Anda di halaman 1dari 20

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PROSES

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Pada Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Palopo

Disusun oleh
Kelompok 2 :
Gita Tri Ananda (2304030090)
Astriani (2304030096)
Tiara Saputri (2304030090)
Dewi Rezky Wulandari (2304030103)

Dosen Pengampuh Mata Kuliah


Ahmad Syawal Senong Pakata, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur


atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengambilan
Keputusan Dan Proses Pengambilan Keputusan” ini tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongannya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada baginda kita
tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pengantar Manajemen. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengertian pengambilan keuputusan
dan proses pengambilan keputusan, fase dan tehnik pengambilan keputusan, jenis-
jenis keputusan, dan bentuk-bentuk pengambilan keputusan (decision making)
bagi para
pembaca dan juga penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 7 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

D. Manfaat Penunlisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengambilan Keputusan Dan Proses Pengambilan Keputusan 3

B. Fase Dan Teknik Pengambilan Keputusan 7

C. Jenis - Jenis Pengambilan Keputusan 10

D. Bentuk – Bentuk Pengambilan Keputusan (Decision Making) 11

BAB III PENUTUP 14

A. Kesimpulan 14

B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik


secara individu ataupun secara kelompok.Pengambilan keputusan mempunyai arti
penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi.Pengambilan keputusan yang
tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi ke arah yang lebih
baik, namun sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak
buruk pada roda organisasi dan administrasinya.Keputusan berarti hasil akhir
dalam mempertimbangkan sesuatu yang akan dilaksanakan secara
nyata.Keputusan dapat diartikan sebagai hasil terbaik dalam memilih satu dari
lebih alternatif pilihan.
Pengambilan keputusan merupakan proses rangkaian kegiatan menganalisis
berbagai fakta, informasi, data dan teori/pendapat yang akhirnya sampai pada satu
kesimpulan yang dinilai paling baik dan tepat.Secara umum, proses pengambilan
keputusan kepemimpinan dapat melalui tiga tahap yaitu tahap penelitian, desain
dan pemilihan. Pengambilan keputusan merupakan kegiatan pemimpin yang dapat
dijumpai pada semua tingkatan dan semua bidang manajemen. Pada umumnya
suatu keputusan dibuat dalam rangka menyelesaikan/memecahkan permasalahan
atau persoalan (problem solving).Sebagian besar kegiatan analisis masalah dan
hasil pemecahan masalah dianalisis melalui tekhnik-tekhnik kuantitatif. Secara
umum, yang dimaksud dengan masalah adalah tidak adanya keseimbangan/
kesesuaian antara yang harus dilakukan (should) dengan kondisi sekarang
(is).Masalah juga dapat dilihat dari perbedaan antara standar pelaksanaan (yang
ingin dilaksanakan) dengan pelaksanaan yang dilakukan, perbedaan antara teori
dengan praktek, perbedaan antara yang diinginkan dengan yang terjadi, perbedaan
antara ‘yang seharusnya’ dengan ‘pada kenyataannnya,’ perbedaan antara teori
dengan teori, dan perbedaan antara program/ rencana kerja dengan hasil kerja.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dan proses pengambilan
keputusan?
2. Bagaiman fase dan tehnik pengambilan keputusan?
3. Bagaimana jenis-jenis keputusan?
4. Bagaimana bentuk-bentuk pengambilan keputusan (Decision Making)?

C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah pengantar manajemen.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pengambilan keputusan dan proses
pengambilan keputusan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fase dan tehnik pengambilan keputusan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dan bentuk-bentuk keputusan.

D. Manfaat Penulisan
1. Dengan adanya tulisan ini diharapkan mampu memberikan wawasan
pengetahuan juga informasi serta dapat dijadikan sebagai ilmu baru bagi para
pembaca.
2. Penulisan makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah
Pengantar Manajemen. Selain itu, juga bermanfaat untuk menjadi referensi
pribadi terkait dengan Pengambilan keputusan.
3. Bagi penulis, makalah ini diharapkan bisa dikembangkan selanjutnya menjadi
lebih sempurna.
4. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara
jelas tentang perencanaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengambilan Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan


1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan atau Decision Making adalah suatu proses pemikiran
dalam pemilihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai
dengan nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atau solusi mengenai
prediksi kedepan.
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Save, 2006:185), pengambilan
keputusan (Decision Making) merupakan pemilihan keputusan atau kebijakan
yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih
karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan
yang akan diambil.
Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dinamis yang
dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan
pengetahuan, kecakapan dan motivasi. Pengambilan keputusan adalah ilmu dan
seni pemilihan alternatif solusi atau alternatif tindakan dari sejumlah alternatif
solusi dan tindakan yang tersedia guna menyelesaikan masalah (Dermawan,
2004).
Keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice). Pilihan yang
dimaksud di sini adalah pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, atau dapat
dikatakan pula sebagai keputusan dicapai setelah dilakukan pertimbangan dengan
memilih satu kemungkinan pilihan. Seperti yang diungkapkan oleh Gito Sudarmo,
bahwa keputusan terkait dengan ketetapan atau penentuan suatu pilihan yang
diinginkan. Definisi tersebut mengandung pengertian, dalam keputusan yaitu: (1)
ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang
harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan
keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.1

1
Gitosudarmo Indriyo, Perilaku Keorganisasian, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm.175
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/viewFile/569/516z

3
Setelah dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para
ahli mengenai pengertian pengambilan keputusan. Menurut Steiner pengambilan
keputusan didefinisikan sebagai suatu proses manusiawi yang didasari dan
mencakup baik fonomena individu maupun sosial, didasarkan pada premis nilai
dan fakta, menyimpulkan sebuah pilihan dari antar alternatif dengan maksud
bergerak menuju suatu situasi yang diinginkan. Pengertian ini menunjukkan
bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Steers mengemukakan bahwa
“decision making is a process of selecting among available alternatives”. Di sini
jelas bahwa pengambilan keputusan menyangkut pilihan dari berbagai macam
alternatif yang ada dalam organisasi. Selanjutnya Koontz mengatakan bahwa
pengambilan keputusan merupakan seleksi berbagai alternatif tindakan yang akan
ditempuh merupakan inti perencanaan. Senada dengan pendapat tersebut William
mendefinisikan bahwa pengambilan keputusan sebagai seleksi berbagai alternatif
kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa
pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan problem atau masalah dalam
organisasi, sifat hakiki dari pengambilan keputusan adalah memilih satu dua atau
lebih alternatif pemecahan masalah menuju satu situasi yang diinginkan, melalui
keputusan atau penetapannya orang berharap akan tercapai suatu pemecahan
masalah dari problem yang terjadi.
Sementara penjelaskan menurut Kusnadi yang dimaksud dengan pengambilan
keputusan adalah penetapan atau pemilihan suatu alternatif dari beberapa
alternatif yang tersedia, dengan memperhatikan kondisi internal maupun eksternal
yang ada. Pengertian tersebut menunjukan dengan jelas beberapa hal, yaitu:
1) Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan;
2) Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara asal jadi karena cara
pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan kepada
sistematika tertentu. Sistematika tertentu perlu didasarkan pada;

4
(a) Kemampuan organisasi dalam arti tersedianya sumber-sumber materil
yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil
(b) Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya untuk melaksanakan
keputusan
(c) Filsafat yang dianut organisasi
(d) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang menurut perhitungan
akan mempengaruhi roda administrasi dan manajemen dalam
organisasi.
3) Bahwa sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat
masalah itu terlebih dahulu diketahui dengan jelas;
4) Pemecahan tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi, akan tetapi pula
perlu berdasarkan pada fakta yang terkumpul dengan sistematis, terolah
dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta/data itu dapat
dipercayai;
5) Keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisis secara matang.

2. Pengertian Proses Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari
administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian
awal dari fungsi perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan
pertimbangan. Ia memerlukan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan
pengalaman. Urutan-urutan langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1) Penentuan masalah
2) Analisa situasi yang ada
3) Pengembangan alternatif-alternatif
4) Analisa alternatif-alternatif
5) Pilihan alternatif yang paling baik.
Pendapat di atas, menegaskan bahwa sebenarnya proses pengambilan
keputusan adalah proses pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk
mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Bila dilakukan secara nalar, memang

5
proses ini lebih panjang dan makan waktu, namun kemungkinan kesalahannya
dapat diperkecil. Keputusan yang diambil akan dapat diasumsikan baik bila telah
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:2
a. Keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi;
b. Sedapat mungkin cepat dan tepat;
c. Bersifat rasional, artinya dapat diterima akal sehat terutama bagi para
pelaksana yang nantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut;
d. Bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan
kemampuan yang ada;
e. Berdampak negatif seminim mungkin;
f. Menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah tujuan yang
hendak dicapai;
g. Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang.

