Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL)

OLEH: KELOMPOK 10
ANSAR HK 105721128720
FITRIANI 105721130820
PUTRI ADILAH 105721132620

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-nya kami telah menyelesaikan
tugas ini dan terimaksih kepada bapak dosen sehingga kami dapat menambah wawasan, pengetahuan
tentang Meningkatkan Proses Pengambilan Keputusan. Oleh karena itu dengan segala keterbatasan
mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini , kami menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna , saran serta kritik yang membangun dapat menjadi pembelajaran agar makalah ini menjadi
lebih baik.

Terimakasih .

Makassar, 15 Mei 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengambilan Keputusan dalam Sistem informasi Manajemen…………………… 2

2.2 Pengambilan Keputusan dalam Sistem Informasi…………………………………………………… 4

2.3 Peran Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan…………………….. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………….15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia bisnis, sistem informasi manajemen
sangat dibutuhkan untuk membantu kegiatan bisnis agar tetap bisa berjalan dengan baik. Hampir di
setiap bidang pasti membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengontrol dan mengurus sebuah
informasi dengan baik dan rapi.

Tujuan dari pembuatan sebuah sistem informasi yang paling utama adalah untuk membantu
aktivitas bisnis dan pekerjaan manusia. Sehingga dapat diimplementasikan secara lebih tersistem
dan terstruktur.
1.2 Rumusan Masalah
a. Menjelaskan Konsep Pengambilan Keputusan dalam Sistem informasi Manajemen
b. Menjelaskan Pengambilan Keputusan dalam Sistem Informasi
c. Menjelaskan Peran Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengambilan Keputusan dalam Sistem informasi Manajemen

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah


untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan. Dalam manajemen, pengambilan keputusan
(decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer
merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi
yang ia pimpin. Kelalaian dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari
kerugian citra sampai pada kerugian uang.
Ada masalah yang mudah diselesaikan ada pula masalah yang sulit, tergantung besarnya
masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang bermanfaat dan terkenal sebagai
kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon terdiri
atas tiga tahap, yaitu:

1.Pemahaman

Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang


diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memecahkan masalahnya.

2.Perancangan

Menemukan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat


digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara
pemecahan dan menguki apakah data pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.

3.Pemilihan

Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan.

2
Berdasarkan kerangka dasar tersebut, maka dalam mengambil keputusan secara efektif
maka diperlukan beberapa tahap agar keputusan yang diambil dapat membantu pencapaian
tujuan organisasi. Berikut tahapan proses pengambilan keputusan :

Tahap 1 :

Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan


bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukakan atau bahkan sering hanya mengidentifikasi
masalah, bukan penyebab dasar. Para manajer dapat mengidentifikasi masalah dengan
beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua,
manajer mencari penyimpangan atau perubahan dari yang “normal”.

Tahap 2 :

Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan
merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah Manajer harus menentukan data-data apa
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mengolah data tersebut
hingga menjadi informasi yang relevan.

Tahap 3 :

Pengembangan alternatif-alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif


keputusan pertama yang “feasible” sering menghindarkan manajer dari pencapaian
penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah alternatif
memungkinkan manajer menolak kecenderunganuntuk membuat keputusan terlalu cepat dan
membuat keputusan yang efektif.

Tahap 4:

Evaluasi alternatif-alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif


manajer harus mengevaluasi sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasi untuk menilai
efektifitas setiap alternatif

Tahap 5 :

Pemilihan alternatif terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai


alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manajer dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kebijakan manajer

3
Tahap 6 :

Implementasi Keputusan. Setelah alternative terbaik terpilih, para manajer harus


membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dan masalah yang mungkin
dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manajer perlu memperhatikan berbagai
resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan.. Disamping itu, pada
tahap implementasi keputusan manajer juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan
periodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan
keputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

Tahap 7 :

Evaluasi hasil-hasil Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer


harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan
hasil yang diinginkan.

Diharapkan dengan melakukan proses pengambilan keputusan secara tepat dapat


mampu mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian
tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif.

2.2 Pengambilan Keputusan dalam Sistem Informasi

Pengambilan keputusan dalam bisnis biasanya terbatas pada manajemen. Saat ini, para
karyawan dengan tingkat rendah bertanggung jawab atas beberapa dari pengambilan keputusan
tersebut, sebagaimana system informasi akan membuat informasi menjadi tersedia bagi para
karyawan yang tingkatannya lebih rendah di dalam bisnis. Akan tetapi, apa yang kita maksudkan
dengan pengambilan kepusan yang lebih baik? Bagaimana pengambilan keputusan ini dapat
dilakukan dalam bisnis dan organisasi lainnya?

