Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN

KEUANGAN
Pertemuan ke 11
I.
ANALISIS FINANSIAL
Mengapa diperlukan analisis
finansial?
Analisis finansial diperlukan dalam pengelolaan usaha atau
perusahaan dan gunanya adalah untuk mengetahui :
• keadaan perusahaan
• pembuatan rencana pembelanjaan atau rencana lain
• kontrol operasi perusahaan
• menentukan nilai perusahaan.
• Suatu perusahaan yang dapat memenuhi kewajibannya jangka
pendek, yaitu menunjukkan likuiditas yang baik, belum berarti
hasil usahanya itu sukses. Oleh karena itu perlu mengetahui
sumber modal kerja yang menyebabkan dana yang tersedia
bertambah atau berkurang.
• Penilaian perusahaan yang sering dilakukan adalah dengan
perbandingan antara lain :
 1. Rasio Jangka Pendek
Rasio Jangka Pendek, adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, dengan
memperbandingkan aktiva lancar yang tersedia terhadap hutang jangka
pendek, yang tertulis dalam neraca pada waktu tertentu.
• Contoh : keadaan pada 1 Januari 2014
Aktiva lancar Rp.960.000,-
Hutang jangka pendek Rp.600.000,-
--------------------
Modal kerja bersih Rp.360.000,-
Rasio Jangka Pendek 1,6 : 1
 
• Rasio Jangka Pendek dinilai baik tergantung pada kebiasaan dagang yang
berlaku. Secara teoritis perbandingan kurang dari 2 dengan 1, dinilai kurang
memuaskan.
2. Perputaran Barang
Dagangan
Perputaran Barang Dagangan, adalah perbandingan
harga pokok barang yang terjual selama setahun
dengan persediaan rata-rata barang dagangan.
3. Perputaran Aktiva
• Perputaran Aktiva, digunakan untuk mengetahui
besarnya penjualan selama setahun dibanding dengan
aktiva perusahaan.
4. Margin
Margin, adalah perbandingan antara penghasilan
bersih dengan jumlah penjualan, jadi menggambarkan
berapa persen dari penjualan seluruhnya merupakan
penghasilan bersih.
Contoh :
• Perhitungan selama periode 1 tahun.
Hasil penjualan .............................................Rp.4.000.000,-
• Dikurangi :
Harga pokok ...........Rp.2.000.000,-
Gaji dan lembur ......Rp. 800.000,-
Biaya operasional +
Sewa gedung ...........Rp. 700.000,-
----------------------------- Rp.3.500.000,-
----------------------
Pendapatan kotor ........................................ Rp. 500.000,-
Dikenakan pajak …………………………. .......... Rp. 100.000,-
-----------------------
Pendapatan bersih …………………………......... Rp. 400.000,-
400.000
• Margin adalah = ---------------- x 100% = 10%
4.000.000
5. Return on Investment
(ROI)
• Return on Investment (ROI), adalah perbandingan
antara pendapatan bersih dengan aktiva bersih rata-
rata yang digunakan atau perbandingan antara laba
bersih dengan total investasi.
• Rumus :
Laba Bersih
ROI = ----------------------- x 100%
Total Investasi
6. Break Event Pont (BEP)
• Break Event Pont (BEP) atau Titik Impas, adalah suatu
keadaan dimana tidak memperoleh laba maupun
menderita rugi. Jadi bila jumlah penghasilan sama jumlah
biaya yang dikeluarkan, lebih rendah dari titik ini akan rugi
dan lebih besar dari ini akan untung.
Komponen yang terkait dengan BEP
adalah :
a. Biaya Tetap, adalah biaya yang tidak tergantung jumlah
pelayanan yang diberikan. Biasanya perhitungan ini dihitung 1
tahun.
• Yang termasuk biaya tetap, diantaranya :
1. Gaji 7. Pemeliharaan
2. Sewa/penyusutan gedung, alat 8. Cucian
3. Listrik, telepon 9. Kebersihan
4. Koran  10. Keamanan
5. Air 11. Cicilan utang
6. Alat tulis 12. Pemasaran
b. Biaya Variabel, adalah biaya yang terkait dengan jumlah
pelayanan yang diberikan, jadi makin besar jumlah
pelayanannya makin besar pula. Yang termasuk biaya
variabel, diantaranya : pembelian, karcis, hadiah, dll.
c. Pendapatan, hasil penjualan barang (obat, alkes, makanan,
dll)
• Rumus :
Biaya Tetap
BEP = -------------------------------------------
1 – Biaya Variabel / Pendapatan
Contoh Perhitungan ROI dan BEP dalam Pendirian
suatu Apotik
 
1. Modal
• Kebutuhan modal terbagi atas modal tetap, modal operasional dan cadangan modal.
a. Modal tetap
1). Mebelair ...................................... Rp. 7.000.000,-
2). Perlengkapan apotek ..................... Rp. 5.000.000,-
3). Sepeda motor ............................... Rp. 12.000.000,-
4). Biaya perijinan .............................. Rp. 1.000.000,-
------------------------------
Jumlah Rp. 25.000.000,-
 
b. Modal operasional .......................... Rp.150.000.000,-
c. Cadangan modal ............................... Rp. 5.000.000,-
-------------------------
Total Modal ................. Rp.180.000.000,-
2. Rencana Anggaran dan Pendapatan Tahun I
A. Biaya Rutin Perbulan Tahun I
a. Tenaga Kerja
1). Apoteker (1orang) ........................ Rp. 500.000,-
2). Asisten Apoteker (2 orang) .......... Rp. 350.000,-
3). Juru Resep (2 orang) .................... Rp. 300.000,-
4). Administrasi (2 orang) ................. Rp. 300.000,-
5). Pembantu umum (1 orang) ......... Rp. 150.000,-
-------------------------
Total a ................. Rp.1.600.000,-
 
b. Biaya lain-lain
1). Biaya sewa rumah ……………… Rp. 500.000,-
2). Administrasi …………………….... Rp. 100.000,-
3). Listrik, air, telepon, koran …… Rp. 200.000,-
4). Lain-lain …………………………......Rp. 100.000,-
--------------------------
Total b ………….. Rp. 900.000,-
--------------------------
Biaya keseluruhan (a + b) …………. Rp. 2.500.000,-
• B. Biaya Rutin Tahun I
1). Biaya rutin bulanan x 12
Rp. 2.500.000,00 x 12 = Rp. 30.000.000,-
2). THR (1 bulan gaji) ………...... Rp. 1.600.000,-
3). SHU (1 bulan gaji) .............. Rp. 1.600.000,-
---------------------------
Total biaya rutin Tahun I ... Rp. 33.200.000,-
 
•C. Proyeksi Pendapatan Tahun I
Proyeksi resep masuk 30 lembar per hari dengan harga rata – rata perlembar di
perkirakan Rp.15.000,-
Misalkan :
1). Penjualan obat resep Tahun I :
30 x 25 x 12 x Rp.15.000,- = Rp.135.000.000,-
2). Penjualan obat bebas
25 x 12 x Rp.200.000,- = Rp. 60.000.000,-
3). Penjualan OWA
25 x 12 x Rp. 100.000,- = Rp. 30.000.000,-
---------------------------
Total Pendapatan = Rp.225.000.000,-
 
 
• D. Pengeluaran Rutin Tahun I
1). Pembelian obat resep .................... Rp.101.250.000,-
2). Pembelian obat bebas ……………... Rp. 54.000.000,- Biaya Variabel
3). Pembelian OWA ………………......... Rp. 22.500.000,-
4). Pengeluaran rutin Tahun I ………...... Rp. 33.200.000,- (Biaya Tetap)
---------------------------
Total Pengeluaran ……..... Rp.210.950.000,-
• E. Perkiraan Rugi Laba Tahun I
1). Pendapatan Tahun I .......................... Rp.225.000.000,-
2). Pengeluaran Tahun I ......................... Rp.210.950.000,-
--------------------------
Laba Kotor .......................... Rp. 14.050.000,-
Pajak pendapatan (15%) ..... Rp. 2.107.500,-
--------------------------
Laba Bersih .......................... Rp. 11.942.500,-
• F. Perhitungan ROI dan BEP Tahun I
 
1). Pay Back Periode (PBP)
Total Investasi
PBP = ----------------------------- x 1 tahun
Laba Bersih
 
 
Rp.180.000.000,-
PBP = ----------------------------- x 1 tahun = 15 tahun
Rp.11.942.500,-
 
Laba Bersih
• 2). ROI = ------------------------------- x 100%
Total Investasi
 
Rp. 11.942.500,00
= --------------------------------- x 100% = 6.63 %
Rp. 180.000.000,00
 
Biaya Tetap
3). BEP = -------------------------------------------
1 – Biaya Variabel / Pendapatan
 
Rp. 33.200.000,-
= --------------------------------------------------------
1 – Rp. 177.750.000,- / Rp.225.000.000,-
 
= Rp. 158.095.238,- / tahun
= Rp. 13.174.603,- / bulan
= Rp. 526.984,- / hari
 
Biaya Tetap
• Persentase BEP = --------------------------------------- x 100%
Pendapatan – Biaya Variabel
 
Rp. 33.200.000,00
= ------------------------------------------------ x 100%
Rp.225.000.000 – Rp.177.750.000
 
= 70,3%
• Kapasitas BEP = Persentase BEP x Jumlah lembar resep / tahun
= 70,3% x 9000
= 6327 lembar resep / tahun
= 528 lembar resep / bulan
= 21 lembar resep / hari
II.
TEKNIK EFISIENSI
Penerapan Teknik Efisiensi
• Efisiensi adalah pencapaian hasil yg besar dengan biaya yg
sehemat mungkin.
• Perlu dipertimbangkan hasil yg besar dengan biaya yg hemat
sehingga penerapannya harus dapat mencapai kedua hal ini.
• Efisiensi akan merupakan wujud nyata akibat dari
kompetisi, apalagi kalau kompetisi tarif mulai
diberlakukan, selain itu akan upaya memperkuat diri
sendiri, sambil menggali sumber penerimaan yg
tersembunyi. Pengendalian persediaan melalui teknik
efisiensi dan penerapannya dibidang logistik termasuk obat
dilakukan dengan menghitung ROP, EOQ dan EOI.
• ROP (Re Order Point) mengetahui titik mana
perbekalan harus diadakan kembali.
• EOQ (Economic Order Quantity) mengetahui jumlah
barang yang paling ekonomis harus diadakan.
• EOI (Economic Order Interval)  untuk mendapatkan
gambaran setiap berapa hari dilakukan pengadaan
ulang.
ECONOMIC ORDER
QUANTITY (EOQ)
• Tujuan teknik EOQ ini adalah untuk mengetahui berapa
besar jumlah stok logistik yang ekonomis artinya adalah
sejumlah persediaan barang yang dapat dipesan pada suatu
periode untuk tujuan meminimumkan biaya dari
persediaan barang tersebut. Hal ini karena bila Rumah
Sakit membeli dalam jumlah banyak, biaya untuk menyimpan
barang tersebut akan semakin tinggi karena adanya ongkos
penyimpanannya, jika pembelian dilakukan dalam jumlah
yang kecil, frekuensi pembelian akan lebih sering dan biaya
untuk memesannya akan lebih besar.
• Teknik EOQ tersebut akan membantu dalam rangka hal penting berikut ini :
1. Pembuktian
2. Analisis Kuantitatif yang dapat dipergunakan dalam rangka
perencanaan.
3. Informasi yang berguna dalam rangka menentukan strategi
kompetitif.
4. Memberi peran yang lebih besar pada segi perhitungan yang
rasional.
•  Manfaat secara khusus dari EOQ adalah menjaga agar stok logistik ada dalam
keadaan yang aman tetapi murah.

 
Rumus :
• EOQ = 2. Co. S
Cm. U
 
 
EOQ = Economic Order Quantity
Co     =    Cost per Order ( Biaya tiap kali pesan)
S = Jumlah Unit barang yang dibutuhkan selama 1 periode
Cm = Cost of Maintanance (Biaya penyimpanan dari persentase harga
pembelian).
U = Cost per unit (Harga pembelian barang per unit)
Kebaikan EOQ :
• Menyeimbangkan biaya persiapan dan penyimpanan yang
memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya.
• Saat biaya persiapan tinggi jadi lebih baik buat produk
dengan jumlah besar.
• Sangat baik saat mengatasi masalah yang berkaitan dengan
ketidakpastian.
Re Order Point (ROP)
• Reorder Point (ROP) adalah jumlah barang tersisa pada saat perlu pesan lagi.
• Rumus :
ROP = KL + SS

ROP = Re-Order Point = Jumlah barang tersisa pada saat perlu


pesan lagi
KL = Kebutuhan barang selama “lead time” (selama waktu
pesan atau waktu tunggu) = d x l
SS = Safety Stock (stok pengaman)
• SS = d x l
SS : safety stock
d : jumlah permintaan rata-rata
l : lead time (lamanya waktu antara pemesanan obat
sampai dengan obat diterima)
• FOQ = jumlah kebutuhan pertahun
EOQ
• EOI (Economic Order Interval) = 365
FOQ
SOAL
• Dalam upaya melakukan efisiensi perencanaan dan
pengadaan obat maka Farmasi Rumah Sakit (FRS)
melakukan pengadaan plasbumin dengan analisis EOQ.
Dalam penggunaan plasbumin di FRS tersebut adalah 480
pertahun dan harga per botol adalah Rp 900.000,-. Biaya
penyimpanan diasumsikan 1,5% perbulan dan biaya
pemesanan Rp 50.000,-/order. Jika diketahui lead time nya
2 hari, hitung EOQ, SS, dan ROP?
2 x 50000 x 480
• EOQ = -------------------------- = 17,21 ....> 18 botol
(0,015 x 12) x90000

• SS = 480 / 365 x 2 = 2,63 .....> 3 botol

• FOQ = 480 /18 = 26,67 .....> 27 kali

• EOI = 365 /27 = 13,51 ....> 13 hari

• ROP = KL + SS
= (480/365 x 2) + 3
= 3 + 3 = 6 botol
Kesimpulan :
• Pemesanan / pembelian kembali plasbumin
dilakukan bila sisa persediaan plasbumin di FRS
sudah mencapai 6 botol, pemesan dilakukan
sebanyak 27 kali dan setiap pemesanan 18 botol.
WASSALAMUALIKUM

Anda mungkin juga menyukai