Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Komposit Vol. 6 No.

1 (2022)

PENGGUNAAN BIM UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN


KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG TINGGI

Paulus Setyo Nugroho1, Yusuf Latief2, Bagyo Mulyono3, Alvian Amaly Fasha Najmu Zaman4
1,3,4
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
2
Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia, Depok
Email: paulus.nugroho@unsoed.ac.id; yusuflatief73@gmail.com; bagyo.mulyono@unsoed.ac.id
alvian.zaman@mhs.unsoed.ac.id

ABSTRAK
Bangunan gedung tinggi menjadi pilihan utama di kota-kota besar di dunia karena harga lahan
yang sangat mahal dan adanya kebutuhan untuk fungsi perkantoran, tempat tinggal, hotel, dan
berbagai fungsi lainnya. Selain memberikan manfaat yang besar, bangunan gedung tinggi juga
ada konsekuensi berupa meningkatnya risiko kebakaran pada bangunan. Kebakaran pada
bangunan gedung tinggi dapat menimbulkan korban jiwa dan material. Untuk mengatasinya
dibutuhkan strategi keselamatan terhadap bahaya kebakaran yang terintegrasi dan efisien. Saat
ini, pendekatan keselamatan dilakukan dengan merancang, menerapkan dan memelihara
sistem proteksi kebakaran menggunakan cara-cara tradisional. Building Information
Modelling (BIM) merupakan proses pemodelan gedung yang awalnya berbasis model 3D dan
telah dikembangkan sampai 7D yang menyediakan informasi dan alat yang membantu proses
perencanaan dan perancangan lebih efisien dan efektif dalam proses konstruksi. BIM pada
awal kemunculannya berfungsi untuk membantu fungsi perancangan, pembangunan dan
pengoperasian gedung. Walaupun belum banyak dilakukan, saat ini mulai dikembangkan
fungsi BIM untuk membantu meningkatkan keselamatan kebakaran. Penelitian ini bertujuan
untuk memperluas peran BIM untuk keperluan fire safety pada bangunan gedung bertingkat
tinggi dengan pendekatan potensi pemanfaatan pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan
paska konstruksi, serta mengidentifikasi peralatan dan pekerjaan yang berhubungan dengan
fire safety yang mendukung peningkatan keselamatan kebakaran pada bangunan gedung
tinggi. Metode yang dilakukan yaitu metode kualitatif deskriptif yaitu dengan kajian literatur
dan validasi pakar dengan cara wawancara. Hasil yang didapat berupa proyeksi ideal
penggunaan BIM untuk meningkatkan keselamatan kebakaran pada bangunan gedung tinggi.
Hasil proyeksinya divalidasi oleh ahli BIM dan fire safety.
Kata Kunci: BIM, keselamatan kebakaran, bangunan gedung bertingkat tinggi
ABSTRACT
High rise building has been the main choice in big cities across the world as land price
is significantly expensive and the needs for office, residence, hotel and many others are
increasing. While high rise building provides great benefits, it also has negative consequence
with regard to increasing risks of fire in building. High rise building fire could cause fatalities
and losses. To overcome it, an integrated and efficient fire safety strategy is required. To date,
the approaches for safety are design, implementation and maintenance of fire protection
system from the stage of pre-construction, construction and post-construction using
traditional methods. Building Information Modelling (BIM) is a process of modelling a
building that initially is based on 3D and it has been enhanced to 7D that provides information
and tools to help planning and designing in construction process to be more efficient and
effective. At its initial emerge, BIM were used to help planning, construction and operational
of buildings. Recently, BIM has also been employed to improve fire safety. This study aims to
extend the application of BIM on fire safety in high rise building using the approach of utilizing
its potency from the pre-construction, construction and post-construction stage, as well as
identifying equipment’s and works related to fire safety that support fire safety enhancement
on high rise buildings. The method implemented was qualitative descriptive that performed
using literature review and expert validation through in-depth interview. The result is an ideal
projection of BIM implementation to heighten fire safety on high rise buildings. The projection
was validated using BIM and fire safety experts.
Key words: building information modelling (BIM), fire safety, high-rise building

29
Vol. 6 No. 1 (2022) Nugroho, P. S., dkk. (2022) Penggunaan BIM untuk Meningkatkan Keselamatan Kebakaran
pada Bangunan Gedung Tinggi