Dengan demikian di dalam mengambil sebuah keputusan, harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan;
2) Pengambilan keputusan dilakukan secara sistematik, yaitu: tersedianya
sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil,
kualifikasi tenaga kerja yang tersedia, falsafah yang dianut organisasi, situasi
lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan
manajemen di dalam organisasi;
3) Masalah harus diketahui dengan jelas;
4) Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul
dengan sistematis;
5) Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang

2
Sultan Agung, ‘Proses Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen’, Pengantar Ilmu
Manajemen (Sebuah Pendekatan Konseptual), 2021, 109. https://himaeksyar.unsil.ac.id/wp-
content/uploads/202

6
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal di atas,
akan
menimbulkan berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut diantaranya: 1) Tidak
tepatnya keputusan; 2) tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan
kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material; 3)
ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara
kepentingan organisasi dengan orangorang di dalam organisasi tersebut; 4)
timbulnya penolakan terhadap keputusan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
dipahami bahwa proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai tindakan
yang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi. Oleh karena itu,
pengambilan sebuah keputusan bukanlah sebuah hal yang mudah, Karena sebuah
keputusan adalah permulaan dari sebuah risiko. Benar, setiap keputusan
mengandung sebuah risiko, yang mau tak mau harus dihadapi ke depannya,
terutama oleh sang pengambil keputusan, yaitu manajer.

B. Fase dan Tehnik Pengambilan Keputusan


1. Fase-fase Pengambilan Keputusan
Menurut Simon (1960), pengambilan keputusan meliputi empat fase yang
saling berhubungan dan berurutan. Empat proses tersebut adalah Intelligence,
design, choice, implementation.3
Sistem Pendukung Keputusan tentunya kita perlu melakukan pengambilan
keputusan. Namun kita tidak bisa begitu saja mengambil suatu keputusan. Perlu
adanya suatu proses – proses yang harus dilalui untuk mengambil suatu
keputusan. Dalam pengambilan keputusan pada Sistem Pendukung Keputusan ini
juga melalui proses, dalam proses pengambilan keputusan tersebut mempunyai
fase – fase.
1) Fase Inteligensi (Intelligence)

3
B A B Ii,jurnal ‘Tahapan Pengpus’, 1998, 7–25.
http://eprints.umg.ac.id/1989/3/11.%20BAB%20II%207-25.pdf

7
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning)
lingkungan. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan
identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah. Fase inteligensi dimulai
dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan
dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu
masalah, mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya, dan
mendefinisikan secara eksplisit. Fase ini merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses,dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2) Fase Desain (Design)
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin dilakukan. Sebuah model masalah pengambilan
keputusan dibangun, dites, dan divalidasi. Pemodelan meliputi konseptualisasi
masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau
kualitatif. Fase ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi
dan menguji kelayakan solusi.
3) Fase Pilihan (Choice)
Fase pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan
diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk
model. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada
alternatif yang dipilih.

4) Fase Implementasi (Implementation)

Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah


diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang
terencana,sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila
diperlukan perbaikan.Dalam hal ini, model Simon juga menggambarkan

8
kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen / Operations
Research (IM / OR) terhadap proses pengambilan keputusan.4

2. Tehnik - Tehnik Pengambilan Keputusan

Menurut Aspizain (2017:20) beberapa teknik untuk membantu proses


pengambilan keputusan di antaranya adalah teknik kreatif, teknik partisipatif,
teknik pengambilan keputusan modern, teknik Delphi, teknik kelompok nominal.
Demikian juga menurut Haudi (2021:89) nyaris sama dengan Aspizain,
mengemukakan dalam pengambilan keputusan dapat menggunakan teknik kreatif,
teknik partisipatif, teknik pengambilan keputusan modern, dan teknik kelompok
nominal. Dalam hal ini Haudi memasukan teknik Delphi pada kategori teknik
pengambilan keputusan partisipatif.5

