Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

BUKU KADARIAH BAB I


ANALISA SUATU PROYEK DAN UNSUR-UNSUR-UNSUR PROYEK

ANALISIS EKONOMI DAN PERENCANAAN PROYEK PERTANIAN

Oleh:

Fatahullah 226040100011002

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI PERTANIAN


PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
A. Definisi Proyek
Proyek adalah usaha atau kegiatan yang direncanakan, diorganisir, dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dengan sumber daya yang terbatas. Proyek dapat berupa kegiatan
konstruksi bangunan, pengembangan perangkat lunak, penelitian, produksi film,
acara pameran, dan lain sebagainya.
Proyek memiliki ciri-ciri yang khas seperti adanya tujuan yang jelas, batas
waktu atau tenggat waktu, anggaran atau sumber daya yang terbatas, dan
melibatkan berbagai macam tim atau kelompok kerja yang berbeda. Dalam
menjalankan proyek, diperlukan perencanaan yang matang, pengelolaan risiko,
pengawasan dan kontrol yang baik, serta komunikasi yang efektif dan kolaboratif
antara seluruh pihak yang terlibat.
Pada umumnya, evaluasi proyek dilakukan untuk menilai kinerja suatu proyek
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini dapat dilakukan pada
berbagai tahap proyek, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun
setelah proyek selesai dilaksanakan.
Tujuan dari evaluasi proyek adalah untuk memberikan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan proyek di masa depan.
Informasi yang diperoleh dari evaluasi proyek dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja proyek yang serupa di masa depan, atau untuk menghindari
kesalahan yang sama pada proyek selanjutnya.

B. Tujuan Daripada Analisa Proyek


Tujuan daripada analisa proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan
investasi. Selain itu, tujuan daripada analisa proyek adalah untuk menghitung
biaya dan kebermanfaatan yang dapat diharapkan dari masing-masing proyek.
Oleh karena itu analisa evaluasi proyek bertujuan untuk mengumpulan,
analisis, dan interpretasi data untuk mengevaluasi kinerja proyek, dan untuk
menentukan apakah proyek tersebut berhasil mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan.

C. Aspek-aspek Daripada Evaluasi Proyek


1. Aspek Teknis; merupakan evaluasi tentang input dan output daripada barang dan
jasa yang akan diperlukan dan diproduksi oleh suatu proyek.
2. Aspek managerial dan administrasi; Aspek managerial dan administrasi
merupakan kemampuan dalam menjalankan aktivitas pengelolaan dan pengaturan
dalam pelaksanaan evaluasi proyek. Aspek ini mencakup berbagai aktivitas yang
terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan
dalam rangka mencapai tujuan evaluasi. Manajerial berkaitan dengan tindakan
manajemen dalam mengambil keputusan, memimpin, memotivasi, mengorganisir
sumber daya, serta mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan dari
pelaksanaan evaluasi suatu proyek. Sehingga Aspek ini melibatkan pengambilan
keputusan dalam berbagai hal, seperti alokasi sumber daya, pengelolaan risiko
dalam evaluasi proyek.
3. Aspek organisasi; merupakan aspek dimana tujuannya untuk memantau dan
mengidentifikasi hubungan antara administrasi proyek dengan bagian
administrasi pemerintah lainnya dan untuk melihat apakah hubungan antara
masing-masing wewenang dan tanggungjawab dapat diketahui dengan jelas.
4. Aspek Komersial; menyangkut penawaran input (barang dan jasa) yang
diperlukan proyek, baik waktu membangun proyek maupun pada waktu proyek
sudah berproduksi dan menganalisa pemasaran output yang akan diproduksi oleh
proyek.
5. Aspek Finansial; menyangkut perbandingan antara pengeluaran uang dengan
revanue earning daripada proyel, sehingga diketahui proyek tersebut terjamin
biaya selama pelaksnaan proyek atau bahkan berkembang menjadi sebuah proyek
yang dapat berdiri sendirii
6. Aspek Ekonomi; yaitu berkenaan dengan kontribusi proyek terhadap
pembangunan perekonomian dan berapa besar kontribusinya dalam menentukan
penggunaan sumber daya yang diperlukan.

