Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA PROFESI

“Pengadaan Barang Dalam Pemerintahan”

Disusun Oleh :

Nama : Yoga Aprilliano Saputra

Nim : 17506134004

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

Pengadaan Barang dan Jasa 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menjalankan fungsi pemerintahan, sudah pasti dibutuhkan logistik,

peralatan dan jasa yang menunjang optimalnya kerja instansi tersebut. Kebutuhan

ini dipenuhi oleh beberapa pihak, baik itu perusahaan milik pemerintah maupun

swasta. Berbeda dengan pengadaan barang dan jasa di instansi dan perusahaan

swasta, pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintahan lebih rumit karena

berhubungan dengan perhitungan APBN/APBD yang digunakan untuk membayar

barang atau jasa tersebut. .

Dalam pengadaan barang yang di butuhkan perlu etika profesi bagi sumber

daya manusia yang ada selain itu dalam kegiataan pengadaan barang yang ada

memiliki tingkat peluang korupsi yang besar, maka dari itu perlunya usaha untuk

meminimalisir ataupun mengantisipasi agar tidak terjadi korupsi, sehingga dalam

pengadaannya dapat berjalan dengan baik dan kegiatan ini tidak merugikan negara

maupun masyarakat, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam

pengadaannya.

Dengan itu maka ada beberapa aturan yang mengatur proses pengadaan

barang tersebut, Perpres 54 tahun 2010 sebagai perubahan tentang tatacara

pengadaan barang dan jasa pemerintah dari Keputusan Presiden No 8 tahun 2003.

Pengadaan Barang dan Jasa 2


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan beberapa

permasalahan yang ada:

1. Apakah pengertian Barang, Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

Penyedia Barang Jasa?

2. Bagaimana tata cara pengadaan barang/jasa di pemerintahan?

3. Bagaimana etika profesi bagi pelaksana pengadaan barang/jasa?

4. Bagaimana usaha mengatasi korupsi dalam proses pengadaan barang/jasa?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Etika Profesi

2. Untuk mengetahui istilah-istilah yang ada sehingga tidak terjadi salah

pengertian.

3. Untuk mengetahui tata cara pengadaan barang/jas di dalam pemerintahan.

4. Untuk bagaimana etika profesi bagi pelaksana dalam pengadaan barang/jas

5. Untuk mengetahui usaha dalam mengatasi korupsi dalam pengadaan

barang/jasa.

Pengadaan Barang dan Jasa 3


Pengadaan Barang dan Jasa 4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Dalam proses pengadaan barang dan jasa ini, ada beberapa istilah yang

perlu diketahui. Beberapa diantaranya adalah:

- Barang, merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut benda, baik

dalam bentuk bahan baku, setengah jadi, maupun barang jadi yang menjadi

objek dari pengadaan barang pemerintah.

- Jasa, terbagi menjadi Jasa Konsultasi, Jasa Pemborongan dan Jasa lainnya.

- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), merupakan pemilik pekerjaan yang

bertanggung jawab atas pelaksaan proses pengadaan barang dan jasa

pemerintah,yang diangkat oleh Pengguna Anggara/ Kuasa Pengguna

Anggaran.

- Penyedia barang jasa, merupakan perusahaan maupun badan usaha

perseorangan yang menyediakan barang/jasa.

2.2. Tata Cara Pengadaan Barang Atau Jasa Di Dalam Pemerintahan

Sebagai penjelas dan pelengkap dari aturan yang berlaku sebelumnya,

Perpres No 54 Tahun 2010 mengatur tata cara pengadaan barang dan jasa sebagai

barikut:

Pengadaan Barang dan Jasa 5


A. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

1. Pelelangan Umum , metode pelelangan umum merupakan yang paling sering

dilakukan untuk memilih penyedia barang/jasa yang akan mendapatkan

proyek pengadaan pekerjaan konstruksi..

2. Pemilihan Langsung, metode untuk memilih penyedia jasa untuk proyek

yang maksimal bernilai 200 juta.

3. Pengadaan Langsung, digunakan untuk proyek pengadaan jasa konstruksi

yang termasuk kebutuhan operasional dan bernilai paling tinggi 100 juta.

4. Pelelangan Terbatas, dilakukan jika pekerjaan yang dibutuhkan dianggap

kompleks dan penyedianya terbatas.

5. Penunjukkan Langsung, dilakukan untuk proyek konstruksi tertentu dengan

persetujuan dari jajaran di instansi pemerintah terkait.

B. Pengadaan Barang/ Jasa Lainnya

1. Pelelangan Umum, paling umum dilakukan untuk dalam proyek pengadaan

barang dan jasa pemerintah

2. Pelelangan Sederhana, dilakukan jika proyek yang ada bernilai paling tinggi

200 juta dan tidak bersifat kompleks.

3. Pengadaan Langsung, dilakukan jika proyek yang ada berupa pengadaan

Pengadaan Barang dan Jasa 6


barang/jasa operasional yang beresiko kecil, berteknologi sederhana dan

bernilai maksimal 100 juta.

4. Penunjukkan Langsung,

5. Kontes/ Sayembara. Kontes dilakukan dengan memperlombakan gagasan,

kreativitas maupun inovasi tertentu yang telah ditentukan harga/biaya

satuannya., sedangkan Sayembara dilakukan untuk kriteria yang belum

ditentukan harga/nilai satuannya di pasaran. Biasanya kontes diaplikasikan

untuk pengadaan barang, dan sayembara untuk pengadaan jasa.

C. Pengadaan Jasa Konsultasi

1. Seleksi Umum, merupakan metode paling utama untuk memilih penyedia

jasa yang akan menangami penyedian jasa konsultasi pemerintah.

2. Seleksi Sederhana, dilakukan untuk pengadaan jasa konsultansi untuk

proyek yang bernilai maksimal 200 juta.

3. Pengadaan Langsung, dilakukan jika proyek pengadaan jasa bernilai tidak

lebih dari 50 juta

4. Penunjuk Langsung

5. Sayembara

Pengadaan Barang dan Jasa 7


2.3. Etika Profesi Bagi pelaksana

Prinsip dan Etika Pengadaan Barang Pemerintah berdasarkan Peraturan

Presiden nomor 16 tahun 2018. Pengadaan Barang menerapkan prinsip:

1. Efisien; Efisien, berarti Pengadaan Barang harus diusahakan dengan

menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan

sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah

ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.

2. Efektif; Efektif, berarti Pengadaan Barang harus sesuai dengan kebutuhan dan

sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya.

3. Transparan; Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai

Pengadaan Barang bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia

Barang yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

4. Terbuka; Terbuka, berarti Pengadaan Barang dapat diikuti oleh semua

Penyedia Barang yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan

ketentuan dan prosedur yang jelas.

5. Bersaing; Bersaing, berarti Pengadaan Barang harus dilakukan melalui

persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang yang

setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang yang

ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu

terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan Barang.

Pengadaan Barang dan Jasa 8


6. Adil; Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi

semua calon Penyedia Barang dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan

kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

7. Akuntabel. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang

terkait dengan Pengadaan Barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Etika pengadaan barang pemerintah mengikat semua yang terlibat dalam

pengadaan barang , mematuhi etika sebagai berikut :

1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk

mencapai sasaran kelancaran, dan ketepatan tujuan pengadaan barang

2. Bekerja secara profesional mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi yang

menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan

pengadaan barang

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang

berakibat persaingan usaha tidak sehat

4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan

sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait

5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yng

terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat

persaingan usaha tidak sehat dalam pengadaan barang

6. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara

7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi

8. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi

atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada

Pengadaan Barang dan Jasa 9


siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan

barang.

2.4. Usaha Dalam Mengatasi Korupsi Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa

Ada banyak usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia guna

mencegah korupsi di sektor pengadaan barang dan jasa, beberapa upaya yang di

lakukan pemerintah antara lain yaitu :

Menurut Keppres 80/2003, struktur organisasi pengadaan dipilah menjadi

tiga petugas: (i) pimpinan badan publik, seperti: Menteri/Panglima

TNI/Kapolri/Pemimpin Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur

BI/Pemimpin BHMN/Direksi BUMN/ BUMD atau pejabat yang diberi kuasa; (ii)

adalah Pengguna Barang dan Jasa; dan (iii) Pejabat atau Panitia Pengadaan.

Selain itu juga pemerintah menerapkan upaya lain yaitu seperti Menurut

Perpres 54/2010 jo. 70/2012, pengadaan secara elektronik terbagi dua: e-tendering

dan e-purchasing. E-tendering adalah sistem tender secara elektronik dimana para

penyedia berkompetisi untuk mendapatkan kontrak dari badan publik. Beberapa

penelitian mengkonfirmasi bahwa tender secara elektronik lebih mencegah

terjadinya korupsi Pada e-tendering, badan publik akan memilih pemenang tender

dengan tolak ukur: (i) penawar harga terendah yang memenuhi persyaratan; atau

(ii) penawar dengan harga ekonomi terbaik.

Meskipun begitu tanpa kesadaran diri dari sumber daya manusianya

peraturan ataupun upaya yang ada tidak begitu berpengaruh karna di Indonesia

sendiri peneggakkan hokum yang ada masih lemah meskipun peraturan yang di

Pengadaan Barang dan Jasa 10


terapkan sudah tegas, maka dari itu perlunya dorongan dari setiap elemen yang

ada untuk mengatasi dan mencegah masalah korupsi yang ada.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah mengetahui pengertian mekanisme pengadaan barang dan jasa

pemerintah beserta istilah-istilah yang ada didalamnya, kita dapat mengambil nilai

dan informasi yang dibutuhkan. Dengan informasi yang ada kita pun dapat

memahami tata cara dan proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dalam

pemenuhan kebutuhan di dalam instansi pemerintah.

Selain itu dengan adanya kegiatan pengadaan barang dan jasa di dalam

pemerintahan atau instansi maka dalam prakteknya memiliki berbagai rintangan

dan hambatan dengan begitu kita telah mengetahui dari pembahasan yang ada

bahwa etika profesi begitu berperan dalam professionalisme pelaksana terhadap

kegiatan pengadaan barang dan jasa yang ada, selain itu kita juga telah

mengetahui bahwa dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa begitu rawan

dengan tindakan korupsi di dalamnya maka dari itu telah di ketahui berbagai

bentuk usaha untuk mengatasi tindakan korupsi yang mungkin terjadi.

Pengadaan Barang dan Jasa 11


DAFTAR PUSTAKA

Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

http://pengadaan-barang-jasa.blogspot.com/2010/10/pengadaan-barangjasa-

pemerintah-berubah.html#more

http://pengadaan-barang-jasa.blogspot.com/2010/11/permberlakuan-perpres-54-

tahun-2010.html

http://www.lkpp.go.id/v2/contentlist-

detail.php?mid=2619353719&id=2851808478

http://khalidmustafa.wordpress.com/2008/02/10/pengadaan-barang-dan-jasa-di-

pemerintahan-bagian-i-pengertian-umum/

https://www.academia.edu/15274631/makalah_pengadaan_barang_dan_jasa?auto

=download

https://acch.kpk.go.id/id/artikel/riset-publik/mencegah-korupsi-pengadaan-

barang-jasa-apa-yang-sudah-dan-yang-masih-harus-dilakukan

Pengadaan Barang dan Jasa 12

Anda mungkin juga menyukai