1) Teknik pengambilan keputusan kreatif: Teknik ini mencoba untuk


memanfaatkan sumber daya yang tersedia guna membantu proses
pengambilan keputusan. Adapun kreativitas itu sendiri merupakan sesuatu
yang terjadi ketika adanya kemampuan mengatur pikiran yang mengarah pada
pemahaman berbeda dan lebih baik dari subjek atau situasi yang sedang
dipertimbangkan.6
2) Teknik pengambilan keputusan partisipatif: Teknik ini sesaui dengan istilah
yang digunakan menuntut keterlibatan individu maupun kelompok dalam
pengambilan keputusan. Partisipasi sebagai sebuah teknik pengambilan
keputusan biasanya lekat dengan gaya kepemimpinan demokratis yang
kebanyakan berorientasi pada perilaku. Nilai potensial teknik ini adalah dapat
meningkatkan mutu keputusan, mempermudah penerimaan keputusan,
membangkitkan kekuatan moral, meneguhkan komitmen, membangun

4
Fajar Syahputra and others, ‘Sistem Pendukung Keputusan' (Studi Kasus: Dinas
Pendidikan Kota Medan)’, KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi Dan Komputer), 2.1
(2018). http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik/article/view/921
5
Johannes Supranto, ‘Teknik Pengambilan Keputusan’, 2009. http://library.stik-
ptik.ac.id/detail?id=49178&lokasi=lokal
6
Djalal Nachrowi and Hardius Usman, Teknik Pengambilan Keputusan (Grasindo, 2004).
https://books.google.co.id/books?hl=teknik+pengambilan+keputusan

9
kepercayaan, dan meningkatkan keahlian sumber daya manusia yang terlibat
mengambil keputusan tersebut.
3) Teknik pengambilan keputusan modern: Teknik ini lebih mengandalkan
pendekatan kuantitatif dengan sentuhan kecanggihan teknologi komputerisasi,
yang cenderung digunakan untuk berbagai tipe keputusan rutin. Teknik
berikutnya yang cukup akrab di kalangan pengambil keputusan adalah teknik
Delphi, sebuah teknik yang khusus digunakan untuk pengambilan keputusan
yang mengandung risiko dan ketidakpastian tinggi seperti forecasting jangka
panjang.

C. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan


Jenis-jenis keputusan dibedakan menjadi tiga macam yaitu keputusan
terstruktur, keputusan tidak terstruktur, dan keputusan semi terstruktur adapun
penjelasannya yaitu:

1) Keputusan Terstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang telah
diketahui sebelumnya. Proses pengambilan keputusan seperti ini biasanya
didasarkan atas teknik-teknik tertentu dan sudah dibuat standarnya. Kategori
keputusan ini juga dapat dikatakan suatu proses jawaban secara otomatis pada
kebijakan yang sudah ditentukan sebelumnya. Secara alamiah hampir semua
masalah rutin dan berulang memiliki parameter-parameter persoalan yang telah
diketahui dan terdefinisi dengan baik, sehingga jawaban atau proses pengambilan
keputusan pun bersifat rutin dan terjadwal.
Keputusan Terstruktur mengacu pada permasalahan rutin dan berulang
untuk solusi standar yang ada. Keputusan terstruktur (structured decision)
bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat
didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam suatu
organisasi. Sebagai contoh, keputusan untuk memberikan kredit ke para
pelanggan lama, hanya membutuhkan pengetahuan tentang batas kredit
pelanggan dan saldo saat ini, keputusan pembelian bahan baku untuk

10
persediaan, pemberian cuti, pemutusan sambungan telepon.Keputusan yang
terstruktur sering kali dapat diotomatisasikan.
2) Keputusan Takterstruktur
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan berbagai persoalan baru.
Keputusan tidak terstruktur biasanya juga berkaitan dengan persoalan yang cukup
pelik, karena banyak parameter yang tidak diketahui atau belum diketahui. Oleh
karena itu, untuk mengambil keputusan ini biasanya intuisi serta pengalaman
seorang pelaku organisasi akan sangat membantu.
7
Keputusan Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, permasalahan kompleks
dimana tak ada solusi yang mengikutinya.Masalah yang tak terstruktur adalah
tak adanya 3 fase proses yang terstruktur. Keputusan tidak terstruktur
(unstructured decision) bukan merupakan keputusan yang berulang dan rutin.
Contohnya adalah memilih sampul depan sebuah majalah, mengontrak
manajemen tingkat senior, dan memilih proyek penelitian awal yang akan
dilakukan.Tidak ada kerangka atau model yang dapat memecahkan masalah
sejenis ini.Bahkan, dibutuhkan banyak sekali pertimbangan dan intuisi.
Walaupun demikian, keputusan tidak terstruktur dapat didukung oleh bantuan dari
keputusan yang diambil berdasar hasil komputer, yang berfungsi untuk
memfasilitasi pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Contohnya adalah
keputusan untuk pengembangan teknologi baru, pengembangan jenis usaha
baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan
eksekutif.
3) Keputusan Semi terstruktur
Terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semua dari fase-fase yang
ada.Keputusan semi terstruktur (semistructured decision) ditandai dengan
peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan
adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif
sebagai pelengkap analisis data yang formal. Menetapkan anggaran pemasaran
untuk suatu produk baru adalah contoh dari keputusan semi terstruktur. Walaupun
7
Fitri Hayati, Riri Zulvira, and Nurhizrah Gistituati, ‘Lembaga Pendidikan: Kebijakan
Dan Pengambilan Keputusan’, 2021. https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&asjenis+pengambilan+keputusan&btn

11
keputusan seperti ini biasanya tidak dapat secara penuh diotomatisasikan, namun
sering didukung oleh bantuan dari keputusan yang diambil berdasar hasil dari
komputer (computer-based decision). Contoh keputusan jenis ini adalah investasi
keuangan, pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, pemberian dana
rehabilitasi sekolah, dan pengendalian persediaan.8

D. Bentuk-bentuk Pengambilan Keputusan (Decision Making)


Jika di dalam suatu kelompok atau organisasi terdapat sebuah
permasalahan, hal ini bisa diselesaikan dengan cara yaitu mengambil suatu
keputusan yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.9
Banyak cara yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalam
mengambil keoputusan bersama.Secara umum ada tiga cara yang
menghasilkan orang dan sekelompok orang dalam membentuk keputusan
bersama,yaitu:
1. Kewenangan Pemimpin.
Kewenangan pemimpin atau orang yang dituakan sangat
diakui.Pengambilan keputusan bersama yang diserahkan kepada pemimpin
bukan hanya menjadi tradisi Negara-negara timur saja. Dalam Negara
barat juga pernah berlaku, dan tradisi masyarakat jawa juga seperti ini.
Saat ini,cara pengambilan keputusan bersama yang diserahkan kepada
pemimpin tersebut dinilai tidak cocok lagi dan cara ini banyak dihindari
dan bahkan ditinggalkan.
2. Keputusan Suara Terbanyak.
Dalam pandangan ini setiap memiliki hak suara yang sama tanpa melihat
latar belakang social yang bersangkutan. Keputusan bersama harus
didasarkan atas suara terbanyak. Dari sinilah muncul suara mayoritas dan
suara minoritas, suara mayoritas adalah suara yang dari jumlah kelompok
8
Paul Eduard Sudjiman and Lorina Siregar Sudjiman, ‘Analisis Sistem Informasi
Manajemen Berbasis Komputer Dalam Proses Pengambilan Keputusan’, TeIKa, 8.2 (2018), 55–
66. https://jurnal.unai.edu/index.php/teika/article/view/2327
9
Yuliana Gani, Yulia Syafitri, and Nova Begawati, ‘Analisis Investasi Emas Dan Saham
Sebagai Bentuk Keputusan Investasi (Studi Kasus Karyawan Bank Mandiri Cabang Padang)’,
2019. http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=49178&lokasi=lokal

12
suara terbanyak dan suara minoritas adalah suara yang keluar dari
kelompok yang jumlah orangnya sedikit
3. Keputusan Musyawarah Mufakat.
Musyawarah adalah proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud
mencapai keputusan bersama.Mufakat adalah kesepakatan yang dihasilkan
setelah melakukan proses pembahasan dan perundingan bersama. Jadi,
musyawarah mufakat merupakan proses membahas persoalan secara
bersama demi mencapai kesepakatan bersama. Dibandingkan dua bentuk
pengambilan keputusan yang lain, musyawarah mufakat memang lebih
sulit. Namun, dalam kehidupan bermasyarakat, musyawarah mufakat
memiliki beberapa manfaat langsung, yakni: musyawarah mufakat
merupakan cara yang tepat untuk mengatasi berbagai silang pendapat,
berpotensi menghindari dan mengatasi kemungkinan terjadinya konflik.
Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh dalam membuat
keputusan bersama secara mufakat, yakni:
a) Pendapat disampaikan secara santun
b) Menghormati pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapat kita
c) Mencari titik temu di antara pendapat-pendapat yang ada secara bijaksana
d) Menerima keputusan bersama secara besar hati, meski tidak sesuai
keinginan
e) Melaksanakan keputusan bersama dengan sepenuh hati.10

