Anda di halaman 1dari 57

Pengambilan Keputusan

TIM MANAJEMEN
FARMASI
Hakekat Keputusan
Contoh keputusan 
1. Manajer Puncak Menentukan tujuan2 organisasi, produk atau
jasa apa yang akan dijual dan bagaimana cara terbaik untuk
membiayai berbagai operasi serta dimana tempat yang tepat
untuk pabrik yang baru.
2. Manajer Tingkat Menengah menentukan jadwal produksi,
menyeleksi karyawan baru, dan mengevaluasi karyawan
untuk kebutuhan pelatihan, pengembangan dan pembayaran
3. Karyawan/pekerja menentukan hal2 yang berkaitan dengan
pekerjaannya seperti, apakah akan datang tepat waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan, apakah harus memenuhi
permintaan yang dibuat oleh atasan secara jelas
Keputusan ( Decision )
adalah Pilihan – pilihan yang
dibuat dari dua alternatif
atau lebih
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah
suatu proses memilih alternatif terbaik dari
serangkaian alternatif keputusan untuk
mencapai hasil yang diinginkan .
Atau
Serangkaian tahapan yang dilakukan dalam
mengidentifikasi masalah, memilih suatu
alternatif dan mengevaluasi keputusan dari
informasi atau data yang diperoleh dari sumber
Definisi pengambilan keputusan dan urgensinya
Pengambilan keputusan muncul sebagai reaksi atas
sebuah masalah (problems) artinya ada ketidaksesuaian
antara perkara saat ini dan keadaan yang diinginkan.
Tetapi dalam menetapkan sebuah masalah dan sebuah
keputusan tergantung cara menginterprestasikan
misalnya  terjadinya penurunan penjualan sebesar
2%, PT. A Menganggap bahwa prosentase penurunan
tersebut masih bisa diterima sehingga tidak perlu
mengambil satu tindakan tertentu, sedangkan PT.B
menganggap bahwa prosentase penurunan tersebut
merupakan satu permasalahan yang serius sehingga
perlu ada tindakan perbaikan untuk mengatasi hal
tersebut
PENGAMBILAN KEPUTUSAN RASIONAL
Situasi terbaik dalam memanfaatkan pertimbangan Rasional
• masalah yang terstruktur (mis. Masalah permesinan)
• apabila data terpercaya tersedia untuk analisis
• tersedia contoh untuk memahami kondisi sejenis

Kelebihan Kekurangan
Metode yang teruji dan mapan Diasumsikan sudah ada pengetahuan
Fokus pada pengumpulan data dan yang akan dihasilkan
kriteria yang ditetapkan Model linier dan tidak dinamis

Mengurangi subyektifitas (mengikuti langkah-langkah


Efisien – tergantung teknologi yang keterkaitan)
Dimunculkan sebagai sebagai
diterapkan (pengumpulan dan
pengolahan serta presentasi data) obyektif namun pengambilan
Yang umum digunakan konsep dasar keputusan oleh siapapun
BCR (Benefit-Cost Ratio) dan membutuhkan justifikasi pribadi (tidak
Probabilitas  hasilnya ‘kepuasan’ bebas nilai)
atau ‘optimasi’/ ‘maksimasi’

“It is impossible to be purely rational”


- Herbert Simon, Nobel Prize Winner
Tiga Kategori Pekerjaan Manajer
(Mintzberg, 1973)

1. Peran Interpersonal: figur kepala,


pemimpin, penghubung.

2. Peran Informasional: monitor,


diseminator, jurubicara.
3. Peran Keputusan: entrepreneur,
menangani kekacauan, pengatur
alokasi sumberdaya, negosiator.
4 Tipe Model Umum Pengambilan
Keputusan
 Iconic (Scale) Models.   Mathematical (Quantitative)
penyederhanaan dari model Models. 
abstrak; replika fisik dari sebuah hubungan yang kompleks dari
sistem, biasanya berdasarkan banyak sistem umumnya tidak
perbedaan skala dibandingkan dapat sepenuhnya terwakili. Untuk
aslinya dapat mengabstraksikannya
diperlukan pemanfaatan model-
 Analog Models.  model matematis. (Probability, B/C
ratio, others)
berlawanan dengan model iconic,
tidak mirip dengan sistem yang riel
tetapi mempunyai perilaku yang  Mental models
mirip. memberikan gambaran subyektif
bagaimana seseorang memikirkan
tentang suatu situasi.
Model
Model Pengambilan
Pengambilan Keputusan
Keputusan
Manajerial
Manajerial
Model Ekonomi-Rasional
 Kerangka perspektif bagaimana suatu keputusan diambil dengan asumsi
bahwa pengambil keputusan memiliki informasi akurat yang lengkap

 Model Keputusan-Perilaku (Behavioral Decision)


 Tidak seperti Model Ekonomi-Rasional, model Keputusan-Perilaku ini
memahami adanya keterbatasan manusia yang membuat keputusan rasional
sulit untuk dicapai.
Jenis Keputusan Terkait
dengan Masalah yang Dihadapi
1. Keputusan terprogram, yaitu suatu
keputusan yang terstruktur dan
berulang yang dapat ditangani
dengan pendekatan rutin.
2. Keputusan tidak terprogram, yaitu
suatu keputusan yang memerlukan
suatu pemecahan yang dibuat sesuai
kebutuhan
Keputusan terprogram
Deskripsi =berulang & rutin serta telah dikembangkan
prosedur untuk menanganinya
Keputusan berulang danrutin, sehingga dapat
deprogram
Teknik penangangan = norma, prosedur kerja, strultur
organisasi
Pelaku = middle & lower management
Contoh = pembelian bahan baku, penetapan harga
Keputusan tidak terprogram
Deskripsi = keputusan baru dan tidak tersusun.
Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi
Teknik penanganan = proses pemecahan masalah
umum, pertimbangan, intuisi dan kreativitas
Pelaku =top management
Contoh =konflik dengan tenaga kerja, konflik dengan
masyarakat sekitar pabrik
Definisi Masalah
Masalah dan Kesempatan
Masalah adalah : suatu perbedaan antara keadaan
pekerjaan yang ada dan keadaan pekerjaan yang
dikehendaki
Kesempatan merupakan : suatu kondisi dimana
kondisi tersebut memberi kesempatan bagi organisasi
untuk memanfaatkannya agar diperoleh hasil melebihi
dari hasil diharapkan.
Jenis Masalah
1. Masalah yang terstruktur dengan baik yaitu masalah –
masalah yang bersifat lugas, tidak asing dan mudah
dirumuskan
2. Masalah yang tidak terstruktur dengan baik yaitu
masalah –masalah baru yang informasinya bersifat
ambigu atau tidak lengkap
Faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan
1. Kondisi Kepastian adalah suatu kondisi dimana pengambil
keputusan mempunyai informasi sepenuhnya tentang
masalah yang dihadapi, alternatif – alternatif pemecahan
masalah yang tepat karena hasil – hasil dari setiap
alternatif – alternatif pemecahan tersebut telah diketahui.
2. Resiko adalah suatu kondisi yang dapat diidentifikasi,
diprediksi kemungkinan terjadi dan kemungkinan –
kemungkinan dari setiap pemecahan yang sesuai dengan
hasil yang diinginkan atau dicapai
3. Ketidakpastian adalah suatu kondisi dimana pengambil
keputusan tidak memiliki kepastian atau tidak dapat
menentukan sesuatu yang subyektif kedalam
kemungkinan yang bersifat obyektif
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MEMPEROLEH
INFORMASI YANG
DIPERLUKAN DARI
BAWAHAN

MEMBICARAKAN
MENGGUNAKAN
PERMASALAHAN
MASUKAN
YANG DIHADAPI
TEKHNIK INFORMASI YANG
DENGAN PARA
PENGAMBILAN TERSEDIA PADA
BAWAHAN SECARA
KEPUTUSAN WAKTU TERTENTU
INDIVIDUAL

MEMBICARAKAN
KEPUTUSAN DIAMBLI
PERMASALAHAN
BERDASARKAN
DENGAN PARA
MUSYAWARAH
BAWAHAN SECARA
KELOMPOK
KELOMPOK
SISTEM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

1. Sistem keputusan terbuka


Memandang suatu keputusan berada dalam suatu lingkungan
yang kompleks dan sebagian tidak diketahui. Keputusan lebih
banyak dipengaruhi lingkungan dan lingkungan lebih banyak
dipengaruhi keputusan.
Contoh “kenaikan harga produk
2. Sistem keputusan tertutup
Menganggap bahwa suatu keputusan dipisah dari suatu masukan
yang tidak diketahui dari lingkungan. Manajer mengetahui
seluruh alternative dan keluarannya.
Contoh : system absensi karyawan.
Proses pengambilan keputusan dan
elemen-elemen dasarnya
1. Model Rasional
 Rasional adalah Membuat pilihan yang konsisten dan
memaksimalkan nilai dalam batasan – batasan tertentu
 Batasan – batasan tertentu adalah (1) kejelasan
masalah, (2) Pilihan – pilihan yang diketahui (3) Pilihan
– pilihan yang jelas (4) Pilihan – pilihan yang konsisten
(5) tidak ada batasan waktu dan biaya (6) Hasil
Maksimum
 Keputusan yang rasional adalah model pembuatan
keputusan yang mendeskripsikan bagaimana individu
seharusnya berprilaku untuk memaksimalkan hasil
Ada 6 langkah prilaku individu
untuk memaksimalkan hasil
dengan model rasional
1. Mendefinisikan Masalah
Untuk mendefinisikan masalah harus secara jelas karena
seringkali terjadi kesalahan dalam hal ini seperti masalah
tidak terlihat atau tidak terdefinisikan secara jelas maka
manajer perlu membedakan masalah dengan gejala yang
tampak.
2. Mengidentifikasikan kreteria keputusan
Artinya Mengembangkan Alternatif Pemecahan masalah
secara kreatif, walaupun ada batasan ( constraint) sehingga
pengembil keputusan dapat menentukan apa yang relevan
dalam membuat keputusan
3. Menimbang Kreteria yang telah diidentifikasi sebelumnya
artinya melakukan evaluasi dan memilih alternatif terbaik
melalui serangkaian kreteria. Misalnya dengan
menggunakan sistem “skoring”
4. Membuat berbagai alternatif
Artinya setelah melalui berbagai pertimbangan tadi maka
diambil satu keputusan misalnya Alternatif yang diambil
adalah alternatif dengan “skor” paling tinggi untuk setiap
kreterianya merupakan alternatif terbaik.
5. Implementasi
Hal ini merupakan tahapan yang paling sulit dalam proses
pengambilan keputusan
6. Follow Up dan Evaluasi
Monitor dan evaluasi dilakukan untuk memastikan
pelaksanaan keputusan mengenai sasaran atau tujuan yang
dituju
2. Model Kreativitas
 Kreativitas adalah kemampuan menciptakan ide – ide
baru dan bermanfaat.
 Tujuannya adalah membantu mengidentifikasikan
dan memahami masalah yang belum jelas
 Ada 3 komponen model kreativitas :
a) Keahlian
 yaitu dasar untuk setiap pekerjaan kreatif yang
bisa diperoleh dari kemampuan, pengetahuan,
kecakapan dan potensi diri.
 Misalnya untuk menjadi seorang ahli maka
individu tersebut harus memiliki pengetahuan
yang luas tentang keahliannya tersebut
b) Keterampilan – keterampilan kreativitas atau
berpikir kreatif
yaitu karakteristik pribadi yang berhubungan
dengan krativitas serta kemampuan untuk
menggunakan analogi serta bakat untuk melihat
sesuatu yang lazim dari sudut padang yang
berbeda
 misalnya seorang peneliti akan menjadi lebih
kreatif jika berada dalam suasana hati yang baik,
jadi untuk mendapatkan hal tersebut banyak hal
yang menyenangkan bisa dilakukan seperti
mendegarkan musik, makan makanan favorit
atau bersosialisasi dengan individu yang lain.
c) Motivasi Tugas Intrinsik
 yaitu keinginan untuk mengerjakan sesuatu
karena adanya dorongan dalam diri individu
dan pengaruh dari lingkungan kerja
 misalnya hal tersebut dilakukan karena
manarik, rumit, mengasyikkan, memuaskan
atau menantang secara pribadi. Serta
lingkungan kerja memberikan support dalam
bentuk konstruktif seperti memberikan
penghargaan dan pengakuan atas kreatifitas
individu ybs
3. Model Intuisi /firasat
 Yaitu Sebuah proses tidak sadar sebagai
hasil dari pengalaman yang disaring atau
kekuatan yang muncul dengan cepat
tanpa intervensi dari berbagai proses
yang masuk akal /sadar
 Contoh pada saat bawahan anda
memberikan laporan anda merasa bahwa
ada ketidaksesuaian dalam laporan
tersebut
Pada kondisi bagaimana
individu cenderung menggunakan intuitifnya
1. Ketika terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi
2. Ketika hanya sedikit teladan yang bisa digunakan
3. Ketika variabel – variabelnya kurang bisa diprediksi secara ilmiah
4. Ketika fakta – fakta dibatasi
5. Ketika fakta – fakta tersebut tidak menunjukan titik terang
6. Ketika hanya sedikit menggunakan data analitis
7. Ketika terdapat beberapa solusi alternatif masuk akal yang bisa
dipilih
8. Ketika waktu sangat terbatas
9. Ketika adanya tekanan untuk membuat keputusan yang tepat
The Manager’s Decision Role
Proses Pengambilan Keputusan
Behavioral
Behavioral Decision
Decision Model
Model
Satu konsep yang penting untuk dipahami dalam proses
pengambilan keputusan:

Bounded
Rationality Intuition
Analisis yang tidak disadari
Mengenal keterbatasan manusia berdasarkan pengalaman
oleh adanya pembatasan (yang lalu)
organisasional, seperti waktu,
informasi, sumberdaya, dan juga
kapabilitas mentalnya

Satisficing Escalation of
Suatu pencarian sampai Commitment
dengan tingkat memuaskan Kecenderungan untuk menambah
dan tidak perlu sampai komitmen dari aksi (hasil keputusan)
sempurna atau optimal sebelumnya seperti yang diharapkan jika
seorang pimpinan jika mengikuti proses
pengambilan keputusan yang efektif
Hambatan dalam Membuat Keputusan

Ego in Decision Making


1/3 ego drove the decision
81%edict or persuasion drove the
decision
2/3 never explored alternatives once
they made up their minds

- Dr. Paul Nutt, Why Decisions Fail


Hambatan dalam Membuat Keputusan

Kekuatan x Ego = Kelemahan


 Confidence (percaya diri) Sense of infallibility (tidak merasa bersalah)
 Quickness (kecepatan) Overhastiness (terlalu terburu-buru)
 Sharp wit (bijak) Abrasiveness (pembawaan kasar)
 Determination Inflexibility
 Dedication Workaholism
 Commitment Intolerance
 Perseverance (tekun) Resistance to change (kaku)
 Persuasive Manipulation

- Adapted from The Paradox of Success by John O’Neil


Influencing Do’s dan Don’ts
(Jenny Rogers “Influencing Skills”)

Influencing do’s
􀂃 Try to understand the other person
􀂃 Listen and show you are listening
􀂃 Know yourself
􀂃 Ask open questions
􀂃 Create rapport
􀂃 Let people find their own solutions
􀂃 Stay open to being influenced yourself
􀂃 Create common ground through your Influencing don’ts
enthusiasm 􀂃 Start with a fixed position that you are
determined to defend
􀂃 Interrupt the other person with your
views
􀂃 Talk more than you listen
􀂃 Overly rely on facts, figures, logic, data
􀂃 Make assumptions about the other
person’s
motivation
􀂃 Leave other people to guess what you
want
Apa yang membuat keputusan
berkualitas?

Kewaspadaan dapat meningkatkan


kualitas keputusan. Kewaspadaan
yang dimaksud di sini adalah
adanya perhatian terhadap
prosedur pengambilan keputusan
yang benar
Strategi Umum Pengambilan Keputusan
Spontanitas Hasrat
Memilih opsi pertama yang muncul dalam Memilih opsi yang memungkin untuk mencapai
benak/pikiran; tanpa menghiraukan adanya pilihan hasil terbaik walaupun akan berhadapan dengan
alternatif lainnya resiko

Patuh
Menghindar
Mengikuti aturan atau tata nilai atau kesepakatan
Memilih opsi yang sebisa mungkin terhindar dari
hasil yang buruk
Penundaan
Menunda pemikiran dan tindakan sampai tinggal
Keamanan
terbatas beberapa opsi saja
Memilih opsi yang kemungkinan cukup berhasil,
hanya membebani sedikit orang, dan diarahkan
Menyulitkan untuk pilihan yang sedikit beresiko
Terakumulasinya banyak informasi sehingga
membingungkan dalam menganalisis opsi
Sintesis
Intensi Memilih opsi yang memiliki peluang terbaik
untuk berhasil dan paling disukai
Memilih opsi yang dapat memuaskan secara
intelektual maupun emosional sekaligus
Strategi Pengambilan Keputusan
Manajerial

STRATEGI OPTIMUM
Memutuskan memilih alternatif solusi terbaik dari sejumlah alternatif

STRATEGI KEPUASAN
Memutuskan memilih solusi yang telah memenuhi persyaratan
minimum (tidak harus sempurna atau seluruh alternatif dikaji)

STRATEGI QUASI KEPUASAN


Menggunakan bobot daripada menghitung satu per satu faktor atau
variabel penentu
8 Elements of Smart Choices
Problem
Objectives
Alternatives
PrOACT
Consequences
Tradeoffs

Kondisi dasar
(lingkungan) yang Uncertainty
menjadi perhatian Risk tolerance
utama pada setiap
penetapan elemen Linked Decision
PrOACT

Hammond, et.al., 1999. Smart Choices; A Practical Guide to Making Better Decisions
Problem
• Cara kita menetapkan problem
menunjukkan kerangka keputusan kita
• Solusi yang baik bagi penempatan
permasalahan suatu keputusan yang Langkah
pas akan menjadi smarter choice • tanya: mengapa perlu membuat
daripada excellent solution untuk keputusan?
penempatan permasalahan yang lemah
• apa kendala dalam membuat
• Kelemahan utama dalam keputusan
memformulasikan permasalahan
pengambilan keputusan adalah sifat • identifikasi elemen dasar dalam
malas . Oleh karena itu dianjurkan untuk membuat keputusan
senantiasa kreatif dalam merumuskan • temu-kenali faktor terkait dengan
solusi – ubahlah permasalahan menjadi masalah
peluang  ciptakan alternatif kreatif
• rumuskan definisi permasalahan
yang aplikatif
• uji rumusan permasalahan
dengan pihak lain
Objective
Langkah:
SMART Objectives…
 Specific 1. Tulis seluruh hal yang menjadi
perhatian untuk mengarahkan
 Measurable pada Objectives
 Achievable 2. Ubah perhatian2 tadi menjadi
Objectives
 Reach 3. Bedakan antara hasil akhir dan
 Time-bound makna hasil, contoh atlit lari
mencapai garis finis di Olimpiade
4. Klarifikasi makna tadi menjadi
Objectives
5. Uji alakah Objectives tadi masih
tercakup dalam perhatian2 di atas

The reason most people never reach their goals is that they
don’t define them… Winners can tell you where they are going,
what they plan to do along the way, and who will be sharing the
adventure with them.
– Denis Waitley
Alternative

Kunci memperoleh alternatif lebih baik


• manfaatkan rumusan Objectives, tanyakan bagaimana mencapainya?
• kaji kemungkinan hambatan-hambatan
• tumbuhkan aspirasi
• gunakan pikirin sendiri terlebih dulu
• belajar dari pengalaman
• tanya pendapat pihak lain
• identifikasi alternatif-alternatif baru
• susun alternatif tersebut baru kaji/evaluasi
• jangan pernah berhenti mencari alternatif

“ Don’t box yourself in with limited alternatives”


Hammond, 1999
Consequences

Susun tabel konsekuensi:


1. Siapkan mental anda untuk kondisi masa
yang akan datang
2. Buat jabaran ‘free-form’ konsekuensi
untuk setiap alternatif
3. Hindari / kurangi setiap alternatif yang
kurang menguntungkan berdasarkan
kajian konsekuensi
4. Organisir jabaran konsekuensi dari setiap
alternatif terpilih

“ be sure you really understand the consequences of


your alternatives before make a choice”
Hammond, 1999
Tradeoffs

• Bandingkan konsekuensi dan


alternatif kemudian tetapkan atau
kurangi sejumlah pilihan yang tidak
menguntungkan.
• Tradeoff merupakan pilihan atas
perbandingan masing-masing
alternatif dan konsekuensinya yang
dinilai atas dasar objectives

“ Decision with multiple objectives can not be resolved


(ditetapkan) by focusing on any one objective”
Hammond, 1999
Kelebihan Kekurangan
 Berbagi pengalaman dan  Butuh waktu lebih banyak
keahlian dari beberapa individu  Ada dominasi minoritas
 Lebih banyak data, informasi,  Ada kecenderungan kompromi
dan pengetahuan yang  Ada kecenderungan anggota
terakumulasi grup lebih terkonsentrasi pada
 Masalah dipandang dari kepentingan individual dari
berbagai sektor tujuan kelompok
 Lebih banyak anggota yang  Tidak terhindar dari tekanan
dapat memperoleh kepuasan sosial
 Lebih banyak dapat diterima  Ada kecenderungan lebih
dan sepakat dengan keputusan sebagai kelompok pemikir
yang diambil (bukan pengambil keputusan)

Group decision making is becoming more common as organizations focus


on improving customer service and push decision making to lower levels.
Guidelines
Guidelines for
for Decision
Decision Making
Making
by
by Richard
Richard Denhardt
Denhardt

Jaga komitmen dalam proses pengambilan


keputusan; manfaatkan komitmen ini dan biarkan
data/informasi yang terpercaya bukan emosi yang
mengarahkan keputusan
Dapatkan asupan dari staf, khususnya yang
berkaitan dengan permasalahan kerja yang
bersangkutan, sebelum membuat keputusan kunci
Hindari sebisa mungkin pola pengambilan
keputusan ‘top-down’
Yakin terhadap dukungan kelompok pengambil
keputusan dalam organisasi
Teknik
Teknik yang
yang digunakan
digunakan untuk
untuk menghasilkan
menghasilkan “Quality
“Quality in
in Group
Group
Decision
Decision Making”
Making”
 Brainstorming
 membuka segala kemungkinan pemikiran tanpa harus dievaluasi
 Nominal Group Technique
 suatu proses rancangan struktural untuk mensimulasi secara kreatif ‘group decision making’
manakala ada kelemahan dalam pencapaian kesepakatan atau ada kelemahan penguasaan
pengetahuan terhadap permasalahan yang dihadapi dari para anggota
 Delphi Technique
 Suatu teknik analisis yang digunakan untuk memprediksi keadaan masa depan tanpa harus
melibatkan pertemuan dengan ‘group decision making’ secara langsung (tatap muka)
 Devil’s Advocacy Approach
 seseorang atau subkelompok diutus untuk mengkritisi rumusan tindakan dan
mengidentifikasi permasalahan yang perlu menjadi perhatian sebelum adanya keputusan final
 Dialectical Inquiry
 Approaches a decision from two opposite points and structures a debate between conflicting
views
Faktor penghalang pengambilan
keputusan yang efektif
Relaxed avoidance = tidak bersedia bertindak karena
tahu konsekunsi tidak terlalu besar
Relaxed change = baru bertindak setelah memahami
konsekuensinya cukup serius. Memilih alternative yang
pertama kali ditemukan, belum optimal.
Defensive avoidance = membiarkan orang lain
mengerjakan keputusan dengan menanggung
konsekuensi keputusan tersebut memilih alternative
yang paling aman.
Panic = mengambil keputusan yang tidak rasional atau
realistis
Penyebab keputusan buruk
Perhatian pada masalah yang salah
Tidak memberi kesempatan peran serta desakan dari pilihan-
pilihan yang terpaksa (vested interest)
Memaksakan diri karena desakan waktu dan stress
Terlalu banyak menggunakan intuisi dan penghakiman
Mempraktekan pengambilan keputusan dogmatis
Gagal memberi perhatian pada nilai-nilai/keyakinan
Masalah dalam membuat estimasi subyektif
Gagal menggunakan analisis
Masalah dalam mengkomunikasikan hasil-hasil analitis
Melalaikan etika
Implikasi Manajerial
dalam Pengambilan
Keputusan
Gaya Pengambilan Keputusan
1. Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah Suatu gaya pengambilan keputusan
dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang
rendah dan cara berpikirnya yang rasional
2. Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan
dengan toleransi yang tinggi terhadap
ambiguitas/ketidakjelasan dan cara
berpikirnya rasional
3. Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan
dengan toleransi yang tinggi untuk
ambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir
intuitif yang tinggi juga
4. Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan
dengan toleransi yang rendah untuk
ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara
berpikir intuitif yang tinggi
Etika Pembuat Keputusan
Pengantar
Etika berasal dari bahasa Yunani,
yaitu ethos yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat.
Ilmu yang membahas perbuatan baik
dan perbuatan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia
Nilai
Ukuran untuk menentukan apakah sesuatu
hal baik atau buruk, benar atau salah, sesuai
atau tidak sesuai dsb
Norma

Aturan yang diberlakukan untuk mengatur


tingkah laku seseorang dalam kehidupannya.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan “Self Control” karena segala sesuatu
dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan sosial (Profesi) itu sendiri
Etika bisnis merupakan standart nilai yang
digunakan sebagai pedoman bagi manajer
dan karyawan dalam pengambilan
keputusan dan mengoperasikan bisnis
yang etik (benar )
Secara sederhana etika dapat diartikan
sebagai suatu aturan main yang tidak
mengikat karena bukan hukum. Tetapi
harus diingat dalam praktek bisnis sehari-
hari etika dapat menjadi batasan bagi
aktivitas bisnis yang dijalankan.
Tiga Pandangan atau
kreteria keputusan etis
1. Utilitarian ( utilitarianisme )
 Yaitu keputusan dibuat semata – mata
berdasarkan hasil atau konsekuensinya
misalnya dengan mempertimbangkan
efesiensi, produktivitas dan laba yang
tinggi
Contoh kasus
pelanggaran etika bisnis

kasus lumpur lapindo bencana memaksa


penduduknya kehilangan tempat tinggal,
sementara perusahaan terkesan hanya
menyelamatan aset aset perusahaannya
saja daripada mengatasi kerusakan
lingkungan dan sosial yang ditimbulkan
kasus obat anti nyamuk HIT yang diketahui
memakai bahan pestisida berbahaya yang
dilarang pengunaannya sejak tahun 2004, dalam
kasus ini perusahaan sudah meminta maaf dan
berjanji akan menarik produknya , kesan
menarik produknya yang menyababkan kanker
itu terkesan tidak sungguh – sungguh dilakukan
karena sampai sekarang produk berbahaya itu
masih beredar dipasaran
dari kedua kasus tersebut bagaimana
perusahaan mau melakukan apa saja demi laba,
2. Hak
 Yaitu pembuat keputusan dengan penekanan
pada penghormatan dan perlindungan
terhadap hak – hak asasi manusia misalnya
hak pribadi, berbicara dengan bebas dsb
 Contoh individu/pekerja/karyawan yang
melaporkan kepada pihak luar tentang
perlakuan atau perbuatan tidak etis yang
sudah dilakukan perusahaan kepadanya
3. Keadilan
 Artinya mengharuskan individu untuk
menentukan dan menjalankan
peraturan – peraturan dengan baik dan
adil
 Misalnya dalam hal pemberian bayaran
yang sama untuk setiap individu tanpa
melihat perbedaan2 kinerja, pengunaan
sistem senioritas dalam membuat
keputusan
Simpulan
Dalam setiap kreteria memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Fokus pada utilitarianisme akan meningkatkan efesiensi dan
produktivas, tetapi dapat mengakibatkan pengabaian hak –
hak individu khususnya individu yang tidak memeliki
pengaruh dalam pengambilan keputusan, fokus pada hak
akan menghambat produktivas dan efesiensi dari
perusahaan sedangkan fokus pada keadilan menurunkan
motivasi dari para individu karna apapun yang mereka
lakukan dan bagaimana hasil kerja mereka maka mereka
mendapatkan sesuatu yang sama
Sekian &
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai