Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah administrasi dan manajemen


pendidikan )

Dosen Pengampu :

M.Inzah, M,Pd.I

Kelompok 8 :
SYARIFATUL HUSNA
ZAKIA MAULIA AFNANI
LIATUL MAULA AULALIYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah konsep dasar manajemen
tentang “Konsep Pengambilan Keputusan”.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Idris, S.S., M.M
selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Manajemen, serta pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis
dapat teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada guru pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Penulis

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
A. Definisi Pengambilan Keputusan ........................................................................ 6
B. Gaya Pengambilan Keputusan .......................................................................... 13
C. Tahap -Tahap Pengambilan Keputusan ........................................................... 14
D. Proses Pengambilan Keputusan ........................................................................ 15
E. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ................................... 15
F. Perubahan dalam Keputusan ............................................................................ 16
G. Kualitas Keputusan ........................................................................................ 16
H. Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Kondisi ...................................... 17
I. Risiko Keputusan ................................................................................................ 18
J. Karakteristik Pengambil Keputusan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan .... 18
BAB III............................................................................................................................. 21
PENUTUP........................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 21
B. Saran .................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam setiap perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya
sering kali masalah juga datang. Karena tidak ada masalah yang tidak terduga
dalam melaksanakan proses untuk mencapai tujuan. Ketika sedang ada
masalah harus bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik. Dapat
diselesaikan melalui komunikasi dan kerja sama yang baik untuk mengambil
keputusan yang tepat. Karena permasalahan yang ada tidak hanya dari internal
tetapi juga ada yang dari eksternal. Ketika menyelesaikan masalah itu juga
bisa menjadi tolak ukur keberhasilan karier manajemen.
Pengambilan keputusan juga termasuk ke dalam cara untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi. Di
sini seorang individu harus mampu berpikir kritis untuk memecahkan
masalah. Karena dalam menyelesaikan masalah sangat dibutuhkan individu
yang berpikir kritis untuk dapat menganalisis masalah tersebut. pengambilan
keputusan juga tidak hanya dipikirkan oleh satu individu saja tetapi juga bisa
dalam berkelompok dengan membangun komunikasi yang baik. Agar tidak
terjadi kesalahpahaman dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan ini di
harapkan dapat mengambil keputusan secepatnya tetapi juga tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pengambilan Keputusan?
2. Apa saja yang ada dalam Pengambilan Keputusan?
3. Bagaimana konsep dalam pengambilan keputusan?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui yang di maksud dengan pengambilan keputusan
2. Agar bisa memahami cara mengambil keputusan yang tepat
3. Dapat mengetahui konsep yang ada di pengambilan keputusan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengambilan Keputusan


Kehidupan manajer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan
keputusan. Kegiatan ini memainkan peranan penting, karena kualitas
keputusan – keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang
disusun. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah
dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :

a. Menurut George R. Terry

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku


(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

b. Menurut S.P. Siagian


Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang
paling tepat.
c. Menurut James A.F. Stoner

Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk


memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu


adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang
dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar
dapat lebih diterima oleh semua pihak.

Pengertian Decision Support System

Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung


manajemen pengambilan keputusan. DI bawah ini adalah pengertian
decision support system dari beberapa ahli :Menurut Finlay (1994) and the

6
Other’s : Decision Support System dipandang secara luas sebagai “sebuah
sistem berbasis komputer yang membantu proses pengambilan keputusan.
Menurut Sprague dan Carlson (1982) : Decision Support System adalah
“interaktif berbasis komputer sistem yang membantu pengambil keputusan
yang memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang
tidak terstruktur. Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup
baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague
et.al., 1993) yaitu :

1.) Sistem yang berbasis komputer

2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan

3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan


dengan kalkulasi manual

4) Melalui cara simulasi yang interaktif

5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

2.3.kommponen Decision Support System

Komponen decision support system (DSS) terdiri atas beberapa hal,


yaitu :

1.Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang


relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut
Database Management Systems (DBMS).

2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal,


management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga
dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen
software yang diperlukan.

4. Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan


memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti
menyediakan antarmuka.