10
Alya Raisa Nadya Barabai, ( 2019 ) ‘Meningkatkan prestasi melalui model kerja
kelompok tentang menghargai keputusan bersama’ https://ftunlam.academia.edu/rudrud_barabai

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Keputusan merupakan akhir dari sebuah masalah yang dihadapi.
Dengan adanya keputusan bersama pemecahan masalah dapat terlaksana
dan menemukan titik terang dari masalah tersebut. Keputusan bersama
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Jenis-jenis keputusan bersama ada dua, yaitu: keputusan individu
dan keputusan bersama. Keputusan individu artinya keputusan yang
sifatnya pribadi dan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Sedangkan
keputusan bersama yaitu keputusan yang diambil atas dasar persetujuan
atau kesepakatan bersama.
Bentuk-bentuk keputusan bersama ada tiga yaitu: kewenangan
pemimpin, keputusan suara terbanyak, dan keputusan musyawarah
mufakat. Dimana keputusan ini merupakan salah satu untuk memecahkan
suatu masalah yang dihadapi. Cara melaksanakan keputusan bersama
yaitu, kita harus bisa menerima keputusan dari berbagai pihak dengan
ikhlas
B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini penulis mengharapkan agar
senantiasa dapat dimanfaatkan dan sebagai literatur atau sebagai bahan
rujukan bagi mahasiswa dalam menambah wawasan pengetahuannya

14
sehingga mampu memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran dan
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Supranto, Johannes. (2009). ‘Teknik pengambilan keputusan’ Diakses pada


Oktober
2023.https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/viewFile/56
Sultan Agung. (2021). ‘Proses Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen’,
Pengantar Ilmu Manajemen (Sebuah Pendekatan Konseptua)’. Diakses
pada oktober 2023. https://himaeksyar.unsil.ac.id/wp-content/uploads/202
Ii, B A B. (1998). ’ Tahapan Pengpus’. Diakses pada oktober 2023.
http://eprints.umg.ac.id/1989/3/11.%20BAB%20II%207-25.pdf
Fajar Syahputra and others. (2018). ’Sistem pendukung keputusan’. Diakses pada
Oktober 2023.
Johannes Supranto (2009) ‘Teknik Pengambilan Keputusan’. Diakses Pada
Oktober 2023. http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=49178&lokasi=lokal
Djalal Nachrowi and Hardius Usman. (2004). ‘Teknik Pengambilan Keputusan’
https://books.google.co.id/books?hl=teknik+pengambilan+keputusan.
Fitri Hayati, Riri Zulvira, and Nurhizrah Gistituati. (2021). ‘Lembaga Pendidikan:
Kebijakan Dan Pengambilan Keputusan’. Diakses Pada Oktober 2023.

15
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&asjenis+pengambilan+keputusan&btn
Paul Eduard Sudjiman and Lorina Siregar Sudjiman. (2018) ‘Analisis Sistem
Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam Proses Pengambilan
Keputusan’. https://jurnal.unai.edu/index.php/teika/article/view/2327
Yuliana Gani, Yulia Syafitri, and Nova Begawati. (2019). ‘Analisis Investasi Emas
Dan Saham Sebagai Bentuk Keputusan Investasi (Studi Kasus Karyawan
Bank Mandiri Cabang Padang)’. Diakses Pada Oktober 2023.
http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=49178&lokasi=lokal
Alya Raisa Nadya Barabai.. ( 2019 ). ‘Meningkatkan prestasi melalui model
kerja kelompok tentang menghargai keputusan bersama’ . Diakse pada
Oktober 2023. https://ftunlam.academia.edu/rudrud_barabai

16
17

Anda mungkin juga menyukai