Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Pengambilan Keputusan
Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah
Pengambilan Keputusan
Dosen Pengajar : …..

Di Susun:
KELOMPOK 4
Eva Erniati (18.20.06078)
Mutia Septina (18.20.06101)
Nazafatul Fitriah (18.20.06102)
Nida Yanti (18.20.06104)
Nor Rini (18.20.06105)
Nazla Norhaifa (18.20.06103)
Novita sari (18.20.06106)
Rizka Herliani (18.20.06110)
Siti Rahimah (18.20.06113)
Umi habibah (18.20.06118)
LOKAL 8B Reguler

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) AMUNTAI

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK

2022
KATA PENGANTAR

Kami Panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Pengambilan Keputusan" dengan tepat waktunya.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengambilan
Keputusan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
Pengambilan Keputusan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapa …..selaku dosen Mata Kuliah
Pengambilan Keputusan. yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
.
Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengambilan Keputusan.....................................................................3
B. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan......................................3
C. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan....................................................4
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan...........6
E. Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan dalam Organisasi................7
F. Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan...............................................8
G. Dasar Dalam Pegmbilan Keputusan...................................................8
H. Tahapan-Tahapan Pengambilan Keputusan......................................10
I. Teknik Meraiih Keputusan Yang Tepat............................................10
J. Keuntungan Keputusan Yang Tepat.................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................................15
B. Saran.................................................................................................15
1. Pembaca.....................................................................................15
2. Pemakalah..................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan pemimpin yang dapat
dijumpai pada semua tingkatan dan semua bidang manajemen, termasuk
dalam bidang manajemen pendidikan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat
dalam rangka menyelesaikan/memecahkan permasalahan atau persoalan
(problem solving). Pengambilan keputusan hal yang sangat urgen bagi setiap
orang terutama bagi para pimpinan atau manajer. Eksistensi seorang
pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dilihat dari berbagai bentuk
kebijakan dan keputusan yang diambilnya.
Seorang pimpinan atau manajer yang efektif adalah pimpinan atau
manajer yang mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang
relevan. Nawawi (1993: 55-56) mengatakan bahwa organisasi hanya akan
berfungsi jika para pemimpin memiliki kemampuan mengambil keputusan
dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota organisasi sesuai dengan
bidang tugas dan tanggung jawab.
Kemampuan seseorang untuk membuat suatu keputusan sangat
dipengaruhi oleh seberapa besar wewenang yang diberikan atasan kepadanya.
Tetapi yang paling penting bukanlah banyak atau sedikitnya wewenang,
melainkan apakah orang tersebut benar- benar dapat menggunakan wewenang
yang telah diberikan kepadanya untuk membuat keputusan yang terbaik.
Prinsip ini perlu digaris bawahi karena kenyataan menunjukkan bahwa orang
gagal membuat keputusan yang baik, tepat pada waktunya, meskipun ia
memiliki cukup wewenang, karena ia dilumpuhkan oleh rasa takut bahwa ia
akan melakukan kesalahan.
Semakin tinggi posisi seseorang, akan semakin besar kekuasaan yang
akan diperoleh untuk membuat keputusan yang lebih besar dan lebih penting
tanpa campur tangan pihak lain. Posisi yang lebih tinggi tersebut akan

1
memberi mereka kekuasaan yang diperlukan untuk membuat segala
sesuatunya berlangsung seperti apa yang mereka inginkan. Setiap keputusan
haruslah diikuti dengan pelaksanaan, dan orang yang membuat keputusan
itulah yang pertama-tama bertanggung jawab (Ibnu Syamsi, 1995: 2).
Untuk mengembangkan kemampuan guna membuat keputusan-
keputusan yang mantap, handal, dan tepat pada waktunya, dibutuhkan
beberapa bekal untuk melakukan hal itu. Pertama; dibutuhkan kemampuan
nalar atau pertimbangan yang masak agar setelah meneliti semua faktor yang
berhubungan dengan suatu masalah dan segenap alternatif pemecahannya,
mampu menetapkan suatu pemecahan terbaik yang dapat dilaksanakan
dengan lancar dan juga dituntut untuk berwawasan jauh ke depan agar dapat
mengantisipasi dan merencanakan aksi dan reaksi yang akan muncul akibat
keputusan tersebut. Kedua; harus mempunyai watak kuat yang diperlukan
untuk membuat keputusan terbaik pada waktu yang tepat, dan
mengumumkannya juga pada waktu dan tempat yang tepat sehingga akan
diperoleh hasil-hasil sesuai yang diharapkan.
Dalam tulisan ini akan diuraikan berbagai upaya yang dapat ditempuh
oleh mahasiswa dalam melakukan proses pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana Pengambilan
Keputusan?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui pengambilan
keputusan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengambilan Keputusan
Kata “keputusan” berarti menentukan, mengakhiri, menyelesaikan,
mengatasi. Keputusan adalah pengakhiran daripada proses pemikiran tentang
apa yang dianggap sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang merupakan
penyimpangan daripada yang dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan
menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya (Atmosudirdjo,
1990: 45).
Menurut Siagian (dalam Asnawir, 2006: 203), pengambilan keputusan
merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang
dihadapi. Menurut Salusu (2004), pengambilan keputusan adalah suatu proses
memilih alternatif cara bertindak dengan metode yang sesuai dengan situasi.
Sedangkan Jannis & Mann (1977) menyebutkan bahwa pengambilan
keputusan merupakan pemecahan masalah dan terhindar dari faktor
situasional.
Dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan adalah memilih dan
menetapkan satu alternatif yang dianggap paling tepat dari beberapa alternatif
yang dirumuskan. Keputusan itu harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin
untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana prasarana dan sumber daya yang
tersedia (berupa manusia dan material).

B. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum
situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa
alternatif. Menurut Iqbal Hasan (2002: 2-3), pengambilan keputusan sebagai
suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain:
1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah,
baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional
maupun secara organisasional.

3
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari
depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama.
Sedangkan tujuan dari pengambilan keputusan itu sendiri dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan yang bersifat tunggal, Tujuan pengambilan keputusan yang
bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputusakan, tidak ada
kaitannya dengan masalah lain.
2. Tujuan yang bersifat ganda, Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat
ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih
dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu
sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat
kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

C. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan


1. Keputusan Strategis
Keputusan strategis adalah keputusan untuk menjawab tantangan
dan perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang.
Keputusan ini diambil oleh manajemen atas. Keputusan Strategis
mengandung karakteristik khusus yang membedakan keputusan strategis
dengan keputusan keputusan yang lain. Tujuan keseluruhan dari
pengambilan keputusan strategis (strategic decision making) adalah
untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan kompetitif jangka
panjang dapat tercapai. Berikut adalah karakteristik khusus yang
terkandung dalam Keputusan Strategis :
a. Rare, keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus,
yang tidak dapat ditiru oleh organisasi, perusahaan, atau instansi
lainnya.

4
b. Consequential, keputusan-keputusan strategis yang memasukan
sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen dari instansi
terkait.
c. Directive, keputusan-keputusan strategis yang menetapkan
keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan
tindakan-tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara
keseluruhan.
2. Keputusan Administratif / Taktik
Keputusan Administratif / Taktik adalah keputusan yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya (keuangan, teknik). Keputusan ini
diambil oleh manajemen menengah. Pengambilan keputusan taktis
(tactical decision making) terdiri dari pemilihan di antara berbagai
alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas yang dapat dilihat.
Menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari harga
jual normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan
meningkatkan laba tahun ini merupakan suatu contoh. Beberapa
keputusan taktis cenderung bersifat jangka pendek seringkali
mengandung konsekuensi jangka panjang.
Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis (strategic
decision making) adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga
keunggulan kompetitif jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan
keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini, meskipun
tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus
untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri
daripada membeli komponen).
3. Keputusan Operasional
Keputusan Operasional adalah keputusan yang berkaitan dengan
kegiatan operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen
bawah. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan
strategis yang dimabil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995).

5
Keputusan operasional ini dilakukan untuk menjalankan kegiatan
organisasi sehari-hari atau dilakukan dalam rutinitas organisasi demi
berjalannya organisasi tersebut. Keputusan ini biasanya diputuskan tanpa
meminta pendapat dari pimpinan terlebih dahulu, jadi langsung
diputusankan saat itu juga. Contoh: customer service yang harus
melayani setiap keluhan pelanggan dan memberikan solusi saat itu juga.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Dalam pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, antara lain:
1. Posisi kedudukan, Dalam kerangka pengambilan keputusan,
posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat, apakah ia sebagai pembuat
keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker), ataukah
staff (staffer).
2. Masalah, Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang
untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa
yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang
memerlukan analisis, ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
3. Situasi, Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang
berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan
pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Situasi ini
ada yang bersifat tetap dan ada juga yang berubah-ubah.
4. Kondisi, Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara
bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan
kita. Sebagian besar faktor- faktor tersebut merupakan sumber daya-
sumber daya.
5. Tujuan, Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit
(kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah

6
tertentu / telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam
pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objectif.
Menurut Teerry faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan, yaitu:
6. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang emosional
maupun yang rasional perlu diperhitungkan dlam pengambilan
keputusan.
7. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, teteapi
harus lebih mementingkan kepentingan.
8. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah alternatif-
alternatif tandingan.
9. Pengambilan keputusan merupakan tindakan ini harus diubah menjadi
tindakan fisik.
10. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup
lama
11. Dierlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
12. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu
benar.
13. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari segi kegiatan mata
rantai berikutnya.

E. Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Prinsip-prinsip dari pengambilan keputusan menurut Piet Saher Tian
adalah sebagai berikut (Piet Saher Tian, 1994)
1. Dapat di bedakan dengan jelas antara pengambilan keputusan dengan
pemecahan masalah;
2. Pengambilan keputusan harus selalu dilihat dalam kaitannya dengan
tujuan-tujuan yang hendak di capai;

7
3. Sebab pengambilan keputusan sering mengandung faktor mereka maka
selalu diperlukan data penunjang dan analisa yang konprehensif dalam
mengambil suatu keputusan.
4. Pinpinan tidak haya mau mengambil keputusan, tetapi juga bertanggung
jawab atas segala tindakan keputusan itu.

F. Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan


Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui
unsur- unsur / komponen-komponen dari pengambilan keputusan tersebut.
Unsur-unsur / komponen-komponen dari pengambilan keputusan yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.
3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya / diluar jangkauan manusia.
4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.

G. Dasar Dalam Pegmbilan Keputusan


George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan
keputusan, yaitu: intuisi, pengalaman, fakta, wewenang, dan rasional.
1. Intuisi, Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan
keputusan yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam
pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang
digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan
yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali
mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
2. Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki
manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang
dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang
akan dihasilkan.

8
3. Wewenang, Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang
lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu
yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat
menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial
dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga
dapat menimbulkan kekaburan.
4. Fakta, Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
5. Rasional, Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio,
keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan
konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini
berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.
Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
2. Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
3. Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya.
4. Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
5. Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal.

9
H. Tahapan-Tahapan Pengambilan Keputusan
Beberapa aktivitas dalam proses pengambilan keputusan yaitu:
1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif-alternatif yg
disediakan.
4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan
hasilnya.

I. Teknik Meraiih Keputusan Yang Tepat


1. Khawatirlah sebelum melangkah, namun buanglah kekhawatiran itu
begitu mulai melangkah.
Leon Utterback, seorang psikiater ternama Los Angeles
menyarankan kita untuk melampiaskan semua kekhawatiran kita sebelum
kita mulai melangkah, dan jangan setelah tindakan mulai diambil. Dalam
bahasanya ia mengatakan, “Kita boleh khawatir sebelum taruhan
dipasang, tetapi kita tidak boleh khawatir lagi sedikitpun begitu dadu
sudah dilempar”.
Jadi pada intinya, lakukanlah apapun yang dapat kita lakukan lebih
dahulu untuk meyakinkan bahwa keputusan yang kita buat itu benar.
Tetapi sekali kita telah membuat keputusan itu dan melaksanakannya,
maka berhentilah untuk khawatir dan gelisah tentang hasilnya karena hal
itu sudah berada di luar jangkauan kita.
2. Ajukan lima pertanyaan pokok kepada diri sendiri.
a. Apakah saya harus membuat keputusan ini? Sejak awal kita harus
mengetahui batas-batas tugas kita, dan apa saja yang menjadi tugas
orang lain. Kita harus mengetahui keputusan mana yang harus kita
buat sendiri dan keputusan mana yang dapat dibuat oleh bawahan

10
kita. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab itu sendiri
sudah merupakan sebuah keputusan yang bijaksana.
b. Apa sesungguhnya yang harus saya putuskan? Makna inti dari
pertanyaan ini adalah kita hendak memastikan apakah benar- benar
ada suatu masalah yang memang membutuhkan perhatian kita,
sehingga kita lebih mudah menentukan perlu tidaknya kita membuat
keputusan serta apa yang harus kita lakukan demi memperoleh suatu
keputusan yang handal dan tepat pada waktunya.
c. Kapan saya harus membuat keputusan? Pastikan sejak dini, apakah
waktu merupakan faktor penting dalam keputusan kita, apakah kita
harus langsung bertindak atau dapatkah kita menunggu beberapa saat
tanpa memperumit atau memperburuk konsekuensi-konsekuensi
yang mungkin muncul dari masalah tersebut. Kepastian perlu dan
tidaknya kita menunggu atau bertindak sekarang merupakan suatu
keputusan tersendiri yang cukup berat dan menuntut pertimbangan
yang masak.
d. Apa saja yang harus saya ketahui sebelumnya? Apakah saat ini kita
sudah memiliki semua fakta yang diperlukan untuk membuat suatu
keputusan dan tepat waktunya? Sekiranya belum, maka ketahuilah
secara pasti apa yang kurang dan di mana kita dapat memperoleh
kekurangan informasi tersebut. Siapakah yang dapat membantu kita
dalam membuat keputusan?Apakah kita juga telah
mempertimbangkan semua akibat atau konsekuensi dari keputusan
kita? Apakah keputusan tersebut akan mempengaruhi nasib orang
lain? Kalau memang mempengaruhi, maka pastikan terlebih dahulu
respon mereka terhadap keputusan itu.
e. Bagaimana caranya saya membuat keputusan ini? Jika semua
kumpulan fakta yang diperlukan dan kemungkinan konsekuensi yang
timbul telah tersedia dan jelas dalam pikiran kita, maka buatlah
sebuah neraca. Timbanglah secara seksama keuntungan dan kerugian

11
dari setiap tindakan. Suatu pertimbangan yang seksama atas berbagai
kemungkinan pemecahan tersebut akan memungkinkan kita untuk
memilih alternatif pemecahan yang terbaik. Begitu kita memilih
alternatif terbaik dan memutuskan pilihan langkah kita, maka
selanjutnya tinggal satu hal yang harus kita kerjakan: Bertindak!
Didalam pengambilan keputusan, terdapat tahap-tahap yang harus
dilakukan agar mendapatkan keputusan secara tepat. Secara garis besar,
tahap-tahap tersebut yaitu
1. Penemuan masalah Tahap ini merupakan tahap dimana masalah harus
didefinisikan dengan jelas sehingga perbedaan antara masalah dan bukan
masalah (misalnya issu) menjadi jelas.
2. Pemecahan masalah, Tahap ini merupakan tahap dimana masalah yang
sudah ada atau sudah jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah-langkah
yang diambil seperti: a) identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk
memecahkan masalah, b) perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak
dapat diketahui sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, c) pembuatan
alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, d) pemilihan dan
penggunaan model pengambilan keputusan.
3. Pengambilan keputusan, Keputusan yang diambil adalah berdasarkan
pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti,
kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik.

J. Keuntungan Keputusan Yang Tepat


1. Kita akan dipercaya sepenuhnya sebagai seorang pemimpin yang
tangguh.
Pihak atasan maupun bawahan akan memberikan kepercayaan
mereka atas kualitas dan kemampuan kita selaku seorang pemimpin, jika
kita mampu membuktikan pada mereka bahwa kita mampu membuat
perkiraan-perkiraan yang tepat dan cepat tentang suatu situasi serta
mampu mengambil keputusan terbaik tepat pada waktunya. Untuk

12
membuat keputusan dan tepat pada waktunya, kita perlu mengumpulkan
semua fakta dan informasi untuk dianalisis dan disaring guna
merumuskan suatu kepastian pemikiran dan langkah untuk
menyampaikan instruksi- instruksi secara meyakinkan, sebagai eskpresi
bahwa kita memang melakukan sesuatu yang benar.
2. Orang lain akan mempercayai keputusan dan instruksi kita
Apabila kita mampu melakukan penalaran secara logis, lalu
memanfaatkannya sebagai dasar untuk membuat keputusan yang cepat
dalam situasi apapun, maka orang lain akan mempercayai sikap,
keputusan, pengarahan, pendapat, serta instruksi-instruksi kita. Mereka
akan percaya kepada kita dan terkesan oleh pertimbangan kita yang
masak dan terarah, selanjutnya mereka pasti bersedia melakukan sesuatu
yang terbaik untuk kita.
3. Kita akan dikenal sebagai ahli pemecah masalah.
Ketika kita harus membuat perubahan rencana atau merumuskan
keputusan/prosedur baru, lakukan setegas dan sebaik mungkin. Tindakan
positif dan tepat sangat berpengaruh dalam membangun kepercayaan
orang lain kepada kita. Kita akan mempunyai reputasi sebagai seorang
ahli dalam memecahkan masalah dan membereskan segala sesuatu yang
mengganggu serta dikenal sebagai orang yang bisa membuat sesuatu
terlaksana dengan baik. Hal ini akan mengangkat status kita dalam
organisasi dan membawa kita di kedudukan yang lebih baik.
4. Kita akan terhindar dari belenggu frustrasi.
Kegagalan dalam memusatkan pikiran merupakan sumber frustrasi
yang berbahaya, hal ini berlaku dalam segala bidang kehidupan,
termasuk yang menyangkut pemecahan masalah-masalah pribadi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Jika kita mampu melatih diri menggunakan
cara-cara ilmiah untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan-
keputusan yang handal dan tepat waktu, maka kita akan terhindar dari
sergapan rasa frustrasi. Selain itu kita akan mempunyai rasa percaya diri

13
dan kemampuan menghadapi tekanan. Jika itu tercapai maka kita sudah
mengantongi penyelesaian lebih dari separuh masalah.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang
berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Setiap keputusan hendaknya
diusahakan agar pelaksanaannya jangan sampai menggunakan kekerasan
(fisik). Langkah-langkah pelaksanaannya melalui ketauladanan yang baik
sehingga para pelaksana dengan senang hati melakukan kegiatan yang telah
diputuskan. pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu
alternatif yang dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang
dirumuskan. Keputusan itu harus bersifat fleksibel, analitis dan mungkin
untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana prasarana dan sumber daya yang
tersedia (berupa manusia dan material).

B. Saran
1. Pembaca
Saya berharap agar pembaca dapat menambah ilmu dan memahami
lebih dalam pengetahuan tentang Pengambilan Keputusan. Sehingga
kelak ilmu tersebut berguna dan membantu mahasiswa dalam memahami
tentang pengambilan keputusan
2. Pemakalah
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki makalah terseebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca. Kami berharap
kepada pemakalah selanjutnya agar dalam pembuatan makalah lebih baik
dari makalah yang kami buat atau mungkin lebih sempurna daripada
makalah yang kami.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Hery. (2013). Proses Pengambilan Keputusan di Organisasi


Kemasyarakatan. Jurnal Translitera, Edisi 3.
Imansyah, Yudi. (2017). Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga
Pendidikan. Pengambilan Keputusan, Vol.1, No.1.
Muhdi, dkk. (2017). Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Model
Manajemen Pendidikan Menengah. Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2.
Raihan. (2016). Pengambilan Keputusan Dalam Kepemimpinan Manajemen
Dakwahjurnal. Al-Bayan, VOL. 22 NO. 34.
Sabri, Ahmad. (2013). Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Lembaga
Pendidikan Islam. Jurnal Al-Ta’lim, jilid I, Nomor 5, hlm. 373-379

17

Anda mungkin juga menyukai