7
5. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung
subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. The
data management subsystem terdiri dari beberapa elemen DSS database
management system Data directory Query facilityThe model management
subsystem terdiri dari beberapa elemen Model base Model base
management system• Modeling langue Model directory Model execution,
integration, commandThe User Interface (Dialog) Subsystem Dialog
subsytem diatur oleh software yang disebut Dialog Generation and
Management System (DGMS). DGMS terdiri dari berbagai program yang
mampu melakukan hal-hal berikut ini:

a. Berinteraksi dengan berbagai dialog style yang berbeda.


b. Mendapatkan, menyimpan, dan menganalisis penggunaan dialog
(tracking), yang dapat digunakan untuk meningkatkan dialog
system.
c. Mengakomodasi user dengan berbagai peralatan input yang
berbeda.
d. Menghadirkan data dengan berbagai format dan peralatan output.
e. Memberikan ke user kemampuan “help”, prompting, rutin
diagnosis dan saran, atau dukungan fleksibel lainnya.
f. Menyediakan antarmuka user ke database dan model base.
g. Membuat struktur data untuk menjelaskan output (output
formatter).
h. Menyimpan data input dan output.
i. Menyediakan grafis berwarna, grafis tiga dimensi, dan data
plotting.
j. Memiliki windows yang memungkinkan berbagai fungsi
ditampilkan bersamaan. • Dapat mendukung komunikasi diantara
user dan pembuat DSS.

8
The Knowledge Subsystem

Lebih jauh, DSS yang lebih canggih dilengkapi dengan komponen yang
disebut dengan knowledge management. Komponen ini menyediakan
kepakaran yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai aspek dari suatu
masalah dan/atau menyediakan knowledge yang dapat meningkatkan
operasi dari komponen DSS lainnya. Komponen knowledge management
terdiri dari satu atau beberapa ES. Seperti halnya data dan model
management, pada software knowledge management terdapat eksekusi dan
integrasi yang diperlukan dari ES. DSS yang mengikutsertakan komponen
ini disebut sebagai suatu DSS yang cerdas (intelligent DSS), DSS/ES, atau
knowledge-based DSS.

User

Orang yang berhadapan dengan masalah atau keputusan dimana DSS


didesain untuk mendukungnya disebut dengan user, manajer, atau
pengambil keputusan. DSS memiliki 2 klas user: manajer dan staf
spesialis. Staf spesialis ini misalnya, analisis finansial, perencana produksi,
periset pasar, dan sejumlah manajer lainnya. Mengetahui siapa yang
akhirnya benar menggunakan DSS ini adalah penting dalam hal
pendesainan suatu DSS. Secara umum, manajer mengharapkan sistem
lebih user-friendly daripada yang diharapkan oleh seorang staf spesialis.
Staf spesialis cenderung pada orientasi detil, dan mau menghadapi sistem
yang kompleks dalam pekerjaan sehari-hari mereka, juga mereka tertarik
pada kemampuan komputasi DSS. Dalam berbagai kasus staf analisis
adalah perantara antara manajemen dan DSS.

9
2.4 Cara meningkatkan pengambilan keputusan dalam decision support
system

Cara meningkatkan dalam pengambilan keputusan dalam dss adalah


dengan memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam
memproses data atau informasi bagi pemakainya.DSS membantu
pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. DSS dapat
menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
Walaupun suatu DSS, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah
yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi
stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,
karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Pengertian Group Decision Support System (GDSS)

Group decision support system / penunjang keputusan kelompok adalah


system berdasarkan computer yang interaktif yang memudahkan
pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa pembuat keputusan
yang bekerja sama sebagai satu kelompok.Sifat yang penting dari suatu
GDSS dapat disebutkan seperti berikut ini:

1. GDSS adalah system yang dirancang secara khusus, bukan menyerupai


konfigurasi dari komponen system yang sudah ada.
2. GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat
keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka.
3. GDSS mudah dipelajari dan mudah digunakan.
4. GDSS bisa bersifat “spesifik” (dirancang untuk satu jenis atau kelompok
masalah) atau bisa bersifat “umum” (dirancang untuk berbagai keputusan
organisasional tingkat kelompok).

GDSS berisi mekanisme built-in. Definisi GDSS begitu luas dan, oleh karenanya,
bisa berlaku atau diterapkan ke berbagai Situasi keputusan kelompok, yang

10
meliputi panel review, task force meeting eksekutif/dewan, Pekerja jarak jauh, dan
sebagainya.

Aktifitas dasar yang terjadi di kelompok manapun dan yang Memerlukan


dukungan berdasarkan komputer adalah:

1. Pemanggilan informasi, melibatkan pemilihan nilai data dari database


yang ada maupun Pemanggilan informasi sederhana.
2. Pembagian informasi, maksudnya menampilkan data pada layar penampil
agar bisa dilihat Oleh semua kelompok.
3. Penggunaan informasi, mencakup aplikasi teknologi software, procedure,
dan teknik Pemecahan masalah kelompok untuk data.

Komponen Group Decision Support System

Komponen dasar dari segala GDSS meliputi hardware, software, Orang-orang dan
prosedur. Selanjutnya kita akan membahas secara lebih rinci komponen tersebut.

HARDWARE

Tanpa memandang situasi keputusan spesifik, kelompok sebagai keseluruhan atau


setiap Anggota harus dapat mengakses prosesor komputer dan menampilkan
informasi. Keperluan (persyaratan) hardware minimal untuk system tersebut
mencakup: peralatan input/output, prosesor, Jalur komunikasi antara peralatan I/O
dan prosesor, dan layer penampil untuk umum atau monitor Perorangan guna
menampilkan informasi kepada kelompok.

SOFTWARE

Komponen software dari GDSS meliputi database, base model, program aplikasi
khusus yang akan digunakan oleh kelompok, dan interface pemakai fleksibel yang
mudah digunakan. Beberapa system GDSS sangat spesifik tidak memerlukan
database. Seperti system yang hanya mengumpulkan, mengorganisir. Komponen

11
GDSS yang paling khusus adalah softwere aplikasi yang dikembangkang secara
khusu yang mendukung kelompok dalam proses keputusan.

FASILITAS DASAR

– Penciptaan teks dan file data, modifikasi, dan penyimpanan untuk anggota
kelompok.
– Word processing untuk mengedit dan memformat teks.
– Fasilitas pembelanjaan untuk pemakai GDSS yang belum mampu.
– Fasilitas “help” on-line
– Worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk menampilkan
angka dan teks secara grafis.
– Manajemen database yang state-of-the-art.

Fasilitas kelompok

– Peringkasan grafik dan bilangan dari gagasan dan pendapat anggota


kelompok.
– Menu yang memberitahu (prompt) untuk memasukkan (input) teks, data, dan
pendapat oleh Anggota kelompok.

_program untuk prosedur kelompok khusus.

– Metode penganalisaan interaksi kelompok sebelumnya dan keputusan.


– Transmisi teks dan data diantara anggota kelompok, diantara anggota
kelompok dan fasilitator, dan diantara anggota kelompok dan prosesor
komputer sentral. Orang-orang Komponen “people” (orang_orang) dari
GDSS meliputi anggota kelompok dan “fasilitator kelompok” yang
bertanggung jawab atas beroperasinya teknologi GDSS dengan baik ketika ia
sedang digunakan. Peranan fasilitator bersifat luwes. Prosedur Komponen
terakhir dari GDSS adalah prosedur, yang bisa memudahkan operasi dan
Membuat penggunaan teknologi oleh anggota kelompok menjadi efektif.
Dalam kasus yang terakhir ini, GDSS bisa dirancang agar bisa
mengakomodasi teknik pembuatan keputusan kelompok spesifik, seperti
teknik kelompok nominal.

12
B. Gaya Pengambilan Keputusan
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan
oleh seorang pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:

1. Gaya Direktif

 Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam


memecahkan masalah
 Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
 Cenderung berfokus jangka pendek
 Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum
menggambarkan kekeuasaan yang otokratik
2. Gaya Analitik
 Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis
 Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan
alternetif dibandingkan gaya direktif
 Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
 Menggambarkan pemimpin yang otokratik
3. Gaya Konseptual
 Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
 Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan
masa depan
 Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam
informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam peng
keputusan
 Berani mengambil resiko dan sering Kali menemukan solusi
yang kreatif
 Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
4. Gaya Perilaku
 Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam
pertukaran pendapat
 Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat

13
 Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta
peduli pada kebahagiaan org lain
 Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan
tidak jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada
orang lain.

C. Tahap -Tahap Pengambilan Keputusan


Tahap-tahap pengambilan keputusan yaitu:

a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau


mudah untuk dimengerti.
b. membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan
menyusunnya secara prioritas dengan maksud agar adanya
sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan
tujuan untuk lebih memberikan gambaran secara lebih tajam dan
terarah secara lebih spesifik.
d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya
masing-masing yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan
menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai.
e. Memastikan kembali bahwa alat ujian dipergunakan tersebut
telah sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku
pada umumnya.

Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung


melalui empat tahap yaitu intelligence, design, choice, dan
implementation. Intelligence adalah proses pengumpulan informasi yang
bertujuan mengidentifikasi permasalahan. Design adalah tahap
perancangan solusi terhadap masalah. Choice adalah tahap mengkaji
kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternatif yang ada dan
memilih yang terbaik. Implementation adalah tahap pengambilan
keputusan dan melaksanakannya.

14
D. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan
keputusan merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari 8 langkah yang
meliputi mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan,
memberi bobot pada kriteria, mengembangkan alternatif-alternatif,
menganalisis alternatif, memilih satu alternatif, melaksanakan alternatif
tersebut, dan mengevaluasi efektivitas keputusan.

E. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


1. Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan
peralatan, teknologi, dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di
dalam suatu organisasi itu sendiri untuk terciptanya suatu keputusan
dalam organisasi.
2. Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, hukum, dan
sebagainya. Faktor ini berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.
3. Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya
informasi yang ada atau seberapa lengkap dan akuratnya informasi
yang didapatkan untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan yang tepat.
4. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini
dibutuhkan kebijaksanaan dan ketegasan dalam mengambil keputusan
dengan tidak bersifat merugikan.
5. Pengalaman
Pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat
penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan
berani dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap
keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena
pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga dapat
dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi
organisasi.

15
F. Perubahan dalam Keputusan
Dampak perubahan keputusan dikelompokkan menjadi dua
kelompok perubahan yaitu:

a. Incremental change

Incremental change merupakan dampak perubahan keputusan yang


dapatdiperkirakan berapa presentase perubahan yang akan terjadi
kedepannya berdasarkan data-data yang terjadi di masa lalu (historis).

b. Turbulence change

Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam


kondisi perubahan yang sulit untuk diperkirakan. Contohnya bencana
alam, perubahan kondisi politik, dan sebagainya. Walaupun data-data
tersebut ada namun kejadian seperti itu belum tentu memiliki kesamaan
kondisi dan situasi seperti dulu. Contohnya seperti jatuh dan bergantinya
presiden di Irak baik sebelum Saddam Hussein maupun pada saat Saddam
Hussein ditangkap atau diturunkan posisinya dari presiden Irak secara
paksa oleh tentara Amerika dan sekutunya.

Data keputusan yang terlalu lama sulit untuk dijadikan sebagai data
prediksi ke depan dan jika ke depan terlalu jauh untuk diprediksi maka
ketepatan prediksi juga menjadi bagian yang dilakukan hasilnya.

G. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah
dicapai dengan proses yang dilakukan. Kualitas keputusan merupakan
mutu yang dihasilkan dari hasil keputusan yang telah diaplikasikan secara
maksimal dan terlihat hasilnya secara maksimal serta dinilai secara
maksimal juga. Jika keputusan tersebut adalah dipakai untuk bidang ilmu
ekonomi, teknik, kedokteran, dan sosiologi maka itu harus berlandaskan
pada asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan dengan
maksud nantinya selalu saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap
berada pada koridor ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksud

16
guna menghindari terjadinya tumpang tindih atau kekacauan dalam
aplikasi keputusan itu nantinya.

Kekacauan yang sering timbul adalah pada saat setiap bidang


tersebut tidak bergerak atau juga tidak diberikan keleluasaan bergerak
secara independen sesuai dengan garisnya. Dan ini berdampak pada
pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara profesionalisme.

H. Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Kondisi


Secara umum informasi yang masuk kadangkala terjadi dalam
berbagai kondisi, seperti kondisi pasti, kondisi tidak pasti, dan kondisi
konflik. dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang
dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang
diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Teknik yang bisa
dipergunakan yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar linear,
dan analisis jaringan kerja (secara critical path method/CPM dan Project
evaluation and review technique/PERT).

Pada kondisi tidak pasti proses lahirnya keputusan lebih sulit atau
lebih komplek dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai
probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh. Untuk menghindari
timbulnya masalah sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu mencari
informasi sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode
pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah
yang mungkin timbul, seperti metode laplace (proses pengambilan
keputusan dengan asumsi bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi
adalah sama besarnya), metode maximax (proses pengambilan keputusan
dengan hanya mengutamakan hasil yang paling optimistis dengan
mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi), metode maximin (proses
pengambilan keputusan dengan memilih alternatif yang minimalnya paling
besar), metode regret (proses pengambilan keputusan dengan didasari pada
hasil keputusan yang maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai
bahan perbandingannya), metode realisme (proses pengambilan keputusan
dengan menggabungkan metode maximax dan maximin).

17
Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan
akan menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa merugikan salah satu
pihak. Untuk menyelesaikan masalah biasanya dilakukan pendekatan
secara teori permainan dalam dunia bisnis teraplikasi dalam bentuk tawar-
menawar harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.

I. Risiko Keputusan

Pengambilan keputusan yang beresiko adalah dihasilkannya suatu


keputusan yang mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil
berdasarkan beberapa alternatif keputusan yang diambil, dan karena
terdapat beberapa alternatif maka otomatis terdapat pula beberapa peluang
yang sama besarnya. Untuk mengatasi resiko dalam suatu organisasi baik
yang bersifat profit maupun yang non profit adalah dengan menerapkan
manajemen resiko. Dalam manajemen risiko ini dibahas Bagaimana
mengelola resiko agar bisa memberikan keuntungan bukan sebaliknya,
bahwa jika resiko itu bisa dikelola secara sistematis maka ia akan
memberikan keuntungan yang sistematis juga begitu juga sebaliknya.

J. Karakteristik Pengambil Keputusan dan Pengaruhnya bagi


Perusahaan

Dalam pengambilan keputusan ada faktor yang turut


mempengaruhi yaitu karakteristik sang pengambil keputusan. Karakteristik
tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Takut pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat


hati-hati terhadap keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu
tinggi melakukan tindakan yang sifatnya menghindari resiko yang akan
timbul Jika keputusan diaplikasikan. Secara umum pebisnis yang

18
berkarakter seperti ini cenderung melakukan tindakan yang biasanya
disebut dengan safety player. Maka mereka penganut risk avoider
cenderung sulit menjadi pemimpin dan lebih banyak menjadi follower
bukan seorang innovator. Namun yang harus kita pahami bahwa hampir
semua investor adalah bertipe penghindaran risiko, dalam artian mereka
tidak ingin menanggung resiko yang akan timbul dalam bentuk kerugian
yang akan timbul di kemudian hari.

b. Hati-Hati pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat


hati-hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi
jika keputusan tersebut dilakukan. Namun bagi mereka yang menganut
karakteristik seperti ini dengan kecenderungan kehati-hatian yang begitu
tinggi maka biasanya setelah keputusan tersebut diambil ia tidak akan
mengubahnya begitu saja. Bagi kalangan bisnis mereka menyebut orang
dengan karakter seperti ini secara ekstrem sebagai tipe peragu.

c. Suka pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka pada resiko.
Karena bagi dia semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat
keuntungan yang akan diperolehnya. Prinsip seperti ini cenderung begitu
menonjol dan mempengaruhi besar terhadap setiap keputusan yang ia
ambil, mereka terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang membuat
mereka karakteristik ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung
tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker atau juga risk lover adalah
mental yang dimiliki oleh pebisnis besar yang umumnya dimiliki oleh para
pemberontak dimana mereka mau besusah-payah dengan keyakinan akan
memperoleh kenikmatan setelah itu yaitu berupa kemenangan.

Dari ketiga karakteristik mungkin karakter risk seeker adalah yang


paling begitu mendominasi Jika dilihat dari segi kedekatannya dengan
risiko, tapi jika dikaitkan dengan ruang lingkup aktivitas bisnis maka
mereka dengan latar belakang mental risk seeker cenderung lebih berani

19
dan tegas daripada yang lain, tentunya tidak terlepas dari muatan
keputusan yang dihasilkan yaitu fokus pada sasaran atau penuh
perhitungan bukan hanya sekedar spekulasi saja.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan seorang manajer harus bisa berpikir
kritis dan dapat bertanggung jawab atas apa yang sudah diambil risiko.
Pengambilan keputusan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah
dengan cara agar dapat diterima oleh semua pihak. Dapat menganalisis
setiap permasalahan yang ada juga termasuk dalam modal yang ada
sebelum mengambil keputusan. Dalam setiap analisis dilakukan secara
menyeluruh agar bisa mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan juga memiliki tahapan – tahapannya, lalu


proses dalam setiap pengambilan keputusan, kualitas keputusan,
pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi, risiko keputusan,
karakteristik pengambil keputusan dan pengaruhnya bagi perusahaan,
perubahan dalam keputusan.

B. Saran
Dengan adanya konsep dasar manajemen diharapkan dapat
memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya para pelajar
untuk mengetahui maksud dari ruang kelas, serta diharapkan kepada para
pelajar atau mahasiswa untuk mengamalkan ilmu yang telah diberikan
oleh dosen serta apa yang mereka pelajari pada saat kegiatan belajar
mengajar untuk diamalkan di kehidupan sekarang ataupun masa yang akan
datang.

21
DAFTAR PUSTAKA

FahmiIrham Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep dan Kinerja


.s.l.,Mitra Wacana Media,2016.

Hardius UsmanMsi. Teknik Pengambilan Keputusan.s.l.,Grasindo.

SariFebrina Metode Dalam Pengambilan Keputusan .s.l.,Deepublish,2018


Wawan HermawanS.E.,M.T. Teori Pengambilan Keputusan.s.l.,Repository


,2011.

http://degung-wira.blogspot.com/2012/10/4-gaya-pengambilan-keputusan.html

22

Anda mungkin juga menyukai