Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RESUME MATERI

EKSTERNALITAS, KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK


DAN POLICY ANALYSIS MATRIX

MATA KULIAH
ANALISIS EKONOMI DAN PERENCANAAN PROYEK
PERTANIAN

Oleh:

Fatahullah 226040100011002

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PASCASARJANA PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
TAHUN 2023
1
I. KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK
1. Pengertian Proyek dan Evaluasi Proyek
Menurut Gittinger (1982), proyek merupakan suatu kegiatan yang
mengeluarkan uang/biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan yang
secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan,
pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Oleh karena itu pendapat Gittinger
(1982) tentang proyek adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber
finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-
keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu.
Sementara Gray, et al (1992) menyatakan bahwa proyek adalah kegiatan-
kegiatan yang dapat direncaakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan
dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat (benefit). yang
dimaksud kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan adalah,
baik sumber daya yang digunakan dalam suaru proyek maupun hasil-hasilnya dapat
dipisahkan dari sumber daya yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain,.
begitu juga hasilnya dapat dipisahkan dari hasil kegiatan yang lainnya. Sementara
kegiatan yang direncanakan, artinya bahwa biaya-biaya maupun hasil pokok dari
proyek dapat dihitung atau diperkirakan, dan kegiatan-kegiatan dapat disusun
sehingga dapat menghasilkan manfaat yang sebesar besarnya.
Berdasarkan manfaat yang dihasilkan dari suatu proyek, manfaat proyek ini
dapat dilihat dari dua sisi, sebagai berikut.
a) Manfaat proyek bagi orang-orang yang terlibat dalam proyek tersebut (peserta
proyek) seperti pemilik modal, para pekerja yang ada di proyek tersebut. Istilah ini
dalam analisis proyek selanjutnya disebut sebagai analisis finansial.
b) Manfaat proyek bagi masyarakat secara keseluruhan (negara) termasuk orang-orang
yang tidak terkait/terlibat langsung dalam proyek tersebut. Istilah ini dalam analisis
proyek selanjutnya disebut sebagai analisis ekonomi.
Menurut Kuntjoro (2002), berdasarkan tujuan perubahan sumber daya
melalui penggunaan investasi, dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) macam proyek,
yaitu sebagai berikut.
a) Proyek Investasi Teknologi; Bertujuan untuk meningkatkan produktivitas per
satuan input yang digunakan.
b) Proyek perluasan penggunaan sumber daya; Bertujuan untuk meningkatkan
tambahan kegunaan dari sumber daya fisik ke dalam kegiatan yang produktif.
c) Proyek perbaikan status golongan ekonomi lemah; Berorientasi pada perubahan
status ekonomi dan kesejahteraan dari golongan tertentu, misalnya pemberian
kredit untuk pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan, proyek perbaikan
gizi, dan proyek imunisasi polio.
d) Proyek perbaikan penanganan pasca panen dan penyalurannya; Proyek ini
umumnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan produsen serta mengurangi
dampak negatif dari adanya fluktuasi harga, dan mengurangi kehilangan dalam
pasca panen.
e) Proyek pembinaan kelembagaan: menekankan pada pembinaan kelembagaan
yang menunjang dan menjamin peningkatan produksi.

Dengan kata lain, evaluasi proyek merupakan penelaahan atau analisis tentang
apakah proyek investasi itu dapat berhasil atau tidak apabila dilaksanakan (Kuntjoro,
2002). Sementara Squire, L dan Herman, G. Van Der Tak (1975) menyebutkan bahwa
evaluasi proyek adalah studi untuk menaksir dan menganalisis manfaat-manfaat dan

2
biaya-biaya dari suatu proyek. Oleh karena itulah, evaluasi proyek ini sering disebut
dengan analisis manfaat dan biaya (Benefit Cost Analysis).
Gray, et. al. (1992) mengungkapkan bahwa tujuan dan manfaat analisis proyek
adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu
proyek.
2) Menghindari pemborosan sumber daya.
3) Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat
memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan.
4) Memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan dan menentukan
prioritas investasi.

A. Aspek-aspek Persiapan dan Analisis Proyek


Untuk dapat merencanakan dan menganalisis proyek secara efektif dan efisien,
pihak-pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap proyek harus
mempertimbangkan berbagai aspek, yang pada akhirnya akan menentukan besarnya
manfaat/keuntungan yang dihasilkan. Aspek-aspek ini saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Gittinger (1986) menyatakan ada 6 (enam) aspek yang harus
dipertimbangkan:
1. Aspek Teknis; Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan penyediaan input dan
output dari barang dan jasa yang akan digunakan serta dihasilkan di dalam suatu
proyek. Analisis secara teknis akan menguji hubungan hubungan teknis yang
mungkin dalam suatu proyek pertanian serta fasilitas fasilitas pemasaran dan
penyimpanan (storage) yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan proyek.
2. Aspek Institusional - Organisasi - Manajerial; yaitu hal-hal yang berkenaan
dengan pertimbangan mengenai sesuai tidaknya proyek tersebut dengan pola sosial
budaya masyarakat setempat.
3. Aspel Sosial; yaitu menyangkut dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan
adanya input dan output yang akan dicapai dari suatu proyek seperti distribusi
pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.
4. Aspek Komersial; yaitu berkenaan dengan rencana pemasaran output yang
dihasilkan proyek maupun rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk
kelangsungan dan pelaksanaan proyek.
5. Aspek Finansial; yaitu berkenaan dengan pengaruh-pengaruh finansial proyek
terhadap peserta yang tergabung/terlibat dalam proyek. Serta berkaitan dengan
administrasi proyek.
6. Aspek Ekonomi; yaitu berkenaan dengan kontribusi proyek terhadap
pembangunan perekonomian dan berapa besar kontribusinya dalam menentukan
penggunaan sumber daya yang diperlukan.

3
B. Siklus Proyek (project cycle)
Selain aspek, hal yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi proyek adalah
Siklus Proyek (Project Cycle). Siklus proyek ini merupakan tahaptahap atau urut-
urutan yang dilalui di dalam kegiatan suatu proyek yang meliputi berikut ini.

Identifikasi

Evaluasi Persiapan dan


Analisis

Pelaksanaan

Penilaian
(Appraisal)
Sumber: Gittinger (1986)
Gambar 1.1.
Siklus Proyek

C. Konsep Dasar Analisis Manfaat dan Biaya


Secara konsep analisis proyek terbagi menjadi analisis finansial yang melihat
segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek dari sudut pandang orang yang terlibat
langsung dengan kegiatan proyek, dan analisis ekonomi yang melihat segala sesuatu
berkaitan dengan proyek dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
yang tidak terlibat dengan proyek
Analisis proyek mencoba untuk menentukan dan menilai biayabiaya dan
manfaat-manfaat yang akan timbul “dengan adanya proyek” dan membandingkannya
dengan kondisi “tanpa proyek”. Perbedaannya adalah tambahan manfaat bersih dari
adanya investasi proyek.
Analisis proyek sering disebut juga sebagai analisis biaya, oleh karena itu
identifikasi biaya dan manfaat menjadi hal yang sangat penting. Biaya merupakan
pengeluaran atau pengorbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap tujuan
atau manfaat yang diterima, sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu
suatu tujuan.

D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Analisis Manfaat Biaya


Pihak-pihak yang umumnya berkepentingan langsung/memerlukan analisis
manfaat biaya adalah investor, kreditor, analis, masyarakat dan pemerintah. Analisis
manfaat biaya merupakan suatu alat, maka persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menganalisisnya supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan adalah harus
dilakukan dengan teliti dan penuh kehati-hatian, didukung data yang lengkap,
dilakukan dengan kejujuran, objektif dan adil, tidak memihak kepentingan tertentu,
serta dapat diuji ulang jika diperlukan untuk menguji kebenaran hasil studi.

E. Metode Analisis Kelayakan Proyek menurut para ahli


Analisis Proyek Pertanian adalah penelitian yang mendalam tentang dapat
tidaknya rencana bisnis dilaukan dengan berhasil dan menguntungkan (tidak hanya
keuntungan ekonomis/finansial) akan tetapi cenderung melihat kemanfaatan yang
lebih luas (makro) bagi daerah atau lokasi dimana bisnis tersebut dilaksanakan
(Sucipto, 2010).

