Anda di halaman 1dari 23

Sistem Transportasi

MODEL PEMILIHAN
MODA
Ayu Saputri 135060100111001
Rahmi Aulia 135060101111001
Adam Akbar 1350601071110
Arif Rahman 135060107111017
Irza Andys 135060107111053
Abthal Hazazi 135060100
Model pemilihan moda mengidentifikasi
besarnya pergerakan antarzona yang
menggunakan setiap moda transportasi tertentu

Pemilihan moda transportasi merupakan hal
terpenting dalam perencanaan
transportasi.

Misalnya,peran angkutan umum dalam
berbagai kebijakan transportasi. Angkutan
umum menggunakan ruang jalan jauh lebih
efisien dari pada angkutan pribadi.
Pemilihan moda dapat dikatakan sebagai
tahapan terpenting dalam berbagai
perencanaan dan kebijakan transportasi.

Efisiensi pergerakan didaerah perkotaan
Ruang yang harus disediakan kota untuk dijadikan
sarana prasarana transportasi
Banyaknya pilihan moda transportasi yang dapat
dipilih oleh penduduk

Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda
Model pemilihan moda ujung-perjalanan
Model pemilihan moda pertukaran-perjalanan
Model pemilihan moda dan kaitannya dengan model lain
Model Sintetis
Model kebutuhan-langsung
Model pemilihan diskret
Model logit-multinomial (LM)
Contoh penggunaan model logit-biner
A. Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda
Model pemilihan moda bertujuan untuk
mengetahui proporsi orang yang akan
menggunakan setiap moda.

Proses ini dilakukan untuk mengetahui atribut
dan variabel-variabel yang mempengaruhi
pelaku perjalanan untuk pemilihan moda.
Pemilihan moda sangat sulit di model,
walaupun hanya dua buah moda yang
digunakan, yaitu umum atau pribadi.
Disebabkan karena banyak faktor yang sulit
dikuantifikasi:kenyamanan,kamanan,
keandalan, atau ketersedian mobil pada saat
diperlukan.

Pemilihan moda juga mempertimbangkan
pergerakan yang menggunakan lebih dari satu
moda dalam perjalanan (multimoda)
Variable demand adalah yang berkaitan
dengan kondisi sosio-ekonomi pelaku
perjalanan .
Variabel supply berkaitan dengan
tingkat pelayanan yang diberikan oleh
moda transportasi tersebut

Pemilihan moda juga sangat dipengaruhi oleh
variable demand dan variable supply.

Faktor yang mempengaruhi pemilihan
moda ini dapat dikelompokkan menjadi empat :

Ciri pengguna jalan
Ciri pergerakan
Ciri fasilitas moda transportasi
Ciri kota atau zona
Ciri pengguna jalan
ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi;
semakin tinggi pemilikan kendaraan pribadi akan
semakin kecil pula ketergantungan pada angkutan
umum;
pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);
struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga
dengan anak, pensiun, bujangan, dan lain-lain);
pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin
besar peluang menggunakan kendaraan pribadi;
faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke
tempat bekerja dan keperluan mengantar anak
sekolah.
Ciri pergerakan
Tujuan Pergerakan
Pergerakan ke tempat kerja di negara maju biasanya lebih
mudah dengan memakai angkutan umum karena
ketepatan waktu dan tingkat pelayanannya sangat baik dan
ongkosnya relatif lebih murah dibandingkan dengan
angkutan pribadi (mobil).
Waktu Terjadinya Pergerakan
Kalau kita ingin bergerak pada tengah malam, kita pasti
membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat itu
angkutan umum tidak atau jarang beroperasi.
Jarak Perjalanan
Semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung memilih
angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi.
Ciri fasilitas moda transportasi
Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori.

1. Faktor kuantitatif :
waktu perjalanan; waktu menunggu di tempat
pemberhentian bus, waktu berjalan kaki ke tempat
pemberhentian bus, waktu selama bergerak, dan lain-lain;
biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain);
ketersediaan ruang dan tarif parkir.

