Anda di halaman 1dari 110

BAB I

PENDAHULUAN

Capaian Pembelajaran
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari definisi, tujuan dan ruang lingkup mata
kuliah Pengadaan Barang dan Jasa. Pada akhir pertemuan mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan definisi, tujuan dan ruang lingkup mata kuliah Pengadaan Barang dan Jasa.

1.1. Materi Belajar


Mata kuliah Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) diberikan pada mahasiswa semester IV
Program DIII Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang. Pengadaan Barang dan Jasa yang
diberikan pada Program DIII Teknik Sipil merupakan proses pelelangan jasa konstruksi, para
pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang dan jasa, pembuatan dokumen lelang,
kontrak serta sangsi sangsi bila terjadi pelanggaran.

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan


Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan oleh Owners dalam hal ini adalah
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan fisik untuk memperoleh Barang/Jasa, atau sampai dengan penyerahan akhir
pekerjaan oleh kontraktor

Sebagai gambaran bagi mahasiswa untuk memahami proses pengadaan barang dan jasa
berikut Alur persiapan Proses Pengadaan Barang dan Jasa oleh Owner dan Proses pengadaan
barang dan jasa pada UKPBJ/ULP/Panitia. Gambar 1.1

PBJ D3-TS-2020 1
PBJ D3-TS-2020 2
Gambar 1.1 Alur persiapan Proses Pengadaan Barang
Sumber berdasar Perpres 16 tahun 2018

PBJ D3-TS-2020 3
1.2 Maksud dan Tujuan
Setelah menempuh mata kuliah Pengadaan Barang/Jasa ini diharapkan mahasiswa
memahami tatacara pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementrian / Lembaga / Daerah
/ Institusi. serta mampu menyiapkan dokumen pelelangan baik pengadaan jasa konsultansi,
jasa konstruksi, jasa pengadaan barang dan jasa lainnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup mata kuliah pengadaan barang dan jasa adalah :
1) Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa
2) Istilah dalam PBJ
3) Para Pihak yang Terlibat dalam PBJ
4) Pembuatan Dokumen Lelang
5) Proses Pengadaan Barang dan Jasa
6) Evaluasi Dokumen Lelang
7) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
8) Sangsi Sangsi dalam Pelanggaran Pengadaan Barang dan Jasa

1.4 Program Mingguan (Weekly Program)


Mata kuliah Pengadaan Barang dan Jasa diberikan selama 19 minggu masing-masing 8
jam per minggu dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Program Mingguan Mata Kuliah PBJ
Minggu Uraian
1 Pendahuluan
2 Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa
3 Para Pihak yang Terlibat dalam PBJ
4 Pengguna dan Penyedia Jasa
5 QUIZ 1
6 Praktek Pembuatan Dokumen Lelang
7 Praktek Menyiapkan Dokumen Lelang

PBJ D3-TS-2020 4
8 Proses Pengadaan Barang dan Jasa
9 Praktek PelaksanaanTender
10 UTS
11 Evaluasi Penawaran
12 Evaluasi Penawaran
13 QUIZ 2
14 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
15 Sangsi Sangsi dalam pelanggaran PBJ
16 UAS

1.5 Penilaian
Nilai akhir Pengadaan Barang dan Jasa dilakukan dengan menggunakan rumusan sebagai
berikut:
NA = 10% K + 10% T +15% Q + 30% UTS + 35% UAS
Dengan:
NA : Nilai Akhir
K : Kehadiran
T : Tugas
Q : Quiz
UTS : Ujian Tengah Semester
UAS : Ujian Akhir Semester

1.6 Pertanyaan
Berdasarkan uraian di atas jawablah pertanyaan pertanyaan berikut ini:
1) Apakah maksud dan tujuan pemberian mata kuliah Pengadaan barang dan jasa?
2) Sebutkan ruang lingkup mata kuliah Pengadaan Barang dan Jasa?

PBJ D3-TS-2020 5
BAB II
ISTILAH DALAM PBJ

Capaian Pembelajaran
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari tentang istilah istilah yang biasa dipakai
dalam pengadaan barang dan jasa, materi dalam bab II diambil dari Peraturan Presiden no 16
Tahun 2018 dan PERMEN PUPR RI No. 7/PRT/M/2019. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan dan memahami istilah istilah dan lembaga yang terlibat dalam
pengadaan barang dan jasa sesuai Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018.

2.1 Materi Belajar

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018, didalam
pelaksanaan kegiatan pengadaan Barang/Jasa Pemerintah terdapat beberapa istilah istilah
yang perlu di ketahui dan dipahami oleh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, dimana nantinya
setelah selesai study akan berkecimpung di dunia konstruksi.

2.2 Pengertian Pengadaan


Pengadaan merupakan proses kegiatan untuk pemenuhan atau penyediaan kebutuhan dan
pasokan barang atau jasa di bawah kontrak atau pembelian langsung untuk memenuhi
kebutuhan bisnis. Pengadaan dapat mempengaruhi keseluruhan proses arus barang karena
merupakan bagian penting dalam proses tersebut.

Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, pengadaan "Jasa Konstruksi" adalah


pengadaan layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, pengadaan layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan layanan jasa konsultansi pengawasan
pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain

PBJ D3-TS-2020 6
Ada 3 (tiga) katagori kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi menurut UU
No. 18 Tahun 1999, yaitu :

1. Perencana konstruksi adalah badan hukum yang memberikan layanan jasa


perencanaaan dalam konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian
dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen
kontrak kerja konstruksi, ini umumnya disebut Konsultan Perencana.
2. Pelaksana konstruksi adalah badan hukum yang memberikan layanan jasa pelaksanaan
dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil
pekerjaan konstruksi, yang umumnya disebut Kontraktor Konstruksi.
3. Pengawasan konstruksi adalah badan hukum yang memberikan layanan jasa
pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai
dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir konstruksi, ini biasa disebut
Konsultan Pengawas.

2.3 Istilah dalam Pengadaan Barang dan Jasa


1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
yang dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan.
2. Kementerian Negara yang selanjutnya disebut kementerian adalah perangkat pemerintah
yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
3. Lembaga adalah organisasi non-Kementerian Negara dan instansi lain pengguna anggaran
yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom.

PBJ D3-TS-2020 7
6. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disingkat LKPP
adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
7. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat Daerah.
8. Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBN yang selanjutnya disingkat KPA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan
dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
9. Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBD yang selanjutnya disingkat KPA
adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna
anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah.
10. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah.
11. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat UKPBJ adalah unit kerja di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang menjadipusat keunggulan Pengadaan
Barang/Jasa.
12. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan adalah sumber daya
manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola pemilihan Penyedia.
13. Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas
melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing.
14. Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PjPHP adalah pejabat
administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.
15. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang
bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.
16. Agen Pengadaan adalah UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan sebagian atau
seluruh pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi kepercayaan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah sebagai pihak pemberi pekerjaan.

PBJ D3-TS-2020 8
17. Penyelenggara Swakelola adalah Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara Swakelola.
18. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa adalah Pejabat Fungsional yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa.
19. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat RUP adalah daftar
rencana Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah.
20. E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa adalah pasar elektronik yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan barang/jasa pemerintah.
21. Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan teknologi informasi
untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
22. Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah.
23. Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut Swakelola adalah cara
memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau
kelompok masyarakat.
24. Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi yang
didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi,
kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
25. Kelompok Masyarakat adalah kelompok masyarakat yang melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa dengan dukungan anggaran belanja dari APBN/APBD.
26. Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia adalah cara memperoleh barang/jasa yang
disediakan oleh Pelaku Usaha.
27. Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-

PBJ D3-TS-2020 9
sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang
ekonomi.
28. Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia adalah Pelaku Usaha
yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak.
29. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak
bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh
Pengguna Barang.
30. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali
suatu bangunan.
31. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir.
32. Jasa Lainnya adalah jasa non-konsultansi atau jasa yang membutuhkan peralatan,
metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
33. Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat HPS adalah perkiraan harga
barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK.
34. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau
hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.
35. Pembelian secara Elektronik yang selanjutnya disebut E-purchasing adalah tata cara
pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.
36. Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya.
37. Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi.
38. Tender/Seleksi Internasional adalah pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan peserta
pemilihan dapat berasal dari pelaku usaha nasional dan pelaku usaha asing.

1
PBJ D3-TS-2020
0
39. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dalamkeadaan tertentu.
40. Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah metode pemilihan
untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnyayang bernilai
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
41. Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
42. E-reverse Auction adalah metode penawaran harga secara berulang.
43. Dokumen Pemilihan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan/Agen Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh
para pihak dalam pemilihan Penyedia.
44. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PA/KPA/PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.
45. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
46. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
47. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.

1
PBJ D3-TS-2020
1
48. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan
oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi/lembaga keuangan khusus
yang menjalankan usaha di bidang pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk
mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang lembaga pembiayaan ekspor Indonesia.
49. Sanksi Daftar Hitam adalah sanksi yang diberikan kepada peserta pemilihan/Penyedia
berupa larangan mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di
seluruhKementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam jangka waktu tertentu.
50. Pengadaan Berkelanjutan adalah Pengadaan Barang/Jasa yang bertujuan untuk mencapai
nilai manfaat yang menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah sebagai penggunanya tetapi juga untuk
masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam
keseluruhan siklus penggunaannya.
51.Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi Pengadaan Barang/Jasa yang
menggabungkan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis.
52. Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luarkehendak para pihak dalam
kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan
dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
53. Kepala Lembaga adalah Kepala LKPP.

2.4 Tugas
1. Pahami semua istilah istilah dalam pengadaan barang dan jasa

2. Buat rangkuman sesuai pemahaman saudara,

1
PBJ D3-TS-2020
2
BAB III
PARA PIHAK DALAM PBJ

Capaian Pembelajaran
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari tentang para pihak yang terlibat dalam
pengadaan barang dan jasa, materi dalam bab II diambil dari Peraturan Presiden no 16 Tahun
2018 dan PERMEN PUPR RI No. 7/PRT/M/2019. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan dan memahami instansi atau lembaga yang terlibat dalam
pengadaan barang dan jasa sesuai Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018.

3.1 Materi Belajar


Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018, didalam
pelaksanaan kegiatan pengadaan Barang/Jasa Pemerintah terdapat beberapa pihak yang terlibat
dalam pengadaan barang danjasa yang perlu di ketahui dan dipahami oleh mahasiswa Jurusan
Teknik Sipil, dimana nantinya setelah selesai study akan bekerja di proyek konstruksi.

3.2 Organisasi dalam PBJ


Terdapat 2 macam organisasi dalam pengedaan barang/jasa proyek pemerintah yaitu:

1. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk pengadaan melalui Penyedia


barang/jasa terdiri dari :

a. PA (Pengguna Anggaran);
b. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran);

1
PBJ D3-TS-2020
3
c. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen);
d. Pejabat Pengadaan;
e. Pokja (Kelompok Kerja) Pemilihan;
f. Agen Pengadaan;
g. PPHP (Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan);

2. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas :

1) Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),


2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
3) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

3.2.1 Pengguna Anggaran (PA)


Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD, sedangkan Kuasa Pengguna Anggaran
adalah adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

Secara umum kewenangan pengguna anggaran antara lain adalah:

1. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

2. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran bagi negara;

3. Menetapkan pejabat yang melakukan pengujian atas perintah pembayaran;

4. Menggunakan barang milik negara;

5. Menetapkan petugas yang melaksanakan pengelolaan barang milik negara;

6. Mengawasi pelaksanaan anggaran.

3.2.2 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, Kuasa Pengguna Anggaran memiliki
tugas dan wewenang untuk:

1
PBJ D3-TS-2020
4
1. Menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
2. Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya (K/L/D/I);
3. Menetapkan PPK;
4. Menetapkan Pejabat Pengadaan;
5. Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
6. Menetapkan pemenang lelang;
7. Mengawasi pelaksanaan anggaran;
8. Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
9. Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan UKPBJ/Pejabat Pengadaan, dalam hal
terjadi perbedaan pendapat;
10. Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.

3.2.3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna


Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
a. Pejabat Pembuat Komitmen harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki integritas;
2. Memiliki disiplin yang tinggi;
3. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan
tugas.
4. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan dalam sikap
perilaku serta tidak pernah terlibat KKN;
5. Menandatangani Pakta Integritas;
6. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
dan bendahara, kecuali PPK yang dijabat oleh PA/KPA pada Pemerintah Daerah; dan
7. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.

b. Tugas pokok PPK dalam pengadaan barang/jasa antara lain meliputi:


1
PBJ D3-TS-2020
5
1. Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;
2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
3. Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi /Kontrak /Surat Perintah
Kerja yang selanjutnya disebut SPK;
4. Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;
5. Mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
6. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;
7. Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita
Acara Penyerahan;
8. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan
pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan
9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.

PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak dengan


Penyedia Barang/Jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia
anggaran yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk
kegiatan yang dibiayai dari APBN/APBD.

c. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pejabat Pembuat Komitmen di bidang pengadaan
barang/jasa antara lain adalah:

1. Segera setelah pengangkatannya wajib menyusun organisasi, uraian tugas dan fungsi
secara jelas, kebijaksanaan pengadaan, rencana kerja yang menggambarkan kegiatan
yang harus dilaksanakan, bentuk hubungan kerja, sasaran yang harus dicapai, tata
laksana dan prosedur kerja secara tertulis untuk disampaikan kepada atasan langsung
dan unit pengawasan internal;
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta hasil kerja yang dilaksanakannya;
3. Menyimpan dan menatausahakan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan
barang/jasa termasuk berita acara proses pelelangan/seleksi;

1
PBJ D3-TS-2020
6
4. Memberikan tanggapan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa yang berada
dalam batas kewenangannya.
5. Membuat dan menandatangani dokumen kontrak/perikatan;
6. Membuat dan menandatangani dokumen pembayaran;
7. Membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk diajukan ke Pejabat Penguji dan
Penerbit SPM;
8. Menatausahakan seluruh dokumen pendukung sebagai bukti pembayaran yang akan
dilampirkan pada Surat Permintaan Pembayaran;
9. Menandatangani Kuitansi, Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan/ Kemajuan
Pekerjaan, dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran;
10. Menghitung dan menetapkan nilai pembayaran dan segala kewajiban penyedia
barang/jasa atas pembayaran yang diterimanya berdasarkan penyelesaian pekerjaan;
11. Membebankan pengeluaran pada mata anggaran yang tercantum dalam dokumen
anggaran.

3.2.4. Unit Kerja Pengadaan Barang / Jasa

Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa adalah unit yang dibentuk oleh


Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi yang dapat memberikan
pelayanan dan pembinaan dibidang Pengadaaan Barang/Jasa.
Keanggotaan UKPBJ tersebut wajib ditetapkan untuk pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai diatas Rp 200.000.000,00 dan pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai diatas Rp 100.000.000,00. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dalam UKPBJ dilakukan oleh Kelompok Kerja di mana anggota Kelompok Kerja tersebut
berjumlah gasal dengan beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah
sesuai dengan kompleksitas pekerjaan serta dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli pemberi
penjelasan teknis (aanwijzer) .
Anggota UKPBJ /Pejabat Pengadaan berasal dari pegawai negeri baik instansi sendiri
maupun instansi lainnya, kecuali Lembaga/Institusi Pengguna APBN/APBD yang
memiliki keterbatasan pegawai yang berstatus Pegawai Negeri, Kepala UKPBJ /anggota
Pokja UKPBJ dapat berasal dari pegawai tetap Lembaga/Institusi Pengguna APBN/APBD

1
PBJ D3-TS-2020
7
yang bukan Pegawai Negeri, dan juga untuk Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola,
Kepala UKPBJ /anggota Kelompok Kerja UKPBJ dapat berasal dari bukan Pegawai
Negeri. Apabila Pengadaaan Barang/Jasa bersifat khusus sehingga memerlukan keahlian
khusus, maka UKPBJ /Pajabat Pengadaan dapat menggunakan tenaga ahli yang berasal
dari pegawai negeri atau swasta.
Pegawai/Pejabat yang ditunjuk sebagai Kepala UKPBJ /anggota kelompok kerja
UKPBJ /Pejabat Pengadaan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1).
Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; 2).
Memahami pekerjaan yang akan diadakan; 3) Memahami jenis pekerjaan tertentu yang
menjadi tugas UKPBJ /Pejabat Pengadaan yang bersangkutan; 4) Memahami isi dokumen,
metode dan prosedur Pengadaan; 5) Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat
yang menetapkannya sebagai anggota UKPBJ /Pejabat Pengadaan; 6) Memiliki Sertifikat
Keahlian Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan; dan 7).
Menandatangani Pakta Integritas. Adapun tugas pokok dan kewenangan pejabat di UKPBJ
adalah:

a. Tugas pokok dan kewenangan Kepala UKPBJ meliputi:

1. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan UKPBJ ;


2. menyusun program kerja dan anggaran UKPBJ;
3. mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barang/jasa di UKPBJ dan melaporkan
apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan;
4. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan
barang/jasa kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi;
5. melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia UKPBJ;
6. menugaskan / menempatkan / memindahkan anggota Pokja sesuai dengan beban
kerja masing-masing Pokja UKPBJ;
7. mengusulkan pemberhentian anggota Pokja yang ditugaskan di UKPBJ kepada
PA/KPA/Kepala Daerah; dan
8. menetapkan Staf Pendukung UKPBJ sesuai dengan kebutuhan.

1
PBJ D3-TS-2020
8
b. Tugas pokok dan wewenang kelompok kerja UKPBJ/Pejabat Pengadaan meliputi:
1. Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
2. Menetapkan Dokumen Pengadaan;
3. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
4. Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-
masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke
LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
5. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi;
6. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang
masuk;
7. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi; dan
8. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA.
9. Menjawab sanggahan;
10. Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a. Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp
200.000.000.000,00
b. Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi
yang bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
c. Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada
PPK;
d. Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

Selain tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagaimana tersebut di atas sebagai
UKPBJ, maka untuk Pejabat Pengadaan juga mempunyai tugas, wewenang dan
tanggung jawab sebagai berikut:

1
PBJ D3-TS-2020
9
1. Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:

a. Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan


Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.
200.000.000,00; dan/atau

b. Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa


Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus puluh juta
rupiah);

2. Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA

3.2.5. Agen Pengadaan

Agen Pengadaan adalah Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) atau


Pelaku Usaha yang melaksanakan sebagian atau seluruh pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa yang diberi kepercayaan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
(K/L/PD) sebagai pihak pemberi pekerjaan.3 Sedangkan UKPBJ adalah unit kerja di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang menjadi pusat keunggulan Pengadaan
Barang/Jasa. Unit ini merupakan gabungan dari fungsi Unit Layanan Pengadaan (ULP)
serta Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang disertai dengan fungsi
pendukung lainnya. Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Agen Pengadaan dapat melaksanakan
pengadaan barang/jasa. Pelaksanaan tugas Agen Pengadaan mutatis mutandis dengan
tugas Pokja Pemilihan dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Artinya pelaksanaan
tugas Agen Pengadaan, dengan perubahan-perubahan yang diperlukan, memiliki
kesamaan dengan tugas Pokja Pemilihan dan/atau PPK. Penggunaan Agen Pengadaan
harus mempertimbangkan beberapa kondisi agar pelaksanaan tugas Agen Pengadaan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Agen Pengadaan digunakan dalam hal:
2
PBJ D3-TS-2020
0
a. satuan kerja yang tidak didesain untuk pengadaan barang/jasa;

b. aspek struktur dan anggaran Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang


kecil;

c. Kementerian/Lembaga yang baru dibentuk atau Pemerintah Daerah baru hasil


pemekaran;

d. beban kerja sumber daya manusia UKPBJ telah melebihi perhitungan analisis
beban kerja;

e. kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak dapat dipenuhi oleh
UKPBJ yang tersedia;

f. apabila diserahkan kepada Agen Pengadaan akan memberikan nilai tambah


daripada dilakukan oleh UKPBJ-nya sendiri; atau

g. meminimalisir risiko hambatan/kegagalan penyelesaian pekerjaan.7

3.2.6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah pejabat atau pegawai yang


ditetapkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang bertugas memeriksa
dan menerima hasil pekerjaan. Anggota Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal
dari pegawai negeri baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya, kecuali apabila
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan pada Instansi lain Pengguna APBN/APBD atau
Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dapat berasal dari bukan pegawai negeri.

