Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

Perspektif Pengadaan Publik di Indonesia


Matakuliah : Manajemen Aset dan Pengadaan Barang dan Jasa

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................
1. Latar Belakang.........................................................................................................
2. Rumusan Masalah...................................................................................................
3. Tujuan......................................................................................................................
PEMBAHASAN..................................................................................................................
1. Teori Pengadaan Barang dan Jasa Publik..............................................................
2. Prinsip – Prinsip Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah..................................
3. Aplikasi Sistem Pengadaan Publik..........................................................................
4. Kendala Pelaksanaan Pengadaan Barang Publik................................................
PENUTUP …………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengadaan barang/jasa pemerintah menurut Peraturan Presiden


Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
adalah kegiatan pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai melalui
APBN/APBD mulai dari proses identifikasi kebutuhan hingga serah
terima hasil pekerjaan.

Sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah yang efektif sangat


penting dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik. Pengadaan barang/jasa diharapkan dapat menjalankan
fungsi pemerintahan dalam hal pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Kegiatan tersebut antara lain dalam hal kebutuhan pengadaan
barang/jasa untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dan
pembangunan dalam berbagai instrumen investasi.

Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan aktivitas yang


sangat penting dalam mewujudkan pembangunan. Dilihatdari
berbagai perspektif, kemajuan indonesia tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas tersebut.

Dibidang perekonomian, pembangunan sarana dan prasarana


penunjang pertumbuhan perekonomian dapat terlihat dari penyediaan
fasilitas jalan, jembatan, infrastruktur, telekomunikasi dan lain lain.
Dibidang sosial, pengadaan barang dan jasa publik untuk peningkatan
fasilitas ksehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan juga
membantu mengatasisebagian masalah sosial.

3
2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengadaan barang dan jasa publik di Indonesia?

3. Tujuan
1.Memahami teori barang dan jasa publik.
2.Mengetahui sistem pengadaan barang dan jasa sektor
publik.
3.Mengetahui siklus pengadaan barang dan jasa sektor publik.
4.Kendala dalam pelaksanaan Pengadaaan dan jasa Publik

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Pengadaan Barang dan Jasa Publik

a. Pengertian

Pengadaan barang/jasa (Procurement) merupakan kegiatan yang


penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan/ instansi, Procurement adalah proses untuk
mendapatkan barang/jasa dengan kemungkinan pengeluaran
yang terbaik, dalam kualitas dan kuantitas yang tepat, waktu yang
tepat, dan pada tempat yang tepat untuk menghasilkan
keuntungan atau kegunaan secara langsung bagi pemerintah,
perusahaan atau bagi pribadi yang dilakukan melalui sebuah
kontrak.( Wikipedia Bahasa Indonesia )

Pengadaan menurut beberapa para ahli:

1. Pengadaan adalah perolehan barang atau jasa. Hal ini


menguntungkan bahwa barang/jasa yang tepat dan bahwa
mereka yang dibeli dengan biaya terbaik untuk memenuhi
kebutuhan pembeli dalam hal kualitas dan kuantitas, waktu
dan lokasi. (Menurut Weele, 2010 : 4 ).

2. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya


disebut dengan pengadaan Barang/jasa adalah kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/
Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi lainnya
yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai

5
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa. (Perpres 54/2010 pasal 1 ayat 1).

3. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya


disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Perangkat Kerja
Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa. ( Perpres 70/2012 pasal 1 ayat 1)

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


pengadaan barang/jasa (procurement) adalah suatu kegiatan
untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan oleh instansi
dilihat dari kebutuhan dan penggunaannnya.

Pengadaaan barang/jasa pada sektor pemerintahan memiliki


proses yang lebih rumit dibandingkan dengan pengadaan
barang/jasa pada sektor lainnya, hal ini dikarenakan
pembiayaannya berkaitan dengan APBN atau APBD sehingga
segala proses yang terjadi harus dapat di pertanggungjawabkan
dengan sejelas-jelasnya.

Sedangkan Pengadaan barang dan jasa pada sektor


perusahaan atau swasta, prosesnya lebih sederhana dan lebih
mudah dibandingkan pada pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pada pengadaan di sektor swasta, aturan-aturan pengadaan
barang dan jasa cenderung mengacu pada kebijakan instansi atau
perusahaan masing-masing.

b. Objek/Jenis Pengadaan

Dalam Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah disebutkan bahwa (objek) Pengadaan
Barang/Jasa meliputi:

6
 Barang, yakni setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh
Pengguna Barang. Contohnya mobil, unit komputer, alat tulis
kantor, alat pertanian, dan sebagainya.

 Pekerjaan Konstruksi, yakni keseluruhan atau sebagian


kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali
suatu bangunan. Contoh misalnya pembangunan gedung
sekolah, perbaikan gedung/ruang kantor, pembangunan
jembatan, pembangunan jalan desa, dan sebagainya.

 Jasa Konsultansi, yakni jasa layanan profesional yang


membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan
yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Contoh
misalnya konsultansi penyusunan SPO (Sistem Prosedur
Operasional) Pelayanan Rumah Sakit, konsultansi kinerja SDM,
jasa konsultansi psikologi, dan sebagainya.

 Jasa Lainnya, yakni jasa non-konsultansi atau jasa yang


membutuhkan peralatan, metodologi khusus dan/atau
keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Contoh misalnya jasa tenaga keamanan (satpam),
jasa tenaga kebersihan (cleaning service), jasa pengantaran
barang (kurir), jasa pembuatan video pembelajaran e-Learning,
jasa manajemen penyelenggaran even kegiatan kantor, dan
sebagainya.

c. Cara Pengadaan

Pemerintah mengenal 2 cara pengadaan, yaitu melalui


swakelola dan melalui penyedia.

7
 Swakelola, yakni cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan
sendiri oleh K/L/PD, K/L/PD lain, organisasi kemasyarakatan,
atau kelompok masyarakat.

 Melalui Penyedia, yakni cara memperoleh barang/jasa yang


disediakan oleh pelaku usaha berdasarkan kontrak.

d. Tujuan Pengadaan Barang Dan Jasa

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai peran


penting dalam mensukseskan pembangunan nasional dalam
rangka peningkatan pelayanan publik baik pusat maupun daerah.
Adapun tujuan dalam sistem pengadaan barang/jasa pemerintah
berdasarkan Perpres No. 16 tahun 2018, yaitu:

 Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang


dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya,
lokasi, dan penyedia.

 Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri.

 Meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha


menengah.

 Meningkatkan peran pelaku usaha nasional.

 Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan


barang/jasa hasil penelitian.

 Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif.

 Mendorong pemerataan ekonomi.

 Mendorong pengadaan berkelanjutan.

2. Prinsip – Prinsip Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Dalam pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa baik pada


sektor pemerintah ataupun swasta (perusahaan) harus menganut nilai

8
dasar ataupun prinsip-prinsip dasar pengadaan barang dan jasa. Nilai
dasar atau prinsip dasar tersebut berfungsi sebagai pedoman atau
landasan dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa.
Berikut adalah pedoman dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa :

 Efisien

Efisien maksudnya adalah pengadaan barang/jasa harus


diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-
singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan istilah lain,
efisien artinya dengan menggunakan sumber daya yang optimal
dapat diperoleh barang/jasa dalam jumlah, kualitas, waktu
sebagaimana yang direncanakan.

 Efektif

Kegiatan pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah


ditetapkan. Efektif artinya dengan sumber daya yang tersedia
diperoleh barang/jasa yang mempunyai nilai manfaat setinggi-
tingginya.

  Transparan

Adanya suatu keadaan dimana pihak-pihak yang terkait didalam


kegiatan pengadaan bisa melihat dengan jelas barang dan/jasa
yang akan dibeli dan dapat memantau proses lebih detail.
Transparan adalah pemberian informasi yang lengkap kepada
seluruh calon peserta yang disampaikan melalui media informasi
yang dapat menjangkau seluas-luasnya dunia usaha yang
diperkirakan akan ikut dalam proses pengadaan barang/jasa.

  Terbuka

9
Siapapun dapat mengikuti proses lelang yang berlangsung sebagai
calon penyedia dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan. 

 Bersaing

Penentuan penyedia yang akan dipilih ditentukan dengan


persaingan lelang sehat antar penyedia. Terbuka dan bersaing
artinya pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara
dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas dan transparan.

 Adil/Tidak Diskriminatif

Memberikan perlakuan yang sama terhadap semua calon penyedia


tanpa menuju untuk memberikan keuntungan pada pihak tertentu.
Adil/tidak diskriminatif maksudnya adalah pemberian perlakuan
yang sama terhadap semua calon yang berminat sehingga terwujud
adanya persaingan yang sehat dan tidak mengarah untuk
memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan dan atau
alasan apapun.

  Akuntabel

Kegiatan pengadaan dapat ditelusuri dari segi keuangan dengan


jelas dan dapat dipertanggung jawabkan pada berbagai pihak.
Akuntabel berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan
maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-
prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang dan
jasa. Akuntabel merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa kepada para pihak yang terkait dan
masyarakat berdasarkan etika, norma dan ketentuan peraturan
yang berlaku.

1
0
3. Aplikasi Sistem Pengadaan Publik

Untuk mendorong pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai


dengan prinsip-prinsip Pengadaan Barang/Jasa, Pemerintah melalui
LKPP telah menyediakan beragam Aplikasi atau Sistem Elektronik
terkait dengan informasi dan proses pengadaan mulai dari direktori
pelaku usaha, sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-
procurement), konsultasi dan pengaduan (seperti pada table berikut).

1
1
4. Kendala Pelaksanaan Pengadaan Barang Publik

Sistem Pengadaan Barang Publik yang baik merupakan perangkat


yang penting untuk mewujudkan prinsip-prinsip dan tujuan pengadaan
Barang. Kendala-kendala dalam PBJ dapat terjadi pada setiap tahun
mulai dari tahap analisis kebutuhan, persiapan pengadaan,
penyusunan jadwal pengadaan, evaluasi penyedia, pelaksanaan
pengadaan, pelaksanaan kontrak, pelaporan keuangan dan audit
pengadaan.

a. Kendala pada tahap analisis kebutuhan dalam proses PBJ

 Tenaga pelaksana analisis kebutuhan umumnya bukan orang


ahli, sehingga hasil kajian tidak sesuai dengan kebutuhan
institusi tetapi berdasarkan pengetahuan yang menganalisis

 Analisis kebutuhan tidak didasarkan pada kajian mendalam


terkait dengan tugas pokok dan fungsi institusi, sehingga
barang/jasa yang diadakan tidak berfungsi/dimanfaatkan secara
optimal.

 Sulit menentukan barang/jasa yang diadakan

 Sulit menentukan spesifikasi barang dan jasa dengan harga


wajar tanpa menyebut merek.

b. Kendala pada tahap persiapan pengadaan

 Keterbatasan pengetahuan pelaksana yang umumnya juga


bukan orang ahli

 Kurangnya integritas pihak yang terlibat pada tahap persiapan


pengadaan ini dapat menghasilkan dokumen lelang yang
mengarah kepada pembengkakan anggaran (mark-up) sehingga

1
2
HPS menjadi sangat tinggi sedangkan HPS bersifat tidak rahasia
pada saat pelelangan.

 PA/KPA kurang memahami tugas dan fungsi dalam proses


pengadaan sehingga permasalahan yang terjadi pada PBJ
sepenuhnya dianggao kesalahan PPK atau Pokja/PEjabat
Pengadaan.

c. Kendala pada saat Jadual Pengadaan

Terbatasnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan


akibat dari keterlambatan penetapan rencana pengadaan
termasuk didalamnya pemaketan, penganggaran pengadaan dan
metode pengadaan.

d. Kendala pada saat pelaksanaan

Pelaksanaan pengadaan melalui Layanan Pengadaan secara


elektronik, kesulitan yang dihadapi oleh Pokja dan PPK adalah
sulit menjamin bahwa penyedia yang ikut dalam pelelangan
benar-benar berkualitas hanya berdasarkan dokumen yang dikirim
secara online.

1
3
BAB III
PENUTUP

Setelah mengetahui seluk beluk mekanisme pengadaan barang


dan jasa pemerintah beserta pihak-pihak yang terkait di dalamnya, kita
dapat mengambil nilai dan informasi yang dibutuhkan. Tidak hanya
mengenai peraturan yang berubah dan problem terbesar dalam
pemenuhan kebutuhan instansi tersebut.

Dengan tantangan dan dinamikanya sendiri, instansi dan penyedia


jasa telah membangun sebuah hubungan yang tergantung satu sama
lain dan membuat sebuah rangkaian yang menyambung mampu
menghidupi orang di lingkaran tersebut. Terlepas dari pentingnya
proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, sungguh akan lebih
baik jika kedepannya proses yang dilakukan lebih efisien dan
transparan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

1
4
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Gambaran


Umum Pengadaan Barang dan Jasa, tahun 2020
I Gusti Agung Adnyana Putera, Kendala Pelaksanaan Pengadaan Barang
dan Jasa, 2015

1
5

Anda mungkin juga menyukai