Anda di halaman 1dari 10

PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Yona Palin,M.Kes

Disusun Oleh :

Abyudaya Aslam Pratama (P07226119001)

Maya Puspita Sari (P07226119017)

Muh Taufiqul Hidayah (P07226119019)

Nur Annisa Julianti (P07226119022)

Nur Muliani (P07226119024)

Serti Melinda Sumawe (P07226119030)

PRODI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah “Sistem Informasi Kesehatan” yang telah banyak membimbing kami sehingga bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan”.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik, dan saran yang membangun agar
kami bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan
makalah. Semoga makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi kami sendiri.

Samarinda, 27 Februari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan.................................... 3
B. Studi Kasus ............................................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan................................................................................................ 10
B. Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia di dalam menjalani kehidupannya tidak akan pernah lepas dari
pengambilan keputusan, manusia adalah makhluk pengambil keputusan. Pengambilan
keputusan begitu dekat dengan kehidupan manusia. Pengambilan keputusan terjadi
setiap saat sepanjang hidup manusia. Kehidupan manusia adalah kehidupan yang
selalu diisi oleh peristiwa pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
merupakan prasyarat penentu tindakan. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan
menimbulkan banyak masalah atau mungkin saja berupa penyesalan yang tidak
kunjung padam. Oleh sebab itu ketika kita menyadari bahwa pengambilan keputusan
adalah salah satu bagian penting dari episode kehidupan yang selanjutnya maka kita
dituntut untuk memperhatikan berbagai faktor atau hal –hal yang akan muncul ketika
suatu keputusan kita ambil.
Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari atau masa yang akan
datang namun itu bukanlah alasan untuk menunda atau bahkan tidak membuat suatu
keputusan. Keputusan kita ambil dalam keterbatasan kita sebagai manusia dengan
mempertimbangkan semua faktor alternatif solusi sebaik mungkin dengan
menggunakan “alat” pertimbangan yang tepat. Pendekatan terhadap penyelesaian
masalah yang benar membantu kita dalam meraih keputusan yang memiliki
konsekuensi baik (berhasil menyelesaikan masalah). Hampir setiap saat seorang
pemimpin dihadapkan pada pengambilan keputusan. Setiap keputusan yang diambil
akan mempengaruhi kehidupan saat ini maupun kehidupan yang akan datang.
Dalam setiap kebijakan yang akan diambil atau yang akan dipilih maka
seorang pemimpin harus terlebih dahulu memutuskan tentang apa yang harus
dikerjakan dan adakah pilihan alternatif yang tersedia, berikutnya dari setiap alternatif
tersebut dipertimbangkan pula kelebihan dan kekurangan atau dampak yang akan
ditimbulkan dari setiap alternatif tersebut. Pengambilan keputusan merupakan ilmu
dan seni yang harus dicari, dipelajari, dimiliki dan dikembangkan secara mendalam
oleh setiap orang. Pengambilan keputusan disebut sebagai seni karena kegiatan

1
tersebut selalu dihadapkan pada sejumlah peristiwa yang memiliki karakteristik
keunikan tersendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pemecahan Masalah dan Pengambilan
Keputusan?
2. Bagaimana Studi Kasus Dalam Pemecahan Masalah dan Pengambilan
keputusan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
2. Untuk mengetahui cara implementasi dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

Kepner-Tregoe melihat pemecahan masalah dan pengambilan keputusan


melalui suatu langkah dalam proses yang rasional. Adapun langkah dalam
pemecahan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses dari mengamati dan
pengenalan serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi sekarang dengan yang
akan datang (LAN RI 2008, Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan).
Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
alternatif/ kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan,
ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan
adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk
pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau
kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu
bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi
label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri
aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang
dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan
dipilih sementara yang lain dikesampingkan.
Dengan demikian, pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut
untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam
pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan,
keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan mempercepat
diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill,1979).
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan dari
beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu
masalah). Oleh karena itu, Pmecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan dapat
diartikan sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif
dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya keputusan.
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara teoritis

3
dan realistis, bagaimana cara membuat suatu keputusan.
B. Studi Kasus Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
Di awal-awal tahun, perusahaan Nike tidak memiliki sumber dana untuk
membeli sebuah pabrik atau mempekerjakan banyak karyawan. Modal yang dimiliki
oleh Knight sangat kecil dan ia tidak bisa membeli sepatu dari Asia. Sebenarnya Nike
termasuk hollow corporation karena tidak memiliki pabrik manufacture sendiri, Nike
hanya perantara antara supplier dengan retailer.

Nike fokus pada menemukan inovasi sepatu terbaru. Kombinasi dari pekerja
yang murah dan perkembangan pasar yang baik memungkinkan perusahaan untuk
bersaing dalam research and development. Di awal 80-an, Nike menjadi produsen
sepatu atletik nomor 1 di dunia. Untuk memastikan bahwa supplier Nike memiliki
kualitas yang tinggi, Knight menuntut mereka untuk mempunyai hubungan dengan
perusahaan lainnya. Jika supplier percaya dan bekerja sama dengan Nike, Knight
memastikan bahwa mereka akan puas dengan dirinya sendiri. Kemudian jika salah
satu supplier menjadi sangat mahal, Nike bisa mengganti supplier dengan tetap
menjaga kualitas yang ditetapkan.

Ditahun 1983, orang kepercayaan Knight melakukan kesalahan dalam


pengelolaan Nike. Si pelaksana ini melihat celah untuk ekspansi ke pasar sepatu biasa.
Data statistic mereka menunjukkan hampir 90 % pembeli sepatu Nike tidak
menggunakan sepatu tersebut untuk atletik. Mereka percaya bahwa sepatu casual akan
diterima lebih baik oleh konsumen. Sayangnya, hal tersebut salah. Pendatang baru,
Reebok, berkembang karena sepatu aerobic dan mengambil posisi Nike sebagai
produsen sepatu atletik nomor satu, berdampak pada Nike untuk memberhentikan 350
karyawannya. Melihat perusahaannya mengalami kekacauan, Knight kembali ke
posisinya. Knight memutuskan untuk mendapatkan kembali posisi produsen sepatu
nomor satu melalui kecepatan penjualannya. Seperti biasanya, Nike memiliki
anggaran iklan yang sangat kecil, kebanyakan dari promosinya dilakukan oleh para
pengecernya. Knight sekarang mengubah pendekatannya dengan kampanye “Just Do
It” lewat televisi nasional dan majalah. Di bawah image baru Knight, superstar seperti
Michael Jordan dan Bo Jackson memberi merek sepatunya sendiri, kampanye “Air
Jordan” dan “Bo Knows” menunjukkan pada konsumen bahwa atlet terbaik di dunia
memakai Nike.
Bagaimanapun suksesnya Nike, mereka akan selalu menghadapi kompetisi.
Reebok adalah industri nomor dua yang selalu menunggu kesempatan untuk menjadi
nomor satu lagi. Jaringan supply di Asia sekarang digunakan oleh pesaing Nike, tidak
lama setelah perusahaan mendapat keuntungan produksi. Jika Nike melanjutkan
perkembangannya, Phil Knight dan staffnya harus melanjutkan untuk
mengembangkan inovasi sepatu terbaru yang sesuai dengan image atletik.

PERMASALAHAN

4
Nike adalah produsen sepatu nomor satu di dunia. Dengan permodalan yang
sedikit, Nike tidak mampu untuk membuat iklan untuk produknya. Nike kemudian
hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk menarik minat konsumen. Selain
itu untuk menekan biaya yang besar, Nike membeli sepatu dari supplier Asia. Para
pekerja Asia yang terkenal murah bisa menekan harga yang ditawarkansupplier  
sehingga Nike bisa membeli dengan harga yang lebih murah.

Sebagai contoh adalah supplier Nike yang berasal dari Indonesia yaitu
PT.Pratama Abadi Industri. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari (running shoes). Perusahaan ini
memproduksi berbagai tipe running shoes  dalam berbagai jenis ukuran baik untuk
anak-anak maupun orang  dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah diberikan
oleh pihak  Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT. Pratama abadi Industri  sesuai
dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Hasil produksi yang telah dihasilkan oleh
PT. Pratama abadi  Industri, tidak boleh dipasarkan di dalam negeri. Semua hasil
produksi  yang telah ada merupakan hak dari pihak Nike yang ada di Beverton  (USA)
untuk kemudian akan diekspor lagi ke negara lain, seperti  Perancis, swedia, India,
Belgia,  Kanada, USA, Afrika Selatan,  Argentina, Uruguay, Chillie.

Nike sangat memegang kendali karena mempunyai hak untuk memutuskan


kerjasama bila harga dari supplier terlalu mahal, hal ini bisa berdampak buruk bagi
pekerja karena mereka tidak bisa menuntut kehidupan yang lebih baik dengan
peningkatan tunjangan pekerja otomatis akan menambah biaya produksi yang
mengakibatkan harga yang lebih mahal.Seperti yang terjadi di China, Vietnam,
Indonesia dan Meksiko. Nike dikritik karena berusaha menutupi kondisi kerja yang
buruk serta eksploitasi buruh. Nike juga adalah perusahaan besar yang tidak memiliki
pabrik. Karena mereka lebih senang untuk outsourcing kebutuhan-kebutuhan mereka
terutama kepada sektor informal, ataupun perusahaan lainnya, sehingga
mengefisienkan dan meminimalisir ongkos produksi.

Knight tidak mampu mendelegasikan tugas dengan baik, sehingga di tahun


1983 Nike mengalami kemunduran karena tidak tepatnya perencanaan dari pelaksana
yang dipercaya oleh Knight waktu itu. Waktu itu pengelola yang dipercaya Knight
mengubah image Nike dari sepatu atletik menjadi sepatu kasual. Padahal saingannya
Reebok lebih dahulu mengembangkan sepatu untuk aerobik, sehingga konsumen lebih
percaya pada Reebok. Nike membutuhkan perencanaan baru untuk mengembalikan
posisi Nike sebagai produsen sepatu nomor satu dengan penjualan yang secepatnya.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, R. N. (2012). Retrieved February 27, 2021, from https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/kdv74/download&ved=2ahUKEwjD3JnD24nvAh
VTfSsKHcXaDK0QFjAAegQIARAC&usg=AOvVaw3-8Z80HTBbMBdiND2omlQa

Permata, A. S. (2021). Academia. Retrieved February 27, 2021, from Academia:


https://www.academia.edu/31999333/STRATEGI_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_DALAM_OR
GANISASI_DAN_CONTOH_KASUS

Suprapto. (2016). DIKLAT HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI TINGKAT DASAR. In MODUL STUDI KASUS
DIKLAT HUKUM KONTRAK KONSTRUKSI TINGKAT DASAR (pp. 2-8). Bandung.

Anda mungkin juga menyukai