Anda di halaman 1dari 8

3.

jelaskan 4 tahap permodelan transportasi, berikan contohnya


Jawab:
Ada 4 tahap permodelan transportasi yaitu:
a. Model bangkitan pergerakan
b. Model Sebaran pergerakan
c. Model pemilihan moda
d. Model pemilihan rute

PENYELESAIAN

a. Model Bangkitan Pergerakan


1. Dasar dari model bangkitan pergerakan adalah:
 Perjalanan
 Home based trip
 Non home based trip
 Bangkitan pergerakan (trip production)
 Tarikan pergerakan (trip attraction)
 Tahapan bangkitan pergerakan (trip generation)

2. Klasifikasi Pergerakan
 Berdasarkan tujuan pergerakan
Ada 5 kategori tujuan pergerakan yang sering digunakan:
a. Pergerakan ke tempat kerja
b. Pergerakan ke Sekolah atau universitas (tujuan pendidikan)
c. Pergerakan ke tempat belanja
d. Pergerakan untuk kepentingan social atau rekreasi,
e. Dan lain-lain
 Berdasarkan waktu, biasanya dibedakan menjadi pergerakan pad jam sibuk dan pada
jam tidak sibuk.
 Berdasarkan jenis Orang, perilaku pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh atribut
sosio-ekonomi. Atribut yang dimaksud adalah:
 Tingkat pendapatan
 Tingkat kepemilikankendaraan
 Ukuran dan struktur rumah tangga

3. Factor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan


 Bangkitan pergerakan untuk manusia Bangkitan pergerakan untuk manusia seperti :
pendapatan, pemilikan kendaraan, struktur rumah tangga, ukuran rumah tangga, nilai
lahan, kepadatan daerah pemukiman dan aksesibilitas.
 Tarikan pergerakan untuk manusia seperti : luas lantai untuk kegiatan industry,
komersial, perkantoran, pertokoan, dan pelayanan lainnya.
 Bangkitan dan tarikan pergerakan untuk barang seperti : jumlah lapangan kerja, jumlah
tempat pemasaran, luas atap industry dan total seluruh daerah yang ada.

Proses Permodelan Bangkitan dan Tarikan Dengan Menggunakan Metode Analisis Korelasi
Terdapat 3 metode analisis korelasi berbasis zona yang dapat digunakan untuk analisis
bangkitan pergerakan, yaitu :
 Metode step wise type 1
 Metode step wise type 2
 Metode coba – coba

4. Contoh penerapan ketiga metode trip generation


Jumlah bangkitan dan peubah pergerakan per kabupaten di provinsi Jawa Barat
1. Metode Step wise 1

Dilihat dari table diatas, model yang terpilih untuk tipe 1 ini adalah model yang dihasilkan
pada tahap ke 5. Meskipun nilai R2 (=0,665) yang dihasilkan bukan yang tertinggi, tanda
koefisien regresi peubah bebasnya sesuai dengan yang diharapkan (nilai positif). Nilai
konstanta regresi (intersep) termasuk kecil jika dibandingkan dengan hasil tahap lainnya.

2. Metode Step wise 2


Berdasarkan table diatas, dengan kritera yang ada maka model yang terbaik tahap ke 5.
Peubah bebas yang menentukan bangkitan pergerakan adalah jumlah rumah sakit dan
panjang jalan yang diaspal. Hasil ini kurang begitu bias diterima secara logika karena karena
parameter jumlah penduduk yang seharusnya lebih menentukan bangkitan pergerakan
malah tidak termasuk dalam peubah bebas terpilih.