4
Secara umum setiap proyek harus dianalisis dari berbagai aspek. Maksud dari
analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi. Pemilihan berbagai
macam proyek perlu diadakan karena sumber daya yang tersedia bagi pembangunan
terbatas. Kesalahan dalam memilik proyek dapat mengakibatkan pengorbanan dari
sumber daya yang langka, maka perlu diadakan perhitungan hasil dari berbagai
alternatif dengan jalan menghitung biaya dan kemanfaatan yang dapat diharapkan dari
masing – masing proyek (Kadariah, dkk, 1978).
Analisis finanasial menyangkut terutama perbandigan antara pengeluaran uang
dengan proyeksi pendapatan dari proyek apakah proyek itu akan terjamin dana yang
dibutuhkan, apakah proyek akan mampu membayar kembali dana tersebut dan apakah
proyek itu akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri
sendiri. Analisis finansial proyek memperhatikan modal saham yang ditanam dalam
proyek disebut juga private return. Misalnya hasil yang diperoleh langsung oleh
pengusaha, perusahaan swasta, suatu bahan pemerintah, atau siapa saja yang
berkepentingan dalam pembangunan proyek (Kadariah, dkk, 1978).
Analisis kelayakan diperlukan sebagai bahan pengambil keputusan tentang sehat
tidaknya suatu investasi dengan menyiapkan studi kelayakan sebelum implementasi
pembangunan proyek. Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut
sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan bertahun – tahun
dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan usaha suatu
perusahaan (Soeharto, 1995).
Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan
dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan.
Menurut Husnan dan Suswarsono (2000), analisis finansial merupakan suatuanalisis
yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakan suatu
bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis. Analisis finansial mengkaji
beberapa analisis kelayakan finansial yang digunakan yaitu, Net B/C, Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP), Laba Rugi dan
Analisis Sensitivitas.

Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) adalahh nilai sekarang dari keuntungan bersih
(manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan
selisih antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya
(Gittinger, 1986). Kriteria penilaian untuk Net Present Value (NPV) adalah sebagai
berikut:
1. Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.
2. Jika NPV< 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk dilaksanakan.
3. Jika NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung.

Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat
dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis membutuhkan
dana lagi untuk biaya – biaya operasi investasi dan bisnis baru sampai pada tingkat
pulang modal (Gittinger, 1986)
Sedangkan menurut Umar (2005) Internal Rate of Return (IRR) digunakan
untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan megeluarkan investasi awal.
Apabila IRR sama dengan tingkat discount rate maka usaha tidak dapat mendapatkan
untung atau rugi, tetapi jika IRR lebih kecildari tingkat discountrate maka usaha
5
tersebut tidak layak diusahakan, sedangkan apabila IRR lebih besar dari tingkat
discount rate maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.

���1
��� = ��1 + x ��2 − ��1
���1 + ���2
Dimana:
dF1 : Discount Factor awal
dF2 : Discount Factor kedua (sesudah dinaikkan atau diturunkan)
NPV1 : Net Present Value awal
NPV2 : Net Present Value sesudah dinaikkan atau diturunkan Discount Factornya

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)


Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara Present
Value yag dari Net Benefit yang positif dengan Present Value dari Net Benefit yang
negatif (Kadariah, 1986). Jika Net B/C Ratio > 1, maka proyek tersebut layak untuk
diusahakan karena setiap pengeluaran sebanyak Rp.1 maka akan menghasilkan
manfaat sebanyak Rp.1. Jika Net B/C < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk
diusahakan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih
kecil dari pengeluaran.
�� ��� ������� �������
��� � � =
�� ��� ������� �������
Dimana:
PV Net Benefit Positif : Jumlah nilai Net Benefit yang positif
PV Net Benefit Negatif : Jumlah nilai Net Benefit yang negatif

Payback Period (PP)


Payback Period (PP) digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka waktu
pengembalian modal investasi yang digunakan untuk membiayai bisnis. Payback
Period adalah sutu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan
dalam bisnis tersebut dapat dikembalikan.

Dimana:
Tahun sebelum PP :Tahun sebelum Payback Period tecapai
PV Investasi :Jumlah Present Value Investasi
Benefit sebelum PP :Jumlah Present Value Benefit sebelum tahun Payback Period
tercapai.
PV Benefit th PP : Nilai Present Value Benefit pada tahun Payback Period
tercapai.