Tipe Keputusan

Keputusan tidak terstruktur (unstructured decisions) adalah keputusan yang pengambil


keputusan harus memberikan pertimbangan, evaluasi, dan wawasan untuk memecahkan
permasalahan. Setiap keputusan tersebut adalah baru, penting dan tidak rutin,serta tidak ada
pengertian yang dipahami benar atau prosedur yang setujui bersama pengambilannya.

4
Keputusan terstruktur (structured decisions) sifatnya berulang dan rutin serta
melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak perlu diperlakukan seakan-
akan masih baru. Level : Senior executive
Keputusan semiterstruktur (semistructured decisions) yaitu yang hanya sebagia
masalahnya mempunyai jawaban yang jelas tersedia denga prosedur yang disetujui bersama.
Secara umum, keputusan terstruktur lebih umum dijumpai pada tingkat organisasi rendah,
sedangkan masalah yang tidak terstruktur lebih umum dijumpai pada tingkat tinggi.

Proses Pengambilan Keputusan

Mengambil suatu keputusan merupakan suatu proses yang melibatkan banyak langkah.
Simon (1960) mengambarkan 4 langkah berada dalam mengambil keputusan, kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi. Perhatikan gambar berikut:

TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

penemuan masalah

apakah masalahnya?
KECERDASAN

penemuan solusi

apa saja solusi yang


RANCANGAN
mungkin?

pemilihan solusi

solusi mana yang

terbaik?
PILIHAN

5
Pengujian solusi:

Apakah solusi tersebut IMPLEMENTASI

Bekerja?

Inteleje (intelligence) terdiri atas menemukan, mengidentifikasi dan memahami masalah yang
terjadi pada organisasi- mengapa masalah itu terjadi, di mana, dan akibat apa yang dialami
perusahaan.

Rancangan (desing) melibatkan identifikasi dan pencarian berbagai solusi masala

Pilihan (choice) adalah tentang memilih alternative solusi yang ada .

Implementasi (implementation) adalah tentang membuat alternative yang dipilih dapat bekerja,
dan tetap mengawasi seberapa baik kerja solusi tersebut.

Apa yang terjadi apabila solusi yang Anda pilih tidak berguna? Gambar di atas
menunjukkan bahwa Anda dapat kembali kepada tahap sebelumnya dalam proses pengambilan
keputusan dan mengulanginya bila perlu. Sebagai contoh dalam menghadapi penurunan
penjualan tim manajemen penjualan mungkin memutuskan untuk memberikan komisi yang
lebih tinggi pada petugas penjualan apabila hal ini meningkatkan penjualan, manajer perlu
menyelidiki apakah akar masalahnya adalah buruknya rancangan produk, pelayanan pelanggan
yang tidak memadai, atau adanya kasus lain yang membutuhkan solusi yang berbeda.

Manajer dan Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata

Peran Manajerial

Para manajer memainkan peran penting dalam organisasi. Tanggung jawab mereka
adalah mengambil keputusan, membuat laporan, menghadiri rapat, hingga merencanakan pesta
untuk tahunan. Kita dapa memahami fungsi manajer dan perannya dengan lebih baik dengan
cara mempelajari perilaku manajer gaya klasik dan kontemporer.

Model manajemen klasik (classical model of management), yang menggambarkan apa


yang dilakukan oleh para manjer, yang umumnyatidak dipertanyakan pada lebih dari 70 sejak

6
tahun 1920-an. Henri Fayol dan para tokoh pada masa awal lainnya yang pertama
menggambarkan 5 fungsi klasik dari para manajer yaitu merencanakan memutuskan, dan
mengendalikan. Gambaran mengenai aktivitas manajemen tersebut mendorong pemikiran
manajemen dalam waktu yang lama, dan masih terkenal hingga saat ini.

