PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Pada Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Palopo
Disusun oleh
Kelompok 2 :
Gita Tri Ananda (2304030090)
Astriani (2304030096)
Tiara Saputri (2304030090)
Dewi Rezky Wulandari (2304030103)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penunlisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dan proses pengambilan
keputusan?
2. Bagaiman fase dan tehnik pengambilan keputusan?
3. Bagaimana jenis-jenis keputusan?
4. Bagaimana bentuk-bentuk pengambilan keputusan (Decision Making)?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah pengantar manajemen.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pengambilan keputusan dan proses
pengambilan keputusan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fase dan tehnik pengambilan keputusan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dan bentuk-bentuk keputusan.
D. Manfaat Penulisan
1. Dengan adanya tulisan ini diharapkan mampu memberikan wawasan
pengetahuan juga informasi serta dapat dijadikan sebagai ilmu baru bagi para
pembaca.
2. Penulisan makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah
Pengantar Manajemen. Selain itu, juga bermanfaat untuk menjadi referensi
pribadi terkait dengan Pengambilan keputusan.
3. Bagi penulis, makalah ini diharapkan bisa dikembangkan selanjutnya menjadi
lebih sempurna.
4. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara
jelas tentang perencanaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Gitosudarmo Indriyo, Perilaku Keorganisasian, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm.175
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/viewFile/569/516z
3
Setelah dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para
ahli mengenai pengertian pengambilan keputusan. Menurut Steiner pengambilan
keputusan didefinisikan sebagai suatu proses manusiawi yang didasari dan
mencakup baik fonomena individu maupun sosial, didasarkan pada premis nilai
dan fakta, menyimpulkan sebuah pilihan dari antar alternatif dengan maksud
bergerak menuju suatu situasi yang diinginkan. Pengertian ini menunjukkan
bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Steers mengemukakan bahwa
“decision making is a process of selecting among available alternatives”. Di sini
jelas bahwa pengambilan keputusan menyangkut pilihan dari berbagai macam
alternatif yang ada dalam organisasi. Selanjutnya Koontz mengatakan bahwa
pengambilan keputusan merupakan seleksi berbagai alternatif tindakan yang akan
ditempuh merupakan inti perencanaan. Senada dengan pendapat tersebut William
mendefinisikan bahwa pengambilan keputusan sebagai seleksi berbagai alternatif
kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa
pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan problem atau masalah dalam
organisasi, sifat hakiki dari pengambilan keputusan adalah memilih satu dua atau
lebih alternatif pemecahan masalah menuju satu situasi yang diinginkan, melalui
keputusan atau penetapannya orang berharap akan tercapai suatu pemecahan
masalah dari problem yang terjadi.
Sementara penjelaskan menurut Kusnadi yang dimaksud dengan pengambilan
keputusan adalah penetapan atau pemilihan suatu alternatif dari beberapa
alternatif yang tersedia, dengan memperhatikan kondisi internal maupun eksternal
yang ada. Pengertian tersebut menunjukan dengan jelas beberapa hal, yaitu:
1) Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan;
2) Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara asal jadi karena cara
pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan kepada
sistematika tertentu. Sistematika tertentu perlu didasarkan pada;
4
(a) Kemampuan organisasi dalam arti tersedianya sumber-sumber materil
yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil
(b) Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya untuk melaksanakan
keputusan
(c) Filsafat yang dianut organisasi
(d) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang menurut perhitungan
akan mempengaruhi roda administrasi dan manajemen dalam
organisasi.
3) Bahwa sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat
masalah itu terlebih dahulu diketahui dengan jelas;
4) Pemecahan tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi, akan tetapi pula
perlu berdasarkan pada fakta yang terkumpul dengan sistematis, terolah
dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta/data itu dapat
dipercayai;
5) Keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisis secara matang.
5
proses ini lebih panjang dan makan waktu, namun kemungkinan kesalahannya
dapat diperkecil. Keputusan yang diambil akan dapat diasumsikan baik bila telah
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:2
a. Keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi;
b. Sedapat mungkin cepat dan tepat;
c. Bersifat rasional, artinya dapat diterima akal sehat terutama bagi para
pelaksana yang nantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut;
d. Bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan
kemampuan yang ada;
e. Berdampak negatif seminim mungkin;
f. Menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah tujuan yang
hendak dicapai;
g. Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang.