Analisis Laba Rugi


1. Penghasilan; Penghasilan perusahaan dapat diperoleh dari penjualan total terhadap
yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan merupakan sumber
penghasilan utama bagi perusahaan. Penjualan bersih diperoleh dari penjualan
kotor dikurangi penjualan yang dikembalikan (return).
2. Biaya; Biaya mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan. Secara
garis besar, macam – macam biaya yang termasuk di dalamnya salah biaya tetap,
biaya varibel, pajak, rugi yang diakibatkan penjualan aktiva tetap dan penyusutan
barang investasi.

6
Analisis Sensitivitas
Analisis sensivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh –
pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah – ubah (Gittinger, 1986).
Analisis sensitivitas berguna untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur – unsur
dalam aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Di sini akan
terlihat sensitif tidaknya keputusan yang diambil terhadap perubahan unsur – unsur
tertentu. Bila nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi
tidak berpengaruh terhadap keputusan, maka keputusan tersebut dikatakan tidak
sensitif terhadap unsur yang dimaksud. Sebaliknya, bila terjadi perubahan kecil saja
sudah mengakibatkan perubahan keputusan, maka keputusan tersebut dinilai sensitif
terhadap unsur yang dimaksud (Soeharto, 2002). Pada bidang pertanian, bisnis
sensitif berubah – ubah akibat empat masalah utama yaitu perubahan harga jual
produk, keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan biaya dan perubahan volume
produksi.
Analisis sensitivitas dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya san
manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi
atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai
NPV sama dengan nol (NPV=0). NPV sama dengan nol akan membuat IRR sama
dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan satu (cateris paribus). Artinya,
sampai tingkat berapa usaha yang akan dijalankan mentoleransi peningkatan harga
atau penurunan input dan penuruan harga atau jumlah output (Gittinger, 1986).
Parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi
keputusan – keputusan dalam studi ekonomi teknik adalah ongkos investasi, aliran
pajak, dan sebagainya (Pujawan, 2003). Analisis ini dilakukan dengan mengubah
nilai dari suatu parameter selanjutnya silihat bagaimana pengaruhya terhadap
pengambilan keputusan investasi.

CONTOH STUDI KASUS;


KAJIAN KELAYAKAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
KOPI MANDIRI JAYA
Atma Fattah Wijayanti 1) , Soetriono 1) dan Joni Murti Mulyo Aji 1)
1) Fakultas Pertanian Universitas Jember
email: atmafattah@gmail.com

7
METODE ANALISIS

8
HASIL ANALISIS

9
10
II. EKSTERNALITAS
A. Pengertian Eksterbalitas
Menurut (Pigou, 1992) Eksternalitas dalam ekonomi dapat dijelaskan sebagai
efek atau dampak yang tidak diinginkan yang muncul dari tindakan ekonomi
seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi kesejahteraan orang lain di luar
tindakan tersebut.
Berikut adalah beberapa definisi eksternalitas dari para ahli:
1. Alfred Marshall: "Eksternalitas adalah dampak yang terjadi pada pihak ketiga
akibat dari tindakan individu atau kelompok, dampak ini dapat berupa keuntungan
atau kerugian."
2. Arthur Pigou: "Eksternalitas adalah efek dari tindakan pihak ketiga yang tidak
dipertimbangkan oleh pelaku yang melakukan tindakan."
3. Richard Musgrave: "Eksternalitas adalah efek yang terjadi pada pihak ketiga dan
tidak diperhitungkan oleh pasar."

B. Rumus Analisis Eksternalitas


Menurut (Pigou, 1992) Rumus Analisis Eksternalitas: Eksternalitas dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
S=P+E
Dimana;
S = Sosia; P = Privat; E = Eksternalitas