1. PENDAHULUAN bangunannya berada di atas tanah atau air.


Kebutuhan masyarakat untuk berbagai fungsi Bangunan gedung memiliki fungsi sebagai tempat
kantor, hotel, hunian dan harga tanah yang mahal hunian, tempat usaha, tempat sosial dan budaya
mempengaruhi banyaknya bangunan gedung tinggi serta fungsi khusus.
yang muncul di Jakarta. Walaupun memberikan Klasifikasi bangunan gedung terbagi menjadi 3
banyak manfaat namun hal itu mengakibatkan (tiga) yaitu: bangunan gedung bertingkat tinggi
meningkatnya salah satu risiko pada bangunan memiliki jumlah lebih dari 8 lantai, bangunan
gedung tinggi, yaitu sulitnya memadamkan dan gedung bertingkat sedang memiliki jumlah 5 sampai
mengevakuasi ketika terjadi kebakaran. dengan 8 lantai, dan bangunan gedung bertingkat
Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum rendah memiliki kurang dari 4 lantai.
No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan teknis 2.2 Kebakaran
sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung
dan lingkungan disebutkan bahwa pengelolaan Menurut SNI 03-3987-1995, kebakaran adalah
proteksi kebakaran adalah upaya mencegah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman
terjadinya kebakaran atau meluasnya kebakaran ke potensial dan terkena pancaran api sejak awal
ruangan maupun ke lantai - lantai bangunan, serta terjadi penyalaan hingga perjalanan api, asap dan
ke bangunan lainnya melalui eliminasi ataupun gas yang ditimbulkan.
meminimalisasi risiko bahaya kebakaran, Klasifikasi bahaya kebakaran dibagi menjadi 3,
pengaturan zona - zona yang berpotensi yaitu bahaya kebakaran ringan, bahaya kebakaran
menimbulkan kebakaran, serta kesiapan sistem sedang dan bahaya kebakaran tinggi. Kebakaran
proteksi aktif dan pasif pada bangunan. dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, nyala
Banyak hal yang dapat dikembangkan dalam api dan bahan bahan yang pijar, penyinaran,
strategi keselamatan bahaya kebakaran bangunan peledakan uap atau gas, peledakan debu atau noktah
gedung tinggi, salah satunya adalah penggunaan zat cair, percikan api, terbakar sendiri, reaksi
Building Information Modelling (BIM). BIM adalah kimiawi dan peristiwa lainnya.
sebuah proses berbasis 3D yang menyediakan Menurut Menteri Pekerjaan Umum
informasi dan alat untuk merencanakan sebuah No.26/PRT/M/2008 definisi sistem proteksi
desain secara efisien, proses konstruksi dan kebakaran adalah sistem yang terdiri atas peralatan,
manajemen bangunan (Matthews, dkk., 2011). kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang
BIM memiliki 8 dimensi dengan fungsi dan maupun pada bangunan yang digunakan baik untuk
kegunaannya yang berbeda. Oleh karena itu, BIM tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif,
dinilai efektif dalam visualisasi 3D, penyimpanan maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka
data untuk perencanaan, penjadwalan, perhitungan melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap
anggaran, pembangunan, pengoperasian, bahaya kebakaran.
pemeliharaan konstruksi bangunan gedung serta 2.3 BIM
keselamatan dan kesehatan kerja.
Penggunaan BIM untuk keperluan fire safety di Menurut National Institute of Building Science
Indonesia masih kurang efektif karena berbagai (NIBS), BIM merupakan representasi atau
sebab. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan gambaran berbentuk digital dari seluruh
menghasilkan proyeksi ideal terkait penggunaan karakteristik fisik dan fungsional dari sebuah
BIM sebagai strategi meningkatkan keselamatan bangunan dan berkaitan dengan informasi
bahaya kebakaran bangunan gedung tinggi. proyek/siklus, dimana BIM akan menjadi sumber
Tujuan penelitian ini adalah: informasi bagi pemilik/pengguna dalam
a. Identifikasi potensi peran BIM untuk menggunakan dan memelihara selama melewati
meningkatkan fire safety pada tahap pra siklus dari gedung tersebut (Jiang, 2011).
konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi BIM dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu
bangunan gedung tinggi. 2D gambar yang terdiri dari sumbu X dan Y, 3D
b. Identifikasi pekerjaan dan peralatan fire safety gambar yang terdiri dari sumbu X, Y dan Z, 4D
yang dapat dihubungkan dan bertambah tambahan mengenai penjadwalan, 5D ada tambahan
efektifitasnya dengan BIM untuk mengenai anggaran biaya, 6D ada tambahan
meningkatkan keselamatan kebakaran. informasi energi, 7D ada tamabahan tentang
pemeliharaan atau pengoperasian selama siklus
2. TINJAUAN PUSTAKA hidup bangunan, dan 8D terdapat tambahan
2.1 Bangunan Gedung informasi pencegahan kecelakaan kerja (Singh,
Menurut Undang-undang No. 28 tahun 2002 2020).
bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil BIM lahir dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat teknologi digital yang dapat digunakan dan
kedudukannya, keseluruhan maupun sebagian diberdayakan oleh beberapa pihak konstruksi untuk