2
Sultan Agung, ‘Proses Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen’, Pengantar Ilmu
Manajemen (Sebuah Pendekatan Konseptual), 2021, 109. https://himaeksyar.unsil.ac.id/wp-
content/uploads/202
6
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal di atas,
akan
menimbulkan berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut diantaranya: 1) Tidak
tepatnya keputusan; 2) tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan
kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material; 3)
ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara
kepentingan organisasi dengan orangorang di dalam organisasi tersebut; 4)
timbulnya penolakan terhadap keputusan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
dipahami bahwa proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai tindakan
yang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi. Oleh karena itu,
pengambilan sebuah keputusan bukanlah sebuah hal yang mudah, Karena sebuah
keputusan adalah permulaan dari sebuah risiko. Benar, setiap keputusan
mengandung sebuah risiko, yang mau tak mau harus dihadapi ke depannya,
terutama oleh sang pengambil keputusan, yaitu manajer.
3
B A B Ii,jurnal ‘Tahapan Pengpus’, 1998, 7–25.
http://eprints.umg.ac.id/1989/3/11.%20BAB%20II%207-25.pdf
7
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning)
lingkungan. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan
identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah. Fase inteligensi dimulai
dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan
dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu
masalah, mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya, dan
mendefinisikan secara eksplisit. Fase ini merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses,dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2) Fase Desain (Design)
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin dilakukan. Sebuah model masalah pengambilan
keputusan dibangun, dites, dan divalidasi. Pemodelan meliputi konseptualisasi
masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau
kualitatif. Fase ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi
dan menguji kelayakan solusi.
3) Fase Pilihan (Choice)
Fase pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan
diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk
model. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada
alternatif yang dipilih.
8
kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen / Operations
Research (IM / OR) terhadap proses pengambilan keputusan.4
4
Fajar Syahputra and others, ‘Sistem Pendukung Keputusan' (Studi Kasus: Dinas
Pendidikan Kota Medan)’, KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi Dan Komputer), 2.1
(2018). http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik/article/view/921
5
Johannes Supranto, ‘Teknik Pengambilan Keputusan’, 2009. http://library.stik-
ptik.ac.id/detail?id=49178&lokasi=lokal
6
Djalal Nachrowi and Hardius Usman, Teknik Pengambilan Keputusan (Grasindo, 2004).
https://books.google.co.id/books?hl=teknik+pengambilan+keputusan
9
kepercayaan, dan meningkatkan keahlian sumber daya manusia yang terlibat
mengambil keputusan tersebut.
3) Teknik pengambilan keputusan modern: Teknik ini lebih mengandalkan
pendekatan kuantitatif dengan sentuhan kecanggihan teknologi komputerisasi,
yang cenderung digunakan untuk berbagai tipe keputusan rutin. Teknik
berikutnya yang cukup akrab di kalangan pengambil keputusan adalah teknik
Delphi, sebuah teknik yang khusus digunakan untuk pengambilan keputusan
yang mengandung risiko dan ketidakpastian tinggi seperti forecasting jangka
panjang.
1) Keputusan Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang telah
diketahui sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini biasanya
didasarkan atas teknik-teknik tertentu dan sudah dibuat standarnya. Kategori
keputusan ini juga dapat dikatakan suatu proses jawaban secara otomatis pada
kebijakan yang sudah ditentukan sebelumnya. Secara alamiah hampir semua
masalah rutin dan berulang memiliki parameter-parameter persoalan yang telah
diketahui dan terdefinisi dengan baik, sehingga jawaban atau proses pengambilan
keputusan pun bersifat rutin dan terjadwal.
Keputusan Terstruktur mengacu pada permasalahan rutin dan berulang
untuk solusi standar yang ada. Keputusan terstruktur (structured decision)
bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat
didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam suatu
organisasi. Sebagai contoh, keputusan untuk memberikan kredit ke para
pelanggan lama, hanya membutuhkan pengetahuan tentang batas kredit
pelanggan dan saldo saat ini, keputusan pembelian bahan baku untuk
10
persediaan, pemberian cuti, pemutusan sambungan telepon.Keputusan yang
terstruktur sering kali dapat diotomatisasikan.
2) Keputusan Takterstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai persoalan baru.
Keputusan tidak terstruktur biasanya juga berkaitan dengan persoalan yang cukup
pelik, karena banyak parameter yang tidak diketahui atau belum diketahui. Oleh
karena itu, untuk mengambil keputusan ini biasanya intuisi serta pengalaman
seorang pelaku organisasi akan sangat membantu.
7
Keputusan Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, permasalahan kompleks
dimana tak ada solusi yang mengikutinya.Masalah yang tak terstruktur adalah
tak adanya 3 fase proses yang terstruktur. Keputusan tidak terstruktur
(unstructured decision) bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin.
Contohnya adalah memilih sampul depan sebuah majalah, mengontrak
manajemen tingkat senior, dan memilih proyek penelitian awal yang akan
dilakukan.Tidak ada kerangka atau model yang dapat memecahkan masalah
sejenis ini.Bahkan, dibutuhkan banyak sekali pertimbangan dan intuisi.
Walaupun demikian, keputusan tidak terstruktur dapat didukung oleh bantuan dari
keputusan yang diambil berdasar hasil komputer, yang berfungsi untuk
memfasilitasi pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Contohnya adalah
keputusan untuk pengembangan teknologi baru, pengembangan jenis usaha
baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan
eksekutif.
3) Keputusan Semi terstruktur
Terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semua dari fase-fase yang
ada.Keputusan semi terstruktur (semistructured decision) ditandai dengan
peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan
adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif
sebagai pelengkap analisis data yang formal. Menetapkan anggaran pemasaran
untuk suatu produk baru adalah contoh dari keputusan semi terstruktur. Walaupun
7
Fitri Hayati, Riri Zulvira, and Nurhizrah Gistituati, ‘Lembaga Pendidikan: Kebijakan
Dan Pengambilan Keputusan’, 2021. https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&asjenis+pengambilan+keputusan&btn
11
keputusan seperti ini biasanya tidak dapat secara penuh diotomatisasikan, namun
sering didukung oleh bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil dari
komputer (computer-based decision). Contoh keputusan jenis ini adalah investasi
keuangan, pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, pemberian dana
rehabilitasi sekolah, dan pengendalian persediaan.8
12
suara terbanyak dan suara minoritas adalah suara yang keluar dari
kelompok yang jumlah orangnya sedikit
3. Keputusan Musyawarah Mufakat.
Musyawarah adalah proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud
mencapai keputusan bersama.Mufakat adalah kesepakatan yang dihasilkan
setelah melakukan proses pembahasan dan perundingan bersama. Jadi,
musyawarah mufakat merupakan proses membahas persoalan secara
bersama demi mencapai kesepakatan bersama. Dibandingkan dua bentuk
pengambilan keputusan yang lain, musyawarah mufakat memang lebih
sulit. Namun, dalam kehidupan bermasyarakat, musyawarah mufakat
memiliki beberapa manfaat langsung, yakni: musyawarah mufakat
merupakan cara yang tepat untuk mengatasi berbagai silang pendapat,
berpotensi menghindari dan mengatasi kemungkinan terjadinya konflik.
Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh dalam membuat
keputusan bersama secara mufakat, yakni:
a) Pendapat disampaikan secara santun
b) Menghormati pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapat kita
c) Mencari titik temu di antara pendapat-pendapat yang ada secara bijaksana
d) Menerima keputusan bersama secara besar hati, meski tidak sesuai
keinginan
e) Melaksanakan keputusan bersama dengan sepenuh hati.10
10
Alya Raisa Nadya Barabai, ( 2019 ) ‘Meningkatkan prestasi melalui model kerja
kelompok tentang menghargai keputusan bersama’ https://ftunlam.academia.edu/rudrud_barabai
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keputusan merupakan akhir dari sebuah masalah yang dihadapi.
Dengan adanya keputusan bersama pemecahan masalah dapat terlaksana
dan menemukan titik terang dari masalah tersebut. Keputusan bersama
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Jenis-jenis keputusan bersama ada dua, yaitu: keputusan individu
dan keputusan bersama. Keputusan individu artinya keputusan yang
sifatnya pribadi dan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Sedangkan
keputusan bersama yaitu keputusan yang diambil atas dasar persetujuan
atau kesepakatan bersama.
Bentuk-bentuk keputusan bersama ada tiga yaitu: kewenangan
pemimpin, keputusan suara terbanyak, dan keputusan musyawarah
mufakat. Dimana keputusan ini merupakan salah satu untuk memecahkan
suatu masalah yang dihadapi. Cara melaksanakan keputusan bersama
yaitu, kita harus bisa menerima keputusan dari berbagai pihak dengan
ikhlas
B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini penulis mengharapkan agar
senantiasa dapat dimanfaatkan dan sebagai literatur atau sebagai bahan
rujukan bagi mahasiswa dalam menambah wawasan pengetahuannya
14
sehingga mampu memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran dan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
15
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&asjenis+pengambilan+keputusan&btn
Paul Eduard Sudjiman and Lorina Siregar Sudjiman. (2018) ‘Analisis Sistem
Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam Proses Pengambilan
Keputusan’. https://jurnal.unai.edu/index.php/teika/article/view/2327
Yuliana Gani, Yulia Syafitri, and Nova Begawati. (2019). ‘Analisis Investasi Emas
Dan Saham Sebagai Bentuk Keputusan Investasi (Studi Kasus Karyawan
Bank Mandiri Cabang Padang)’. Diakses Pada Oktober 2023.
http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=49178&lokasi=lokal
Alya Raisa Nadya Barabai.. ( 2019 ). ‘Meningkatkan prestasi melalui model
kerja kelompok tentang menghargai keputusan bersama’ . Diakse pada
Oktober 2023. https://ftunlam.academia.edu/rudrud_barabai
16
17