Model manajemen klasik menjelaskan fungsi manajerial secara formal, tetapi


menunjukkan apa yang dilakukan para manjer secara terperinci saat mereka merencanakan
memutuskan sesuatu, dan mengendalikan pekerjaan orang lain. Dalam hal ini, kita kembali pada
karya-karya para pakar perilaku kontemporer yang mempelajari para manajer dalam
aktivitasnya sehari-hari. Model perilaku (behavioral models) menyatakan bahwa perilaku yang
sebenarnya dari para manajer terlihat kurang sistematis, kurang reflektif, lebih reaktif, dan
kurang terorganisasi dengan baik dari pada model klasik yang telah kita yakini.

Peran Antarpribadi. Dalam peran antarpribadi (interpersonal role), bertindak sebagai


figure utama dalam organisasi ketika mereka mewakili perusahaan kepada dunia luar dan
melakukan tugas-tugas simbolik, seperti memberikan penghargaan karyawan. Manajer
bertindak sebagai pemimpin, memberikan motivasi, nasihat, dan bawahannya. Manajer juga
bertindak sebagai penghubung antara berbagai tingkatan organisasi ; pada setiap tingkatan
tersebut, manajer bekerja sebagai penghubung antar anggota tim manajemen. Manajer
memberikan waktu dan bantuan, yang diharapkan akan dibalas.

Peran Informasi. Dalam peran informasi (informational role), manajer bertindak sebagai
pusat saraf dari organisasi, menerima informasiterkini yang paling konkret dan
mendistribusikannya kembali kepada mereka yang memerlukannya. Manajer adalah penyebar
informasi dan juru bicara dalam organisasinya.

Peran Pengambil Keputusan. Manajer mengambil keputusan. Dalam peran pengambil


keputusan (decisional role), mereka bertindak sebagai wirausahawan dalam mengusulkan jenis-
jenis aktivitas baru, menangani gangguan-gangguan yang muncul dalam organisasi;
mengalokasikan sumber daya kepada para staf yang membutuhkan; dan menegosiasikan konflik
dan menjadi penengah antara kelompok-kelompok yang bertikai.

7
Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata

Kualitas Informasi. Keputusan yang berkualitas tinggi memerlukan informasi yang


berkualitas tinggi. Apabila keluaran dari system informasi tidak memenuhi kriteria kualitas ini,
maka proses pengambilan keputusan akan sulit dilakukan.

Penyaring Manajemen. Walaupun dengan informasi yang tepat waktu dan akurat,
tetapi beberapa manajer mengambil keputusan yang buruk. Para manajer (seperti halnya semua
manusia) menyerap informasi melalui serangkaian penyaringan untuk memahami dunia di
sekitar mereka. Para manajer memiliki bias-bias yang bervariasi yang menolak informasi yang
tidak sesuai dengan konsepsi mereka sebelumnya.

Kritik dan Inersia Organisasional. Organisasi adalah birokrasi dengan kemampuan


kompentensi terbatas untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat menentukan. Ketika
lingkungan berubah dan perusahaan perlu mengadopsi model bisnis baru untuk bertahan,
kekuatan yang besar dalam organisasi menolak pengambilan keputusan untuk peribahan besar.
Keputusan yang diambil perusahaan sering menujukkan penyeimbangan dari kelompok-
kelompok yang berada dalam perusahaan dan bukan solusi yang terbaik atas masalah yang
dihadapi.

2.3 Peran Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan

Pada era sekarang ini informasi dirasa menjadi kebutuhan hidup semua kalangan
masyarakat seperti halnya sandang, pangan dan papan. Dalam banyak hal informasi telah
mampu mengguncangkan berbagai bidang kehidupan masyarakat yang meliputi bidang
Ekonomi, Sosial Budaya, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan. Dengan perkembangan ilmu dan
teknologi informasi telah banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat Indonesia
dalam menjalankan kegiatannya. Keberadaan dan peranan teknologi informasi telah membawa
era baru perkembangan di segala bidang,tetapi perkembangan tersebut belum diimbangi
dengan peningkatan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan tujuan lembaga
tersebut. Informasi merupakan segala bentuk komunikasi yang menambah pengertian dan
pengetahuan, yang berguna bagi si penerima informasi tersebut. Informasi ibarat darah yang
mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sumber dari informasi adalah data yaitu kenyataan
yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan kesatuan nyata. Data merupakan

8
bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebiih
lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.

