Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

 
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.

Saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan paper ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan paper ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita. Aamiin.
 

Pontianak, 3 Agustus 2018


Penyusun

Muhammad Iqbal Putra


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................................. 1


Daftar Isi ........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II Pembahasan ........................................................................................................................ 5
2.1 Mekanisme Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah ................................................. 5
2.1.1 Pelaksanaan Barang dan Jasa melalui Swakelola.......................................... 5
2.1.2 Metode/Cara Pemilihan Barang/Jasa Pemerintah ......................................... 7
2.2 Prinsip dan Etika dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...............................11
2.2.1 Prinsip Dasar Pengadaan ..............................................................................11
2.2.2 Etika Pengadaan ...........................................................................................12
2.3 Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa Publik ..........................................................12
2.4 Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik .....................................................14
2.5 Siklus Pengadaan Barang dan Jasa Sektor Publik ................................................14
2.6 Contoh Kasus Pengadaan Barang dan Jasa Sektor Publik ....................................16
BAB III PENUTUP .........................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................19
3.2 Saran .....................................................................................................................19
3.3 Daftar Pustaka .......................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam menjalankan fungsi pemerintahan, sudah pasti dibutuhkan logistic, peralatan


dan jasa yang menunjang optimalnya kerja instansi tersebut. Kebutuhan ini dipenuhi oleh
beberapa pihak, baik itu perusahaan milik pemerintah maupun swasta. Berbeda dengan
pengadaan barang dan jasa di instansi dan perusahaan swasta, pengadaan barang dan jasa di
instansi pemerintahan lebih rumit karena berhubungan dengan perhitungan APBN/APBD
yang digunakan untuk membayar barang atau jasa tersebut. Terlebih lagi ada beberapa
aturan yang mengatur proses pengadaan barang tersebut, Perpres Nomor 70 Tahun 2012
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Seiring reformasi yang bergulir di Indonesia, muncul harapan agar pengadaan


barang/jasa pemerintah yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan
efisien, mengutamakan penerapan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat, transparan,
terbuka, dan berlaku adil bagi semua pihak. Selain lingkup dan cakupan pengadaan
barang/jasa pemerintah yang luas, bersifat lintas institusi dan lintas sektor, juga berdampak
langsung bagi pengembangan usaha kecil, peningkatan produksi dalam negeri, dan
pengembangan iklim dan dunia usaha pada umumnya.

Alasan pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah adalah tugas pokok


keberadaan instansi pemerintah bukan untuk menghasilkan barang/jasa yang bertujuan profit
oriented, tetapi lebih bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu,
pemerintah membutuhkan barang/jasa dalam rangka meningkatkan pelayanan publik atas
dasar pemikiran yang logis dan sistematis, mengikuti prinsip dan etika serta berdasarkan
metode dan proses pengadaan yang berlaku.

Struktur anggaran belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
mempunyai komponen belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga
cicilan, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Semua jenis belanja
kecuali belanja pegawai berkonstribusi terhadap rendahnya penyerapan anggaran. Jenis
belanja modal terdiri atas belanja modal untuk (1) tanah, (2) peralatan dan mesin, (3) gedung
dan bangunan, (4) jalan, (5) irigasi dan jaringan, Pemeliharaan Yang Dikapitalisasi, dan
Fisik Lainnya.

Sedangkan struktur anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


(APBD), belanja dikelompokkan berdasarkan kelompok belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan setiap bulan dalam
satu tahun anggaran sebagai konsekuensi dari kewajiban pemerintah daerah secara periodik
kepada pegawai yang bersifat tetap (pembayaran gaji dan tunjangan) dan/atau kewajiban
untuk pengeluaran belanja lainnya yang umumnya diperlukan secara periodik. Adapun
belanja langsung adalah belanja yang penganggarannya dipengaruhi secara langsung oleh
adanya program atau kegiatan, yaitu berupa belanja pegawai (honorarium/upah) untuk
melaksanakan program/kegiatan; belanja barang/jasa; dan belanja modal.
Untuk pengadaan barang/jasa dapat dilakukan melalui pihak ketiga atau swakelola.
Apabila dilakukan melalui pihak ketiga metode pengadaannya dapat dilakukan melalui
pelelangan, pemilihan, pengadaan langsung, penunjukan langsung, kontes, sayembara, atau
melalui seleksi. Sedangkan pengadaan melalui swakelola dapat dilakukan oleh instansi
sediri, instansi pemerintah lainnya atau kelompok masyarakat. Karena itulah perlu dikaji
mengenai pengadaan barang dan jasa pemerintah.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah pelaksanaanpengadaan barang dan jasa Pemerintah?


2. Apa prinsip-prinsip dan etikadalam pengadaan barang dan jasa pemerintah?

1.3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan etika dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MEKANISME PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah meliputi pengadaan barang, pekerjaan


konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya. Pengadaan barang adalah pengadaan setiap
benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang.
Pengadaan pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Adapun pengadaan
jasa Konsultansi adalah jasa pelayanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir. Sedangkan, Pengadaan
jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan
keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa
konsultansi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.

Pasal 3 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa


menegaskan bahwa ada 2 (dua) pelaksanaan pengadaan barang/jasa, yaitu melalui swakelola
dan/atau pemilihan penyedia barang/jasa.

2.1.1. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa melalui Swakelola (dikelola sendiri
oleh suatu institusi).

Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi


sendiri oleh institusi, dimana dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh PPK,
instansi pemerintah lain atau kelompok masyarakat/LSM penerima hibah.

Adapun Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola adalah:


a. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis SDM pada
institusi yang bersangkutan (misalnya diklat, beasiswa, kunjungan kerja),
b. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyakarat,
c. pekerjaan yang dari segi besaran, sifat, lokasi, atau pembiayaan tidak diminati
oleh penyedia barang/jasa,
d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan
menanggung resiko yang besar,
e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan,
f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus, yang
belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa,
g. pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan
pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan
penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah,
h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang/jasa.
i. Pekerjaan industri kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.
j. Penelitian dan pengembangan dalam negeri dan/atau
k. Pekerjaan dan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri
almatsus dalam negeri.
l. Di luar dari daftar tersebut, harus dilaksanakan melalui penyedia barang/jasa.

Prosedur Swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan,


pengawasan, penyerahan, pelaporan dan pertanggungjawaban pekerjaan. Penetapan
jenis pekerjaan serta pihak yang akan melaksanaan Pengadaaan Barang/Jasa secara

Swakelola ditetapkan oleh PA/KPA. Swakelola dibagi menjadi 3. yaitu:

1. Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran adalah pekerjaan yang


direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran, dengan mempergunakan tenaga sendiri, pegawai K/L/D/I lain dan
atau dapat menggunakan tenaga ahli, dengan jumlah tenaga ahli tidak melebihi
50% dari jumlah keseluruhan pegawai K/L/D/I yang terlibat dalam kegiatan
Swakelola bersangkutan.

2. Swakelola oleh instansi pemerintah lain Pelaksana Swakelola adalah pekerjaan


yang perencanaan dan pengawasannya dilakukan oleh K/L/D/I Penanggung
Jawab Anggaran, sedangkan pelaksanan pekerjaan dilakukan oleh instansi
pemerintah yang bukan penanggung jawab anggaran.

3. Swakelola oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola, adalah pekerjaan


yang perencanan, pelaksanaan, dan pengawasannya dilakukan oleh Kelompok
Masyarakat Pelaksana Swakelola dengan sasaran ditentukan oleh K/L/D/I
Penanggung Jawab Anggaran serta PA/KPA bertanggung jawab terhadap
penetapan Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola termasuk sasaran, tujuan
dan besaran anggaran Swakelola.

Pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang/jasa dengan swakelola harus


direncanakan dengan baik. Perencanaan dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). KAK dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam KAK paling sedikit hal-hal yang
harus ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi latar belakang, maksud
dan tujuan, sumber pendanaan, metode pelaksanaan serta jumlah tenaga, bahan
dan peralatan yang diperlukan.

2. Jadwal pelaksanaan, yang meliputi waktu mulai hingga berakhirnya pekerjaan,


rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan serta rencana kerja harian.

3. Produk berupa barang/jasa yang ingin dihasilkan.

4. Rincian biaya pekerjaan/kegiatan termasuk kebutuhan dana untuk sewa atau nilai
kontrak pekerjaan dengan penyedia barang/jasa bila diperlukan.
2.1.2. Metode/Cara Pemilihan Barang/Jasa Pemerintah

Metode/cara pemilihan pengadaan barang/jasa pemerintah adalah sesuai


dengan ketentuan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa:

1. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dilakukan dengan:


a. Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana
- Pelelangan Umum yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
memenuhi syarat.
- Pelelangan Sederhana yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Lainnya untuk pengadaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi
Rp200.000.000,-(dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal
28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp5.000.000.000).
b. Penunjukan Langsung
Yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk
langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. Dalam keadaan tertentu dan keadaan
khusus pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara
penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara
melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga
yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pengadaan Langsung
Yaitu pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia barang/Jasa,
tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung dan dapat dilakukan
terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai
paling tinggi Rp100.000.000,-(dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010
tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp200.000.000)
d. Kontes/Sayembara.
Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia
Barang/Jasa Lainnya yang merupakan hasil Industri kreatif, inovatif dan
budaya dalam negeri.

Adapun Pengadaan jasa lainnya ini meliputi jasa yang mengutamakan


keterampilan, antara lain:

 Jasa catering.
 Jasa cleaning service.
 Jasa outsuourching.
 Jasa asuransi, perbankan, dan keuangan.
 Jasa layanan kesehatan.
 Jasa pendidikan, pengembangan SDM, dan kependudukan.
 Jasa iklan dan penerangan.
 Jasa pencetakan dan penjilidan buku atau makalah,
 Jasa pemeliharaan atau perbaikan barang-barang inventaris,
 Jasa pemeliharaan gedung dari hama, fooging, dan pemeliharaan lain,
 Jasa pengepakan dan ekspedisi,
 Jasa konveksi,
 Jasa ekspor-impor,
 Jasa penulisan buku atau makalah dan terjemahan,
 Jasa penyewaan,
 Jasa penyelaman,
 Jasa akomodasi dan transportasi penumpang,
 Jasa pelaksanaan dan transaksi instrument keuangan tertentu,
 Jasa event organizer,
 Jasa pengamanan dan pengelolaan asset,serta
 Jasa pos, telekomunikasi, dan internet.

2. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan:


a. Pelelangan Umum.
b. Pelelangan Terbatas
Yaitu metode pemilia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan
Konstruksidengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan yang Kompleks
adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang
bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
c. Pemilihan Langsung
Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai
tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa
dapat dilakukan dengan metode pemilihan langsung, yaitu dilakukan dengan
membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3
penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta
dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan
minimal melalui papan pengumunan resmi untuk penerangan umum dan bila
memungkinkan melalui internet (pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dalam draft
perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling
tinggi Rp5.000.000.000)).
d. Penunjukan Langsung, atau
e. Pengadaan Langsung.

3. Pengadaan untuk jasa konsultansi dilakukan melalui cara:


a. Seleksi Sederhana

b. Penunjukan Langsung

c. Pengadaan Langsung, atau

d. Sayembara.

4. Sedangkan khusus untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi melalui negosiasi


teknis dan biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui Seleksi Umum. Dalam keadaan
tertentu pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilakukan melalui Seleksi
Sederhana, Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung, Sayembara.

a. Seleksi Umum
Merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar
pendek pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi secara terbuka yaitu
diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di website K/D/L/I, dan papan
pengumuman resmi masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui
LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta
memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
b. Seleksi Sederhana
Merupakan metode yang dilakukan terhadap Pengadaan Jasa
Konsultansi dalam hal Seleksi Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya
seleksi, dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang bersifat sederhana
dan bernilai paling tinggi Rp200.000.000,-dengan diumumkan paling kurang
di website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
c. Penunjukan Langsung
dilaksanakan dikarenakan keadaan tertentu dan keadaan khusus,
pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu
penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan
negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang
wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pengadaan Langsung
dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I, dan atau bernilai
paling tinggi Rp50.000.000,-. Pengadaan dilaksanakan oleh 1 Pejabat
Pengadaan. Pengadaan Langsung tidak digunakan sebagai alasan untuk
memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari Seleksi.
e. Sayembara
dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, inovasi
dan metode pelaksanaan tertentu, tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga
Satuan. Persyaratan administratif bagi Penyedia Jasa Konsultansi yang akan
mengikuti Sayembara ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang dapat
lebih mudah dari pada Persyaratan Penyedia Barang/Jasa secara umum.
Persyaratan dan metode evaluasi teknis ditetapkan oleh ULP/Pejabat
Pengadaan setelah mendapat masukan dari tim yang ahli dibidangnya,
sedangkan pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh tim yang ahli di bidangnya.

Metode atau tata cara pemilihan/pengadaan Jasa Konsultansi Pembangunan


Gedung ditetapkan berbeda dengan pengadaan Barang/Jasa pada umumnya, sebelum
melakukan pengadaan jasa konsultansi. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran terlebih dahulu perlu menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK). KAK
berisi antara lain pokok-pokok keinginan atau kebutuhan dari Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran terkait dengan Rencana Pembangunan yang
akan dilaksanakan, misal kebutuhan ruang untuk pegawai dengan jumlah tertentu,
fasilitas yang diinginkan, biaya yang dibutuhkan, jadual penyelesaian pekerjaan dsb.
Untuk Jasa Konsultansi metode pemasukan dokumen penawaran dapat dilakukan
dengan memilih 3 (tiga) alternatif yakni:

1. Metode satu sampul adalah penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari
persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukan ke dalam
1 (satu) sampul tertutup kepada ULP/ Pejabat Pengadaan. Metode satu sampul
digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana, dengan standar harga yang
telah ditetapkan Pemerintah, atau pekerjaan yang spesifikasi teknis atau
volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan, dimana
evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh penawaran harga.
2. Metode dua sampul adalah penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan
administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga
penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan
sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan
disampaikan kepada ULP. Metode dua sampul digunakan untuk Pengadaan Jasa
konsultansi dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga.

3. Metode dua tahap adalah penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan


administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga
penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya
dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.

Sedangkan untuk metode evaluasi penawaran dapat dipilih 1 dari 5, yakni


Metode Evaluasi Kualitas, Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya, Metode
Evaluasi Pagu Anggaran, Metode Evaluasi Biaya Terendah dan Metode Evaluasi
Penunjukan Langsung.

1. Metode Evaluasi Kualitas

Metode Evaluasi Kualitas adalah evaluasi penawaran jasa konsultansi yang


digunakan untuk pekerjaan yang mengutamakan kualitas penawaran teknis
sebagai faktor yang menentukan terhadap hasil/manfaat secara keseluruhan,
lingkup pekerjaan yang sulit ditetapkan dalam KAK. Evaluasi penawaran
dilakukan berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan
klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

2. Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya

Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya adalah evaluasi pengadaan jasa yang
digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan
dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK, dan/atau besarnya
biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat. Evaluasi penawaran
dilakukan berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya
terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

3. Metode Evaluasi Pagu Anggaran

Metode Evaluasi Pagu Anggaran adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi


yang digunakan untuk pekerjaan yang sudah ada aturan yang mengatur, dapat
dirinci dengan tepat, anggarannya tidak melampaui pagu tertentu. Evaluasi
penawaran dilakukan berdasarkan kualitas teknis terbaik dari peserta yang
penawaran biaya terkoreksi lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran,
dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

4. Metode Evaluasi Biaya Terendah

Metode Evaluasi Biaya Terendah adalah evaluasi pengadaan jasa yang


digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standart. Evaluasi
penawaran dilakukan berdasarkan penawaran biaya terkoreksi terendah dari
konsultan yang nilai penawaran teknisnya diambang batas persyaratan teknis
yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta
biaya.
2.2. PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH

Mengingat belum ada formulasi standar terkait dengan public procurement yang bias
dianut oleh suatu negara maka agar pengadaan barang/jasa mencapai tujuan sesuai dengan
kriteria kinerja yang diharapkan sebagaimana diuraikan diatas dari berbagai sumber yang ada
dapat disarikan prinsip dasar, etika pengadaan dan ketentuan umum sebagai berikut:

2.2.1. Prinsip Dasar Pengadaan

1. Efisien
Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan
daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang
ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan
sasaran dengan kualitas yang maksimum.

2. Efektif
Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang
telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

3. Transparan
Semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa bersifat
jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat
serta oleh masyarakat pada umumnya.

4. Terbuka
Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang
memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
jelas.

5. Bersaing
Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui persaingan yang sehat
diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi
persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan secara
kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar
dalam Pengadaan Barang/Jasa.

6. Adil/tidak diskriminatif
Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa
dan tidak mengarah untuk member keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap
memperhatikan kepentingan nasional.

7. Akuntabel
Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan
Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
2.2.2. Etika Pengadaan

Semua fungsi/pihak yang terlibat dalam pengadaan barang/jasa wajib mematuhi


etika sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggungjawab, demi kelancaran dan
ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa.
2. Bekerja secara professional dengan menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian, dan
menjaga informasi yang bersifat rahasia.
3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
mengakibatkan persaingan tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan. Dan
hasil pekerjaan.
4. Bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kewenangannya.
5. Mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihak-pihak
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan.
6. Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian.
7. Tidak menyalahkan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain secara langsung atau tidak
langsung.
8. Tidak menerima, menawarkan dan atau berjanji akan member hadiah, imbalan,
atau berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga
berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.
9. Pelaksana pengadaan hal berikut akan membantu dalam mencapai tujuan
pengadaan, diantaranya adalah:
a. Memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan dengan
mengikuti prinsip dasar dan etika pengadaan barang/jasa.
b. Memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa mengikuti pedoman
kebijakan dan prosedur pengadaan barang/jasa dan tidak bertentangan dengan
ketentuan lainnya yang lebih tinggi.
c. Memastikan bahwa pengadaan barang/jasa dilakukan oleh penyedia
barang/jasa yang telah dipeninjauan secara administratif, teknikal dan financial
serta dapat dipertanggungjawabkan dalam hal biaya dan kualitas.
d. Memastikan proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara kompetitif
dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian dan efisiensi pelaksanaannya.
e. Menggunakan standar kontrak (term dan condition) yang telah ditetapkan.
f. Memastikan pengadaan barang/jasa dilaksanakan sesuai dengan perjanjian
(kontrak/PO) yang disetujui antara pelaksana pengadaan dengan penyedia
barang/jasa.
g. Dilarang melakukan pengadaan barang/jasa yang bertentangan dengan
ketentuan hokum dan perundangan-undangan yang berlaku.

2.3 TUJUAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK

1. Ekonomi
Dalam pengadaan barang dan jasa public dan swasta, criteria ekonomi mengacu pada
bagaimana memperoleh barang dan jasa dengan spesifikasi dasar waktu serta harga
terendah. Ekonomi adalah criteria yang berguna untuk tujuan administrative,
sebagaimana ekonomi terhubung dengan kinerja fungsi pengadaan barang dan jasa.
Namun, sudut pandang ekonomi tergolong masih dibawah criteria efesiensi yangluas,
seperti unit biaya produksi terendah.
2. Substitusi impor
Strategi pengadaan barang dan jasa organisasi publik dapat mendorong pertumbuhan
industri lokal dengan memberikan pilihan kepada pemasok lokal, atau
membatasi pembelian pada perusahaan asing. Praktik pilihan ini harus dijaga dengan
regulasi yang megimbangi pasar tidak sempurna, dan yang dapat menjaga persaingan adil
dan wajar antara pemasok local dinegara berkembang dan pemasok internasional.

3. Pengembangan persaingan
Persaingan dalam pengadaan barang dan jasa didefinisikan sebagai kesempatan yang
sama bagi pemasok yang memenuhi kualifikasi untuk bersaing dalam mencapai kontrak
public. Persaingan dan kejujuran dinutuhkan tidak hanya untuk memastikan manfaat
outcome dalam harga dan kualitas, namun juga untuk memajukan akuntabilitas public
dalam setiap prosesnya. Peningkatan persaingan dalam pengadaan barang dan jasa publik
merupakan tujuan dari organisasi sektor publik yang didukung organisasi-organisasi
internasional. Sebagai contoh di Amerika Serikat, persaingan dalam Contracting Act tahun
1984 bertujuan (1) untuk meningkatkan upaya kompetitif di departemen dan (2) untuk
mempersempit penilaian satu sumber (pemilihan langsung) kontrak. Banyak negara,
seperti Inggris, mewajibkan pemerintah daerahnya untuk memaksa proses tender yang
kompetitif dalam pembelian dan pelayanan. Banyak negara mewajibkan organisasi sektor
publik untuk menggunakan penawaran terbuka, meningkatkan penanganan penawaran
secara kompetitif, dan mengefisienkan administrasi serta prosedur pembayaran.

4. Dimensi penataan
Prinsip utama dalam good governance mengisaratkan prinsip serta peraturan
pengadaan barang dan jasa yang konsisten, kualifikasi kontraktor, penyerahan
penawaran, dan manajemen kontrak. Informasi dan dokumentasi aturan ini harus tersedia
secara luas, sementara aturan-aturannya harus diselenggarakan secara adil dan konsisten.
Selain itu, dalam pengadaan barang dan jasa , system fungsi yang dapat dipahami secara
baik juga dibutuhkan untuk pendaftaran dan penyelesaian perselisihan atau keluhan
dengan cepat, untuk pengecekan tata cara yang berubah-ubah pada bagian pengadaan
barang dan jasa, serta untuk kekuatan penentuan berdasarkan kebijakan seseorang yang
tidak konsisten dalam penyerahan kontrak, penyelenggaraan, dan manajemen.

5. Perlindungan terhadap kepentingan masyarakat.


Ada tidaknya pertanggungjawaban atas kebijakan pelayanan merupakan hal yang
terpisah dari pemberian pelayanan itu sendiri. Organisasi sector public bertanggungjawab
untuk memastikan bahwa pelayanan tersebut dapat menjangkau masyarakat.

6. Perlindungan lingkungan.
PBB menganjurkan pemeliharaan kualitas dan pengurangan sampah sebagai bagian
dari petunjuk pengadaan barang dan jasa. Organisasi sector public dapat mereview
kebijakan pembelian pada bagian dan unit kerjanya untuk memperbaiki dampak
lingkungan akibat kebijakan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan tersebut,
termasuk pengemasan dan proses daur ulang.
2.4 KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK

Masyarakat sangat mendukung pelaksanaan reformasi dalam penyelenggaraan


organisasi sector public. Organisasi telah mengambil beberapa inisiatif untuk
memperbaiki penyelenggaraan organisasi, antara lain:
 Reformasi peraturan
 Perumusan strategi reformasi pegawai atau keanggotaan organisasi
 Rancangan peraturan organisasi untuk memantapkan manajemen keuangan organisasi
 Pembentukan komisi anti korupsi pada organisasi
 Pembentukan kemitraan bagi pembaruan tata organisasi.

Demikian pula dalam bidang pengadaan barang dan jasa, peraturan harus
ditetapkan demi mengatur tata laksana pengadaan barang dan jasa. Sebagai contoh,
pemerintah Indonesia telah menerbitkan keputusan presiden nomor 61 tahun 2004 tentang
pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah sebagai penyempurna
dari aturan dan prosedur sebelumnya, yakni keppres 80 tahun 2003. Peraturan – peraturan
tersebut merupakan implementasi dari UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, UU No. 5
Tahun 2000 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang tidak Sehat,
dan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, dan Bebas dari
Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur pengguna barang/jasa
dari pemasok barang/jasa sesuai dengan tugas, fungsi, hak dan kewajiban, serta peranan
masing-masing pihak dalam proses pengadaan barang/jasa, yang dibutuhkan instansi
pemerintah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas dan harga yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam waktu serta tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut
ketentuan dan Keppres 6i Tahun 2004 telah mengatur dengan tegas dan jelas mengenai
prosedur pengadaan barang/jasa, termasuk pembinaan dan pengawasannya.

2.5 SIKLUS PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK

1. Penetapan peraturan pelaksanaan anggaran


Tahapan pertama dalam pengadaan barang dan jasa publik adalah menetapkan aturan
dalam melaksanakan anggaran yang telah diterapkan agar pelaksanaannya dapat
dikendalikan.

2. Disribusi anggaran ke masing-masing organisasi/ unit


Tahapan kedua adalah pendistribusian anggaran untuk masing-masing unit atau
organisasi yang membutuhkan.

3. Pembuatan peraturan pengadaan barang dan jasa


Tahapan ketiga adalah pembuatan peraturan dalam pengadaan barang dan jasa
publik. Hal ini akan memberikan arahan dan pengendalian bagi setiap organisasi dalam
pengadaan barang dan jasa publik, sehingga barang atau jasa yang diinginkan bisa
didapatkan, sesuai keinginan dan anggaran yang disediakan.

4. Penentuan program yang membutuhkan pengadaan barang dan jasa


Tahapan selanjutnya adalah menentukan program-program kegiatan apa yang
membutuhkan pengadaan barang dan jasa.
5. Analisis anggaran pengadaan
Setelah ditemukan program apa saja yang membutuhkan pengadaan barang dan jasa,
analisi anggaran yang disediakan dibandingkan dengan barang dan jasa yang
dibutuhkan,sehingga anggaran yang disediakan tersebut dapat digunkan secara optimal
dalam pemenuhan kebutuhan barang dan jasa.

6. Pengumuman pengadaan
Tahapan selanjutnya adalah pengumuman pengadaan barang dan jasa, atau kegiatan
pemberitahuan kepada khalayak atau pihak-pihak yang mampu memenuhi barang dan jasa
yang dibutuhkan organisasi sektor publik tersebut dengan mengirimkan surat penawaran
atas barang atau jasa yang dibutuhkan.

7. Proses tendering
Dalam proses ini, organisasi sektor publik atau pemerintah daerah melakukan seleksi
atas surat penawaran barang dan jasa yang telah dikirim oleh pihak-pihak yang mampu
menyediakannya, kemudian dipilih penawaran yang paling mampu memenuhi kriteria yang
diajukan oleh organisasi sektor organisasi.

8. Pengumuman hasil pengadaan


Setelah proses tendering, tahapan selanjutnya adalah mengumumkan pihak yang
berhak memasok kebutuhan barang dan jasa bagi organisasi sektor publik.

9. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (SPK)


Pada tahapan ini, dilakukan penandatanganan surat kerja sama antara organisasi
sektor publik dan pihak yang menyediakan barang dan jasa.

10. Pengerjaan pengadaan


Tahapan selanjutnya adalah pihak yang memenangkan tender pengadaan barang dan
jasa yang dibutuhkan organisasi sektor publik memulai pengerjaan barang atan jasa yang
diperlukan.

11. Serah terima barang atau jasa


Setelah produksi barang selesai, kemudian akan dilanjutkan serah terima barang dan
jasa dari pihak yang mengadakan atau memproduksi barang dan jasa tersebut dengan pihak
organisasi ektor publik.

12. Proses kepemilikan serta penggunaan barang dan jasa


Setelah barang diterima, barang dan jasa sah menjadi milik organisasi sektor publik
dan siap digunakan dalam menunjang kegiatan apa yang telah direncanakan.
2.6 CONTOH KASUS PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR
PUBLIK

Buku KIA  

Nama Paket Buku KIA


Unit LPSE Kementerian Kesehatan

Pagu Rp 27.805.000.000,00 (27 M)

Tahap Saat Ini Pengumuman Pascakualifikasi

Tanggal 23-Juli-2018 s/d 06-Agustus-2018

Metode Pascakualifikasi

Lokasi Pekerjaan jln. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 - Jakarta Selatan (Kota)

Jadwal  Menuju Jadwal

Sumber  Menuju Sumber


Jadwal

No Tahap Mulai Sampai Perubahan

1 Pengumuman Pascakualifikasi 23/07/2018 05/08/2018 Tidak Ada


13:00 23:59
2 Download Dokumen Pengadaan 23/07/2018 05/08/2018 Tidak Ada
13:00 23:59
3 Pemberian Penjelasan 30/07/2018 30/07/2018 Tidak Ada
10:00 11:00
4 Upload Dokumen Penawaran 30/07/2018 06/08/2018 Tidak Ada
11:01 12:00
5 Pembukaan Dokumen Penawaran 06/08/2018 06/08/2018 Tidak Ada
12:01 23:59
6 Evaluasi Penawaran 07/08/2018 14/08/2018 Tidak Ada
8:00 23:59
7 Evaluasi Dokumen Kualifikasi 15/08/2018 22/08/2018 Tidak Ada
0:00 23:59
8 Pembuktian Kualifikasi 23/08/2018 24/08/2018 Tidak Ada
8:00 16:00
9 Upload Berita Acara Hasil Pelelangan 24/08/2018 27/08/2018 Tidak Ada
16:01 23:59
10 Penetapan Pemenang 27/08/2018 27/08/2018 Tidak Ada
8:00 16:00
11 Pengumuman Pemenang 27/08/2018 27/08/2018 Tidak Ada
16:01 23:59
12 Masa Sanggah Hasil Lelang 28/08/2018 03/09/2018 Tidak Ada
0:00 8:00
13 Surat Penunjukan Penyedia 03/09/2018 07/09/2018 Tidak Ada
Barang/Jasa 8:01 16:00
14 Penandatanganan Kontrak 03/09/2018 07/09/2018 Tidak Ada
8:01 16:00
Kode Lelang 20333047

Nama Lelang Buku KIA

Rencana Umum Kode Nama Paket Sumber  


Pengadaan RUP Dana

15250622 Buku KIA APBN  


Tanggal Pembuatan 23-Jul-18

Keterangan  

Tahap Lelang Saat ini Pengumuman Pascakualifikasi [...]

Instansi Kementerian Kesehatan


Satuan Kerja DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA

Kategori Pengadaan Barang


Metode Pengadaan e-Lelang Umum Metode Pascakualifikasi
Kualifikasi
Metode Dokumen Satu File Metode Sistem Gugur
Evaluasi
Tahun Anggaran APBN 2018   

Nilai Pagu Paket Rp27.805.000.000,00 Nilai HPS Rp27.805.000.000,00


Paket
Jenis Kontrak Cara Pembayaran Lump Sum

Pembebanan Tahun Anggaran Tahun Tunggal


Sumber Pendanaan Pengadaan Tunggal
Lokasi Pekerjaan Jln. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 - Jakarta Selatan (Kota)

Kualifikasi Usaha Perusahaan Non Kecil

Syarat Kualifikasi * Ijin Usaha    


Ijin Klasifikasi  
Usaha
* Telah Melunasi  
Kewajiban Pajak
Tahun Terakhir
5) Melampirkan    
SPT Tahun 2017
Peserta Lelang 76 peserta
Sumber
BAB III

3.1 KESIMPULAN

Mekanisme pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yaitu melalui swakelola dan/atau


pemilihan penyedia barang/jasa. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan
dan diawasi sendiri oleh institusi, dimana dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh
PPK, instansi pemerintah lain atau kelompok masyarakat/LSM penerima hibah.sedangkan
untuk pemilihan penyedia barang/jasa dapat melalui : pelelangan umum, pelelangan
sederhana, penunjukan langsung, kontes/sayembara,pemilihan langsung, pelelangan terbatas,
pengadaan langsung. Dll.
Adapun prinsip-prinsip dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, meliputi: prinsip
efisien, prinsip efektif, prinsip transparan, prinsip terbuka, prinsip bersaing, prinsip adil/tidak
diskriminatif dan prinsip akuntabel. Sedangkan etika yang harus dipatuhi antara lain :
Melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggungjawab, demi kelancaran dan ketepatan
tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa, Bekerja secara professional dengan menjunjung
tinggi kejujuran, kemandirian, dan menjaga informasi yang bersifat rahasia, Tidak saling
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan persaingan tidak
sehat, penurunan kualitas proses pengadaan. Dan hasil pekerjaan, Bertanggungjawab terhadap
segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kewenangannya, Mencegah terjadinya
pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihak-pihak yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam proses pengadaan, Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan
kerugian,Tidak menyalahkan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain secara langsung atau tidak langsung,
Tidak menerima, menawarkan dan atau berjanji akan member hadiah, imbalan, atau berupa
apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan
barang/jasa.

3.2 SARAN

Saya sebagai penyusun paper ini menyadari bahwa paper yang saya susun ini jauh
dari kata sempurna, kedepannya saya sebagai penyusun akan lebih detail dalam menjelaskan
dan memaparkan tentang paper diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya
dengan sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.3 DAFTAR PUSTAKA

 Yahya, Marzuki dan Endah Fitri Susanti. 2012. Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah. Laskar Aksara: Jakarta
 Indra Bastian. 2007 Akuntansi untuk LSM dan Parpol. Jakarta: Erlangga
 Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Penerbit Andi Offset:
Yogyakarta. 
 Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Metode/
Cara_Pemilihan_Pengadaan.html
 https://www.pengadaan.id/tender/detil/20333047--buku-kia

Anda mungkin juga menyukai