BAB VI
KRITERIA PROYEK (INVESTASI)
Pengertian proyek dalam arti luas membahas proyek yang diawali dari
sebuah studi kelayakan, disain pisik, perencanaan waktu konstruksi,
pelaksanaan konstruksi dan operasional dari konstruksi. Misalnya sebuah
proyek pembangunan pasar, diawali dengan studi kelayakan konsumen
calon pembeli kios, disain bangunan pasar, perhitungan biaya investasi,
analisis/perhitungan pendapatan penjualan kios, persetujuan pemberi
pinjaman, rencana pelaksanaan, pembangunan fisik, realisasi penjualan
kios dan terakhir operasional pasar.
Feasibility Study
Pra Design
Design
Detail Design
Final Design
Pelaksanaan Proyek
Aspek Teknis
Aspek teknis meliputi evalusai tentang input dan output dari barang
dan jasa yang akan diperlukan dan diproduksi oleh proyek.
Aspek managerial dan Administrasi
Aspek managerial dan administratif menyangkut kemampuan staff
dari proyek untuk menjalankan aktivitas administrasi dalam ukuran
besar (large scale activities). Keahlian manajemen hanya dapat
dievaluasikan secara subyektif; tetapi meskipun demikian, kalau hal
ini tidak mendapat perhatian yang khusus, maka banyak
kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang kurang realistis
dalam proyek yang direncanakan.
Aspek Organisasi
Aspek organisasi perhatiannya terutama ditujukan pada hubungan
antara administrasi proyek dengan bagian administrasi pemerintah
lainnya dan untuk melihat apakah hubungan antara masing-masing
wewenang dan tanggung jawab dapat diketahui dengan jelas.
Aspek Komersiil
Aspek komersiil menyangkut penawaran input (barang dan jasa)
yang diperlukan proyek, baik waktu membangun proyek maupun
pada waktu proyek sudah berproduksi; dan menganalisa pemasaran
output yang akan diproduksi oleh proyek.
Aspek Finansial
Dalam analisa finansiil yang diperhatikan ialah hasil untuk modal saham
(equity capital) yang ditanam dalam proyek, ialah hasil yang harus diterima
investor, pengusaha (businessmen), perusahaan swasta, suatu badan
pemerintah, atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan
proyek. Hasil finansiil sering juga disebut “private returns”. Analisa finansiil
ini penting artinya dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang
I = Investasi = P (1 + I)n
Intangible benefit suatu proyek adalah benefit yang sulit dinilai dengan
uang seperti : (i) perbaikan lingkungan hidup; (ii) perbaikan pemandangan
karena adanya suatu taman; (iii) perbaikan distribusi pendapatan; (iv)
integrasi nasional; (v) pertahanan nasional; dan lain sebagainya.
Tetapi ada kalanya urutan dari berbagai kemungkinan itu berbeda menurut
jenis kriteria yang dipakai. Tidak satupun dari berbagai kriteria tersebut
disetujui orang secara universil sebagai yang paling bermanfaat di dalam
setiap keadaan. Setiap kriteria mempunyai kebaikan serta kelemahan.
Selain itu kadangkala dipakai kriteria yang kurang dapat diterima dari segi
teoritis. Si penilai proyek harus memutuskan kriteria manakah yang paling
tepat dalam setiap keadaan. Berikut ini 6 (enam) metode untuk menentukan
Invesment Criteria :
1) Net Present Value dari arus benefit dan biaya (NVP)
2) Internal Rate of Return (IRR)
3) Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)
4) Payout Period
5) Biaya Tahunan
Setiap kriteria tadi dipakai untuk menentukan diterima tidaknya suatu usul
proyek (memutuskan “go” atau “no – go” tentang proyeknya); kadang-
kadang dipakai juga untuk memberi urutan (ranking) berbagai usul
investasi menurut tingkat keuntungan masing-masing. Selanjutnya dalam
Bab VI ini setiap kriteria diuraikan secara singkat. Dalam hal ketiga kriteria
yang diajukan untuk dipakai dalam evaluasi proyek di Indonesia disajikan
soal-soal yang memberikan praktek dalam menghitungnya.
6.7.1. Net Present Value dari arus-arus benefit dan biaya (NPV)
NPV merupakan selish antara Present Value dari benefit dan Present
Value dari biaya. Secara matematis NPV dapat ditentukan sebagai
berikut:
B1 B2 Bn C1 C2 Cn
NPV = ....... .......
1 i (1 i ) (1 i ) n 1 i (1 i ) 2 (1 i ) n
2
n
Bt Ct
= (1 i)
t 1
t
Dalam evaluasi suatu proyek tertentu tanda “go” dinyatakan oleh nilai NPV
> 0. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar
Opportunity Cost of Capital. Jika NPV < 0, proyek supaya ditolak artinya,
ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber
yang diperlukan proyek.
Contoh 6.1 :
Sebuah investasi fiktif dengan cash flow sebagai berikut, tentukan nilai
NPV dari investasi tersebut.
Perhitungan NPV dari cash flow tersebut adalah dengan menghitung selisih
harga sekarang dari seluruh benefit dikurangi dengan harga sekarang
seluruh cost. Perhitungan NPV dari cash flow di atas dapat diselesaikan
melalui dua pendekatan :
Penyelesaian pendekatan I :
Benefit Kotor (jutaan rupiah) Biaya Kotor (jutaan rupiah)
No. Tahun Nilai Pvi = 15 % Nilai Pvi = 15 % Selisih
Tahun Nominal Th 0 = 1972/73 Nominal Th 0 = 1972/73 MPV
1 1973/74 0 1489 1294,8 -1294,8
2 1974/75 1294 978,5 2735 2068,0 -1089,5
3 1975/76 2711 1782,5 3284 2159,3 -376,8
4 1976/77 4251 2430,5 3532 2019,4 411,1
5 1977/78 5730 2848,8 2821 1402,5 +1446,3
6 1978/79 - - 5102 2205,7 -2205,7
7 – 20 1979/93 6161 15247,5 1532 3791,5 11456,0
21 1993/94 - - -4244 -230,8 +4230,8
23287,8 14710,4 8577,3
Penyelesaian pendekatan II :
Nilai Kotor Selisih Benefit – Biaya
No.
Tahun Nilai PV Ci = 15 %
Tahun Benefit Biaya
Nominal Th 0 = 1972/73
1 1973/74 0 1489 -1489 -1294,8
2 1974/75 1294 2735 -1441 -1089,6
3 1975/76 2711 3284 -573 -376,8
4 1976/77 4251 3532 719 411,1
5 1977/78 5730 2821 2909 1446,3
6 1978/79 - 5102 -5102 -2205,7
7 – 20 1979/93 6161 1532 4629 11456,0
21 1993/94 - -4344 -4344 +230,8
8577,3
n
Bt Ct
(1 IRR)
t 1
t
0
Biasanya rumus IRR tadi tidak dapat dipecahkan (dicari nilai i – nya)
secara langsung. Namun ditentukan secara pemecahan coba-coba.
Prosedurnya sebagai berikut :
i. Dipilih nilai discount rate i yang dianggap dekat nilai IRR yang benar,
lalu dihitung NPV dari arus benefit dan biaya.
ii. Jika hasil NPV tadi negatif, hal itu berarti bahwa nilai percobaan i
terlalu tinggi (benefit di waktu yang akan datang didiscount dengan
NPV '
IRR i ' (i"i ' )
NPV ' NPV "
Asalkan paling sedikit dalam salah satu nilai Bt – Ct bersifat negatif, yaitu
paling sedikit dalam salah satu tahun selama umur proyek tersebut terjadi
biaya bersih (yaitu “investasi” dalam pengertian murni dari istilah ini
menurut ilmu ekonomi) maka dapat dicari nilai I yang menjadikan Present
Value total dari arus benefit sama dengan Present Value total dari arus
biaya. Sebaliknya jika Bt – Ct selalu positif yaitu tidak pernah terjadi
“investasi” dalam arti sebenarnya, maka IRR menjadi tak terhingga. Jika
terjadi dua atau lebih tahun dimana Bt – Ct negatif dan kedua tahun itu
tidak berturut-turut, pecahan I tidak unik.
Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan nilai I yang berlaku
sebagai Social Discount Rate, maka NPV dari proyek itu adalah sebesar
0. Jika IRR < Social Discount Rate, berarti NPV < 0. Oleh karena itu maka
suatu nilai IRR yang lebih besar dari atau sama dengan Social Discount
Rate menyatakan tanda “go” untuk suatu proyek. Sedangkan IRR kurang
dari Social Discount Ratenya memberikan tanda “no – go”.
Contoh 6.2 :
Guna mengaplikasikan teori IRR ini, hitunglah dua versi dari IRR untuk
program investasi fiktif tersebut di atas, dengan menggunakan berturut-
turut data dari (i) kolom 3 dan 5 sehubungan dengan pendekatan I,
kemudian (ii) kolom 5 sehubungan dengan pendekatan II. Dan jelaskan
perbandingan antara kedua versi itu.
n
Bt
(1 i)
t 1
t
B/C n
Ct
(1 t )
t 1
t
Proyek dapat dinyatakan “go” apabila nilai atau indeks B/C > 1 dan no –
go” apabila B/C < 1. Apabila nilai B/C = 1 berarti incestasi tersebut hanya
akan menghasilkan benefit sebesar social benefit. Namun demikian nilai
B/C = 1 dapat dipertimbamgkan untuk menyatakan investasi “go”. Karena
pada kondisi tersebut investasi telah dapat membayar seluruh biaya yang
dikeluarkan dan ditutup secara penuh dengan benefit yang dihasilkan.
Contoh 6.3
Hitunglah indeks Benefit Cost Ratio proyek fiktif pada soal contoh 6.1 di
atas.
Penyelesaian soal tersebut, pertama yang haris dilakukan adalah
menghitung nilai sekarang dari seluruh benefit kotor dan nilai sekarang
dari seluruh biaya kotor. Perhitungan nilai sekarang dari benefit kotor dan
biaya kotor disajikan dalam tabel berikut :
23287 ,8
Indeks B/C = 1,583 1
24720,4
Karena indeks B/C 1,583 > 1 maka investasi ini layak untuk dilaksanakan.
n
P Ft
t 1
Contoh 6.4
Sebuah investasi Jalan Tol sepanjang 6 km, memerlukan investasi awal
sebesar Rp 200 milyard. Pendapatan bersih jalan tol tahun pertama
setelah operasional Rp 5 milyard, tahun-tahun berikutnya setiap tahun
meningkat 2 milyar. Berapa tahun investasi jalan tol tersebut dapat
mengembalikan modalnya.
Selesaikan soal tersebut di dalam kelas
n Ct (1 i )t 1
A = t
x t
t 1 (1 i ) i (1 i )
Contoh 6.5.
Guna pengadaan air minum bagi masyarakat kota X, terdapat dua
alternatif. Alternatif pertama adalah dengan membuat instalasi
penjernihan air di pinggir sungai yang mengalir di kota tersebut. Alternatif
kedua adalah dengan memanfaatkan air gunung yang berada di tepi kota.
Kedua alternatif tersebut masing-masing mempunyai usia ekonomis yang
sama yaitu 20 tahun dan dengan biaya sebagai berikut :