilkan apa yang
disebut keputusan informasi. Integrasi pemikiran di antara para
pengambil keputusan terutama cara menangani informasi, diperlukan
untuk meluruskan jalan kepada pembuatan keputusan yang baik.
4. Keputusan Eksplorasi
Istilah ini muncul karena situasi itu miskin dan tidak ada kata sepakat
tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi.
Ambiguitas muncul terutama tentang dari mana usaha pembuatan
keputusan hendak dimulai dan ada perasaan khawatir akan terjadi
konflik karena tidak tersedia cara untuk mengantisipasi sasaran
potensional.
5
3. .pemilihan yaitu menetepkan arah Tindakan tertentu dari
keseluruhan yang ada.pilihan di tentukan dan dilaksanakan.
James L. Gibson, dkk. (1984) mengemukakan proses pengambilan
keputusan yang seluruhnya terdiri atas tujuh tahapan. Tahapan
pengambilan keputusan yang diajukan lebih sesuai bagi jenis keputusan
yang tidak diprogram daripada keputusan yang diprogramkan. Pada
permasalahan yang timbul sangat langka dengan hasil yang sangat tidak
pasti, manajer perlu mengoperasikan seluruh proses. Apabila ditetapkan
kebijakan untuk menangani masalah identik, manajer tidak dituntut untuk
mengembangkan dan mengevaluasi setiap munculnya permasalahan.
Proses pengambilan keputusan yang diajukan Gibson dkk. tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Penetapan, tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya Setiap
organisasi memerlukan tujuan dalam setiap bidang di mana hasil
karya Sele memengaruhi efektivitas organisasi.
2. Identifikasi permasalahan, bagi organisasi di ukur dengan
penyimpangan antara hiearki hasil karya yang di deskripsikan
dalam tujuan organisasi dengan hierarki hasil karya yang di capai.
3. Pengembangan alternatif, hal ini merupakan proses pencarian
dimana lingkungan inter dan extern yang relefan dengan organisasi
di periksa untuk memberikan informasi yang dapat di kembangkan
menjadi alternatif akan di pilih.
4. Evaluasi alternatif, Pada setiap situasi keputusan sasaran dalam
mengambil keputusan adalah memilih alternatif yang akan lebih
menguntungkan dan yang paling kecil merugikannya hubungannya
ada tiga kondisi yakni
kepastian
ketidakpastian
resiko
5. Seleksi alternatif, dilakukan dengan maksud untuk memecahkan
permasalahan sehingga mampu merealisasikan tujuan yang telah
6
ditetapkan, manajemen pengambil keputusan memilih alternatif
dengan harapan dapat mencapai sasaran, tetapi pemilihan tersebut
seharusnya tidak dipandang sebagai suatu aktivitas yang mandiri.
6. Implementasi keputusan Pilihan harus dilaksanakan secara efektif
untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
7. Pengendalian dan evaluasi Yang efektif melakukan pengukuran
berkala mengenai keluaran yang nyata keluaran nyata.
7
Keputusan secara terbuka memiliki karakteristik yang dinamis atas
suatu kronologi alternatif karena tingkat aspirasi berubah sehubungan
dengan perbedaan antara keluaran dengan tingkat aspirasi.
Kedua, sistem keputusan tertutup merupakan suatu keputusan
dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. pada sistem
keputusan tertutup, manajer sebagai pengambil keputusan diasumsikan:
1) Mengetahui seluruh perangkat alternatif dan keluarannya.
2) Memiliki metode yang memungkinkan baginya untuk menentukan
kronologi kepentingan seluruh alternatif sesuai dengan urgensinya.
3) Menentukan alternatif yang dipandang paling menguntungkan.
Keputusan tertutup jelas menganggap individu rasional yang secara
logis menguji seluruh alternatif, memberikan urutan berdasarkan urgensi
keluarannya, dan menentukan alternatif yang paling menguntungkan.
model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem
keputusan tertutup.
2. Pengetahuan Mengenai Keluaran
Suatu keluaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori dasar
pengetahuan yang sangat berhubungan dengan keluaran yaitu sebagai
berikut.
Kepastian
Risiko
Ketidakpastian
Apabila keluarannya diketahui dan dampak keluarnya adalah pasti,
permasalahan pengambilan keputusan adalah menghitung alternatif atau
keluaran optimum, tetapi kalkulasinya dapat menjadi berat dan kurang
praktis pengambilan keputusan rasional dilakukan apabila hanya
kemungkinan berbagai keluaran saja yang diketahui adalah identik dengan
kepastian akan tetapi dalam hal ini bukan maksimumkan keluaran,
melainkan norma umumnya adalah memaksimumkan keluaran yang
diharapkan.
8
Keputusan dan ketidakpastian menimbulkan permasalahan karena
kriteria pemaksimuman tidak dapat ditetapkan. beberapa rekomendasi
untuk menangani ketidakpastian dirancang untuk memenuhi kemungkinan
yang tidak diketahui sehingga permasalahan dapat diberlakukan sebagai
suatu permasalahan keputusan yang mengandung risiko.
3. Tanggapan Keputusan
Berdasarkan kemampuan organisasi pada umumnya keputusan dapat
digolongkan menjadi dua yakni keputusan terprogram dan keputusan
tidak terprogram.
Keputusan terprogram, yaitu keputusan yang dapat
dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat norma atau
prosedur keputusan.
Keputusan tidak terprogram, yaitu keputusan yang terjadi
hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. Akan
tetapi, pengambilan keputusan tidak program biasanya tidak
dapat didelegasikan.
4. Deskripsi Mengenai Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang sering terdapat dalam suatu organisasi
adalah model normatif dan model deskriptif.
Model normatif, yaitu sebuah model pengambilan keputusan
yang memberikan kepada manajer sebagai pengambilan
keputusan mengenai bagaimana ia harus mengambil
sekelompok keputusan salah satu contohnya dalam akuntansi
adalah mengenai penganggaran modal dalam kurung (capital
budgeting)
Model deskriptif, yaitu sebuah model pengambilan keputusan
yang berusaha untuk menjelaskan perilaku konkret dan karena
itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan perilaku.
9
5. Kriteria Untuk Pengambilan Keputusan
Beberapa kriteria alternatif adalah memaksimumkan atas laba, utilitas,
nilai yang diharapkan, dan sejenisnya. Tujuan ini dinyatakan dalam
bentuk kuantitatif yang dianggap sebagai fungsi objektif.
6. Relevansi Konsep Keputusan Terhadap Desain System Informasi
Manajemen
Sistem informasi manajemen berdasarkan komputer baik dalam
model terbuka maupun tertutup dalam model terbuka komputer bertindak
sebagai pembantu yang berguna menghitung, menyimpan, mencari
kembali, menganalisis data, dan sejenisnya. Sedangkan secara tertutup
yakni komputer bertindak sebagai alat penghitung untuk dapat menghitung
keluaran optimum.
10
a. Permasalahan yang bersifat sederhana, biasanya tidak banyak
memerlukan data atau informasi artinya para bawahan cukup
diberitahu atau pelatihan secara sederhana mengenai hal-hal yang
harus dilakukan.
b. Permasalahan yang bersifat sedang, permasalahan ini memerlukan
data atau informasi yang agak banyak dan diperlukan manajemen
yang profesional untuk menghadapi permasalahan yang sedang
digunakan teknik pengambilan keputusan yang konvensional
sebagai berikut.
Penciptaan dari rutin ketatausahaan dengan menggunakan
formulir standar.
Penciptaan dari prosedur operasi standar.
Penciptaan struktur organisasi yang khas dan disesuaikan
dengan struktur permasalahan yang telah dilakukan.
c. Permasalahan yang bersifat sangat kompleks, memiliki elemen
yang agak banyak volume data atau informasi yang harus diolah
sangat besar, dan memerlukan analisis permasalahan yang cukup
rumit. Teknik pengambilan keputusan secara otomatis, berdasarkan
komputer, analisis matematis, pemrosesan data elektronik, dan
sejenisnya.
Adapun cara pengambilan keputusan organisasi sederhana dapat
diaplikasikan terhadap karakteristik keputusan sebagai berikut.
keputusan yang bersifat sederhana atau rutin dapat diambil
secara individual.
keputusan yang dibakukan dapat diserahkan kepada suatu unit
pengolah elektronik atau kepada seseorang yang profesional.
keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti
tanggung jawab sosial sebaiknya diambil berkelompok untuk
mempermudah analisis permasalahan dan meringankan risiko.
keputusan yang bersifat rumit dan kompleks oleh karena
permasalahan mengandung beberapa alternatif yang tidak
11
terjangkau dengan otak biasa maka sebaiknya diambil seorang
ahli dan profesional.
12
Dalam pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya
modal tersebut terdapat dua kategori pengolahan data yaitu:
1. Sistem pengolahan data secara manual
2. Sistem pengolahan data secara otomatis
13
BAB III
KESIMPULAN
14
Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi
yang selain melakukan pengolahan transaksi yang berguna bagi setiap
kepentingan organisasi.Tujuan utama sistem informasi manajemen, yaitu
untuk membantu seluruh hierarki kepengurusan dalam organisasi dari
manajemen hierarki puncak yang bertanggung jawab atas keberhasilan
atau kegagalan secara keseluruhan sampai pada manajemen hierarki
pertama yang hanya bertanggung jawab atas operasi sehari-hari dari
departemen tertentu saja titik-titik siklus pengolahan data dapat
disimpulkan sebagai siklus yang memiliki lima tahap
15
DAFTAR PUSTAKA
iii