Anda di halaman 1dari 34

BAB II

MACAM-MACAM TIANG PANCANG


Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) :
- Mengetahui macam-macam pondasi tiang pancang

Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) :


- Dapat menyebutkan macam-macam pondasi tiang pancang
- Dapat menyebutkan pemindahan beban pada tiang
- Dapat menyebutkan bahan, keuntungan dan kerugiannya

2.1. Menurut cara pemindahan beban tiang pancang dibagi 2, yaitu :


1. Point Bearing Pile ( End Bearing Pile )

Tiang pancang dengan tahanan ujung.

Tiang ini meneruskan beban melalui tahanan ujung ke lapisan tanah keras.

2. Friction Pile :

a. Friction pile pada tanah dengan butir-butir tanah kasar ( coarce grained ) dan
sangat mudah melakukan air ( very permeable soil ).

Tiang ini meneruskan beban ketanah melalui geseran kulit ( skin friction )

Pada proses pemancangan tiang-tiang ini dalam suatu group ( kelompok )


yang mana satu sama lainnya saling berdekatan akan menyebabkan
berkurangnya pori-pori tanah dan mengcompactkan tanah diantara tiang-tiang
tersebut dan tanah disekeliling kelompok tiang tersebut. Karena itu tiang-
tiang yang termasuk kategori ini disebut juga Compaction Pile

b. Friction Pile pada tanah dengan butir-butir yang sangat halus ( very fine
grained ) dan sukar melakukan air. Tiang ini juga meneruskan beban ketanah
melalui kulit ( skin friction ), akan tetapi pada proses pemancangan
kelompok tiang tidak menyebabkan tanah diantara tiang-tiang ini menjadi
compact. Karena itu tiang-tiang yang termasuk kategori ini disebut “Floating
Pile Fondation”

3
2.2. Menurut bahan yang digunakan, tiang pancang dibagi 4 yakni :

1. Tiang pancang kayu

2. Tiang pancang beton

a. Precast Reinforced Concrete Pile :

Penampangnya dapat berupa :

- Lingkaran
- Segi empat
- Segi delapan

b. Precast Prestressed Concrete Pile

c. Cast in place :

- Franki
- Raymond
- Simplex
- Mac Arthur dsb.
3. Tiang pancang baja

- H. Pile

- Pipe Pile

4. Tiang pancang composite

a. Kayu – Beton

b. Baja – Beton

2.2.1. Tiang Pancang Kayu

Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang
sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang kayu
tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh dibawah muka air tanah.

Sesudah keruntuhan daripada menara ( menara lonceng ) penggalian-penggalian


memperlihatkan bahwa tiang pancang dari kayu yang telah dipancangkan ratusan tahun

4
masih dalam keadaan yang baik. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau
busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti.

Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan
menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap tidak dapat
melindungi untuk seterusnya.

Oleh karena olesan tersebut diatas maka pemakaian pondasi untuk bangunan-bangunan
permanen ( tetap ) yang didukun oleh tiang pancang kayu, maka puncak daripada tiang
pancang tersebut diatas harus selalu lebih rendah daripada ketinggian muka air tanah
terendah. Pada pemakaian tiang pancang dari kayu biasanya tidak diizinkan untuk
menahan muatan lebih tinggi dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang

Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana
sangat banyak terdapat hutan kayu seperti didaerah Kalimantan, sehingga mudah
memperoleh balok / tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup
besar untuk digunakan sebagai tiang pancang.

Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu :

1. Tiang pancang dari kayu relative ringan sehingga mudah dalam transport.
2. Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast.
3. Modah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat lagi masuk
kedalam tanah.
4. Tiang pancang kayu ini lebih sesuai / baik untuk Friction Pile daripada untuk End
Bearing Pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.
5. Karena tiang pancang kayu ini relative flexible dan lenting terhadap arah Horizontal
dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini
menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur
dan segera kembali keposisi setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal ini sering
terjadi pada dermaga-dermaga dimana mendapat tekanan ke samping dari kapal-
kapal ( perahu-perahu ).

5
Kerugian pemakaian tiang pancang kayu :
1. Karena tiang pancang ini harus selalu terletak dibawah muka air tanah yang
terendah agar dapat tahan lama,maka kalau air tanah yang terendah tersebut
letaknya sangat dalam.Hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.
2. Tiang pancang yang dibuat dari kayu memepunyai umur yang relatif kecil
dibandingkan dengan tiang pancang yang dibuat dari baja atau beton , terutama
pada daerah yang tinggi air tanahnya sering naik dan turun.
3. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang
kayu ini dapat berbentuk sapu ( lihat gambar Ia ). Atau dapat pula ujung tiang
tersebut dapat merenyuk seperti terlihat pada gambar Ib.

tanah keras

tanah keras

Gambar 2.1 : Pemancangan pada Tanah Keras

Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus , maka pada waktu dipancangkan akan
menyebabkan penyimpang terhadap arah yang telah ditentukan.

4. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda – benda yang agresif dan jamur
yang menyebabkan pembusukan.

6
2.2.2 Tiang Pancang Beton
a. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast Reinforced Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang
dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting) . kemudian setelah cukup kuat
(keras) lalu diangkat dan dipancangkan seperti pada tiang pancang kayu .Karena
tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol,
sedangkan berat sendiri daripada beton adalah besar, maka tiang pancang beton
ini haruslah diberi penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur
yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat
sendiri adalah besar ,biasanya tiang pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat
pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (lebih besar 50 ton setiap
tiang) hal ini tergantung dari dimensinya.
Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang daripada tiang harus
dihitung dengan teliti , sebab kalau ternyata panjang daripada tiang ini kurang
terpaksa harus diadakan penyambungan, hal ini adalah sulit dan memakan banyak
waktu.
Keuntungan pemakaian Precast Reinforced Concrete pile.
1. Precast Reinforced Concrete Pile ini dapat mempunyai tegangan tekan yang besar
, ini tergantung dari mutu beton yang digunakan.
2. Tiang pancang ini dapat diperhitungkan baik sebagai End Bearing Pile maupun
sebagai “Friction Pile”.
3. Tiang pancang beton ini dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh
air maupun bahan – bahan yang corrosive asal beton dekingnya cukup tebal untuk
melindungi tulanganya.
4. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah
seperti pada tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan tanah yang
banyak untuk poernya.

7
Kerugian pemakaian Precast Reinforced Concrete Pile.
1. Karena berat sendirinya besar maka transportnya akan mahal, oleh karena itu
precast reinforced concrete pile ini dibuat di tempat pekerjaan.
2. Tiang pancang beton ini baru dipancangkan setelah cukup keras (kuat), hal ini
berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini
dapat dipergunakan.
3. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaanya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
4. Bila panjang tiang pancang kurang,karena panjang dari tiang dari tiang panjag ini
tergantung daripada alat pancang (piledriving) yang tersedia,maka untuk
melakukan penyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.
5. Apabila dipancang di sungai atau di laut seperti pada gambar 2, dimana ada
bagian dari tiang yang berada diatas tanah (bagian A – B). Bagian A – B terhadap
beban vertikal akan bekerja sebagai kolom , jadi disini ada tekuk (buckling).
Sedangkan terhadap beban horizontal H akan bekerja sebagai balok cantilever.

P
H

A A

air

B B

Gambar 2.2 : Pemancangan di dalam air

8
Jadi tiang pancang beton bertulang ini akan memerlukan penulangan yang kuat untuk
memikul beban – beban tersebut.

Bentuk – bentuk penampang.


a. Bentuk persegi (segi empat): Square pile
b. Bentuk segi delapan : Oktogonal pile.
Luas penampang dapat konstan diseluruh panjang tiang (uniform pile), atau dapat
pula luas penampang makin ke ujung bawah semakin kecil (tapered pile).

Gambar 2.3 : Penampang Pondasi Tiang

c. Selain bentuk diatas masih ada lagitiang pancang beton dengan penampang yang
berbentuk lingkaran, akan tetapi disini kita memerlukan cetakan khusus untuk
membuatnya.

9
d. Bentuk patent.
Dari bentuk – bentuk patent ini diantaranya adalah :
- Chenoweth pile
- corrugeted pile
ada pula tiang pancang dari beton yang dibuat dengan ujung bawah diperbesar.
Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar tahanan ujung. Bentuk ini sangat efektif
untuk tiang dengan tahanan ujung (end bearing pile) pada lapisan tanah yang
lembek.

Gambar 2.4 : Ujung Tiang

Cast in place.
Type ini dicor setempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam
tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu
penyelidikan tanah.
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton dan ditumbuk sambil pipa baja tersebut ditarik ke atas.
2. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton. Sedangkan pipa baja tersebut tetap tinggal di dalam tanah.

10
Fraksi pile
Tiang fraksi adalah termasuk salah satu type dari tiang beton yang dicor
setempat (cast in place pile)
Adapun prinsip pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
a. Pipa baja yang pada ujung bawahnya disumbat dengan beton yang dicor di
dalam ujung pipa dan telah mengeras (kering)
b. Dengan penumbuk yanhg jatuh bebas (drop hammer) sumbat beton
tersebut ditumbuk. Akibat daripada penumbukan tersebut maka sumbat
beton berikut pipanya akan masuk ke dalam tanah.
c. Dan d setelah pipa mencapai kedalaman yang direncanakan, kemudian
pipa diisi dengan beton sambil terus ditumbuk dan pipanya
ditarik/keluar/keatas.

pipa ditarik
sumbat beton

a)

b)

lapisan tanah keras

c) d) e)

Gambar 2.5 : Pelaksanaan Pondasi

e. Tiang Frangki telah selesai


Dari sini sumbai beton menjadi melebar, sehingga ujung bawah akan berbentuk seperti
jamur (the mushroom base). Sedangkan permukaan tiang tidak rata, akan tetapi akan
menjadi sangat kasar karena ujung tiang menjadi besar dengan sendirinya tahanan
ujung menjadi besar pula, sehingga tahanan geser dan lekatan tiang akan menjadi
besar pula karena tiang sangat kasar.

11
Solid Point Pipe Piles (Closed – end Pile)

Type ini hampir sama dengan tiang frangki sedangkan bedanya adalah :
- Sumbatnya bukan beton tetapi dari besi tuang (cast –iron),
- Setelah dicor pipa tetap didalam tanh tidak ditarik keluar.

Adapun prinsip pelaksanaanya adalah sebagai berikut :


a. Ujung tiang dari besi tuang (cast –iron) dimasukan ke dalam tanah, kemudian pipa
diletakkan di atasnya seperti pada gambar. Pada ujung atas pipa dipasang topi
kemudian pipa dipancangkan.
b. Pipa dipancang ke dalam tanah.
c. Setelah pipa mencapai kedalaman yang direncanakan pemancangan dihentikan dan
bagian atas pipa jika masih terlalu panjang maka harus dipotong. Kemudian di dalam
pipa tersebut lalu diisi dengan beton. Bila pipa kurang panjang maka dapat dilakukan
penyambungan dengan “a cast –steel drive sleeve” (lihat gambar 6d). Alat
penyambung ini dimasukan ke dalam pipa yang akan disambung, kemudian pipa
penyambung diletakkan di atasnya dan pemancangan dapat dilanjutkan/ diteruskan.
Penyambungan dapat pula dilakukan dengan sambungan Las. Tiang type ini dapat
diperhitungkan sebagai end –bearing pile maupun sebagai Friction Pile.

Hammer Pipa
dipotong

Topi A cast –steel


Drive sleave

Pipa

Besi Pipa diisi


tuang dengan beton d) detail sambungan
a) b)
c)
Gambar 2.6 : Pelaksanaan Pemancangan

12
Keuntungan daripada type ini adalah :
- Ringan dalam transportasi dan pengangkatan.
- Mudah dalam pemancangan.
- Kekuatan tekannya dapat besar.

Open –end Steel Pipe Piles


Tiang ini adalah suatu tiang pancang dari pipa baja dengn ujung bawah terbuka.
Adapun prinsip pelaksanaanya aladalah sebagai berikut :
a. Pipa baja dengan ujung bawah terbuka dipancang masuk ke dalam tanah.
b. Bila pipa kurang panjang, pipa dapat disambung. ( Adapun cara penyambungan
pipa dengan type solid point steel –pipe pile.
c. Bila pipa telah mencapai kedalaman yang direncanakan, pemancangan dihentikan.
Kemudian tanah yang berada di dalam pipa dikeluarkan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan penyemprotan air (water jet), tekanan udara (compresed),
coring out dan sebaginya.
d. Pipa telah bersih dari tanah yang berada di dalam pipa.
e. Pipa diisi dengan beton.

Penyambungan

a) b)

Lapisan tanah keras


c) d) e)

Gambar 2.7 : Pelaksanaan Tiang Pancang Pipa Baja

13
Tiang type ini dapat pula diperhitungkan sebagi end –bearing pile maupun sebagai
friction pile.
Keuntungan tiang type ini ialah waktu pemancangan tidak menganggu bangunan –
bangunan yang berada disekitar pemancangan seperti halnya pada pemancangan –
pemancangan pre –cast reinforce concrete maupun close –end pile. Dalam transport
relative ringan dan kekuatan tiang dapat besar.

Raymond Concrete Pile


Tiang Raymond ini termasuk salah satu type dari tiang beton dicor setempat dan
pertama –tama digunakan sebagai tiang goseran. Tiang Raymond ini makin ke ujung
bawah diameternya makin kecil (biasanya setiap 2,5 ft diameternya berkurang 1 inch).
Karena itu untuk panjang tiang yang relative pendek akan menghasilkan tahanan yang
lebih. besar dibandingkan tiang yang prismatic (dimeternya constant sepanjang tiang).
Tiang Raymond ini terdiri dari pipa shell yang tipis terbuat dari baja dengan diberi
alur bersepiral sepanjang pipa.

Inti
(core)
Alat
(spiral)

Inti (core)

Sheel

Gambar 2.8 : Raymond Concrete Pile


(Panjang tiang Raymond ini maximum 37,5 ft (± 11,25 m) )

14
Prinsip pelaksanaan tiang type ini adalah sebagai berikut :
1. Karena shell tersebut tipis, maka pada waktu pemancangan deberi inti (core) dari
pipa baja yang kuat.
2. Shell bersama –sama denga inti (core) dipancang dalam tanah, sampai mencapai
kedalaman yang direncanakan.
3. Kemudian inti (core) ditarik keluar
4. Selanjutnya kedalaman sheel

Simplex Concrete Pile


Type tiang ini dapat dipancang melalui tanah yang lembek (kurang compact) maupun
kedalaman tanah yang keras. Setelah pipa ditarik bidang keliling (kulit) beton
langsung menekan tanah di sekitarnya, karena itu tanah harus cukup kuat/ teguh dan
compact untuk mendapatkan beton yang cukup padat. Kalau tanah tidak cukup kuat/
teguh dan compact maka dalam pipa dimasikan shell pipa yang tipis dengan diameter
yang lebih kecil daripada diameter pipa luar. Kemudian beton dicor dan pipa sebelah
ditarik ke atas.

Sepatu

a)
Heavy compacted
soil

b) c)

Gambar 2.9 : Pelaksanaan Simplex Concrete Pile

15
Adapun prinsip pelaksanaan tiang simplex ini adalah sebagai berikut :
a. Pipa dipancang dengan ujung bawah diberi sepatu baja sampai mencapai
kedalaman yang direncanakan.
b. Setelah cukup kemudian kedalaman pipa dicor beton sambil pipa ditarik keatas.
Kalau tanah disekeliling tiang kuat (compact) maka dalam pipa dimasukan shell
pipa tipis sebelum beton kita cor kedalam pipa. Baru setelah shell tipis dimasukan
beton kita cor kedalam shell tersebut.
c. Pipa telah ditarik ke atas dan tiang simplex telah selesai. Tiang simplex ini dapat
diperhitungkan sebagai end –bearing pile maupun friction pile.

Base –drien cased pile


Type tiang ini adalah termasuk type tiang yang dicor setempat dengan pipa baja
(casing) yang tetap tinggal dalam tanah tidak ditarik ke atas. Casing atau pipa baja
terbuat dari plate yang dilas berbentuk pipa.
Diameter pipa berkisar antara 10 sampai 28 inch (25 sampai dengan 70 cm) dengan
total 3/8 inch (± 1 cm). Panjang tiang dapat ditambah dengan cara dilas. Pada ujung
pipa *casing) diberi sepatu dan sumbat beton yang dicor terlebih dahulu seperti halnya
pada tiang franki.

Hammer
Casing
Sumbat dilas

1)
Tanah
keras
2) 3) 4)
5)
Gambar 2.10 : Cara Pelaksanaan Based –driven cased pile

16
Prinsip cara pelaksanaannya
1. Pipa baja (casing) yang telah diberi sumbat dipasang pada leader alat pancang (the
leader of the pile driving).
2. Hammer (palu) alat panjang dijatuhkan bebas (drop-hammer) kedalam pipa hingga
menumbuk sumbat beton, dan pipa (casing) masuk kedalam tanah.
3. Kalau memerlukan penambahan panjang tiang hal ini dapat dilaksanankan dengan
cara penyambungan dengan las.
4. Kemudian pemancangan dilanjutkan lagi sampai mencapai kedalaman yang telah
direncanakan.
5. Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud pemancangan dihentikan dan beton
dicor kedalam casing. Tiang type ini dapat diperhitungkan sebagai end-bearing pile
maupun sebagai friction pile.

Keuntungan tiang type ini ialah :


a. Pipa (casing) ringan dalam transport.
b. Penambahan dan pemotongan panjang tiang dapat dilakukan dengan mudah.
c. Karena ringan maka pemancangan tak memerlukan alat pancang yang berat seperti
halnya precast concrete pile.

Dropped-in shell Concrete pile


Type ini adalah suatu type variasi daripada tiang yang dicor setempat tanpa adanya
casing permanent yang tetap tinggal dalam tanah. Sebagai ganti daripada casing
dipergunakan shell logam tipis yang dimasukkan kedalam casing luar kemudian setelah
dicor casing luar ditarik keatas.
Type ini digunakan bila pembuatan tiang yang dicor setempat tanpa adanya casing sukar
dilaksanakn misalnya seperti pada tanah pasir.
Bila casing bagian luar ditarik maka akan terjadi rongga di sekeliling shell yang mana
rongga ini akan diisi dengan kerikil. Dengan demikian kerikil ini akan memperbesar
geseran antara tanah dengan tiang.
Diameter casing bagian luar ini berkisar antara 12 sampai 20 inch (30 samapi 50 cm)
dengan panjang 75 ft (22,50 m)

17
Adapun pelaksanaan tiang type ini secara singkat adalah sebagai berikut :
a. Perlengkapan tiang ini terdiri dari :
1. Casing luar, yaitu pipa bagian luar.
2. Core (inti) pipa bagian dalam

Diameter dasar core ukurannya


sedemikian sehingga core ini dapat
tepat masuk dalam casing. Casing luar
dan core di dalamnya dipancang
bersama-sama ke dalam tanah hingga
mencapai lapisan tanah keras.

D D
Casing Luar Core (inti)
Gambar 2.11 : Diameter casing
Core

Casing + Core
Core
Casing

Casing

Sheel Sheel
a) Tanah Keras

b) c) d)

Gambar 2.12 : Pelaksanaan Dropped-in shell concrete pile

18
b. Setelah sampai lapisan tanah keras core ditarik keatas dan shell dimasukan dalam
casing tersebut. Shell ini terbuat dari logam yang tipis dan ringan dengan permukaan
diberi alur spiral.
c. Kemudian beton dicor kedalam shell sampai penuh dan padat. Setelah penuh core
dimasukan lagi kedalam casing sedemikian sehingga ujung bawah core (sepatu) akan
terletak pada permukaan beton yang telah dicor dalam shell. Kemudian casing ditarik
keatas (keluar) sedangkan shell dan beton tetap berada pada posisinya karena ditahan
oleh core dan hammer alat pancang yang diletakan diatas core.
d. Casing telah ditarik keluar, kemudian lubang di sekeliling shell diisi dengan kerikil.

Dropped – in shell Concrete pile with compressed base section.


Type tiang ini dipergunakan bila lapisan atas tanah terdiri dari tanah yang sangat lunak
yang mana tidak memungkinkan memakai tiang yang dicor setempat tanpa adanya
casing.

Core

Cashing
Lapisan Tanah yang sangat lunak

Shell

Lapisan Tanah Keras

Gambar 2.13 : Pelaksanaan Dropped-in shell Concrete pile with compressed base section

19
Adapun prinsip pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. Perlengkapan tiang type ini seperti halnya pada type dropped in shell terdiri dari :
- Casing yaitu pipa bagian luar.
- Core atau disebut pula inti.
Seperti pada type dropped – in shell core dimasukkan pada casing luar, kemudian
core dan casing dipancang bersama-sama sampai mencapai tanah keras.
b. Kemudian setelah mencapai tanah keras core ditarik keluar dari casing dan beton
dicor kedalam casing sampai setinggi tanah yang mana diperhitungkan cukup mampu
untuk menahan beton yang masih muda (belum kering). Setelah itu core dimasukan
lagi kedalam casing sampai dasar core bertumpu pada beton yang baru dicor tadi.
c. Core dipertahankan tetap pada posisinya dengan jalan meletakkan hammer di atas
core, kemudian casing luar ditarik perlahan- lahan keatas sampai dasar casing sama
tinggi dengan dasar core.
d. Setelah ini core ditarik keatas kemudian shell dimasukkan kedalam casing sedemikian
hingga ujung bawah shell terletak pada beton.
Core dimasukkan lagi dalam casing sehingga sepatu (ujung bawah) core terletak pada
shell.
Setelah core ditahan ujung atasnya dengan hammer lalu casing ditarik keluar dan
tinggal shell saja yang berada didalam tanah.
e. Kemudian beton dicor kedalam shell dan lubang disekeliling shell bekas tempatnya
casing diisi dengan kerikil. Pengecoran beton dapat pula dilakukan sebelum casing
ditarik keluar.

20
Botton – botton dropped – in shell concrete pile
Type ini terutama digunakan didaerah dimana sangan diperlukan penambahan daya
dukung tiang.
Cara pelaksanaan secara praktis adalah sebagai berikut :
a. Sebagai casing dipakai pipa baja dengan tebal ½ inch (  12 mm) dan diameter
biasanya 14 inch (  35 cm) diletakan diatas sepatu dari beton precast (gambar 14) .
Diameter sepatu 1 inch (  2,5 cm) lebih besar daripada diameter pipa casing.

b. Pipa pancang masuk kedalam tanah sampai mencapai kedalaman yang telah
direncanakan.
c. Kemudian setelah mencapai suatu kedalaman yang telah ditentukan shell tipis dari
baja dimasukkan kedalam pipa sampai ujung bawah shell tersebut terletak pada
sepatu beton.
d. Kemudian beton dicor dalam shell sampai penuh dan casing ditarik ke atas.
Lobang di sekitar shell diisi dengan kerikil untuk memperbesar geseran antara tiang
dengan tanah. Jadi setelah kita mempelajari macam- macam tiang pancang beton
yang dikerjakan secara cast in place maka secara umum kita dapat meyimpulkan :

Sepatu

a)

Sheel

Lapisan tanah
keras

b) c) d)
Gambar 2.14 : Pelaksanaan Botton dropped-in shell concrete pile

21
Kejelekan cast in place
- Kebanyakan dilindungi oleh hak patent.
- Pelaksanaannya memerlukan peralatan khusus.
- Beton dari tiang yang dikerjakan secara cast in place tidak dapat dikontrol.
Kebaikan dari cast in place
- Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjaan.
- Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tak ada resiko rusak dalam transport.
- Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Kalau kita memakai tiang pancang beton precast maka untuk menentukan panjang tiang
dasarnya adalah tiang yang terpanjang yaitu F. Jadi dengan demikian tiang A, B, C, dan
seterusnya akan terlalu panjang dan akan ada pemotongan.

2.2.3. Tiang Pancang baja (steel pile)


Kebanyakan penampang tiang pancang baja ini berbentuk propil H.
Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri adalah sangat besar
sehingga dalam transport dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti
halnya pada tiang pancang beton precast.
Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat berfaedah apabila kita memerlukan
tiang pancang ynag panjang dengan tahanan ujung yang besar. Kelemahan tiang pancang
baja ini terhadap karat (korosi)

Karatan pada bagian tiang yang berada didalam tanah.


Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture (susunan
butir) dari komposisi tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan
kelembapan tanah (moisturecontent).
a. Pada tanah yang mempunyai texture yang kasar/kesap, maka karat yang terjadi
karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati keadaan karat
yang terjadi pada udara terbuka (atmosphere).

22
b. Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan seperti karat yang terjadi
karena terendam air
c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan yang padat
akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga akan
menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.

Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat dibagian atas yang dekat dengan
permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition (keadaan udara pori-
pori tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah.
Hal ini dapat ditanggulangi dengan memoles tiang pancang baja tersebut dengan ter
(coltar) atau dengan sarung beton sekurang-kurangnya 20”(+-60 cm) di bawah m.a.r.
(muka air tanah terendah).
Karat/korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang
terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecetan seperti pada konstruksi baja biasa.

Tanah-tanah yang korosive.


Menurut penyelidikan ahli tanah-tanah yang dapat menyebabkan karat antara lain
ialah :
 Tanah-tanah rawa
 Tanah-tanah paya dan tanah-tanah yang mengandung alkali

Bahan-bahan yang terdapat didalam tanah yang dapat menyebabkan karat antara lain
ialah:
 Timbunan arang
 Bekas-bekas terak, abu api (cinder)
 Alkali yang dapat pada tanah
 Bahan-bahan buangan dari industri-industri dan tambang-tambang

23
Karat dapat pula disebabkan oleh :
Anacroabatic Bacteria dan Acrobatic Bacteria.
Pengalaman-pengalaman dalam hal karat pada tiang pancang baja.
1. Tiang pancang baja H yang terdapat di BONNET FLOOD WAY LOUISIANA
tidak menunjukkan karat yang berarti setelah 17 th berada didalam tanah
meskipun tanah dimaana tiang tersebut berada terdiri dari dua macam lapisan
tanah yang korosive.
2. Turap-baja (sheet piling) yang dicabut setelah 19 th berada dalam tanah dan
terendam air di BLACK ROCK SHIP CANNAL dekat BUFFALO menunjukan
adanya karat yang sangat tipis.
3. Di New England suatu tiang pancang baja 11 yang menyangga konstruksi dock
beton bertulang setelah 11 th terjadi karat yang manaa mengurangi luas
penampang sekitar +-10%. Di sini tiang berhubungan dengan air laut yang
mengandung garam jadi sangat korosive.

Perlindungan tiang pancang baja terhadap karat/korosi.


a. Copper-bearing stell.
Baja tipe ini mengandung minimum 0,20% tembaga. Terhadap karat atau korosi
yang disebabkan oleh udara (atmospheric corrosion) baja ini lebih tahan jika
dibandingkan dengan baja biasa. Akan tetapi baja ini tak dapat tahan terhadap
karat/korosi yang disebabkan oleh air yang menggandung garam seperti air laut.
b. Lindungan terhadap korosi oleh korosi sendiri.
Menurut penyelidakan para ahli kecepatan terjadinya karat akan berkurang setelah
terjadi selaput karat yang melapisi permukaan tiang pancang baja.
Jadi dengan demikian lapisan ini melindungi tiang itu sendiri terhaadap
karat/korosi lebih lanjut.
Tiang pancang baja yang dipancang pada tanah pasir akan dilindungi oleh lapisan
“ferocilicate” yang terjadi pada pasir yang mana bersifaat sebagai lapisan
pelindung terhadap korosi/karat.

24
c. Surface Coating.
Bermacam-macam cara dan bahan pelapis telah dicoba dan diselidiki pada tiang
pancang baja untuk melindungi tiang terhadap karat antara lain :
 Permukaan tiang dipoles dengan minyak (oil paint)
Lapisan ini ternyata hanya tahan lama dalam beberapa bulan saja.
 Lapisan pelindung yang agak tahan lama adalah dari bahan tir (coaltar paint)
walaupun lapisan tir ini tidak memuaskan terhadap sinar matahari.
 Macam-macam bahan pelapis yang telah dipelajari antara lain adalah
 Lapisan lemak (grease coating)
 Sheet neoprene, yaitu lapisan tipis dari sejenis plastik seperti karet sintetis
 Flame-sprayed sins
 Monel jacketing
 Sine rich-paint
 Hot-sprayed mastic
 Plastic adhesive tapes
 Phenolic mastic
 Saran resin
 Vinyl resin with alumunium or mastic

Biasanya tiang pancang baja ini diberi selaput (coating) penahan karet mulai dari 2 ft
(+-60 cm) dibawah m.a.r. (muka air rendah) terus keatas.
Pada tanah lumpur paya-paya yang mengandung asam atau air buangan dari industri
yang berada disekitar tempat tersebut sebaiknya tiang pancang diberi lapisan penahan
karat pada seluruh panjang tiang.

25
Perlindungan terhadap karet dapat pula dilakukan dengan :
1/ 2 D

1 8 ''
1. Mempertebal plat tiang pancang H di daerah atau ditempat yang banyak M.A.T.

M.A.R.

1 8 ''
menimbulkan karat.

1 /2 D
Plat Pertebalan

Pada gambar 2.15 tiang pancang baja H


D

yang dipertebal pada flens dan badannya


dengan 3 plat yang di laskan pada flens dan
badan. Pertebalan pada badan terletak 18
(+- 45 cm) diatas M.A.T. dan ditambah
M.A.R. Plat pertebalan ini tebalnya
sekurang-kurangnya sama dengan tebal
badan tiang pancang H. Dengan adanya
penambahan plat ini diperkirakan akan
memperpanjang umur tiang 25 th.,
Gambar 2.15 : Tiang pancang baja H

2. Dengan memberi sarung (encasement)


Seperti halnya dengan pertebalan pelat sarung ini juga diletakkan di daerah di
mana akan terjadi korosi yang hebat. Biasanya sarung ini diletakkan sekurang-
kurangnya 2 ft (+- 60 cm) dibawah muka air rendah (m.a.r.).

Sarung dari beton cor.


Sarung dari beton cor ini yang biasa dipergunakan. Bila kita menggunakan sarung
untuk melindungi tiang pancang baja dari penambahan tinggi permukaan air maka
sebaiknya sarung ini diletakkan pada ketinggian 2 ft (+- 60 cm) dibawah m.a.r. dan 3
ft (+- 90 cm) di atas m.a.t. Sarung beton ini sering juga dipakai pada tiang pancang
baja dibawah poer.

26
3'0''
M.A.T.
Pipa baja (casing)

A A

Beton core

3'0''
Sarung beton

Tiang pancang baja

Dilapisi tir/
Asphalt

POT A - A

Gambar 2.16 : Tiang baja H dengan sarung beton cor

Bila mungkin beton ini dapat dicor tanpa menggunakan casing pipa akan tetapi
memakai cetakan beton biasa, maka bentuk penampang dari pada sarung ini dapat
berbentuk persegi empat, segi delapan maupun lingkaran. Kadang-kadang sarung
beton ini diberi pula penulangan seperti halnya pada kolom-kolom beton biasa.

Penulangan terdiri dari :


 Penulangan memanjang Q ½”
 Bengel atau spiral Q ¼”

Pada gambar 2.17 pembuatan sarung beton dapat dilaksanakan sebagai berikut :
Setebal tiang pancang baja H dipancang kita pasang pembesian untuk sarung dan
begisting seperti halnya pada kolom beton bertulang biasa kemudian kita cor
betonnya.

27
Profil I
Gelagar

Poer

4''

1/2''

Sarung
B
Spiral
(Beugel)
1/4''

3'0''
4 ''

Tiang Baja
4''
4''

POT B

Gambar 2.17 : Pembuatan sarung beton

Bila diperlukan sarung beton pada tiang pancang beton H pada bagian atas dekat
permukaan tanah akan tetapi tanpa mengadakan penggalian lebih dahulu, maka kita
Centering Cap

dapat memakai cara yang dianjurkan oleh : CREBULICH.


Sheel
Sheel Baja

Mandrel
Daerah yang diberi sarung

Tiang Baja

A B C D

Gambar 2.18 : pelaksanaan sarung beton untuk bagian


pangkal dekat permukaan tanah

28
A. Shell dari pipa baja dan intinya yang disebut “mandrel” dipancang bersama-sama
ke dalam tanah sampai kedalaman yang diperlukan untuk sarung tersebut.
B. Kemudian mandrel ditarik keluar sehingga dalam shell akaan kosong. Di ujung
atas shell dipasang cap/tutup yang disebut “centering cap” yang berfungsi untuk
memuaskan tiang pancang H agar pemancangan tidak miring dan menyinggung
dinding shell. Setelah ini tiang pancang baja H dimasukkan dalam shell dan
dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.
C. Setelah mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan centering cap
dilepas. Kemudian beton dicorkan kedalam shell sampai padat.
D. Setelah shell penuh dan padat segera shell ditarik keatas dan terjadilah selimut
beton.

Metode ini sangat berfaedah bila bagian tiang pancang baja tersebut berada pada lapisan
tanah yang bersifat korosive. Seperti halnya lapisan tanah yang mengandung air kotor
bekas buangan dari industri-industri dan tambang-tambang disekitar bangunan tersebut.

COMPOSITE PILE
Yang dimaksud dengan composite pile adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan
yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu tiang.
Composite pile ini dapat berupa/terdiri dari beton dan kayu maupun beton dan baja.

WATER PROOFED STEEL PIPE AND WOOD PILE


Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang dibawah muka air tanah
sedangkan bagian atas adalah beton.
Kita telah mengetahui bahwa kayu akan tahan lama/awet kalau kayu itu selalu terendam
oleh air atau sama sekali tak terendam air.
Karena itu disini beban kayu diletakkan dibagian bawah yang mana selalu terletak
dibawah air tanah (m.a.r.)
Kelemahan tiang ialah pada tempat sambungan apabila tiang pancang ini menerima gaya
horizontal yang permanent.

29
Gambar 2.19 : Kombinasi tiang kayu dan beton

Adapun cara pelaksanaan secara singkat adalah sebagai berikut:


a. Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga mencapai
kedalaman yang telah ditentukan untuk meletakkan tiang pancang kayu tersebut
dan ini harus terletak dibawah muka air tanah yang terendah.
b. Kemudia core ditarik keatas dan tiang pancng kayu dimasukkan dalam casing dan
terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras. Disini perlu diperhatikan
bahwa diameter maximum tiang pancang kayu harus lebih kecil sedikit daripada
diameter dalam casing agar tiang-tiang kayu tersebut dapat masuk seluruhnya
pada casing.
Pada waktu ujung kayu bagian atas hamper masuk dalam casing pemancangan
dilakukan dengan sepatu dari core (inti), pada ujung atas tiang kayu (gb 20 b)
dan pemancangan dilanjutkan sampai mencapai lapisan tanah keras.
c. Setelah mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core ditarik
keluar dari casing. Kemudian beton dicor ke dalam casing sampai penuh terus
dipadatkan dengan menumbukkan core ke dalam casing.

30
COMPOSITE DROPPED IN – SHELL AND WOOD PILE
Tipe tiang ini hamper sama dengan tipe diatas hanya bedanya disini memakai shell yang
terbuat dari bahan logam tipis permukaannya diberi alur spiral.

Gambar 2.20 : Pelaksanaan Composite Dropped-in shell and wood pile


Secara singkat pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
A. Casing dan Core dipancang bersama-sama sampai mencapai kedalaman yang
telah ditentukan dibawah m.a.r.
B. Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari casing dan
tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing terus dipancang sampai mencapai
lapisan tanah keras. Pada pemancangan tiang pancang kayu ini harus diperhatikan
benar-benar agar kepala tiang tidak rusak atau pecah.
C. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari casing.
D. Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan dalam casing.
Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk sangkar (lihat
gambar detail) yang mana tulangan ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
masuk pada ujung atas tiang pancang kayu tersebut.
E. Beton kemudian dicor dalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat casing
ditarik keluar sambil shell yang telah terisi beton tadi ditahan dengan cara
meletakkan core diujung atas shell.
F. Lubang bekas casing yang terdapat di sekeliling shell diisi dengan kerikil atau
pasir.

31
COMPOSITE UNGASED – CONCRETE AND WOOD PILE
Dasar pemilihan tiang composite type ini adalah :
- Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak memungkinkan untuk
menggunakan cast in place concrete pile. Sedangkan kalau menggunakan precast
concrete pile terlalu panjang akibatnya transport akan sukar dan mahal.
- Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila kita menggunakan tiang
pancang kayu tersebut selalu berada dibawah muka air tanah terendah (m.a.r.)

Adapun prinsip pelaksanaan tiang composite ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.21 : Tiang pancang Composite

A. Casing baja dan core dipancang bersama-sama dalam tanah sehingga sampai pada
kedalaman tertentu (di bawah m.a.r.)
B. Core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing
terus dipancang lapisan tanah keras.
C. Setelah sampai pada tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing dan beton
sebagian dicor dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi dalam casing.

32
D. Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditrik keatas sampai jarak tertentu
sehingga terjadi bentuk yang menggelembung seperti bola di atas tiang pancang
kayu tersebut.
E. Core ditarik keluar lagi dari casing dan casing diisi dengan beton lagi sampai
padat setinggi beberapa cm diatas permukaan tanah.
Kemudian beton ditekan dengan core kembali sedangkan casing ditarik keatas
sampai keluar dari tanah.
F. Tiang pancang composite telah selesai.
Tiang pancang composite type ini sering dibuat oleh the Mac Arthur Concrete Pile Corp.

COMPOSITE DROPPED-SHELL AND PIPE PILE


Dasar pemilihan type tiang ini adalah :
- Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila dipergunakan castin – place
concrete.
- Letak muka air terendah terlalu dalam kalau dipergunakan tiang composite yang
bagian bawahnya dari tiang kayu.

Cara pelaksanaan tiang type ini adalah sebagai berikut :

Core Core

Casing Casing
Core
Shell
Tiang pipa

Beton

1 2 Tiang Pipa Penumpu

Tanah Keras

3 4 5

Gambar 2.22 : Pelaksanaan Composite dropped-shell and pipe pile

33
1. Casing dan core dipancang bersama-sama sehingga casing hamper hamper
seluruhnya masuk dalam tanah. Kemudian core ditarik keluar dari casing.
2. Tiang type baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan dalam
casing terus dipancang dengan pertolongan core sampai tanah keras.
3. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali.
4. Kemudian shell yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing hingga
bertumpu pada penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja.
Bila diperlukan pembesian maka besi tulang dapat dimasukkan dalam shell dan
kemudian beton dicor sampai padat.
5. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing ditarik
keluar dari tanah. Lubang di sekeliling shell diisi dengan kerikil atau pasir.
Variasi lain daripada type tiang ini dapat pula dipakai tiang pemancang baja H
sebagai ganti dari tiang pipa.

FRANKI COMPOSITE PILE


Prinsip tiang hamper sama dengan tiang franki biasa hanya bedanya pada bagian atas
dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari baja.
Tiang Beton

Precast/Baja

Adapun pelaksanaan tiang composite ini adalah sebagai berikut :


Drop/Hammer

Diisi pasir
kerikil

Sumbat/Beton

B C D

Gambar 2.23 : Franki Composite Pile

34
a. Pipa dengan sumbat beton yang dicor lebih dahulu pada ujung bawah pipa baja
dipancang dalam tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras. Cara
pemancangan ini sama seperti pada tiang Franki biasa.
b. Setelah pemancangan mencapai kedalaman yang telah direncanakan pipa diisi
lagi dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer smbil pipa ditarik lagi
keatas sedikit sehingga terjadi bentuk beton seperti bola.
c. Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai bertumpu
pada bola beton pipa ditarik keluar dari tanah.
d. Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H dengan kerikil atau pasir.

TIANG-TIANG PANCANG BETON ISTIMEWA (KHUSUS)


Tiang-tiang pancang beton istimewa atau khusus ini pada umumnya mempunyai hak
paten.
Diisi pasir
kerikil

Gambar 2.24 : Tiang pancang beton dengan ujung bawah diperbesar

Tujuan memperbesar ujung bawah ini ialah untuk meningkatkan daya dukung tiang
tersebut. Dengan sendirinya pada pemancangan tiang seperti ini lebih sukar dari tahanan
pada waktu pemancangan lebih besar dibandingkan dengan tiang pancang biasa. Daya
dukung tiang ini masih dapat dipertinggi lagi kalau disamping tiang diisi dengan kerikil
yang mana akan mempertinggi gesekan tiang tersebut dengan tanah. Tiang semacam ini
baik sekali dipergunakan di tanah yang masih muda dan berkonsolidasi.

35
Latihan :
- Sebutkan macam-macam dan bahan yang dipakai dalam pondasi tiang pancang
- Uraian pembebanan pada tiang pancang
- Sebutkan keuntungan dan kerugian pndasi tiang dari kayu
- Sebutkan keuntungan dan kerugian pndasi tiang dari besi
- Sebutkan keuntungan dan kerugian pndasi tiang dari beton
- Sebutkan cara pelaksanaan dalam pemancangan pondasi baik kayu, besi maupun
beton.

36

Anda mungkin juga menyukai