C. Jenis-jenis Eksternalitas
Adapun jenis-jenis eksternalitas menurut (Stiglitz, J. E., & Walsh, C. E., 2006).
1. Eksternalitas Positif Eksternalitas positif terjadi ketika tindakan individu atau
kelompok memberikan manfaat atau dampak positif pada orang atau kelompok lain.
Contohnya, taman kota yang dihiasi dengan tanaman hijau yang indah dan
berwarna-warni bisa memberikan keindahan bagi orang-orang yang melihatnya.
Rumus analisis eksternalitas positif menurut (Pigou. A, C, 1992) adalah
sebagai berikut:
S=P+E
Dimana; S = Sosial; P = : Privat; E = Eksternalitas Positif
Rumus ini menghitung total manfaat sosial dari sebuah keputusan ekonomi
yang memperhitungkan manfaat privat atau langsung yang diterima oleh pelaku
ekonomi dan manfaat eksternal atau tidak langsung yang dirasakan oleh pihak
ketiga. Contohnya, ketika sebuah perusahaan membangun taman publik di dekat
lokasi produksi mereka, manfaat sosialnya akan mencakup manfaat langsung yang
diterima oleh perusahaan, seperti tempat rekreasi bagi karyawan mereka, dan
manfaat eksternal bagi warga sekitar, seperti tempat rekreasi gratis dan
meningkatnya nilai properti di sekitar taman.

2. Eksternalitas Negatif Eksternalitas negatif terjadi ketika tindakan individu atau


kelompok menyebabkan dampak buruk atau merugikan orang atau kelompok lain.
Contohnya, pabrik yang mencemari lingkungan dengan limbah yang mengakibatkan
penyakit bagi warga sekitar.
Rumus analisis eksternalitas negatif menurut (Pigou, A. C, 1920):
S=P -E
Dimana; S = Sosial; P = Privat; E = Eksternalitas Negatif
Rumus ini menghitung total biaya sosial dari sebuah keputusan ekonomi
yang memperhitungkan biaya privat atau langsung yang dikeluarkan oleh pelaku
11
ekonomi dan biaya eksternal atau tidak langsung yang ditanggung oleh pihak ketiga.
Contohnya, ketika sebuah pabrik melepaskan polutan ke udara dan mencemari
lingkungan sekitar, biaya sosialnya akan mencakup biaya langsung yang
dikeluarkan oleh pabrik, seperti biaya pengelolaan limbah, dan biaya eksternal bagi
warga sekitar, seperti biaya kesehatan dan penurunan kualitas hidup karena polusi.

3. Konsumsi Eksternalitas Konsumsi eksternalitas terjadi ketika keputusan konsumsi


suatu kelompok mempengaruhi kesejahteraan kelompok lain. Contohnya, merokok
di lingkungan publik dapat mempengaruhi kesehatan orang di sekitar.
Rumus analisis konsumsi eksternalitas menurut (Coase, R. H, (1960) adalah
sebagai berikut :
S=P+E-E
Dimana
S = Sosial; P = Privat; E = Eksternalitas Positif; E = Eksternalitas Negatif
Rumus ini menghitung total manfaat atau biaya sosial dari sebuah
keputusan konsumsi yang memperhitungkan manfaat atau biaya privat atau
langsung yang diterima oleh konsumen dan manfaat atau biaya eksternal atau tidak
langsung yang dirasakan oleh pihak ketiga. Eksternalitas positif terkait dengan
manfaat tambahan yang diterima oleh orang lain selain konsumen, seperti manfaat
lingkungan. Sedangkan eksternalitas negatif terkait dengan biaya tambahan yang
ditanggung oleh orang lain selain konsumen, seperti dampak kesehatan akibat
polusi.
4. Produksi Eksternalitas; Produksi eksternalitas terjadi ketika keputusan produksi
suatu kelompok mempengaruhi kesejahteraan kelompok lain. Contohnya, suatu
pabrik yang membuang limbah ke sungai dapat mempengaruhi kualitas air yang
digunakan oleh masyarakat.
Rumus analisis produksi eksternalitas menurut (Mankiw, N. G, 2014) adalah
sebagai berikut:
Eksternalitas Positif: S (Sosial) > P (Privat)
S (Sosial) = P (Privat) + E (Eksternalitas Positif)
Dalam hal ini, kegiatan produksi memberikan manfaat tambahan bagi
masyarakat, selain manfaat yang diperoleh oleh pelaku produksi itu sendiri.

Eksternalitas Negatif: S (Sosial) < P (Privat)


S (Sosial) = P (Privat) - E (Eksternalitas Negatif)
Dalam hal ini, kegiatan produksi menimbulkan biaya tambahan bagi
masyarakat, selain biaya yang dikeluarkan oleh pelaku produksi itu sendiri.

12
CONTOH STUDI KASUS

EKSTERNALITAS PABRIK GULA PT. KEBUN TEBU MAS DESA


LAMONGREJO KECAMATAN NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
*Millatul Hanifiyah, Slamet Subari
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia

ANALISIS YANG DIGUNAKAN


a. Nilai eksternalitas positif yang diperoleh dengan menggunakan analisis
pendapatan bagi sopir truk, pemilik jasa transportasi truk, pemilik
warung makan dan warung kopi. Persamaan pendapatan (Soekartawi,
1995) yaitu:
Π = TR – TC
Keterangan:
Π = Pendapatan
TR= Penerimaan yang diperoleh supir truk, pemilik jasa transportasi truk,
pemilik rumah makan dan warung kopi.
TC= Seluruh biaya yang ditanggung supir truk, pemilik jasa transportasi
truk, pemilik warung makan dan warung kopi.

b. Nilai eksternalitas negatif diperoleh dari dampak pencemaran udara dan


air yang diperoleh dengan pendekatan replacement cost dan loss of earning
(Pratama et al, 2018).
1) Pencemaran udara
Pencemaran udara sekitar lingkungan pabrik (biaya
pencegahanpembelian pengharum ruangan perbulan)
NPPR= Jumlah rumah tangga terdampak x harga beli pengharum
ruangan x kebutuhan pengharum perbulan

2) Pencemaran udara sekitar lingkungan pabrik (pendapatan yang hilang,


keuntungan yang diperoleh petani tembakau permusim)
NKPT= Luas lahan terdampak x penerimaan perpanen – total biaya
produksi tembakau per sekali tanam

3) Pencemaran udara sekitar lingkungan pabrik (biaya pencegahan


pembelian pembersih lantai, shampo, sabun mandi dan dan
detergen)
NPPL= Jumlah rumah tangga terdampak x total rata-rata harga beli pembersih
lantai, shampo, sabun mandi dan detergen x rata rata kebutuhan pembersih
lantai, shampo, sabun mandi dan detergen per bulan

4) Pencemaran air
Pencemaran air (biaya pembelian air untuuk kebutuhan sehari-hari)
NBPA= Jumlah rumah tangga terdampak x harga pembelian air bersih x
kebutuhan rata-rata air sebulan
13
5) Pencemaran air (biaya pembelian air irigasi)
NBPA= Luas lahan x harga air per hektar 3. Nilai ekonomi total (NET) dampak
industri pabrik gula PT. KTM Ngimbang
Menurut Yusuf et al. (2013) secara sistematis dapat ditulis sebagai:
NET = MR – NR
Keterangan:
NET = Nilai Ekonomi Total dalam Rupiah.
MR = Nilai Eksternalitas Positif dalam Rupiah.
NR = Nilai Eksternalitas Negatif dalam Rupiah.

HASIL PENELITIAN

14
15
III. POLICY ANALYSIS MATRIX (PAM)
A. Pengertian Policy Analysis Matrix (PAM)
Menurut Monke. A. & Pearson S. R., (1989) Policy Analysis Matrix (PAM)
adalah suatu kerangka analisis yang digunakan untuk mengukur kelayakan ekonomi
suatu kegiatan atau program di sektor pertanian. PAM dapat digunakan untuk
mengevaluasi kebijakan pemerintah terkait dengan sektor pertanian, seperti subsidi
pupuk, insentif pajak, atau kebijakan perdagangan.
Analisis PAM dilakukan dengan menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis
biaya dan analisis harga. Analisis biaya bertujuan untuk mengukur biaya langsung dan
tidak langsung yang terkait dengan produksi, sedangkan analisis harga bertujuan
untuk membandingkan harga pasar dengan harga produksi. Berdasarkan hasil analisis
biaya dan harga, dapat diperoleh informasi tentang kelayakan ekonomi dari kegiatan
atau program yang dianalisis.

B. Analisis PAM
Analisis PAM dilakukan dengan menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis
biaya dan analisis harga. Berikut ini adalah penjelasan tentang kedua jenis analisis
tersebut: berikut analisis PAM menurut Desina, A. A., & Coulibaly, O. N. (1998)
1. Analisis Biaya Analisis biaya bertujuan untuk mengukur biaya langsung dan tidak
langsung yang terkait dengan produksi. Biaya langsung mencakup biaya-biaya
seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, dan biaya
operasional lainnya. Biaya tidak langsung mencakup biaya-biaya seperti biaya
modal, biaya depresiasi, dan biaya imbalan modal sendiri.
Rumus Analisis Biaya:
Total Biaya Produksi = Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung

2. Analisis Harga Analisis harga bertujuan untuk membandingkan harga pasar


dengan harga produksi. Harga pasar dapat diukur dengan menggunakan harga yang
berlaku di pasar, sedangkan harga produksi dapat dihitung dengan menghitung
biaya produksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan.
Rumus Analisis Harga:
Harga Produksi = Biaya Produksi + Keuntungan

Selain itu, dapat juga dihitung nilai Tepi (Nominal Protection


Coefficient/NPC) dan Nilai Dukungan (Effective Protection Coefficient/EPC)
sebagai indikator kelayakan ekonomi dari kegiatan atau program yang dianalisis.
Rumus Nilai Tepi (NPC);
NPC = (Harga Pasar - Harga Produksi) / Harga Produksi x 100%
Rumus Nilai Dukungan (EPC);
EPC = (NPC + 1) x (1 - Pajak Ekspor)

16
CONTOH STUDI KASUS

ANALISIS DAYA SAING KOPI DI DESA TLETER


KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG
Arif Irfanda dan Yuliawati
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tenggah
Email: arifirfandabass@gamil.com, yuliawati@staff.uksw.edu
Telepon/HP: 082221308221

ABSTRAK

METODE ANALISIS

17
PEMBAHASAN
Tabel 5. Analisis PAM usaha tani kopi di Desa Tleter, Kecamatan Kaloran,
Kabupaten Temanggung dianalisis Pada Tahun 2018

18
DAFTAR PUSTAKA
Monke E. A. & Pearson S. R. (1989). The policy analysis matrix for agricultural
development. Cornell University Press.
Adesina, A. A., & Coulibaly, O. N. (1998). Policy and competitiveness of
agroforestry-based technologies for maize production in Cameroon: An
application of policy analysis matrix. Agricultural Economics, 19(1-2), 1-13.
Pigou. A, C. 1992. The Economics of Welfare. London : Macmillan.
Stiglitz, J. E., & Walsh, C. E. (2006). Ekonomi sektor publik. Erlangga.
Mankiw, N. G. (2014). Principles of economics. Cengage Learning.
Pigou, A. C. (1920). The economics of welfare. Macmillan and Company Limited.
Coase, R. H. (1960). The problem of social cost. Journal of law and economics, 3(1),
1-44.
Ahmad, Edi. 1985. Strategi Pemasaran Karet PTPN XI Jakarta. IPB Press: Bogor.
Anwar, C. 2001. Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet: Medan.
Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI Press :
Jakarta.
Gray, et al. (1992). Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Husnan, S. Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. UUP STIM YKPN:
Yogyakarta.
Husnan, Suad dan S. Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. AMP YKPN:
Yogyakarta.
Kadariah, Karlina L dan Gray C. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek: Edisi Revisi.
Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Kadariah, Lien K. Sabur dan Clive Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. FEUI:
Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran: Edisi 12.
Erlangga: Jakarta.
Kuntjoro. (2002). Kelayakan Finansial Proyek. Jurusan Sosek. IPB
Lubis, A. N. 2004. Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis. USU Digital
Library: Medan.
Pujawan, I. N. 2003. Ekonomi Teknik Jilid 1 Cetakan ke 2. Guna Widya: Surabaya.
Pusari, Dewi dan Sri Haryanti. 2014. “Pemanenan Getah Karet (Hevea brasiliensis
Muell. Arg) dan Penentuan Kadar Karet Kering (KKK) dengan Variasi
Temperatur Pengovenan di PT. Djambi Waras Jujuhan Kabupaten Bungo,
Jambi”. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol: 22(2).
Setiawan, Didit Heru dan Agus Andoko. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. PT.
Agro Media Pustaka: Solo.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional:
Edisi Pertama. Erlangga.: Jakarta.
Soeharto, Iman. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Erlangga: Jakarta.
Sucipto, Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Analisis Integratif dan Studi Kasus.
UIN-Maliki Press : Malang.
Gray, et al. (1992). Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Umar, Husein. 2001. Study Kelayakan Bisnis: Edisi 3 Revisi. Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai