Anda di halaman 1dari 8

SISTEM TRANSPORTASI

“ Resume Pemodelan Transportasi”

Dosen Pengampu :
Ir. Wilton Wahab, M.Eng

Disusun Oleh :
Sandi Marshal
2019210147

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2023
Materi :
Pemodelan transportasi yang biasa dilakukan adalah menggunakan model perencanaan empat
tahap, yaitu tahap bangkitan perjalanan, tahap distribusi perjalanan, tahap pemilihan moda
angkutan, dan tahap pemilihan rute perjalanan (pembebanan perjalanan). Keluaran model adalah
berupa penilaian terhadap pengembangan transportasi jangka pendek, menengah dan jangka
panjang.

1. Model bangkitan perjalanan (trip generation),


Akan mensimulasikan jumlah perjalanan yang dibangkitkan atau ditarik dari masing-
masing zona studi. Model ini akan memprediksi jumlah perjalanan yang berawal dari
setiap zona dan jumlah perjalanan yang berakhir disetiap zona, untuk setiap maksud
perjalanan. Dasar yang digunakan dalam analisis ini adalah karakteristik tata guna lahan,
dan karakteristik sosio-ekonomi.
2. Model distribusi perjalanan (trip distribution),
Akan mensimulasikan bagaimana perjalanan tersebut akan didistribusikan. Proses ini
dimaksudkan untuk mendistribusikan atau mengalokasikan jumlah perjalanan yang
berasal dari setiap zona dan diantara seluruh zona tujuan yang memungkinkan.
3. Model Pemilihan Moda Transportasi (Moda Split)
a. Akan meramalkan bagaimana perjalanan tersebut terbagi diantara moda-moda
transportasi yang tersedia.
b. Proses ini dimaksudkan untuk memperkirakan jumlah penumpang yang akan
memakai setiap moda yang tersedia, dimana secara umum menjadi 2 (dua)
kategori yaitu moda angkutan umum dan moda pribadi.
c. Pemilihan moda dihipotesiskan bergantung pada tujuan perjalanan dan
karakteristik moda yang mencerminkan biaya yang disamaratakan, dimana faktor
yang penting adalah : waktu keseluruhan perjalanan untuk masing-masing
alternatif moda; total biaya; kenyamanan; dan keselamatan.
4. Model Pembebanan Lalulintas (trip Assignment)
a. Akan meramalkan rute/koridor jaringan jalan yang akan dipilih, sehingga
menghasilkan estimasi volume lalulintas pada jaringan jalan.
b. Model ini merupakan proses terakhir dalam estimasi permintaan perjalanan yang
bertujuan untuk menentukan perjalanan yang akan dibuat diantara setiap pasang
zona, dengan moda tertentu, pada rute tertentu di dalam jaringan transportasi yang
ada.
c. Asumsi yang digunakan adalah bahwa pengguna jalan akan memilih jalur gerak
dengan waktu tempuh minimum dan memenuhi kondisi dimana waktu perjalanan
berkaitan dengan volume lalulintas di jalur gerak tersebut yang dihubungkan oleh
suatu fungsi antara kecepatan dan volume.

Model Bangkitan

Pengumpulan
Data Model Distribusi

Pengumpulan Model Pemilihan Moda


Data Primer

Model Pembebanan
Pengumpulan Data Survei-Survei
Sekunder

Validasi Model

Model Jaringan

Gambar : Skema Alir Pemodelan Transportasi


PRINSIP DASAR DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI
Pada dasarnya suatu model transportasi dibuat untuk mencapai lima tujuan, yaitu :
1. Memprediksi kebutuhan transportasi masa depan.
Untuk memenuhi tujuan ini setiap model harus mengandung variabel-variabel yang
mempengaruhi kebutuhan transportasi masa depan. Contoh : salah satu model matematik
untuk menentukan jumlah gerakan perjalanan adalah :
Pmk = 3,47 Mk + 0,12
Dengan Pmk adalah jumlah perjalanan menggunakan mobil pribadi yang digerakkan
oleh sebuah keluarga, dan Mk adalah jumlah mobil yang dimiliki oleh keluarga
bersangkutan.
Model ini menganggap walau bagaimanapun keadaan sosial ekonomi, namun
jumlah perjalanan dengan mobil pribadi tetap dan tidak berubah.
Pmk = 1,12 Mk + 0,00033 Gk – 0,112 Nkb + 0,14
Dengan Gk adalah jumlah pendapatan keluarga, dan Nkb adalah perbandingan
biaya menggunakan mobil pribadi dengan menggunakan bus.
2. Untuk membuat penilaian terhadap beberapa alternatif solusi dengan
mudah.
Misalnya, untuk menghindari kemacetan di pusat kota, beberapa solusi telah
diajukan, seperti memperbaiki pelayanan bus, membatasi jumlah tempat parkir, atau
menaikkan biaya parkir. Model yang baik haruslah mampu menilai dampak usulan
secara satu persatu dan secara gabungan.
3. Untuk mengkaji dan memahami bagaimana kisi-kisi yang ada dalam
suatu kawasan perkotaan, dapat saling berhubungan dan mempengaruhi transportasi.
Misalnya, bagaimana tarif tol yang tinggi dikenakan kepada mobil pribadi untuk
mengurangi penggunaan mobil pribadi. Walaupun secara logika tindakan seperti ini
mungkin akan mengurangi penggunaan mobil pribadi, namun tanpa mempertimbangkan
moda angkutan lain tentu solusi tersebut tidak akan efektif. Untuk itu, dalam kasus ini
model tersebut harus memiliki variabel bebas, seperti biaya menggunakan mobil
pribadi, bus, kereta api, dan kondisi pelayanan bus atau kereta api di jalur yang
sama.
4. Untuk membantu memahami bentuk perjalanan dan transportasi.
Misalnya, apakah yang mendasari seseorang memilih tujuan perjalanannya, mengapa
orang suka melewati jalan tertentu dan tidak suka kepada jalan yang lain, apakah kondisi
yang menyebabkan seseorang meninggalkan kendaraannya di rumah dan pergi ke suatu
tempat menggunakan angkutan umum.
5. Untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang kadang kala – hanya menggunakan
logika.
Oleh sebab itu, model harus tepat dan mudah dipahami dan dimengerti. Hasil
model dalam bentuk grafik dengan warna yang menarik akan lebih membantu dalam
menerangkan model.

BEBERAPA SYARAT YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MERANCANG


MODEL
1. Mudah dan sederhana
2. Sesuai dengan tujuan model dibangun
3. Teruji
4. Ketetapan
5. Sesuai
6. Peka
7. Mampu meniru kondisi sesungguhnya
8. Mampu memberikan jawaban yang bermanfaat untuk membuat keputusan
9. Biaya

PRINSIP DASAR MODEL BANGKITAN PERJALANAN


Model Bangkitan Perjalanan merupakan model pertama dalam metodologi perancangan
transportasi. Perjalanan yang dimaksudkan adalah perjalanan satu arah saja, dari satu tempat asal
ke satu tempat tujuan.
Morlok menyatakan, bahwa banyaknya perjalanan pada tahun rencana sangat ditentukan oleh
karakteristik tata guna lahan dan karakteristik sosio ekonomi tiap-tiap kawasan yang terdapat
dalam ruang lingkup wilayah kajian tertentu. Secara sederhana dapat diartikan bahwa jumlah
perjalanan adalah fungsi dari tata guna lahan/kawasan/zona yang menghasilkan perjalanan
tersebut, dengan persamaan fungsinya adalah :
Bangkitan perjalanan dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : keluaran perjalanan dan tarikan
perjalanan. Yang dimaksud dengan keluaran perjalanan adalah jumlah hitungan perjalanan
yang keluar dari suatu zona akibat adanya aktifitas di zona lain. Misalnya, perjalanan keluar
untuk bekerja dari zona kediaman menuju ke zona perkantoran.
Sedangkan tarikan perjalanan adalah jumlah hitungan perjalanan yang ditarik masuk ke dalam
suatu zona, akibat aktifitas yang ada dalam zona tersebut. Misalnya, aktifitas pengurusan dan
pelayanan dalam suatu zona akan menarik pekerja menuju ke dalam zona tersebut.
Model ini akan merumuskan hubungan antara tata guna lahan, seperti : luas lantai, luas bangunan
perkantoran, dan jumlah kediaman, dengan perjalanan yang keluar dan masuk ke dalam suatu
kawasan. Oleh sebab itu, apabila suatu kawasan akan dibangun, maka jumlah perjalanan yang
masuk dan keluar dari kawasan tersebut dapat diprediksi.

Jenis – Jenis Perjalanan


 Secara umum semua perjalanan dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis perjalanan,
yaitu : perjalanan berdasarkan rumah, dan perjalanan bukan berdasarkan rumah.
 Perjalanan berdasarkan rumah adalah semua perjalanan yang berawal atau berakhir di
rumah. Misalnya, perjalanan pergi bekerja, ke sekolah, ke pasar, berziarah, rekreasi, dsb.
Biasanya perjalanan berdasarkan rumah berkisar antara 80% s.d 90% dari jumlah
keseluruhan perjalanan (Hutchingson, 1974).
Perjalanan bukan berdasarkan rumah adalah semua perjalanan yang tidak berawal atau
berakhir di rumah. Misalnya, perjalanan berdagang yang berawal dari satu toko ke toko lain, atau
dari satu kantor ke kantor lain, atau dari suatu kantor ke pasar, dsb. Lazimnya jenis perjalanan
bukan berdasarkan rumah dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan jenis perjalanan
berdasarkan rumah. Kebanyakan perjalanan berdasarkan rumah dilakukan pada waktu pagi dan
sore hari. Sedangkan perjalanan bukan berdasarkan rumah kebanyakan dilakukan pada siang
hari.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keluaran Perjalanan
 Bagi perjalanan berdasarkan rumah, keluaran perjalanan banyak dipengaruhi oleh faktor
keluarga yang mendiami rumah di suatu kawasan. keluarga yang berpendapatan tinggi
akan melakukan perjalanan lebih banyak bila dibandingkan dengan keluarga
berpendapatan rendah. Demikian juga, keluarga besar akan melakukan perjalanan lebih
banyak dari keluarga kecil.
 Kepemilikan kendaraan pada kebiasaannya juga akan melakukan perjalanan lebih
banyak dari yang tidak memiliki kendaraan. Demikian juga, jumlah orang yang bekerja
dalam suatu keluarga akan mempengaruhi jumlah keluaran perjalanan.
 Dalam Model, biasanya faktor yang mempengaruhi keluaran perjalanan, biasanya
ditentukan oleh :
1. Pendapatan keluarga;
2. Kepemilikan kendaraan; dan
3. Jumlah keluarga.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tarikan Perjalanan


 Faktor-faktor yg mempengaruhi tarikan perjalanan biasanya adalah :
1. Perkantoran;
2. Pasar;
3. Sekolah;
4. Pusat Perbelanjaan;
5. Industri & Perdagangan;
6. Tempat Rekreasi, dsb.
Gambar Pemodelan Transportasi

Contoh Soal :
1. Salah satu survai untuk mengetahui bangkitan perjalanan dan distribusi perjalanan adalah
survai wawancara dari rumah ke rumah (home interview survey). Jika diperkirakan
bahwa bangkitan perjalanan tergantung pada pemilikan jumlah mobil, pemilikan jumlah
sepeda motor, penghasilan, jumlah tenaga kerja, jumlah pelajar dan mahasiswa serta
jumlah penduduk per rumah tangga, rencanakan suatu bentuk formulir survai untuk
wawancara dari rumah ke rumah tersebut (daftar/tabel pertanyaan yang diperlukan) agar
supaya hasil wawancara tersebut dapat digunakan untuk memprediksi bangkitan dan
distribusi perjalanan ! Selain wawancara dari rumah ke rumah, survai data primer apa
saja yang diperlukan ?

Anda mungkin juga menyukai