Anda di halaman 1dari 11

1.

Model Pengambilan Keputusan


a. Model Optimasi
Sasaran yang ingin dicapai dengan model optimasi adalah bahwa dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang ada, organisasi memperoleh hasil terbaik
yang paling mungkin dicapai. Sikap pengambil keputusan, norma-norma serta
kebijaksanaan organisasi berperan penting dalam menentukan kriteria apa yang
dimaksud dengan hasil terbaik yang mungkin dicapai itu.
Menurut Rainey (1991) rasionalitas memiliki arti dan dimensi yang
bermacam-macam, tetapi dalam ilmu-ilmu sosial rasionalitas itu meliputi
komponen-komponen sebagai berikut:
1) Para pembuat keputusan mengetahui secara jelas tujuan-tujuannya secara
relevan.
2) Pembuat keputusan mengetahui dengan jelas kriteria untuk menilai tujuan-
tujuan itu dan dapat menyususn peringkat dari tujuan-tujuan tersebut.
3) Mereka memeriksa semua alternatif untuk mencapai tujuan mereka.
4) Mereka memilih alternatif yang paling efisien untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan.
b. Model Satisficing
Model satisficing berarti pengambil keputusan memilih alternatif solusi
pertama yang memenuhi criteria keputusan minimal. Dengan tidak berusaha untuk
mengejar seluruh alternatif untuk mengidentifikasi solusi tunggal untuk
memaksimalkan pengembalian ekonomi, manajer akan memilih solusi pertama
yang muncul untuk memecahkan masalah, bahkan jika solusi yang lebih baik
diperkirakan akan ada kemudian. Pengambil keputusan tidak dapat menjustifikasi
waktu dan pengorbanan untuk mendapatkan kelengkapan informasi.Masalah
kompleks disederhanakan (hanya mengambil inti masalahnya saja/bounded
rationality) sampai pada tingkat dimana pengambil keputusan siap
menyelesaikannya.
Model satisficing, para pengambil keputusan merasa cukup bangga dan
puas apabila keputusan yang diambilnya membuahkan hasil yang memadai,
asalkan persyaratan minimal tetap terpenuhi. Ide pokok dari model ini adalah
bahwa usaha ditujukan pada apa yang mungkin dilakukan “sekarang dan disini”
dan bukan pada sesuatu yang mungkin optimal tetapi tidak realistis dan oleh
karenanya tidak mungkin dicapai. Model ini terdapat dua keyakinan:
1
1) Ketidakmampuan pengambil keputusan untuk menganilisis semua
informasi.
2) Pada tahap tertentu dalam proses pengambilan keputusan, timbul berbagai
beban yang tidak dapat dipikul dalam bentuk waktu, uang, tenaga, dan
frustasi dalam usaha memperoleh informasi tambahan.
c. Model Mixed Scanning
Scanning berarti usaha mencari, mengumpulkan, memproses, menilai, dan
menimbang-nimbang informasi dalam kaitannya dengan menjatuhkan pilihan
tertentu. Model mixed scanning berarti bahwa setiap kali seorang pengambil
keputusan mengahadapi dilema dalam memilih suatu langkah tertentu, satu
keputusan pendahuluan harus dibuat tentang sampai sejauh mana berbagai sarana
dan prasarana organisasi akan digunakan untuk mencari dan menilai berbagai
fungsi dan kegiatan yang akan dilaksakan. Para ahli berpendapat bahwa, dalam
penggunaan model ini keputusan- keputusan yang fundamental dibuat setelah
terlebih dahulu melakukan pengkajian terhadap berbagai alternatif yang paling
relevan, yang kemudian dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi.Unsur-
unsur dari pendekatan yang rasional dan incremental digabungkan, dan
penggabungan ini dipandang dapat saling isi mengisi, dalam arti kelebihan
pendekatan yang rasional memperkuat kelebihan pendekatan yang inkremental.
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan
para pembuat keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa
semakin besar kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan
kekuasaannya guna mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin
besar keperluannya untuk melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning
itu, semakin efektif pengambilan keputusa tersebut. Dengan demikian, model
pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang
menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan moder inkremental
dalam proses pengambilan keputusan.
Keputusan ini dimungkinkan membuat keputusan-keputusan besar yang
mempunyai dampak jangka panjang, dan juga keputusan-keputusan dengan ruang
lingkup terbatas. Mereka dapat menggabungkan kedua perspektif tersebut, yaitu
yang berjangka panjang dan luas dengan yang sempit bertahap dengan maksud
mencegah mereka membuat keputusan inkremental yang kurang melihat jauh ke
depan.
2
d. Model Heuritis
Pada hakikatnya model ini berarti, bahwa faktor-faktor internal yang
terdapat dalam diri seseorang pengambil keputusan lebih berpengaruh dari pada
faktor- faktor eksternal. Dengan kata lain, seorang pengambil keputusan lebih
mendasarkan keputusannya pada konsep-konsep yang dimilikinya, berdasarkan
persepsi sendiri tentang situasi problematik yang dihadapi. Dalam praktek model
ini digunakan apabila para pengambil keputusan tidak tersedia kemampuan untuk
melakukan pendekatan yang matematikal atau apabila bagi pengambil keputusan
tidak tersedia kesempatan untuk memanfaatkan berbagai sumber oraganisasional
untuk melakukan pengkajian yang sifatnya kuantitatif.
Model pengambilan keputusan memang beraneka ragam, namun perlu
diperhatikan bahwa tidak ada satu model pun yang cocok digunakan untuk mengatasi
semua jenis situasi problematik yang dihadpi oleh organisasi.Karena itu kemahiran yang
perlu dikembangkan oleh para pengambil keputusan ialah memilih secara tepat satu atau
gabungan beberapa model, dan menyesuaikannya dengan tuntutan situasi yang dihadapi.
Alasan mengapa para pengambil keputusan cenderung memilih model pengambilan
keputusan yang sederhana ialah karena mereka tidak bisa tidak harus mempertimbangkan
berbagai faktor intern, terutama nilai-nilai organisasional yang dianut dan berbagai
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi kedudukannya.

2. Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen


Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan
mereka.Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan
informasi untuk manajemen setiap tingkatan.Tiap-tiap kegiatan dan keputusan
manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda.Oleh karena itu untuk
dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka
pengembang sistem informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan
oleh manajemen dan tipe keputusannya.
a. Tipe Keputusan Manajemen
Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen
dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe,
yakni:
1) Keputusan terprogram/keputusan terstruktur

3
Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen
tingkat bawah.Contoh: Keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang, dan lain-lain.
2) Keputusan setengah terprogram/setengah terstruktur
Keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan
rutin dan sebagian tidak terstruktur.Keputusan ini seringnya bersifat rumit
dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih,
keputusan alokasi dana promosi.
3) Keputusan tidak terprogram/tidak terstruktur
Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu
terjadi.Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.Informasi untuk
pengambilan keputusan tidak terstruktur dan tidak mudah untuk didapatkan
dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan
luar.Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam
pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung
dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yang jarang
terjadi.
b. Tipe Informasi
Sistem informasi sekarang peranannya tidak hanya sebagai pengumpul data
dan mengolahnya menjadi informasi berupa laporan-laporan keuangan saja, tetapi
mempunyai peranan yang lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi
manajemen untuk fungsi-fungsi perencanaan, alokasi-alokasi sumber daya,
pengukuran dan pengendalian.Laporan-laporan dari sistem informasi memberikan
informasi kepada manajemen mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi
di dalam organisasi untuk menjadi bukti yang berguna di dalam menentukan
tindakan yang diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi,
yaitu:
1) Informasi Pengumpulan Data (Scorekeeping Information)
Informasi yang berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab
pertanyaan.Berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja
personil-personilnya.
2) Informasi Pengarahan Perhatian (Attention Directing Information)
4
Membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang
menyimpang, ketidakberesan.Informasi ini membantu manajemen
menengah untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3) Informasi Pemecahan Masalah (Problem Solving Information)
Informasi untuk membantu para manajer atas mengambil keputusan
memecahkan permasalahan yang dihadapinya.Problem solving biasanya
dihubungkan dengan keputusan yang tidak berulang-ulang serta situasi
yang membutuhkan analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
c. Karakteristik Informasi
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka
manajemen membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan
manajemen dengan kegiatan yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi yang
berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain:
1) Kepadatan Informasi
Untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah
terperinci (detail) dan kurang padat, karena terutama digunakan untuk
pengendalian operasi.Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi
tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring
(terfilter), lebih ringkas dan padat.
2) Luas Informasi
Manjemen bawah karakteristik informasi adalah terfokus pada suatu
masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai
tugas yang khusus.Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik informasi
yang semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah
yang luas.
3) Frekuensi informasi
Manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterimanya adalah
rutin, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang
terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke
waktu.Manajemem tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak
rutin atau adhoc (mendadak), karena manajemen atas berhubungan dengan
pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak
jelas.
4) Waktu Informasi
5
Manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah informasi
historis, karena digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian
operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk
manajemen tingkat tinggi, waktu informasi lebih ke masa depan berupa
informasi prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan
strategi yg menyangkut nilai masa depan.
5) Akses Informasi
Level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-ulang,
sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan
dalam bentuk laporan periodik.Dengan demikian akses informasi tidak
dapat secara online, tetapi dapat secara offline. Sebaliknya untuk level
lebih tinggi, periode informasi yang dibutuhkan tidak jelas, sehingga
manajer-manajer tingkat atas perlu disediakan akses online untuk
mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan.
6) Sumber Informasi
Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian
internal perusahaan, maka manajer-manajer tingkat bawah lebih
membutuhkan informasi dengan data yang bersumber dari internal
perusahaan sendiri, tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada
masalah perencanaan strategi yang berhubungan dengan lingkungan luar
perusahaan, sehingga membutuhkan informasi dengan data yang
bersumber pada eksternal perusahaan.

3. Riset Empiris

Judul : Peranan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Proses Pengambilan


Keputusan Jangka Panjang Mengenai Investasi Aktiva Tetap Pada Pt. Cakra
Buana Megah
Penulis : Duward A.K Panjaitan & Harijanto Sabijono
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen, Universitas Sam
Ratulangi Manado

Informasi adalah faktor yang amat penting bagi aktivitas organisasi. Informasi
diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan

6
keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, yang
mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif yang
tersedia. Oleh karena itu, pengambilan keputusan selalu berusaha mengumpulkan
informasi untuk mengurangi ketidakpastian dalam pemilihan alternatif tersebut.
Informasi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan di era Globalisasi sekarang
ini.Khususnya, Informasi akuntansi manajemen sangat dibutuhkan untuk organisasi
dalam mengatasi ketidakpastian.Kondisi ini membawa organisasi dan manajemennya
untuk melakukan restrukturisasi, rekapitalisasi serta reorganisasi dalam setiap kegiatan
agar kompeten, efektif, dan efesien.Dibutuhkan suatu sistem perencanaan dan
pengawasan yang terpadu. Segala sesuatu akan berjalan lebih baik apabila direncanakan
dengan prinsip kehati-hatian dan kematangan. Sebelum melaksanakan aktivitas,
sebaiknya perusahaan terlebih dahulu membuat perencanaan kegiatan yang hendak
dilaksanakan agar perusahaan mempunyai pedoman kerja dan dapat mencapai
keuntungan yang maksimal.
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan selalu menghadapi berbagai
masalah. Diantaranya adalah bagairnana agar perusahaan dapat beroperasi seefisien
mungkin, sehingga dapat tercaya keuntungan yang maksimal. Untuk menghadapi
masalah tersebut, diperlukan suatu sistem pelaporan intern yang memadai, sehingga
kalau terjadi penyelewengan ataupun pemborosan dalam proses produksi dapat segera
diatasi. Dalam sistem pelaporan intern ini diperlukan akuntansi manajemen.
Akuntansi manajemen merupakan jaringan penghubung yang sistematis dalam
penyajian informasi yang berguna dan dapat daya untuk membantu pimpinan perusahaan
dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengambilan keputusan tentang pemilihan beberapa alternatif pada akuntansi
diferensial dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Keputusan jangka panjang dan
keputusan jangka pendek. Keputusan jangka panjang merupakan keputusan yang diambil
manajer, dimana hasil dari keputusan tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih dari
satu tahun. Altematif yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan jangka
panjang antara lain yaitu; membeli atau menyewa mesin, membeli mesin secara tunai
atau angsuran, dan lain-lain. Keputusan jangka pendek merupakan keputusan yang
diambil manajer, dimana hasil dari keputusan tersebut dapat langsung dirasakan pada
tahun dimana keputusan tersebut diambil. Altrenatif yang harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan jangka pendek antara lain yaitu; apakah pesanan dibawah harga

7
pokok diterima atau ditolak, menjual sekarang atau memproses lebih lanjut produk
tertentu.

Pembahasan
Pengambilan Keputusan
Winardi (2001:112) mendefenisikan pengambilan Keputusan merupakan pilihan
yang didasarkan atas kriteria tertentu mengenai alternatif kelakuan tertentu dari pada 2
buah alternatif atau lebih.
Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Mulyadi (2001:115) menyatakan langkah- langkah dalam pengambilan keputusan
meliputi, antara lain :
a. Pengakuan dan perumusan atau peluang
b. Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasian konsekuensi setiap
tindakan alternatif
c. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif yang memuaskan
d. Implementasi dan penindaklanjutan

Menurut Mulyadi (2001:293) ada empat metode untuk menilai suatu usulan investasi,
yaitu :
a. Payback Period
b. Average Return on investment
c. Present value
d. Discount Cash Flows
Jenis Informasi Akuntansi Manajemen
Jenis informasi akuntansi manajemen yang dikemukakan oleh Halim dan Supomo
(2005:7) adalah sebagai berikut:
a. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information)
b. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting)
c. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility Accounting)
Informasi Akuntansi Manajemen dalam Proses Pengambilan Keputusan Investasi
Penyusunan program merupakan proses perencanaan jangka panjang yang
didalamnya manajemen merencanakan alokasi sumber daya (resources) kepada berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk pelaksanaan strategi
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Di antara berbagai informasi yang

8
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, informasi akuntansi
manajemen, yang berupa aktiva diferensial pendapatan diferensial, dan atau biaya
diferensial merupakan informasi penting untuk menilai kelayakan ekonomis suatu
rencana investasi.
Informasi aktiva diferensial memberikan ukuran berapa jumlah dana tambahan
yang akan ditanamkan pada penggantian aktiva tetap tertentu, sedangkan pendapatan
diferensial dan biaya diferensial memberikan ukuran kenaikan produktivitas yang
diperoleh dengan adanya penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut. Oleh
karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan , biaya diperhitungkan
berdasarkan azas waktu (accural basis), namun dalam perhitungan kriteria pemilihan
investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah
biaya tunai.
Akuntansi manajemen berperan mengolah masukan data untuk menghasilkan
keluaran berupa informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Dalam pengambilan
keputusan manajemen tentang biaya pada masa yang akandatang dalam berbagai
alternaitif yang akan terjadi, setiap manajer menggunakan biaya relevan. Biaya pada
masa mendatang tidak pernah kita temui dalam pembukuan perusahaan, yang ada
pembukuan di perusahaan adalah catatan historis, oleh karena itu untuk menentukan
biaya-biaya relevan diperlukan kemampuan untuk memprediksi.

Pembahasan
Informasi akuntansi diferensial hanya digunakan untuk memilih salah satu
alternatif dari 2(dua) atau lebih alternatif untuk menjadi keputusan pada masa-masa akan
datang. Dengan kata lain, informasi yang digunakan dalam differential accounting adalah
informasi mendatang (future estimate), dan informasi tersebut merupakan informasi
mengenai perbedaan antara alternatif yang dihadapi pada pembuat keputusan (decision
maker). Informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu bermanfaat untuk
menganalisis prestasi masing-masing manajer pusat pertanggung jawaban.Untuk tujuan
analisis prestasi tipe informasi ini dari pada informasi akuntansi biaya penuh, karena
prestasi masing-masing manajer dapat lebih diidentifikasikan sesuai dengan pusat
pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Disamping itu, informasi akuntansi
pertanggungjawaban masa lalu dapat membantu membangkitkan motivasi para manajer
pusat pertanggungjawaban.

9
Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang menyangkut masa yang akan
datang digunakan dalam kegiatan perencanaan, khususnya perencanaan tahunan, yang
dikenal dengan nama anggaran (budget).PT. Cakra Buana Megah, peranan informasi
akuntansi manajemen dalam proses pengambilan keputusan jangka panjang mengenai
investasi aktiva tetap yaitu memutuskan untuk membeli atau menyewakan aktiva tetap
yang didasarkan pada penghematan biaya. Hasil penelitian Tilaar (2015) mengenai
Analisis biaya diferensial dalam pengambilan keputusan membeli atau memproduksi
sendiri bahan baku daging ayam olahan pada UD. Adi Paslah Manado menunjukan
penggunaan informasi biaya diferensial membantu pengambil keputusan untuk
memutusakan membeli dari luar daerah karena pendapatan diferensial lebih besar dari
biaya diferensial dan dapat meningkatkan laba. Informasi aktiva diferensial memberikan
ukuran berapa jumlah dana tambahan yang ditanamkan pada aktiva tetap tertentu,
sedangkan pendapatan differensial memberikan ukuran kenaikan produktivitas yang
diperoleh dengan adanya penghematan biaya aktiva tetap yang direncanakan
tersebut.Peranan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan investasi
di PT. Cakra Buana Megah dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menyewa
aktiva tetap adalah tipe akuntansi differensial.

Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: PT. Cakra Buana Megah munggunakan
informasi akuntansi differensial dalam pengambilan keputusan mengenai investasi
apakah membeli atau menyewa aktiva tetap dimana informasi akuntansi manajemen
digunakan untuk memilih salah satu alternatif investasi aktiva tetap yang ada, seperti
pada saat pengambilan keputusan membeli atau menyewa excavator. PT. Cakra Buana
Megah menggunakan konsep biaya relevan (relevant cost) dalam proses pengambilan
keputusan jangka panjang mengenai investasi aktiva tetap.Prediksi biaya yang dibuat
tidak tepat maka akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Kesalahan menetapkan jumlah sumber ekonomi yang akan dialokasikan kepada
program-program tertentu pada masa yang akan datang dapat mengakibatkan pemilihan
program yang akan dilaksanakan tidak tepat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan, Duward A.K & Sabijono, Harijanto. (2015). Peranan Informasi Akuntansi
Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Jangka Panjang Mengenai Investasi
Aktiva Tetap Pada Pt. Cakra Buana Megah. Jurnal EMBA, 3(2), 1-8
Rainey, Hal. (1991). Undestanding And Managing Publik Organization. London: Jossey-
Bass Publisher.
Septiani, Yulia. (2017). Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen.
(https://yuliaseptianiblog.wordpress.com/2017/10/25/konsep-dasar-pengambilan-
keputusan-manajemen/, diakses pada 10 April 2019)
Siagian, S. P.(2003).Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: CV Haji Mas
Agung.
Vanessa, Pipit. (2015). Model-Model Pengambilan Keputusan.
(http://pipitvanessa.blogspot.com/2015/10/model-model-pengambilan-keputusan.html,
diakses pada 10 April 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai