Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN (AHDP)


(HSPB 802)
“LAPORAN KULIAH UMUM”

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Eliatun, M.T.
NIP. 19750525 200501 2 004

Disusun Oleh :
FEBRIANI INANG .A
NIM. 1720811220023

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN


TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aspek Hukum dalam Pembangunan (AHDP) adalah salah satu mata kuliah
pilihan dalam kurikulum program S1 Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru materinya mencakup pembelajaran tentang aspek
legalitas yang berlaku di Indonesia dalam pelaksanaan jasa konstruksi termasuk:
aspek legalitas dalam badan usaha jasa konstruksi, pengadaan/seleksi penyedia
jasa konstruksi termasuk jasa perencanaan, pengawas,pelaksana jasa konstruksi,
dan administrasi dan manajemen kontrak jasa konstruksi termasuk penyelesaian
perselisihan para pihak yang terlibat dalam perjanjian jasa konstruksi. Mahasiswa
akan mempunyai kompetensi dalam melakukan analisis aspek legalitas badan
usaha jasa konstruksi, sistem pengadaan / seleksi penyedia jasa konstruksi dana
administrasi kontrak jasa konstruksi.
Pada mata kuliah ini mahasiswa akan mengetahui salah satu subbab yang
dipelajari pada mata kuliah ini adalah Pengadaan Barang dan Jasa. Dengan
mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menambah
pengetahuannya mengenai Hukum Konstruksi di Indonesia. Karena dengan adanya
hukum konstruksi, mahasiswa yang kedepannya akan berperan sebagai pelaku jasa
konstruksi dapat melindungi hak-haknya dan memperjelas kewajibannya pada
sebuah kontrak konstruksi dengan berlandaskan hukum jasa konstruksi.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan kegiatan kuliah umum dengan tema “Pengadaan Barang atau
Jasa pada Proyek Pemerintah” ULM Banjarbaru tahun 2019 adalah Menambah
wawasan mahasiswa mengenai Pengadaan Barang/Jasa pada Proyek Pemerintah.

1.3 Tema
Tema pada kuliah umum ini adalah “Pengadaan Barang atau Jasa pada Proyek
Pemerintah”
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan kuliah umum dengan tema “Pengadaan Barang atau Jasa pada
Proyek Pemerintah” Fakultas Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 April 2019. Tempat
pelaksanaan kuliah umum yaitu di Aula 2 Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.

2.2 Peserta
Peserta pada kuliah umum ini adalah Mahasiswa program S1 Teknik Jurusan
Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat Banjarabaru.

2.3 Kronologis Kegiatan


Dalam kegiatan kuliah umum dengan tema “Pengadaan Barang atau Jasa pada
Proyek Pemerintah” Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
tahun 2019 terlaksana dengan baik melalui tahapan berikut :
1) Pembukaan oleh panitia (MC)
2) Pembacaan Ayat suci Al-Qur’an
3) Sambutan
4) Presentase Narasumber
5) Sesi Tanya Jawab
6) Kesimpulan
7) Baca Do’a
2.3.1 Isi Materi
Isi materi yang disampaikan pemateri yaitu Bapak Muhammad Ilyas,
S.T.,M.T. dengan moderator Bapak Dr.Ir. Henry Wardhana,M.T. adalah:
 Peraturan Pelaksanaan Barang dan Jasa Pemerintah
a. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta Perubahannya.
b. Peraturan Presiden No 70 Tahun 2012 Tentang perubahan Kedua
Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010,
c. Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Ketiga Atas
d. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

 Ruang Lingkup Pemberlakuan peraturan presiden NO 16 TAHUN


2018
Berdasarkan Pasal 2 ayat a, b dan c
a. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang menggunakan
anggaran belanja dari APBN/APBD;
b. Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari
APBN/APBD sebagaimana dimaksud pada huruf a, termasuk
Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari pinjaman dalam negeri dan/atau hibah dalam negeri
yang diterima oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
dan/atau
c. Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari
APBN/APBD sebagaimana dimaksud pada huruf a termasuk
Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari
pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri.

 Pengadaan barang dan jasa pemerintah


a. Pengadaan Barang
b. Pengadaan Konstruksi
c. Pengadaan Jasa Konsultansi
d. Pengadaan Jasa Lainnya

 Pelaku pengadaan barang dan jasa


a. Pengguna Anggaran (PA)
1. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja;
2. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran belanja yang telah ditetapkan;
3. Menetapkan perencanaan pengadaan;
4. Menetapkan dan mengumumkan RUP;
5. Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;
6. Menetapkan Penunjukan Langsung untuk Tender/Seleksi
ulang gagal;
7. Menetapkan PPK;
8. Menetapkan Pejabat Pengadaan;
9. Menetapkan PjPHP/PPHP;
10. Menetapkan Penyelenggara Swakelola;
11. Menetapkan tim teknis;
12. Menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan
13. Melalui Sayembara/Kontes;
14. Menyatakan Tender gagal/Seleksi gagal; dan
15. Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia

b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


1. KPA dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
melaksanakan pendelegasian sesuai dengan pelimpahan dari
PA.
2. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud tadi KPA
berwenang menjawab Sanggah Banding peserta Tender
Pekerjaan Konstruksi.
3. KPA dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan
kewenangan yang terkait dengan:
4. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan/atau
5. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran belanja yang telah ditetapkan.
6. KPA dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.
7. Dalam hal tidak ada personel yang dapat ditunjuk sebagai
PPK, KPA dapat merangkap sebagai PPK.

c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


1. Menyusun perencanaan pengadaan;
2. Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja
(KAK);
3. Menetapkan rancangan kontrak;
4. Menetapkan HPS;
5. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
kepada Penyedia;
6. Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
7. Menetapkan tim pendukung;
8. Menetapkan tim atau tenaga ahli;
9. Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
10. Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
11. Mengendalikan Kontrak;
12. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada
PA/KPA;
13. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada
PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
14. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan; dan
15. Menilai kinerja Penyedia.

d. Pejabat Pengadaan
1. Pejabat Pengadaan dalam Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud memiliki tugas:
2. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan
Langsung;
3. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
4. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan
5. Melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

e. Pokja Pemilihan
1. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
Penyedia;
2. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
Penyedia untuk katalog elektronik; dan
3. Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode
pemilihan:
a) Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai
Pagu Anggaran paling banyak Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah); dan
b) Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Jasa Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
4. Pokja Pemilihan beranggotakan minimal 3 (tiga) orang , bisa
lebih dari tiga sepanjang berjumlah gasal.
5. Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli.

f. UKPBJ (Unit Kegiatan Pengadaan Barang Jasa)


1. UKPBJ bertugas melaksanakan sebagian atau seluruh
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi kepercayaan
oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah sebagai pihak
pemberi pekerjaan.
2. UKPBJ sebuah wadah yang mengontrol kelancaran proses
pengadaan jasa.
3. UKPBJ, didalamnya ada kegiatan Pengadaan barang, LPSE,
pengembangan SDM

g. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PJPHP) / Panitia Penerima


Hasil Pekerjaan (PPHP)
1. PjPHP memiliki tugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan Jasa Konsultansi yang bernilai paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. PPHP memiliki tugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling sedikit di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

h. Penyelenggara Swakelola
Penyelenggara Swakelola sebagaimana dimaksud terdiri atas
Tim Persiapan, Tim Pelaksana, dan/atau Tim Pengawas.
a) Tim Persiapan memiliki tugas menyusun sasaran,
rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana
biaya.
b) Tim Pelaksana memiliki tugas melaksanakan,
mencatat, mengevaluasi, dan melaporkan secara
berkala kemajuan pelaksanaan kegiatan dan
penyerapan anggaran.
c) Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan
dan pelaksanaan fisik maupun administrasi
Swakelola.
i. Penyedia (Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa)
1. Penyedia sebagaimana dimaksud adalah penyedia yang
memenuhi kualifikasi sesuai dengan barang/jasa yang
diadakan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Penyedia bertanggung jawab atas:
a. Pelaksanaan Kontrak;
b. Kualitas barang/jasa;
c. Ketepatan perhitungan jumlah atau volume;
d. Ketepatan waktu penyerahan; dan
e. Ketepatan tempat penyerahan.
 Media dalam melakukan pengadaan barang/jasa
 Pelaksanaan Pengadaan barang jasa bisa dilakukan dengan
cara menual atau bisa dengan cara menggunakan SPSE
(Sistem Pengadaan Secara Elektronik)
 LKPP sebagai Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah
menyediakan SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektonik)
untuk memudahkan proses tender dan mengurangi tatap muka
antara Pokja pemilihan dengan peserta tender.
 Perencanaan pengadaan barang/jasa pemerintah
 Perencanaan pengadaan meliputi identifikasi kebutuhan,
penetapan barang/jasa, cara, jadwal, dan anggaran Pengadaan
Barang/Jasa.
 Perencanaan pengadaan yang dananya bersumber dari APBN
dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan Rencana
Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) setelah penetapan
Pagu Indikatif. Begitu juga dengan sumber anggaran APBD.
 Perencanaan pengadaan terdiri atas: Penyedia atau Swakelola
(Penyusunan Spesifikasi Teknis (KAK), Penyusunan
perkiraan Biaya (RAB)/HPS, Penyusunan Biaya Pendukung
dan Pemaketan.
 Penyusunan Rencana pemaketan pekerjaan untuk diumumkan
melalui SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan)
 Rencana umum pengadaan
 LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah) sebagai
lembaga yang menaungi pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah memiliki sebuah sistem aplikasi yang disebut
SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan).
 Pengumuman RUP Kementerian/Lembaga dilakukan setelah
penetapan alokasi anggaran belanja.
 Semua kegiatan pengadaan diumumkan melalaui SIRUP ini,
agar semua orang / penyedia bisa melihat melalui SIRUP ini.
 Pengumuman RUP dilakukan kembali dalam hal terdapat
perubahan/revisi paket pengadaan atau Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA)/Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA)
 Metode pemilihan penyedia
 Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi bila melalui metode :
a. E – Purchasing
• E – Purchashing adalah Pembelian barang secara
Elektronik selalui sistem SPSE
• Terdapat dua kewenangan pelaksanaan kegiatan :
• Untuk pekerjaan pengadaan barang dengan nilai pagu
0 s/d 200 juta kewenagan melalui pejabat pengadaan.
Tetapi surat pesanan barang/kontrak ditandatangani
oleh PPK.
• Untuk pekerjaan pengadaan barang dengan nilai 200
juta s/d tidak terbatas, tapi untuk diatas 100 milyar
harus mendapat persetuan dari PA terlebih dahulu
sebelum melakukan kontrak. Kewenangan proses
pengadaan dilakukan langsung oleh PPK.
b. Pengadaan Langsung (nilai pengadaan sampai dengan
200 juta)
c. Penunjukkan Langsung (untuk pekerjaan darurat)
d. Tender / Tender Cepat (nilai pengadaan 200 juta keatas)
• Tender/Seleksi dilakukan untuk mendapat penyedia
barang/Jasa Konstruksi/Konsultan.
• Tender Cepat kebanyakan digunakan untuk pengadaan
barang saja. Dalam proses tender cepat PPK dan
POKJA pemilihan dibolehkan menapilkan nama
barang, merek dan spesifikasi barang yang akan
ditenderkan.

 Pengadaan Jasa Konsultansi melalui metode :


a. Seleksi dengan (nilai pengadaan 100 juta keatas)
b. Pengadaan Langsung (nilai pengadaan sampai 100 Juta)
c. Penunjukkan Langsung (untuk pekerjaan darurat)
 Persiapan pengadaan barang/jasa melalui penyedia
 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia antara
lain, PPK harus menyiapakan :
1. Menetapkan HPS (harga perhitungan sendiri)
2. Menetapkan rancangan kontrak
3. Menetapkan Spesifikasi Teknis/KAK
4. Menguplode ke Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE)

 Jenis kontrak
1. Kontrak Lumsum
Merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah
harga yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
b. Berorientasi kepada keluaran; dan
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran
yang dihasilkan sesuai dengan Kontrak.
2. Kontrak Harga Satuan
Merupakan kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan yang tetap
untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai
a. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat
Perkiraan pada saat kontrak ditandatangani;
b. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas
realisasi volume pekerjaan; dan
c. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan
3. Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
Merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya gabungan Lumsum dan Harga
Satuan dalam 1(satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Kontrak Terima Jadi/Turnkey
Merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan
selesai dilaksanakan; dan
b. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai
kesepakatan dalam Kontrak.
5. Kontrak Payung
Berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu
untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume
dan/atau waktu pengirimannya pada saat Kontrak
ditandatangani.

 Bentuk kontrak
1. Bukti Pembayaran/Pembelian; Pengadaan Barang/Jasa
Lainnya dengan nilai paling banyak Rp10.000.000,00
2. Kuitansi; untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai
paling banyak Rp50.000.000,00
3. Surat Perintah Kerja (SPK); Pengadaan Jasa Konsultansi
dengan nilai paling banyak Rp100.000.000,00, Pengadaan
Barang/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas
Rp50.000.000,00 sampai dengan nilai paling banyak
Rp200.000.000,00, dan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dengan nilai paling banyak Rp200.000.000,00.
4. Surat Perjanjian; dan Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 dan untuk Pengadaan Jasa Konsultansi
dengan nilai paling sedikit di atas Rp100.000.000,00
5. Surat Pesanan. Pengadaan Barang/Jasa melalui E-purchasing

 Proses pengadaan penyedia


1. Pengadaan Langsung
 PPK melalui Aplikasi SPSE mengajukan usulan proses
pengadaan langsung ke UKPBJ paket yang sudah di
unggah di aplikasi SIRUP.
 Dalam Aplikasi SPSE, PPK menguplode HPS,
Spesifikasi Teknis, Standar Dokomen Penawaran (SDP)
dan dokumen pendukung lainnya (gambar, RAB
kosong)
 Kepala UKPBJ setelah menelaah dokumen yang di
uplode oleh PPK kemudian mendelegasikan kepada
Pejabat Pengadaan untuk melakukan proses pemilihan
penyedia
 Pejabat pengadaan membuat jadwal dan memilih
penyedia yang sudah terverifikasi oleh LKPP lewat
aplikasi SIKAP.

 Jadwal pengadaan langsung


 Kewenangan Pejabat Pengadaan, setelah mendapat penugasan
dari kepala UKPBJ
 Memeriksa dokumen spesifikasi teknis, memeriksa HPS,
memeriksa SDP
 Membuat jadwal :
a. Uploade/pemasukan Dokumen Penawaran
b. Pembuakaan Penawaran
c. Evaluasi Penawaran
d. Klarifikasi Teknis dan Negosiasi
e. Penandatanganan Kontrak
 Selanjutnya Pemilihan Penyedia

 Jadwal pengadaan penyedia lewat tender


1. Pokja Pemilihan, setelah mendapat penugasan dari kepala
UKPBJ
2. Memeriksa dokumen spesifikasi teknis, memeriksa HPS,
memeriksa SDP
3. Membuat jadwal :
a. Pengumuman Pascakualifikasi
b. Download Penawaran Pemilihan
c. Pemberian Penjelasan
d. Uploade Dokumen Penawaran
e. Pembukaan Dokumen Penawaran
f. Evaluasi Penawaran
g. Pembuktian Kualifikasi
h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pemilihan
i. Penetapan Pemenang
j. Pengumuman Pemenang
k. Masa sanggah hasil tender
l. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
m. Surat Penunjukkan
n. Penandatanganan Kontrak
 Jadwal pengadaan penyedia lewat tender cepat
 Pokja Pemilihan, setelah mendapat penugasan dari kepala
UKPBJ
 Memeriksa dokumen spesifikasi teknis, memeriksa HPS,
memeriksa SDP
 Membuat jadwal :
a. Pemberian Penjelasan
b. Uploade Dokumen Penawaran
c. Klarifikasi Teknis dan Negosiasi
d. Penandatanganan Kontrak
 Pelaksanaan Pengadaan
 Setelah Penandatangan Kontrak antara PPK dengan Penyedia,
PPK bertugas mengontrol, mengendalikan jalannya pelaksanaan
pekerjaan sesuai waktu pelaksanaan yang ditetapkan.
 Setelah selesai pekerjaan dengan tidak melebihi jangka waktu
pelaksanaan, PPK meminta PJPHP (Pejabat Pemeriksa Hasil
Pengadaan) atau PPHP (Panitia Pemeriksa Hasil
Pekerjaan)memeriksa hasil pekerjaan.
 PPK membuat Berita Acara Serah Terima dan melanjutkan ke
proses pembayaran.
 PPK menyerahkan Hasil Pekerjaan kepada KPA dalam sebuah
berita acara serah terima hasil pekerjaan.
2.3.2 Foto hasil kegiatan
Gambar 2.3.2.1 Penyampaian Materi oleh Narasumber

Gambar
2.3.2.2 Sesi Tanya
jawab
Gambar 2.3.2.3 Sesi Tanya jawab

Gambar 2.3.2.4
Narasumber pada
Kuliah Tamu
Gambar 2.3.2.5 Peserta pada Kuliah Tamu

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah berlandaskan Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pengadaan Barang dan
Jasa terbagi menjadi 4 yaitu : Pengadaan Barang, Pengadaan Konstruksi, Pengadaan
Jasa Konsultansi dan Pengadaan Jasa Lainnya. Pelaku pengadaan barang dan jasa
berupa : Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan, Pokja Pemilihan, UKPBJ (Unit
Kegiatan Pengadaan Barang Jasa), Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PJPHP) /
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP), Penyelenggara Swakelola, dan Penyedia
(Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa) yang memiliki tugas yang saling
berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai