Anda di halaman 1dari 18

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Oleh :
Shafa Dira Syazida (181220109)
Royhan Kamal Panggabean (181220116)
Natasya Monica (181220117)
Diba Putri Tahniah (181220119)
Lisma N. T Marpaung (181220124)

PROGRAM STUDY MANAJEMEN SDM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN

T.A 2019/2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena
atas rahmat dan berkat yang dilimpahkan-Nya. Sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “TEORI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN”.

Makalah ini di buat untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Pengambilan
Keputusan. Pada program study Manejemen SDM di Universitas Harapan Medan.

Dalam Penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik cara penulisan maupun isi nya. Oleh karena itu,
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca, Dan juga mendapat wawasan baru.

Medan, 26 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN :...........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN :............................................................................2
A. Pengertian pengambilan keputusan...............................................3
B. Implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan....................3
C. Fase dalam pengambilan keputusan..............................................5
D. Proses dalam pengambilan keputusan..........................................7
E. Pengambilan keputusan dalam manajemen pendidikan.............11
BAB III PENUTUP :...................................................................................13
Kesimpulan..................................................................................................13
Daftar Pustaka.............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam menjalankan fungsinya, setiap manajer akan selalu dihadapkan
pada persoalan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan terjadi pada
berbagai tahap kegiatan operasi, sejak penentuan jenis produk yang akan
dibuat, kapasitas produksi, jenis fasilitas operasi, penggunaan sumber daya
operasi, tingkat output, keputusan investasi, pengadaan material, sampai ke
penetapan distribusi produk. Keadaan pada saat pengambilan keputusan bisa
bermacam-macam, dari situasi yang normal yang dan memiliki kepastian,
tidak beresiko, sampai ke situasi yang penuh dengan ketidakpastian, atau
mengandung resiko.
Setiap pimpinan sub-unit harus mengambil keputusan guna
menunjang pencapaian tersebut. Pengambilan keputusan erat kaitannya
dengan pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan
masalah serta memperoleh kesempatan.Pembuatan keputusan diperlukan
pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.
1.2 rumusan masalah
A. Jelaskan apa itu pengertian dari pengambilan keputusan?
B. Bagaimanakah implikasi manajerial dalam pengambilankeputusan?
C. Bagimanakah fase-fase yang ada didalam pengambilan keputusan?
D. Bagaimanakah proses dalam pengambilan keputusan?
E. Bagaimana mengetahui pengambilan keputusan dalam pendidikan
1.3 Tujuan Penulisan
A. Mengetahui tentang pengertian pengambilan keputusan
B. Mengetahui Implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan
C. Mengetahui fase-fase yang ada dalam pengambilan keputusan
D. Mengetahui proses dalam pengambilan keputusan
E. Mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalammanjemen
pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian terhadap
alternative dan menjatuhkan pilihan. Pengambilan keputusan harus ada
alternatifnya. Masalah/problem juga suatu deviasi atau penyimpangan antara
yang seharusnya terjadi dengan suatu hal yang nyata terjadi,sehingga
penyebabnya perlu di tentukan dan diverifikasi. Dan pengambilan keputusan
ini juga dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara
beberapa alternatif yang tersedia.
Defenisi menurut Manajemen adalah ilmu dan seni dalam proses
pelaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan,
terhadap penggunaan Sumber daya Organisasi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
Adapun Definisi pengambilan keputusan menurut para ahli:
 Menurut James A. F. Stoner :
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih
suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
 Menurut Sondang P. Siagian :
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
 Menurut George R. Terry :
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Manajer biasanya dihadapkan pada tuntutan untuk selalu membuat
keputusan dalam sebuah organisasi, mulai dari menyelesaikan masalah kecil
sampai pada menerapkan strategi yang besar. Sebagian besar keputusan
yang dibuat oleh manajer adakalanya tidak tepat karena kesalahan penilaian
yang disebabkan karena kapasitas pikiran manusia yang terbatas
dalam proses pengambilan keputusan. Untuk menyikapi masalah kesalahan
pengambil keputusan, manajer dapat:
1. Jangan terpengaruh oleh kesan pertama
2. Membenarkan keputusan-keputusan yang lalu
3. Melihat apa yang ingin dilihat
4. Mempertahankan status QUO
5. Terpengaruh oleh kerangka masalah
6. Terlalu percaya diri

B. Implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan


Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah
Manajerial yang baik. Rendahnya kemampuan kepala sekolah akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya
dukungan dalam pengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan :
a. Gaya Direktif (Pengarahan)
Merupakan Suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas
(ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional)
b. Gaya Analitis
Merupakan suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi
terhadap ambiguitas (ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional)
c. Gaya Konseptual
Merupakan suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi
untuk ambiquitas (ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga)
d. Gaya Perilaku
Merupakan suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah
untuk ambiquitas (ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi)

3
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat, dalam
manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,perencanaan
kerja dan formulasi kebijakan
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan
tindakan.
Jadi implikasi manajerial memiliki arti Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif
Dalam Organisasi manajerial yang baik.
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang
membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan
“concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima
gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu:
Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk
menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan
organisasi.
Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal
antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan
dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi
tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian
dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu
sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah
kepercayaan dan penghargaan.
Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama
keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam
organisasi.
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran
yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa
pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

4
kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan
sertabimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi
organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam
menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. 
Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa
kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu
satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan
para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi.
Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang
baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
C. Fase dalam pengambilan keputusan
Dalam sebuah Sistem Pendukung Keputusan tentunya perlu melakukan
pengambilan keputusan. Namun tidak bisa begitu saja mengambil suatu keputusan.
Perlu adanya suatu proses-proses yang harus dilalui untuk mengambil suatu
keputusan. Dalam pengambilan keputusan pada Sistem Pendukung Keputusan ini
juga melalui proses, dalam proses pengambilan keputusan tersebut mempunyai
fase-fase dan model-model.
Simon (1997) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan meliputi 3 fase
utama, yaitu :
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian
(scanning) lingkungan. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang
menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin dilakukan sebuah model masalah pengambilan keputusan
dibangun, dites, dan divalidasi.Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan
mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau kualitatatif.

5
3. Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata
dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.Fase pilihan
meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang
tepat untuk model.
Namun kemudian beliau menambahkan fase ke empat yaitu:
4.Implementasi
implementasi merupakan sebuahproses yang panjang dan melibatkan
batasan-batasan yang tidak jelas.Pendek kata, implementasi berarti membuat
suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan
implementasi suatu sistem computer.

Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu ; fase inteligensi, fase
desain, fase pilihan, dan fase implementasi.
Pada fase inteligensi, masalah (peluang) diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan
diuraikan (jika diperlukan).Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria
pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan, hasil diprediksi, dan metodologi
keputusan dibuat.
Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang
terbaik (atau yang cukup baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian

6
disediakan.Komputer dapat mendukung semua fase pengambilan keputusan
dengan mengotomatisasi tugas/proses yang diperlukan.
D. Proses dalam pengambilan keputusan
Secara sederhana, keputusan dapat diartikan sebagai hasil penyelesaian
masalah. Dengan kata lain keputusan adalah jawaban yang pasti atas
pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan. Lebih jauh, juga dapat
dikatakan bahwa keputusan adalah hasil dari proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Bisa juga dikatakan bahwa keputusan adalah
penentuan suatu pilihan atau arah tindakan tertentu. Dengan demikian
keputusan adalah hasil dari pengambilan keputusan. Dari perspektif
akademik, ruang lingkup keputusan dikelompokkan menjadi keputusan
strategis dan keputusan operasional. Disebut keputusan strategis bila
keputusan yang diambil terkait kebijakan dan arah organisasi. Dikatakan
keputusan operasional, bila suatu keputusan menyangkut kegiatan
operasional sehari-hari. Kedua jenis keputusan tersebut sama pentingnya.
Keputusan strategis menyita paling banyak perhatian karena pengaruh
keputusan tersebut pada pertumbuhan dan perkembangan organisasi.
Sebagai suatu proses, pengambilan keputusan terdiri dari beberapa
tahapan. Banyak pendapat yang dapat diacu terkait tahapan-tahapan dalam
proses pengambilan keputusan. Seperti misalnya pendapat G.R Terry, Peter
F Drucker dll. Dari semua pendapat para ahli tentang proses pengambilan
keputusan, dapat disimpulkan bahwa tahapan setiap proses pengambilan
keputusan senantiasa terdiri dari ;
(a) Tahap Identifikasi masalah inti/ utama
Untuk dapat mengidentifikasi masalah inti atau utama, perlu dipahami lebih
dulu apa yang dimaksud dengan masalah. Beberapa ahli mendefinisikan masalah
sebagai pertanyaan yang harus dijawab. Ada pula yang mendefinisikan masalah
sebagai sebuah kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang harus diatasi.  Juga
ada yang mengartikan masalah sebagai penyimpangan dari kondisi normal.
Apapun definisi masalah yang digunakan, bagaimanapun Identifikasi masalah
tetaplah merupakan tahapan yang kritis. Sekali terjadi kesalahan dalam penentuan
masalah, maka keputusan yang dihasilkan tidak akan pernah  dapat memperbaiki
keadaan. Ibarat dokter memberikan obat berdasarkan diagnosis penyakit yang
salah. Akibatnya, pasien tidak akan sembuh dengan obat tersebut.

7
Berikut dikemukakan beberapa kendala yang membuat orang mengalami kesulitan
dalam mengidentifikai masalah:
(1) generalisasi artinya membiarkan semua masalah bertumpuk-tumpuk jadi satu di
kepala seperti benang kusut yang sulit diurai.
(2) Emosional ketidakmampuan mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
akan mempersulit penyelesaian masalah. Bahkan bisa menimbulkan masalah baru.
(3)Kurang kreatif proses pemecahan masalah sebenarnya bisa menjadi pendorong
timbulnya kreativitas baru. Namun di sisi lain, ketidak kreatifan seseorang dalam
menghadapi masalah dapat menjadi hambatan tersendiri untuk mengidentifikasi
masalah yang sesungguhnya berikut alternatif jalan keluar dari masalah
(4) Data yang tidak valid artinya, data awal yang tidak valid akan menyulitkan
orang untuk melakukan identifikasi masalah secara tepat.

Untuk meminimumkan kesalahan dalam mengidentifikasi dan merumuskan


masalah, ada baiknya, proses identifikasi masalah dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut: 
(1) obyek masalah harus dapat ditemukan lebih dulu. Selanjutnya dirumuskan sifat
atau aspek dari masalah tersebut.
(2) Memverifikasi masalah artinya, memastikan apakah obyek masalah yang
ditemukan memang merupakan obyek masalah yang sesungguhnya. Untuk
keperluan tersebut perlu dilakukan pengumpulan data sebagai pendalaman
terhadap peristiwa/ kejadian/ data awal yang mengindikasikan adanya masalah.
Bagian obyek masalah mana yang relevan, dimana letak penyimpangannya
seberapa besar penyimpangan yang terjadi, kapan penyimpangan tersebut terjadi?
Semua itu perlu diklarifikasi dan diverifikasi.
(3) menentukan penyebab timbulnya masalah. Bagaimanapun setiap
penyimpangan yang tidak sesuai harapan selalu ada penyebabnya. Penyebab-
penyebab tersebut harus dapat ditentukan dengan tepat.
(4) Menguji ketepatan penyebab. setelah diketahui kemungkinan-kemungkinan
penyebab, penyebab-penyebab tersebut perlu diuji ketepatannya. Perlu dipastikan
apakah penyebab tersebut benar-benar merupakan penyebab timbulnya masalah
atau hanya sekedar akibat. Untuk  itu setiap kemungkinan penyebab yang
ditemukan, harus senantiasa dicari, dicek dan diuji sampai penyebab yang
sebenarnya dapat ditemukan.
 

8
(b) pengumpulan data dan analisis
Pengumulan data dan analisis pada tahap dua ini berbeda dengan
pengumpulan data pada tahap identifikasi masalah. Perbedaannya ada pada tujuan.
Tujuan pengumpulan data pada tahap dua ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran tentang kemungkinan alternatif solusi yang bisa dilakukan, berikut
analisis alternatif terkait  konsekuensiyang timbul dari setiap alternatif.

Langkah-langkah pengumpulan data pada tahap ini anatara lain;

(1) menentukan metode pengumpulan data yang tepat, cepat dalam rangka
mendapatkan data yang relevan dan valid. (2)
menentukan skala prioritas terhadap data yang akan dikumpulkan.
(3) mengklasifikasi data yang terhimpun. Bagaimanapun yang perlu dicatat adalah
bahwa data yang dikumpulkan adalah data yang relevan dan berkualifikasi.
Beberapa kualifikasi data yang berkategori baik adalah data tersebut memiliki
hubungan dengan obyek masalah, data dikumpulkan pada waktu yang tepat
(3)pencarian dan penggunaan data harus sesuai aturan yang berlaku. Data yang
dicari dengan menggunakan cara-cara yang menyalahi aturan/ tradisi/ nilai-nilai
dan mengganggu orang lain akan melahirkan masalah baru.
(4) kecermatan data harus bersifat kredibel, terbatas, akurat dan tidak
saling bertentangan.

(c)Tahap penentuan alternatif keputusan


Sama halnya dengan tahap identifikasi masalah, tahap penentuan alternatif
keputusan juga memerlukan data dan informasi. Semakin lengkap data relevan
yang tersedia, semakin baik alternatif-alternatif keputusan yang dapat dipilih.
Berdasarkan data yang diperoleh, dicoba dicari berbagai alternatif keputusan.
Beberapa cara atau metode untuk mendapatkan gagasan alternatif keputusan
diantaranya adalah metode Osborn (curah pendapat) dan metode curah pendapat
tertulis. Metode curah pendapat yang dikemukakan oleh Osborn adalah cara
mendapatkan gagasan dimana setiap individu diberi kebebasan untuk
menyampaikan secara lisan  ide-ide yang ada dalam pikirannya terkait masalah
yang sedang dihadapi. Metode curah pendapat secara tertulis, sama seperti curah
pendapat Oborn, bedanya pada penyampaian. Setelah alternatif-alternatif
keputusan didapat, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap setiap alternatif untuk
mendapatkan beberapa alternatif yang terbaik dan yang paling mungkin dilakukan.

Dalam tahap penentuan alternatif, terdapat setidaknya ada dua langkah yang
harus dilakukan untuk mendapatkan alternatif-alternatif keputusan yang efektif.
Pertama, langkah pemetaan alternatif yang dilakukan untuk mendapatkan berbagai

9
kemungkinan alternatif keputusan Kedua langkah penilaian alternatif dimana
setiap alternatif dinilai plus minusnya.
(d)pemilihan alternatif "terbaik"
Dalam menentukan satu alternatif terbaik, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan antara lain:
(1) Tingkat resiko
(2) Tenaga dan pikiran yang dibutuhkan
(3) Jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang dibutuhkan
(4) Waktu bila dua alternatif memiliki kualitas yang sama, maka dipilih
alternatif yang memiliki jangkauan waktu yang lebih luas
(5) Apek ekonomi artinya memilih alternatif yang memiliki dampak ekonomi
yang paling menguntungkan
(6) Dapat dilaksanakan pemecahan masalah harus bersifat praktis, tidak terlalu
spekulatif namun juga tidak takut berinovasi.
(e) pelaksanaan keputusan
Pertama-tama perlu dibedakan lebih dulu antara istilah-istilahmembuat
keputusan, mengambil keputusan, dan mengeluarkan keputusan. Membuat
keputusan merupakan proses dari awal sampai akhir untuk mencapai sebuah hasil
yang baik yaitu pemecahan masalah. Mengambil keputusan merupakan salah satu
tahap dalam proses pengambilan keputusan yakni memilih alternatif terbaik.
Mengeluarkan keputusan merupakan langkah yang komplit diantara langkah-
langkah manajemen yang terdiri dari perencanaan, hingga pengawasan dan
penilaian. Kelayakan sebuah keputusan terletak pada pelaksanaannya. Oleh karena
itu, keputuan yang dikeluarkan harus terdiri dari beberapa unsur yaitu surat
keputusan, orang yang menerima/ melaksanakan keputusan, perencanaan,
distribusi tanggung jawab dan wewenang, skedul waktu dan anggaran belanja.

(f) pemantauan dan evaluasi pelaksanaan keputusan


Proses supervisi dan evaluasi diperlukan untuk memastikan bahwa fase
pelaksanaan keputusan tetap terjaga dan penuh vitalitas. Sekaligus sebagai upaya
untuk mengantisipasi adanya perubahan situasi atau hal-hal yang terjadi dan diluar
perkiraan.

10
E. Pengambilan keputusan dalam manajemen pendidikan
Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan
atau alternatif dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life
choice, yang menyatakandalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau
membuat pilihan-pilihan di antara sejumlah alternatif. 
Pilihantersebut biasanya berkaitan dengan alternatif dalam penyelesaian
masalah yakni upaya untuk menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan saat
ini dan keadaan yang diinginkan.
Matlin (1998) menyatakan bahwa situasi pengambilan keputusan yang
dihadapi seseorang akan mempengaruhi keberhasilan suatu pengambilan
keputusan.Setelah seseorang berada dalam situasi pengambilan keputusan maka
selanjutnyadia akan melakukan tindakan untuk mempertimbangkan, menganalis
a, melakukan prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap alternatif yang ada.
Dalam tahap ini reaksi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai
dengan kondisi masing-masing individu. Ada individu yang dapat segera
menentukan sikap terhadap pertimbangan yang telah dilakukan, namun ada
juga individu lain yang tampak nya mengalami kesulitan untuk menentukan
sikapnya.
Seorang pemimpin pendidikan harus mampu menjadi pemecah masalah bagi
dirinya dan orang lain. Ini merupakan konsekuensi logis sebagai seorang
pemimpin,karenamau tidak mau, suka tidak suka, ia harus berani mengambil ke
putusan. Karena posisinya sebagai problem solver, ia harus benar-
benar memiliki daya analisis yang tinggi, sehingga keputusanyang diambilnya
sudah dipertimbangkan secara matang, yang dapat dilakukan melalui studi
kasus, pengamatan, maupun wawancara terfokus.
Berpikir kreatif untuk memecahkan masalah dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut ;
 Tahap orientasi masalah yaitu merumuskan
masalah dan mengindentifikasimasalah tersebut. Dalam prospeknya, si pemi
kir mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalahyang
dipikirkan.

11
 Tahapp reparasi Pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang
relevan dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses untuk me
njawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi.
 Tahap inkubasi
Ketika pemecahan masalah mengalami kebuntuan maka biarkan pikiran
beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan bekerja
secara otomatis untuk mencari pemecahan masalah.
 Tahap iluminasi.
Proses inkubasi berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkanilham
serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan
masalah.
 Tahap verifikasi
Yaitu melakukan pengujian atas pemecahan masalah tersebut,apabilagagal
maka tahapan sebelummnya harus di ulangi lagi.Dalam hal mengambil
keputusan, antar individu yang satu dengan individu yang lain melakukan
pendekatan dengan cara yang tidak sama. Setiap orang mempunyai cara
unik dalam mengambil keputusan. Jadi ada gaya yang berbeda-
beda antar individu yang satudengan yang lain dalam melakukan pengambilan
keputusan.
Harren (1980) menyebutkan gaya pengambilan keputusan adalah cara-
cara unik yang dilakukan seseorang di dalam membuat keputusan-keputusan
penting dalam hidupnya. Gaya pengambilan keputusan bersifat melekat pada
kondisi seseorang. Gaya pengambilankeputusan dipelajari dan dibiasakan oleh
individu dalam kehidupannya, sehingga menjadi bagian dan miliknya serta
menjadi pola respon saat individu menghadapi situasi pengambilan keputusan.
Gaya pengambilan keputusan juga menjadi ciri atau bagian unik dari individu
(Phillips, dkk. 1984)

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran
dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia.
Pengambilan keputusan juga merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalam
suatu organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari
kepemimpinan. Seorang pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan
mengambil keputusan.
Dan keputusan merupakan hasil akhir yang dihasilkan dari proses diskusi secara
matang oleh pemimpin dengan bawahannya ataupun koleganya. Setiap keputusan
yang baik maka akan memberi dampak yang baik pula untuk kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://tugasspk.files.wordpress.com/2010/06/prosesspk.png

https://www.academia.edu/33224056/Pengambilan_keputusan_dalam_manajemen_pendidikan

https://sites.google.com/site/teoridecision/proses-pengambilan-keputusan

https://alianurafni.wordpress.com/2016/10/14/makalah-pengambilan-keputusan/

http://andripahudin.blogspot.com/2016/06/makalah-pengambilan-keputusan.html

14

Anda mungkin juga menyukai