Anda di halaman 1dari 138

LAPORAN KERJA PROYEK

Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis


STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

BAB IV
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

4.1 Tinjauan Umum


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat adalah dokumen yang berisikan nama
proyek dan penjelasannya berupa jenis, besar dan lokasinya, serta tata cara
pelaksanaan, syarat – syarat pekerjaan, syarat mutu pekerjaan, dan keterangan
– keterangan lain. Rencana Kerja dan Syarat – syarat merupakan pedoman
penting dalam melaksanakan suatu proyek. RKS terdiri dari 3 bagian yaitu
Syarat – syarat Umum, Syarat Administrasi, dan Spesifikasi Teknis. Dalam
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan STA 15+000 s/d STA
17+100 menggunakan Perpres No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang dan Jasa untuk syarat – syarat umum dan administrasi, dan spesifikasi
teknis menggunakan acuan Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018.

4.2 Syarat – syarat Umum


Dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini penulis menggunakan Peraturan
Presiden No.16 Tahun 2018.

BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan:
1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan
Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD
yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 154
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2. Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat


pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
3. Lembaga adalah organisasi non-Kementerian Negara dan instansi lain
pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu
berdasarkan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
atau peraturan perundang-undangan lainnya.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
5. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
6. Lembaga Kebijakan Pengadaan. Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disingkat LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan
dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
7. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat
Daerah.
8. Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBN yang selanjutnya
disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
9. Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBD yang selanjutnya
disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan pengguria anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi Perangkat Daerah.
10. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh PA/ KPA untuk mengambil keputusan dan/ atau

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 155
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja


negara/anggaran belanja daerah.
11. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat UKPBJ adalah
unit kerja di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang menjadi pusat
keunggulan Pengadaan Barang/Jasa.
12. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan adalah
sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola
pemilihan Penyedia.
13. Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel
yang bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung,
dan/atau E-purchasing.
14. Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PJPHP adalah
pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas memeriksa
administrasi hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.
15. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PPHP adalah tim
yang bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.
16. Agen Pengadaan adalah UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan
sebagian atau seluruh pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi
kepercayaan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah sebagai pihak
pemberi pekerjaan.
17. Penyelenggara Swakelola adalah Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara
Swakelola.
18. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa adalah Pejabat Fungsional yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
19. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat RUP
adalah daftar rencana Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan oleh
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 156
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

20. E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa adalah pasar elektronik yang disediakan


untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa pemerintah.
21. Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan teknologi
informasi untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik.
22. Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP adalah
aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, pemantauan,
evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi Pemerintah.
23. Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut Swakelola
adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah, Kementerian / Lembaga/
Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat.
24. Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi
yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan
untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
25. Kelompok Masyarakat adalah kelompok masyarakat yang melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa den.gan dukungan anggaran belanja dari
APBN/APBD.
26. Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia adalah cara memperoleh barang/jasa
yang disediakan oleh Pelaku Usaha.
27. Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 157
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

28. Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia adalah


Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak.
29. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
30. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.
31. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir.
32. Jasa Lainnya adalah jasa non-konsultansi atau jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/ atau keterampilan dalam suatu sistem tata
kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
33. Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat HPS adalah perkiraan
harga barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK.
34. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan
dan/atau teknologi.
35. Pembelian secara Elektronik yang selanjutnya disebut E-purchasing adalah tata
cara pembelian barang/jasa rnelalui sistem katalog elektronik.
36. Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.
37. Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa
Konsultansi.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 158
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

38. Tender/ Seleksi Internasional adalah pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan


peserta pemilihan dapat berasal dari pelaku usaha nasional dan pelaku usaha
asing.
39. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dalam keadaan
tertentu.
40. Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah
metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
41. Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi adalah metode pemilihan untuk
mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
42. E-reverse Auction adalah metode penawaran harga secara berulang.
43. Dokumen Pemilihan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan/Agen Pengadaan yang memuat informasi dan
ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam pemilihan Penyedia.
44. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PA/ KPA/ PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau
pelaksana Swakelola.
45. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
46. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 159
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

47. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
48. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan adalah jaminan tertulis yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan Penjaminan/ Perusahaan Asuransi/
lembaga keuangan khusus yang menjalankan usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lembaga pembiayaan
ekspor Indonesia.
49. Sanksi Daftar Hitam adalah sanksi yang diberikan kepada peserta
pemilihan/Penyedia berupa larangan mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di
seluruh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam jangka waktu tertentu.
50. Pengadaan Berkelanjutan adalah Pengadaan Barang/Jasa yang bertujuan untuk
mencapai nilai manfaat yang menguntungkan secara ekonomis tidak hanya
untuk Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah sebagai penggunanya tetapi
juga untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan dalam keseluruhan siklus penggunaannya.
51. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi Pengadaan. Barang/Jasa
yang menggabungkan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis.
52. Keadaan Kahar adalah suau keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak
dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban
yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
53. Kepala Lembaga adalah Kepala LKPP.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 160
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 2
PEMBERI TUGAS PEKERJAAN
Pemberi tugas pekerjaan ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional Jawa Tengah – D.I Yogyakarta, Satker Pelaksanaan Jalan
Nasioanl Wilayah Provinsi D.I Yogyakarta.

PASAL 3
PENGELOLA PROYEK
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan oleh Pengendali
Kegiatan dalam hal ini adalah:
1. Pengelola administrasi dan keuangan dari unsur-unsur pemegang mata
anggaran.
2. Pengelola teknik dari unsur kegiatan.

PASAL 4
PERENCANA
1. Perencana untuk pekerjaan ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga.
2. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak Pengendali
Kegiatan pada tahap perencanaan dan penyusunan dokumen lelang secara
berkala.
3. Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala
dalam bidang struktur.
4. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapat izin dari Kepala Satuan Kerja Sementara.
5. Bilamana perencana menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam
pelaksanaan atau menyimpang dari bestek, supaya segera diberitahukan
kepada Kepala Satuan Kerja Sementara.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 161
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 5
PENGAWAS LAPANGAN
1. Di dalam pelaksanaan sehari-hari di tempat pekerjaan, sebagai pengawas
lapangan adalah konsultan pengawas.
2. Pengawas tidak dibenarkan mengubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapat izin dari Kepala Satuan Kerja Sementara.
3. Bilamana pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam
pelaksanaan atau menyimpang dari bestek, supaya segera diberitahukan
kepada Kepala Satuan Kerja Sementara
4. Konsultan pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama
pekerjaan berlangsung dari 0 % - 100 %, disampaikan kepada Kepala
Satuan Kerja Sementara dari unsur teknis.

PASAL 6
PEMBORONG / KONTRAKTOR
1. Kontraktor merupakan perusahaan berstatus badan hukum yang usaha
pokoknya adalah melaksanakan pekerjaan pemborongan jalan yang
mempunyai syarat-syarat kualitas menurut panitia lelang yang ditunjuk
oleh Kepala Satuan Kerja Sementara untuk melaksanakan pembangunan
jalan tersebut.
2. Tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) yakni lulus dalam pra
kualifikasi yang diadakan oleh panitia.
3. Penunjukan pemborong / rekanan harus memperhatikan peraturan yang
berlaku.
PASAL 7
KEWAJIBAN UMUM KONTRAKTOR
Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak secara sungguh-sungguh dengan penuh
perhatian dan ketelitian.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 162
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 8
PEMBUATAN KONTRAK
Sebagai tindak lanjut dari pembukaan penilaian dari Direksi/Pemimpin
Proyek akan menerbitkan dan mengirimkan surat penunjukan pemenang
kepada kontraktor yang menang ke alamat yang terdaftar secara langsung,
untuk selanjutkan mengadakan suatu kontrak guna melaksanakan pekerjaan
menurut dokumen lelang berikut perubahan-perubahannya.

PASAL 9
SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Sampul surat penawaran dinyatakan tidak sah dan gugur bilamana:
1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang atau tidak sesuai dengan
syarat-syarat.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama penawar atau terdapat harga
penawaran atau terdapat tanda-tanda di luar syarat-syarat yang telah
ditentukan.
PASAL 10
PERSYARATAN PENAWARAN
1. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang / jasa, tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat.
2. Syarat penawaran adalah
a. Para penawar yang ikut dalam pelelangan/tender diwajibkan
menyerahkan surat jaminan penawaran yang dikeluarkan oleh lembaga
penjamin yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Besarnya jaminan penawaran berkisar antara 1-3% dari harga
penawaran, untuk keseragaman besarya akan ditentukan pada waktu
Aanwijzing.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 163
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c. Jaminan penawaran tersebut akan dikembalikan apabila yang


bersangkutan tidak menjadi pemenang dalam pelelangan.
d. Jaminan pelelangan menjadi milik Negara apabila mengundurkan diri
setelah memasukkan surat penawaran ke dalam kotak pelelangan,
peserta yang menang berhak menerima surat penunjukan.
e. Penawar yang telah ditunjuk sebelum menandatangani kontrak
diwajibkan memberi jaminan penawaran yang besarnya ditentukan 5%
dari nilai kontrak, yang berlaku sampai dengan selesainya masa
pemeliharaan.
f. Bila pelelangan dinyatakan batal maka jaminan penawaran
dikembalikan.
3. Surat-surat yang dibuat oleh pemborong harus dibuat di atas kertas kop
perusahaan untuk nama perusahaan/pemborong dan harus ditandatangani
dan di bawah tandatangannya supaya disebut nama terangnya.
4. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh direktur pemborong
sendiri dapat ditandatangani oleh penerima kuasa dari direktur pemborong
yang namanya tercantum dalam akte pendirian dan harus dilampiri:
a. Surat kuasa dari direktur pemborong yang bersangkutan dengan
bermaterai Rp. 6.000,00.
b. Fotokopi Akte Pendirian Badan Hukum.
5. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-
lampirannya. Surat penawaran yang asli diberi materai Rp.6.000,00 yang
diberi tanggal dan terkena tandatangan dan cap perusahaan.
6. Surat penawaran termasuk lampiran-lampirannya supaya dimasukkan ke
dalam satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup.
7. Lampiran-lampiran surat penawaran adalah sebagai berikut:
a. Surat kuasa (bila diperlukan)
b. Jaminan penawaran
c. Jadwal pelaksanaan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 164
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

d. Daftar kuantitas dan harga yang telah diisi


e. Daftar mata pembayaran utama
f. Analisa harga satuan mata pembayaran utama
g. Analisa harga satuan dasar
h. Analisa harga lump sum mobilisasi
i. Analisa harga lump sum pekerjaan pemeliharaan rutin
j. Daftar usulan peralatan
k. Daftar usulan staf inti proyek
l. Daftar usulan pekerjaan yang di sub-kontrakkan
m. Surat pernyataan bukan pegawai negeri, bukan BUMN/D dan bukan
pegawai bank pemerintah / daerah.
n. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan beserta perubahan-perubahannya
o. Metode pelaksanaan
p. Fotokopi sertifikat yang memenuhi syarat
q. Daftar susunan pemilik modal perusahaan
r. Daftar susunan pengurus perusahaan
s. Fotokopi NPWP
t. Bukti pajak tahun terakhir
8. Bagi peserta yang tidak mendapatkan pekerjaan, maka jaminan penawaran
dapat diambil kembali setelah pengumuman pemenang lelang.

PASAL 11
SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Surat penawaran dinyatakan tidak sah dan gugur bilamana :
1. Surat penawaran tidak dimasukkan ke dalam amplop tertentu.
2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar analisa serta Daftar
Kuantitas dan Harga dibuat tidak di atas kertas kop nama dari perusahaan
pemborong yang bersangkutan.
3. Surat penawaran tidak ditandatangani oleh penawar sampai batas waktu

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 165
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

yang ditentukan.
4. Surat penawaran yang asli tidak bermaterai Rp. 6.000,00, tidak diberi
tanggal dan tidak terkena tandatangan penawar/tidak ada cap perusahaan,
sampai batas waktu pembukaan penawaran.
5. Surat penawaran dari pemborong yang tidak diundang/mendaftar.
6. Surat penawaran yang tidak lengkap lampirannya seperti tercantum pada
Pasal 10 atau terdapat lampiran surat penawaran yang tidak sah.

PASAL 12
CALON PEMENANG
1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas
ketentuan mengenai harga satuan (harga standar) yang telah ditetapkan
serta telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3
(tiga) peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling
menguntungkan dalam arti :
a. Penawar secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penawaran tersebut adalah yang terendah di antara penawaran yang
memenuhi syarat seperti tersebut pada nomor 1a dan 1b di atas.
2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan penawaran yang sama, maka
panitia memilih peserta menurut pertimbangan mempunyai kecakapan dan
kemampuan yang besar.
3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang, mengambil
keputusan mengenai penetapan dalam calon pemenang. Laporan tersebut
disertai usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan keputusan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 166
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 13
PENETAPAN PEMENANG
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh panitia, pejabat berwenang
menetapkan pemenang pelelangan dan cadangan pemenang pelelangan
diurutan kedua di antara calon yang diusulkan oleh panitia.

PASAL 14
PENGUMUMAN PEMENANG
1. Pengumuman pemenang dilakukan oleh panitia setelah ada penetapan
pemenang pelelangan dari pejabat yang berwenang.
2. Kepada rekanan yang berkeberatan atas penetapan pemenang dapat
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan keberatan secara
tertulis kepada atasan pejabat yang bersangkutan selambat-lambatnya
dalam waktu 5 (lima) hari setelah pengumuman pemenang.
3. Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tetulis selambat-lambatnya
dalam waktu 5 (lima) hari setelah diterimanya sanggahan tersebut.
4. Sanggahan tersebut diajukan kepada pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang lelang disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan.

PASAL 15
PEMBATALAN LELANG
Lelang dibatalkan bilamana:
1. Rekanan yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang kurang dari 3
(tiga), atau
2. Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), atau
3. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang diperlukan dalam
dokumen lelang, atau
4. Semua penawaran diatas pagu dana yang tersedia, atau
5. Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 167
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

dalam dokumen pemilihan penyedia barang / jasa ternyata benar, atau


6. Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN terhadap calon
pemenang lelang 1,2 dan 3 ternyata benar, atau
7. Calon pemenang urutan 1,2 dan 3 mengundurkan diri dan tidak bersedia
ditunjuk, atau
8. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang
atau prosedur yang berlaku.

PASAL 16
PEMBERIAN PEKERJAAN
1. Kepala Satuan Kerja Sementara yang akan memberikan pekerjaan kepada
pemborong sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Penunjukan pemenang diberikan kepada pemborong yang telah ditunjuk
paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman pemenang.
3. Pemborong diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK.
Ketentuan ayat (2) huruf h angka 1) Pasal 17 diubah dan Penjelasan ayat
(1a) diubah, sehingga Pasal 17 berbunyi sebagai berikut:

PASAL 17
1) Kepala ULP/Anggota Kelompok Kerja ULP/PejabatPengadaan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas;
b. Memahami pekerjaan yang akan diadakan;
c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas
ULP/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang bersangkutan;
d. Memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan;
e. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa sesuai dengan
kompetensi yang dipersyaratkan; dan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 168
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

f. Menandatangani pakta integritas.


(1a) Persyaratan Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa pada ayat
(1) huruf e dapat dikecualikan untuk Kepala ULP.
(2) Tugas pokok dan kewenangan Kelompok KerjaULP/Pejabat
Pengadaan meliputi:
a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
b. menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke
LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi;
f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran
yang masuk;
g. khusus untuk Kelompok Kerja ULP:
1) menjawab sanggahan;
2) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a. Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); atau
b. Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah);
3) menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
4) menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 169
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

5) membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Kepala ULP.h


khusus Pejabat Pengadaan:
1. menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a) Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah); dan/atau
b) Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
2. menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
3. menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa
kepada PA/KPA; dan
4. membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada PA/KPA.
5. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA.
(2a) Tugas pokok dan kewenangan Kepala ULP meliputi:
a. Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan ULP;
b. Menyusun program kerja dan anggaran ULP;
c. Mengawasi seluruh kegiatan pengadaan Barang/Jasa di ULP dan
melaporkan apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi
penyimpangan;
d. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi;
e. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya
Manusia ULP;

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 170
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

f. Menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota Kelompok


Kerja sesuai dengan beban kerja masing-masing Kelompok Kerja
ULP; dan
g. Mengusulkan pemberhentian anggota Kelompok Kerja yang
ditugaskan di ULP kepada PA/KPA/Kepala Daerah, apabila
terbukti melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan
dan/atau KKN.
2) Selain tugas pokok dan kewewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dalam hal diperlukan Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan dapat
mengusulkan kepada PPK:
a. perubahan HPS; dan/atau
b. perubahan spesifikasi teknis pekerjaan.
3) Kepala ULP/Anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan berasal
dari Pegawai Negeri, baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya.
4) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (4), untuk :
a. Lembaga/Institusi Pengguna APBN/APBD yang memiliki
keterbatasan pegawai yang berstatus Pegawai Negeri, Kepala
ULP/anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan dapat
berasal dari pegawai tetap Lembaga/Institusi Pengguna
APBN/APBD yang bukan Pegawai Negeri.
b. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola, Kepala ULP/anggota
Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan dapat berasal dari bukan
Pegawai Negeri.
5) Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa bersifat khusus dan/atau memerlukan
keahlian khusus, Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan dapat
menggunakan tenaga ahli yang berasal dari Pegawai Negeri atau swasta.
6) Kepala ULP dan Anggota Kelompok Kerja ULP dilarang duduk sebagai:
a. PPK;
b. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 171
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c. Bendahara; dan
d. APIP, terkecuali menjadi Pejabat Pengadaan/anggota ULP untuk
Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan instansinya.
PASAL 18
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan antara lain sesuai dengan:
1. RKS dan gambar-gambar detail serta segala perubahannya dalam
pemberian penjelasan untuk pekerjaan ini.
2. Petunjuk-petunjuk dari Kepala Satuan Kerja Sementara, direksi dan
konsultan pengawas.
Ketentuan ayat (1) huruf l Pasal 19 diubah dan di antara ayat (2) dan ayat (3)
disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (2a), sehingga Pasal 19 berbunyi sebagai
berikut:

PASAL 19
1) Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa wajib
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memenuhi ketentuan peraturan perundang - undangan untuk
menjalankan kegiatan/usaha;
b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial
untuk menyediakan Barang/Jasa;
c. memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia
Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak;
d. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi
Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
e. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 172
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

f. dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia


Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/kemitraan
yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
g. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada
subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil;
h. memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali
untuk Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi;
i. khusus untuk Pelelangan dan Pemilihan Langsung Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi memiliki dukungan keuangan dari bank;
j. khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus
memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut:
SKP = KP – PKP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
a. untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan
b. untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.
N= jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
k. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas
nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang
dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia
Barang/Jasa;
l. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir;

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 173
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

m. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada


Kontrak;
n. tidak masuk dalam Daftar Hitam;
o. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman; dan
p. menandatangani Pakta Integritas.
a) Dengan tetap mengedepankan prinsip–prinsip pengadaan dan kaidah
bisnis yang baik, persyaratan bagi Penyedia Barang/Jasa asing
dikecualikan dari ketentuan ayat (1) huruf d, huruf j, dan huruf l.
2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
huruf h, dan huruf i, dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa orang
perorangan.
a. Persyaratan pemenuhan kewajiban perpajakan tahun terakhir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l, dikecualikan untuk
Pengadaan Langsung dengan menggunakan bukti pembelian atau
kuitansi.
3) Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi Penyedia Barang/Jasa, kecuali yang
bersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan K/L/D/I.
4) Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan
kepentingan dilarang menjadi Penyedia Barang/Jasa.

PASAL 20
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan
malam), dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang
dikerjakan, gudang dan lain-lain.
2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan /
lampu pada tempat-tempat tertentu, atas kehendak direksi.
3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 174
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

lainnya yang disimpan di dalam gudang dan dalam halaman pekerjaan.


Apabila terjadi kebakaran dan pencurian, pemborong harus segera
mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan.
4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran yang
menimbulkan kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan
material juga gudang dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong.

PASAL 21
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Bilamana terjadi kecelakaan, pemborong harus segera mengambil
tindakan penyelamatan dan segera memberitahukan kepada Kepala Satuan
Kerja Sementara.
2. Pemborong harus memenuhi/mentaati peraturan-peraturan tentang
perawatan korban dan keluarga.
3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang memenuhi syarat, dan
setiap habis digunakan harus dilengkapi lagi.
4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, pihak
kesatu memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan juga
menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan.
5. Pemborong diwajibkan menaati Undang-Undang Keselamatan Ketenaga-
Kerjaan dari Departemen Tenaga Kerja setempat.

PASAL 22
PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan-bahan untuk pekerjaan ini sebelum digunakan harus
mendapat persetujuan dari direksi.
2. Semua bahan bangunan yang telah disahkan dan telah dinyatakan oleh
Kepala Satuan Kerja Sementara tidak dapat dipakai, harus segera

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 175
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

disingkirkan ke luar lapangan dan harus segera diganti dengan bahan-


bahan yang telah memenuhi syarat.
3. Diutamakan penggunaan bahan produksi dalam negeri.
4. Harus ditetapkan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang
bersangkutan.
5. Bila Kepala Satuan Kerja Sementara sangsi akan mutu bahan bangunan
yang akan digunakan, Kepala Satuan Kerja Sementara berhak minta
kepada pemborong untuk memeriksakan bahan-bahan bangunan tersebut
pada laboratorium bahan bangunan.

PASAL 23
KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEUR
1. Jika terjadi kenaikan harga akibat kebijakan Pemerintah Republik
Indonesia di bidang moneter yang bersifat nasional, pemborong dapat
mengajukan klaim sesuai dengan keputusan pemerintah dan pedoman
resmi dari pemerintah.
2. Semua kenaikan yang bersifat biasa, pemborong tidak dapat mengajukan
klaim.
3. Semua kerugian akibat force majeur berupa bencana alam antara lain:
gempa bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan pemerintah, bukan
menjadi tanggung jawab pemborong.

4.2 Syarat-syarat Administrasi

PASAL 1
JAMINAN PENAWARAN
1. Jaminan penawaran berupa surat jaminan bank milik pemerintah atau
bank/lembaga keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
kepada Kepala Satuan Kerja Sementara pembangunan Jalan Jalur Lintas

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 176
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Selatan Samas – Parangtritis.


2. Bagi pemborong yang tidak ditetapkan sebagai pemenang pelelangan,
jaminan penawaran diberikan kembali 1 (satu) minggu setelah pemenang
lelang ditetapkan.
3. Bagi pemborong yang ditetapkan sebagai pemenang pelelangan, diberikan
kembali saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Kepala Satuan Kerja
Sementara.

PASAL 2
JAMINAN PELAKSANAAN
1. Jaminan pelaksanaan ditetapkan 5% dari nilai kontrak.
2. Jaminan pelaksanaan diterima oleh Kepala Satuan Kerja Sementara
setelah penunjukkan dan sebelum penandatanganan kontrak.
3. Jaminan pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana prestasi telah
mencapai 100 % dan pekerjaan sudah diserahkan untuk pertama kalinya
dan diterima baik oleh Kepala Satuan Kerja Sementara (disertai Berita
Acara Penyerahan Pertama).

PASAL 3
RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE)
1. Pemborong harus membuat Rencana Kerja Pelaksanaan Kerja yang
disetujui oleh Kepala Satuan Kerja Sementara selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah SPK diterbitkan, serta daftar nama pelaksana yang
diserahkan untuk penyelesaian Kegiatan ini.
2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja
tersebut.
3. Pemborong bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 177
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 4
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN
1. Konsultan pengawas tiap minggu diwajibkan mengirimkan laporan kepada
Kepala Satuan Kerja Sementara mengenai prestasi pekerjaan disertai
laporan harian. Laporan harian dan laporan mingguan dibuat oleh
pengawas lapangan dan dilegalisir oleh yang berwenang.
2. Penilaian persentase kerja atas dasar pekerjaan yang telah dikerjakan, tidak
termasuk adanya bahan-bahan di tempat pekerjaan dan tidak atas dasar
besarnya pengeluaran uang oleh pemborong.
3. Untuk blangko harian dan mingguan agar dikonsultasikan dengan Kepala
Satuan Kerja Sementara.

PASAL 5
PEMBAYARAN
1. a) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
pengguna barang/ jasa apabila penyedia barang/jasa telah mengajukan
tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b) Penggguna barang/jasa dalam kurun waktu 7 hari harus sudah
mengajukan surat permintaan pembayaran untuk prestasi kerja.
2. a) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dapat dilakukan
dengan sistem termin yang didasarkan pada prestasi pekerjaan
sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak.
b) Pembayaran bulanan/termin harus dipotong jaminan pemeliharaan,
angsuran uang muka, denda (jika ada) dan pajak.
3. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan dan dilampiri hasil opname pekerjaan dan foto-
foto dokumentasi dalam album.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 178
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 6
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (KONTRAK)
1. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) seluruhnya dibubuhi materai Rp.
6.000,00 atas biaya pemborong.
2. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) dibuat rangkap 14 (empat belas)
atas biaya pemborong.
3. Konsep kontrak dibuat oleh Kepala Satuan Kerja Sementara.
4. Dokumen kontrak harus diinterpretasikan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dengan urutan prioritas sebagai berikut:
a. Surat Perjanjian, termasuk Addendum Kontrak jika ada.
b. Surat Keputusan Penerapan
c. Surat Penawaran
d. Addendum Dokumen Lelang, jika ada.
e. Data Kontrak
f. Rencana kerja dan syarat-syarat
g. Gambar-gambar
h. Daftar kuantitas yang telah diisi.
i. Harga penawaran

PASAL 7
PERMULAAN PEKERJAAN
1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SPK
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja Sementara, pekerjaan harus sudah
dimulai.
2. Pemborong wajib memberitahukan kepada Kepala Satuan Kerja
Sementara bila akan memulai pekerjaan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 179
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 8
PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan selama 365 hari kalender, termasuk hari
minggu, hari besar, dan hari raya.
2. Pekerjaan dapat diserahkan yang pertama kalinya bilamana pekerjaan
sudah selesai 100 % dan dapat diterima dengan baik oleh Kepala Satuan
Kerja Sementara dengan disertai Berita Acara dan dilampiri daftar
kemajuan pekerjaan serta foto berwarna.
3. Pengguna barang / jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang
telah diselesaikan olah penyedia barang/jasa. Bilamana terdapat
kekurangan kekurangan atau cacat hasil pekerjaan, penyedia barang/jasa
wajib memperbaiki atau menyelesaikannya.
4. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya dan bilamana terdapat
pekerjaan instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan
kepada Kepala Satuan Kerja Sementara, keterangan dari instalatur yang
terdaftar di PLN. Bilamana pihak kedua tidak dapat menunjukkan surat
pengesahan instalasi listrik kepada Kepala Satuan Kerja Sementara maka
penyerahan pekerjaan pertama kalinya harus ditangguhkan terlebih
dahulu, agar tidak menjadi kesulitan di kemudian hari sewaktu akan
menyambung aliran listrik.
5. Penyedia barang/jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.

PASAL 9
MASA PEMELIHARAAN
1. Jangka waktu pemeliharaan adalah selama 365 kalender setelah
penyerahan pertama.
2. Bilamana dalam masa pemeliharaan terjadi kerusakan akibat kurang

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 180
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu bahan-bahan


yang dipergunakan, maka pemborong harus segera memperbaikinya dan
menyempurnakannya.

PASAL 10
PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN
1. Surat permohonan perpanjangan waktu penyerahan yang pertama
diajukan kepada Kepala Satuan Kerja Sementara harus sudah diterima
selambat-lambatnya 15 hari sebelum batas waktu penyerahan pertama
kali. Surat tersebut supaya dilampiri data yang lengkap serta time schedule
baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.
2. Surat permohonan perpanjangan waktu tanpa data yang lengkap tidak
akan dipertimbangkan.
3. Permintaan perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan yang pertama
dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja Sementara apabila:
a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk)
tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
b. Adanya surat perintah tertulis dari Kepala Satuan Kerja Sementara
mengenai pekerjaan tambahan.
c. Adanya force majeur (bencana alam, gangguan keamanan,
pemogokan, perang), kejadian dimana ditangguhkan oleh pihak
berwenang.
d. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat
pekerjaan secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan
oleh konsultan pengawas dan dilegalisir oleh unsur teknik yang
bersangkutan.
e. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktunya yang telah
ditentukan karena lahan yang dipakai masih terdapat permasalahan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 181
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

PASAL 11
SANKSI / DENDA
1. Besarnya denda kepada penyedia barang/jasa atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan adalah 1‰ (satu per seribu) dari harga kontrak
atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna barang/jasa atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan
yang terlambat dibayar.
3. Denda paling banyak 5% dari nilai kontrak kepada orang atau badan
hukum yang melaksanakan pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau
tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan telah
mengakibatkan kegagalan konstruksi.

PASAL 12
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN
1. Harga untuk pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh
Kepala Satuan Kerja Sementara, pemborong dapat mengajukan
pembayaran tambahan.
2. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambahan dan pengurangan
menggunakan harga satuan telah dimasukkan dalam penawaran / kontrak.
3. Bilamana harga satuan pekerjaan tambahan belum tercantum dalam surat
penawaran yang diajukan, maka akan diselesikan secara musyawarah.

PASAL 13
DOKUMENTASI
1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan
masih 0 % supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting
menurut pertimbangan direksi.
2. Setiap permintaan pembayaran dan penyerahan harus diadakan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 182
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (satu titik yang tetap)


masing-masing menurut pengajuan.

PASAL 14
PENCABUTAN PEKERJAAN
1. Kepala Satuan Kerja Sementara berhak membatalkan atau mencabut
pekerjaan dari tangan pemborong apabila ternyata pemborong cedera janji
atau tidak memenuhi kewajiban dan tangggung jawabnya sebagaimana
diatur dalam kontrak.
2. Pada pencabutan pekerjaan, pemborong dapat dibayarkan hanya pekerjaan
yang telah selesai dan diperiksa serta disetujui oleh Kepala Satuan Kerja
Sementara, sedangkan harga bahan bangunan yang berada di tempat
menjadi resiko pemborong sendiri.
3. Penyerahan bagian-bagian pekerjaan kepada pemborong lain (onder
eanamer) tanpa ijin tertulis dari Kepala Satuan Kerja Sementara tidak
diijinkan

4.3 Syarat – Syarat Teknis Spesifikasi Umum


1. Lingkup Pekerjaan
a. Nama Proyek : Proyek Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur
Lintas Selatan Samas – Parangtritis STA 15+000 s/d STA 17+100
Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I
Yogyakarta
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan tanah
c. Pekerjaan drainase
d. Pekerjaan perkerasan aspal
2. Rencana Kerja ( Time Schedule )

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 183
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Dalam waktu selambat – lambatnya tiga hari dari saat perintah kerja,
kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja tertulis, sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen
kontrak. Rencana kerja tertulis menjelaskan secara terperinci urutan
pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal – hal
khusus bila diperlukan, persiapan, pekerjaan sementara yang ada dan sejauh
mana hal tersebut mencakup lingkup dan pekerjaannya.
3. Gambar – gambar pekerjaan
a. Gambar – gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek,
gambar detail situasi dan lain sebagainya yang akan disampaikan kepada
kontraktor atau penyedia barang atau jasa beserta dokumen – dokumen
lainnya. Kontraktor tidak boleh menambah dan mengubah tanpa
persetujuan dari pemimpin proyek atau direksi.
b. Gambar – gambar.
c. Penyedia barang atau jasa harus menyimpan gambar tersebut di tempat
kerja satu bendel lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat – syarat
(RKS), Berita Acara rapat penjelasan, time schedule dan semuanya
dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan.

DIVISI I
UMUM
SEKSI 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN

1.1.1 Lingkup Pekerjaan


1) Pekerjaan yang dicakup di dalam Spesifikasi ini dapat berupa pembangunan
jalan dan/atau jembatan baru, penggantian jembatan, peningkatan kapasitas
jalan, peningkatan kapasitas jembatan (pelebaran), preservasi jalan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 184
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

(termasuk semua bangunan pelengkap), rehabilitasi jembatan, dan


perkuatan struktur jembatan (termasuk semua bangunan pelengkap).
2) Spesifikasi ini juga mengharuskan Penyedia Jasa untuk melakukan
pematokan dan survei lapangan yang cukup detail berdasarkan Gambar
selama periode mobilisasi. Penyedia Jasa harus menyiapkan Gambar Kerja
(Shop Drawings) untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam
Kontrak dan memperbaiki cacat mutu selama Masa Kontrak yang harus
diselesaikan sebelum berakhirnya waktu yang diberikan untuk memperbaiki
cacat mutu, termasuk pekerjaan Pemeliharaan Kinerja Jalan dan Jembatan
yang harus dilaksanakan dalam waktu yang diberikan selama Masa
Pelaksanaan.
4) Lingkup Pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang
terkait dengan:
(a) Fasilitas dan Pelayanan Pengujian;
(b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas;
(c) Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
(termasuk penyuluhan HIV/AIDs, jika disebutkan dalam Kontrak) yang
dituangkan dalam RK3K (Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi);
(d) Pengamanan Lingkungan Hidup; dan
(e) Manajemen Mutu.

1.1.2 Ketentuan Teknis


1) Umum
Sebelum pekerjaan survei dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar
untuk dikonsultasikan dengan Pengawas Pekerjaan, dan harus memastikan
dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama
yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Penyedia Jasa dan Pengawas

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 185
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap


perubahan yang dibuat dalam revisi Gambar.
Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas
Pekerjaan setelah penyesuaian terhadap seluruh rancangan telah selesai, di
mana penyesuaian ini harus berdasarkan data survei lapangan yang
dikumpulkan oleh Penyedia Jasa sebagai bagian dari Lingkup pekerjaan
dalam Kontrak.
2) Survei Lapangan oleh Penyedia Jasa
Selama periode mobilisasi pada saat dimulainya Kontrak, Penyedia Jasa
harus melaksanakan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik
dan struktur pekerjaan yang akan dilaksanakan. Ketentuan survei lapangan
yang lengkap dan detail terdapat dalam Seksi 1.9, Kajian Teknis Lapangan.
Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Penyedia Jasa harus
menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survei
ini kepada Pengawas Pekerjaan, tidak lebih dari 30 hari setelah tanggal
mulai kerja.
3) Gambar Kerja (Shop Drawings)
Gambar Kerja (Shop Drawings) dapat disiapkan secara bertahap oleh
Penyedia Jasa untuk mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai.

1.1.3 Sistem Spesifikasi


Secara umum, ketentuan dalam Spesifikasi ini diatur dalam bentuk berikut
ini:
1) Umum
Bagian ini menguraikan hal-hal yang umum sehubungan dengan
pekerjaan/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
2) Bahan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 186
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Bagian ini menguraikan spesifikasi dan persyaratan mutu bahan yang


diperlukan dalam pekerjaan secara terinci. Secara umum, uraian bahan
terdiri dari persyaratan mutu baku, bahan campuran dan bahan pabrikan.
3) Pelaksanaan
Bagian ini menguraikan petunjuk umum untuk pelaksanaan yang terinci,
termasuk ketentuan-ketentuan umum untuk peralatan, percobaan dan
pelaksanaan.
4) Pengendalian Mutu
Bagian ini menguraikan perintah dan petunjuk yang lengkap untuk
mencapai mutu yang disyaratkan dalam penerimaan mutu pekerjaan.
5) Pengukuran dan Pembayaran
Bagian ini menguraikan cara pengukuran dan pembayaran kepada Penyedia
Jasa untuk mata pembayaran yang dicakup dalam spesifikasi.

1.1.4 Pembayaran Pekerjaan


1) Penyedia Jasa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan detail yang
diberikan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, di mana sebagian besar pekerjaan tersebut akan diukur
dalam satu satuan pengukuran dan dibayar menurut sistem Harga Satuan.
Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus dilakukan berdasarkan kuantitas
aktual yang diukur pada masing-masing Mata Pembayaran dalam Kontrak
yang telah dilaksanakan sesuai dengan Seksi yang berkaitan dari Spesifikasi
ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya. Pembayaran juga akan
dilakukan berdasarkan pengukuran dan pembayaran Lump Sum untuk mata
pembayaran Mobilisasi, Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Mutu, dan Pemeliharaan
Kinerja Jembatan serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan yang
diperintahkan atas dasar Pekerjaan Harian.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 187
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2) Pembayaran yang diberikan kepada penyedia jasa harus mencakup


kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang dikeluarkan seluruh pekerja,
bahan, peralatan konstruksi, pengorganisasian pekerjaan, biaya tak terduga,
keuntungan, retribusi, pajak, pengamanan pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan, pembayaran kepada pihak ketiga untuk tanah atau untuk
penggunaan atas tanah, atau untuk kerusakan bangunan (Property), maupun
untuk semua biaya pekerjaan tambah yang tidak dibayar secara terpisah, dan
lain – lain biaya yang diperlukan atau lazim dipakai untuk pelaksanaan dan
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan tersebut.

SEKSI 1.2 MOBILISASI


1.2.1 Umum
1. Uraian
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksnakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian – bagian lain dari Dokumen Kontrak,
dan secara umum harus memenuhi berikut:
a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
b) Ketentuan Mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Pengawas
Pekerjaan
c) Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu
d) Kegiatan Demobilisai untuk Semua Kontrak
2. Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Lain
3. Periode Mobilisasi
4. Pengajuan Kesiapan Kerja

1.2.2 Program Mobilisasi


1. Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Tanggal Mulai Kerja, Rapat
Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) harus dilaksanakan dan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 188
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

dihadiri Wakil Pengguna Jasa, Pengawas Pekerjaan, dan Penyedia Jasa


untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam
kegiatan ini.
a. Pendahuluan
b. Sinkronisasi Struktur Organisasi dan Rincian Tugas dan Tanggung
jawab:
i. Wakil Pengguna Jasa
ii. Penyedia Jasa
iii. Pengawas Pekerjaan
c. Masalah – masalah Lapangan:
i. Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
ii. Sumber – sumber bahan
iii. Lokasi Base Camp
d. Wakil Penyedia Jasa
e. Tatacara pengajuan survei, permohonan pemeriksaan pekerjaan, dan
pengukuran hasil pekerjaan.
f. Proses persetujuan hasil pengukuran, hasil pengujian, dan hasil
pekerjaan.
g. Dokumen akhir pelaksanaan pekerjaan (Final Construction
Documents)
h. Rencana Kerja
i. Bagan Jadwal Pelaksanaan Kontrak yang menunjukkan waktu
dan urutan kegiatan utama yang membentuk pekerjaan,
termasuk jadwal pengadaan bahan yang dibutuhkan untuk
Pekerjaan.
ii. Rencana Mobilisasi
iii. Rencana Relokasi
iv. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontruksi (RK3K)
v. Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK)

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 189
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

vi. Rencana manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)


vii. Rencana Manajemen Rantai Pasok Sumber Daya (RMRP)
viii. Rencana Inspeksi dan Pengujian
ix. Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(RKPPL) yang disusun berdasarkan Dokumen Upaya/Rencana
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau
sekurang-kurangnya mengacu pada standar dan prosedur
pengelolaan lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan
tersebut.
i. Komunikasi dan korespondensi
j. Rapat pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
k. Pelaporan dan pemantauan
2. Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa
harus menyerahkan Program mobilisasi (termasuk program perkuatan
bangunan pelengkap antara lain jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan
Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
3. Kecuali disebutkan lain dalam Spesifikasi Khusus, program mobilisasi
harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan
dalam Pasal 1.2.1.1) dan harus mencakup informasi tambahan berikut:
a. Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah
detail di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa,
bengkel, gudang, mesin penmecah batu dan instalasi pencampur mortar
beton, serta laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam
Lingkup Kontrak.
b. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan di lapangan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 190
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan


dalam Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
d. Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan
perkuatan agar aman dilewati alat – alat berat, usulan metodologi
pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk
perkuatan setiap struktur.
e. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu
kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

1.2.3 Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah
disetujui.
2. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sump menurut jadwal
pembayaran yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua
peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan perkakas, dan biaya lainnya
yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan. Walaupun demikian Direksi
pekerjaan dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan
Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa
menyebabkan perubahan harga lump sum untuk mobilisasi. Pembayaran
biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
a) 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 50% selesai, dan fasilitas
serta pelayanan pengujian laboraturium telah lengkap 100%
dimobilisasi.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 191
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

b) 20% (dula puluh persen) bila semua peralatan utama berada di


lapangan dan diteruma oleh Direksi Pekerjaan.
c) 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai salah
satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan, atau keterlambatan setiap
tahapan mobilisasi peralatan utama dan personil yang terkait terhadap
jadwalnya sesuai pasal 1.2.1.1)a).vi), maka jumlah yang disahkan direksi
pekerjaan untuk pembayaran adalah presentase angsuran penuh dari harga
lump sum mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1% (satu persen) nilai
angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai
maksimum 50 (lima puluh) hari.
Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi Lump Sump
Tabel 4.1 Satuan Pengukuran Mobilisasi dan Demobilisasi

SEKSI 1.3 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA


1.3.1 Umum
Menurut seksi ini, Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan,
memasang, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada saat selesainya
kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor
darurat, gudang – gudang penyimpanan, barak – barak pekerja dan bengkel
– bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan kegiatan
proyek.
1.3.2 Kantor Penyedia Jasa dan Fasilitasnya
Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang
cocok dan memenuhi kebutuhan kegiatan sesuai Seksi dari Spesifikasi ini
serta mempertimbangkan aspek gender.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 192
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

1.3.3 Bengkel dan Gudang Penyedia Jasa


1. Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi
perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga
dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang
juga harus disediakan.
2. Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu
melakukan perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu
yang terlatih.

1.3.4 Kantor dan Akomodasi untuk Pengguna Barang atau Jasa


Ketentuan ini disediakan dalam kontrak lain yang terpisah.

1.3.5 Pengukuran dan Pembayaran


Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut
pembayaran lump sump untuk mobilisasi dimana pembayaran harus
dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan,
pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut
setelah pekerjaan selesai.

SEKSI 1.4 FASILITAS PELAYANAN PENGUJIAN


1.4.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan
hal-hal lain yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian pengendalian
mutu dan kecakapan kerja yang disyaratkan dalam Kontrak ini. Penyedia
Jasa haras bertanggungjawab atas pelaksanaan semua pengujian dan
berkoordinasi dengan Manager Kendali Mutu dan di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 193
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian pengendalian mutu di


laboratorium lapangan dan/atau laboratorium mobile atau di laboratorium
lain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Semua survei, pengujian, audit teknis, dan sebagainya haras dilengkapi
dengan peralatan GPS untuk ketepatan koordinat (garis lintang-garis bujur).
Semua fasilitas, perlengkapan, peralatan pengujian dan sarana lainnya yang
disiapkan oleh Penyedia Jasa menurut Seksi ini tetap menjadi milik
Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.

1.4.2 Fasilitas Laboratorium dan Pengujian


1) Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan dan/atau fasilitas laboratorium
sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian
mutu dari Spesifikasi ini.
2) Bilamana secara khusus dimasukkan dalam lingkup Kontrak ini, maka
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium
lengkap dengan peralatannya di lapangan.

1.4.3 Prosedur Pelaksanaan


1. Peraturan dan Rujukan
Standard Nasional Indonesia (SNI), sebagaimana spesifikasi ini harus
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam segala hal, Penyedia Jasa
harus menggunakan SNI yang relevan atau setara untuk menggantikan
standar – standar lain yang mungkin ditunjukkan dalam spesifikasi ini.
Penyedia Jasa harus menggunakan SNI terbaru atau standar lain yang
relevan sebagai pengganti atas perintah Direksi Pekerjaan.
2. Personil
Personil yang bertugas pada pengujian bahan haruslah terdiri atas tenaga-
tenaga yang mempunyai pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 194
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

pengujian bahan yang diperlukan dan harus mendapat persetujuan terlebih


dahulu dari Pengawas Pekerjaan
3. Formulir
Formulir yang dapat digunakan untuk pengujian yang sebenarnya dan
pelaporan hasil pengujian hanyalah formulir telah disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pekerjaan.
4. Pemberitahuan
Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan rencana waktu
pelaksanaan pengujian, paling sedikit satu hari sebelum pengujian
dilaksanakan sehingga memungkinkan Pengawas Pekerjaan untuk
menyaksikan setiap pengujian.
5. Distribusi
Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau
pemadatan ulang sedemikian hingga dapat mengurangi keterlambatan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

SEKSI 1.5 TRANSPORTASI DAN PENANGANAN


Seksi ini menetapkan ketentuan – ketentuan untuk transportasi dan penanganan
tanah, bahan campuran panas, bahan – bahan lain, peralatan dan perlengkapan.

SEKSI 1.6 PEMBAYARAN SERTIFIKAT BULANAN


1.6.1 Umum
1) Uraian
Seksi ini merinci ketentuan dan prosedur untuk pelaksanaan pembayaran
bulanan sementara secara teratur melalui Usulan Sertifikat Bulanan yang
harus disiapkan dan diajukan oleh Penyedia Jasa, diperiksa, dievaluasi dan
disahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi lainnya.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 195
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

3) Pengajuan Kesiapan Kerja


Usulan Sertifikat Bulanan harus diserahkan pada setiap bulan selama Masa
Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh untuk penyiapan dan
pengajuan setiap Usulan Sertifikat Bulanan, dan harus mengikuti ketentuan
berikut :
a) Usulan Sertifikat Bulanan harus disiapkan menurut formulir yang
ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Usulan Sertifikat Bulanan harus di lengkapi dengan dokumen pendukung
yang cukup, pengajuan tersebut lengkap dan dapat dipertanggung
jawabkan, agar Pengawas Pekerjaan dapat mengesahkan
pelaksanaan pembayaran dalam batas waktu sesuai Syarat-syarat
Kontrak dan Spesifikasi ini.
c) Usulan Sertifikat Bulanan yang sudah dilengkapi dengan dokumen
pendukung, harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan sesuai dengan
waktu yang disyaratkan di bawah ini.
d) Bilamana Penyedia Jasa gagal menyiapkan data pendukung yang dapat
diterima Pengawas Pekerjaan, atau dengan perkataan lain terlambat
menyerahkan, maka tanggal pelaksanaan pembayaran dapat diundurkan
dan Pengguna Jasa tidak bertanggungjawab atas keterlambatan ini.

1.6.2 Penyiapan dan Penerahan


1) Waktu
Setiap Usulan Sertifikat Bulanan harus diberi tanggal menurut tanggal
terakhir dari bulan kalender, tetapi jumlah tuntutan penagihan (claim) harus
didasarkan atas nilai yang sudah diselesaikan sampai hari kedua puluh lima
pada periode bulan yang bersangkutan. Usulan Sertifikat Bulanan yang telah
disiapkan itu harus dikirimkan kepada Pengawas Pekerjaan paling lambat
pada hari terakhir dari setiap bulan kalender

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 196
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2) Isi
a) Usulan Sertifikat Bulanan harus merangkum ringkasan nilai semua jenis
pekerjaan yang telah diselesaikan menurut masing-masing Divisi dari
Spesifikasi ini terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja, dan juga harus
menunjukkan persentase pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap
Divisi sebagai nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dibandingkan
terhadap Harga Kontrak dari masing-masing Divisi yang bersangkutan.
Jumlah kotor Usulan Sertifikat Bulanan yang diperoleh harus dihitung dari
jumlah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari masing-masing Divisi,
termasuk nilai “material on site” yang telah disetujui untuk dibayar dan juga
setiap pekerjaan tambahan yang telah disahkan melalui Perintah Perubahan.
b) Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap Divisi sebagaimana
tercantum pada Usulan Sertifikat Bulanan harus didukung penuh dengan
lampiran dokumentasi yang menunjukkan bagaimana setiap nilai itu
dihitung. Perhitungan yang demikian akan mencakup hal-hal berikut ini
tetapi tidak terbatas pada Berita Acara pengukuran kuantitas yang diterima
untuk pembayaran dan Harga Satuan Mata Pembayaran menurut Kontrak
termasuk perubahan-perubahannya dalam Adendum Kontrak.
c) Selembar atau lebih ringkasan yang terpisah dan menunjukkan status
berikut ini harus dilampirkan dalam Usulan Sertifikat Bulanan:
i) Uang Muka dan Pengembalian Uang Muka.
ii) Uang yang Ditahan (Retensi).
iii) Perintah Perubahan yang diminta dan usulan cara pembayaran (jika
ada).
iv) Perintah Perubahan.
v) Pemotongan (jika ada).
vi) PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
d) Bilamana Penyedia Jasa telah mengajukan usulan pembayaran terpisah
pada suatu Seksi atau Bagian Pekerjaan yang telah diselesaikan, maka baik

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 197
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Usulan Sertifikat Bulanan maupun dokumen pendukungnya harus memuat


perhitungan yang menunjukkan nilai pekerjaan yang telah diselesaikan.
3) Data pundukung lainnya
4) Kejadian dan/atau Kelalaian Penyedia Jasa
Yang dimaksud Kejadian dalam Spesifikasi ini adalah peristiwa yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan/tak terkendali/tak terduga yang dapat
menimbulkan segala bentuk kerugian. Kelalaian dalam Spesifikasi ini
adalah kesalahan, kekurang hati-hatian, kealpaan melaksanakan pekerjaan
menurut ketentuan.

SEKSI 1.7 PEMBAYARAN SEMENTARA (PROVISIONAL SUMS)


Pembayaran sementara tidak termasuk dalam kontrak ini

SEKSI 1.8 : MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


1.8.1 Umum
1) Uraian
1. Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan jalan dan jembatan
sementara dan Tenaga Manajemen Keselamatan Lalu Lintas untuk
mengendalikan dan melindungi para pekerja, dan pengguna jalan yang melalui
daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan,
sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi rencana detail dan lokasi
manajemen dan keselamatan lalu lintas yang telah disusun oleh Penyedia Jasa
atau atas perintah Pengawas Pekerjaan.
2. Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara
perlengkapan jalan dan jembatan sementara dan harus menyediakan petugas
bendera (flagmen) dan/atau alat pengaman pemakai jalan sementara sepanjang
ZONA kerja saat diperlukan selama Masa Pelaksaanaan. Manajemen dan
keselamatan lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 198
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

3. Pengaturan lalu litas selama masa konstruksi harus dituangkan dalam


Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) yang disusun
oleh Penyedia Jasa berdasarkan tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan.
RMKL harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan panduan dari Direktorat
Jenderal Bina Marga dan peraturan terkait lainnya yang berlaku. Jumlah dan
jenis perlengkapan jalan sementara yang disediakan harus sesuai dengan
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas seperti yang diberikan
dalam lampiran 1.8 B.
4. Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh Penyedia
Jasa harus dikaji oleh Direksi Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi,
reflektifitas (daya pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan
penggunaan yang sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang
khusus.

1.8.2 Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Penyedia Jasa harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam
kondisi sedemikian agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh
pekerja, dan pengguna jalan terlindungi. Semua tenaga kerja paling sedikit
berusia 18 tahun, dan tenaga kerja harus mengenakan baju yang reflektif,
sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di dalam daerah
kerja.
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak
Kepolisian dan/atau Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan setempat. Penyedia
Jasa harus menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau perlengkapan
jalan sementara pada setiap titik lokasi konflik antara lalu lintas umum dengan
kendaraan dan/atau kegiatan proyek antara lain di :
a) Lokasi pertemuan jalan umum dengan jalan akses lokasi basecamp,
sumber bahan (quarry) dan/atau tumpukan bahan (stockpile
material)

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 199
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

b) Lokasi awal dan akhir jalur lalu lintas pada segmen jalan yang sedang
dilakukan kegiatan konstruksi
c) Lokasi pertemuan jalan umum dengan jalan akses kegiatan konstruksi
d) Lokasi jembatan sementara
e) Lokasi lainnya dengan potensi konflik lalu lintas umum dengan
kendaraan proyek.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem
reflektif yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Sistem penerangan harus
ditempatkan dan dijalankan sedemikian hingga agar sorot cahaya tidak
mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut. Lampu pijar tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Pagar pengaman sementara dan/atau pembatas daerah konstruksi yang
bersinggungan langsung dengan jalur lalu lintas harus dilengkapi dengan
lampu pengaman sebagai tanda batas lokasi pekerjaan sekaligus sebagai
pengarah bagi pengguna jalan untuk melalui jalur lalu lintas dengan aman.
Pada saat pelaksanaan konstruksi, Pengawas Pekerjaan wajib memeriksa dan
mengawasi pelaksanaan keselamatan lalu lintas di lokasi pekerjaan dengan
membuat formulir pemantauan kesesuaian berdasarkan RMKL yang telah
disepakati pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
termasuk di dalamnya adalah kelengkapan perlengkapan jalan sementara.
Istilah “Rambu-rambu Sementara” harus mencakup semua rambu-rambu
sementara yang diperlukan untuk arah lalu lintas umum yang melalui dan
sekitar pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan. Rambu-rambu ini ditunjukkan
dan dirujuk dalam Gambar.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 200
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Nomor Mata
Uraian Satuan Pembayaran
Pembayaran

Manajemen dan
1.8.(1) Lump Sum
Keselamatan Lalu Lintas

1.8 (2) Jembatan Sementara Lump Sum

Tabel 4.2 Satuan Pengukuran Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas

SEKSI 1.9 KAJIAN TEKNIS LAPANGAN (FIELD ENGINEERING)

Kajian Teknis Lapangan adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara
rancangan asli yang ditunjukkan dalam Gambar dengan kebutuhan aktual lapangan.
Kegiatan ini terdiri dari survei lapangan dan analisis data lapangan. Penyedia Jasa
harus menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan
sehingga diperoleh mutu dan kinerja serta dimensi yang disyaratkan dalam
ketentuan.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam
pelaksanaan suatu survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil
survei lapangan untuk menentukan kondisi fisik dan struktur lapangan yang ada.
Selanjutnya personil tersebut harus disertakan dalam pematokan (staking out) dan
survei seluruh kegiatan, investigasi dan pengujian bahan tanah, agregat, dan bahan
aspal/bahan pengikat lainnya, dan kajian teknis serta penggambaran untuk
menyimpan Dokumen Rekaman Kegiatan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 201
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

SEKSI 1.10 STANDAR RUJUKAN


Bilamana bahan atau pengerjaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini harus
memenuhi atau melebihi pearaturan atau standar yang disebutkan, maka penyedia
Jasa harus bertanggung jawab untuk menyediakan bahan dan pengerjaan yang
demikian.
Peraturan dan standar yang disebutkan ini akan menetapkan ketentuan untuk
berbagai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan cara pengujian untu k
menentukan mutu yang disyaratkan dapat tercapai.

SEKSI 1.11 BAHAN DAN PENYIMPANAN


1. Bahan yang dipergunakan didalam pekerjaan harus :
a. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
b. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam
Gambar dan Seksi lain dari Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus
disetujui tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
c. Semua produk harus baru.
2. Pengajuan
a. Sebelum mengadakan pemesanan atau membuka daerah sumber bahan
untuk setiap jenis bahan, maka Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Pengawas Pekerjaan contoh bahan, bersama dengan detail lokasi sumber
bahan dan Pasal ketentuan bahan dalam Spesifikasi yang mungkin dapat
dipenuhi oleh contoh bahan, untuk mendapatkan persetujuan.
b. Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi,
memilih bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini,
dan harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan semua informasi yang
berhubungan dengan lokasi sumber bahan paling sedikit 30 hari sebelum
pekerjaan pengolahan bahan dimulai, untuk mendapatkan persetujuan.
Persetujuan Pengawas Pekerjaan atas sumber bahan tersebut tidak dapat

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 202
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi sumber bahan telah
disetujui untuk dipakai.
c. Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi, produk jadi
lainnya yang akan digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan
tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan awal. Pengawas Pekerjaan akan memberikan persetujuan
tertulis kepada Penyedia Jasa untuk melakukan pemesanan bahan.
Selanjutnya bahan yang sudah sampai di lapangan harus diuji ulang seperti
yang diuraikan dalam Pasal 1.11.2.3).b) di bawah pengawasan Pengawas
Pekerjaan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

SEKSI 1.12 JADWAL PELAKSANAAN


Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk
menjelaskan jenis kegiatan, urutan kegiatan dan waktu kegiatan.
Detail jadwal pelaksanaan :
1. Analisis Jaringan (Network Analysis)
Penyedia Jasa harus menyediakan Analisis Jaringan kegiatan yang
menunjukkan urutan dan saling ketergantungan dari seluruh kegiatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak. Seluruh kegiatan
harus berada di dalam jaringan tertutup yang diawali dengan satu kutub
MULAI dan diakhiri dengan satu kutub SELESAI. Informasi setiap kegiatan
harus meliputi tanggal mulainya dan durasi kegiatan sehingga dapat diperoleh
suatu jalur kritis (critical path) yang merupakan rangkaian kegiatan yang
keterlambatan penyelesaiannya secara langsung berdampak terhadap tanggal
selesainya pekerjaan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 203
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2. Jadwal Kemajuan Keuangan


Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk
diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh
kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut:
a. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata
Pembayaran yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang
terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing
kegiatan pekerjaan.
b. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan
bulan.
c. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat
kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan
rencana.
d. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat
memberikan gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap
akhir bulan terhadap kemajuan keuangan aktual.
e. Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa
hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran
mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.
3. Jadwal Produksi untuk instalasi pencampur Aspal (AMP) Instalasi Pencampur
Mortar Beton (CBP) dan Peralatan Pendukung
Penyedia Jasa harus menyediakan Jadwal untuk lnstalasi Pencampur Aspal
dan/atau Instalasi Pencampur Mortar Beton dan Peralatan Pendukung secara
terpisah (sesuai dengan lingkup pekerjaannya), disertai dengan suatu
perhitungan yang menunjukkan bahwa hasil produksi Instalasi Pencampur
tersebut dapat tercapai sesuai rencana kebutuhan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 204
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

4. Jadwal Penyediaan Bahan


Penyedia Jasa harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk masing-masing
lokasi semua sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan
contoh-contoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

SEKSI 1.13 PROSEDUR PERINTAH PERUBAHAN


Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena terdapat perbedaan
signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan
Gambar dan Spesifikasi yang ditentukan dalam Kontrak maka Direksi
Pekerjaan bersama Penyedia Jasa dapat melakukan perubahan kontrak
sebagaimana disebutkan dalam Syarat-syarat Umum.
Perintah Perubahan dan Adendum Kontrak harus memenuhi ketentuan berikut:
a. Perintah Perubahan:
Perintah tertulis yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan kemudian dilanjutkan
dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak Awal. Hasil negosiasi tersebut dituangkan
dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan Adendum Kontrak.
b. Adendum:
Perjanjian tertulis antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, yang memuat
perubahan-perubahan dalam Pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang
mengakibatkan variasi dalam struktur Harga Satuan Mata Pembayaran atau
variasi yang diperkirakan dalam Jumlah Harga Kontrak dan telah
dinegosiasi dan disepakati terlebih dahulu dalam Perintah Perubahan.
Adendum juga harus dibuat pada saat penutupan Kontrak dan semua
perubahan kontraktual atau teknis penting lainnya tanpa memandang
apakah terjadi variasi struktur Harga Satuan atau Jumlah Harga Kontrak.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 205
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

SEKSI 1.14 PEMELIHARAAN JALAN YANG BERDEKATAN DAN


BANGUNAN PELENGKAPNYA
Yang dimaksud dari Pasal-pasal dalam Seksi ini adalah untuk memastikan
bahwa selama pelaksanaan Pekerjaan seluruh jalan dan jembatan yang ada baik
yang berdekatan atau menuju lokasi pekerjaan yang dilewati oleh peralatan dan
mesin milik Penyedia Jasa tetap terbuka untuk lalu lintas dan dipelihara dalam
keadaan aman dan dapat digunakan.
Dalam keadaan tertentu struktur yang ada mungkin memerlukan perkuatan dan
jembatan sementara, dan timbunan mungkin perlu perlu dibuat selama Masa
Pelaksanaan untuk memudahkan transportasi peralatan dan mesin milik
Penyedia Jasa menuju dan dari lokasi pekerjaan.

SEKSI 1.15 DOKUMEN REKAMAN KEGIATAN


Selama pelaksanaan Pekerjaan Penyedia Jasa harus menjaga rekaman yang akurat
dari semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam satu set
Dokumen Rekaman Pekerjaan dan harus memindahkan informasi akhir tersebut ke
dalam Dokumen Rekaman Akhir dan dapat diserahkan dalam waktu 14 (empat
belas) hari sebelum serah terima pertama Pekerjaan (PHO).

SEKSI 1.16 PEKERJAAN PEMBERSIHAN


1. Selama periode pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang atau jasa harus
memelihara pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya
pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan – bahan yang tidak terpakai,
sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin – mesin harus disingkirkan,
seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan lokasi
kegiatan ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Pengawas
Pekerjaan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 206
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2. Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pembersihan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini.
Biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan dalam berbagai harga
penawaran lump sump untuk operasi Pemeliharaan Rutin sebagaimana
disyaratkan pada spesifikasi ini.

SEKSI 1.17 PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP


1. Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan dampak lingkungan dan
tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan setiap pekerjaan konstruksi
yang diperlukan dalam Kontrak. Pasal-pasal dari Seksi lain yang terkait dan
tertuang dalam Spesifikasi ini untuk meyakinkan kesadaran dan pemenuhan
akan ketentuan-ketentuan tentang Pengamanan Lingkungan Hidup.
2. Penyedia Jasa harus rnengambil semua langkah yang layak untuk melindungi
lingkungan (baik di dalam maupun diluar lapangan, jalan akses, termasuk
basecamp dan instalasi lain yang dibawah kendali Penyedia Jasa) dengan
melaksanakan mitigasi kerusakan dan gangguan terhadap manusia dan harta
milik sebagai akibat dari polusi, kebisingan dan sebab-sebab lain dari
pengoperasiannya. Penyedia Jasa juga harus memastikan bahwa pengangkutan
dan kegiatan disumber galian dilaksanakan dengan cara yang berwawasan
lingkungan.
3. Sebagai suatu cara untuk memperkecil gangguan lingkungan terhadap
penduduk yang berdekatan dengan lokasi kegiatan maka semua kegiatan
konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi dalam jam-jam pengoperasian
sebagaimana yang disebutkan dalam Syarat-syarat Kontrak, kecuali jika
disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan.
4. Sebelum pelaksanaan kontrak dimulai, jika tidak termasuk dalam kategori
dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau DELH (Dokumen Evaluasi
Lingkungan Hidup) atau DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup),
maka Pengguna jasa/Direksi pekerjaan menyampaikan secara tertulis kepada

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 207
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Penyedia Jasa untuk berkewajiban menggunakan alat dan material yang


mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai mitigasi terhadap perubahan
iklirn.
5. Penyedia Jasa harus membuat/menyiapkan Rencana Kerja Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (RKPPL) berdasarkan Dokumen Lingkungan dan
Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dan/atau Izin Lingkungan
dan Izin Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (PPLH) lainnya yang
telah tersedia pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM) untuk dilakukan
pembahasan bersama PPK dan Direksi Teknis. Bentuk RKPPL sebagaimana
dalam Lampiran 1.17 Spesifikasi ini harus menggambarkan rona awal kondisi
lapangan, potensi dampak dari kegiatan pekerjaan, dan rencana pengelolaan
lingkungan dan pemantauan lingkungan setiap perubahan rona awal kondisi
lapangan.
6. Penggunaan alat-alat untuk pekerjaan jalan yang menggunakan material yang
dapat menyebabkan radiasi dan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan
hidup harus dipastikan mempunyai izin yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang.

SEKSI 1.18 RELOKASI UTILITAS DAN PELAYANAN YANG ADA


Kecuali disebutkan lain dalam Spesifikasi Khusus maka Relokasi Utilitas dan
Pelayanan yang Ada tidak termasuk dalam Kontrak ini.

SEKSI 1.19 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada ditempat
kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat
kerja.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 208
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan


perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat
risiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3. Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalarn Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRTIM/2009
tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3
untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta peraturan terkait
lainnya.
4. Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

SEKSI 1.20 PENGUJIAN PENGEBORAN


Pekerjaan ini terdiri dari pengujian pengeboran untuk investigasi lapangan untuk
setiap pondasi struktur yang akan dibutuhkan

SEKSI 1.21 MANAJEMEN MUTU


Pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen mutu, memanfaatkan
sumber daya Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa, dan pihak ketiga
sebagaimana diperlukan.

DIVISI II
DRAINASE
SEKSI 2.1 SELOKAN DAN SALURAN AIR
1. Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) atau
tidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 209
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

dengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detail yang
ditunjukkan pada gambar. Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu
dengan mortar.
2. Toleransi dimensi saluran :
a. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh
berbeda lebih dari 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik
dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan
tanpa genangan bilaman alirannya kecil.
b. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau
telah disetujui pada setiap titik.
3. Penyedia Jasa senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpa
terjadinya genangan air dengan menjadwalkan pembuatan selokan yang
sedemikian rupa agar drainase dapat berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan
timbunan dan struktur perkerasan dimulai. Pemompaan harus dilakukan
selama diperlukan untuk mencegah genangan air di daerah Pekerjaan.
Pemeliharaan berkala baik saluran sementara maupun permanen harus
dijadwalkan sehingga aliran air yang lancar dapat dipertahankan secara
keseluruhan selama Masa Pelaksanaan.
4. Pekerjaan perbaikan meliputi :
a. Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, bilamana diperlukan termasuk
penimbunan kembali dan dipadatkan terlebih dahulu pada pekerjaan baru
kemudian digali kembali hingga memenuhi garis yang ditentukan.
b. Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat.
c. Pekerjaan timbunan yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki
sesuai dengan ketentuan
5. Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sifat – sifat bahan,
penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu yang ditentukan dalam
Spesifikasi ini.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 210
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

6. Saluran yang dilapisi pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan
sifat – sifat bahan, pemasangan dan jaminan mutu yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini.
7. Penetapan titik pengukuran pada saluran
Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan
pembuangan dari semua selokan serta semua lubang penampung (catch pits)
dan selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh
Penyedia Jasa sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan harus disetujui atau diubah oleh Direksi Pekerjaan
sebelum pelaksanaan tersebut dimulai.
8. Pelaksanaan pekerjaan selokan:
a. Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana
yang diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga
memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan
memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau
bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
b. Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, pelapisan selokan pasangan batu dengan mortar harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan.
c. Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan
yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
9. Kuantitas galian ditentukan seperti yang disyaratkan akan dibayar berdasarkan
harga kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di
bawah ini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga dimana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk galian selokan drainase dan
saluran air, untuk semua formasi penyiapan pondasi selokan yang dilapisi dan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 211
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

semua pekerjaan lain atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti
yang diuraikan dalam seksi ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
2.1.(1) Galian untuk drainase selokan dan Meter Kubik
saluran air
Tabel 4.3 Satuan Pengukuran Galian Selokan dan Saluran Air

SEKSI 2.2 PASANGAN BATU DENGAN MORTAR


1. Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air dan
pembuatan apron (lantai golak), lubang masuk (entrypits) dan struktur saluran
kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang
dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian
dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan lubang sulingan (weep holes)
termasuk penyediaan dan pemasangan cetakan lubang sulingan atau pipa.
3. Toleransi dimensi :
a. Sisi muka masing – masing batu dari permukaan pasangan batu dengan
mortar tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata – rata
pasangan batu dengan mortar di sekitarnya.
b. Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata – rata
selokan dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar
tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari profil permukaan lantai saluran
yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari
profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 212
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus


20cm.
d. Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang
penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 3 cm dari profil
yang ditentukan atau disetujui.
4. Bilamana pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng atau sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal
haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan
mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan haruslah
dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.
5. Bahan dan jaminan mutu :
a. Batu
1) Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang
tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap
udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang
dimaksud.
2) Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat
mungkin harus berbentuk persegi.
3) Kecuali ditentukan lain oleh gambar atau Spesifikasi, maka semua
batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus
tertahan ayakan 10 cm.
b. Mortar, haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan
spesifikasi yaitu campuran 1 PC : 3 Psr (Seksi 7.8 dari spesifikasi ini).
c. Bahan yang digunakan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau
kantung saringan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus
memenuhi ketentuan.
6. Pelaksanaan :
1) Penyiapan formasi atau Pondasi

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 213
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan


sesuai dengan ketentuan.
b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu
dengan mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan
ketentuan.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus
disediakan bilamana disyaratkan, sesuai dengan ketentuan
2) Penyiapan batu :
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat
mengurangi kelekatan dengan adukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan
diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
3) Pemasangan lapisan batu :
a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus
dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus
dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan
tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus
terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan yang
lainnya harus diisi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai
hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai
menutupi permukaan lapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan
permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial
setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang
telah disyaratkan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 214
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan


dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus
dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan
drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan
pasangan batu dengan mortar dan tidak menimbulkan sedimentasi
pada dasar saluran.
7. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan
saluran air atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus
ditentukan dari luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan
pembayaran, tebal nominal lapisan haruslah diambil yang terkecil dari berikut
ini :
a. Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
b. Tebal aktual rata – rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam
pengukuran lapangan.
8. Kuantitas pasangan batu dengan mortar, ditentukan seperti yang disyaratkan
akan dibayar berdasarkan harga kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan
harga dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi
penyiapan pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk
pengeringan air, untuk penimbunan kembali dan pekerjaan akhir, dan semua
pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan
dalam Seksi ini.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 215
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
2.2 (1) Pasangan batu dengan mortar Meter Kubik

Tabel 4.4 Satuan Pengukuran Pasangan Batu

SEKSI 2.3 GORONG – GORONG DAN SELOKAN BETON U


1. Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan
gorong-gorong pipa atau kotak beton bertulang maupun tanpa tulangan
pracetak atau pipa logam gelombang (corrugated), gorong-gorong persegi dan
pelat beton bertulang, termasuk tembok kepala, struktur lubang masuk dan
keluar, serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan perlindungan
terhadap penggerusan, sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada
lokasi yang ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton
(concrete lined drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup,
pada lokasi yang disetujui seperti dalam daerah perkotaan dan di mana air
rembesan dari selokan yang tidak dilapisi dapat mengakibatkan ketidakstabilan
lereng.
3. Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai
persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah
diterbitkan.
4. Seperti yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini, drainase harus
dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan
galian atau timbunan dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong harus
diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali
jika Penyedia Jasa dapat menyediakan drainase yang memadai dengan
membuat pekerjaan sementara yang khusus.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 216
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

5. Bahan :
a. Landasan, bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong –
gorong pipa dan struktur lainnya harus seperti yang disyaratkan.
b. Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan
dalam seksi ini harus memenuhi ketentuan.
c. Baja tulangan untuk beton yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi syarat.
d. Gorong – gorong Pipa Beton Bertulang
Gorong-gorong pipa beton bertulang haruslah beton bertulang pracetak
dengan mutu beton K350 (fc'30 MPa) dan harus memenuhi persyaratan
AASHTO M170M-15.
e. Gorong – gorong pipa Logam Gelombang (Corrugated)
Gorong-gorong pipa logam bergelombang (corrugated) yang dipakai harus
terbuat dari baja yang digalvanisir dan harus memenuhi persyaratan SNl 03-
6719-2005.
f. Pasangan Batu
Bahan untuk tembok kepala dari pasangan batu dan struktur lainnya harus
memenuhi ketentuan Seksi 7.9 dari Spesifikasi ini.
g. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Bahan untuk pelapisan (lining) dengan pasangan batu, perlindungan
terhadap gerusan dan struktur minor lainnya yang diperlukan untuk
pekerjaan harus memenuhi ketentuan Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini.
h. Adukan
Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari adukan semen
yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
i. Bahan Penyaring (filter)
Bahan penyaring (filter) atau bahan porous untuk penimbunan kembali yang
digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 217
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

j. Penimbunan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.
6. Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, ujung dengan alur harus diletakkan
di bagian hulu, ujung lidah harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam ujung alur
dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya.
7. Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, maka
setengah bagian alur bagian hilir harus diberi adukan dengan tebal yang cukup
sampai permukaan sisi dalam sambungan pipa penuh dan rata. Pada saat yang
sama setengah bagian lidah bagian hulu juga harus diberi adukan yang sama.
8. Bila sambungan antar gorong-gorong pipa berupa karet khusus sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar maka semua sambungan pada pipa haruslah bahan
yang ditekan masuk pada sambungan jenis bell and spigot (bell : bagian akhir
pipa dengan diameter yang lebih besar atau bagian alur; spigot : bagian akhir
pipa dengan diameter yang lebih kecil atau bagian lidah), dari pabriknya dan
diterima oleh Pengawas Pekerjaan:
a Semua paking (gasket) harus berbentuk lingkaran atau profil dan diproduksi
sesuai dengan ASTM C443-12(2017). Sealer jenis bitumen tidak boleh
digunakan.
b Jenis pelumas pipa pra-cetak atau paking pra-pelumasan harus digunakan.
9. Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan
adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut
adukan di sekeliling sambungan.
10. Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong
beton harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan mendetail dalam Seksi 3.2,
Timbunan, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang
diberikan untuk Timbunan Pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil
yang bebas dari gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta yang
tidak mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 218
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

11. Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm di atas puncak


pipa dan, kecuali kalau bukan suatu galian parit, maka jarak sumbu pipa ke
masing- masing sisi minimum satu setengah kali diameter. Penimbunan
kembali pada celah-celah di bawah setengah bagian bawah pipa harus
mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan sebagaimana mestinya.
12. Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih
dekat 1,5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling
sedikit 60 cm di atas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan
dalam batas ketentuan tersebut di atas asalkan penimbunan kembali telah
mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa. Meskipun demikian dan tidak
bertentangan dengan ketentuan yang di atas, Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang teijadi akibat kegiatan
tersebut.
13. Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan garis dan
elevasi dan detail lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar, atau seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan memenuhi ketentuan dalam Seksi
7.1 Beton dan Beton Kinerja Tinggi. Bagian permukaan dari saluran terbuka
berbentuk U atau bagian permukaan pelat penutup harus dilaksanakan dengan
profil yang rata, elevasi akhir lapangan harus sesuai dengan rencana serta
terhadap elevasi akhir dari perkerasan atau permukaan dari kerb mempunyai
toleransi ± 1 cm. Saluran beton dapat dicor di tempat atau dengan pra-cetak.
Pelat penutup harus dibuat sebagai unit pracetak dan dapat dipindahkan.
14. Untuk saluran yang dicor di tempat, Pengawas Pekerjaan dapat mengijinkan
untuk menggunakan sisi galian sebagai pengganti cetakan. Dalam hal ini, tebal
dinding yang menghadap sisi galian dan selimut beton harus ditambah 25 mm
tanpa pembayaran tambahan.
15. Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi
dan struktur drainase minor lainnya, yang diukur sebagaimana yang
disyaratkan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 219
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan


dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut
haruslah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua bahan termasuk baja tulangan dan untuk semua galian dan pembuangan
bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya-
biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk penyelesaian
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
2.3.(7) Gorong – gorong pipa beton bertulang Meter Panjang
diameter 100 cm
2.3.(22) Saluran tipe U tipe DS 1 Meter Panjang
Tabel 4.5 Satuan Pengukuran Pekerjaan Gorong-gorong

DIVISI III
PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1 GALIAN
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk formasi galian atau fondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan
longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian,
untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau
perkerasan beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan
profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 220
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

3. Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai
galian batu lunak, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow
excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian
perkerasan beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
4. Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai kuat
tekan uniaksial 0,6 - 12,5 MPa ( 6 - 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI
2825:2008.
5. Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu atau Galian Perkerasan
Beton tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
6. Galian Perkerasan Berbutir mencakup galian pada perkerasan berbutir eksisting
dengan atau tanpa tulangan dan pembuangan bahan perkerasan berbutir yang
tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
7. Toleransi dimensi :
a. Elevasi akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2
cm atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk
galian bahan perkerasan lama.
b. Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari
garis profil yang disyaratkan melampaui 1 0 cm untuk tanah dan 2 0 cm
untuk batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.
c. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 221
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

8. Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan
dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas pada setiap saat.
9. Pekerjaan perbaikan meliputi :
a. Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai memenuhi
toleransi yang disyaratkan.
b. Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang telah
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan , atau lokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi
lembek, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan pilihan atau lapis
pondasi agregat sebagaiman yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
c. Galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan kedalaman yang melebihi
yang telah ditetapkan, harus diisi kembali dengan menggunakan bahan yang
sama dengan perkerasan lama sampai dimensi dan kedalaman yang
ditetapkan.
10. Prosedur penggalian :
a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan
harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan
organik dan bahan perkerasan lama.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan di bawah dan diluar batas galian. Bilamana
material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat
Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 222
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang


memenuhi syarat sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
c. Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk
perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi
struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai
permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing
pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan
batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian
yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan
bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
d. Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika,
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat
bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal.
Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk
menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau bilamana
dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.
e. Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika
dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang diuraikan
oleh Direksi Pekerjaan.
f. Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian,
Penyedia Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya
sendiri untuk memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada
permukaan tanah, agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke
dalam galian yang telah terbuka.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 223
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

11. Perhatian harus diberikan agar tidak terjadi penggalian yang berlebihan. Metode
penggalian dan pemangkasan harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Papan
pengarah profil harus dipasang pada setiap penampang dengan interval 50 meter
pada puncak dari semua pengarah untuk pemotongan yang menunjukkan posisi
dan lereng pengarah rancangan. Papan pengarah profil harus terpasang pada
tempatnya sampai pekerjaan galian selesai dan sampai Pengawas Pekerjaan
telah memeriksa dan menyetujui pekerjaan tersebut.
12. Galian harus tetap dijaga agar bebas dari air pada setiap saat terutama untuk
tanah lunak, organik, gambut dan ekspansif, untuk memperkecil dampak
pengembangan. Setiap perbaikan yang tidak disyaratkan khusus dalam Gambar
harus disetujui terlebih dahulu atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
3.1.(1) Galian Biasa Meter Kubik
3.1.(2) Galian Batu Lunak Meter Kubik
3.1.(3) Galian Batu Meter Kubik
3.1.(4) Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 M Meter Kubik
3.1.(5) Galian Struktur dengan Kedalaman 2-4 M Meter Kubik
3.1.(6) Galian Struktur dengan Kedalaman 4-6 M Meter Kubik
Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold
3.1.(7) Meter Kubik
Milling Machine
Galian Perkerasan Beraspal tanpa
3.1.(8) Meter Kubik
ColdMilling Machine
3.1.(9) Galian Perkerasan Berbutir Meter Kubik
3.1.(10) Galian Perkerasan Beton Meter Kubik
Tabel 4.6 Satuan Pengukuran Galian Bias

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 224
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

SEKSI 3.2 TIMBUNAN


1. Pekerjaan mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis,
kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
2. Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung
tabah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di
daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng
yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan
lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
3. Toleransi dimensi :
a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi
atau lebih rendah 2 cm atau lebih rendah dari 3 cm dari yang ditentukan
atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air
permukaan yang bebas.
d. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm
dari garis profil yang ditentukan.
e. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih
dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
4. Jadwal kerja timbunan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan
menggunakan pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap
terbuka untuk lalu lintas.
5. Perbaikan terhadap timbunan yang tidak memenuhi ketentuan atau tidak stabil:
a. Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir
atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 225
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

asalkan sifat – sifat bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi


ketentuan dlam spesifikasi ini.
b. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat
– sifat bahan dari spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan
kembali atau pembuangan dan penggantian bahan.
6. Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan
atau lainnyan harus segera ditutup kembali oleh Penyedia Barang/Jasa dan
dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang
disyaratkan.
7. Bahan untuk timbunan biasa :
a. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari
bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengguna
Barang/Jasa sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen tersebut.
b. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas
tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002
(AASHTO M145-91(2012)) atau sebagai CH menurut "Unified atau
Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30
cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau
tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila
diuji dengan SNI 1744:2012, harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari
karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil untuk rancangan dan
ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 226
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan


kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 1742:2008).
c. Tanah sangat ekspansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258-81
(2013) sebagai "very high" atau "extra high" tidak boleh digunakan
sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks
Plastisitas / PI - (SNI 1966:2008) dan persentase kadar lempung (SNI
3423:2008).
8. Sedang bahan untuk timbunan pilihan adalah sebagai berikut :
a. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengguna Barang/Jasa.
Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan
biasa.
b. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri
dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 1744:2012, memiliki CBR
paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742:2008.
c. Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan
stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser
yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal,
maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan
yang bergradiasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas
rendah. Jenis bahan yang dipilih dan disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 227
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau
ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.
9. Penghamparan timbunan :
a. untuk daerah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau
tanah rawa, dasar fondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya
(termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila
diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar fondasi memenuhi
kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang ditempatkan di atasnya.
b. Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan
kelandaian lereng lebih dari 10%, ditempatkan di atas permukaan lama
atau pembangunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong
sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga
memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga
tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus
dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk
kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk
kelandaian yang sama atau lebih besar dari 15%.
c. Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian
hingga memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
10. Pemadatan timbunan :
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui
oleh Pengguna Barang/Jasa sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar
bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1%
di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai
kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 1742:2008.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 228
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c. Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 cm dari bahan bergradiasi menerus dan tidak mengandung batu yang
lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga – rongga batu pada
bagian atas timbunan batu tersebut.
d. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Pengguna
Barang/Jasa sebelum lapisan berikutnya dihamparkan.
e. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke
arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas
alat – alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur
yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
11. Pengendalian mutu bahan :
a. Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa, tetapi
bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan
dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang
diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin
terdapat pada sumber bahan.
b. Setelah pengujian mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut
pendapat Pengguna Barang/Jasa, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi
agar perubahan bahan atau sumber bahannnya dapat diamati.
c. Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus
dilaksanakan untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa
ke lapangan. Jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh
Pengguna Barang/Jasa tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan
timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus
dilakukan suatu pengujian Nilai aktif. Pengawas Pekerjaan setiap saat

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 229
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

dapat memerintahkan dilakukannya uji ke-ekspansifan tanah sesuai SNI


03-6795-2002.
12. Ketentuan kepadatan untuk timbunan tanah :
a. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95% dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai SNI 1742:2008. Untuk tanah yang mengandung lebih
dari 10% bahan yang tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering
maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran
lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100% dari kepadatan kering maksimum
yang ditentukan sesuai dengan SNI 1742:2008.
c. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 2828:2011 dan/atau Light Weight
Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang
dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan dengan kepadatan,
bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dan bila hasil setiap
pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka
Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.2.1 .(8)
dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada
lokasi yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi harus tidak
boleh berselang lebih dari 200 m. Untuk penimbunan kembali di sekitar
struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus
dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang
telah selesai dikerjakan. Untuk timbunan, paling sedikit satu rangkaian
pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1000 meter
kubik bahan timbunan yang dihampar.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 230
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

13. Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk Mata Pembayaran terdaftar dibawah, dimana harga tersebut harus sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan , penghamparan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang
perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan
yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran

3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian Meter Kubik

3.2.(1b) Timbunan Biasa dari galian Meter Kubik

3.2(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian Meter Kubik

3.2.(2b) Timbunan Pilihan dari Galian Meter Kubik

Timbunan Pilihan Berbutir (diukur diatas


3.2.(3a) Meter Kubik
bak truk)
Timbunan Pilihan Berbutir (diukur
3.2.(3b) Meter Kubik
dengan rod & plate)
Penimbunan Kembali Berbutir (Granular
3.2.(4) Meter Kubik
Backfill)
Tabel 4.7 Satuan Pengukuran Pekerjaan Timbunan

SEKSI 3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN


1. Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan
tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan Lapis
Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi
Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 231
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

(termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan


sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan di daerah jalan baru yang
bukan diatas timbunan baru akibat pelebaran lajur lalu lintas.
2. Penyiapan tanah dasar ini juga termasuk bagian dari pekerjaan yang
dipersiapkan untuk dasar lapis fondasi bawah (sub-base) perkerasan di daerah
galian. Tanah dasar harus mencakup seluruh lebar jalur lalu lintas dan bahu
jalan dan pelebaran setempat atau daerah-daerah terbatas semacam itu
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
3. Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan
motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa
penambahan bahan baru.
4. Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan
minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau
bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan
perkerasan ditempatkan di atasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
5. Toleransi dimensi :
a. Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau
lebih rendah 3 sentimeter dari yang disyaratkan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan seragam serta memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin pengaliran air permukaan dan
mempunyai kemiringan melintang sesuai rancangan dengan toleransi ±
0,5%.
6. Jadwal kerja
a. Gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya di bawah
elevasi tanah dasar atau permukaan jalan, termasuk pemadatan
sepenuhnya atas bahan yang dipakai untuk penimbunan kembali, harus
telah selesai sebelum dimulainya pekerjaan pada tanah dasar atau
permukaan jalan. Seluruh pekerjaan drainase harus berada dalam kondisi

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 232
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

berfungsi sehingga menjamin keefektifan drainase, dengan demikian dapat


mencegah kerusakan tanah dasar atau permukaan jalan oleh aliran air
permukaan.
b. Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti
oleh penghamparan lapis fondasi bawah, maka permukaan tanah dasar
dapat menjadi rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar
yang tidak dapat dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa
sehingga daerah tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan
yang tersedia dan Penyedia Jasa harus mengatur penyiapan tanah dasar dan
penempatan bahan perkerasan di mana satu dengan lainnya berjarak cukup
dekat.
7. Bahan yaitu tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan
Pilihan, Lapis fondasi Agregat atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerah
galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan
untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar haruslah seperti yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.
8. Penyiapan tempat kerja :
a. Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar
dilaksanakan sesuai dengan prosedur umum penggalian.
b. Seluruh timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan
spesifikasi.
9. Pemadatan tanah dasar harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang relevan.
Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar sesuai dengan
spesifikasi.
10. Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum
sebagaimana yang diberikan dalam Gambar, atau sekurang-kurangnya
mempunyai CBR minimum 6 % jika tidak disebutkan. Pekeijaan penyiapan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 233
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

tanah dasar baru dilaksanakan bila pekerjaan lapis fondasi agregat atau
perkerasan sudah akan segera dilaksanakan.
11. Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, diukur seperti ketentuan di
atas, akan dibayar per satuan pengukuran sesuai dengan harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran seperti
terdaftar di bawah ini, di mana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan biaya lainnya yang telah
dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan penyiapan tanah dasar
seperti telah diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran

3.3(1) Penyiapan Badan Jalan Meter Persegi

Tabel 4.8 Satuan Pengukuran Penyiapan Badan Jalan

SEKSI 3.4 PEMBERSIHAN, PENGUPASAN, DAN PEMOTONGAN


POHON
1) Pembersihan dan pengupasan lahan harus terdiri dari pembersihan semua
pohon dengan diameter lebih kecil dari 15 cm, pohon-pohon yang tumbang,
halangan-halangan, semak-semak, tumbuh -tumbuhan lainnya, sampah, dan
semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus termasuk pembongkaran
tunggal, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang diakibatkan oleh
pembersihan dan pengupasan sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini juga harus termasuk
penyingkiran dan pembuangan struktur-struktur yang menghalangi,
mengganggu, atau sebaliknya menghalangi Pekerjaan kecuali bilamana
disebutkan lain dalam Spesifikasi ini atau diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
2) Pelaksanaan Pembersihan dan Pengupasan lahan untuk semua
tanaman/pohon yang berdiameter kurang dari 15 cm diukur 1 meter dari

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 234
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

muka tanah, harus dilaksanakan sampai batas-batas sebagaimana yang


ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan Direksi
Pekerjaan. Diluar daerah yang tersebut diatas, pembersihan dan
pengupasan dapat dibatasi sampai pemotongan tanaman yang tumbuh
diatas tanah sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai
kedalaman tidak kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah
dasar.
Pada daerah di bawah timbunan, di mana tanah humus atau bahan yang
tidak dikendaki dibuang atau yang ditetapkan untuk dipadatkan, semua
tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman sekurang-kurangnya 30
cm dibawah permukaan tanah asli atau 30 cm dibawah alas dari lapis
permukaan yang paling bawah.
Pengupasan saluran dan selokan diperlukan hanya sampai kedalaman
yang diperlukan untuk penggalian yang diusulkan dalam daerah
tersebut.
3) Dasar Pembayaran yaitu Kuantitas pembersihan dan pengupasan , apakah
terdapat air atau tidak pada setiap kedalaman, ditetapkan sebagaimana yang
disebutkan diatas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per meter persegi
untuk Mata Pembayaran yang didaftar dibawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk semua pekerja, peralatan, perlengkapan dan semua
biaya lain yang perlu atau digunakan untuk pelaksanaan yang sebagairnana
mestinya untuk pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.
4) Pemotongan dan pembuangan setiap pohon yang sama atau lebih besar dari
diameter 15 cm yang diukur 1 meter dari permukaan tanah, sesuai dengan
perintah Pengawas Pekerjaan akan dibayar dengan Harga Kontrak per pohon
untuk Mata Pembayaran yang didaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 235
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

kompenssai penuh untuk semua pekerja, peralatan, perlengkapan dan lainnya


yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

3.4.(1) Pembersihan dan Pengupasan Lahan Meter Persegi

3.4.(2) Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15-30cm Buah

Pemotongan Pohon Pilihan diameter > 30-


3.4.(3) Buah
50cm
Pemotongan Pohon Pilihan diameter > 50-
3.4.(4) Buah
75cm
3.4.(5) PemotonganPohonPilihandiameter>75cm Buah

Tabel 4.9 Mata Pembayaran Pembersihan, Pengupasan, Pemotongan Pohon

DIVISI V
PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
SEKSI 5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT
1. Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan
yang telah disiapkan dantelah diterima sesuai dengan detil yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan,
dan memelihara. lapis pondasi agregrat yang telah selesai sesuai dengan
yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan,
pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu
untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari
Spesifikasi ini.
Pekerjaan ini termasuk penam bahan lebar perkerasan eksisting sampai lebar
jalur lalu lintas yang diperlukan dan juga pekerjaan bahu jalan, yang

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 236
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

ditunjukkan pada Gambar. Pekerjaan harus mencakup penggalian dan


pembuangan bahan yang ada, penyiapan tanah dasar, dan penghamparan serta
pemadatan bahan.
2. Toleransi dimensi :
a. Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan tabel dengan toleransi di bawah
ini :
Toleransi elevasi
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat permukaan relatif
terhadap elevasi rencana
Lapis pondasi agregat kelas B digunakan
+ 0 cm
sebagai lapis pondasi bawah (hanya
- 2 cm
permukaan atas dari lapisan pondasi bawah)
+ 0 cm
Permukaan Lapis Pondasi Agregat kelas A
- 1 cm
Bahu jalan tanpa penutup aspal dengan lapis + 1,5 cm
pondasi agregat kelas S atau lapis drainase - 1,5 cm
Tabel 4.10 Toleransi elevasi permukaan relatif terhadap elevasi rencana

Catatan :
Lapis Fondasi A gregat A , B , S dan L apis D rainase diuraikan dalam Pasal
5.1.2 dari Spesifikasi ini.
b. Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat
ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua punggung (camber)
permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang satu
sentimeter dari tebal yang disyaratkan.
d. Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh kurang dari
satu sentimeter dari tebal yang disyaratkan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 237
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

e. Pada permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk


lapisan resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan
yang terlepas harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan
maksimum pada kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus
sepanjang 3m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum
satu sentimeter.
f. Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap perkerasan yang dihampar
diatasnya, tidak boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1,0 cm terhadap
tepi jalur lalu lintas yang bersebelahan.
g. Lereng melintang bahu tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0% dari lereng
melintang rancangan.
3. Bahan:
a. Sumber Bahan
Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui
dengan Seksi 1.11 Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.
b. Jenis Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase
Terdapat tiga jenis yang berbeda dari Lapis Fondasi Agregat yaitu Kelas A,
Kelas B dan Kelas S. Pada umumnya Lapis Fondasi Agregat Kelas A adalah
mutu Lapis Fondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis
Fondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Fondasi Bawah. Lapis Fondasi
Agregat Kelas S digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup.
Lapis Drainase dapat digunakan di bawah perkerasan beton semen baik
langsung maupun tidak langsung.
c. Fraksi agregat kasar
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel
atau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang yang pecah
berulang – ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
d. Fraksi agregat halus

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 238
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir
alami atau batu pecah halus dan partikel halus lainnya yang memenuhi
persyaratan dalam Tabel 4.18.
e. Sifat – sifat bahan yang disyaratkan yaitu seluruh lapis pondasi agregat
harus bebas dari bahan organik dan gum palan lempung atau bahan-bahan
lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi
ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan
dalam Tabel 4.11 dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel
4.12.

Tabel 4.11 Gradasi Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 239
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.12 Sifat-sifat Bahan

Catatan:
1) 95/90 menunjukan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau
lebih
2) 55/50 menunjukan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 50% agegat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau
lebih.
3) 80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau
lebih.
f. Pencampuran bahan untuk memenuhi kebutuhan yang disyaratkan harus
dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu dengan menggunakan pemasok
mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari
komponen – komponen campuren dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.
4. Penghamparan dan pemadatan lapis pondasi agregat dan lapis drainase
1) Penyiapan Formasi untuk Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 240
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

a. Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau


bahu jalan eksisting, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau
bahu jalan eksisting harus diperbaiki terlebih dahulu.
b. Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan
perkerasan eksisting atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis
fondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya,
juga Lapis Drainase diatas tanah dasar baru yang disiapkan, sesuai
dengan Seksi 3.3, atau 5.1 dari Spesifikasi ini, sesuai pada lokasi dan
jenis lapisan yang terdahulu.
c. Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dan
Lapis Drainase, sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan
dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan
paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi
penghamparan Lapis Fondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-
tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus
disiapkan dan disetujui sebelum lapis fondasi agregat dihampar.
d. Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas
permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Pengawas
Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan
atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar
meningkatkan tahanan geser yang lebih baik.
e. Lebar pelebaran harus diberi tambahan yang cukup sehingga
memungkinkan tepi setiap lapisan yang dihampar bertangga terhadap
lapisan di bawahnya atau terhadap perkerasan eksisting. Susunan
bertangga ini diperlukan untuk memungkinkan penggilasan yang sedikit
ke luar dari tepi hamparan dan untuk memperoleh daya dukung samping
yang memadai, dan harus dibuat berturut- turut selebar 5 cm untuk setiap
pelapisan (overlay) yang dihampar.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 241
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2) Penghamparan
a. Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dibawa ke badan jalan
sebagai campuran yang merata dan untuk Lapis Fondasi Agregat harus
dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Pasal
5.1.3.3). Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
b. Setiap lapis harus dihampar pada suatu kegiatan dengan takaran yang
merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisan- lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c. Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dihampar dan dibentuk
dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan
segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi
harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi
baik.
d. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan
peralatan khusus yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Pemadatan
a. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit
100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti
yang ditentukan oleh SNI 1743:2008, metode D untuk Lapis Fondasi
Agregat. Pemadatan Lapis Drainase dengan mesin gilas berpenggetar
(vibratory roller) sekitar 10 ton harus dilaksanakan sampai seluruh
permukaan telah mengalami penggilasan sebanyak enam lintasan dengan
penggetar yang diaktifkan atau sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
b. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas
beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 242
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi


berlebihan dari Lapis Fondasi Agregat.
c. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum, di mana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh
SNI 1743:2008, metode D.
d. Kegiatan penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada
bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian
yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih
tinggi. Kegiatan penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
e. Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak teijangkau
mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat
lainnya yang disetujui.
4) Pengujian
a. Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk
persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan,
namun harus mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam
Pasal 5.1.2.5) minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan
yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang
mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
b. Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Fondasi Agregat yang diusulkan,
seluruh jenis pengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan atau metode
produksinya, termasuk perubahan sumber bahan.
c. Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 243
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang


diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan tetapi untuk setiap 1.000 meter
kubik bahan yang diproduksi untuk pembangunan jalan atau penambahan
lajur dan 500 meter kubik bahan untuk pelebaran menuju lebar standar,
paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian gradasi
partikel untuk Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase, dan khususnya
Lapis Fondasi Agregat tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks
plastisitas dan satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 1743:2008, metode D. Pengujian CBR untuk Lapis
Fondasi Agregat harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
d. Kepadatan dan kadar air bahan Lapis Fondasi Agregat yang dipadatkan
harus secara rutin diperiksa, mengunakan SNI 2828:2011 dan/atau Light
Weight Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B
yang dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan dengan kepadatan,
bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian harus dilakukan
sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan
oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang seling lebih dari
100 m per lajur untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 50
m untuk pelebaran menuju lebar standar.
5. Dasar pembayaran kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas,
harus dibayar pada Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masing
masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga serta pembayarannya harus merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, pemadatan, penyelesaian
akhir dan pengujian bahan, pemeliharan permukaan akibat dilewati oleh lalu
lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam
Seksi ini.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 244
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Meter Kubik
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B Meter Kubik
5.1.(3) Lapis Pondasi Agregat Kelas S Meter Kubik
5.1.(4) Lapis Drainase Meter Kubik
Tabel 4.13 Satuan Pengukuran Lapis Pondasi Agregat

DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
SEKSI 6.1
LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
6.1.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal
pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan
lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas
permukaan pondasi tanpa bahan pengikat Lapis Pondasi Agregat,
sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan
pengikat (seperti : Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston, Lapis
Pondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen, Roller Compacted
Concrete (RCC), Perkerasan Beton Semen, dll).
2) Kondisi Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang
kering atau mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot hanya
pada permukaan yang benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang,
hujan atau akan turun hujan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 245
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

3) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi


Ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang
dilapisi dan tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau
kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan
yang disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai
akibat dari bahan aspal yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri
dapat diterima asalkan penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan
takaran pemakaiannya memenuhi ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus
sudah meresap ke dalam lapis fondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal
yang dapat ditunjukkan dengan permukaan berwarna hitam yang merata dan
tidak berongga (porous). Tekstur untuk permukaan lapis fondasi agregat
harus rapi dan tidak boleh ada genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal
tercampur agregat halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan
pisau. Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak
memenuhi ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan, termasuk pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan
bahan penyerap (blotter material), atau penyemprotan tambahan seperlunya.
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar lubang yang besar atau
kerusakan lain yang terjadi dibongkar dan dipadatkan kembali atau
penggantian lapisan fondasi diikuti oleh pengerjaan kembali Lapis Resap
Pengikat.

6.1.2 Bahan
1) Bahan Lapis Resap Pengikat
a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu ketentuan
dari berikut ini:

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 246
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

i. Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang


mengikat lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk
jenis kationik atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionik. Umumnya hanya
aspal emulsi yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis
fondasi tanpa pengikat yang disetujui. Aspal emulsi jenis kationik harus
digunakan pada permukaan yang berbasis acidic (dominan Silika),
sedangkan jenis anionik harus digunakan pada permukaan yang berbasis
basaltic (dominan Karbonat).
ii. Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi ASTM D946/
946M-15 diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak
tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis fondasi atas yang telah selesai
sesuai dengan Pasal 6.1.4.2). Kecuali diperintah lain oleh Pengawas
Pekerjaan, perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan
pertama harus dari 80 - 85 bagian minyak per 100 bagian aspal semen
(80 - 85 pph) kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil
kilang jenis MC-30).
b) Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik,
harus sesuai dengan muatan batuan lapis fondasi. Gunakan aspal emulsi
kationik bila agregat untuk lapis fondasi adalah agregat basa (bermuatan
negatif) dan gunakan aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis
fondasi adalah agregat asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau
bila bila aspal emulsi anionik sulit didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menggunakan aspal emulsi kationik.
c) Bilamana lalu lintas diizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka
harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan
kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau
lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 247
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

harus lolos ayakan ASTM /” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus
lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).
2) Bahan Lapis Perekat
a) Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI
6832:2011 untuk jenis anionik.
b) Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis RC-250 atau
MC 250. Bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, aspal keras
Pen.60-70 atau Pen.80-100 yang memenuhi ketentuan ASTM
D946/946M-15, dapat diencerkan dengan 30 bagian bensin per 100
bagian aspal (30 pph) untuk RC250, atau 30 bagian minyak tanah per 100
bagian aspal (30 pph) untuk MC250. Proses pencampuran tidak boleh
dilaksanakan diatas nyala api baik langsung maupun tidak langsung.
c) Aspal emulsi yang digunakan harus aspal emulsi modifikasi yang
mengikat lebih cepat (quick setting) yang mengandung minimum 2,5%
polimer, styrene butadiene rubber latex (SBR latex) atau latex alam yang
memenuhi persyaratan sesuai dengan Tabel 4.14 dari Spesifikasi ini.

Tabel 4.14 Persyaratan Aspal Emulsi Modifikasi


(PMCQS-1h dan PMQS-1h)

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 248
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

d) Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan pengikat
aspal, gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas
perkerasan beton atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsi
anionik. Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit
didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menggunakan aspal emulsi kationik.
6.1.3 Peralatan
1) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis
dan atau kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan
aspal dan peralatan yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
2) Distributor Aspal - Batang Semprot
a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang
bermesin penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan.
Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan
kecepatan penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi
pabrik pembuatnya.
b) Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan
dioperasikan sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang
sudah merata dapat disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi
lebar permukaan, pada takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15
sampai 2,4 liter per meter persegi.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 249
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c) Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga


dapat mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur ke arah
horisontal dan vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah
minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1 cm.
Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.

6.1.4 Pelaksanan Pekerjaan


1) Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal
a) Apabila pekeij aan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan
dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan
yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan haras
diperbaiki dahulu.
b) Untuk lapis resap pengikat, jenis aspal emulsi yang digunakan haras
mengacu pada Pasal 6.1.2.1). dan untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi
yang digunakan haras mengacu pada Pasal 6.1.2.2).
c) Permukaan yang akan disemprot itu haras dipelihara menurut standar
butir (a) dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.
d) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan haras dibersihkan
dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi
keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan
yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan haras dikerjakan manual
dengan sikat yang kaku.
e) Pembersihan haras dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang
akan disemprot dengan kombinasi sapu mekanis (power broom) dan
kompresor atau 2 buah kompresor.
f) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya haras
disingkirkan dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau
dengan cara lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 250
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Pengawas Pekerjaan dan bagian yang telah digaru tersebut haras dicuci
dengan air dan disapu.
g) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Fondasi Agregat
Kelas A, permukaan akhir yang telah disapu haras rata, rapat, bermosaik
agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat
halus tidak akan diterima.]
h) Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan
telah disiapkan dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspal
a) Penyedia Jasa haras melakukan percobaan lapangan di bawah
pengawasan Pengawas Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran
yang tepat (liter per meter persegi) dan percobaan tersebut akan diulangi,
sebagaimana diperin- tahkan oleh Pengawas Pekerjaan, bila jenis dari
permukaan yang akan disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah.
Biasanya takaran pemakaian yang didapatkan akan berada dalam batas-
batas sebagai berikut :
Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter (kadar residu* 0,22 - 0,72
liter) per meter persegi untuk Lapis Fondasi Agregat tanpa bahan
pengikat
(*) : kandungan bitumen di luar pelarut atau bahan emulsioner
Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan mene-
rima pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai. Lihat Tabel
6.1.4.1) untuk jenis takaran pemakaian lapis aspal.
b) Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 4.16, kecuali
diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan. Temperatur penyemprotan
untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang
ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara
interpolasi.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 251
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.15 Takaran Pemakaian Lapis Perekat

Catatan:
(*) : kandungan bitumen di luar pelarut atau bahan emulsioner

Tabel 4.16 Temperatur Penyemprotan


c) Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-
ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang
menurut pendapat Pengawas Pekeijaan, telah rusak akibat pemanasan
berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Penyedia Jasa.
3) Pelaksanaan Penyemprotan
a) Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan
harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-
batas lokasi yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.
b) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus
disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang
diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 252
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

praktis untuk lokasi yang sempit, Pengawas Pekeijaan dapat menyetujui


pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan
yang telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian
batang semprot dan penempatan nosel harus disetel sesuai ketentuan
grafik tersebut sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.
c) Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu
lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih
(overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan.
Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan
tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan
penyemprotan di lajur yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan.
Demikian pula lebar yang telah disemprot harus lebih besar daripada
lebar yang ditetapkan, hal ini dimaksudkan agar tepi permukaan yang
ditetapkan tetap mendapat semprotan dari tiga nosel, sama seperti
permukaan yang lain.
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan
yang cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai
seluruh batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh
nosel bekerja dengan benar pada sepanjang bidang jalan yang akan
disemprot.
Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah
yang akan disemprot dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga
konstan sesuai ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan
pelindung tersebut dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai
melalui titik akhir.
e) Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari
10 persen dari kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap
(masuk angin) dalam sistem penyemprotan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 253
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

f) Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan


harus segera diukur dari volume sisa dalam tangki dengan meteran
tongkat celup.
g) Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan
penyemprotan, harus dihitung sebagai volume bahan aspal yang telah
dipakai dibagi luas bidang yang disemprot. Luas lintasan penyemprotan
didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasan penyemprotan dengan
jumlah nosel yang digunakan dan jarak antara nosel. Takaran pemakaian
rata-rata yang dicapai harus sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.
h) Penyemprotan harus segera dihentikan jika temyata ada
ketidaksempumaan peralatan semprot pada saat beroperasi.
i) Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis Perekat,
bahan aspal yang berlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah
disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet,
sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.
6.1.5 Pemeliharaan dan Pembukaan Bagi Lalu Lintas
1) Pemeliharaan Lapis Resap Pengikat
a) Penyedia Jasa harus tetap memelihara permukaan yang telah diberi Lapis
Resap Pengikat atau Lapis Perekat sesuai standar yang ditetapkan dalam
Pasal 6.1.1.5) dari Spesifikasi ini sampai lapisan berikutnya dihampar.
Lapisan berikutnya hanya dapat dihampar setelah bahan resap pengikat
telah meresap sepenuhnya ke dalam lapis fondasi dan telah mengeras
dalam waktu paling sedikit 48 jam setelah penyemprotan atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Untuk Lapis Resap Pengikat yang akan dilapisi Burtu atau Burda, waktu
penundaan harus sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan
minimum dua hari dan tak boleh lebih dari empat belas hari, tergantung

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 254
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

dari lalu lintas, cuaca, bahan aspal dan bahan lapis fondasi yang
digunakan.
b) Lalu lintas tidak diizinkan lewat sampai bahan aspal telah meresap dan
mengering serta tidak akan terkelupas akibat dilewati roda lalu lintas.
Dalam keadaan khusus, lalu lintas dapat diizinkan lewat sebelum waktu
tersebut, tetapi tidak boleh kurang dari empat jam setelah penghamparan
Lapis Resap Pengikat tersebut. Agregat penutup (blotter material) yang
bersih, yang sesuai dengan ketentuan Pasal 6.1.2.1).b) dari Spesifikasi ini
harus dihampar sebelum lalu lintas diizinkan lewat. Agregat penutup
harus disebar dari truk sedemikian rupa sehingga roda tidak melindas
bahan aspal yang belum tertutup agregat. Bila penghamparan agregat
penutup pada lajur yang sedang dikerjakan yang bersebelahan dengan
lajur yang belum dikerjakan, sebuah alur (strip) yang lebarnya paling
sedikit 20 cm sepanjang tepi sambungan harus dibiarkan tanpa tertutup
agregat, atau jika sampai tertutup harus dibuat tidak tertutup agregat bila
lajur kedua sedang dipersiapkan untuk ditangani, agar memungkinkan
tumpang tindih (overlap) bahan aspal sesuai dengan Pasal 6.1.4.3).d) dari
Spesifikasi ini. Pemakaian agregat penutup harus dilaksanakan
seminimum mungkin.
2) Pemeliharaan dari Lapis Perekat
Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan
lapis aspal berikut di atasnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang
tepat. Pelapisan lapisan beraspal berikut tersebut harus dihampar sebelum
lapis aspal hilang kelengketannya melalui pengeringan yang berlebihan,
oksidasi, debu yang tertiup atau lainnya. Sewaktu lapis aspal dalam keadaan
tidak tertutup, Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan dan
mencegahnya agar tidak berkontak dengan lalu lintas. Pemberian kembali
lapis perekat (retackcoating) harus dilakukan bila lapis perekat telah
mengering sehingga hilang atau berkurang kelengketannya.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 255
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Pengeringan lapis perekat yang basah akibat hujan turun dengan tiba-tiba
dengan menggunakan udara bertekanan (compressor) dapat dilakukan
sebelum lapis beraspal dihampar hanya bila lamanya durasi hujan kurang
dari 4 jam. Pemberian kembali lapis perekat (retackcoating) harus dilakukan
bila lapis perekat terkena hujan lebih dari 4 jam.
6.1.6 Pengendalian Mutu dan Pengujian di Lapangan
a. Contoh aspal dan sertifikatnya, seperti disyaratkan dalam Pasal 6.1.1.6).a)
dari Spesifikasi ini harus disediakan pada setiap pengangkutan aspal ke
lapangan pekerjaan.
b. Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar harus diambil dari
distributor aspal, masing-masing pada saat awal penyemprotan dan pada
saat menjelang akhir penyemprotan.
c. Distributor aspal harus diperiksa dan diuji, sesuai dengan ketentuan Pasal
6.1.3.6) dari Spesifikasi ini sebagai berikut:
i) Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyemprotan pada Kontrak tersebut;
ii) Setiap 6 bulan atau setiap penyemprotan bahan aspal sebanyak 150.000
liter, dipilih yang lebih dulu tercapai;
iii) Apabila distributor mengalami kerusakan atau modifikasi, perlu
dilakukan pemeriksaan ulang terhadap distributor tersebut.
d. Gradasi agregat penutup (blotter material) harus diajukan kepada Pengawas
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan sebelum agregat tersebut
digunakan.
e. Catatan harian yang terinci mengenai pelaksanaan penyemprotan
permukaan, termasuk pemakaian bahan aspal pada setiap lintasan
penyemprotan dan takaran pemakaian yang dicapai, harus dibuat dalam
formulir yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 256
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

SEKSI 6.3
CAMPURAN BERASPAL PANAS
1. Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis
perata, lapis fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang
terdiri dari agregat, bahan aspal, bahan anti pengelupasan dan serat selulosa
(untuk ±), yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran, serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas fondasi atau
permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam
Gambar.
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa
asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas,
kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.
2. Jenis Campuran Beraspal
Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada
Gambar.
a) Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC)
Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga
jenis: AC Lapis Aus (AC-WC); AC Lapis Antara (AC-Binder Course) dan
AC Lapis Fondasi (AC-Base), dengan ukuran maksimum agregat masing-
masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis
campuran AC yang menggunakan bahan Aspal Polymer disebut masing-
masing sebagai AC-WC Modifikasi, AC-BC Modifikasi, dan AC-Base
Modifikasi.
3. Tebal Lapisan dan Toleransi
a) Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan perata harus diperiksa
dengan benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa
sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan. Benda uji inti (core) paling sedikit

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 257
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

harus diambil dua titik pengujian yang mewakili per penampang melintang
per lajur secara acak sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang
diperiksa tidak lebih dari 100 m.
b) Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan
sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti (baik lebih maupun kurang
dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen
tersebut yang memenuhi syarat toleransi .
c) Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu kali produksi
AMP dalam satu hari pada satu hamparan.
d) Tebal aktual hamparan lapisan beraspal bukan perata, mendekati tebal
rancangan sepraktis mungkin sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar. Pengawas Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyetujui
dan menerima tebal aktual hamparan lapis pertama yang kurang dari tebal
rancangan yang ditentukan dalam Gambar karena adanya perbaikan
bentuk.
e) Bilamana campuran beraspal yang dihampar lebih dari satu lapis dan tebal
aktual lapisan pertama tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam
Gambar, maka kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian
tebal dari lapis berikutnya. Tebal total campuran beraspal tidak boleh
kurang dari jumlah tebal rancangan dari masing-masing jenis campuran
yang ditunjukkan dalam Gambar minus 5 mm. Bilamana penyesuaian
tebal dari lapis berikutnya yang terakhir (lapis permukaan) pada suatu sub-
segmen tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang disebutkan di atas
maka sub-segmen yang tidak memenuhi syarat tersebut harus dibongkar
atau dilapis kembali dengan tebal nominal minimum yang disyaratkan.
f) Toleransi tebal untuk tiap lapisan cam puran beraspal :
 Stone M atrix A sphalt Tipis : - 2,0 mm
 Stone M atrix Asphalt Halus : - 3,0 mm

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 258
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

 Stone M atrix A sphalt K asar : - 3,0 mm


 L ataston Lapis A us : - 3,0 mm
 L ataston Lapis Fondasi : - 3,0 mm
 L aston Lapis A us : - 3,0 mm
 L aston Lapis A ntara : - 4,0 mm
 L aston Lapis Fondasi : - 5,0 mm

Tabel 4.17 Tebal Nominal Minimum Campuran Beraspal

g) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran beraspal yang


dihampar harus dipantau dengan menimbang setiap muatan truk yang
meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal. Untuk setiap ruas
pekerjaan yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual bahan
terhampar yang dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih lima
persen dari berat yang dihitung dari ketebalan rata-rata benda uji inti
(core), maka Pengawas Pekerjaan harus mengambil tindakan untuk
menyelidiki sebab terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui
pembayaran bahan yang telah dihampar. Investigasi oleh Pengawas
Pekerjaan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini:
i) Memerintahkan Penyedia Jasa untuk lebih sering mengambil atau lebih
banyak mengambil atau mencari lokasi lain benda uji inti (core);

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 259
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

ii) Memeriksa peneraan dan ketepatan timbangan serta peralatan dan


prosedur pengujian di laboratorium
iii) Memperoleh hasil pengujian laboratorium yang independen dan
pemeriksaan kepadatan campuran beraspal yang dicapai di lapangan.
iv) Menetapkan suatu sistem perhitungan dan pencatatan truk secara
terinci.
Biaya untuk setiap penambahan atau meningkatnya frekuensi pengambilan
benda uji inti (core), untuk survei geometrik tambahan ataupun pengujian
laboratorium, untuk pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainnya
yang dianggap perlu oleh Pengawas Pekerjaan untuk mencari penyebab
dilampauinya toleransi berat harus ditanggung oleh Penyedia Jasa sendiri.
h) Perbedaan kerataan permukaan lapisan aus (SMA-H alus, SMA-Halus
Modifikasi, SMA-Kasar, SMA-Kasar Modifikasi, HRS-WC, AC-WC dan
AC-WC Modifikasi) yang telah selesai dikerjakan, harus memenuhi
berikut ini:
i. Kerataan Melintang
Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan
tepat di atas permukaan jalan tidak boleh melampaui 5 mm untuk lapis
aus dan lapis antara atau 10 mm untuk lapis fondasi. Perbedaan setiap
dua titik pada setiap penampang melintang tidak boleh melampaui 5
mm dari elevasi yang dihitung dari penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar.
ii. Kerataan Memanjang
Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan Roll Profilometer
tidak boleh melampaui 5 mm.
i) Bilamana campuran beraspal dihamparkan sebagai lapis perata maka tebal
lapisan tidak boleh melebihi 2,5 kali tebal nominal yang diberikan dalam
Tabel.4.29 dan tidak boleh kurang dari diameter maksimum partikel yang
digunakan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 260
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

4. Kondisi Cuaca Yang Dizinkan Untuk Bekerja


Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan
kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
5. Perbaikan Pada Campuran beraspal Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Bilamana persyaratan kerataan hasil ham paran tidak terpenuhi atau bilamana
benda uji inti dari lapisan beraspal dalam satu sub-segm en tidak memenuhi
persyaratan tebal sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini, maka panjang
yang tidak memenuhi syarat harus diperbaiki sebagaim ana yang disyaratkan
dalam Pasal 6.3.1.4).e) dengan jenis campuran yang sama panjang yang tidak
memenuhi syarat ditentukan dengan benda uji tambahan sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan selebar satu hamparan.
6. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau
lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh
Penyedia Jasa dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan
sesuai dengan toleransi yang diperkenankan dalam Seksi ini.
7. Lapisan Perata
Setiap jenis campuran dapat digunakan sebagai lapisan perata dengan tebal
yang bervariasi dalam suatu rentang sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar.
8. Bahan
1) Agregat - Umum
a) Agregat yang akan digunakan dalam pekeijaan harus sedemikian rupa agar
campuran beraspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumusan campuran
kerja (lihat Pasal 6.3.3), memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan,
tergantung campuran mana yang dipilih.
b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Pekerjaan. Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan dalam
Seksi 1.11 dari Spesifikasi ini.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 261
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c) Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus sudah menumpuk setiap


fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran beraspal, paling sedikit untuk
kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan persediaan harus
dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran beraspal satu bulan
berikutnya.
d) Dalam pemilihan sumber agregat, Penyedia Jasa dianggap sudah mem
perhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal akibat tingkat
penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan untuk
negosiasi kembali harga satuan dari Campuran beraspal.
e) Penyerapan air oleh agregat maksimum 2% untuk SMA dan 3% untuk yang
lain.
f) Berat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda
lebih dari 0,2.
2) Agregat Kasar
a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan
No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet dan
bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi
ketentuan yang diberikan.
b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran
nominal sesuai dengan jenis cam puran yang direncanakan.
c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam
Tabel 4.30 Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap
berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah satu
atau lebih berdasarkan uji menurut SNI 7619:2012 dalam Lampiran 6.3.C.
d) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin
feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan
dengan baik.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 262
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.18 Ketentuan Agregat Kasar

Tabel 4.19 Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk Campuran
Beraspal

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 263
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

3) Agregat Halus
a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4
(4,75mm).
b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari
agregat kasar.
c) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampur aspal dengan m enggunakan pemasok penampung dingin
(cold bin feeds) yang terpisah sehingga gradasi gabungan dan presentase pasir
di dalam cam puran dapat dikendalikan dengan baik.
d) Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang
tidak melampaui 15% terhadap berat total campuran. Agregat halus harus
merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang
tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang
memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.1). Untuk memperoleh agregat
halus yang memenuhi ketentuan di atas :
i) bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara mekanis
sebelum dimasukkan ke dalam mesin pemecah batu, atau
ii) digunakan scalping screen dengan proses berikut ini :
- fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama
(primary crusher) tidak boleh langsung digunakan.
- agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama (primary
crusher) harus dipisahkan dengan vibro scalping screen yang dipasang di
antara primary crusher dan secondary crusher.
- material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh secondary
crusher, hasil pengayakannya dapat digunakan sebagai agregat halus.
- material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan sebagai
komponen material Lapis Pondasi Agregat.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 264
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

e) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada


Tabel.4.32.

Tabel 4.20 Ketentuan Agregat Halus

4) Bahan Pengisi (Filler) U ntuk Cam puran Beraspal


a) Bahan pengisi yang ditam bahkan (filler added) dapat berupa debu batu
kapur (limestone dust), atau debu kapur padam atau debu kapur
magnesium atau dolomit yang sesuai dengan AASHTO M 303-89(2014),
atau semen atau abu terbang tipe C dan F yang sumbernya disetujui oleh
Pengawas Pekerjaaan.
Bahan pengisi jenis semen hanya diizinkan untuk campuran beraspal
panas dengan bahan pengikat jenis aspal keras Pen.60-70.
b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-
gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI ASTM C136:
2012 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 m icron) tidak
kurang dari 75% terhadap beratnya
c) Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added), untuk semen harus dalam
rentang 1% sampai dengan 2% terhadap berat total agregat dan untuk bahan
pengisi lainnya harus dalam rentang 1% sampai dengan 3% terhadap berat
total agregat. Khusus untuk SMA tidak dibatasi kadarnya tetapi tidak boleh
menggunakan semen.
5) Gradasi Agregat Gabungan
Gradasi agregat gabungan untuk cam puran beraspal, ditunjukkan dalam
persen terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 265
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

batas yang diberikan dalam Tabel 4.21. Rancangan dan Perbandingan


Campuran untuk gradasi agregat gabungan harus mempunyai jarak
terhadap batas-batas yang diberikan dalam Tabel 4.22.

Tabel 4.21 Amplop Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Beraspal

Tabel 4.22 Contoh Batas-batas “Bahan Bergradasi Senjang”

6) Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal


Bahan aspal untuk campuran beraspal memiliki persyaratan sebagai berikut :

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 266
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.23 Ketentuan Untuk Aspal Keras

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 267
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

6) Bahan Anti Pengelupasan


Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS-
Index of Retained Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR)
campuran beraspal sebelum ditam bah bahan anti pengelupasan lebih besar
dari yang disyaratkan. Jika bahan anti pengelupasan harus digunakan maka
sebelum bahan anti pengelupasan ditambahkan ke dalam campuran, Stabilitas
Marshall sisa (setelah direndam 24 jam 60°C) haruslah min.75% .
Stabilitas Bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan
dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP dengan m engunakan pompa
penakar (dozing pump) sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran basah
di pugmil. Penambahan bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspal hanya
diperkenankan atas persetujuan Pengawas Pekerjaan. Kuantitas pemakaian
aditif anti striping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal. Bahan
anti pengelupasan harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh
digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif. Persyaratan bahan
anti pengelupasan haruslah memenuhi Tabel dibawah ini.

Tabel 4.24 Ketentuan Bahan Anti Pengelupasan Mengandung Amine

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 268
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.25 Kompatibilitas Bahan Anti Pengelupasan dengan Aspal

9. Campuran
1) Komposisi Umum Campuran
Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif,
serat selulosa (untuk SMA) dan aspal.
2) Kadar Aspal dalam Campuran
Persentase aspal yang aktual ditam bahkan ke dalam campuran ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang
dalam Rencana Campuran Kerja (JMF) dengan memperhatikan penyerapan
agregat yang digunakan.
3) Pengujian percobaan pengham paran dan pemadatan lapangan harus
dilaksanakan dalam tiga langkah dasar berikut ini :
i) Penentuan proporsi takaran agregat dari pemasok dingin untuk dapat
menghasilkan komposisi yang optimum. Perhitungan proporsi takaran
agregat dari bahan tum pukan yang optimum harus digunakan untuk
penentuan awal bukaan pemasok dingin. C ontoh dari pemasok panas
harus diambil setelah penentuan besarnya bukaan pemasok dingin.
Selanjutnya proporsi takaran pada pemasok panas dapat ditentukan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 269
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Suatu Rumusan Campuran Rancangan (Design Mix Formula, DMF)


kemudian akan ditentukan berdasarkan prosedur M arshall. Dalam segala
hal DMF harus memenuhi semua sifat-sifat bahan dalam Pasal 6.3.2 dan
sifat-sifat campuran.
ii) DMF, data dan grafik percobaan campuran di laboratorium harus
diserahkan pada Pengaw as Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Pengawas Pekerjaan akan menyetujui atau menolak usulan DMF tersebut
dalam waktu tujuh hari. Percobaan produksi dan penghamparan tidak
boleh dilaksanakan sampai DMF disetujui.
iii) Percobaan produksi dan penghamparan serta persetujuan terhadap
Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF). JM F adalah suatu
dokumen yang menyatakan bahwa rancangan campuran laboratorium
yang tertera dalam DMF dapat diproduksi dengan instalasi pencampur
aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP), dihampar dan dipadatkan di
lapangan dengan peralatan yang telah ditetapkan dan memenuhi derajat
kepadatan lapangan terhadap kepadatan laboratorium hasil pengujian
Marshall dari benda uji yang campuran beraspalnya diambil dari AMP.

Tabel 4.26 Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Laston (AC)

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 270
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

4) Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF)


Percobaan campuran di instasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant,
AMP) dan penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan
menjadikan DMF dapat disetujui sebagai JMF.
Segera setelah DMF disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa
harus melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk
setiap jenis campuran yang diproduksi dengan AMP, dihampar dan
dipadatkan di lokasi yang ditetapkan (di luar atau di dalam kegiatan
pekerjaan) oleh Pengawas Pekerjaan dengan peralatan dan prosedur yang
diusulkan. Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima penghamparan
percobaan ini sebagai bagian dari pekerjaan, maka penghamparan
percobaan ini akan diukur dan dibayar sebagai bagian dari Pekerjaan. Tidak
ada pembayaran untuk penghamparan percobaan yang dilaksanakan di luar
kegiatan pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa setiap alat penghampar (paver)
mampu menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa
segregasi, tergores, dsb. Kombinasi penggilas yang diusulkan harus mampu
mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam rentang temperatur pemadatan.
Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk
membuat benda uji Marshall maupun untuk pemadatan membal (refusal)
untuk Laston (AC) saja Hasil pengujian ini harus dibandingkan dengan
Tabel 4.27 sampai dengan Tabel 4.28. Bilamana percobaan tersebut gagal
memenuhi Spesifikasi pada salah satu ketentuannya maka perlu dilakukan
penyesuaian dan percobaan harus diulang kembali. Pengawas pekerjaan
tidak akan menyetujui DMF sebagai JMF sebelum penghamparan
percobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui.
Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai sebelum
diperoleh JMF yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana telah

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 271
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

disetujui, JMF menjadi definitif sampai Pengawas Pekerjaan menyetujui


JMF.

Tabel 4.27 Toleransi Komposisi Campuran JMF

Tabel 4.28 Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran &
Pemadatan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 272
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Gambar 4.1 Hubungan antara Viskositas dengan Temperatur


5) Ketentuan Kepadatan
a. Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari
ketentuan dari Tabel 4.28 terhadap Kepadatan Standar Kerja (Job
Standard Density) yang diperoleh sebagaimana diuraikan dalam
Pasal.6.3.3.5.
b. Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sama dengan benda uji
untuk pengukuran tebal lapisan. Cara pengam bilan benda uji campuran
beraspal dan pem adatan benda uji di laboratorium masing-masing harus
sesuai dengan ASTM D 6927-15 untuk ukuran butir maksimum 25 mm
atau ASTM D 5581- 07a (2013) untuk ukuran maksimum 50 mm.
c. Benda uji inti paling sedikit harus diambil dua titik pengujian yang
mewakili per penampang melintang per lajur yang diambil secara acak
dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa
tidak lebih dari 100 m.
d. Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam
memadatkan campuran beraspal bilamana kepadatan lapisan yang telah

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 273
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel
4.28. Bilamana rasio kepadatan maksimum dan minimum yang
ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili
setiap lokasi yang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 m aka
benda uji inti tersebut harus dibuang dan serangkaian benda uji inti baru
harus diambil.

Tabel 4.29 Ketentuan Kepadatan

Pengawas Pekerjaan harus memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengulangi


proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana
Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari
berturut-turut berbeda lebih 1% dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).
Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian
pengujian, Penyedia Jasa dapat memilih untuk mengambil contoh di atas
ruas yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari
yang diperlukan dalam Tabel 4.29.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 274
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.30 Pengendalian Mutu

6) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut
Harga Kontrak persatuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan di bawah ini dan dalam Daftar Kuantintas dan Harga, di mana

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 275
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk


mengadakan dan memproduksi dan menguji dan mencampur serta
menghampar semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, pengujian,
perkakas dan pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

SEKSI 6.4
CAMPURAN BERASPAL HANGAT BERGRADASI MENERUS
(LASTON HANGAT)
1. Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa campuran
beraspal hangat bergradasi menerus atau laston hangat (Warm Mix Asphalt
Concrete, WMAC) mencakup WMAC Lapis Aus (WMAC-WC ), WMAC
Lapis Antara (WMAC-BC), WMAC Lapis Pondasi (WMAC-Base) yang
terdiri dari agregat, bahan aspal, serta bahan tambah zeolit atau wax (paraffin)
yang bukan turunan dari minyak bumi, yang dicampur secara hangat di
instalasi pencampur aspal, serta menghampar dan memadatkan campuran
tersebut di atas lapis pondasi atau permukaan jalan eksisting yang beraspal dan
telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian,
dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar.
2. Bahan tambah yang dapat digunakan untuk laston hangat adalah bahan tambah
zeolit atau wax (parrafin) yang bukan turunan dari minyak bumi.
Zeolit ditambahkan pada campuran beraspal dengan Aspal Pen.60-70 di
pugmil, sedangkan bahan tambah wax harus dicampur dengan aspal terlebih
dahulu sebelum aspal tersebut dicampurkan dengan agregat.
Zeolit yang digunakan untuk campuran beraspal hangat, penggunaanya adalah
1 - 1,5% dari berat agregat dan teknik pencampurannya harus disesuaikan
dengan rekomendasi dari produsen.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 276
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.31 Sifat Bahan Tambah Zeolit untuk Campuran Beraspal Hangat

3. Pembuatan dan Produksi Campuran Beraspal


Penentuan temperatur pencampuran dan pemadatan untuk campuran beraspal
hangat didasarkan pada tem peratur yang menberikan kepadatan optimum dari
campuran beraspal hangat, dengan jenis aspal yang sesuai seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.31.
Perkiraan Temperatur
Viskositas
No. Prosedur Pelaksanaan Aspal (˚C)
Aspal (Pa.s)
Aspal Pen.60-70 - Wax
Pencampuran benda uji
1 0,17 ± 0,02 130 ± 2
Marshall
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,28 ± 0,03 115 ± 2
Pencampuran, rentang
3 0,2 – 0,5 130 – 135
temperatur sasaran
Menuangkan campuran
4 beraspal dari alat pencampur ± 0,5 120 – 130
ke dalam truk
Pemasokan ke Alat
5 0,5 – 1,0 115 – 125
Pencampur
6 Pemadatan awal (roda baja) 1–2 110 – 120
7 Pemadatan antara (roda karet) 2 – 20 90 – 115
8 Pemadatan Akhir (roda baja) < 20 >80
Tabel 4.32 Ketentuan Viskositas Aspal untuk Pencampuran dan Pemadatan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 277
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

DIVISI 7 STRUKTUR
SEKSI 7.1 BETON DAN BETON KINERJA TINGGI
1. Uraian
a. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang
setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah
membentuk massa padat.
b. Beton kinerja tinggi adalah beton yang memiliki kinerja khusus, dan
persyaratan keseragaman (uniformity) yang tidak selalu dapat dicapai hanya
oleh material, pencampuran (mixing) normal, penempatan (placing), dan
perawatan (curing) konvensional. Persyaratan kinerja tersebut meliputi
penempatan dan pamadatan tanpa segregasi, kekuatan awal (early age
strength), keteguhan (toughness), stabilitas volume (volume stability), masa
layan (service life) seperti beton memadat sendiri (self compacting concrete,
SCC).
c. Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton memadat sendiri (self
compacting concrete, SCC), beton bervolume besar (mass concrete), beton
pratekan, beton pracetak dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai
dengan spesifikasi dan Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
d. Beton Memadat Sendiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang
tidak memerlukan penggetaran untuk pemadatannya. Beton ini dapat
mengalir karena beratnya sendiri, sehingga dapat mengisi penuh acuan dan
memperoleh hasil beton yang padat dan kedap tanpa pemadatan, bahkan
pada penulangan yang rapat.
e. Beton Bervolume Besar (mass concrete) adalah beton dengan ukuran relatif
besar dengan dimensi terkecil sama atau lebih besar dari 1 m atau komponen
struktur dengan ukuran yang lebih kecil dari 1 m tetapi mempunyai potensi

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 278
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

menghasilkan temperatur maksimum/puncak melebihi batas temperatur


yang diizinkan.
f. Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat keija untuk
pengecoran beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan
pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar fondasi tetap kering.
g. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Mutu beton yang
digunakan dalam Spesifikasi ini dapat dibagi sebagai berikut:

Tabel 4.33 Mutu Beton dan Penggunaan


2. Bahan
1. Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland
tipe I,II, III, IV, dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen
Portland atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan
SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 279
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari
bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu- raguan atas mutu air yang
diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat
dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar
semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan
apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan
28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat
tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan.
3. Agregat
Ketentuan Gradasi Agregat

Tabel 4.34 Ketentuan Gradasi Agregat

Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu)
kerikil dan pasir sungai.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 280
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.35 Ketentuan Mutu Agregat

Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 4.34 bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
Pencampuran dan Penakaran
4. Ketentuan Sifat-sifat Campuran
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan
(workability dinyatakan dengan slump), kekuatan (dinyatakan dengan kuat
tekan, strength), dan keawetan (durability, dinyatakan dengan ketahanan
terhadap cuaca, abrasi, kekedapan dan kimia )
a. Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula
dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar
semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang
telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan
yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah
dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diizinkan.
b. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya
diizinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Pengawas Pekeijaan.
c. Slump flow (diameter rata-rata beton segar yang mengalir membentuk
lingkaran dengan konus slump terbalik) sesuai ASTM C1611/C1611M-
14 dengan rentang dalam Tabel 4.35 di bawah:

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 281
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Tabel 4.36

Tabel 4.37

SEKSI 7.8 ADUKAN MORTAR SEMEN


1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan semen
yang berupa mortar untuk penggunaan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai
pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu atau struktur lain sesuai
dengan Spesifikasi ini.
2. Campuran
a) Adukan Mortar Semen untuk Pekerjaan Akhir dan Perbaikan.
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan
pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi
ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi
yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan
mortar yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 282
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

yang disyaratkan untuk beton di mana adukan mortar semen dipakai. Untuk
keperluan perbaikan beton atau pekerjaan pemasangan pada bagian yang
berhubungan langsung dengan elemen struktural, adukan mortar semen harus
memiliki sifat tahan susut.
b) Adukan Mortar Semen untuk Pasangan
Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, adukan mortar semen
untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 (4,5
MPa) pada umur 28 hari dengan benda uji mortar 50 mm x 50 mm x 50 mm.
Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10%
berat semen.
1) Pencampuran untuk pekerjaan pasangan
a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran
menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus
sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi
(kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat
semen yang digunakan.
b) Adukan mortar semen dicampur hanya dalam kuantitas yang
diperlukan untuk penggunaan langsung. Bilamana diperlukan, adukan
mortar semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit
dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu
tersebut tidak diperbolehkan.
c) Adukan mortar semen yang tidak boleh digunakan dalam waktu 45
menit setelah air ditambahkan dan harus dibuang.
2) Pemasangan
a) Permukaan yang akan menerima adukan mortar semen harus
dibersihkan dari minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya
dan telah dibasahi sampai merata sebelum adukan mortar semen

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 283
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus dikeringkan


sebelum penempatan adukan mortar semen.
b) Bilamana digunakan sebagai lapis permukaan, adukan mortar semen
harus ditempat-kan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan
jumlah yang cukup sehingga menghasilkan tebal adukan mortar
minimum 1,5 cm, dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan
rata.
3) Penyelesaian akhir
a) Segera setelah pekerjaan pemasangan adukan mortar selesai,
permukaan harus segera ditutup dengan kain/goni basah dan harus dijaga
tetap basah selama 4 hari.
b) Setelah semua pekerjaan selesai, semua sisa bahan (debris) yang masih
menempel harus dibersihkan dari tempat kerja.
3. Dasar Pembayaran
Adukan mortar atau pasta semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang
terpisah. Pekerjaan ini harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai
jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini dan biaya dari pekerjaan
telah termasuk dalam Harga Kontrak yang telah dimasukan dalam berbagai
mata pembayaran.

DIVISI 9
PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN
SEKSI 9.1 PEKERJAAN HARIAN
1. Uraian
Pekerjaan ini mencakup kegiatan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
yang semula tidak diperkirakan atau disediakan dalam Daftar Kuantitas tetapi
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian Pekerjaan yang
memenuhi ketentuan. Kegiatan yang dilaksanakan menurut Pekerjaan Harian
dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 284
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan dapat mencakup pekerjaan


tambahan dari drainase, galian, timbunan, stabilisasi, pengujian,
pengembalian (restitution) perkerasan eksisting ke bentuk semula, pelapisan
ulang, struktur atau pekerjaan lainnya.
2. Bahan dan Peralatan
1) Bahan
Seluruh bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian harus memenuhi
ketentuan mutu dan kinerja yang diberikan dalam Seksi yang sesuai dari
Spesifikasi ini. Untuk bahan yang tidak disyaratkan secara terinci dalam
Spesifikasi ini, maka mutu bahan harus seperti diperintahkan atau disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Peralatan
Seluruh peralatan yang digunakan dalam Pekerjaan Harian harus
memenuhi ketentuan dari Seksi yang sesuai dari Spesifikasi ini dan harus
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
3. Pelaksanaan Pekerjaan Harian
1) Perintah Pekerjaan Harian
a) Pekerjaan Harian dapat diminta (requested) secara tertulis oleh
Penyedia Jasa maupun diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Untuk kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
diterbitkan suatu Perintah Pekerjaan Harian oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Untuk pekerj aan yang akan dilaksanakan di mana Harga Satuan
Pekerj aan Harian sudah dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, perintah ini akan menguraikan batas dan sifat dari pekerjaan
yang diperlukan dengan lampiran Gambar atau Dokumen Kontrak
yang telah direvisi untuk menentukan detail pekerjaan, dan akan
menentukan metode untuk menetapkan harga akhir dari Pekerjaan
yang diperintahkan.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 285
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

c) Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan di mana diperlukan


persetujuan Harga Satuan Pekerjaan Harian baru, maka persetujuan
ini akan dituangkan dalam Perintah Perubahan.
d) Pengawas Pekerjaan akan menandatangani dan memberikan tanggal
Perintah Pekerjaan Harian sebagai perintah bagi Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
2) Kinerja Pekerjaan Yang Dilaksanakan Berdasarkan Pekerjaan Harian
Semua kegiatan Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Seksi yang sesuai dari Spesifikasi ini. Bilamana suatu
pekerjaan yang diperlukan dan harus dilaksanakan dalam Pekerjaan
Harian tetapi tidak disyaratkan pada Seksi manapun dari Spesifikasi ini,
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Tagihan Atas Pekerjaan Harian
a) Setelah setiap perintah untuk pekerjaan yang dilaksanakan
berdasarkan Pekerjaan Harian telah selesai, Penyedia Jasa harus
menyiapkan tagihan mata pembayaran untuk tenaga kerja, peralatan
dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan Harian,
dan Penyedia Jasa harus melengkapi tagihan Pekerjaan Harian ini,
bersama dengan seluruh data penunjangnya, pada permohonan
pembayaran sementara (interim payment), melalui Sertifikat Bulanan.
Data penunjang untuk tagihan Pekerjaan Harian ini harus termasuk
semua catatan harian yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
ditambah semua informasi tambahan lainnya yang diminta oleh
Pengawas Pekerjaan seperti:
i) Salinan Surat Perintah Pekerjaan Harian dari Pengawas Pekerjaan;
ii) Ringkasan dan tanggal dan waktu pekerjaan diselesaikan dan oleh
siapa;
iii) Ringkasan jam kerja untuk semua tenaga kerj a;

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 286
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

iv) Ringkasan jam kerja untuk semua peralatan yang digunakan;


v) Kuitansi dan surat tanda terima setiap bahan, produk atau layanan
yang digunakan dalam Pekerjaan seperti diperintahkan dalam
Perintah Perubahan.
b) Pengawas Pekerjaan akan memeriksa dan mengesahkan tagihan
Pekerjaan Harian
Penyedia Jasa sebagai bagian dari permohonan Pembayaran Sertifikat
Bulanan sesuai dengan Pasal-pasal yang berkaitan dari Syarat-syarat
Kontrak tentang pengesahan dan pembayaran.

SEKSI 9.2
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi memasok, merakit dan memasang perlengkapan jalan
baru atau penggantian perlengkapan jalan lama seperti rambu jalan, patok
pangarah, patok kilomater, rel pengaman, paku jalan tidak memantul (non
reflective)atau memantul (reflective), kereb beton, perkerasan blok beton,
beton pemisah jalur, lampu penerangan jalan dan sistem kelistrikan lainnya
dan modifikasi sistem yang ada jika disebutkan, pagar pemisah pedestrian dan
pengecatan marka jalan, pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan pemasangan perlengkapan jalan harus meliputi semua penggalian,
pondasi, penimbunan kembali, penjangkaran, pemasangan, pengencangan
dan penunjangan yang diperlukan.
Pekerjaan tanaman baru untuk menggantikan tanaman yang dipotong karena
pelebaran jalan maupun untuk penghijauan harus mencakup penyiapan
bahan, pelaksanaan, penyiraman, perlindungan dan pemeliharaan, pada
tempat-tempat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 287
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

2) Khusus Lampu Penerangan Jalan


Pekerjaan lampu penerangan jalan ini harus mencakup pengadaan ke
lapangan, pembangunan, pengetesan dan komisioning dari semua material
dan peralatan dalam hubungan dengan instalasi kelistrikan.
3) Bahan
a. Penyimpanan Cat
b. Plat Rambu Jalan
a) Bahan campuran aluminium keras 5052-H34 sesuai dengan ASTM
B209-14 dan harus mempunyai suatu ketebalan minimum 2 mm.
b) Lembaran tersebut harus bebas dari gemuk, dikasarkan
permukaannya (dietsa), dinetralisir dan diproses sebelum digunakan
sebagai pelat Rambu Jalan.

DIVISI 10
PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
1) Uraian
Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini harus meliputi pekerjaan
pemeliharaan kinerja jalan untuk menjamin agar perkerasan jalan, bahu jalan,
sistem drainase, bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan selalu
dipelihara setiap saat dan dalam kondisi pelayanan yang mantap berdasarkan
kinerja yang disyaratkan. Pekerjaan ini juga untuk mencegah kerusakan yang
lebih besar dengan memelihara atau memperbaiki kerusakan perkerasan dan
bahu jalan seperti menutup celah/retak permukaan (sealing), penambalan
lubang-lubang (patching), perataan setempat (spot leveling), perbaikan tepi
perkerasan, pelaburan aspal, perbaikan retak, perbaikan permukaan yang
bergelombang atau keriting (corrugations), dan meratakan alur (rutting) yang
dalam untuk mempertahankan lereng melintang jalan yang standar.

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 288
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

Pada saat penawaran, Penyedia Jasa harus dianggap telah melakukan


pemeriksaan di lapangan dengan teliti selama periode penawaran dan telah m
engetahui kondisi aktual di lapangan dengan memperhitungkan volume lalu
lintas, kekuatan sisa perkerasan eksisting, kondisi cuaca, tingkat kerusakan
perkerasan, bahu jalan, tanaman di rumija, sistem drainase termasuk
pembersihan yang diperlukan, kerusakan bangunan pelengkap lainnya,
kondisi perambuan, marka jalan, dan perlengkapan jalan lainnya untuk
keselam atan pengguna jalan.
Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana kerja yang sekurang-kurangnya
meliputi metode dan tahapan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan kuantitas
bahan, kebutuhan jenis peralatan, jumlah tenaga kerja, pengaturan lalu-lintas,
pengendalian mutu pekerjaan dan kemungkinan masalah-masalah yang
timbul dalam pelaksanaan. Pemeliharaan kinerja jalan yang menggunakan
peralatan sederhana harus dilaksanakan melalui padat karya antara lain
pekerjaan pemeliharaan Drainase, Bangunan Pelengkap Jalan, Perlengkapan
Jalan, Pengendalian Tanaman dan Pengecatan Kerb/Median.
Kegiatan Pemeliharaan Kinerja Jalan harus segera dimulai setelah Tanggal
Mulai Kerja selama Masa Pelaksanaan guna mencegah setiap kerusakan lebih
lanjut pada jalan dan/atau bangunan pelengkap jalan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menjamin agar jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya dapat digunakan dan berfungsi dengan baik dan selalu
dalam kondisi pelayanan yang mantap dan memenuhi Indikator Kinerja Jalan
2) Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja Jalan
Pekerjaan yang diklasifikasikan sebagai pemeliharaan kinerja jalan yaitu
setiap pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan
atau memelihara kondisi bagian-bagian jalan guna menjaga kinerja jalan yang
disyaratkan yang meliputi perkerasan jalan, bahu jalan, sistem drainase,
bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan. Penyedia Jasa dalam
melaksanakan pemeliharaan dan/atau perbaikan harus melakukan

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 289
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

pengendalian lalu-lintas di sekitar lokasi pekerjaan dan memasang rambu-


rambu peringatan bagi pengguna jalan untuk mencegah kecelakaan lalu lintas.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan kinerja
jalan yang telah selesai dilaksanakan dan harus segera memperbaiki kembali
setiap terjadinya kerusakan sesuai Indikator Kinerja Jalan yang disyaratkan
selama Masa Pelaksanaan pekerjaan. Adapun klasifikasi pekerjaan
pemeliharaan kinerja jalan meliputi:
a. Perkerasan
b. Bahu Jalan
c. Drainase
d. Bangunan Pelengkap Jalan
e. Perlengkapan Jalan
3) Indikator Kinerja Jalan
4) Metode Inspeksi Kinerja Jalan
5) Sanksi Keterlambatan Pemenuhan Tingkat Layanan Jalan
6) Dasar Pembayaran
a. Pembayaran Pemeliharaan Kinerja
Pekerjaan yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar menurut
Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah ini sebagaimana ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas, peralatan,
bahan dan pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan pemeliharaan kinerja jalan.
b. Pemotongan Pembayaran Kinerja
Pembayaran terhadap hasil pemeliharaan kinerja jalan pada lingkup
pekerjaan pelebaran, rekonstruksi, rehabilitasi, pemeliharaan preventif,
dan pemeliharaan rutin jalan harus dilakukan pemotongan terhadap
kegagalan pemenuhan tingkat layanan jalan (apabila ada). Besarnya

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 290
LAPORAN KERJA PROYEK
Perencanaan Struktur Ruas Jalan Jalur Lintas Selatan Samas - Parangtritis
STA 15+000 s/d STA 17+100 Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta

pemotongan pembayaran sesuai dengan ketentuan Pasal 4.37 dari


Spesifikasi ini.

Tabel 4.38 Mata Pembayaran Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja

Elya Faiqotun Nabilla 3.12.19.1.09


Yayuk Puji Lestari 3.12.19.1.25 291

Anda mungkin juga menyukai