2. Faktor kualitatif :
kenyamanan dan keamanan,
keandala dan keteraturan, dan lain-lain.
Ciri kota atau zona
Beberapa ciri yang dapat mempengaruhi
pemilihan moda adalah jarak dari pusat kota
dan kepadatan penduduk.

B. Model Pemilihan moda ujung-perjalanan
Penggunaan model pemilihan moda akan
menghasilkan besarnya pergerakan setiap moda.

Pada model ini :
ciri pribadi dianggap sebagai hal terpenting
dalam pemilihan moda.
tidak terdapat indikasi tujuan pergerakan
ciri pergerakan dan moda diabaikan dalam model
ini.
Hal tersebut sesuai dengan arah perencanaan
umum.
Salah satu tujuan perencanaan
transportasi adalah memperkirakan
pertumbuhan pergerakan mobil pribadi
sehingga investasi di bidang jalan raya dapat
direncanakan dengan lebih baik.

Model pemilihan moda jenis seperti ini berkaitan dengan
beberapa hal seperti:
Pendapatan
Kepadatan permukiman
Pemilikan kendaraan

Dalam jangka pendek, model ini dapat sangat
tepat. Akan tetapi :
model ini sangat tidak peka terhadap
keputusan kebijakan.
Memperbaiki fasilitas angkutan umum,
membatasi ruang parkir, dan membangun
jalan tol tidak berpengaruh pada jenis model
pemilihan moda seperti ini.
C. Model pemilihan moda pertukaran-perjalanan
Pada model jenis ini :
mempunyai keuntungan (mempertimbangkan ciri
pergerakan dan ketersediaan moda)
lebih sulit mempertimbangkan ciri pengguna jalan
(pergerakan tersebut telah diagregasikan dalam bentuk
matriks asaltujuan)
Model ini mempunyai dasar teori yang lemah sehingga
kemampuan peramalannya diragukan.
Model ini juga mengabaikan beberapa peubah kepekaan
kebijakan misalnya tarif dan biaya parkir.
Bersifat agregat, model ini tidak dapat digunakan untuk
memodel secara tepat batasan dan ciri moda yang tersedia
bagi setiap individu atau rumah tangga.
D. Model pemilihan moda dan
kaitannya dengan model lain
Analisis pemilihan moda dapat dilakukan pada
tahap yang berbeda-beda dalam proses
perencanaan dan pemodelan transportasi.
Pendekatan model
pemilihan moda sangat
bervariasi, tergantung
pada tujuan
perencanaan
transportasi.
Di sini pergerakan
angkutan umum
dipisahkan dengan
angkutan pribadi.
Kemudian, setiap moda
dianalisis secara
terpisah selama
tahapan proses
pemodelan.

D.1 Model jenis I
Model jenis I, pergerakan yang menggunakan angkutan
umum dan pribadi dihitung secara terpisah dengan model
bangkitan pergerakan, biasanya dengan menggunakan
model analisis regresi atau kategori.

D.2 Model jenis II
Model jenis II sering digunakan untuk perencanaan angkutan
jalan raya, bukan untuk angkutan umum. Oleh karena itu, hal
yang terbaik yang harus dilakukan adalah mengabaikan
pergerakan angkutan umum dalam pemodelan sehingga
proses sebaran pergerakan, langsung terkonsentrasi dalam
pergerakan angkutan pribadi.
Teknik utama yang digunakan pada model jenis II adalah
penggunaan dengan kurva diversi

D.3 Model jenis III
Model jenis III mengkombinasikan model pemilihan
moda dengan model gravity; disini proses sebaran
pergerakan dan pemilihan moda dilakukan secara
bersamaan. Black (1981) menjelaskannya sebagai
berikut:

D.4. Model Jenis IV
Model jenis IV menggunakan kurva diversi,
persamaan regresi atau variasi model III. Model
ini selalu menggunakan nisbah atau selisih
hambatan antara dua moda yang bersaing,
artinya suatu moda bergerak 2X lebih cepat
dibandingkan dengan moda lainnya, atau suatu
moda tiba lebih cepat 10 menit dibandingkan
dengan moda lainnya.

Anda mungkin juga menyukai