Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.
Saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan paper ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan paper ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita. Aamiin.
PENDAHULUAN
Struktur anggaran belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
mempunyai komponen belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga
cicilan, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Semua jenis belanja
kecuali belanja pegawai berkonstribusi terhadap rendahnya penyerapan anggaran. Jenis
belanja modal terdiri atas belanja modal untuk (1) tanah, (2) peralatan dan mesin, (3) gedung
dan bangunan, (4) jalan, (5) irigasi dan jaringan, Pemeliharaan Yang Dikapitalisasi, dan
Fisik Lainnya.
1.3. TUJUAN
PEMBAHASAN
2.1.1. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa melalui Swakelola (dikelola sendiri
oleh suatu institusi).
1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi latar belakang, maksud
dan tujuan, sumber pendanaan, metode pelaksanaan serta jumlah tenaga, bahan
dan peralatan yang diperlukan.
4. Rincian biaya pekerjaan/kegiatan termasuk kebutuhan dana untuk sewa atau nilai
kontrak pekerjaan dengan penyedia barang/jasa bila diperlukan.
2.1.2. Metode/Cara Pemilihan Barang/Jasa Pemerintah
Jasa catering.
Jasa cleaning service.
Jasa outsuourching.
Jasa asuransi, perbankan, dan keuangan.
Jasa layanan kesehatan.
Jasa pendidikan, pengembangan SDM, dan kependudukan.
Jasa iklan dan penerangan.
Jasa pencetakan dan penjilidan buku atau makalah,
Jasa pemeliharaan atau perbaikan barang-barang inventaris,
Jasa pemeliharaan gedung dari hama, fooging, dan pemeliharaan lain,
Jasa pengepakan dan ekspedisi,
Jasa konveksi,
Jasa ekspor-impor,
Jasa penulisan buku atau makalah dan terjemahan,
Jasa penyewaan,
Jasa penyelaman,
Jasa akomodasi dan transportasi penumpang,
Jasa pelaksanaan dan transaksi instrument keuangan tertentu,
Jasa event organizer,
Jasa pengamanan dan pengelolaan asset,serta
Jasa pos, telekomunikasi, dan internet.
b. Penunjukan Langsung
d. Sayembara.
a. Seleksi Umum
Merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar
pendek pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi secara terbuka yaitu
diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di website K/D/L/I, dan papan
pengumuman resmi masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui
LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta
memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
b. Seleksi Sederhana
Merupakan metode yang dilakukan terhadap Pengadaan Jasa
Konsultansi dalam hal Seleksi Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya
seleksi, dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang bersifat sederhana
dan bernilai paling tinggi Rp200.000.000,-dengan diumumkan paling kurang
di website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
c. Penunjukan Langsung
dilaksanakan dikarenakan keadaan tertentu dan keadaan khusus,
pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu
penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan
negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang
wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pengadaan Langsung
dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I, dan atau bernilai
paling tinggi Rp50.000.000,-. Pengadaan dilaksanakan oleh 1 Pejabat
Pengadaan. Pengadaan Langsung tidak digunakan sebagai alasan untuk
memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari Seleksi.
e. Sayembara
dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, inovasi
dan metode pelaksanaan tertentu, tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga
Satuan. Persyaratan administratif bagi Penyedia Jasa Konsultansi yang akan
mengikuti Sayembara ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang dapat
lebih mudah dari pada Persyaratan Penyedia Barang/Jasa secara umum.
Persyaratan dan metode evaluasi teknis ditetapkan oleh ULP/Pejabat
Pengadaan setelah mendapat masukan dari tim yang ahli dibidangnya,
sedangkan pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh tim yang ahli di bidangnya.
1. Metode satu sampul adalah penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari
persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukan ke dalam
1 (satu) sampul tertutup kepada ULP/ Pejabat Pengadaan. Metode satu sampul
digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana, dengan standar harga yang
telah ditetapkan Pemerintah, atau pekerjaan yang spesifikasi teknis atau
volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan, dimana
evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh penawaran harga.
2. Metode dua sampul adalah penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan
administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga
penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan
sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan
disampaikan kepada ULP. Metode dua sampul digunakan untuk Pengadaan Jasa
konsultansi dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga.
Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya adalah evaluasi pengadaan jasa yang
digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan
dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK, dan/atau besarnya
biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat. Evaluasi penawaran
dilakukan berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya
terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
Mengingat belum ada formulasi standar terkait dengan public procurement yang bias
dianut oleh suatu negara maka agar pengadaan barang/jasa mencapai tujuan sesuai dengan
kriteria kinerja yang diharapkan sebagaimana diuraikan diatas dari berbagai sumber yang ada
dapat disarikan prinsip dasar, etika pengadaan dan ketentuan umum sebagai berikut:
1. Efisien
Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan
daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang
ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan
sasaran dengan kualitas yang maksimum.
2. Efektif
Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang
telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
3. Transparan
Semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa bersifat
jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat
serta oleh masyarakat pada umumnya.
4. Terbuka
Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang
memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
jelas.
5. Bersaing
Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui persaingan yang sehat
diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi
persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan secara
kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar
dalam Pengadaan Barang/Jasa.
6. Adil/tidak diskriminatif
Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa
dan tidak mengarah untuk member keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap
memperhatikan kepentingan nasional.
7. Akuntabel
Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan
Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
2.2.2. Etika Pengadaan
1. Ekonomi
Dalam pengadaan barang dan jasa public dan swasta, criteria ekonomi mengacu pada
bagaimana memperoleh barang dan jasa dengan spesifikasi dasar waktu serta harga
terendah. Ekonomi adalah criteria yang berguna untuk tujuan administrative,
sebagaimana ekonomi terhubung dengan kinerja fungsi pengadaan barang dan jasa.
Namun, sudut pandang ekonomi tergolong masih dibawah criteria efesiensi yangluas,
seperti unit biaya produksi terendah.
2. Substitusi impor
Strategi pengadaan barang dan jasa organisasi publik dapat mendorong pertumbuhan
industri lokal dengan memberikan pilihan kepada pemasok lokal, atau
membatasi pembelian pada perusahaan asing. Praktik pilihan ini harus dijaga dengan
regulasi yang megimbangi pasar tidak sempurna, dan yang dapat menjaga persaingan adil
dan wajar antara pemasok local dinegara berkembang dan pemasok internasional.
3. Pengembangan persaingan
Persaingan dalam pengadaan barang dan jasa didefinisikan sebagai kesempatan yang
sama bagi pemasok yang memenuhi kualifikasi untuk bersaing dalam mencapai kontrak
public. Persaingan dan kejujuran dinutuhkan tidak hanya untuk memastikan manfaat
outcome dalam harga dan kualitas, namun juga untuk memajukan akuntabilitas public
dalam setiap prosesnya. Peningkatan persaingan dalam pengadaan barang dan jasa publik
merupakan tujuan dari organisasi sektor publik yang didukung organisasi-organisasi
internasional. Sebagai contoh di Amerika Serikat, persaingan dalam Contracting Act tahun
1984 bertujuan (1) untuk meningkatkan upaya kompetitif di departemen dan (2) untuk
mempersempit penilaian satu sumber (pemilihan langsung) kontrak. Banyak negara,
seperti Inggris, mewajibkan pemerintah daerahnya untuk memaksa proses tender yang
kompetitif dalam pembelian dan pelayanan. Banyak negara mewajibkan organisasi sektor
publik untuk menggunakan penawaran terbuka, meningkatkan penanganan penawaran
secara kompetitif, dan mengefisienkan administrasi serta prosedur pembayaran.
4. Dimensi penataan
Prinsip utama dalam good governance mengisaratkan prinsip serta peraturan
pengadaan barang dan jasa yang konsisten, kualifikasi kontraktor, penyerahan
penawaran, dan manajemen kontrak. Informasi dan dokumentasi aturan ini harus tersedia
secara luas, sementara aturan-aturannya harus diselenggarakan secara adil dan konsisten.
Selain itu, dalam pengadaan barang dan jasa , system fungsi yang dapat dipahami secara
baik juga dibutuhkan untuk pendaftaran dan penyelesaian perselisihan atau keluhan
dengan cepat, untuk pengecekan tata cara yang berubah-ubah pada bagian pengadaan
barang dan jasa, serta untuk kekuatan penentuan berdasarkan kebijakan seseorang yang
tidak konsisten dalam penyerahan kontrak, penyelenggaraan, dan manajemen.
6. Perlindungan lingkungan.
PBB menganjurkan pemeliharaan kualitas dan pengurangan sampah sebagai bagian
dari petunjuk pengadaan barang dan jasa. Organisasi sector public dapat mereview
kebijakan pembelian pada bagian dan unit kerjanya untuk memperbaiki dampak
lingkungan akibat kebijakan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan tersebut,
termasuk pengemasan dan proses daur ulang.
2.4 KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK
Demikian pula dalam bidang pengadaan barang dan jasa, peraturan harus
ditetapkan demi mengatur tata laksana pengadaan barang dan jasa. Sebagai contoh,
pemerintah Indonesia telah menerbitkan keputusan presiden nomor 61 tahun 2004 tentang
pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah sebagai penyempurna
dari aturan dan prosedur sebelumnya, yakni keppres 80 tahun 2003. Peraturan – peraturan
tersebut merupakan implementasi dari UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, UU No. 5
Tahun 2000 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang tidak Sehat,
dan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, dan Bebas dari
Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur pengguna barang/jasa
dari pemasok barang/jasa sesuai dengan tugas, fungsi, hak dan kewajiban, serta peranan
masing-masing pihak dalam proses pengadaan barang/jasa, yang dibutuhkan instansi
pemerintah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas dan harga yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam waktu serta tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut
ketentuan dan Keppres 6i Tahun 2004 telah mengatur dengan tegas dan jelas mengenai
prosedur pengadaan barang/jasa, termasuk pembinaan dan pengawasannya.
6. Pengumuman pengadaan
Tahapan selanjutnya adalah pengumuman pengadaan barang dan jasa, atau kegiatan
pemberitahuan kepada khalayak atau pihak-pihak yang mampu memenuhi barang dan jasa
yang dibutuhkan organisasi sektor publik tersebut dengan mengirimkan surat penawaran
atas barang atau jasa yang dibutuhkan.
7. Proses tendering
Dalam proses ini, organisasi sektor publik atau pemerintah daerah melakukan seleksi
atas surat penawaran barang dan jasa yang telah dikirim oleh pihak-pihak yang mampu
menyediakannya, kemudian dipilih penawaran yang paling mampu memenuhi kriteria yang
diajukan oleh organisasi sektor organisasi.
Buku KIA
Metode Pascakualifikasi
Lokasi Pekerjaan jln. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 - Jakarta Selatan (Kota)
Keterangan
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Saya sebagai penyusun paper ini menyadari bahwa paper yang saya susun ini jauh
dari kata sempurna, kedepannya saya sebagai penyusun akan lebih detail dalam menjelaskan
dan memaparkan tentang paper diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya
dengan sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.3 DAFTAR PUSTAKA
Yahya, Marzuki dan Endah Fitri Susanti. 2012. Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah. Laskar Aksara: Jakarta
Indra Bastian. 2007 Akuntansi untuk LSM dan Parpol. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Penerbit Andi Offset:
Yogyakarta.
Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Metode/
Cara_Pemilihan_Pengadaan.html
https://www.pengadaan.id/tender/detil/20333047--buku-kia