32
Jurnal Komposit Vol. 6 No. 1 (2022)

mengurangi kesalahan desain, mengurangi deteksi merupakan faktor yang berpengaruh untuk
bentrok/clash detection, meningkatkan integrasi menentukan premi asuransi kebakaran pada
biaya dan waktu, meningkatkan integrasi tahap bangunan gedung. Fire Safety Management (FSM)
desain dan konstruksi, meningkatkan kolaborasi merupakan suatu cara dalam mengantisipasi bahaya
antara berbagai disiplin ilmu, meningkatkan daur kebakaran selama operasi, sehingga pada saat
ulang serta meminimalisir penggunaan sumber daya kebakaran terjadi dapat mengurangi jumlah
manusia (Apriyani, 2019). kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran serta
dapat diatasi secara mandiri (Samuel dkk., 2021)
2.4 Penelitian Terdahulu
Pembuatan manajemen yang sistematis
Penelitian terdahulu dijadikan bahan referensi dilakukan dengan berbagai disiplin ilmu. Desainer
dan dianalisa oleh penulis untuk membantu berdasarkan peraturan dan pedoman menggunakan
penulisan serta sumber data dalam penelitian ini. aplikasi BIM untuk pengolahan data, sehingga pada
Penulis merangkum beberapa artikel terkait yaitu tahap operasional gedung dapat diterapkan dan
dengan menggunakan BIM dan desain generatif disajikan sistem pemeriksaan otomatis dengan cara
sehingga membantu desainer dalam merencanakan pemeriksaan data BIM yang benar (Choi dkk.,
dan membandingkan beberapa desain yang dibuat 2014). Petugas penyelamat juga dapat mengakses
dan memilih salah satu yang dinyatakan memenuhi sistem melalui jaringan untuk menilai situasi saat ini
kriteria keselamatan kebakaran. BIM menjadi dan memperoleh informasi yang relevan seperti titik
instrumen baru bagi para desainer yang membantu nyalanya api dan lokasi serta isi peralatan
dalam hal menyelidiki berbagai solusi desain pengendali kebakaran (Shiau dkk., 2013).
dengan cara yang terkontrol dan otomatis (Lovrelio, Platform integrasi 3D GIS dan BIM
2021), menampung spektrum data yang luas yang menyediakan multi-level dan jumlah informasi
berkaitan dengan aktivitas siklus hidup bangunan, geospasial yang cukup untuk fungsi data dan tugas
memungkinkan menyajikan tata letak arsitektur manajemen yang baik untuk mendukung proses
dalam bentuk 3D, memiliki potensi untuk manajemen respon kebakaran dengan
mendukung penyelidikan informasi kebakaran dan mempertimbangan situasi dalam dan luar ruangan
perencanaan rute evakuasi (Chen dkk., 2021). (Jianyong Shi dan Pai Lu, 2014). Dengan
Implementasi BIM dilakukan dengan menggunakan teknologi BIM, keakuratan informasi
menerapkan data geometris untuk mendukung dari sistem penilai dapat dipastikan, berbagi
penilaian evakuasi, perencanaan rute pelarian, informasi antar berbagai profesi dapat dilakukan,
pendidikan keselamatan dan perawatan alat-alat penilaian keselamatan kebakaran gedung juga dapat
keselamatan (Wang dkk., 2015), membantu dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi (Wang dkk.,
rencana evakuasi dalam ruangan pada skenario 2021). Analisis yang dilakukan telah diperbaharui
kebakaran, terutama penentuan posisi dalam dan dimodifikasi dengan menggunakan BIM yang
ruangan dan perencanaan rute penyelamatan dengan dibantu dengan menggunakan data point cloud
mengintegrasikan BIM dan computer vision (Deng Tellestrial Laser Scanner (TLS) dalam mengukur
dkk., 2021). Dengan adanya BIM dapat dilakukan jarak antar ruangan dan dinding (Putra dkk., 2021).
proses pelatihan yang nyaman bagi pengguna Salah satu cara untuk cara membuat manajemen
gedung untuk meningkatkan kesadaran pada saat yang sistematis yaitu menggunakan Internet of
keadaan darurat. Skenario yang diuji Things (IoT) untuk merancang sistem pemadam
memungkinkan pengguna gedung lebih cepat kebakaran awal yang dapat menampilkan data yang
mengenal bagian gedung dan dapat dibutuhkan. laporan yang benar, dan sistem dapat
mengidentifikasi rute evakuasi yang tepat (Wang mendeteksi sebelum api membesar. Batasan sistem
dkk., 2014) ini antara lain konektifitas internet dan kondisi
Sekarang juga dimungkinkan suatu prototipe lingkungan (Eltom dkk., 2018). Penggabungan
sistem terintegrasi cerdas berbasis BIM untuk teknologi IoT dengan BIM mampu meningkatkan
pencegahan dan penanggulangan bencana. Petugas pencegahan kebakaran dan sistem manajemen
pemadam kebakaran dapat menerapkan sistem darurat. Dengan adopsi model BIM, data dinamis
pencegahan kebakaran dan mampu menunjukan yang diperoleh sensor dapat dicocokan dengan data
rute evakuasi yang optimal dalam model 3D (Cheng statis geometrik dan semantik yang berhubungan.
dkk., 2017). Penggunaan BIM akan menghasilkan Ini memberikan hasil yang lebih andal untuk
efisiensi yang lebih besar melalui peningkatan kerja analisis parameter terkait kebakaran dan untuk
sama (Shiau dkk., 2012). Proses pengambilan pengambilan keputusan darurat (Sergi dkk., 2021).
keputusan diusulkan untuk misi pencarian dan
penyelamatan penghuni bangunan gedung. Proses 3. METODE PENELITIAN
tersebut mengambil model BIM sebagai input dan Metode yang dilakukan pada penelitian ini
grafik untuk pemodelan jaringan (Chen dan Chu, menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu
2019). Secara teoritis dan usulan, BIM juga

33
Vol. 6 No. 1 (2022) Nugroho, P. S., dkk. (2022) Penggunaan BIM untuk Meningkatkan Keselamatan Kebakaran
pada Bangunan Gedung Tinggi

dengan kajian literatur dan validasi pakar dengan


cara wawancara.
3.1 Alat dan bahan Penelitian
Alat yang digunakan untuk mendukung
penelitian ini adalah laptop atau personal computer
(PC) dan alat bantu aplikasi untuk berkomunikasi
secara daring.
3.2 Batasan Waktu Sumber Literatur
Pada penelitian ini publikasi artikel, buku
maupun laporan ilmiah yang dijadikan bahan
penelitian memiliki batas maksimal 10 tahun
semenjak tahun pertama diterbitkan sampai dengan
saat ini, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2021.
3.3 Kebutuhan Data
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah
data sekunder dan data primer yaitu kajian literatur
dan validasi kepada pakar ahli. Strategi pencarian
artikel penelitian dilakukan secara komprehensif
melalui database antara lain Google Scholar,
ScienceDirect, Elsavier, Crossref, ieeexplore dan
lainnya
3.4 Tahapan Penelitian
Tahapan dilakukannya penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 1. Penelitian ini dilakukan
untuk mendapatkan proyeksi ideal terkait strategi
keselamatan terhadap bahaya kebakaran pada
bangunan gedung tinggi dengan menggunakan
BIM.
3.5 Metode Analisis
Tahapan literature review yaitu menentukan
topik, pencarian pustaka, analisis serta menulis
literature review. Literatur yang dikaji adalah
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
artikel yang berhubungan dengan penggunaan BIM
sebagai strategi keselamatan bahaya kebakaran
Validasi pakar menggunakan wawancara semi
pada bangunan gedung di Indonesia.
terstruktur yang bertujuan untuk menjawab masalah
secara lebih terbuka, dimana penjawab atau
narasumber diminta pendapat dan idenya.
Wawancara dilakukan kepada narasumber yang
berpengalaman terkait BIM serta pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung tinggi.
Tahapan wawancara adalah sebagai berikut:
1. Membuat pertanyaan wawancara yang sesuai
dengan kebutuhan.
2. Menentukan narasumber.
3. Menentukan sistem, lokasi serta waktu
dilakukannya wawancara.
4. Melakukan proses wawancara.
5. Mendokumentasikan saat melakukan
wawancara.
6. Memastikan hasil wawancara telah sesuai
dengan kebutuhan.
7. Rekapitulasi hasil wawancara.

34
Jurnal Komposit Vol. 6 No. 1 (2022)

Pada saat kajian ini ditulis, proses wawancara a. Dapat menghasilkan definisi dan anotasi
sedang dalam proses. terperinci untuk setiap objek atau komponen
bangunan. Fungsi ini mengembangkan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
sistem pengawasan dan manajemen
4.1 Peran BIM pengendalian kebakaran dengan
Berdasarkan hasil dari pengkajian literatur, memasukkan data komponen gedung dan
didapat peran BIM pada tahap pra konstruksi, peralatan pencegahan kebakaran ke dalam
konstruksi dan pasca konstruksi sebagai strategi model spasial gedung (Shiau dkk., 2013).
b. Mendukung penilaian evakuasi untuk
keselamatan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung tinggi, yaitu: menghitung waktu keluar keselamatan yang
1. Pemanfaatan BIM pada tahap Pra Konstruksi diperlukan dan waktu keluar yang tersedia
a. Merencanakan manajemen keselamatan yang dari sebuah bangunan tersebut dapat diterima
sistematis dengan melibatkan berbagai atau tidak. Pekerjaan harus
disiplin ilmu. Obyek bangunan cerdas mempertimbangkan pengaruh karakteristik
manusia dan berbagai karakteristik bangunan
berbasis BIM dapat mempresentasikan
fungsi, struktur, penggunaan dan informasi (seperti bahan dinding, pintu, jendela, dll)
regulasi. BIM sangat berguna bagi pengelola untuk membantu mempermudah penilaian
bangunan gedung untuk memeriksa status evakuasi agar lebih akurat dalam mendapat
peralatan menggunakan properti objek hasil akhir (Wang dkk., 2015).
bangunan seperti karakteristik dan informasi 3. Pemanfaatan BIM pada Tahap Pasca
Konstruksi/Operasional Bangunan Gedung
untuk menghubungkan semua informasi dari
berbagai dispilin ilmu (Choi dkk., 2014). a. Sebagai perencanaan rute pelarian yaitu
b. Membuat simulasi evakuasi yang dapat mengukur ulang rute penyelamatan secara
dinamis dalam fase operasi (ketika banyak
menyelidiki dan menganalisis perilaku
penghuni dan kinerja keselamatan kebakaran objek baru yang telah dipindahkan ke dalam
dari berbagai rencana arsitektur dalam atau keluar gedung yang dapat memblokir
rute yang telah direncanakan) harus
keadaan darurat. Dengan demikian, alur
pembuatan jalur evakuasi dapat ditentukan dimanfaatkan untuk membantu perencanaan
dari segi tata letak bangunan dan melalui rute pelarian. Fungsi ini digunakan untuk
mengukur jarak antara titik terjauh dari setiap
skenario kebakaran yang telah dirancang. Hal
ini dapat menciptakan tugas manajemen yang area pelarian (biasanya di sudut area) dan
baik untuk mendukung proses manajemen pintu keluar untuk memastikan bahwa jarak
pelarian maksimum tidak terlampaui (Wang
respon kebakaran berdasar situasi dalam dan
luar ruangan secara real time (Jianyong Shi dkk., 2015).
dan Pai Lu, 2014). b. Membuat representasi 3D untuk membantu
c. Penyebaran asap dan api dapat di pengguna mengingat area berbahaya dan rute
representasikan dalam model 3D, jumlah, pelarian. Manajemen keselamatan dengan
densitas api dan sistem pendeteksi asap serta representasi 3D area berbahaya dan
sprinkler dihitung sedemikian rupa sehingga menyediakan video rute pelarian. Video rute
mampu memberikan waktu yang cukup bagi pelarian, didasarkan pada hasil evaluasi
pemadam untuk mengambil tindakan. perencanaan rute pelarian yang telah disetujui
Lokasi, jalan keluar dan tangga darurat dan diterima, oleh karena itu penghuni,
dihitung dengan menggunakan BIM. Tempat- pemilik dan petugas dapat
tempat yang rawan terjadinya kebakaran memvisualisasikan peta arah pelarian 3D, hal
ini dapat mendidik penghuni baru untuk
seperti gudang, dapur dan bengkel dapat
dimodelkan dengan dan dipertimbangkan mengetahui rute pelarian yang telah di
untuk pengambilan keputusan (Nugroho tetapkan (Wang dkk., 2015).
c. Dapat menyimpan semua data dan catatan
dkk., 2020)
d. BIM dapat digunakan untuk memodelkan mengenai peralatan kebakaran. Hal ini
jalur evakuasi untuk meyelamatkan penghuni membantu staf pemeliharaan mengambil
dari ruangan atau tingkat tertentu. Dengan data/informasi yang diperlukan dengan cepat
integrasi BIM dan rute penyelamatan, seluruh tentang peralatan atau perangkat
elemen bangunan dapat diakses untuk keselamatan. Data/informasi ini yaitu semua
dianalisis, terkait jalan keluar dan pengaruh peralatan, termasuk nama, ukuran, lokasi,
terhadap proses keluarnya (Nugroho dkk., kode area dimana letak alat tersebut berada,
2020). bentuk, merek, waktu inspeksi terakhir,
2. Pemanfaatan BIM pada tahap Konstruksi waktu pemeliharaan, garansi, spesifikasi

35
Vol. 6 No. 1 (2022) Nugroho, P. S., dkk. (2022) Penggunaan BIM untuk Meningkatkan Keselamatan Kebakaran
pada Bangunan Gedung Tinggi

komponen kation, pengoperasian manual, menyediakan representasi 3D untuk


kontak pemeliharaan, garansi kontraktor, memperlihatkan jalur evakuasi dan area berbahaya.
pabrikan, harga satuan, aksesori dan kondisi Oleh karena itu, penggunaan BIM tersebut dapat
terkini. Data/informasi disimpan di setiap memudahkan pemilik, pengguna dan petugas
objek peralatan dalam model BIM (Wang kebakaran untuk menghindari atau mengurangi
dkk., 2015). kerugian harta dan jiwa.
d. Mampu menyediakan atau memanfaatkan Pada saat pra konstruksi BIM sebagai strategi
informasi bangunan terkini dengan teknologi keselamatan bahaya kebakaran lebih terfokus pada
virtual reality untuk memberikan panduan perencanaan dan desain. Simulasi evakuasi dan
evakuasi. BIM dalam hal ini memberikan hal perencanaan rute pelarian berbasis 3D merupakan
penting dalam menyediakan informasi contoh penggunaan BIM pada tahap pra konstruksi.
bangunan secara real time dan akurat dalam Manajemen keselamatan dilakukan dengan kerja
situasi darurat karena format data yang sama dengan berbagai disiplin ilmu.
komprehensif dan standar serta proses yang Pada tahap konstruksi, yang menjadi fokus
terintegrasi. Dengan memanfaatkan sumber penggunaan BIM adalah memeriksa kembali hasil
daya data komprehensif yang di-hosting BIM, output perencana apakah dapat diterima atau
perangkat seluler yang dipegang oleh memerlukan penyesuaian. Dengan membandingkan
pengguna/pengunjung gedung, arus kondisi dan keadaan secara langsung di lapangan
informasi dua arah dan dinamis waktu nyata dengan rencana yang telah dibuat pada tahap
dapat digunakan (Wang dkk, 2014). perencanaan akan menghasilkan hasil akhir yang
e. Dapat meningkatkan akurasi pengingat dan lebih akurat dan efisien. Contohmya adalah objek
meningkatkan kemampuan pengambil bangunan dan penilaian evakuasi.
keputusan untuk memantau status daerah
4.2 Peralatan/Pekerjaan yang Mendukung
kebakaran secara real time. BIM juga
digunakan untuk membangun sensor api dan Penggunaan BIM
monitor dalam model bangunan. Pencegahan Berdasarkan hasil dari pengkajian literatur,
kebakaran sistem dikembangkan dan data didapat peralatan/pekerjaan fire safety yang
nyata dimasukan untuk memverifikasi fungsi mendukung penggunaan BIM, yaitu:
sistem (Cheng dkk., 2017). 1. Simulasi evakuasi kebakaran berbasis multi
f. Membangun sensor api dan melakukan agen, simulasi evakuasi kebakaran mampu
monitor dalam model bangunan. Teknologi melakukan evaluasi terhadap desain dan
BIM dapat membangun, mengirimkan serta perubahan terhadap salah satu fasilitas
mengakses informasi peralatan kebakaran pendukung evakuasi yakni pintu keluar dengan
secara efektif dan cepat, sehingga penempatan pintu yang berbeda dengan
meningkatkan efisiensi dan akurasi kondisi eksisting Gedung dan penambahan
pengawasan peralatan kebakaran. BIM juga lebar pintu berdasarkan hasil jumlah manusia
dapat memastikan bahwa kemampuan yang selamat dan jumlah korban (Freska
pencegahan dan pengendalian kebakaran Rolansa dan Azharu SN, 2015)
memiliki dasar ilmiah yang lebih intuitif 2. Pencegahan kebakaran menggunakan modul
(Wang dkk., 2021). berbasis Arduino, mampu mendeteksi kondisi
g. BIM mampu menyimpan informasi dari awal terjadinya kebakaran yaitu jika ada suhu
sejumlah perangkat sistem proteksi asap dan api yang melebihi nilai ambang batas
kebakaran. Pemantauan dan pengambilan aman (Rahman, 2019)
keputusan dalam merawat peralatan dengan 3. Tanggap darurat kebakaran gedung
menggunakan teknologi sehari-hari, menggunakan algoritma lokalisasi ruangan,
terhubung dengan internet, gadget dan server memberikan solusi lokalisasi dalam ruangan
membuat penghuni, pengunjung, pemilik dan yang menjanjikan untuk membangun operasi
petugas pemadam mampu mengakses tanggap darurat kebakaran (Li dkk., 2014)
database peralatan sistem proteksi kebakaran 4. Internet of things (IoT), dapat merancang
dari lokasi manapun (Nugroho dkk., 2020). sistem pemadam kebakaran dini yang dapat
Terlihat pada hasil yang didapat di atas, peran menampilkan data yang dibutuhkan dan
penggunaan BIM untuk keperluan fire safety lebih laporan yang benar, sistem dapat mendeteksi
banyak pada saat pasca konstruksi, karena BIM sebelum api menyebar dan menyebabkan
yang digunakan sebagai strategi keselamatan kerusakan (Eltom dkk., 2018)
bahaya kebakaran bangunan gedung tinggi lebih 5. Fire Dynamic Simulator (FDS) yang berguna
terfokus pada monitoring dan penyimpanan data. untuk mensimulasikan skenario kebakaran dan
Pada tahap pasca konstruksi juga, penggunaan BIM Agent-Based Simulation (ABS) untuk simulasi
dijadikan sebagai pendidikan keselamatan dengan kerumunan dan pembuatan jalur evakuasi. FDS

36
Jurnal Komposit Vol. 6 No. 1 (2022)

dan ABS menyediakan data base yang serta navigasi rute secara real time (Chen dkk.,
digunakan untuk pemilihan jalur evakuasi 2021)
dengan cerdas dan real time (Rania Wehbe dan Peralatan/pekerjaan yang dapat mendukung
Isam Shahrour, 2021). penggunaan BIM sebagai strategi peningkatan
6. Sistem proteksi kebakaran berbasis jaringan keselamatan kebakaran pada penelitian ini mengacu
sensor nirkabel dengan peringatan melalui pada sistem proteksi kebakaran yaitu, kelangkapan
SMS dapat mendeteksi asap yang mampu tapak, sarana penyelamatan, sistem proteksi aktif
membedakan alarm nyata dan palsu yang dan sistem proteksi pasif.
memicu alarm, kemudian dapat mengirim Dari hasil yang didapat pada penelitian ini,
pesan bahaya melalui jaringan seluler dan dilakukan validasi terhadap para ahli BIM dan fire
otomatis memutus aliran listrik apabila terjadi safety dengan cara wawancara. Namun, sampai
kebakaran (Okokpujie dkk., 2019) dengan artikel ini di pubilkasikan, wawancara
7. Rekayasa keselamatan kebakaran belum dapat terlaksana karena berbagai hal. Oleh
menggunakan desain generatif tersedia di karena itu, hasil dari penelitian ini belum
semua tahap BIM, dengan lebih banyak terverifikasi oleh pakar terkait bidangnya masing-
kebebasan parametrik dalam tahap desain masing, hasil penelitian masih berdasarkan analisa
awal. Cara cepat mengeksplorasi kemungkinan dan pemikiran penulis dari berbagai literatur yang
desain atau optimasi dilakukan dengan telah dikaji.
menggabungkan algoritma dengan pemodelan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
parametrik (Lovreglio dkk., 2021).
8. Integrasi informasi spasial dan visual 3D BIM Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah
dengan jaringan sensor berbasis bluetooth, dilakukan dengan menggunakan metode literature
desain dengan bantuan informasi lokasi, review, beberapa kesimpulan dapat diperoleh
perencanaan rute evakuasi, penyelamatan yang sebagai berikut:
optimal dan aplikasi seluler untuk panduan 1. BIM dapat diaplikasikan di setiap tahap
evakuasi untuk membantu pengungsi, petugas konstruksi, yaitu tahap pra-konstruksi,
pemadam dan pemilik selama tahap respon dini konstruksi dan pasca konstruksi. Peran BIM
bencana kebakaran (Cheng dkk., 2017) pada setiap tahap konstruksi khususnya
9. Penggunaan Terrestrial Laser Scanner (TLS) sebagai strategi peningkatan keselamatan
yang merupakan sebuah metode pengukuran bahaya kebakaran pada bangunan gedung
dengan memanfaatkan cahaya laser untuk tinggi, dapat dibangun dengan mengacu pada
mengukur jarak ruangan (Putra dkk., 2021). dimensi dan peran BIM.
10. Pathfinder merupakan aplikasi simulator 2. Peran BIM lebih berpengaruh pada tahap pasca
evakuasi dengan menggunakan teknik dari konstruksi. Peran BIM pada tahap pasca
penelitian ilmu komputer untuk memodelkan konstruksi berfokus pada penyimpanan data,
pergerakan individu (Putra dkk., 2021) monitoring dan perawatan alat-alat fire safety.
11. Platform 3D GIS yang dapat digabungkan Pemilik dan pengguna bangunan dan petugas
dengan BIM untuk membuat simulasi evakuasi pemadam dapat meminimalisir kerugian harta
dan simulasi kebakaran. Selain itu, 3D GIS dan maupun jiwa.
BIM mampu menyediakan multi-level dan 3. Peran BIM pada tahap pra konstruksi berfokus
jumlah informasi geospasial dalam ruangan pada perencanaan dan perancangan. Simulasi
dan membantu tugas manajemen untuk evakuasi dan rencana keselamatan merupakan
mendukung respon kebakaran dengan salah satu contoh penggunaan BIM pada tahap
mempertimbangkan fungsi dalam atau luar pra konstruksi.
ruangan (Jianyong Shi dan Pai Lu, 2014) 4. Pada tahap konstruksi, peran BIM berfokus
12. Penggunaan virtual reality (VR) digunakan pada peninjauan kembali hasil rancangan
sebagai pelatihan kebakaran, memungkinkan apakah hasil yang telah dibuat dapat
pembuatan lingkungan pelatihan yang besar diaplikasikan di lapangan secara langsung atau
dan kompleks, maka pelatihan berisiko tinggi memerlukan penyesuaian karena adanya clash
dapat dilakukan dengan cara yang aman dan antar pekerjaan. Hal ini dapat memberikan
hemat biaya (Chen dkk., 2021). hasil akhir yang lebih akurat dan efisien karena
13. Penggunaan augmented reality (AR), dengan adanya clash detection.
AR, menempatkan petunjuk virtual seperti 5. Peralatan dan pekerjaan yang dapat
keterangan suhu, konsentrasi oksigen dan mendukung penggunaan BIM berkaitan
lokasi kebakaran ke lingkungan nyata. dengan sistem proteksi kebakaran yaitu,
Pemantauan dan peringatan secara dinamis, kelengkapan tapak, sarana penyelamatan,
sistem proteksi aktif, serta sistem proteksi
pasif. Pendekatan dilakukan dengan simulasi,

37
Vol. 6 No. 1 (2022) Nugroho, P. S., dkk. (2022) Penggunaan BIM untuk Meningkatkan Keselamatan Kebakaran
pada Bangunan Gedung Tinggi

virtual reality, augmented reality, dan Mubasir, Yazid. (2020). Literasi Teknologi: Desain
pemanfaatan digital lainnya. Prototype untuk Mendeteksi Bencana
Saran pada penelitian ini adalah penggunaan Kebakaran Menggunakan Teknologi IoT
BIM sebagai strategi keselamatan bahaya kebakaran Berbasis Raspberry Pi. VARIABEL, 57-65.
pada bangunan gedung tinggi lebih dikembangkan Nugroho, Paulus. Latief, Yusuf. Wibowo, Wahyu.
dengan kombinasi antara lebih banyak kajian (2020). Conceptual Framework for Fire Safety
literatur dan mendorong adanya kebijakan dan Management Implementation Strategy to
regulasi dari pemerintah yang lebih concern Determine Realistic Fire Insurance Premium
terhadap persyaratan fire safety. Dengan adaya Cost. In Proceedings of APCORISE 2020
kajian teknis dan regulasi maka penggunaanya bisa conference. ACM, Depok, West Java,
dieksekusi pada tahap penyelenggaraan bangunan Indonesia, 1-6.
gedung tinggi. Okokpujie, Kennedy. Noma-Osaghae, Etinosa.
Penelitian selanjutnya disarankan kajian Jhon, Samuel. Okokpujie, Imhade P. (2019). A
penggunaan BIM menggunakan atau mengacu pada Wireless Sensor Network Based Fire
aturan-aturan dan ketentuan yang berlaku di dalam Protection System with Sms Alerts.
dan luar negeri. Dengan begitu, hasil yang didapat International Journal of Mechanical
akan optimal. Engineering and Technology (IJMET), 44-52.
Pranoto, Ponco Wali & Anggowati, Rovadita.
DAFTAR PUSTAKA
(2018). Sistem Pendeteksi Dini Kebakaran
Bachri, Affan. (2017). Rancang Bangun Sistem
Gedung Berbasis Zigbee Mesh Network.
Deteksi Kebakaran Gedung di Universitas ELINVO (Electronics, Informatics, and
Islam Lamongan Berbasis Mikrokontroller Vocational Eduication, 65-72.
Menggunakan Radio Frekuensi. JE-Unisla
Putra, Farhan Ardianzaf. Sukmono, Abdi. Bashit,
Program Studi Elektro, 1-6.
Nurhadi;. (2021). Analisis Simulasi Evakuasi
Chen, Albert Y. & Chu, James C. (2015). TDVRP Bencana Kebakaran Berbasis Building
and BIM Integrated Approach for in-Building
Information Model (BIM). Jurnal Geodesi
Emergency Rescue Routing. Journal of
Undip, 47-57.
Computing in Civil Engineering, 1-11.
Samuel, Yosua P. Latief, Yusuf. Muslim, Fadhilah.
Chen, H. H. (2021). Development of BIM, IoT and
Nugroho, Paulus. (2021). Fire Insurance
AR/VR Technologies for Fire Safety and
Premium Estimation Model On High Rise
Upskilling. Elsevier Automation in Buildings That Serve As Office in Jakarta to
Construction, 1-13. Generate Realistic Premium Cost.
Cheng, Min-Yuan. Chiu, Kuan-Chang. Hsieh, Yo- International Journal of Advances in
Ming. Yang, I-Tung. Chou, Jui-Sheng. Wu, Mechanical and Civil Engineering, 7-9.
Yu-Wei. (2017). BIM Integrated Smart
Sergi, Ilaria. Malagnino, Ada. Rosito, Roberto
Monitoring Technique for Building Fire Conte. Lacasa, Vincenzo. Corallo , Angelo.
Prevention and Disaster Relief. Elsevier
Patrono, Luigi. (2020). Integrating BIM and
Automation in Construction, 14-30.
IoT Technologies in Innovative Fire
Choi, J. C. (2014). Development of BIM-Based Managements System. 2020 5th International
Evacuation Regulation Checking System for Conference on Smart and Sustainable
High-Rise and Complex Building. Elsevier Technologies (SpliTech), 1-5.
Automation in Construction, 38-49. Shankar, M. Vijay & Asis, A. Allwyn Clarence.
Deng, Hui. Ou, Zhibin. Zhang , Genjie. Deng, (2018). A Wireless Overload Monitoring and
Yichuan. Tian Mao. (2021). BIM and Fire Prevention System for Building Electrical
Computer Vision-Based Framework for Fire Network. 3rd International Conference on
Emergency Evacuation Considering Local "Advance Manufacturing and Automation"
Safety Performance. Medicine, Computer (INCAMA-2018), 1-9.
Science, 1-25. Shi, Jianyong & Liu, Pai. (2014). An Agent-Based
Eltom, Rammah H. Hamood, Enan A. Mohammed, Evacuation Model to Support Fire Safety
AbdAlrahman A. Osman, Abdallah A. (2018). Design Based on an Integrated 3D GIS and
Ealy Warning Firefighting System Using BIM Platform. Computing In Civil and
Internet of Things. 2018 International Building Engineering, 1893-1900.
Conference on Computer, Control, Electrical, Shiau, Yan-Chyuan. Lu, Liang-Ting. Chang,
adn Electronics Engineering (ICCCEEE), 1-6. Chong-Teng. (2012). Combine BIM to
Lovreglio, Ruggiero. Thompson, Pete. Feng, Develop Intellegent Building Fire Prevention
Zhenan. (2021). Automation in Fire Safety Monitoring System. Proceedings of the 2012
Engineering Using BIM and Generative
Design. Fire Technology, 1-5.

38
Jurnal Komposit Vol. 6 No. 1 (2022)

Third International Conference on Mechanic Wang, Luqi. Li, Wenxian. Feng, Weimin. Yang ,
Automation and Control Engineering, 1-4. Ruiyin. (2021). Fire Risk Assessment for
Shiau, Yan-Chyuan. Tsai, Yi-Yin. Hsiao, Jui-Ying. Building Operation and Maintenance Based on
Chang, Chong-Teng. (2013). Development of BIM Technology. Elsevier Building and
Building Fire Control and Management Environment, 1-15.
System in BIM Environment. Studies in Wang, Shih-Hsu. Wang, Wei-Chih. Wang, Kun-
Informatics and Control, 15-24. Chi. Shih, Shih-yu. (2015). Applying Building
Wang, Bin. Li, Haijiang. Rezgui, Yacine. Bradley, Information Modeling to Support Fire Safety
Alex. Ong, Hoang.N. (2014). BIM Based Management. Elsever Automation in
Virtual Environment for Fire Emergency Construction, 158-167.
Evacuation. The Scientific World Journal, 1-
22.

39

Anda mungkin juga menyukai