3. Metode coba-coba

Berdasarkan table diatas dengan kriteria yang ada, model terbaik dari 6 kombinasi yang ada
adalah model kombinasi 2. Alasannya adalah terdapat lima peubah bebas yang terlibat, tiga
diantaranya mempunyai milai koefisien refresi positif, sedangkan koefisien refresi mepunyai
tanda negatife nilainya cukup kecil. Nilai R 2 (=0,749) cukup tinggi dibandingkan dengan
model kombinasi lainnya. Dan nilai konstanta regresi (intersep) tidak begitu banyak berbeda
dengan model kombinasi lain.

b. Model Sebaran pergerakan


Sebaran pergerakan (trip distribution) merupakan salah satu tahapan dalam 4 tahap
permodelan transportasi. Pada tahapan ini, jumlah pergerakan yang dibangkitkan dari suatu
zona asal atau yang tertarik ke suatu zona tujuan akan disebarkan pada setiap zona asal dan
zona tujuan yang ada. Hasil pada tahapan ini berupa MAT.
Metode langsung merupakan pendekatan yang sangat bergantung dari hasil pengumpulan data
dan survey lapangan. Beberapa teknik yang digunakan dalam metode ini yaitu :
 Wawancara di tepi jalan
 Wawancara di rumah
 Metode menggunakan bendera
 Metode foto udara
 Metode mengikuti langsung

Metode analogi merupakan metode yang hanya mempertimbangkan faktor pertumbuhan tanpa
memperhitungkan adanya perubahan aksesibilitas system jaringan transportasi. Metode analogi
ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
 Metode tanpa batasan atau metode seragam (unconstrained)
 Metode satu batasan (single constrained)
 Metode dua batasan (doubly constrained)
Terbagi 5:
a. Metode rata-rata
Ei+ Ej
Persamaan model : Tij = tij.
2
dari bentuk model dapat dilihat bahwa perbedaan tingkat pertumbuhan pada
setiap daerah dinetralisir dengan cara dibuat nilai rata-rata. Dengan data
eksisting trip di atas, jika dikerjakan dengan model ini akan diperoleh:
pengulangan ke 1

Pada pengulangan ke 12

Terdapat beberapa kelemahan pada metode rata-rata ini karena besarnya perbedaan tidak
tersebar secara acak, tetapi tergantung pada nilai tingkat pertumbuhan. Contohnya, zona
yang tingkat pertumbuhannya lebih rendahnya dari tingkat pertumbuhan global akan
menghasilkan nilai yang lebih besar dari perkiraan.

b. Metode fratar
Model ini mencoba mengatasi masalah sebelumnya dengan cara:
1. Trip distribusi dari suatu zona pada masa mendatang proporsional dengan trip
distribusi pada masa sekarang
2. Trip distribusi tersebut dimodifikasi dengan growth factor dari zona ke mana
pergerakan tersebut berakhir
3. pengaruh lokasi zona diperhitungkan
Li+ Lj
Bentuk model : Tij = tij . Ei . Ej .
2
Li, Lj = efek dari lokasi

c. Metode Detroit
Ei+ Ej
Bentuk model : Tij = tij .
2
dimana, E = faktor pertumbuhan total
Pengulangan ke 1

Pengulangan ke 8

Seperti halnya metode fratar dan rata-rata,proses terus diulangi hingga sampai pada kesesuaian
yang diinginkan (Ti=Ti(g)). Dan kesesuaian itu tercapai saat pengulangan ke .

d. Model Furness
Bentuk model : Tij = tij . Ei

Pada metode ini :


1. Iterasi lebih sedikit
2. satu set 1 perkalian

Iterasi dilakukan pada :


1. Baris dulu, kemudian diperiksa Ei ~ 1 ; Ej ~ 1
2. Kolom, kemudian periksa Ei ~ 1 ; Ej ~ 1
Iterasi diteruskan berganti-ganti antara Ei dan Ej sampai diperoleh Ei ~ 1 dan Ej ~ 1
Keuntungan model Furness:
1. Hanya memerlukan data eksisting trip ditambah dengan perkiraan
pertumbuhan zona di masa mendatang
2. Hanya diperlukan iterasi sederhana untuk menghasilkan produk yang balance

Kerugian model Furness:


1. Relatif mahal untuk mendapatkan data eksisting
2. Batas zona harus konstan, sehingga tidak ada zona baru pada masa mendatang
3. Tidak dapat digunakan untuk daerah dengan tingkat pertumbuhan pesat
4. Tidak memperhitungkan tingkat aksesibilitas
5. Tidak memperhitungkan transport impedance (time distance, cost antarzona)

Anda mungkin juga menyukai