Pegawai/Pejabat yang ditunjuk sebagai Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib


memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;


2. Memahami isi Kontrak;
3. Memiliki kualifikasi teknis;

2
PBJ D3-TS-2020
1
4. Menandatangani Pakta Integritas; dan
5. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
dan bendahara.
Adapun tugas pokok dan wewenang Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan meliputi
:
1. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;
2. Menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian; dan
3. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

Apabila dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat
dibentuk tim/tenaga ahli yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan. Sedangkan terhadap pengadaan Jasa Konsultansi, pemeriksaan pekerjaan
dilakukan setelah berkoordinasi dengan Pengguna Jasa Konsultansi yang
bersangkutan.

3.3 Pengertian Penyedia Jasa


Dalam proses pengadaan barang/jasa terdapat pejabat lain yang terkait dengan pengadaan
barang/jasa yaitu Penyedia Barang/Jasa, yaitu badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa wajib memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha;
2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan Barang/Jasa;
3. Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman subkontrak;

2
PBJ D3-TS-2020
2
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi Penyedia
Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
5. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan
dalam Pengadaan Barang/Jasa;
6. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Barang/Jasa
harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/kemitraan yang memuat persentase
kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
7. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai
untuk usaha non-kecil;
8. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk Pengadaan
Barang dan Jasa Konsultansi;
9. Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus
memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut:
SKP = KP – P
KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
a. untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5
(lima) paket pekerjaan; dan
b. untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6
(enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.
N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

10. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan
yang ditandatangani Penyedia Barang/Jasa;
11. Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah
memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki

2
PBJ D3-TS-2020
3
laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal
29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir
dalam tahun berjalan.
12. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;
13. Tidak masuk dalam Daftar Hitam;
14. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman;
15. Menandatangani Pakta Integritas.

Kemampuan Dasar (KD) pada subbidang pekerjaan yang sejenis untuk usaha non
kecil kecuali apabila Pengadaan Barang/Jasa tidak dapat diikuti oleh perusahaan nasional
karena belum ada perusahaan nasional yang mampu memenuhi KD, dihitung dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk Pekerjaan Konstruksi, KD sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir); dan
2. Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, KD sama dengan 5 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir).

Ketentuan mengenai KD tersebut paling kurang sama dengan nilai total HPS dari
pekerjaan yang akan dilelangkan. Dalam hal kemitraan, yang diperhitungkan adalah KD
dari perusahaan yang mewakili kemitraan (leadfirm).

Apabila sifat dan lingkup kegiatan Pengadaan Barang/Jasa terlalu luas, atau jenis
keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tidak dapat dilakukan oleh 1
(satu) Penyedia Barang/Jasa, maka dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa :

1. Diberikan kesempatan yang memungkinkan para Penyedia Barang/Jasa saling


bergabung dalam suatu konsorsium atau bentuk kerja sama lain; dan/atau

2. Diberikan kesempatan yang memungkinkan Penyedia Barang/Jasa atau konsorsium


Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan tenaga ahli asing sepanjang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dimiliki dan untuk
meningkatkan kemampuan teknis guna menangani kegiatan atau pekerjaan.
2
PBJ D3-TS-2020
4
3.4 Pertanyaan :

1. Sebutkan sifat dan sikap apa saja yang menurut saudara harus dimiliki oleh para pihak
yang terlibat dalam PBJ? .

2. Apa maksud dari pakta integritas dan mengapa para pihak harus membuat pakta integritas,
jelaskan!!!!

BAB IV
MENYUSUN DOKUMEN PENGADAAN

Capaian Pembelajaran
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari bagaimana menyusun dokumen
pengadaan/ pelelangan/tender, materi dalam bab IV diambil dari Peraturan Presiden no 16
Tahun 2018 dan evaluasi dokumen berdasar SPSE 4.2 oleh Tatang Sontani dan Mudjisantosa
2018.
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu menyusun dokumen tender atau
dokumen pengadaan barang dan jasa sesuai Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018.

4.1 Materi Belajar

Materi yang akan di pelajari dalam bab ini adalah bagaimana mahasiswa mampu
mempersiapkan dokumen pengadaan / tender , mengidentifikasi pemilihan metode pengadaan,
Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Perhitungan Penyesuaian Harga.

2
PBJ D3-TS-2020
5
4.2 Persiapan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi oleh OWNERS
Prinsip Dasar Pengadaan Barang dan Jasa adalah efisien, efektif, terbuka dan bersaing,
transparan, adil/tidak diskriminatif, akuntabel. Tahapan dalam pengadaan barang dan jasa
adalah:
4.2.1 Merencanakan Pemaketan Pengadaan
1. Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan dengan berorientasi pada:
a. keluaran atau hasil;
b. volume barang/jasa;
c. ketersediaan barang/jasa;
d. kemampuan Pelaku Usaha; dan/atau
e. ketersediaan anggaran belanja.
2. Dalam melakukan pemaketan Pengadaan Barang/Jasa, dilarang:
a. Menyatukan atau memusatkan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa yang tersebar
di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya
seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing;
b. Menyatukan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifat dan jenis
pekerjaannya harus dipisahkan;
c. Menyatukan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa yang besaran nilainya
seharusnya dilakukan oleh usaha kecil; dan/atau
d. memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud
menghindari Tender/Seleksi.

4.2.2 Menyusun Jadwal Pengadaan

Pelelangan, adalah salah satu metode pemilihan yang diharapkan menjadi sarana
persaingan yang sehat diantara para peserta pelelangann. Terdapat banyak faktor yang
berpengaruh dalam persaingan yang sehat, salah satunya adalah penyusunan jadwal dan
tahapan pemilihan. Ditinjau dari pihak yang melakukan kegiatan, tahapan pelelangan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: (1) tahapan yang dilaksanakan oleh
Peserta Pemilihan; (2) Tahapan yang dilaksanakan bersama-sama antara Peserta Pemilihan
dan Pokja UKPBJ; dan (3) Tahapan yang dilaksanakan oleh Pokja UKPBJ.
2
PBJ D3-TS-2020
6
1. Tahapan yang dilaksanakan oleh Peserta Pelelangan

Tahapan yang dilaksanakan oleh Peserta Pelelangan terdiri dari persiapan penawaran,
penyusunan dan pemasukan penawaran serta sanggahan. Persiapan penawaran
dilaksanakan sejak peserta pelelangan mendapatkan Dokumen Pemilihan sampai
dengan pemberian pejelasan. Penyusunan dan pemasukan dapat dilakukan setelah
adanya Adddendum Dokumen Pemilihan yang disampaikan UKPBJ sampai batas akhir
pemasukan penawaran.

Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Dokumen Pemilihan, mungkin Peserta


Pemilihan memerlukan dokumen eksternal misalnya dukungan bank atau dukungan
dari pabrikan/pemilik alat. Dalam tahapan sanggahan, agar dapat mengajukan
sanggahan lebih berkualitas, tentu Peserta Pelelangan yang merasa dirugikan perlu
diberi waktu yang cukup untuk mengajukan sanggahan.

2. Tahapan yang dilaksanakan oleh Peserta Pelelangan dan Pokja UKPBJ.

Tahapan yang dilaksanakan bersama adalah pemberian penjelasan, pembukaan


penawaran serta klarifikasi teknis dan pembuktian kualifikasi. Untuk tahapan ini harus
digunakan hari kerja normal dalam arti bukan hari kerja menjelang atau setelah akhir
pekan panjang (long weekend) dan juga bukan hari kerja "kejepit". Meskipun
pemberian penjelasan dilakukan secara online, pemilihan waktu yang tepat diharapkan
dapat meningkatkan partisipasi Peserta Pelelangan yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas penawaran.

Dalam rangka klarifikasi teknis dan/atau pembuktian kualifikasi, selain dilaksanakan


pada hari kerja, perlu didahului dengan pemberitahuan resmi dalam waktu yang layak
sebelum pelaksanaan. meskipun jadwal sudah ditayangkan, tetap harus ditindaklanjuti
dengan pemberitahuan atau undangan yang bersifat khusus.

3. Tahapan Yang Dilaksanakan oleh Pokja UKPBJ

Tahapan yang dilaksanakan oleh Pokja UKPBJ adalah evaluasi penawaran. Tahapan
menggunakan hari kalender dan diselesaikan pada kesempatan pertama. Tantangan
terbesar bagi Pokja UKPBJ adalah mematuhi jadwal yang disusun tanpa mengabaikan

2
PBJ D3-TS-2020
7
kualitas evaluasi guna menghindari adanya sanggahan yang bisa berakibat pada
pelelangan gagal.

Pelelangan bukanlah tujuan, pelelangan hanyalah sarana menuju persaingan yang


sehat. Tanpa terwujudnya persaingan yang sehat, maka yang terjadi adalah pelelangan
semu semata.

4.2.3 Menyusun Harga Perkiraan sendiri atau Owners’ estimate


Pengertian Harga Perkiraan Sendiri atau Owners’ Estimate adalah perhitungan biaya
atas pekerjaan barang/jasa sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa, dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan.
(1) HPS dihitung secara keahlian dan menggunakan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(2) HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya tidak langsung (overhead cost).
(3) Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak bersifat rahasia. (Nilai Total tidak rahasia tapi
rician bersifat rahasia)
(4) Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
(5) HPS digunakan sebagai:
a. alat untuk menilai kewajaran harga penawaran dan/atau kewajaran harga satuan;
b. dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah dalam Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; dan
c. dasar untuk menetapkan besaran nilai Jaminan Pelaksanaan bagi penawaran yang
nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh persen) dari nilai HPS.
(6) HPS tidak menjadi dasar perhitungan besaran kerugian negara.
(7) Penyusunan HPS dikecualikan untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan Pagu Anggaran
paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), E-purchasing, dan Tender
pekerjaan terintegrasi.
(8) Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir
untuk:
a. pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan pasca kualifikasi; atau
b. pemasukan dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan prakualifikasi.
2
PBJ D3-TS-2020
8
4.2.4 Menyusun Dokumen Pengadaan
Dokumen pengadaan disiapkan panitia/pejabat pengadaan dan disahkan pengguna
barang/jasa. Jenis dokumen pengadaan:
1. Dokumen pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya
• dokumen pemilihan penyedia
• dokumen pasca/prakualifikasi
2. Dokumen pengadaan jasa konsultansi
• dokumen pemilihan penyedia
• dokumen prakualifikasi

4.3 Persiapan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi oleh Penyedia Jasa


Dokumen penawaran yang harus disiapkan oleh penyedia jasa / kontraktor adalah
sesuai yang disyaratkan oleh pokja UKPBJ antara lain:

1. Surat Izin Usaha pada bidang usaha yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang
berwenang yang masih berlaku:
a. Izin Usaha Perdagangan untuk jasa perdagangan;
b. IUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi) untuk jasa konstruksi;

IUJK aspek yang dinilai oleh pokja UKPBJ adalah Autentifikasi Surat Izin Usaha
dibuktikan dengan meminta penyedia barang/jasa menunjukkan dokumen asli; Masa
berlaku Surat Izin Usaha yang tercantum dalam formulir isian kualifikasi sesuai
dengan dokumen asli; Untuk jasa konstruksi dinilai kesesuaian Bidang pada Surat
Izin Usaha dengan Bidang yang berada di dalam Sertifikat Badan Usaha (SBU) serta
Bidang yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan (pengumuman pelelangan);
sedangkan Untuk jasa perdagangan/jasa konsultansi non konstruksi dinilai
kesesuaian Jenis Barang/Jasa Dagangan Utama pada Surat Izin Usaha Perdagangan
dengan Bidang yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan (pengumuman
pelelangan). Penyedia barang/jasa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud maka Penyedia Barang/jasa dinyatakan Gugur .

2
PBJ D3-TS-2020
9
2. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak pengadaan Aspek yang
dinilai dan teknis pembuktian:
a. Penandatangan dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi harus sama yaitu
Direktur Perusahaan yang bersangkutan;
b. Bila dikuasakan harus menunjukkan Surat Kuasa dari Direktur Perusahaan (bukan
komisaris) dengan dibubuhi meterai dan tanggal;
c. Penyedia barang /jasa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b di atas, atau salah satunya maka Penyedia Barang/jasa
dinyatakan Gugur .
3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
berhenti/dihentikan, dan atau tidak sedang menjalani sanksi pidana;

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian:


Jika sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja mulai pembukaan penawaran ada pihak lain
yang bisa membuktikan bahwa perusahaan yang bersangkutan dalam pengawasan
pengadilan, pailit, kegiatan usahanya berhenti / dihentikan, dan atau sedang menjalani
sanksi pidana maka penyedia barang/jasa dinyatakan Gugur ;

4. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia barang/ jasa wajib
mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat persentase
kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian:

a. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa melakukan kemitraan, penyedia barang/jasa


diminta menunjukkan Surat Perjanjian Kerjasama Operasional Asli yang
ditandatangani masing-masing pimpinan perusahaan. Apabilasampai batas
waktu, tidak dapat menunjukkan Surat Perjanjian Asli, maka Penyedia
Barang/Jasa tersebut dapat dinyatakan Gugur ;
b. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa melakukan kemitraan, dalam Surat
Perjanjian Kerjasama harus memuat persentase kemitraan secara jelas, apabila
tidak tercantum maka Penyedia Barang/Jasa tersebut dapat dinyatakan Gugur ;
3
PBJ D3-TS-2020
0
c. Penyedia barang/jasa harus dapat menunjukkan dokumen asli sesuai
persyaratan kualifikasi dari perusahaan mitranya, selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari setelah tanggal klarifikasi. Apabila sampai batas waktunya tidak dapat
menyerahkan dokumen-dokumen tersebut, Penyedia Barang/jasa tersebut
dapat dinyatakan Gugur ;
5. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/ PPh) serta memiliki laporan
bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/ Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan yang lalu

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian:


Penyedia Barang/Jasa diminta untuk menunjukkan bukti pembayaran Pajak yang asli
dan benar dikeluarkan oleh kantor pajak, apabila tidak dapat menunjukkan bukti
pajak sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir dan atau palsu maka Penyedia
Barang/jasa tersebut dinyatakan Gugur.

6. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan


barang/jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman
subkontrak baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang/ jasa
yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian:


Penyedia Barang/Jasa diminta untuk menunjukkan rekaman kontrak asli dan bukti
pembayaran PPn asli dari pengalaman pekerjaan yang diajukan dan apabila tidak dapat
menunjukkan kontrak asli dan bukti pembayaran PPn maka Penyedia Barang/jasa
tersebut dinyatakan Gugur;

7. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu
instansi;

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian:

3
PBJ D3-TS-2020
1
a. Untuk Penyedia Barang/Jasa konstruksi dibuktikan dengan melihat data milik
LPJK mengenai perusahaan yang masuk dalam daftar hitam, apabila masuk
dalam data LPJK maka Penyedia Barang/jasa tersebut dinyatakan Gugur ;
b. Untuk Penyedia Barang/Jasa non konstruksi dengan meneliti kebenaran
Pernyataan Tidak Masuk dalam Daftar Sanksi bermeterai yang diberi tanggal,
apabila tidak bermeterai dan bertanggal maka Penyedia Barang/jasa tersebut
dinyatakan Gugur ;
8. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha kecil termasuk
koperasi kecil; Bidang pengalaman harus sesuai dengan pengumuman pelelangan atau
uraian paket pekerjaan mengenai bidang pekerjaan. Aspek yang dinilai dan teknis
pembuktian:
Responsibilitas penyedia barang/jasa terhadap Bidang/Sub Bidang paket
pekerjaan pada pengumuman. Apabila pengalaman yang diberikan tidak sesuai dengan
Bidang pekerjaan yang ditawarkan maka penyedia barang / jasa dianggap Gugur ;
9. Memiliki kemampuan pada bidang dan subbidang pekerjaan yang sesuai untuk bukan
usaha kecil:
a. Untuk jasa pemborongan memenuhi KD = 2 NPt

(KD : Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman tertinggi) pada subbidang


pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7 (tujuh)
tahun terakhir;

b. Untuk pengadaan barang/ jasa lainnya memenuhi K D = 5 N P t

(KD : Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman tertinggi) pada subbidang


pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7 (tujuh)
tahun terakhir;
Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian: Penilaian Pengalaman Penilaian
dilakukan terhadap pengalaman pekerjaan yang pernah dikerjakan selama 7
(tujuh) tahun terakhir. Pengalaman pekerjaan yang dinilai disertai bukti
penyelesaian pekerjaan dengan baik oleh pengguna jasa.

3
PBJ D3-TS-2020
2
c. Penilaian pengalaman dimulai dari pekerjaan yang mempunyai Bidang dan Sub
Bidang yang sama dengan pekerjaan yang akan dilelangkan, dinilai terhadap 3
(tiga) unsur; Tiga unsur yang dinilai sebagaimana dimaksud yaitu:

1) Bidang pekerjaan (contoh: nilai maksimum 25)

a. Pekerjaan yang Bidang dan Sub Bidangnya sama dengan pekerjaan


yang akan dilakukan pengadaannya mendapat bobot nilai 100%;
b.Pekerjaan yang Bidangnya sama, tetapi Sub Bidangnya berbeda dengan
pekerjaan yang akan dilakukan pengadaannya mendapat bobot nilai
50%;

2) Penilaian besarnya nilai kontrak (contoh: nilai maksimum 25)

a. Bila nilai pekerjaan yang akan dilakukan pengadaannya sebesar X


b.Pengalaman Pekerjaan X, mendapat nilai 100%;
c. 0,5 X Pengalaman Pekerjaan X , dinilai 50%;
d.Pengalaman Pekerjaan < 0,5 X, dinilai 0%;

3) Status Badan Usaha dalam pelaksanaan pekerjaan (contoh: nilai maksimum


10)

a. Sebagai kontraktor utama/Lead Firm J.O. dinilai 100%;


b.Sebagai sub kontraktor/anggota J.O. dinilai 30%;

Bila total nilai pengalaman yang diperoleh <30, BU yang bersangkutan


gugur/tidak lulus kualifikasi.

10. Dalam hal bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar dari perusahaan
yang mewakili kemitraan (lead firm);
11. Untuk pekerjaan khusus/ spesifik/ teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan lain
seperti peralatan khusus, tenaga ahli;
12. Spesialis yang diperlukan, atau pengalaman tertentu;

3
PBJ D3-TS-2020
3
Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian: Penyedia Barang/Jasa diminta untuk
menyediakan peralatan khusus, tenaga ahli spesialis dengan sertifikat instansi atau
pengalaman tertentu sebagaimana dalam dokumen RKS atau pengumuman lelang dan
bila tidak sesuai maka Penyedia Barang/jasa tersebut dapat dinyatakan Gugur;

13. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah / swasta untuk
mengikuti pengadaan barang/ jasa sekurang-kurangnya 10 % (sepuluh persen) dari nilai
proyek untuk pekerjaan jasa pemborongan dan 5 % (lima persen) dari nilai proyek
untuk pekerjaan pemasokan barang/jasa lainnya, kecuali untuk penyedia barang/ jasa
usaha kecil termasuk koperasi kecil;

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian:

a. Penyedia Barang/Jasa diminta untuk menyerahkan Surat Keterangan Dukungan


Keuangan Bank Asli dan apabila tidak dapat menunjukkan Surat Keterangan
Asli maka Penyedia Barang / jasa tersebut dinyatakan Gugur;
b. Penilaian Surat Keterangan Dukungan Keuangan Bank:

1. Dukungan bank harus mencantumkan besarnya nilai dukungan


dalam bentuk angka dan huruf;
2. Dukungan bank harus mencantumkan nama penyedia barang/jasa
yang didukung oleh pihak bank;
3. Dukungan bank harus menyebutkan paket pekerjaan yang diikuti
(dalam surat dukungan hanya mencantumkan satu nama paket
pekerjaan);
4. Dukungan bank harus mencantumkan tanggal masa berlakunya;
5. Penyedia barang/jasa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada angka 1), angka 2) dan angka 3) di atas, atau salah
satunya maka Penyedia Barang/jasa dinyatakan Gugur.

14. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

3
PBJ D3-TS-2020
4
Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian: Penyedia Barang/Jasa diminta untuk
menunjukkan bukti kepemilikan atau hak menggunakan atas fasilitas dan peralatan
yang dibutuhkan dalam pekerjaan dan panitia dapat melakukan cross cek kepada
penyedia barang/jasa. Jika tidak dapat membuktikan maka penyedia barang/jasa
dinyatakan Gugur;

15. Termasuk dalam penyedia barang/ jasa yang sesuai dengan nilai paket pekerjaan;

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian: Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa


(besar/menengah/kecil) harus sesuai dengan pengumuman atau dokumen pengadaan
barang/jasa. Jika tidak sesuai dinyatakan Gugur ;

16. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan khusus untuk
jasa pemborongan;

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian: Jika sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja
mulai pembukaan penawaran ada pihak lain yang bisa membuktikan bahwa perusahaan
yang bersangkutan sedang melakukan pekerjaan dan tidak menyampaikan daftar
pekerjaan dimaksud, makapenyedia barang/jasa dinyatakan Gugur ;

17. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan
usaha yang dimilikinya;

Aspek yang dinilai dan teknis pembuktian: Jika sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja
mulai pembukaan penawaran ada pihak lain yang bisa membuktikan bahwa perusahaan
yang bersangkutan membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan
kemampuan usaha yang dimilikinya, maka penyedia barang / jasa dinyatakan Gugur ;

18. Untuk pekerjaan jasa pemborongan memiliki sisa kemampuan keuangan (SKK) yang
cukup dan sisa kemampuan paket (SKP).

Sistem e-Procurement secara otomatis menghitung SKK dan SKP bagi penyedia
barang/jasa yang mengikuti pelelangan di lingkungan Pemerintah Daerah.

3
PBJ D3-TS-2020
5
Jika sampai dengan 7 (tujuh) hari kerja mulai pembukaan penawaran ada pihak lain
yang bisa membuktikan bahwa perusahaan yang bersangkutan sedang mengerjakan
pekerjaan di Instansi Pemerintah di luar Daerah, maka SKK dan SKP akan
diperhitungkan kembali.

DOKUMEN ADMINISTRASI YANG HARUS DISIAPKAN


URAIAN KETERANGAN
1 PENELITIAN ADMINISTRASI
NO. PERSYARATAN KUALIFIKASI DARI PESERTA LELANG
1 Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Ada Tidak Ada

2 Sertifikat Badan Usaha (SBU) Ada Tidak Ada

a. Klasifikasi Bidang/Sub Bidang : Arsitektur Sesuai Tidak Sesuai

b. Golongan Sesuai Tidak Sesuai

3 Memiliki Tenaga Ahli yang mempunyai sertifikat Keahlian satu orang Ada Tidak Ada

4 Pernyataan Tidak dalam Pengawasan Pengadilan, tidak bangkrut, Ada Tidak Ada

kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau tidak sedang

menjalani sanksi pidana

5 Rekaman perjanjian KSO dengan % kemitraan dan perusahaan Ada Tidak Ada Tidak

yang mewakili kemitraan Digunakan

6 Surat Tanda Pelunasan Pajak Tahun Terakhir (SPT/Pph) Ada Tidak Ada

7 Laporan Bulanan PPh pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau Ada Tidak Ada

PPN 3 (tiga) bulan terakhir

8 Selama 7 (tujuh) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman Ada Tidak Ada

menyediakan jasa pengadaan barang konstruksi baik dilingkungan

pemerintah atau swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali

penyedia jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.

3
PBJ D3-TS-2020
6
9 Pernyataan tidak pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan Ada Tidak Ada

atas tindakan yang berkaitan kondite profesional.

10 Neraca Keuangan Ada Tidak Ada

11 Surat Dukungan Bank Ada Tidak Ada

12 Daftar peralatan dan bukti kepemilikan Ada Tidak Ada

13 Daftar Perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan Ada Tidak Ada

14 Pernyataan Kebenaran Data Ada Tidak Ada

15 Akte Perusahaan Ada Tidak Ada

16 N.P.W.P. Ada Tidak Ada

17 Ijazah Terakhir Personil Ada Tidak Ada

18 Bukti Pengalaman Perusahaan Ada Tidak Ada

Syarat harus memenuhi semua kelengkapan

administrasi diatas

HASIL PENILAIAN Lulus Gugur/Tidak Lulus

KETERANGAN :

4.4 Pertanyaan :
1. Dari pokok bahasan bab IV ini, apa yang dapat saudara simpulkan terkait penyiapan
dokumen tender? .

2. Seberapa penting penyiapan kelengkapan dokumen tender, dalam bisnis konstruksi


khususnya bagi para penyedia jasa jelaskan!!!!

3
PBJ D3-TS-2020
7
BAB V
PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA

Capaian Pembelajaran
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari proses pengadaan barang dan jasa, materi
dalam bab V diambil dari Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018. Pada akhir pertemuan ini
mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan proses pengadaan barang dan jasa sesuai
Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018.

5.1 Materi Belajar


Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 dan
PERMEN PUPUR RI no.7/PRT/M/2019, tujuan kegiatan proses pengadaan barang dan jasa
adalah untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

3
PBJ D3-TS-2020
8
Daerah/lnstitusi Lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

5.2 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya

Dalam proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa, pemborongan/jasa lainnya yang


memerlukan penyedia barang/ jasa dibedakan menjadi 4 (empat), sebagai berikut :
1. Pelelangan Umum
a. Pengumuman dan Pendaftaran Peserta
1) Panitia/pejabat pengadaan harus mengumumkan secara luas tentang adanya
pelelangan umum dengan pascakualifikasi atau adanya prakualifikasi dalam rangka
pelelangan umum untuk pengadaan yang kompleks, melalui media elektronik
(Weebsite LPSE).
2) Isi pengumuman memuat sekurang-kurangnya :
a) nama dan alamat pengguna barang/jasa yang akan mengadakan pelelangan umum;
b) uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan
dibeli;
c) perkiraan nilai pekerjaan;
d) syarat-syarat peserta lelang umum;
e) tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil dokumen pengadaan.
3) Calon peserta lelang dari propinsi/kabupaten/kota lain tidak boleh dihalangi/dilarang
untuk mengikuti proses lelang di propinsi/ kabupaten/kota lokasi pelelangan;
4) Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, apabila penyedia barang/jasa
yang memasukan dokumen penawaran kurang dari 3 (tiga) maka dilakukan
pengumuman ulang;
5) Dalam hal pelelangan umum dengan prakualifikasi, apabila penyedia barang/jasa yang
lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan pengumuman prakualifikasi
ulang. Penyedia barang/ jasa yang telah lulus prakualifikasi tidak perlu
diprakualifikasi ulang;
6) Apabila terbukti terjadi kecurangan dalam pengumuman lelang, maka kepada :

3
PBJ D3-TS-2020
9
a) panitia/pejabat pengadaan dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau
pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b) penyedia barang/jasa yang terlibat dikenakan sanksi tidak boleh mengikuti
pengadaan barang/ jasa pemerintah selama 2 (dua) tahun, dan sanksi pidana
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
b. Pasca Kualifikasi dan Prakualifikasi
Pada prinsipnya penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha peserta
pelelangan umum, dilakukan dengan pascakualifikasi. Khusus untuk pekerjaan yang
kompleks dapat dilakukan dengan prakualifikasi.
1) Persyaratan Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa (harus dipenuhi sesuai persayaratan
yang ditetapkan pokja UKPBJ/panitia).
2) Tata Cara Pascakualifikasi
a) Pengumuman pelelangan umum dengan pascakualifikasi;
b) Penyampaian dokumen kualifikasi bersamaan (menjadi satu) dengan dokumen
penawaran;
c) Evaluasi dokumen kualifikasi dilaksanakan setelah evaluasi dokumen penawaran;
d) Penyedia barang/jasa yang dinyatakan lulus kualifikasi apabila memenuhi
persyaratan kualifikasi pada butir 1) huruf a) sampai dengan huruf q) di atas;
e) Penawaran yang tidak memenuhi syarat kualifikasi dinyatakan gugur.
3) Tata Cara Prakualifikasi
a) Pengumuman prakualifikasi untuk pelelangan umum;
b) Pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi;
c) Penyampaian dokumen prakualifikasi oleh penyedia barang/jasa;
d) Evaluasi dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi oleh penyedia barang/jasa;
e) Penyedia barang/jasa dinyatakan lulus kualifikasi apabila memenuhi persyaratan
kualifikasi pada butir 1) huruf a) sampai dengan huruf q) di atas;
f) Penetapkan daftar penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi oleh
panitia/pejabat pengadaan;
g) Pengesahan hasil prakualifikasi oleh pengguna barang/jasa; h) Pengumuman hasil
prakualifikasi;

4
PBJ D3-TS-2020
0
i) Penelitian dan tindak lanjut atas sanggahan terhadap hasil prakualifikasi;
j) Pengumuman hasil prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat :
(1) Nama dan perkiraan nilai pekerjaan serta sumber dananya;
(2) Nama dan alamat penyedia barang/jasa dan nama pengurus yang berhak
menandatangani kontrak pekerjaan untuk setiap calon penyedia
barang/jasa;
(3) Nama dan nilai paket tertinggi pengalaman pada bidang pekerjaan yang
sesuai untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil dan subbidang pekerjaan
yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir;
(4) Keputusan lulus tidaknya setiap calon penyedia barang/jasa;
k) Penyedia barang/jasa yang tidak lulus prakualifikasi dapat menyatakan
keberatan/mengajukan sanggahan kepada pengguna barang/jasa;
l) Apabila sanggahan/keberatan penyedia barang/jasa terbukti benar maka
panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi ulang dan daftar penyedia
barang/jasa yang lulus prakualifikasi hasil evaluasi ulang diumumkan;
m) Dalam rangka efisiensi pelaksanaan penilaian kualifikasi, pengguna barang/jasa
wajib menyediakan fomulir isian kualifikasi penyedia barang/jasa yang memuat
ringkasan informasi dari persyaratan kualifikasi disertai pernyataan penyedia
barang/jasa yang ditanda-tangani di atas meterai, bahwa informasi yang
disampaikan dalam formulir tersebut adalah benar dan bersedia untuk dituntut
secara pidana dan perdata serta bersedia dimasukkan dalam daftar hitam
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sehingga tidak boleh mengikuti pengadaan
untuk 2 (dua) tahun berikutnya, apabila terbukti informasi yang disampaikan
merupakan kebohongan. Formulir isian tersebut sebagai pengganti dokumen
yang dipersyaratkan.

c. Penjelasan Lelang (Aanwijziing)


1) Penjelasan lelang dilakukan di tempat dan pada waktu yang ditentukan, dihadiri oleh
para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam daftar peserta lelang;

4
PBJ D3-TS-2020
1
2) Ketidakhadiran penyedia barang/jasa pada saat penjelasan lelang tidak dapat dijadikan
dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran;
3) Dalam acara penjelasan lelang, harus dijelaskan kepada peserta lelang mengenai :
a) Metoda pengadaan/penyelenggaraan pelelangan;
b) Cara penyampaian penawaran (satu sampul atau dua sampul atau dua tahap);
c) Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran;
d) Acara pembukaan dokumen penawaran;
e) Metoda evaluasi;
f) Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
g) Jenis kontrak yang akan digunakan;
h) Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
i) Ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada usaha kecil termasuk
koperasi kecil;
j) Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan
penawaran.
4) Bila dipandang perlu, panitia/pejabat pengadaan dapat memberikan penjelasan
lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan;
5) Pemberian penjelasan mengenai pasal-pasal dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
yang berupa pertanyaan dari peserta dan jawaban dari panitia/pejabat pengadaan serta
keterangan lain termasuk perubahannya dan peninjauan lapangan, harus dituangkan
dalam Berita Acara Penjelasan (BAP) yang ditandatangani oleh panitia/pejabat
pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir, dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
6) Apabila dalam BAP sebagaimana dimaksud angka 5 tersebut terdapat hal-
hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka
panitia/pejabat pengadaan harus menuangkan ke dalam adendum dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa dan harus disampaikan dalam waktu bersamaan kepada semua
peserta secara tertulis setelah disahkan oleh pengguna barang/jasa. Bila ketentuan

4
PBJ D3-TS-2020
2
baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam adendum dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa maka bukan merupakan bagian dari dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa dan yang berlaku adalah dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa awal (asli).

d. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran


1) Metoda penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus mengikuti
ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.
2) Metoda penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus dijelaskan
pada waktu acara pemberian penjelasan, yaitu apakah dengan sistem satu sampul, dua
sampul atau dua tahap.
3) Panitia/pejabat pengadaan mencatat waktu, tanggal dan tempat penerimaan dokumen
penawaran yang diterima melalui pos pada sampul luar penawaran dan memasukkan
ke dalam kotak/tempat pelelangan.
4) Pada akhir batas waktu penyampaian dokumen penawaran, panitia/pejabat pengadaan
membuka rapat pembukaan dokumen penawaran, menyatakan dihadapan para
peserta pelelangan bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai
waktunya, menolak dokumen penawaran yang terlambat dan/atau tambahan
dokumen penawaran, kemudian membuka dokumen penawaran yang masuk.
5) Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos dan diterima terlambat, panitia/pejabat
pengadaan membuka sampul luar dokumen penawaran untuk mengetahui alamat
peserta lelang. Panitia/pejabat pengadaan segera memberitahukan kepada penyedia
barang/jasa yang bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh dokumen
penawaran. Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti serah terima.
6) Tidak diperkenankan mengubah waktu penutupan penyampaian penawaran untuk hal-
hal yang tidak penting. Apabila terpaksa dilakukan perubahan waktu penutupan
penyampaian penawaran maka perubahan tersebut harus dituangkan di dalam
adendum dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan disampaikan pada seluruh
peserta lelang.
7) Pembukaan dokumen penawaran yang masuk dilaksanakan sebagai berikut :

4
PBJ D3-TS-2020
3
a) Panitia/pejabat pengadaan meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil
dari peserta pelelangan yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak terdapat saksi dari
peserta pelelangan yang hadir, panitia/ pejabat pengadaan menunda pembukaan
kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran sampai dengan waktu tertentu
yang telah ditentukan panitia/pejabat pengadaan sekurang-kurangnya 2 (dua)
jam. Setelah sampai batas waktu yang telah ditentukan, wakil peserta lelang tetap
tidak ada yang hadir, acara pembukaan kotak/tempat pemasukan dokumen
penawaran dilakukan dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di luar
panitia/pejabat pengadaan yang ditunjuk secara tertulis oleh panitia/pejabat
pengadaan;
b) Panitia/pejabat pengadaan meneliti isi kotak/tempat pemasukan dokumen
penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk (tidak
dihitung surat pengunduran diri) dan bila penawaran yang masuk kurang dari 3
(tiga) peserta, pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan harus diulang, kemudian
mengumumkan kembali dengan mengundang calon peserta lelang yang baru;
c) Pembukaan dokumen penawaran untuk setiap sistem dilakukan sebagai berikut:
(1) Untuk Sistem Satu Sampul, panitia/pejabat pengadaan membuka kotak dan
sampul dokumen penawaran di hadapan para peserta lelang.
(2) Untuk Sistem Dua Sampul, panitia/pejabat pengadaan membuka kotak dan
sampul I di hadapan peserta lelang. Sampul I yang berisi data administrasi
dan teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan
dokumen penawaran sampul I. Sampul II yang berisi data harga tidak
boleh dibuka dan sampulnya dituliskan identitas perusahaan dan diparaf
oleh panitia/pejabat pengadaan dan wakil peserta lelang dari perusahaan
yang berbeda sebelum disimpan oleh panitia/ pejabat pengadaan.
(3) Untuk Sistem Dua Tahap, panitia/pejabat pengadaan membuka kotak dan
sampul I di hadapan peserta lelang. Sampul I yang berisi data administrasi
dan teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan
dokumen penawaran sampul I. Sampul II yang berisi data harga

4
PBJ D3-TS-2020
4
disampaikan kemudian oleh peserta lelang bilamana telah dinyatakan
lulus persyaratan teknis dan administrasi.
d) Panitia/pejabat pengadaan memeriksa, menunjukkan dan membacakan di hadapan
para peserta pelelangan mengenai kelengkapan dokumen penawaran, yang terdiri
atas :
(1) Untuk satu sampul : (a) surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa
berlaku penawaran; (b) jaminan penawaran asli; (c) daftar kuantitas dan
harga (khusus untuk kontrak harga satuan).
(2) Untuk dua sampul : (a) surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa
berlaku penawaran tetapi tidak tercantum harga penawaran; (b) jaminan
penawaran asli.
(3) Untuk dua tahap : (a) surat penawaran yang di dalamnya tercantum masa
berlaku penawaran tetapi tidak tercantum harga penawaran; (b) jaminan
penawaran asli; (c) dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung
lainnya yang disyaratkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.
e) Dalam hal dilakukan prakualifikasi, untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil
yang dapat menggugurkan peserta pelelangan, maka syarat-syarat administrasi
lainnya yang diperlukan agar diminta dan dievaluasi pada saat prakualifikasi dan
tidak perlu lagi dilampirkan pada dokumen penawaran;
f) Panitia/pejabat pengadaan tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu
pembukaan penawaran kecuali untuk penawaran yang terlambat
memasukkan/menyampaikan penawarannya;
g) Panitia/pejabat pengadaan segera membuat berita acara pembukaan dokumen
penawaran terhadap semua penawaran yang masuk;
h) Setelah dibacakan dengan jelas, berita acara ditandatangani oleh panitia/pejabat
pengadaan yang hadir dan dua orang wakil peserta lelang yang sah yang ditunjuk
oleh para peserta lelang yang hadir;
i) Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka penyebab
penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam berita acara pembukaan
penawaran (BAPP);

4
PBJ D3-TS-2020
5
j) BAPP dibagikan kepada wakil peserta pelelangan yang hadir tanpa dilampiri
dokumen penawaran.
f. Evaluasi Penawaran
1) Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan terhadap
semua penawaran yang masuk. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi administrasi,
teknis, dan harga berdasarkan kriteria, metoda, dan tatacara evaluasi yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/ jasa.
2) Pada tahap awal, panitia/pejabat pengadaan dapat melakukan koreksi aritmatik
terhadap semua penawaran yang masuk dan melakukan evaluasi sekurang-
kurangnya 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
3) Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat, dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat.
4) Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
a) jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat substantif
dan akan mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja/performance
pekerjaan;
b) substansi kegiatan tidak konsisten dengan dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa;
c) adanya penawaran dari penyedia barang/jasa dengan persyaratan tambahan di
luar ketentuan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa yang akan
menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil di antara peserta
lelang yang memenuhi syarat.
5) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila :
a) Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa dipenuhi/ dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat
dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang
berwenang;

4
PBJ D3-TS-2020
6
b) Dokumen penawaran yang masuk menunjukkan adanya persaingan yang sehat,
tidak terjadi pengaturan bersama (kolusi) di antara para peserta dan/atau
dengan panitia/pejabat pengadaan yang dapat merugikan negara dan/atau
peserta lainnya;
c) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut :
(1) diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau
oleh perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian
(surety bond) yang mempunyai dukungan reasuransi sebagaimana
persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
(2) masa berlaku jaminan penawaran tidak kurang dari jangka waktu yang
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.
(3) nama peserta lelang sama dengan nama yang tercantum dalam surat
jaminan penawaran.
(4) besar jaminan penawaran tidak kurang dari nilai nominal yang ditetapkan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.
(5) besar jaminan penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf.
(6) nama pengguna barang/jasa yang menerima jaminan penawaran sama
dengan nama pengguna barang / jasa yang mengadakan pelelangan.
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelang.
(8) isi surat jaminan penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas
dan/atau meragukan dalam surat jaminan penawaran perlu diklarifikasi
dengan pihak yang terkait tanpa mengubah substansi dari jaminan
penawaran.

d) Surat penawaran (contoh untuk sistem satu sampul) :


(1) ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama perusahaan atau penerima
kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam
akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang

4
PBJ D3-TS-2020
7
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau
pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama;
(2) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu yang
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
(3) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi
jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa;
(4) bermaterai, dan bertanggal.
e) Daftar kuantitas dan harga satuan setiap jenis/item pekerjaan untuk kontrak
harga satuan diisi dengan lengkap kecuali ditentukan lain dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa. Sedangkan untuk kontrak lumpsum, bila
diperlukan, daftar kuantitas dan harga hanya sebagai pelengkap. Daftar rincian
kuantitas dan harga satuan dalam sistem kontrak lumpsum tidak dapat
dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran dan perhitungan prestasi
kerja berkaitan dengan persyaratan pembayaran;
f) Analisis harga satuan pekerjaan utama harus disampaikan dengan lengkap
sesuai yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
g) Telah melunasi kewajiban membayar pajak tahun terakhir, dibuktikan dengan
melampirkan foto copy bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan
(SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan foto copy Surat Setoran
Pajak (SSP) PPh Pasal 29, yang dikeluarkan oleh kantor pelayanan pajak
setempat, sesuai dengan domisili perusahaan yang bersangkutan;
h) Terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan, panitia/pejabat pengadaan
dapat melakukan klarifikasi dan terhadap penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis. Terhadap
penawaran yang tidak memenuhi persyaratan administrasi tidak dilanjutkan
dengan evaluasi teknis.
6) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran
yang memenuhi persyaratan administrasi. Faktor-faktor yang dinilai pada

4
PBJ D3-TS-2020
8
evaluasi teknis harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa. Panitia/pejabat pengadaan tidak diperkenankan menambah
dan/atau mengurangi faktor-faktor yang dinilai dan tatacara penilaian yang
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.
7) Untuk pengadaan jasa pemborongan, penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis, apabila:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan
substantif yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan;
b) Jadual waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
c) Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan minimal yang disediakan
sesuai dengan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
d) Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa;
e) Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan;
f) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
g) Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa.

8) Untuk pengadaan barang/jasa lainnya, penawaran dinyatakan memenuhi


persyaratan teknis, apabila:
a) Memenuhi spesifikasi teknis barang yang ditawarkan berdasarkan contoh,
brosur, dan gambargambar yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa;

4
PBJ D3-TS-2020
9
b) Jadual waktu penyerahan barang/jasa lainnya tidak melampaui batas waktu
yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
c) Identitas barang/jasa lainnya yang ditawarkan tercantum dengan lengkap dan
jelas;
d) Jumlah barang/jasa lainnya yang ditawarkan tidak kurang dari yang
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
e) Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa.
9) Tidak dapat menggugurkan teknis berdasarkan analisa harga satuan.
10) Apabila dalam evaluasi teknis termaksud pada butir 7) dan butir 8) terdapat hal-
hal yang kurang jelas atau meragukan, panitia/pejabat pengadaan melakukan
klarifikasi dengan pihak penawar. Terhadap penawaran yang memenuhi
persyaratan teknis akan dilanjutkan dengan evaluasi kewajaran harga, sedangkan
terhadap penawaran yang tidak memenuhi persyaratan teknis dinyatakan gugur.
11) Dalam sistem satu sampul, panitia/pejabat pengadaan dapat langsung melakukan
evaluasi kewajaran harga secara rinci bagi penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis tersebut. Dalam sistem dua sampul,
panitia/pejabat pengadaan mengumumkan hasil evaluasi administrasi dan teknis
serta mengundang penawar yang lulus untuk menyaksikan pembukaan sampul II
(penawaran harga).
12) Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah
hal-hal yang pokok atau penting, meliputi :
a) Total harga penawaran terhadap pagu anggaran : (1) apabila total harga
penawaran melebihi pagu anggaran dinyatakan gugur; (2) apabila semua
harga penawaran di atas pagu anggaran dilakukan lelang ulang.
b) unsur-unsur yang mempengaruhi substansi/lingkup/kualitas pekerjaan untuk
kontrak harga satuan, apabila mata pembayaran utama di bawah
persyaratan/spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa dan akan mempengaruhi substansi/kualitas pekerjaan, maka
penawaran dinyatakan gugur;

5
PBJ D3-TS-2020
0
c) harga satuan timpang yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh
persen) dari HPS dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi
ternyata harga satuan tersebut timpang, maka harga satuan timpang hanya
berlaku untuk volume sesuai dengan dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa;
d) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan
klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan, dianggap
termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya;
e) untuk kontrak lumpsum atau kontrak harga satuan yang harga satuannya
ditulis dalam angka dan huruf, apabila terdapat perbedaan antara penulisan
nilai dalam angka dan huruf maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai
dalam tulisan huruf;
f) koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut : (1) volume pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; (2) apabila terjadi
kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan,
maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan tidak boleh diubah; (3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan
harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong.
g) hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi
lebih tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran semula.
h) memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri.

13) Dalam mengevaluasi kewajaran harga penawaran dapat dilakukan : a) klarifikasi


dalam hal penawaran komponen dalam negeri terlalu tinggi dibandingkan dengan
perkiraan panitia/pejabat pengadaan; b) klarifikasi kewajaran harga apabila harga
penawaran dinilai terlalu rendah. Apabila dari hasil klarifikasi terbukti dinilai
harganya terlampau rendah, dan peserta lelang tetap menyatakan mampu
melaksanakan pekerjaan sesuai dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, maka

5
PBJ D3-TS-2020
1
peserta lelang tersebut harus bersedia untuk menaikkan jaminan pelaksanaannya
menjadi sekurang-kurangnya persentase jaminan pelaksanaan yang ditetapkan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dikalikan 80% (delapan puluh
persen) HPS, bilamana ditunjuk sebagai pemenang lelang. Dalam hal peserta
lelang yang bersangkutan tidak bersedia menambah nilai jaminan
pelaksanaannya, maka penawarannya dapat digugurkan dan jaminan
penawarannya disita untuk negara, sedangkan penyedia barang/jasa itu sendiri, di
black list (didaftar hitamkan) selama 1 (satu) tahun dan tidak diperkenankan ikut
serta dalam pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah.
14) Penilaian kualifikasi untuk pelelangan dengan pascakualifikasi terhadap 3 (tiga)
penawaran terendah yang responsif.

g. Pembuktian Kualifikasi Terhadap penyedia barang/jasa yang akan diusulkan sebagai


pemenang dan pemenang cadangan, dilakukan verifikasi terhadap semua data dan
informasi yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan meminta rekaman atau
asli dokumen yang sah dan bila diperlukan dilakukan konfirmasi dengan instansi
terkait.
h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan
1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi,
teknis, dan harga dituangkan dalam berita acara hasil pelelangan (BAHP). BAHP
memuat hasil pelaksanaan pelelangan, termasuk cara penilaian, rumus-rumus yang
digunakan, sampai dengan penetapan urutan pemenangnya berupa daftar peserta
pelelangan yang dimulai dari harga penawaran terendah. BAHP ditandatangani
oleh ketua dan semua anggota panitia/pejabat pengadaan atau sekurang-kurangnya
dua pertiga dari jumlah anggota panitia.
2) BAHP bersifat rahasia sampai dengan saat penandatangan kontrak.
3) BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut : a) Nama semua peserta lelang dan
harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing
peserta lelang; b) Metoda evaluasi yang digunakan; c) Unsur-unsur yang
dievaluasi; d) Rumus yang dipergunakan; e) Keterangan-keterangan lain yang

5
PBJ D3-TS-2020
2
dianggap perlu mengenai hal ikhwal pelaksanaan pelelangan; f) Tanggal dibuatnya
berita acara serta jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan
evaluasi; g) Penetapan urutan dari 1 (satu) calon pemenang dan 2 (dua) cadangan.
Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus mencantumkan
pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal, dan harus segera dilakukan
pelelangan ulang. Apabila peserta lelang yang memenuhi syarat kurang dari 3
(tiga), maka penyedia barang/jasa tersebut tetap diusulkan sebagai calon
pemenang lelang.
i. Penetapan Pemenang Lelang
1) Panitia/pejabat pengadaan menetapkan calon pemenang lelang yang
menguntungkan bagi negara dalam arti : a) Penawaran memenuhi syarat
administratif dan teknis yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa; b) Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah yang responsif;
c) Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi dalam
negeri; d) Penawaran tersebut adalah terendah di antara penawaran yang memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam butir 1) huruf a) sampai dengan huruf c).
2) Calon pemenang lelang harus sudah ditetapkan oleh panitia/pejabat pengadaan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan penawaran dalam
sistem satu sampul, atau atau 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan sampul II pada
sistem dua sampul atau dua tahap.
3) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang lelang mengajukan harga penawaran
yang sama, maka panitia/pejabat pengadaan meneliti kembali data kualifikasi
peserta yang bersangkutan, dan memilih peserta yang menurut pertimbangannya
mempunyai kemampuan yang lebih besar, dan hal ini dicatat dalam berita acara.
4) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan laporan kepada pengguna
barang/jasa atau kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan untuk
menetapkan pemenang lelang, melalui pengguna barang/jasa. Laporan tersebut
disertai usulan calon pemenang dan penjelasan atau keterangan lain yang dianggap
perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. a) Untuk
pengadaan barang/jasa yang bernilai sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima

5
PBJ D3-TS-2020
3
puluh miliar rupiah), apabila pengguna barang/jasa tidak sependapat dengan usulan
panitia/pejabat pengadaan, maka pengguna barang/jasa membahas hal tersebut
dengan panitia/pejabat pengadaan untuk mengambil keputusan sebagai berikut : (1)
menyetujui usulan panitia/pejabat pengadaan; atau (2) menetapkan keputusan yang
disepakati bersama untuk melakukan evaluasi ulang atau lelang ulang atau
menetapkan pemenang lelang, dan dituangkan dalam berita acara yang memuat
keberatan dan kesepakatan masing-masing pihak; atau (3) bila akhirnya tidak
tercapai kesepakatan, maka akan diputuskan oleh Menteri/Panglima TNI/
Kapolri/Kepala LPND/Gubernur/ Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pimpinan
BHMN/ Direktur Utama BUMN/BUMD dan bersifat final.
5) Usulan penetapan pemenang lelang disusun sesuai dengan urutannya dan harus
memuat : a) Nama dan alamat penyedia barang/jasa; b) Harga penawaran setelah
dikoreksi aritmatik; c) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6) Pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan berdasarkan
usulan panitia/ pejabat pengadaan melalui pengguna barang/jasa. Pejabat yang
berwenang segera menetapkan pemenang lelang dan mengeluarkan surat penetapan
penyedia barang/jasa, serta menyampaikannya kepada panitia/pejabat pengadaan
selambat-lambatnya : a) Lima hari kerja untuk penetapan oleh pengguna
barang/jasa; b) Empat belas hari kerja untuk penetapan oleh Menteri/Panglima
TNI/Kapolri/Kepala PND/Gubernur/ Bupati/Walikota/Dewan Gubernur
BI/Pimpinan BHMN/Direktur Utama BUMN/BUMD. Ketentuan butir a) dan butir
b) terhitung sejak surat usulan penetapan pemenang lelang tersebut diterima oleh
pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang.
j. Pengumuman Pemenang Lelang Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh
panitia/pejabat pengadaan kepada para peserta selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja
setelah diterimanya surat penetapan penyedia barang/jasa dari pejabat yang
berwenang.
k. Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat 1) Kepada peserta lelang yang
berkeberatan atas penetapan pemenang lelang diberikan kesempatan untuk
mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima)

5
PBJ D3-TS-2020
4
hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang. 2) Sanggahan disampaikan kepada
pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang, disertai bukti-bukti terjadinya
penyimpangan, dengan tembusan disampaikan sekurang-kurangnya kepada unit
pengawasan internal. Sanggahan yang disampaikan kepada bukan pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang lelang dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti. 3) Sanggahan wajib diajukan oleh peserta lelang baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama dengan peserta lelang lain apabila telah terjadi
penyimpangan prosedur yang merugikan negara dan/atau masyarakat dirugikan,
meliputi: a) Panitia/pejabat pengadaan dan/atau pejabat yang berwenang
menyalahgunakan wewenangnya; dan/atau b) Pelaksanaan pelelangan menyimpang
dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa; dan/atau c) Terjadi praktek KKN di antara peserta lelang dan/atau
dengan anggota panitia/pejabat pengadaan/ pejabat yang berwenang; dan/atau d)
Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pelelangan tidak adil,
tidak transparan dan tidak terjadi persaingan yang sehat. 4) Panitia/pejabat pengadaan
sepenuhnya bertanggung jawab atas seluruh proses pelelangan dan hasil evaluasi
yang dilakukan. Panitia/pejabat pengadaan wajib menyampaikan bahan-bahan, yang
berkaitan dengan sanggahan peserta lelang yang bersangkutan baik secara tertulis
maupun lisan kepada pejabat yang berwenang memberikan jawaban atas sanggahan
tersebut. 5) Pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang memberikan
jawaban tertulis selambatlambatnya dalam 5 (lima) hari kerja atas sanggahan tersebut
secara proporsional sesuai dengan masalahnya dengan ketentuan sebagai berikut : a)
Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa karena kesalahan atau kelalaian
panitia/pejabat pengadaan, maka pejabat yang berwenang memerintahkan
panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi ulang; b) Apabila terbukti terjadi
KKN antara pejabat yang berwenang, anggota panitia/pejabat pengadaan dengan
peserta lelang tertentu yang merugikan peserta lainnya, maka diambil tindakan
dengan memberhentikan pejabat/anggota panitia/pejabat pengadaan dari jabatannya
dan menggugurkan penawaran peserta yang terlibat KKN tersebut. Kemudian pejabat

5
PBJ D3-TS-2020
5
yang berwenang mengganti panitia/ pejabat pengadaan dengan pejabat lain untuk
melakukan evaluasi ulang; c) Peserta lelang yang terlibat KKN dan rekayasa
sebagaimana pada butir 3).c) dan butir 3).d) dikenakan sanksi berupa pencairan
jaminan penawaran dan dilarang untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di
instansi pemerintah selama 1 (satu) tahun; d) Apabila pelaksanaan pelelangan tidak
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, maka dilakukan pelelangan ulang dimulai dari pengumuman kembali
oleh panitia/pejabat pengadaan yang baru. 6) Apabila peserta lelang yang
menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas sanggahan dari pengguna
barang/jasa, maka peserta lelang tersebut dapat mengajukan sanggahan banding
kepada Menteri / Panglima TNI/ Kapolri / Kepala LPND /Gubernur /Bupati
/Walikota /Dewan Gubernur BI/ Pimpinan BHMN/Direktur Utama BUMN/BUMD,
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya jawaban sanggahan
tersebut. Sedangkan proses pengadaan dapat dilanjutkan tanpa harus menunggu hasil
keputusan tersebut.
l. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa 1) Pengguna barang/jasa
mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana
pekerjaan yang dilelangkan, dengan ketentuan : a) Tidak ada sanggahan dari peserta
lelang; atau b) Sanggahan yang diterima pejabat yang berwenang menetapkan dalam
masa sanggah ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima melewati waktu masa
sanggah. 2) Peserta lelang yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa wajib
menerima keputusan tersebut. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan
masa penawarannya masih berlaku maka pengunduran diri tersebut hanya dapat
dilakukan berdasarkan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh pengguna
barang/jasa, dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran peserta lelang yang
bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah. 3) Terhadap
penyedia barang/jasa yang ditetapkan sebagai pelaksana pekerjaan mengundurkan
diri dengan alasan yang tidak dapat diterima dan masa penawarannya masih berlaku,
disamping jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas
Negara/Daerah penyedia barang/jasa tersebut juga dikenakan sanksi berupa larangan

5
PBJ D3-TS-2020
6
untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah selama 2
(dua) tahun. 4) Apabila pemenang lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai
penyedia barang/jasa mengundurkan diri, maka penetapan penyedia barang/jasa
dapat dilakukan kepada calon pemenang lelang urutan kedua (jika ada) sesuai dengan
harga penawarannya, dengan ketentuan : a) Penetapan pemenang lelang urutan kedua
tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan/ penetapan pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang lelang; b) Masa penawaran calon pemenang
lelang urutan kedua masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya. 5)
Apabila calon pemenang lelang urutan kedua juga mengundurkan diri, maka
penetapan penyedia barang/jasa dapat dilakukan kepada calon pemenang urutan
ketiga (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya dengan ketentuan : a) Penetapan
pemenang lelang tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan/penetapan
pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang; b) Masa berlakunya
penawaran calon pemenang lelang urutan ketiga masih berlaku atau sudah
diperpanjang; c) Jaminan penawaran dari pemenang lelang urutan kedua dicairkan
dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah; d) Bila calon pemenang kedua
mengundurkan diri, dengan alasan yang tidak dapat diterima, dikenakan sanksi
sebagaimana tersebut pada butir 3) di atas. 6) Apabila calon pemenang ketiga
mengundurkan diri, dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka dikenakan sanksi
sebagaimana tersebut pada butir 3) di atas. Kemudian panitia/pejabat pengadaan
melakukan pelelangan ulang, dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran dari calon
pemenang lelang urutan ketiga dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah. 7)
SPPBJ harus dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman penetapan
pemenang lelang dan segera disampaikan kepada pemenang lelang. 8) Salah satu
tembusan dari SPPBJ disampaikan (tanpa lampiran perjanjian/kontrak)
sekurangkurangnya kepada unit pengawasan internal.
m. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang
1) Pelelangan dinyatakan gagal apabila : a) Penyedia barang/jasa yang tercantum
dalam daftar calon peserta lelang kurang dari 3 (tiga); atau b) Penawaran yang
masuk kurang dari 3 (tiga); atau c) Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat

5
PBJ D3-TS-2020
7
yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; atau d)
Semua penawaran di atas pagu dana yang tersedia; atau e) Sanggahan dari
peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa ternyata benar; atau f) Sanggahan dari peserta
lelang atas terjadinya KKN dari calon pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3
ternyata benar; atau g) Calon pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 mengundurkan
diri dan tidak bersedia ditunjuk; atau h) Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai
dengan ketentuan dokumen pemilihan penyedia barang/ jasa atau prosedur yang
berlaku; atau i) Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dalam pelaksanaan
lelang ternyata benar.
2) Pelelangan Ulang : Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pengguna
barang/jasa/pejabat yang berwenang memerintahkan pelelangan ulang dengan
prosedur: a) Pelelangan gagal karena tersebut pada butir 1).a), dan/atau butir
1).b), dan/atau butir 1).e) dilakukan pelelangan ulang, dengan cara
mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta lelang yang baru selain
calon peserta lelang yang telah masuk dalam daftar calon peserta lelang; b)
Pelelangan gagal karena tersebut pada butir 1).c) dan/atau butir 1).d), dan/atau
butir 1).h) dilakukan pelelangan ulang, dengan cara mengundang ulang semua
peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan harga).
Bilamana dianggap perlu panitia/pejabat pengadaan melakukan pelelangan
ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru; c) Pelelangan gagal
yang disebabkan sebagaimana tersebut pada butir 1).f) dan butir 1).i) dilakukan
sebagai berikut : (1) apabila panitia/pejabat pengadaan lelang tidak terbukti
terlibat KKN, panitia/pejabat pengadaan lelang mengundang ulang semua
peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon penyedia barang/jasa untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan harga).
Bilamana dianggap perlu panitia/pejabat pengadaan lelang melakukan
pelelangan ulang dengan mengundang calon penyedia barang/jasa yang baru.
Panitia/pejabat pengadaan lelang dilarang mengundang peserta lelang yang

5
PBJ D3-TS-2020
8
terlibat KKN, dan penyedia barang/jasa dikenakan sanksi pidana berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) apabila
panitia/pejabat pengadaan lelang terbukti terlibat KKN, maka panitia/ pejabat
pengadaan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dan dibentuk panitia/pejabat pengadaan lelang baru untuk
melakukan pelelangan ulang. Panitia/pejabat pengadaan lelang baru dilarang
mengikutsertakan peserta lelang yang terbukti terlibat KKN. d) Pelelangan
gagal yang disebabkan sebagaimana tersebut pada butir 1).g), dilakukan
pelelangan ulang dengan cara sebagai berikut : (1) mengundang peserta yang
memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang baru apabila
peserta lelang yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga)
peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri); (2) mengumumkan
kembali/mengundang peserta lelang yang baru dan lama yang memenuhi syarat
untuk mengajukan penawarannya apabila peserta yang memenuhi syarat kurang
dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri); e)
Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga) maka : (1)
Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 2 (dua), maka proses
pemilihan dilanjutkan seperti pada proses pemilihan langsung; (2) Dalam hal
peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu), maka proses pemilihan
dilanjutkan seperti pada proses penunjukan langsung. f) Dalam hal pengguna
barang/jasa atau panitia/pejabat pengadaan menemukan indikasi kuat adanya
KKN di antara para penyedia barang/jasa, maka : (1) Panitia/pejabat pengadaan
meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa koefisien dan harga
satuan dasar upah, bahan, dan alat dan membandingkan dengan harga satuan
pekerjaan sejenis terdekat; (2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung
adanya KKN; (3) Apabila hasil penelitian dan pemeriksaan pada butir (1) dan
butir (2) mengarah kepada terjadinya KKN, maka pengguna barang/jasa atau
panitia/pejabat pengadaan wajib menghentikan proses pelelangan untuk
diperiksa intansi yang berwenang. g) Apabila dalam pelaksanaan lelang ulang
terjadi KKN, maka pengguna barang/jasa wajib menghentikan proses

5
PBJ D3-TS-2020
9
pengadaan dan pejabat yang berwenang mengusulkan pemindahan alokasi
dananya untuk pekerjaan lain.
n. Penandatanganan Kontrak Setelah SPPBJ diterbitkan, pengguna barang/jasa
menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan apabila dananya
telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
diterbitkan SPPBJ dan setelah penyedia barang/jasa menyerahkan jaminan
pelaksanaan dengan ketentuan: a) Nilai jaminan pelaksanaan dengan jaminan
bank 5% (lima persen) dari nilai kontrak; b) Untuk nilai pengadaan kecil sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tanpa jaminan pelaksanaan; c)
Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal
masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak.
2) Apabila penyedia barang/jasa yang ditunjuk menolak/ mengundurkan diri dengan
alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk menandatangani kontrak,
maka pengguna barang/jasa membatalkan SPPBJ, mencairkan jaminan
penawaran, dan penyedia barang/jasa dikenakan sanksi dilarang mengikuti
pengadaan barang/jasa instansi pemerintah selama 2 (dua) tahun;
3) Pengguna dan penyedia barang/jasa tidak diperkenankan mengubah dokumen
pengadaan secara sepihak sampai dengan penandatanganan kontrak;
4) Pengguna dan penyedia barang/jasa wajib memeriksa konsep kontrak
meliputi substansi, bahasa/ redaksional, angka, dan huruf serta
membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak;
5) Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian dokumen kontrak di dalam surat
perjanjian dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara
bagian satu dengan bagian yang lain, maka yang berlaku adalah ketentuan
berdasarkan urutan yang ditetapkan sebagai berikut: a) Surat perjanjian; b)
Surat penawaran berikut kuantitas dan harga; c) Amandemen kontrak; d)
Ketentuan khusus kontrak; e) Ketentuan umum kontrak; f) Spesifikasi
khusus; g) Spesifikasi umum; h) Gambar-gambar; i) Dokumen lainnya

6
PBJ D3-TS-2020
0
seperti : jaminan-jaminan, SPPBJ, Berita Acara Hasil Pelelangan, Berita
Acara Penjelasan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.
6) Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu : a) Sekurang-
kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli pertama untuk pengguna
barang/jasa dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh
penyedia barang/jasa , dan kontrak asli kedua untuk penyedia barang/jasa
dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh pengguna barang/
jasa; b) Rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai.

2. Pelelangan Terbatas
a. Proses pelelangan terbatas pada prinsipnya sama dengan proses pelelangan umum
kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama-nama
penyedia barang/ jasa yang akan diundang.
b. Apabila setelah diumumkan ternyata ada penyedia barang/jasa yang tidak
tercantum dalam pengumuman dan berminat serta memenuhi kualifikasi, maka
wajib untuk diikutsertakan dalam pelelangan terbatas.

3. Pemilihan Langsung
a. Penetapan Calon Peserta
1) Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan prakualifikasi;
2) Prakualifikasi harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.
b. Undangan, permintaan penawaran, dan evaluasi.
1) Panitia/pejabat pengadaan mengundang sebanyak-banyaknya calon peserta
yang lulus prakualifikasi.
2) Apabila penyedia barang/jasa yang lulus prakualifiaksi kurang dari 3 (tiga),
maka dilakukan pengumuman ulang.
3) Apabila setelah pengumuman ulang, yang lulus prakualifikasi hanya 2 (dua),
maka proses pemilihan langsung dilanjutkan.

6
PBJ D3-TS-2020
1
4) Apabila setelah pengumuman ulang, yang lulus prakualifikasi hanya 1 (satu),
maka dilakukan proses penunjukan langsung.
5) Atas dasar pengajuan penawaran yang dilakukan secara terpisah dari masing-
masing peserta pemilihan langsung, panitia/pejabat pengadaan melakukan
evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran yang
masuk serta menyusun urutan penawaran sebagai dasar untuk melakukan
klarifikasi dan negosiasi selanjutnya.
6) Klarifikasi dan negosiasi dilaksanakan sebagai berikut :
a) sebelum klarifikasi dan negosiasi dilakukan, panitia/pejabat pengada-an
membuat pedoman klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga. Dalam
pedoman klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga di-cantumkan hal-hal
teknis dan item pekerjaan yang akan diklarifikasi dan dinegosiasi, tetapi
tidak boleh mencantumkan rincian HPS;
b) klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada peserta pemilihan langsung yang
menawarkan harga terendah sampai terjadi kesepakatan. Klarifikasi dan
negosiasi tidak boleh dihadiri oleh peserta pemilihan langsung lainnya;
c) klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan untuk mendapatkan barang/jasa
yang sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa atau spesifikasi yang lebih tinggi;
d) bagi pengadaan barang/jasa berdasarkan kontrak harga satuan,
panitia/pejabat pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi terutama
terhadap harga satuan item-item pekerjaan yang harga satuan penawarannya
lebih tinggi dari harga satuan yang tercantum dalam HPS;
e) bagi pengadaan barang/jasa berdasarkan kontrak lumpsum, panitia/pejabat
pengadaan melakukan negosiasi hanya pada harga total saja;
f) setelah klarifikasi dan negosiasi, panitia/pejabat pengadaan meminta kepada
peserta pemilihan langsung yang akan diusulkan untuk menandatangani
berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi. Apabila tidak terjadi
kesepakatan dengan urutan pertama, maka klarifikasi dan negosiasi
dilakukan kepada urutan penawar terendah berikutnya;

6
PBJ D3-TS-2020
2
g) berdasarkan berita acara tersebut, panitia/pejabat pengadaan membuat surat
usulan penetapan penyedia barang/jasa kepada pejabat yang berwenang
menetapkan.
7) Penetapan pemenang
a) Berdasarkan usulan dari panitia/pejabat pengadaan, pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang pemilihan langsung;
b) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara panitia/pejabat pengadaan
dengan pengguna barang/jasa dilakukan proses sesuai ketentuan yang
tercantum dalam butir i.4) di atas;
c) Hasil penetapan pemenang pemilihan langsung diumumkan/di-sampaikan
kepada seluruh peserta pemilihan langsung.
8) Sanggahan dan pengaduan Mekanisme dan prosedur sanggahan dan pengaduan
mengikuti ketentuan seperti yang ditetapkan pada proses pelelangan.
9) Penunjukan pemenang Pengguna barang/jasa menerbitkan surat penunjukan
penyedia barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan.
10) Penandatanganan kontrak Pengguna barang/jasa menyiapkan dan
menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan mengikuti ketentuan seperti
yang ditentukan dalam proses pelelangan.

4. Penunjukan Langsung
a. Penilaian kualifikasi : Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap
penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk pekerjaan kompleks.
b. Permintaan penawaran dan negosiasi harga dilakukan sebagai berikut : 1)
panitia/pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa untuk mengajukan
penawaran secara tertulis. 2) panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi,
klarifikasi, dan negosiasi teknis dan harga terhadap penawaran yang diajukan
penyedia barang/jasa berdasarkan dokumen pengadaan. 3) panitia/pejabat
pengadaan membuat berita acara hasil evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi.

6
PBJ D3-TS-2020
3
c. Penetapan penunjukan langsung Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan hasil
evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi kepada pejabat yang berwenang untuk
ditetapkan.
d. Penunjukan penyedia barang/jasa Berdasarkan surat penetapan dari pejabat yang
berwenang, panitia/pejabat pengadaan mengumumkan di papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum atas penetapan penyedia barang/jasa yang ditunjuk untuk
pekerjaan dimaksud dan kemudian pengguna barang/jasa menerbitkan surat
penunjukan penyedia barang/jasa (SPPBJ) kepada penyedia barang/jasa yang
ditunjuk.
e.Pengaduan Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses
penunjukan langsung dipandang tidak transparan, tidak adil, dan terdapat indikasi
KKN.
f. Penandatanganan kontrak Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan
sebagaimana diatur dalam proses pelelangan.

5. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya untuk Pekerjaan


Penanggulangan Bencana Alam, Bencana Sosial, dan Bencana Perang.
a. Pekerjaan penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan bencana perang adalah
pekerjaan untuk penanganan darurat menjelang, pada saat, dan setelah terjadinya
bencana.
b. Pekerjaan dalam rangka penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan bencana
perang diuraikan sebagai berikut :
1) Pengadaan barang/jasa lainnya untuk keperluan penanggulangan bencana sosial,
dan bencana perang, misalnya pengadaan obat-obatan, tenda darurat, bahan
pangan untuk yang terkena bencana;
2) Konstruksi darurat yang harus segera dilaksanakan dan diselesaikan dalam waktu
yang sesingkatsingkatnya untuk keamanan dan keselamatan masyarakat
dan/atau menghindari kerugian negara/ masyarakat yang lebih besar;
3) Konstruksi darurat harus dapat mengatasi kelancaran kegiatan masyarakat
semula dan harus tetap memenuhi persyaratan teknis sebagai jenis pekerjaan

6
PBJ D3-TS-2020
4
darurat walaupun kemampuan konstruksinya dapat lebih rendah, dan
pengamatan atas kestabilan konstruksi/ perawatannya harus diawasi secara
terus menerus;
4) Pekerjaan penanggulangan bencana alam yang tidak masuk dalam cakupan areal
suatu kontrak, pengadaan penyedia barang/jasa dilakukan dengan penunjukan
langsung kepada penyedia barang/jasa yang sedang melaksanakan kontrak
pekerjaan sejenis terdekat dan/atau yang dinilai mempunyai kemampuan,
peralatan, tenaga yang cukup serta kinerja baik dan diyakini dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tahapan sebagai berikut :
a) Pengguna barang/jasa dapat menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), setelah mendapat persetujuan dari penanggung jawab keuangan
(Menteri /Panglima TNI/Kapolri/Pemimpin Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota) dan ada pernyataan bencana alam dari
Presiden/ Gubernur/ Bupati/ Walikota;
b) Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama antara pengguna dan
penyedia barang/jasa, sementara proses dan administrasi pengadaan dapat
dilakukan secara simultan;
c) Dana bencana alam dalam DIP bencana alam digunakan hanya untuk
membiayai penanganan darurat dengan konstruksi darurat, bukan untuk
membiayai penanganan yang sifatnya permanen;
d) Bagi kejadian bencana alam yang masuk dalam cakupan areal suatu kontrak,
pekerjaan penanganan darurat dapat dimasukkan ke dalam Contract Change
Order (CCO) dan dapat melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai kontrak
awal.

5.3. Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultasi Seleksi Umum

a. Pengumuman Prakualifikasi
1) Panitia/pejabat pengadaan harus mengumumkan secara luas tentang adanya
prakualifikasi untuk seleksi umum melalui surat kabar, papan pengumuman

6
PBJ D3-TS-2020
5
resmi untuk penerangan umum, dan bilamana memungkinkan melalui media
eletronik;
2) Isi pengumuman prakualifikasi memuat sekurang-kurangnya : a) nama dan
alamat pengguna jasa konsultansi yang akan mengadakan seleksi umum; b)
uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan; c) perkiraan nilai
pekerjaan; d) syarat-syarat peserta seleksi umum; e) tempat, tanggal, hari, dan
waktu untuk mengambil dokumen prakualifikasi.
3) Agar pengumuman secara luas tersebut pada butir a. 1) dapat mencapai sasaran
secara luas, efisien, dan tepat sesuai dengan jangkauan masyarakat pengusaha
yang dituju, maka pengumuman diatur sebagai berikut : a) Pengumuman seleksi
umum untuk nilai sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
menggunakan surat kabar dan siaran radio pemerintah daerah/swasta yang
mempunyai jangkauan pembaca dan pendengar sekurang-kurangnya di seluruh
kabupaten/kota yang bersangkutan, memasang pengumuman pada papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum yang letaknya strategis di ibukota
kabupaten/kota yang bersangkutan dan papan pengumuman pengguna
barang/jasa serta. Dalam hal di kabupaten/ kota yang bersangkutan tidak
memiliki surat kabar harus diperguna-kan surat kabar terbitan ibu kota propinsi
yang bersangkutan; b) Pengumuman seleksi umum untuk nilai di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) menggunakan surat kabar yang
mempunyai jangkauan nasional, memasang pengumuman pada papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum yang letaknya strategis di ibukota
kabupaten/kota yang bersangkutan, dan papan pengumuman pengguna
barang/jasa serta mengupayakan menggunakan media elektronik/internet.
b. Pengambilan Dokumen Prakualifikasi
1) Pengambilan dokumen prakualifikasi dimulai sejak tanggal pengumuman sampai
dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi.
2) Tenggang waktu antara hari pengumuman dengan batas akhir hari pengambilan
dokumen prakualifikasi sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja.

6
PBJ D3-TS-2020
6
3) Calon peserta seleksi umum dari propinsi/kabupaten/kota lain tidak boleh
dihalangi/dilarang untuk mengikuti proses seleksi umum di propinsi /kabupaten
/kota lokasi seleksi umum dilakukan.
c. Pemasukan Dokumen Prakualifikasi
1) Batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari
setelah batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi.
2) Apabila terbukti terjadi kecurangan dalam pengumuman lelang, maka kepada : a)
panitia/pejabat pengadaan dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau
pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b)
penyedia jasa konsultansi yang terlibat dikenakan sanksi tidak boleh mengikuti
pengadaan barang/ jasa pemerintah selama 2 (dua) tahun, dan sanksi pidana
sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

d. Evaluasi Dokumen Prakualifikasi Penyedia jasa konsultansi dinyatakan lulus


prakualifikasi apabila memenuhi persyaratan dan kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki surat izin usaha sesuai dengan bidang usahanya yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah yang berwenang, seperti SIUP untuk jasa konsultansi non
konstruksi dan IUJK untuk jasa konsultansi konstruksi;
2) Surat penyampaian dokumen prakualifikasi ditandatangani oleh orang yang
secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak;
3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan, dan/ atau tidak sedang menjalani sanksi pidana berupa surat
pernyataan dari konsultan yang bersangkutan;
4) Dalam hal penyedia jasa konsultansi akan melakukan kemitraan, penyedia jasa
konsultansi wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan
tersebut;

6
PBJ D3-TS-2020
7
5) Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki
laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir, kecuali untuk perusahaan baru yang belum
berkewajiban untuk melapor;
6) Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan
jasa konsultansi termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia jasa
konsultansi yang baru berdiri kurang dari 2 (dua) tahun;
7) Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di
suatu instansi pemerintah;
8) Memiliki kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai;
9) Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan
persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan,
atau pengalaman tertentu;
10) Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan;
11) Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan
kemampuan usaha yang dimiliki;
12) Memenuhi KD = 3 NPt (KD : Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman
tertinggi) pada subbidang pekerjaan dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir.
e. Penetapan Hasil Prakualifikasi
1) Peserta yang lulus prakualifikasi dimasukkan dalam daftar pendek konsultan
sekurang-kurangnya 5 (lima) konsultan dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)
konsultan;
2) Apabila peserta yang lulus prakualifikasi lebih dari 7 (tujuh) konsultan, maka
yang dimasukkan dalam daftar pendek adalah 7 (tujuh) konsultan peringkat
terbaik;
3) Apabila peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 5 (lima) konsultan, maka
dilakukan prakualifikasi ulang dengan mengumumkan prakualifikasi kembali;

6
PBJ D3-TS-2020
8
4) Apabila peserta yang lulus prakualifikasi ulang berjumlah 2 (dua) sampai dengan
4 (empat) konsultan, maka proses seleksi umum dilanjutkan;
5) Apabila peserta yang lulus prakualifikasi ulang hanya 1 (satu) konsultan, maka
dilakukan proses penunjukan langsung.

f. Pengumuman Hasil Prakualifikasi


1) Hasil prakualifikasi setelah ditetapkan oleh pengguna jasa konsultansi
disampaikan kepada seluruh peserta prakualifikasi dan diumumkan melalui
papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan/ atau internet;
2) Peserta yang berkeberatan terhadap hasil prakualifikasi dapat mengajukan surat
sanggahan kepada pengguna jasa konsultansi;
3) Proses sanggahan secara mutatis mutandis mengikuti Pasal 27 Keputusan
Presiden ini.

g. Undangan Kepada Konsultan Yang Masuk Daftar Pendek


1) Peserta yang masuk dalam daftar pendek diundang untuk mengambil dokumen
seleksi umum apabila tidak ada sanggahan atau sanggahan sudah dinyatakan
tidak benar;
2) Pengambilan dokumen seleksi umum dilakukan satu hari setelah dikeluarkannya
undangan seleksi umum sampai dengan satu hari sebelum batas waktu
pemasukan dokumen penawaran.

h. Penjelasan (aanwijzing)
1) Penjelasan (aanwijzing) dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja dan paling
lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal undangan kepada konsultan yang
masuk daftar pendek;
2) Panitia/pejabat pengadaan menjelaskan isi dokumen pengadaan, menampung
pertanyaan peserta, dan memberikan jawaban atas hal-hal yang kurang jelas
yang terdapat dalam dokumen seleksi umum;

6
PBJ D3-TS-2020
9
3) Panitia/pejabat pengadaan membuat Berita Acara Penjelasan (aanwijzing) yang
ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan wakil peserta yang hadir;
4) Berita acara memuat segala keterangan dan perubahan yang dianggap perlu, serta
risalah tanya jawab. Apabila terjadi perubahan atau tambahan ketentuan dan
persyaratan yang tercantum dalam dokumen seleksi umum harus dituangkan
dalam adendum. Berita acara dan adendum ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen seleksi umum;
5) Berita acara dan adendum dokumen seleksi umum wajib disampaikan kepada
seluruh peserta dalam waktu yang memadai;
6) Ketidakhadiran peserta dalam rapat penjelasan dan kunjungan lapangan tidak
menggugurkan keikutsertaan peserta.

i. Pemasukan Penawaran
1) Pemasukan dokumen penawaran dimulai satu hari setelah penjelasan
(aanwijzing). Batas akhir pemasukan dokumen penawaran sekurang-kurangnya
7 (tujuh) hari setelah penjelasan;
2) Sampul I yang berisi dokumen administrasi dan teknis serta sampul II yang berisi
dokumen penawaran harga dimasukkan dalam satu sampul luar untuk
disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan;
3) Pada sampul I ditulis “Data Administrasi dan Teknis” yang mencantumkan : jenis
pekerjaan dan nama serta alamat konsultan;
4) Pada sampul II ditulis “Data Biaya Penawaran” yang mencantumkan : jenis
pekerjaan dan nama serta alamat konsultan;
5) Pada sampul luar ditulis jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam
batas akhir pemasukan penawaran, nama konsultan, dan ditujukan kepada
panitia /pejabat pengadaan / pejabat pengadaan;
6) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemasukan dokumen penawaran: a)
Jumlah rangkap dokumen penawaran sebanyak 3 (tiga) buah, 1 (satu) rangkap
untuk pengguna jasa konsultansi dan 2 (dua) rangkap untuk panitia/pejabat
pengadaan; b) Dokumen penawaran asli untuk pengguna jasa konsultansi

7
PBJ D3-TS-2020
0
disampaikan oleh panitia/pejabat pengadaan dalam keadaan tertutup dan dilak
serta hanya dibuka setelah diterbitkannya surat penetapan pemenang atau
bilamana ada sanggahan dari peserta. Pembukaan dokumen penawaran asli
dilakukan dihadapan peserta yang menyanggah dan disanggah; c) Dokumen
penawaran dan surat pengantar penawaran dimasukkan dalam sampul luar
disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan dengan jumlah rangkap sesuai
yang disyaratkan dan alamat yang ditentukan oleh panitia/pejabat pengadaan di
dalam surat undangan; d) Jika disampaikan secara langsung, maka dokumen
penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat
yang telah disediakan oleh panitia/pejabat pengadaan; e) Jika dokumen
penawaran disampaikan melalui pos, panitia/pejabat pengadaan mencatat
tanggal dan waktu penerimaannya serta memasukkannya ke tempat yang telah
ditentukan; f) Jika dokumen penawaran diterima setelah melampaui batas akhir
pemasukan dokumen penawaran, maka dokumen penawaran tersebut tidak
diikutsertakan.
7) Pembukaan Penawaran Administrasi Dan Teknis (Sampul I) a) Panitia/pejabat
pengadaan membuka dokumen penawaran dihadapan peserta pada tanggal yang
sama dengan tanggal terakhir pemasukan dokumen penawaran sebagaimana
telah ditentukan dalam dokumen seleksi umum; b) Panitia/pejabat pengadaan
membuka sampul I di hadapan peserta. Sampul II tidak boleh dibuka dan
sampulnya diparaf oleh panitia/pejabat pengadaan serta wakil peserta seleksi
umum dari perusahaan yang berbeda, sebelum disimpan oleh panitia/pejabat
pengadaan.
8) Berita acara pembukaan sampul I sekurang-kurangnya memuat : a) Jumlah
dokumen penawaran yang masuk; b) Jumlah dokumen penawaran yang lengkap
dan tidak lengkap; c) Kelainan-kelainan yang dijumpai dalam dokumen
penawaran; d) Keberatan/sanggahan dari konsultan peserta; e) Keterangan lain
yang dianggap perlu; f) Tanggal pembuatan berita acara; g) Tanda tangan
anggota panitia/pejabat pengadaan dan wakil konsultan peserta yang hadir; h)
Berita acara pembukaan sampul I dilampiri dokumen penawaran sampul I.

7
PBJ D3-TS-2020
1
9) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pembukaan dokumen penawaran :
a) Pembukaan dokumen penawaran dilakukan oleh panitia/pejabat
pengadaan/pejabat pengadaan setelah menyatakan dihadapan para peserta
yang hadir bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup;
b) Dokumen penawaran tidak dapat lagi diterima setelah batas waktu
pemasukan dokumen penawaran yang telah ditetapkan;
c) Setelah pemasukan dokumen penawaran ditutup, perubahan atau susulan
pemberian bahan dan penjelasan secara lisan atau tertulis atas dokumen
penawaran yang telah disampaikan tidak dapat diterima;
d) Sampul penawaran biaya tidak boleh dibuka;
e) Semua dokumen penawaran dan surat keterangan dibacakan dengan jelas
sehingga terdengar oleh semua peserta.

5.4 Tugas :
1. Buat makalah studi kasus tentang proses tender dalam proyek konstruksi.

BAB VI
EVALUASI PENAWARAN

Capaian Pembelajaran
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari cara mengevaluasi pengadaan barang dan
jasa, materi dalam bab VI diambil dari Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018, Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: Nomor 07/PRT/M/2019 tentang

7
PBJ D3-TS-2020
2
Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Buku Standar
PK 01 HS – Pascakualifikasi (Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung). Buku 01 B Pedoman
Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dokumen lelang/dokumen
pengadaan barang dan jasa yang akan dievaluasi UKPBJ sesuai Peraturan Presiden no 16
Tahun 2018.

6.1 Materi Belajar


Untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/lnstitusi Lainnya maka sangat diperlukan mengevaluasi semua dokumen penawaran
yng disampaikan oleh peserta lelang agar mendapatkan seorang pelaksana proyek yang sesuai
dengan harapan.

6.2 Ketentuan dalam Mengevaluasi Dokumen Lelang

Untuk dapat memilih/menetapkan penyedia barang/jasa yang tepat dan sesuai prosedur
atau ketentuan, perlu adanya beberapa tahapan yang harus dilakukan, salah satunya adalah
dengan melakukan evaluasi dokumen penawaran, beberapa tahapan evaluasi dalam pengadaan
barang dan jasa adalah:

1. Koreksi Aritmatik
Koreksi aritmatik dilakukan dengan mengoreksi hasil operasi aritmatika yang meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, Namun sebelum melakukan
koreksi terhadap operasi aritmatika harus lebih dahulu dipastikan bahwa volume
barang.pekerjaan yang tercantum dalam RAB sudah benar (sama dengan yang ditetapkan
dalam dokumen lelang/seleksi. Penjumlahan), Kesalahan penulisan volume dicoret dan
diganti dengan yang seharusnya. Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap operasi
aritmatika untuk memastikan bahwa jumlah harga setiap jenis pekerjaan atau item barang

7
PBJ D3-TS-2020
3
sama dengan hasil perkalian volume dikali harga satuan jenis pekerjaan/unit barang.
Total biaya sama dengan hasil penjumlahan dari jumlah harga seluruh jenis
pekerjaan/item barang. Hal yang tidak boleh dikoreksi adalah pencantuman harga satuan
barang/pekerjaan. Item barang/pekerjaan yang harganya tidak ditulis dianggap telah
masuk dalam harga barang/pekerjaan yang lain, karena itu perlu diklarifikasi dan
dinyatakan wajib dilaksanakan tanpa menambah nilai biaya penawaran. Penyedia yang
tidak bersedia menerima hasil koreksi aritmatik dikenakan sanksi masuk dalam daftar
hitam.

Sebelum melakukan evaluasi penawaran, panitia akan melakukan koreksi aritmatik,


koreksi aritmatik dilakukan terhadap dokumen penawaran peserta lelang dengan cara
membandingkan antara dokumen dari peserta lelang dengan dokumen pemilihan/lelang
(panitia), adapun caranya sebagai berikut:.

a. Kontrak Harga Satuan.


1. Volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga satuan dari
peserta lelang disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan
panitia (UKPBJ).
2. Apabila terjadi kesalahan dalam hasil perkalian dalam dokumen penawaran , maka
dilakukan pembetulan dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan
tidak boleh berubah.
3. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga penawaran sehingga pada daftar kuantitas dan harga dibiarkan kosong.
4. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga ddengan
jenis

ILUSTRASI :

PENAWARAN CV. AAA KOREKSI ARITMATIK


URAIAN
NO VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH VOLUME HARGA JUMLAH
PEKERJAAN
SATUAN HARGA SATUAN HARGA

7
PBJ D3-TS-2020
4
PEKERJAAN
I. ……… 162,000,000 250,000,000.00

1 A 10.00 M3 8,000,000 80,000,000 20.00 8,000,000 160,000,000

2 B 12.00 M3 4,000,000 40,000,000 12.00 4,000,000 48,000,000.

3 C 15.00 M3 3000.000 45.000.000 15.00 3.000.000 45.000.000

4 D 7.00 M3 6,000,000 42,000,000 7.00 6,000,000 42,000,000.

TOTAL BIAYA 207,000,000 295,000,000.

PENAWARAN CV. BBB KOREKSI ARITMATIK


URAIAN
NO VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH VOLUME HARGA JUMLAH
PEKERJAAN
SATUAN HARGA SATUAN HARGA

PEKERJAAN
I. ……… 215,000,000 215,000,000.00

1 A 20.00 M3 7,000,000 140,000,000 20.00 7,000,000 140,000,000.

2 B 12.00 M3 4,000,000 48,000,000 12.00 4,000,000 48,000,000.

3 C 15.00 M3 3,000,000 45,000,000 15.00 3,000,000 45,000,000.

4 D 7.00 M3 5,000,000 35,000,000 7.00 5,000,000 42,000,000.

TOTAL BIAYA 268,000,000 268,000,000.

Dari ilustrasi diatas berdasar hasil koreksi aritmatik CV. AAA dengan penawaran sebesar
Rp. 162.000.000 sebagai penawar terendah pada saat pembukaan penawaran, belum tentu
menjadi pemenang karena setelah dilakukan koreksi terhadap perhitungan ternyata
penawaran CV. AAA menjadi Rp. 250.000.000,- karena terjadi kesalahan dalam
memasukkan besaran volume pekerjaan seharusnya pada jenis pekerjaan A volume dalam
dokumen lelang sebesar 20 M3 tetapi CV. AAA memasukkan 10 M3. Besaran volume
pekerjaan harus di koreksi karena sesuai gambar kerja volume pekerjaan A sebesar 20 M3
dan pada jenis pekerjaan B kesalahan yang dilakukan oleh CV.AAA adalah salah dalam
perkalian antara volume dengan harga satuan, sehingga setelah dilakukan koreksi
aritmatik berdasar rangking nilai penawaran CV. AAA menjadi Rp. 295.000.000,- artinya
penawaran CV. AAA lebih tinggi dari penawaran CV. BBB yang hanya 268.000.000.

.
7
PBJ D3-TS-2020
5
b. Kontrak Lump Sum
Pada jenis kontrak lump sum, koreksi aritmatik dilakukan terhadap volume dan/atau jenis
pekerjaan. Hasil koreksi aritmatik tidak mempengaruhi jumlah/total pengalian volume
dengan harga satuan serta jumlah total penawaran penyedia.

Volume dan/atau jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;

1. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga (apabila ada)
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
2. Hasil koreksi aritmatik pada bagian Lump Sum tidak boleh mengubah nilai total harga
penawaran pada bagian Lump Sum.

PENAWARAN CV. AAA KOREKSI ARITMATIK


NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH VOLUME HARGA JUMLAH
SATUAN HARGA SATUAN HARGA

I. PEKERJAAN ……… 162,000,000 250,000,000.00

1 A 20.00 M3 8,000,000 80,000,000 20.00 8,000,000 160,000,000.

2 B 12.00 M3 4,000,000 40,000,000 12.00 4,000,000 48,000,000.

3 C 15.00 M3 - - 15.00 - -

4 D 7.00 M3 6,000,000 42,000,000 7.00 6,000,000 42,000,000.

TOTAL BIAYA 162,000,000 250,000,000.

Walaupun penawaran CV. AAA sudah dikoreksi volume dan jumlah harga nya, namun
total harga penawaran tidak boleh di ubah, jadi tetap sebesar 162.000.000, apa bila
menjadi pemenag lelang maka CV AAA tetap melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
volume yang ada di dokumen lelang atau volume terkoreksi dengan harga sesuai
penawaran yang diajukan saat penawaran lelang.
c. Kontrak Gabungan antara Lump Sum dan Harga Satuan
1) Pada bagian kontrak harga satuan tatacara koreksi aritmatik dilakukan dengan
koreksi aritmatik kontrak harga satuan dan

7
PBJ D3-TS-2020
6
2) Pada bagian kontrak lump sum tata cara koreksi aritmatik dilakukan sesuai dengan
koreksi aritmatik kontrak lamp sum.
d. Total harga penawaran setelah dilakukan koreksi aritmatik yang melebihi nilai
OE/HPS dinyatakan gugur.
e. Pelaksanaan evaluasi dengan system gugur dilakukan untuk mendapatkan 3
(tiga) penawaran terendah.

1. Syarat Administrasi
Penawaran dinyatakan memenuhi syarat administrasi apabila syarat-syarat subtansial yang
diminta dipenuhi dan dilengkapi. Ilustrasi evaluasi administrasi sebagai berikut:

URAIAN KETERANGAN
1 PENELITIAN ADMINISTRASI

7
PBJ D3-TS-2020
7
NO. PERSYARATAN KUALIFIKASI DARI PESERTA LELANG
1 Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) V Ada Tidak Ada
2 Sertifikat Badan Usaha (SBU) V Ada Tidak Ada

a. Klasifikasi Bidang/Sub Bidang : Arsitektur V Sesuai Tidak Sesuai


b. Golongan : V Sesuai Tidak Sesuai
Memiliki Tenaga Ahli yang mempunyai sertifikat
3 V Ada Tidak Ada
Keahlian satu orang
Pernyataan Tidak dalam Pengawasan Pengadilan,
4 V Ada Tidak Ada
tidak bangkrut,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
tidak sedang
menjalani sanksi pidana
Rekaman perjanjian KSO dengan % kemitraan dan
5 Ada Tidak Ada V Tidak
perusahaan yang mewakili kemitraan
Digunakan
Surat Tanda Pelunasan Pajak Tahun Terakhir
6 V Ada Tidak Ada
(SPT/Pph)
Laporan Bulanan PPh pasal 25 atau Pasal 21/Pasal
7 V Ada Tidak Ada
23 atau
PPN 3 (tiga) bulan terakhir
Selama 7 (tujuh) tahun terakhir pernah memiliki
8 V Ada Tidak Ada
pengalaman menyediakan jasa pengadaan barang
konstruksi baik dilingkungan pemerintah atau
swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali
penyedia jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun.
Pernyataan tidak pernah dihukum berdasarkan
9 V Ada Tidak Ada
putusan pengadilan
atas tindakan yang berkaitan kondite profesional.

10 Neraca Keuangan V Ada Tidak Ada


11 Surat Dukungan Bank V Ada Tidak Ada

12 Daftar peralatan dan bukti kepemilikan V Ada Tidak Ada


Daftar Perolehan pekerjaan yang sedang
13 V Ada Tidak Ada
dilaksanakan
14 Pernyataan Kebenaran Data V Ada Tidak Ada

15 Akte Perusahaan V Ada Tidak Ada


16 N.P.W.P. (Nomor Pokok Wajib Pajak) V Ada Tidak Ada
17 Ijazah Terakhir Personil V Ada Tidak Ada
18 Bukti Pengalaman Perusahaan V Ada Tidak Ada

Syarat harus memenuhi semua kelengkapan


administrasi diatas

HASIL PENILAIAN V Lulus Gugur/Tidak Lulus

KETERANGAN : LULUS

2 Syarat Teknis
Penawaran yang dievaluasi teknis adalah penawaran yang telah lulus evaluasi administrasi.
Persyaratan penawaran yang memenuhi syarat teknis yang harus dipenuhi untuk

7
PBJ D3-TS-2020
8
Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan sistem ini adalah sebagai
berikut :
a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan substantif yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan dan diyakini menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan ;
b. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu
yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
c. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
d. Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
e. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan; dan
f. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam Dokumen.
g. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas, peralatan dan personil yang diperlukan.
h. Menyampaikan daftar pekerjaan yang sedang dilakukan
i. Untuk usaha non-kecil memiliki KD (Kemampuan dasar) untuk usaha yang sejenis
dan kompleksitas yang setara pada 10 tahun terakhir dengan ketentuan :
a. KD = 3 x N x Pt
b. KD sekurang-kurang sama dengan nilai total HPS (Harga Perkiraan Sendiri)
c. Pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak dan
status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
d. Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang
dengan present value.
j. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk
mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus)
dari nilai paket;
k. Mempunyai Sisa Kemampuan Pekerjaan (SKP) = KP – jumlah paket yang sedang
dikerjakan.

7
PBJ D3-TS-2020
9
1) KP untuk usaha kecil = 5
2) KP untuk usaha non-kecil = 6
3) KP untuk usaha non-kecil = 1,2 N bila N>6 dimana N=Jumlah paket pekerjaan
terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
l. Bila kemitraan, KD yang dihitung adalah KD leadfirm dan SKP yang dihitung adalah
semua perusahaan yang bermitra.
ILUSTRASI

3 PENILAIAN TEKNIS MISAL OE = 648.000.000

a) Kemampuan Dasar (KD) Penilaian KD < 648.000.000,00 dinyatakan gugur

KD = 3 NPt NPt = Nilai Pengalaman tertinggi pada sub bidang

1,500,000,00
KD = 0.00 pekerjaan yang sesuai dalam kurun waktu
sepuluh tahun
terakhir

KD Untuk Usaha Kecil Tidak dihitung Penilaian :


Gugur/Tida
V Lulus k Lulus

b) Pengalaman perusahaan

Penilaian dilakukan terhadap pengalaman pekerjaan yang pernah

dikerjakan selama 7 (tujuh) tahun terakhir


Tiga Unsur yang dinilai
yaitu :

(1) Bidang Pekerjaan (Nilai Maks 25)

URAIAN BOBOT NILAI a. Bidang dan sub bidang sama


Bobot nilai 100%,
nilai 25
(1) Bidang Pekerjaan Arsitektur
Bidang sama, tapi sub bidang
berbeda Bobot nilai 50%
a. Nama Paket 100 25 b. nilai 12.5,

pembangunan kantor satpam

500,000,000. Bidang berbeda tidak mendapat


(2) Nilai Kontrak (Rp) 00 50 12.5 c. bobot

(3) Status Penyedia Jasa Penyedia Jasa Utama 100 10

a. Nilai Kontrak > 648.000.000, bobot 100%, nilai : 25

b. 324.000.000,00 < Nilai Kontrak < 648.000.000, bobot 50%, nilai 12.5
Nilai Kontrak < 324.000.000,00 bobot
c. 0%

(3) Status Penyedia Jasa (Nilai Maks 10)

a. Sebagai penyedia jasa utama/lead firm J>O bobot nilai 100%, nilai 10
Sebagai sub penyedia jasa/anggota J.O,bobot nilai
b. 30%,nilai 3

8
PBJ D3-TS-2020
0
Penilaian

Total Nilai : 47.5


Gugur/Tida
V Lulus k Lulus

c) Personil * Nilai Maksimum = 10 ; Nilai Minimum = 5

Syarat minimum kriteria memiliki : Personil dinilai sebagai berikut :


1 orang Ahli Lingkungan/Sipil yang mempunyai 1 Orang Ahli Lingkungan/Sipil :
- SKA/SKT - Nilai 7
1 orang STM yang mempunyai
- SKA/SKT - 1 Orang STM : Nilai 3

Dari Peserta Lelang :

Pengalam Keteranga
Nama Pendidikan Ijazah & Curiculum Vitae an n

SKA tidak
Kepala Teknis Pelaksana Ikhwan S1 Teknik Sipil V Ada Tidak ada 7 sesuai

Pelaksana Akhwan DIII V Ada Tidak ada 3 SKK Ada

Bila Total Nilai Personil < 5 dinyatakan gugur

Penilaian

Total Nilai 10

Gugur/Tida
V Lulus k Lulus

Keterangan :

3. Syarat Peralatan
Persyaratan minimal alat nilai maksimal bobot adalah 15 dan minimum adalah 7.5, dalam
menentukan nilai bobot masing masing alat disesuaikan tingkat kebutuhan alat dalam
pekerjaan. Sedangkan syarat peralatan yang dinilai hanya alat yang kondisinya tidak kurang
dari 70% kondisi baik. Kepemilikan alat dinilai bila milik sendiri dengan bukti kepemilikan
berupa kwitansi pembelian atau dokumen sebagai bukti di beri nilai 100%, bila alat yang

8
PBJ D3-TS-2020
1
akan dipakai adalah sewa beli dengan bukti diberi bobot nilai sebesar 100%, Sewa jangka
panjang dengan bukti, bobot nilainya 90%, Sewa jangka pendek dengan bukti, bobot
nilainya 50%, Milik sendiri, sewa beli dan sewa tidak disertai bukti, tidak dinilai. Untuk
badan usaha, bukti kepemilikan alat sangat penting dalam mengikuti tender, maka seorang
pengusaha harus tertip dalam administrasi perusahaannya.
ILUSTRASI

d) Peralatan

Syarat Minimum Kriteria : * Nilai Maksimum = 15 ; Nilai Minimum = 7.5


Bobot
Jenis Kapasitas Jumlah Nilai Syarat: Peralatan yang dinilai hanya yang kondisinya tidak kurang dari 70%

1 Alat Tukang Batu 3 kelompok 3 Set 2.5 Kepemilikan peralatan dinilai sebagai berikut :

2 Alat Tukang Kayu 3 kelompok 3 Set 2.5 1 Milik sendiri dengan bukti, bobot nilainya 100%

3 dump Truk 3,5 Ton 1 Unit 5 2 Sewa beli dengan bukti, bobot nilainya 100%

3 Sewa jangka panjang dengan bukti, bobot nilainya 90%

4 Sewa jangka pendek dengan bukti, bobot nilainya 50%

5 Milik sendiri, sewa beli dan sewa tidak disertai bukti, tidak dinilai.

Total 10

Dari Peserta Lelang


Jumlah, dan unit
Jenis Kapasitas peralatan Status Kepemilikan Alat Bobot Nilai

1 Alat Tukang Batu 3 Group 3 Set V Milik Sendiri Sewa beli dgn bukti

Sewa jangka panjang Sewa jangka pendek 100 2.5

dengan bukti dengan bukti

Milik sendiri, sewa beli, sewa tidak disertai bukti.

2 Alat Tukang Kayu 3 Group 3 Set V Milik Sendiri Sewa beli dgn bukti

Sewa jangka panjang Sewa jangka pendek 100 2.5

dengan bukti dengan bukti

Milik sendiri, sewa beli, sewa tidak disertai bukti.

3 dump Truk 3.5 Ton 1 Unit V Milik Sendiri Sewa beli dgn bukti

Sewa jangka panjang Sewa jangka pendek 100 5

dengan bukti dengan bukti

Milik sendiri, sewa beli, sewa tidak disertai bukti.

4 Molen 1.5 M3 1 unit Milik Sendiri Sewa beli dgn bukti

Sewa jangka panjang Sewa jangka pendek 0 0

8
PBJ D3-TS-2020
2
dengan bukti dengan bukti

V Milik sendiri, sewa beli, sewa tidak disertai bukti.

Bila Total Nilai Peralatan < 7,5 dinyatakan gugur

Penilaian

Total Nilai 10

V Lulus Gugur/Tidak Lulus

e) Manajemen Mutu Ada V Tidak ada

Nilai maksimum = 5: Nilai minimum = 0


Untuk Penyedia jasa yang menyampaikan program mutu diberi nilai 5
yang tidak menyampaikan dinilai 0 dan tidak gugur
Penilaian

Nilai 5

Penilaian Teknis dinyatakan gugur bila total nilai kemampuan teknis < 42.5

Total Nilai 70
Gugur/Tidak
HASIL PENILAIAN Lulus V Lulus

Keterangan :

4 TOTAL HASIL PENILAIAN Nilai 80

Nilai ambang lulus = 65

5 SISA KEMAMPUAN PAKET (SKP)


Untuk penyedia jasa usaha menengah KP = 3
SKP = KP - (jumlah paket yang sedang dikerjakan)
Bila masih mempunyai SKP dinyatakan lulus penilaian kualifikasi
Jumalah paket yang sedang dikerjakan = 0

SKP = 3

Gugur/Tidak
HASIL PENILAIAN KUALIFIKASI : Lulus V Lulus

Ketua POKJA/ Panitia Pengadaan


Barang/Jasa
Ttd

8
PBJ D3-TS-2020
3
4. Syarat Keuangan
Unsur unsur yang dievaluasi adalah surat Dukungan Bank (DB) dan Sisa Kemampuan Keuangan
(SKK) dilihat dari Neraca perusahaan.

ILUSTRASI

2 PENILAIAN KEUANGAN
Misalkan Nilai paket pekerjaan = 950.000.000

a) Dukungan Bank (DB) Syarat minimum Dukungan Bank = Rp 95,000,000.

(Minimum 10% dari Nilai Paket)

Penilaian

1. Jumlah Saldo Rekening Koran Asal Rekening Koran

Rp. …………… a)

2. Uang Tunai, Deposito, Aset Cair, Aset Nyata


lainnya Asal Kredit

Rencana Kredit

Total Rp - a)

Penilaian : 2.5

V Lulus Gugur/Tidak Lulus

b) Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) X= 950,000,000.00 0.7 665,000,000.00

1 Kekayaan Bersih (KB) diambil dari neraca Penilaian SKK > 665,000,000.00,- diberi bobot 100%. Nilai = 7,5

KB = 200,000,000.00 SKK < 665,000,000.00,- dinyatakan gugur

2 Modal Kerja (MK)

MK = 0.6 x KB

MK = 120,000,000.00

3 Kemampuan Keuangan (KK)

KK = 7 x MK

KK = 720,000,000.00

8
PBJ D3-TS-2020
4
4 Nilai Kontrak dalam Pelaksanaan (NK)

NK = -

5 Prestasi yang sedang dilaksanakan


Prestasi
= -

Maka Sisa Kemampuan Keuangan (SKK)

SKK = KK - (NK - Prestasi)

= 720,000,000.00

Penilaian : 7.5

V Lulus Gugur/Tidak Lulus

Penilaian Keuangan dinyatakan gugur bila total nilai SKK + DB < 10

Total Nilai ; 10

HASIL PENILAIAN V Lulus Gugur/Tidak Lulus

KETERANGAN :

6.3. Tugas Kelompok mengevaluasi dokumen penawaran (Administrasi,


teknis, biaya).
1. Kelompok 1 nomor Absen 1 sd 7 Mengevaluasi 3 dokumen administrasi penawaran
2. Kelompok 2 nomor Absen 8 sd 14 Mengevaluasi 3 dokumen teknis penawaran
3. Kelompok 3 nomor Absen 15 sd 21 Mengevaluasi 3 dokumen biaya penawaran
4. Kelompok 4 nomor Absen 22 sd 24 Membuat kesimpulan calon pemenang 1 dan calon
pemenang cadangan 1,2

8
PBJ D3-TS-2020
5
BAB VII
KONTRAK

Capaian Pembelajaran

Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari isi yang tertuang dalam kontrak pengadaan
barang dan jasa, materi dalam bab VII diambil dari Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018.
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami isi yang tertuang dalam
kontrak Pengadaan Barang dan Jasa sesuai Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018.

7.1 Materi Belajar


Setelah proses pengadaan barang diselesaikan, maka untuk proses selanjutnya
berdasarkan hasil penetapan pemenang/keputusan pemenang lelang, Kuasa Pengguna
Anggaran atau Pejabat Pembuat Komitmen dibantu oleh UKPBJ / Pejabat Pengadaan
Barang/jasa menyusun atau menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat Perjanjian
(kontrak), dengan ketentuan untuk pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan nilai sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa
Konsultansi dengan nilai sampai dengan Rp100.000.000,- melalui penerbitan Surat Perintah
Kerja (SPK), sedangkan untuk pengadaan barang/Pekerjaan Konstruksi/jasa Lainnya yang
nilainya diatas Rp 200.000.000,- dan untuk pengadaan jasa konsultansi yang nilainya diatas
Rp 100.000.000,- dilakukan dengan penerbitan Surat Perjanjian.

8
PBJ D3-TS-2020
6
7.2. Penyusunan Kontrak
Jenis-jenis kontrak dalam PBJ sesuai dengan Perpres No. 16 Tahun 2018 lebih
sederhana menjadi tiga jenis pengaturan saja, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk pekerjaan barang/konstruksi/jasa lainnya hanya akan diatur kontrak lumpsum,


harga satuan, gabungan, terima jadi (turnkey) dan kontrak payung.
2. Untuk pekerjaan konsultansi terdiri dari kontrak keluaran (lumpsum), waktu penugasan
(time base) dan Kontrak Payung.
3. Kontrak tahun jamak

7.3 Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya


Jenis Kontrak untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri dari:

1) Lumpsum
Kontrak Lumpsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan, dan
produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumpsum digunakan
misalnya:

 Pelaksanaan pekerjaan kontruksi sederhana;


 Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi (design and build);
 Pengadaan peralatan kantor;
 Pengadaan benih;
 Pengadaan jasa boga;
 Sewa gedung; atau
 Pembuatan video grafis.

Pembayaran dalam Kontrak Lumpsum dengan harga pasti dan tetap, senilai dengan
harga yang dicantumkan dalam Kontrak. Pembayaran dapat dilakukan
sekaligus berdasarkan hasil/keluaran atau pembayaran secara bertahap pekerjaan
berdasarkan tahapan atau bagian keluaran yang dilaksanakan.

8
PBJ D3-TS-2020
7
2) Harga Satuan

Kontrak Harga Satuan digunakan dalam hal ruang lingkup, kuantitas/volume tidak
dapat ditetapkan secara tepat yang disebabkan oleh sifat/karakteristik, kesulitan dan
resiko pekerjaan. Dalam Kontrak Harga Satuan pembayaran dilakukan berdasarkan
harga satuan yang tetap untuk masing-masing volume pekerjaan dan total pembayaran
(final price) tergantung kepada total kuantitas/volume dari hasil pekerjaan.
Pembayaran dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan yang dituangkan
dalam sertifikat hasil pengukuran (contoh monthly certificate). Kontrak Harga Satuan
digunakan misalnya untuk kegiatan pembangunan gedung atau infrastruktur,
pengadaan jasa boga pasien di rumah sakit.

3) Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan digunakan dalam hal terdapat bagian
pekerjaan yang dapat dikontrakkan menggunakan Kontrak Lumsum dan
terdapat bagian pekerjaan yang dikontrakkan menggunakan Kontrak Harga Satuan.
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan misalnya untuk Pekerjaan
Konstruksi yang terdiri dari pekerjaan pondasi tiang pancang dan bangunan atas.

4) Terima Jadi (Turnkey)

Kontrak Terima Jadi digunakan dalam hal Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan
sebagai berikut:

a) Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan;

b) Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai kesepakatan dalam Kontrak.

c) Penyelesaian pekerjaan sampai dengan siap dioperasionalkan/difungsikan sesuai


kinerja yang telah ditetapkan.

8
PBJ D3-TS-2020
8
Kontrak Terima Jadi biasa digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi terintegrasi,
misalnya Engineering Procurement Construction (EPC) pembangunan pembangkit
tenaga listrik, pabrik, dan lain-lain.

5) Kontrak Payung

Kontrak Payung digunakan dalam hal pekerjaan yang akan dilaksanakan secara
berulang dengan spesifikasi yang pasti namun volume dan waktu pesanan belum
dapat ditentukan. Kontrak Payung digunakan misalnya pengadaan obat tertentu pada
rumah sakit, jasa boga, jasa layanan perjalanan (travel agent), atau pengadaan material.

7.4 Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi


Jenis Kontrak untuk Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri dari :
1) Lumpsum Kontrak
Lumpsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan pekerjaan,
dan produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumpsum pada
Pengadaan Jasa Konsultansi digunakan misalnya konsultan manajemen, studi
kelayakan, desain, penelitian / studi, kajian / telaahan, pedoman / petunjuk, evaluasi,
produk hukum, sertifikasi, studi pendahuluan, penilaian / appraisal. Pekerjaan Pra
Studi Kelayakan, Pekerjaan Studi Kelayakan termasuk konsep desain,
Pekerjaan Detail Engineering Design (DED), manajemen proyek, layanan pengujian
dan analisis teknis seperti investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran
struktur, investigasi kegagalan struktur, testing struktur/bagian struktur, ahli
litigasi/arbitrase layanan penyelesaian sengketa.
Dalam Kontrak Lumpsum pembayaran dengan jumlah harga pasti dan tetap, senilai
dengan harga yang dicantumkan dalam Kontrak tanpa memperhatikan rincian biaya.
Pembayaran berdasarkan produk/keluaran seperti laporan kajian, gambar desain atau
berdasarkan hasil/tahapan pekerjaan yang dilaksanakan.

2) Waktu Penugasan

8
PBJ D3-TS-2020
9
Kontrak Waktu Penugasan merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk pekerjaan
yang ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan dengan rinci dan/atau waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum bisa dipastikan.
Kontrak Waktu Penugasan dapat digunakan apabila:
a) Ruang lingkup dan waktu pelaksanaan pekerjaan belum dapat ditetapkan;
b) Ruang lingkup belum dapat didefinisikan dengan jelas dan mungkin berubah
secara substansial;
c) Nilai akhir kontrak tergantung dengan lama waktu penugasan;
d) Pekerjaan yang ruang lingkupnya kecil dan/atau jangka waktunya pendek dimana
kompensasi cenderung berbasis harga per jam, per hari, per minggu atau per bulan;
e) Pekerjaan yang tidak umum/spesialis yang membutuhkan keahlian khusus.

Dalam Kontrak Waktu Penugasan pembayaran terdiri atas biaya personel dan biaya
non personel. Biaya personel dibayarkan berdasarkan remunerasi yang pasti dan
tetap sesuai yang tercantum dalam Kontrak untuk setiap satuan waktu penugasan.
Biaya non personel dapat dibayarkan secara lumpsum, harga satuan, dan/atau
penggantian biaya sesuai dengan yang dikeluarkan (at cost). Nilai akhir kontrak
yang akan dibayarkan, tergantung lama/durasi waktu penugasan. Pembayaran dapat
dilakukan berdasarkan periode waktu yang ditetapkan dalam Kontrak.

Kontrak Waktu Penugasan digunakan misalnya untuk pra studi kelayakan, pekerjaan
studi kelayakan termasuk konsep desain, pekerjaan Detail Engineering Design (DED),
manajemen kontrak, manajemen proyek, layanan pengujian dan analisis teknis seperti
investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran struktur, investigasi kegagalan
struktur, testing struktur/bagian struktur, ahli litigasi/arbitrase layanan penyelesaian
sengketa khususnya untuk proyek bernilai besar, pengawasan, penasihat,
pendampingan, pengembangan sistem/aplikasi yang kompleks, monitoring, atau
survei/pemetaan yang membutuhkan telaahan mendalam.

3) Kontrak Payung

9
PBJ D3-TS-2020
0
Kontrak Payung pada Jasa Konsultansi digunakan untuk mengikat Penyedia Jasa
Konsultansi dalam periode waktu tertentu untuk menyediakan jasa, dimana waktunya
belum dapat ditentukan.
Penyedia Jasa Konsultansi yang diikat dengan Kontrak Payung adalah Penyedia Jasa
Konsultansi yang telah memenuhi/lulus persyaratan yang ditetapkan. Kontrak Payung
digunakan misalnya untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dalam rangka penasihatan
hukum, penyiapan proyek strategis nasional, dan penyiapan proyek dalam rangka
kerjasama pemerintah dan badan usaha.

7.5 Kontrak Tahun Jamak


Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang /
Jasa yang membebani lebih dari satu tahun anggaran dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.
Kontrak Tahun Jamak dapat berupa:

1. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan, seperti proyek
pembangunan infrastruktur, jalan, jembatan, dam, waduk, gedung, kapal, pesawat
terbang, pengembangan aplikasi IT, atau pembangunan/rehabilitasi kebun;
2. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan tetapi
pelaksanaannya melewati lebih dari 1 (satu) tahun anggaran, seperti: pengadaan
barang/jasa yang pelaksanaannya bergantung pada musim contoh penanaman
benih/bibit, penghijauan, atau pengadaan barang/jasa yang layanannya tidak boleh
terputus, contoh penyediaan makanan dan obat di rumah sakit, penyediaan makanan
untuk panti asuhan/panti jompo, penyediaan makanan untuk narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan, penyediaan pakan hewan di kebun binatang; atau
3. Untuk pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk jangka
waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan maksimum 3 (tiga) tahun anggaran, seperti
jasa layanan yang tidak boleh terhenti misalnya pelayanan angkutan perintis
darat/laut/udara, layanan pembuangan sampah, sewa kantor, jasa internet/jasa
komunikasi, atau pengadaan jasa pengelolaan gedung.

9
PBJ D3-TS-2020
1
7.6 Tugas
1. Buat telaah jurnal terntang kontrak dalam proyek pemerintah atau BUMN.

BAB VIII
PELANGGARAN DAN SANGSI DALAM PBJ

Capaian Pembelajaran
Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari pelanggaran yang sering terjadi dalam
Pengadaan Barang dan jasa beserta sangsi atas pelanggaran pelanggaran yang dilakukan,
materi dalam bab VIII diambil dari Peraturan Presiden no 16 Tahun 2018, Undang Undang
Dasar 1945, https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/, dan Kesalahan Pengadaan
(Perspektif Hukum) oleh Mudjisantosa, sangsi tindak pidana korupsi oleh Fernandes Raja
Saor, S.H., M.H http://raja1987.blogspot.com/2009/01/sanksi-tindak-pidana-korupsi.html..
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan macam – macam
pelanggaran dan sangsi dalam pengadaan barang dan jasa sesuai Peraturan Presiden no 16
Tahun 2018.

8.1 Materi Belajar


Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 dan
Undang-Undang Dasar 1945, tujuan kegiatan proses pengadaan barang dan jasa adalah untuk
memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/lnstitusi
Lainnya. Dana yg dipakai dalam kontrak pemerintah menggunakan dana public/ rakyat maka

9
PBJ D3-TS-2020
2
kontrak pemerintah bukan kesepakatan kedua belah pihak saja tetapi kontrak yang berkaitan
dengan berbagai undang undang/peraturan.

8.2 Pengertian Korupsi


Penyelenggara negara mempunyai peran penting dalam tertibnya dan kelancaran
urusan ketatanegaraan, hal ini tersirat dalam Amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang menyatakan antara lain bahwa tujuan dibentuknya ”Pemerintah Negara
Indonesia dan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa…”.

Dalam implementasinya, penyelenggaraan Negara tidak boleh menyimpang dari


kaidah-kaidah yang digariskan. Namun demikian, dalam perkembangannya,
pembangunan di berbagai bidang berimplikasi terhadap perilaku penyelenggara negara
yang memunculkan rasa ketidakpercayaan masyarakat. Stigma yang menganggap
penyelenggara negara belum melaksanakan fungsi pelayanan publik berkembang sejalan
dengan ”social issue” mewabahnya praktek-prakter korupsi sebagai dampak adanya
pemusatan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab pada jabatan tertentu. Disamping
itu masyarakat sendiri tidak sepenuhnya dilibatkan dalam Kegiatan Penyelenggaraan
Negara sehingga eksistensi kontrol sosial tidak berfungsi secara efektif terhadap
penyelenggara negara, terutama dalam hal akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
sehingga rentan sekali untuk menimbulkan penyimpangan dan korupsi.
Korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, antar penyelenggara
negara, tetapi juga melibatkan pihak lain seperti keluarga, kroni dan para pengusaha,
sehingga merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang
dapat membahayakan eksistensi atas fungsi penyelenggaraan negara.
Tindakan korupsi telah lama dianggap sebagai suatu tindakan yang sangat
merugikan perekonomian suatu negara. Istilah korupsi berasal dari bahasa Latin, corruptio
atau corruptus yang berasal dari kata corrumpere. Arti harfiah dari kata tersebut adalah
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

9
PBJ D3-TS-2020
3
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah.(dalam Mudjisantosa). Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia menyatakan ”Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya”.
Korupsi dalam bahasa Latin disebut Corruptio – corruptus, dalam Bahasa
Indonesia disebut corruptie, dalam Bahasa Inggris disebut corruption, dan dalam Bahasa
Sansekerta yang tertuang dalam Naskah Kuno Negara Kertagama arti harfiah corrupt
menunjukkan kepada perbuatan yang rusak, busuk, bejad, tidak jujur yang disangkut
pautkan dengan keuangan.
Korupsi bisa diartikan sebagai “suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud
untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak -
hak dari pihak-pihak lain, secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk
mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bersamaan
dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain”. Dalam pengertian lain, korupsi dapat
pula dilihat sebagai perilaku tidak mematuhi prinsip, artinya dalam pengambilan
keputusan di bidang ekonomi, baik dilakukan oleh perorangan di sektor swasta maupun
pejabat publik, menyimpang dari aturan yang berlaku.

8.3 Pengertian Korupsi Menurut Undang Undang


Pengertian tindak pidana korupsi menurut UU Nomor 31 Tahun 1999 dan UU
Nomor 20 Tahun 2001, itu dapat dibedakan dari 2 segi, yaitu korupsi aktif dan korupsi
pasif.

1. Korupsi aktif adalah :

a) secara sadar melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian Negara,
b) dengan tujuan, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana karena
jabatn atau kedudukannya,
c) memberi hadiah atau janji dengan mengingat kekuasaan atau wewenang pada
jabatan atau kedudukannya,

9
PBJ D3-TS-2020
4
d) percobaan, pembantuan atau permufakatan jahat,
e) memberi atau menjanjikan sesuatu dengan maksud supaya berbuat atau tidak
berbuat,
f) member sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya,
g) member janji,
h) sengaja membiarkan perbuatan curang,
i) sengaja menggelapkan uang atau surat berharga. Sedangkan

2. Korupsi pasif

a) menerima pemberian atau janji karena berbuat atau tidak berbuat,


b) menerima penyerahan atau keperluan dengan membiarkan perbuatan curang,
c) menerima pemberian hadiah atau janji,
d) adanya hadiah atau janji diberikan untuk menggerakkan agar melakukan
sesuatu,
e) menerima gratifikasi yang diberikan berhubungan dengan jabatannya.

Selain itu juga, dalam prakteknya jenis korupsi itu sendiri dapat dikelompokkan
kedalam dua bentuk, yaitu :

1. Administrative Corruption, dimana segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai


dengan hukum/peraturan yang berlaku. Akan tetapi individu-individu tertentu
memperkaya diri sendirinya (contoh; penerimaan CPNS).
2. Against the Rule Corruption, artinya korupsi yang dilakukan adalah sepenuhnya
bertentangan dengan hukum (seperti; penyuapan, penyalahgunaan jabatan,
pemberian dan lain-lain).

Pengertian Korupsi Secara Yuridis, baik arti maupun jenisnya telah dirumuskan, di dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan undang-undang sebelumnya, yaitu Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 1971. Dalam pengertian yuridis, pengertian korupsi tidak hanya
terbatas kepada perbuatan yang memenuhi rumusan delik dapat merugikan keuangan

9
PBJ D3-TS-2020
5
negara atau perekonomian negara, tetapi meliputi juga perbuatan-perbuatan yang
memenuhi rumusan delik, yang merugikan masyarakat atau orang perseorangan. Oleh
karena itu, rumusannya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kelompok delik yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara,
(sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi).
2. Kelompok delik penyuapan, baik aktif (yang menyuap) maupun pasif (yang disuap)
serta gratifikasi. (sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat(1) dan ayat (2), Pasal 6
ayat(1) dan ayat (2), Pasal 11, Pasal 12 huruf a, b, c, dan d, serta Pasal 12B ayat (1)
dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Piddana Korupsi).
3. Kelompok delik penggelapan. (sebagaimana diatur dalam Pasal 8, Pasal 10 huruf a
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
4. Kelompok delik pemerasan dalam jabatan (knevelarij, extortion). (sebagaimana diatur
dalam Pasal 12 huruf e dan huruf f Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
5. Kelompok delik pemalsuan. (sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi).
6. Kelompok delik yang berkaitan dengan pemborongan, leveransir dan rekanan.
(sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 12 huruf g dan huruf i
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

Dari 6 (enam) kelompok delik di atas, hanya 1 (satu) kelompok saja yang memuat unsur
merugikan negara diatur di dalam 2 pasal yaitu pasal 2 dan 3, sedangkan 5 kelompok
lainnya yang terdiri dari 28 pasal terkait dengan perilaku menyimpang dari penyelenggara
negara atau pegawai negeri dan pihak swasta.

9
PBJ D3-TS-2020
6
Secara Internasional, korupsi diakui sebagai masalah yang sangat kompleks, bersifat
sistemik, dan meluas. Centre for Crime Prevention (CICP) sebagai salah satu organ PBB
secara luas mendefinisikan korupsi sebagai “missus of (public) power for private gain”.
Menurut CICP korupsi mempunyai dimensi perbuatan yang luas meliputi tindak pidana
suap (bribery), penggelapan (emblezzlement), penipuan (fraud), pemerasan yang
berkaitan dengan jabatan (exortion), penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power),
pemanfaatan kedudukan seseorang dalam aktivitas bisnis untuk kepentingan perorangan
yang bersifat illegal (exploiting a conflict interest, insider trading), nepotisme, komisi
illegal yang diterima oleh pejabat publik (illegal commission) dan kontribusi uang secara
illegal untuk partai politik. Sebagai masalah dunia, korupsi sudah bersifat kejahatan lintas
negara (trans national border crime), dan mengingat kompleksitas serta efek negatifnya,
maka korupsi yang dikategorikan sebagai kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime)
memerlukan upaya pemberantasan dengan cara-cara yang luar biasa (extra ordinary
measure).

Bagi Indonesia, korupsi adalah penyakit kronis hampir tanpa obat, menyelusup di segala
segi kehidupan dan tampak sebagai pencitraan budaya buruk bangsa Indonesia. Secara
sinis orang bisa menyebut jati diri Indonesia adalah perilaku korupsi. Pencitraan tersebut
tidak sepenuhnya salah, sebab dalam realitanya kompleksitas korupsi dirasakan bukan
masalah hukum semata, akan tetapi sesungguhnya merupakan pelanggaraan atas hak -hak
ekonomi dan sosial masyarakat. Korupsi telah menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan
sosial yang besar. Masyarakat tidak dapat menikmati pemerataan hasil pembangunan dan
tidak menikmati hak yang seharusnya diperoleh. Dan secara keseluruhan, korupsi telah
memperlemah ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Pemberantasan korupsi bukanlah sekedar aspirasi masyarakat luas melainkan merupakan


kebutuhan mendesak (urgent needs) bangsa Indonesia untuk mencegah dan
menghilangkan secepatnya dari bumi pertiwi ini karena dengan demikian penegakan
hukum pemberantasan korupsi diharapkan dapat mengurangi dan seluas-luasnya

9
PBJ D3-TS-2020
7
menghapuskan kemiskinan. Pemberantasan tindak pidana korupsi tersebut tidak lain
adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dari masyarakat Indonesia yang sudah sangat
menderita karena korupsi yang semakin merajarela.

8.4 Korupsi Menurut Undang Undang dan Para Ahli


1. UU No 31 Tahun 1999
Pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi mengartikan bahwa Korupsi adalah Setiap orang yang dikategorikan melawan
hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara.

2. UU No 20 Tahun 2001
Pengertian Korupsi Menurut UU No. 20 Tahun 2001 adalah tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat
merugikan negara atau perekonomian Negara.

3. UU No 24 Tahun 1960
Pengertian Korupsi Menurut UU No.24 Tahun 1960 adalah perbuatan seseorang, yang
dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan dengan menyalah gunakan
jabatan atau kedudukan.

4. Pengertian Korupsi Menurut KBBI

Pengertian korupsi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah


penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.

5. Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli

9
PBJ D3-TS-2020
8
Selain penjelasan mengenai pengertian korupsi secara umum, para ahli dan pakar memiliki
pandangan dan pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu korupsi. Berikut
ini pengertian korupsi menurut para ahli secara lengkap,

a. Alatas (1987)
Pengertian korupsi menurut Alatas adalah pencurian yang melalui penipuan dalam
situasi yang mengkhianati kepercayaan. Korupsi merupakan wujud perbuatan immoral
dari dorongan untuk mendapatkan sesuatu menggunakan metode penipuan dan
pencurian. Poin penting yang harus anda tahu bahwa nepotisme dan korupsi otogenik
itu merupakan bentuk korupsi.

b. Bank Dunia
Pengertian Korupsi menurut Bank Dunia adalah pemanfaatan kekuasaan untuk
mendapat keuntungan pribadi. Bila anda perhatikan dengan seksama definisi korupsi
ini maka kolusi, dan nepotisme merupakan bagian dari korupsi atau bentuk korupsi itu
sendiri (Kusuma, 2003).

c. Kusuma (2003)
Korupsi adalah pemanfaatan kekuasaan untuk mendapat keuntungan pribadi. Bila anda
perhatikan dengan seksama definisi korupsi ini maka kolusi, dan nepotisme merupakan
bagian dari korupsi atau bentuk korupsi itu sendiri.

d. Asyumardi Mazhar
Pengertian korupsi adalah berbagai tindakan gelap dan tidak sah (illicit or illegal
activities) untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.

e. Guy Benveniste
Guy Benveniste membagi pengertian korupsi menjadi tiga bagian yaitu korupsi ilegal
(corruption illegal), mercenery corruption dan ideological corruption (korupsi
ideologis).

9
PBJ D3-TS-2020
9
 Pengertian illegal corruption (illegal corruption) adalah suatu jenis tindakan yang
membongkar atau mengacaukan, bahasa ataupun maksud maksud hukum,
peraturan dan regulasi tertentu. Efektivitas untuk jenis korupsi ini bisa diukur.
Namun ia jauh lebih mudah untuk dikendalikan.
 Pengertian mercenary corruption adalah sejenis korupsi dengan maksud untuk
memperoleh keuntungan individual / pribadi. Umumnya korupsi jenis ini banyak
digunakan oleh kompetitor politik dalam suksesi ataupun kampanye politik.
 Pengertian korupsi ideologis (ideological corruption) adalah korupsi yang
dilakukan lebih karena kepentingan kelompok, karena komitmen ideologis
seseorang yang mulai tertanam diatas nama kelompok tertentu. Ummnya korupsi
ideologis sangat sulit dilacak dan diketahui secara material.

f. Nurdjana (1990)
Pengertian Korupsi Menurut Nurdjana, korupsi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“corruptio” yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak
bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil, mental
dan hukum.

g. Muhammad Ali (1998)


Ia membagi arti korupsi menjadi tiga pengertian, yakni 1) korup, 2) korupsi, dan 3)
koruptor):

 “Korup” diartikan sebagai sifat yang busuk, suka menerima uang suap/sogok,
memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya.
 “Korupsi” artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok, dan sebagainya
 “Koruptor” artinya orang yang melakukan korupsi

h. Agus Mulya Karsona (2011 :23)

1
PBJ D3-TS-2020 0
0
Mendefinisikan korupsi sebagai sesuatu perbuatan yang busuk, jahat, dan merusak
yang menyangkut perbuatan yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk,
menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaana
dalam jabatan karena pemberian, menyangkut factor ekonomi dan politik dan
penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasaan di bawah kekuasan jabatan.

i. Haryatmoko
Korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan kemampuan yang didapat dari
posisinya untuk menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh, uang atau
kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.

j. Brooks
Menurut Brooks, korupsi adalah dengan sengaja melakukan kesalahan atau melalaikan
tugas yang diketahui sebagai kewajiban, atau tanpa keuntungan yang sedikit banyak
bersifat pribadi.

k. Poerwadarminta
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ia menyimpulkan bahwa korupsi ialah
perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan
sebagainya.

l. Soedarsono
Ia menyimpulkan bahwa korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang negara
atau perusahaan sebagai tempat seseorang bekerja untuk kepentingan pribadi atau
orang lain.

m. Kartono (1983)

1
PBJ D3-TS-2020 0
1
Arti Korupsi Menurut Kartono adalah tingkat laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, dan atau merugikan
kepentingan umum dan negara.

n. Robert Klitgaard
Korupsi adalah suatu tingkah laku yang meyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya
dalam negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status atau uang yang
menyangkut diri pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri), atau
melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian
korupsi yang diungkapkan oleh Robert yaitu korupsi dilihat dari perspektif administrasi
negara.

o. Nathaniel H. Left
Pengertian Korupsi adalah suatu cara diluar hukum yang digunakan oleh perseorangan
atau golongan-golongan untuk mempengaruhi tindakan-tindakan birokrasi.

p. Jose Veloso Abueva


Korupsi adalah mempergunakan kekayaan negara (biasanya uang, barang-barang milik
negara atau kesempatan) untuk memperkaya diri.

q. Juniadi Suwartojo (1997)


Definisi Korupsi Menurut Juniadi Suwartojo adalah tingkah laku atau tindakan
seseorang atau lebih yang melanggar norma-norma yang berlaku dengan menggunakan
dan/atau menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui proses pengadaan,
penetapan pungutan penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya yang
dilakukan pada kegiatan penerimaan dan/atau pengeluaran uang atau kekayaan,
penyimpanan uang atau kekayaan serta dalam perizinan dan/atau jasa lainnya dengan

1
PBJ D3-TS-2020 0
2
tujuan keuntungan pribadi atau golongannya sehing langsung atau tidak langsung
merugikan kepentingan dan/atau keuangan negara/masyarakat.

r. Mubyarto

Pengertian Korupsi Menurut Mubyarto adalah suatu masalah politik lebih dari pada
ekonomi yang menyentuh keabsahan (legitimasi) pemerintah di mata generasi muda,
kaum elite terdidik dan para pegawai pada umumnya. Akibat yang ditimbulkan dari
korupsi ini ialah berkurangnya dukungan pada pemerintah dari kelompok elite di
tingkat provinsi dan kabupaten. Definisi korupsi yang diungkapkan Mubyarto yaitu
menyoroti korupsi dari segi politik dan ekonomi.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut,

1. perbuatan melawan hukum,


2. penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
3. memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
4. merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Sedangkan Jenis tindak pidana korupsi di antaranya adalah,

1. memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),


2. penggelapan dalam jabatan,
3. pemerasan dalam jabatan,
4. ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
5. menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:.

1
PBJ D3-TS-2020 0
3
1. Korupsi dalam pengertian tindakan penghianatan terhadap kepercayaan.
2. Korupsi dalam pengertian semua tindakan penyalahgunaan kekuasaaan, walaupun
pelakunya tidak mendapatkan keuntungan material.
3. Korupsi dalam pengertian semua bentuk tindakan penyalahgunaan dna bukan
haknya.
Jadi, korupsi merupakan suatu tindakan penyalahgunaan wewenang, kekuasaan
yang dapat merugikan dalam bidang ekonomi dan dapat merugikan dalam bidang
ekonomi dan dapat merugikan masyarakat pada umumnya.

8.5. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi


Penyebab adanya tindakan korupsi bervariasi. Dalam teori yang dikemukanan oleh Jack
Bologne atau sering disebut GONE Theory, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya korupsi meliputi:

1. Greeds (keserakahan), berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara


potensial ada di dalam diri setiap orang.
2. Opportunities (kesempatan), berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi
atau masyarakat yang sedemekian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi
seseorang untuk melakukan kecurangan.
3. Needs (kebutuhan), berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-
individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
4. Exposures (pengungkapan), berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang
dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan
kecurangan.

Faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku (actor) korupsi,
yaitu individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun di luar organisasi yang
melakukan korupsi yang merugikan pihak korban. Sedangkan faktor-faktor
Opportunities dan Exposures berkaitan dengan korban perbuatan korupsi (victim)
yaitu organisasi, instansi, masyarakat yang kepentingannya dirugikan.

1
PBJ D3-TS-2020 0
4
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono, faktor penyebab seorang melakukan tindakan
korupsi yaitu faktor dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak, dan
sebagainya) dan faktor rangsangan dari luar (misalnya dorongan dari teman-teman,
kesempatan, kurang kontral dan sebagai). Lain lagi yang dikemukakan oleh OPSTIB
Pusat, Laksamana Soedomo yang menyebutkan ada lima sumber potensial korupsi dan
penyelewengan yakni proyek pembangunan fisik, pengadaan barang, bea dan cukai,
perpajakan, pemberian izin usaha, danfasilitas kredit perbankan.
Selain penyebab yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi penyebab derasnya
korupsi yang terjadi di Indonesia, antara lain sebagai berikut korupsi yang terjadi di
Indonesia, antara lain sebagai berikut:

1. Tanggung jawab profesi, moral, dan sosial yang rendah


2. Sanksi yang lemah dan penerapan hukum yang tidak konsisten dari institusi
penegak hukum, institusi pemeriksa./ pengawas yang tidak bersih/ independen
3. Rendahnya disiplin/ kepatuhan terhasdap Undang-Undang dan Peraturan
4. Kehidupan yang konsumtif, boros, dan serakah (untuk memperkaya diri sendiri)
5. Lemahnya pengawasan berjenjang (internal) dalam pelaksanaan tugas

8.6 Sangsi bagi Perbuatan Korupsi


Hati-hatilah Anda jika bersentuhan dengan segala kegiatan yang erat kaitannya dengan Tindak
Pidana Korupsi. Hal ini dikarenakan banyak sekali ketentuan mengenai sanksi. Sdangkan jika
melihat ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, jenis penjatuhan sanksi yang
dapat dilakukan oleh hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah :

A. Pidana Mati

Dapat dipidana mati kepada setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebagaimana ditentukan Pasal 2
ayat (2) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 yang dilakukan dalam ketentuan tertentu.

1
PBJ D3-TS-2020 0
5
Adapun yang dimmaksud dengan ketentuan tertentu adalah pemberatan kepada pelaku
tindak pidana korupsi apabila tindak pidana tersebut dilakukan pada waktu negara dalam
keadaan bahaya sesuai dengan undang-undang yang berlaku, pada waktu terjadinya
bencana alam nasional, sebagai pengulangan tindak pidana korupsi, atau pada saat negara
dalam keadaan krisis ekonomi (moneter)

B. Pidana Penjara

a. Pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama
20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) bagi setiap orang yang
secara melawan hokum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
(Pasal 2 ayat (1)).

b. pidana seumur hidup atau penjara paling singkakt 1 (satu) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) bagi setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korp[orasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan, atau saran yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukanyang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (pasal 3)

c. pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun atau denda
paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang melakukan
tindak pidana sebagaiman yang dimaksud dalam pasal 209 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (pasal 5).

d. pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang

1
PBJ D3-TS-2020 0
6
yang melakukan tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 210 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (pasal 6)

e. pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang melakukan
tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 387 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (pasal 7).

f. pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang
yang melakukan tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 415 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (pasal 8)

g. pidana penjara paling singkat 1(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang melakukan
tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 416 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (pasal 9)

h. pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang melakukan
tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 417 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (pasal 10)

i. pidana penjara paling singkat 1(satu) tahun dan paling lama 5 (lima belas) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang melakukan
tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 418 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (pasal 11)

1
PBJ D3-TS-2020 0
7
j. pidana penjara seumur hidup dan/atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar) bagi setiap
orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 419, pasal
420, pasal 423, pasal 425, pasal 435 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (pasal 12)

k. pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 600.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang
yang dengan sengaja mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau
tidak langsung, penuntutan dan pemeriksaan di siding pengadilan terhadap tersangka
atau terdakwa ataupun saksi dalam perkara korupsi (pasal 21)

l. pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 600.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang
yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 28, pasal 29, pasal
35,dan pasal 36 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang dengan sengaja tidak
memberikan keterangan yang tidak benar (pasal 22).

m. pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 6(enam) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus puluh juta rupiah) bagi bagi pelanggaran ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 220, pasal 231, pasal 421, pasal 422, pasal 429,
pasal 430 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (pasal 23)

n. pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp.
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) bagi saksi yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 (pasal 24).

1
PBJ D3-TS-2020 0
8
C. Pidana Tambahan

a. Perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujud atau barang tidak
bergerak yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari tindakan pidana korupsi,
termasuk perusahaan milik terpidan dimana tindak pidana dilakukan, begitu pula dari
barang yang menggantikan barang-barang tersebut.

b. Pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta


yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.

c. Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk paling lama 1 (satu) tahun.

d. Penutupan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau
sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh pemerintah kepada
terpidana.

e. Jika terpidan tidak membayar uang pengganti paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan
sesudah putusan pengadilan yang telah memperoleh ketetapan hukum, maka harta
bendanya dapat disita atau dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut.

f. Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar
uang pengganti maka terpidana dengan pidana penjara yang lamanya tidak memenuhi
ancaman maksimum dari pidana pokoknya sesuai ketentuan Undang-Undang nomor
31 Tahun 1999 dan lamanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan
pengadilan

8.7 Tugas

1. Buat makalah topik mencegah korupsi atau Tindakan tidak terpuji pada bisnis konstruksi
minimal 10 lembar, tulis tangan!!

1
PBJ D3-TS-2020 0
9
1
PBJ D3-TS-2020 1
0

Anda mungkin juga menyukai