D. Analisa Finansial dan Analisa Ekonomis


1. Analisa Finansial; dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang-
orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan
langsung dalam proyek. Arti lainnya analisa finansial berhubungan dengan suatu
analisa yang memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam
pelaksanaan proyek.
2. Analisa ekonomis; dimana proyek dilihat dari sudut perekonomian sebagai
keseluruhan.
E. Unsur penilaian dalam evaluasi proyek
1. Harga;
Penilaian evaluasi proyek yang dipakai dalam analisa ekonomis adalag
shadow price atau accounting prices yang menggambarkan nilai sosial atau nilai
ekonomis yang sesungguhnya daripada unsur-unsur biaya maupun hasil.
Sedangkan dalam analisa finansial menggunakan penilaian harga pasar (market
prices).
2. Pembayaran Transfer
a. Pajak, dalam analisis ekonomi tidak termasuk biaya dan pada analisis finansial
termasuk dalam biaya
b. Subsidi merupakan pembayaran transfer dari masyarakat kepada proyek. Pada
analisis finansial, subsidi menurunkan biaya dan meningkatkan benefit proyek.
Pada analisis ekonomi, harga pasar harus disesuaikan (adjusted) untuk
menghilangkan efek dari subsidi.
c. Bunga, dalam analisis ekonomi bunga modal tidak dipisahkan dari hasil bruto.
Bunga pada analisis finansial dibagi menjadi bunga yang dibayarkan kepada
orang-orang yang menanamkan modalnya dianggap sebagai biaya (cost) dan
bunga atas modal proyek sebagai benefit.

F. Benefit dalam Proyek


Manfaat/benefit dari suatu proyek dapat berbentuk bertambah luasnya
lapangan pekerjaan, keuntungan yang meningkat (dalam hal penerimaan),
pemanfaatan fisik dari hasil pembangunan seperti jalan, meningkatnya taraf hidup
masyarakat suatu daerah atau suatu negara, perbaikan tingkat pendidikan dan
kesehatan, dan lain sebagainnya.
Benefit dalam suatu evaluasi proyek dibagi menjadi tiga bagian,
diantaranya:
1. Direct benefit ; yakni
Direct benefit merupakan manfaat langsung yang diterima sebagai
penerimaan oleh suatu proyek. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan
pendapatan atau penjualan dari sebuah produk baru yang diciptakan dengan
kriteria sebagai berikut;
a) Kenaikan dalam nilai output yang disebabkan dari: kenaikan dalam produk
fisik, perbaikan mutu produk, perubahan dalam lokasi dan waktu penjualan,
dan perubahan dalam bentuk (grading and processing).
b) Penurunan biaya dapat berupa: keuntungan dari mekanisasi, penurunan biaya
pengangkutan, dan penurunan/penghindaran kerugian.
2. Indirect benefit/secondary benefit
Indirect benefit merupakan manfaat tidak langsung yang timbul atau
dirasakan diluar proyek karena adanya realisasi proyek. Jenis Indirect benefit adalah
benefit yang induced oleh proyek (multiplier effect, benefit karena adanya economic
of scale, dan benefit karena adanya dynamic secondary effect (contoh: peningkatan
produktivitas tenaga kerja karena adanya perbaikan kesehatan)
3. Intangible benefit
Intangible benefit adalah benefit yang sulit dinilaikan dengan uang. Contohnya
adalah perbaikan lingkungan hidup, perbaikan pemandangan karena adanya taman,
perbaikan distribusi pendapatan, integrasi nasional, dan pertahanan nasional.

G. Pengaruh Inflasi terhadap Benefit Maupun Biaya


Makin cepat laju inflasi, makin besar ukuran benefit yang dinyatakan dalam
uang atas dasar harga yang berlaku dan dari segi biaya, inflasi juga
mempengaruhi biaya. Pada proyek, biasanya benefit yang didapat lebih besar dari
biayanya. Namun demikian, dalam evaluasi proyek menginginkan untuk
menentukan bagaimana cara menggunakan sumber daya yang terbatas demi
memaksimumkan kenikmatan masyarakat dalam waktu mendatang sehingga arus
benefit dan biaya hendaknya diukur atas dasar tingkat harga umum yang tetap
pada tahun penentuan keputusan proyek. Hendaknya dalam perhitungan harga
pada benefit dan biaya memperhitungkan penyimpangan pada laju kenaikan harga
umum.
Contoh:
Misal menurut dugaan harga barang X (entah benefit atau biaya) akan naik
50% dari tahun 1976 sampai 1980. Sedangkan tingkat harga umum naik sebesar:
(1) 30% atau (2) 80%. Maka hendaknya penerimaan/pengeluaran di 1980 untuk
dideflasi dengan tingkat kenaikan harga umum. Jadi angka yang masuk dalam
daftar benefit/biaya untuk tahun 1980 adalah sebesar (1) 1,50/1,30 = 1,15 atau (2)
1,50/1,80 = 0,83 kali penerimaan/pengeluaran.
H. Berbagai Macam Biaya pada Proyek
Proyek biasanya melibatkan berbagai macam biaya yang harus dikelola
dengan cermat agar proyek dapat selesai dengan sukses. Berikut ini adalah
beberapa jenis biaya yang biasanya terkait dengan proyek. Namun diantara berbagai
macam biaya, khususnya biaya finansial hubungan dengan terwujudnya suatu proyek, maka
bagian terbesar harus diperhatikan dalam membandingkan antara benefit proyek dengan
biaya ekonomis yang dikeluarkan untuk proyek tersebut. Tetapi ada juga yang
hendaknya diabaikan dalam mengadangkan analisa benefit-cost yang bertujuan
meletakkan dasar untuk keputusan dilaksanakan tidaknya suatu proyek.
Misalnya :
a. Sunk cost
Sunk cost adalah biaya atau investasi yang telah dikeluarkan dan tidak
dapat dikembalikan, baik itu dalam bentuk uang, waktu, atau sumber daya
lainnya. Dalam konteks bisnis dan keuangan, sunk cost sering kali terkait
dengan investasi yang telah dilakukan dalam suatu proyek atau usaha. Sunk
cost seharusnya tidak menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
untuk melanjutkan atau menghentikan suatu proyek atau usaha karena biaya
tersebut tidak dapat dikembalikan dan telah hilang. Keputusan harus didasarkan
pada pertimbangan masa depan dan potensi keuntungan atau kerugian yang
mungkin terjadi.
Dalam evaluasi proyek sunk costs adalah biaya yang sudah dikeluarkan
diwaktu yang lampau untuk sesuatu proyek, atau biaya yang sudah dikeluarkan
sebelum diambil keputusan untuk menjalankan proyek. Biaya ini tidak dihitung
dalam evaluasi proyek, dan tidak mempengaruhi pilihan proyek. Yang dihitung
sebagai pengeluaran pengeluaran proyek (project expenditures) hanya future
costs yang akan mendatangkan future returns

b. Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi adalah merupakan pengalokasian biaya
investasi suatu proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek
tersebut, demi menjamin agar angka biaya operasi yang dimasukkan dalam
neraca rugi-laba tahunan benar-benar mencerminkan adanya biaya modal itu.
Penyusutan sendiri tidaklah mengandung unsur pengeluaran uang ataupun
sumber riil; sebaliknya yang merupakan pengeluaran sehubungan dengan
pemakaian faktor modal dalam suatu proyek ialah investasi semula atau dalam
syarat- syarat tertentu pelunasan pembiayaan proyek beserta bunganya.
Sebetulnya “biaya” penyusutan yang dikenakan setiap tahun membentuk suatu
dana yang tersedia buat penggunaan apa saja yang ditentukan oleh pimpinan
proyek.
Misalnya dapat ditujukan untuk membiayai kerugian operasional selama
masa awal proyek, dapat dibayar kepada pihak kreditor dalam rangka melunasi
hutang, dapat ditanam kembali dalam pembaharuan atau perluasan proyek,
dapat dicadangkan yaitu ditanam diluar proyek untuk mendapatkan bunga
dalam penggunaan lain sampai ditarik kembali untuk keperluan proyek

c. Pelunasan hutang beserta bunganya


Dimasukkan tidaknya pengeluaran angsuran dan bunga dalam biaya
ekonomi tergantung pada apakah ada beban sosial yang dianggap harus
ditanggung masyarakat sehubungan dengan pelunasan pembiayaan suatu
proyek. Adapun biaya-biaya investasi suatu proyek dapat diperhitungkan pada
waktu :
1) Investasi tersebut dikeluarkan
2) Pinjaman untuk investasi dilunasi beserta bunganya

d. Engineering and feasibility studies


Engineering studies meliputi:
1)Preliminary design, biayanya tidak dimasukan dalam biaya investasi sebab
dianggap merupakan sunk costs.
2)Final design, biaya-biaya final design masuk kedalam biaya investasi.

e. Tanah
Tanah merupakan biaya yang diperhitungkan apabila ada production
foregone (pengorbanan produksi) yaitu bila tanah yang digunakan untuk proyek
tersebut merupakan tanah yang memberikan hasil misalnya tanah sawah,
perkebunan dan sebagainya, maka yang dihitung adalah net present value dari
pada produksi yang dikorbankan itu. Harga pasarlah yang biasanya digunakan
sebagai pegangan menilai output tanah tersebut.
f. Biaya konstruksi atau pengadaan peralatan
Beberapa contoh biaya konstruksi adalah peralatan, bahan-bahan, dan
tenaga kerja (gaji). Dalam perhitungannya harus diperhatikan apakah perlu
menggunakan shadow price dengan pentuan apakah tradeable atau tidak.
Dalam perhitungannya harus menghindari terjadinya double counting dengan
mentukan apakah biaya dibebankan saat dikeluarkan atau merupakan arus
cicilan. Selain itu perlu diperhitungkan apakah ada salvage value, yaitu biaya
residual dari capital assets yang tidak terpakai habis selama umur proyek.

g. Bunga selama masa konstruksi


Kadang-kadang biaya ini dihitung dan dimasukkan dalam jumlah
investasi tetapi tidak dibayar sebelum proyek mulai menghasilkan benefit. (Jad
biaya tersebut di-“capitalize”). Dalam hal ini maka bunga selama masa
konstruksi tidak pernah dihitung sebagai biaya ekonomis. Bilamana biaya ini
betul-betul harus dibayar selama masa konstruksi, maka perlu diterapkan
kriteria seperti tercantum dalam pasal (3) yaitu: seandainya Social Opportunity
Cost dari pada investasi dibebankan pada saat investasi tersebut dikeluarkan,
maka pembayaran bunga selama masa konstruksi tidak diperhitungkan dalam
biaya ekonomis (apabila tetap diperhitungkan, akan merupakan
double counting). Sebaliknya andaikata Social Opportunity Cost dari pada
investasi tersebut dianggap terdiri dari arus pelunasan hutang beserta bunganya
selama waktu yang akan datang, maka pembayaran bunga selama masa
konstruksi termasuk arus pelunasan tersebut dan perlu diperhitungkan sebagai
biaya ekonomis.

h. Modal kerja (working capital)


Modal kerja tidak kelihatan dalam pengeluaran proyek, tetapi terikat
dalam proyek dan tidak tersedia untuk tujuan-tujuan lain. Modal kerja
dimasukan dalam biaya ekonomis, dimasukan sebagai biaya tahun pertama ia
digunakan dan di akhir umur proyek dihitung sebagai bagian dari salvage value.

i. Biaya operasi dan pemeliharaan


Untuk mendapatkan gambaran tentang benefit bersihnya maka perlu
diperhitungkan biaya tahunan untuk keperluan rutin selama umur ekonomis
proyek. Contohnya: personalia (gaji, upah, tunjangan), bahan bakar, air listrik,
telekomunikasi, bahan baku, barang/jasa pemeliharaan dan perbaikan, dan rupa
rupa (peralatan kantor, biaya perjalanan, dll).

j. Biaya pembaharuan/penggantian
Banyak proyek memerlukan waktu investasi yang panjang. Selama waktu
yang panjang ini akan ada diperlukan pembahruan/penggantian dalam bentuk
biaya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya investasi awal pada dua tahun
pertama adalah 400 dan 600 secara berurutan dan setiap 10 tahun sekali
diadakan penggantian sebesar 150, maka perhitungannya menjadi:
Tahun Investnent O&M Total
Cost C ost Revenue
1 400 - -
2 600 - -
3-11 - 55 300
12 150 55 300
13-21 - 55 300
22 150 55 300
33-41 - 55 300
42 - 55 350 ( 50 Salvage value

k. Contingencies (biaya tak terduga)


Kesalahan-kesalahan dalam perhitungan (under-estimate) selalu ada,
maka perlu adanya suatu biaya yang ditambahkan dalam konstruksi. Biaya
tambahan ini dinamakan Contingencies. Misal karena proyek memerlukan
waktu lebih lama dan adanya inflasi dapat membuat biaya yang dikeluarkan
akan menjadi lebih besar.

l. Intangible cost
Intangible cost adalah biaya yang sulit untuk dihitung dalam nilai uang
dan bersifat riil atau true value. Contohnya adalah polusi air, udara, dan suara,
rusaknya pemandangan, dan lain sebagainy

Anda mungkin juga menyukai