Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Proyek – Arsitektur 2020

By : Riza Priandi, ST, MT

Materi I. PENGADAAN BARANG/PEKERJAAN


KONSTRUKSI/JASA,
( DI LINGKUNGAN PEMERINTAH )
Menurut :
Keppres No. 80 Tahun 2003
Perpres No. 54 Tahun 2010
Perpres No. 35 Tahun 2011
Perpres No. 70 Tahun 2012
Perpres No. 16 Tahun 2018

A. ISTILAH & PENGERTIAN

1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan


Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
2. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi, yang selanjutnya
disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
3. Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan
Barang dan/atau Jasa milik Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.
4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut
LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan
merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
4a. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD.
6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD.
7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
8. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri
sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

Hal 1/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

9. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan


Pengadaan Langsung.
10. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan
oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
11. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain
yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
12. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.
13. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam Pengadaan
Barang/Jasa.
14. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
15. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
16. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware).
17. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau
segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi,
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
18. Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas,
gagasan orisinal, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan
daya kreasi dan daya cipta.
19. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan dari
pemerintah atas kompetensi dan kemampuan profesi dibidang Pengadaan
Barang/Jasa.
20. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab
anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.
21. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Kelompok Kerja
ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus
ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.
22. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana
Swakelola.
23. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh

Hal 2/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi


syarat.
24. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
25. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
26. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
27. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang
memenuhi syarat.
28. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk
Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
29. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan
gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak
dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
30. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan
barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan
31. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan
cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
32. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada
Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan
Langsung.
33. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan
usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
34. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
35. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi
yang diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada PPK/Kelompok Kerja ULP
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia Barang/Jasa.
36. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi,
mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus

Hal 3/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar


rupiah).
37. Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah Pengadaan Barang/Jasa
yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi
elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
38. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah
unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
39. E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan
secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang
terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara
menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.
40. Katalog elektronik atau E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang
memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari
berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah.
41. E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog
elektronik.
42. Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi elektronik
yang terkait dengan informasi Pengadaan Barang/Jasa secara nasional yang
dikelola oleh LKPP.

B. PRINSIP DASAR PENGADAAN BARANG/JASA

Prinsip-prinsip Pengadaan barang/jasa :


1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan;
3. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat
di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa,
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia
barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya;
5. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak
tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;
6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan tugas umum.

Hal 4/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

C. METODE PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan dengan metode :


1. Menggunakan penyedia barang/jasa;
2. Swakelola.

SWAKELOLA

Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri.
Swakelola dapat dilaksanakan oleh :
1. Pengguna barang/jasa;
2. Instansi pemerintah lain;
3. Kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah.
Sifat pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola, adalah :
1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya
manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan tugas
pokok pengguna barang/jasa; dan/atau
2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat
setempat; dan/atau
3. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak
diminati oleh penyedia barang/jasa; dan/atau
4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu,
sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menanggung resiko
yang besar; dan/atau
5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan;
dan/atau
6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa; dan/atau
7. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah,
pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan penelitian oleh
perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah;
8. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang/jasa yang bersangkutan.

SISTEM PENGADAAN MENGGUNAKAN PENYEDIA BARANG/JASA


Sistem pengadaan barang/jasa, dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
2. Pengadaan Jasa Konsultansi.
3. Pengadaan Barang.
4. Pengadaan Jasa Lainnya

Hal 5/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

Materi II. SISTEM PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


Menurut :
Keppres No. 80 Tahun 2003
Perpres No. 54 Tahun 2010
Perpres No. 35 Tahun 2011
Perpres No. 70 Tahun 2012
Perpres No. 16 Tahun 2018

A. METODA PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI

1. Pelelangan umum
2. Pelelangan terbatas
3. Pemilihan langsung
4. Penunjukan langsung
5. Pengadaan langsung

Penjelasan
1. Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi yang
dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan
papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia
usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Pada prinsipnya semua pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dilakukan melalui
metode Pelelangan Umum.
2. Pelelangan terbatas adalah metoda pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi yang
dilakukan jika jumlah rekanan yang mampu melaksanakan diyakini terbatas yaitu
untuk pekerjaan yang kompleks. Seperti halnya pelelangan umum, pelelangan terbatas
juga diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi
dengan mencantumkan penyedia pekerjaan konstruksi yang telah diyakini mampu,
guna memberi kesempatan kepada penyedia pekerjaan konstruksi lainnya yang
memenuhi kualifikasi.
3. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi yang
dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-
kurangnya 3 (tiga) penawaran dari rekanan yang telah lulus prakualifikasi serta
dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal
melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan
melalui internet.
Metode pemilihan langsung dilakukan apabila metoda pelelangan umum atau
pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan.
Nilai pekerjaan yang diperkenankan dilakukan dengan metoda ini adalah ≤ Rp. 5 M.
4. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi yang
dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia pekerjaan

Hal 6/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

konstruksi dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Metode penunjukan langsung dilakukan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus,
Nilai pekerjaan yang diperkenankan dilakukan dengan metoda ini adalah tidak
terbatas.
Kriteria keadaan tertentu yang memungkinkan dilakukan Penunjukan
Langsung terhadap Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa meliputi:
a. Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu
penyelesaian pekerjaannya harus segera/tidak dapat ditunda untuk :
1) Pertahanan negara;
2) Keamanan dan ketertiban masyarakat;
3) Keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak
dapat ditunda/ harus dilakukan segera, termasuk:
 Akibat bencana alam dan/atau bencana nonalam dan/atau bencana sosial;
 Dalam rangka pencegahan bencana;
 Akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat menghentikan kegiatan
pelayanan publik.
b. Pekerjaan penyelenggaraan penyiapan konferensi yang mendadak untuk
menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri oleh Presiden/Wakil
Presiden;
c. Kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan
serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan ketertiban masyarakat yang
ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; atau
d. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifik dan hanya dapat
dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa Lainnya karena 1 (satu)
pabrikan, 1 (satu) pemegang hak paten, atau pihak yang telah mendapat izin dari
pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi pemenang pelelangan untuk
mendapatkan izin dari pemerintah.
5. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan pekerjaan konstruksi langsung kepada
Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Penunjukan Langsung.

B. METODA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN

Metode penyampaian dokumen penawaran Pada Pemilihan Penyedia Barang/Jasa


Pemborongan/Jasa Lainnya yang meliputi :
a. Metoda satu sampul;
b. Metoda dua sampul;
c. Metoda dua tahap.

Hal 7/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dapat dipilih salah 1 (satu)
dari 3 (tiga) metoda penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang
akan diadakan dan metoda penyampaian dokumen penawaran tersebut harus dicantumkan
dalam dokumen lelang.
1. Metoda satu sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari
persyaratan administrasi, teknis, dan penawaran harga yang dimasukan ke dalam 1
(satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan.
2. Metoda dua sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan
administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga
penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II
dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan disampaikan kepada
panitia/pejabat pengadaan.
3. Metoda dua tahap yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan
administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga
penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya dilakukan
dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.

C. METODE EVALUASI PENAWARAN


Metode Evaluasi Penawaran Pada Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemborongan/Jasa
Lainnya, yaitu :
a. sistem gugur;
b. sistem nilai;
c. sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dapat dipilih salah 1 (satu)
dari 3 (tiga) metoda evaluasi penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang akan diadakan,
dan metoda evaluasi penawaran tersebut harus dicantumkan dalam dokumen lelang.
1. Sistem gugur adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan
membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutan proses
evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan
kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap
tahapan dinyatakan gugur.
2. Sistem nilai adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai angka
tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian
membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta
lainnya.
3. Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah evaluasi penilaian penawaran
dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai menurut
umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian nilai unsur-unsur tersebut
dikonversikan ke dalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah
nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

Hal 8/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

Materi III. SISTEM PENGADAAN JASA KONSULTANSI


Menurut :
Keppres No. 80 Tahun 2003
Perpres No. 54 Tahun 2010
Perpres No. 35 Tahun 2011
Perpres No. 70 Tahun 2012
Perpres No. 16 Tahun 2018
A. PERSIAPAN PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI
1. Pengguna barang/jasa menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan menunjuk panitia
pengadaan/pejabat pengadaan.
2. Panitia/pejabat pengadaan menyusun harga perkiraan sendiri (HPS) dan dokumen
pemilihan penyedia jasa konsultansi meliputi KAK, syarat administrasi, syarat teknis,
syarat keuangan, metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi, metoda penyampaian
dokumen penawaran, metoda evaluasi penawaran, dan jenis kontrak yang akan
digunakan.

B. METODA PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

1. Seleksi umum.
2. Seleksi Sederhana
3. Penunjukan langsung
4. Pengadaan langsung
5. Sayembara

Penjelasan
1. Seleksi umum adalah adalah metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar
pendek pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi secara terbuka yaitu
diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum sehingga masyarakat luas mengetahui dan penyedia jasa
konsultansi yangberminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Semua pengadaan jasa konsultansi pada prinsipnya dengan Seleksi Umum.
2. Seleksi Sederhana; dapat dilakukan untuk pengadaan jasa konsultansi yang bersifat
sederhana dan bernilai paling tinggi Rp. 200 Juta.
3. Penunjukan langsung; dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan
penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan penunjukan langsung satu
penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik
dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis
dapat dipertanggungjawabkan.
Metode penunjukan langsung dilakukan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus.
4. Pengadaan langsung; dalam hal metoda seleksi umum atau seleksi sederhana dinilai
tidak efisien dari segi biaya seleksi, maka pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat
dilakukan dengan pengadaan langsung yaitu metoda pemilihan penyedia jasa

Hal 9/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

konsultansi yang daftar pendek pesertanya ditentukan melalui proses prakualifikasi


terhadap penyedia jasa konsultansi yang dipilih langsung dan diumumkan sekurang-
kurangnya di papan pengumuman resmi untuk penerangan umum atau media
elektronik (internet). Nilai pekerjaan paling tinggi Rp. 50 Juta.
5. Sayembara
Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan
orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan.

B. METODA PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN

Metode penyampaian dokumen penawaran jasa konsultansi meliputi : :


a. Metoda satu sampul;
b. Metoda dua sampul;
c. Metoda dua tahap.
Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda
penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan diadakan dan
harus dicantumkan dalam dokumen seleksi.

C. METODE EVALUASI PENAWARAN


Metode Evaluasi Penawaran Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi, yaitu :
a. metoda evaluasi kualitas;
b. metoda evaluasi kualitas dan biaya;
c. metoda evaluasi pagu anggaran;
d. metoda evaluasi biaya terendah;
Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 5 (lima) metoda
evaluasi penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan diadakan dan harus
dicantumkan dalam dokumen seleksi.
1. Metoda evaluasi kualitas adalah evaluasi penawaran jasa konsultansi berdasarkan
kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis
serta biaya.
2. Metoda evaluasi kualitas dan biaya adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi
berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan
dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
3. Metoda evaluasi pagu anggaran adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi
berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang penawaran biaya
terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan
klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
4. Metoda evaluasi biaya terendah adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi
berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai
penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan,
dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

Hal 10/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

Materi IV. PENGADAAN BARANG


Menurut :
Keppres No. 80 Tahun 2003
Perpres No. 54 Tahun 2010
Perpres No. 35 Tahun 2011
Perpres No. 70 Tahun 2012
Perpres No. 16 Tahun 2018

METODA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

1. Pelelangan umum
2. Pelelangan terbatas
3. Pelelangan sederhana
4. Penunjukan langsung
5. Pengadaan langsung
6. Kontes

Penjelasan
1. Pelelangan Umum ; pada prinsipnya semua pemilihan penyedia pengadaan barang
dilakukan dengan Pelelangan Umum.
2. Pelelangan terbatas; dilakukan jika jumlah penyedia barang yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas.
3. Pelelangan Sederhana ; untuk pengadaan barang yang tidak kompleks dan bernilai
paling tinggi Rp. 200 juta.
4. Penunjukan Langsung
5. Pengadaan Langsung ; untuk pekerjaan yang merupakan kebutuhan operasioan
K/D/L/I, teknologi sederhana, resiko kecil dan bernilai ≤ Rp. 200 juta.
6. Kontes
Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan
Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya
tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
Kontes dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Barang yang merupakan hasil
Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri.

Hal 11/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

Materi V. SISTEM PENGADAAN JASA LAINNYA


Menurut :
Keppres No. 80 Tahun 2003
Perpres No. 54 Tahun 2010
Perpres No. 35 Tahun 2011
Perpres No. 70 Tahun 2012
Perpres No. 16 Tahun 2018

METODA PEMILIHAN PENYEDIA JASA LAINNYA

1. Pelelangan umum
2. Pelelangan sederhana
3. Penunjukan langsung
4. Pengadaan langsung
5. Sayembara

Penjelasan
1. Pelelangan Umum ; pada prinsipnya semua pemilihan penyedia pengadaan jasa
lainnya dan juga pekerjaan konstruksi dilakukan dengan Pelelangan Umum.
2. Pelelangan Sederhana ; untuk pengadaan jasa lainnya yang tidak kompleks dan
bernilai paling tinggi Rp. 200 juta.
3. Penunjukan Langsung
4. Pengadaan Langsung ; untuk pekerjaan yang merupakan kebutuhan operasioan
K/D/L/I, teknologi sederhana, resiko kecil dan bernilai ≤ Rp. 200 juta.
5. Sayembara
Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Lainnya yang memperlombakan
gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat
ditetapkan berdasarkan Harga Satuan. Sayembara digunakan untuk pengadaan Jasa
Lainnya.

Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Jasa Lainnya yang merupakan
hasil Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri.

Hal 12/13
Manajemen Proyek – Arsitektur 2020
By : Riza Priandi, ST, MT

Materi VI.
PRAKUALIFIKASI DAN PASCAKUALIFIKASI

A. PENGERTIAN

1. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta


pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa.
Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu prakualifikasi atau pascakualifikasi.
2. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum
pemasukan penawaran.
3. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah
pemasukan penawaran.

B. KETENTUAN PELAKSANAAN PRAKUALIFIKASI

Prakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut :


a. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi;
b. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat
kompleks melalui Pelelangan Umum;
c. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang menggunakan
Metode Penunjukan Langsung, kecuali untuk penanganan darurat; atau
d. Pemilihan Penyedia melalui Pengadaan Langsung.

C. KETENTUAN PELAKSANAAN PASCAKUALIFIKASI

Pascakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut:


a. Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan Kompleks;
b. Pelelangan Sederhana/Pemilihan Langsung; dan
c. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.

Hal 13/13

Anda mungkin juga menyukai