Sebagian besar informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan suatu nilai
uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektivitasnya, yang sebagian nlai informasi didasarkan beberapa
sifat yaitu:
a. Mudah diperoleh 
Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh.
b. Luas dan lengkap
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai
volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya.
c. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi.
d. Kecocokan
Sifat ini menunjukkan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang
dihadapi.
e. Ketepatan Waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus
untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para
pemakai biasanya tepat waktu.
f. Kejelasan
Sifat ini menunjukkan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang
tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
g. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya
dengan lebih dari satu keputusanm tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan.
h. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran
informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

i. Tidak ada prasangka

9
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna
mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
j. Dapat diukur
Sifat ini menunjukkan hakikat informasi dihasilkan dari sistem informasi formal.

Nilai informasi yang sempurna adalah pengambil keputusan diijinkan untuk memilih
keputusan optimal dalam setiap hal dan bukan keputusan yang rata-rata akan menjadi optimal
dan untuk menghindari kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian.

Kualitas suatu informasi terbagi ada 3 bagian

a. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
Akurat juga bebarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat
karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan
(noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
b. Tepat waktu
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah
usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam
pengambilan keputusan.

c. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk
orang satu dengan orang yang lain berbeda.
Peranan SIM dalam Pengambilan Keputusan
Salah satu fungsi yang sangat penting dalam kepemimpinan, yaitu pengambilan
keputusan, seorang pimpinan sebagian besar waktu, perhatian, maupun pikirannya
dipergunakan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi seseorang
dalam kepemimpinan organisasi maka pengambilan keputusan menjadi tugas utama yang harus
dilaksanakan. Perilaku dan cara pimpinan dalam pola pengambilan keputusan sangat
mempengaruhi perilaku dan sikap dari pada stafnya. Pengambilan keputusan sebuah hasil dari
pemecahan masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan

10
pemilihan dari salah satu alternatif dari alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari
proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
a. Posisi atau kedudukan
Dalam rangka pengambilan keputusan, posisi atau kedudukan dapat dilihat dalam hal:
letak posisi, sebagai pembuat keputusan, penentu keputusan, atau staf tingkatkan posisi,
sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, atau teknis.
b. Masalah
Masalah atau problem adalah yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan dari yang diharapkan, direncanakan, dikehendaki atau harus
diselesaikan.
c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor dalam keadaan uamh berkaitan satu sama lain, dan
yang secara bersama-sama memencarkan pengaruh terhadap kita beserta yang hendak kita
perbuat.

d. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak,
daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor tersebut merupakan sumber daya.
e.Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha pada umumnya telah tertentu atau ditentukan. Tujuan yang
telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.
Jenis-jenis Pengambilan Keputusan
a. Keputusan berdasarkan tingkat keputusan
Pada umumnya sebuah lembaga memiliki hirarki manajemen. Secara klasik hirarki ini
terbagi atas 3 tingkatan yaitu:

 manajemen puncak.
 manajemen menengah.
 manajemen tingkat bawah.

11
b. Keputusan yang berdasarkan regularitas
Pengambilan keputusan terprogram pengambilan keputusan yang bersifat rutinitas dan
berulang-ulang dengan cara penannggulangan telah ditentukan untuk penyelesaikan
masalah melalui: Keputusan yang berdasarkan regularitas dan berulang-ulang dengan cara
penannggulangan telah ditentukan untuk penyelesaikan masalah melalui:

 Prosedur (serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti oleh
pengambil keputusan).
 Aturan (ketentuan yang mengatur yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan
oleh pengambil kebijakan).
 Kebijakan (pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan).

Pengambilan keputusan tidak terprogram: pengambilan keputusan yang bersifat


tidak rutinitas dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak berstuktur.
c. Keputusan berdasarkan lingkungan
keputusan terbagi menjadi 4 yaitu:

 Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti.


 Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko.
 Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti.
 Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam bisnis biasanya terbatas pada level manajemen, akan
tetapi sekarang ini, karyawan golongan rendah bertanggung jawab atas beberapa keputusan
juga, karena sistem informasi membuat informasi menjadi tersedia untuk golongan yang lebih
rendah.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jtanzilco.com/blog/detail/232/slug/konsep-pengambilan-keputusan-dalam-
sistem-

https://www.academia.edu/33571937/
MAKALAH_SISTEM_INFORMASI_MANAJEMEN_MENINGKATKAN_PROSES_PENGAMBILAN_KE
PUTUSAN

https://fib.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/208-peran-sistem-informasi

14

Anda mungkin juga menyukai