Anda di halaman 1dari 71

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 170/SK/K01/KU/2008 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA YANG DIBIAYAI DARI DANA

MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG, Membaca : 1. Surat Keputusan Ketua Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung Nomor 009/SK/K01-MWA/2008; 2. Surat Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Barat Nomor S-2556/PW10/2/2008 tanggal 7 April 2008 perihal Pendapat atas Revisi Draft Sistem/Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ITB-BHMN yang dibiayai dari Dana Masyarakat. a. bahwa untuk menunjang kelangsungan operasional Institut Teknologi Bandung perlu dilakukan pengadaan barang/jasa dengan berpedoman kepada prinsipprinsip efisien, efektif, cepat, mudah, terbuka, serta adil (tidak diskriminatif); b. bahwa untuk memenuhi prinsip akuntabilitas dalam kegiatan pengadaan barang/jasa yang merupakan salah satu tuntutan penyelenggaraan institusi yang menjunjung falsafah Clean dan Good University Governance, Institut Teknologi Bandung telah memiliki landasan legal dalam melakukan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari Dana Masyarakat berupa Keputusan Majelis Wali Amanat Nomor 001/SK/K01-MWA/2008 tentang Sistem Pengadaan Barang dan/atau Jasa dari Dana Masyarakat ITB; c. bahwa Majelis Wali Amanat dengan Keputusan Nomor009/SK/K01-MWA/2008 telah mencabut Keputusan Nomor 001/SK/K01-MWA/2008 tentang Sistem Pengadaan Barang dan/atau Jasa dari Dana Masyarakat ITB dan selanjutnya menugaskan kepada Rektor untuk melakukan pengaturan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa dari Dana Masyarakat Institut Teknologi Bandung;

Menimbang

d. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan pada huruf a s.d. c, perlu diterbitkan Keputusan Rektor tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dari Dana Masyarakat Institut Teknologi Bandung. Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 2. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; 3. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 4. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 6. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 155 Tahun 2000 tentang Penetapan ITB sebagai Badan Hukum Milik Negara; 9. Anggaran Rumah Tangga ITB BHMN; 10. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya; 11. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. 12. Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 8/P/MWA/2002 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Masyarakat Institut Teknologi Bandung; 13. Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 001/SK/K01-MWA/2005 tentang Pengangkatan Rektor ITB periode 2005 2010; 14. Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 009/SK/K01-MWA/2008 tentang Pencabutan Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 001/SK/K01-MWA/2008 tentang Sistem Pengadaan Barang dan/atau Jasa dari Dana Masyarakat ITB; 15. Keputusan Rektor ITB Nomor 165/SK/K01/KU/2007 tentang Prosedur Pencatatan Transaksi Pengadaan, Distribusi dan Penggunaan Barang ITB. MEMUTUSKAN MENETAPKAN PERTAMA KEDUA : : : Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dari Dana Masyarakat Institut Teknologi Bandung sebagaimana tercantum pada Lampiran keputusan ini. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2008, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung pada tanggal 29 Juli 2008 Rektor,

Tembusan : 1. Ketua Majelis Wali Amanat; 2. Ketua Senat Akademik; 3. Ketua Majelis Guru Besar; 4. Para Wakil Rektor; 5. Ketua Satuan Penjaminan Mutu; 6. Ketua Satuan Pengawas Internal; 7. Para Dekan Fakultas/Sekolah; 8. Para Direktur dan Kepala Biro; 9. Para Kepala Pusat Penelitian; 10. Kepala Perpustakaan; 11. Para Kepala Unit Pelaksana Teknis; 12. Kepala Unit Sumber Daya Informasi; 13. Kepala UUP Penerbit ITB.

Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso, M.Sc. NIP 130 682 810

Lampiran Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung Nomor : 170/SK/K01/KU/2008 Tanggal : 29 Juli 2008

PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA YANG DIBIAYAI DARI DANA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Pengertian Istilah Pasal 1 Dalam Keputusan Rektor ini, yang dimaksud dengan : 1. Pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung adalah kegiatan pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang dibiayai dari Dana Masyarakat Institut Teknologi Bandung, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang / jasa. 2. Pengguna barang / jasa adalah pimpinan unit khusus pengadaan dan pimpinan unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung. 3. Penyedia barang / jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang / layanan jasa. 4. Pejabat pengadaan adalah personil yang diangkat oleh pengguna barang / jasa atau pejabat berwenang di lingkungan Institut Teknologi Bandung, yang selanjutnya dibebankan tugas dan kewajiban untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang / jasa. 5. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pimpinan unit khusus pengadaan untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang / jasa. 6. Staf pengadaan adalah personil unit khusus pengadaan / unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang secara operasional bertugas menyusun dokumen administrasi berkaitan dengan proses pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung. 7. Tim Teknis adalah personil yang memiliki keahlian dalam bidang khusus dan diangkat oleh pengguna barang / jasa sebagai tim yang membantu panitia / pejabat pengadaan dalam menetapkan dan menilai kualifikasi teknis penyedia barang / jasa, serta dapat pula dibebankan tugas dalam proses pemeriksaan dan penerimaan barang atau pengawasan pelaksanaan pekerjaan jasa yang disediakan oleh penyedia barang / jasa. 8. Pemilihan penyedia barang / jasa adalah kegiatan untuk menetapkan penyedia barang / jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan. 9. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi / peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang / jasa. 10. Jasa pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan pengguna barang / jasa dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh pengguna barang / jasa. 11. Jasa konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan, jasa pengawasan, dan jasa pelayanan profesi lainnya. 12. Dokumen pengadaan adalah dokumen yang disiapkan oleh panitia / pejabat pengadaan sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh calon penyedia barang / jasa serta pedoman evaluasi penawaran oleh panitia / pejabat pengadaan. 13. Kontrak adalah perikatan antara pengguna barang / jasa dengan penyedia barang / jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang / jasa, dalam bentuk SPK (Surat Perintah Kerja) dan Surat Perjanjian. 14. Surat..................

14. Surat jaminan adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan bank umum atau lembaga keuangan lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah, disampaikan oleh penyedia barang / jasa kepada pengguna barang / jasa untuk menjamin terpenuhinya persyaratan / kewajiban penyedia barang / jasa. 15. Pembelian langsung adalah pembelian barang / jasa secara langsung tanpa menggunakan kontrak, surat pemesanan barang dan lain-lain terhadap barang / jasa yang diperlukan. 16. Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. 17. Pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik adalah pengadaan barang / jasa oleh pihak berwenang di lingkungan Institut Teknologi Bandung kepada penyedia barang di luar wilayah hukum Republik Indonesia, dengan media transaksi berupa jaringan internet. Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 (1) Maksud diberlakukannya Peraturan Rektor ini adalah untuk mengatur pelaksanaan pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung. (2) Tujuan diberlakukannya Peraturan Rektor ini adalah agar pelaksanaan pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung dilakukan secara efisien, efektif, cepat, mudah, terbuka dan bersaing, transparan, adil / tidak diskriminatif dan akuntabel. Bagian Ketiga Lingkup Pemberlakuan Ketentuan Pasal 3 (1) Pedoman pengadaan barang dan jasa ini berlaku untuk pengadaan barang / jasa yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Perguruan Tinggi BHMN yang sumber dananya berasal dari Dana Masyarakat Institut Teknologi Bandung. (2) Untuk pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang dananya bersumber dari pemerintah dalam mekanisme DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) atau hibah lain yang bersumber dari APBN / APBD, maka pedoman pengadaan barang / jasa berpedoman pada pedoman pengadaan barang / jasa sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. (3) Untuk pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman / hibah / mitra kerjasama yang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang / jasa dari pemberi pinjaman / hibah bersangkutan. Bagian Keempat Prinsip Dasar Pasal 4 Dalam pelaksanaannya, pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung harus memenuhi prinsipprinsip berikut : a. Efisien, berarti pengadaan barang / jasa harus diusahakan dengan menggunakan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. b. Efektif, berarti pengadaan barang / jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. c. Cepat, berarti pengadaan barang / jasa harus dilakukan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. d. Mudah, berarti pengadaan barang / jasa harus dilakukan sesuai prosedur dan ketentuan yang tidak mempersulit tercapainya sasaran. e. Terbuka .....

e. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang / jasa harus terbuka bagi penyedia barang / jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang / jasa yang setara dan memenuhi syarat / kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan. f. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang / jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang / jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang / jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. g. Adil / tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang / jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun. h. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum unit kerja sesuai dengan prinsip - prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang / jasa. Bagian Kelima Kebijakan Umum Pasal 5 Kebijakan umum Institut Teknologi Bandung dalam pengadaan barang / jasa adalah : 1. Pengadaan barang / jasa di Institut Teknologi Bandung bersifat sentralistik, dimana kewenangan pengadaan barang / jasa pada prinsipnya berada pada unit khusus pengadaan. 2. Dalam proses pengadaan barang / jasa yang bersifat operasional, unit khusus pengadaan dapat melimpahkan wewenang pengadaan barang / jasa kepada unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung, dimana unit kerja tersebut nantinya akan berstatus sebagai pengguna barang / jasa. Unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang diberikan wewenang dalam melaksanakan pengadaan barang / jasa, agar tetap berpedoman kepada pedoman ini. 3. Mengutamakan kepentingan unit kerja sebagai pengguna akhir barang / jasa agar kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di Institut Teknologi Bandung dapat berjalan lancar. 4. Mengutamakan sistem pengelolaan penyedia barang / jasa secara terpusat agar dapat termonitor kinerja penyedia barang / jasa secara objektif. 5. Mengutamakan bentuk kerjasama berupa kontrak harga satuan dengan penyedia barang / jasa yang berlaku maksimal selama 1 (satu) tahun. 6. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara pengadaan barang / jasa untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam proses pengadaan barang / jasa. 7. Meminimalkan kebutuhan penyimpanan barang di tempat unit kerja sebagai pengguna akhir, dengan mengutamakan pengadaan barang / jasa untuk pemenuhan kebutuhan yang tepat waktu. 8. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab pelaksana pengadaan barang / jasa. Bagian Keenam Etika Pengadaan Pasal 6 Pengguna barang / jasa, penyedia barang / jasa dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung harus mematuhi etika sebagai berikut : 1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang / jasa. 2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang / jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam proses pengadaan barang / jasa. 3. Tidak ...........

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat. 4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak. 5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang / jasa. 6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Institut Teknologi Bandung dalam pengadaan barang / jasa. 7. Menghindari ..... 7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan / atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Institut Teknologi Bandung. 8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang / jasa. Bagian Ketujuh Tugas dan Wewenang Pasal 7 (1) Setiap unit yang berwenang melakukan kegiatan pengadaan barang / jasa diwajibkan melakukan perencanaan, pemilihan pihak ketiga dan pengawasan pekerjaan dengan sumber daya yaitu pejabat / panitia pengadaan, staf pengadaan dan sarana pendukungnya yang mencukupi sesuai dengan acuan yang ditetapkan. (2) Pada prinsipnya kegiatan pengadaan barang / jasa dilakukan oleh unit khusus pengadaan, namun dalam kondisi tertentu kewenangan pengadaan barang / jasa dapat dilimpahkan kepada unit kerja dengan batasan pelimpahan wewenang yang akan ditetapkan oleh Rektor Institut Teknologi Bandung. (3) Unit kerja yang telah diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengadaan barang / jasa, yang tidak memiliki sumber daya sesuai dengan kualifikasi untuk melaksanakan pengadaan, diwajibkan mengembalikan kewenangan kepada unit khusus pengadaan. (4) Unit khusus pengadaan yang diberi wewenang oleh pimpinan Institut Teknologi Bandung untuk mengadakan barang / jasa pihak ketiga, diwajibkan untuk memberikan informasi dan layanan teknis yang diperlukan oleh unit kerja yang akan melaksanakan kewenangan pengadaan barang / jasa. (5) Setiap unit yang berwenang untuk melakukan pengadaan barang / jasa harus memiliki, memelihara dan menggunakan daftar penyedia barang / jasa yang layak untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan proses dan sistem yang ditentukan dalam acuan yang ditetapkan. (6) Setiap unit yang berwenang untuk melakukan pengadaan barang / jasa bertanggung jawab terhadap proses pengadaan yang dilakukan oleh unit tersebut baik dari segi administrasi, substansi, dan keuangannya. BAB II KEWENANGAN DAN KETENTUAN PENGADAAN BARANG / JASA Bagian Pertama Pemilahan Jenis Barang / Jasa Pasal 8 (1) Jenis barang / jasa yang dapat diadakan oleh unit khusus pengadaan adalah : a. Barang ..................

a. Barang / jasa yang membutuhkan perencanaan, pemilihan pihak ketiga serta pengawasan khusus. b. Barang / jasa yang membutuhkan waktu relatif lama dalam pengadaannya karena terkait dengan kegiatan desain, perakitan, pembangunan, pabrikasi dan pengiriman. c. Barang / jasa untuk seluruh unit kerja (lingkup Institut Teknologi Bandung keseluruhan), secara ekonomis akan lebih baik diadakan secara terpusat. d. Barang / jasa yang dibutuhkan, yang diperuntukkan bagi Institut Teknologi Bandung secara umum. e. Barang / jasa yang dibutuhkan oleh unit kerja tertentu namun unit kerja tersebut tidak sanggup mengadakan sendiri. (2) Jenis barang / jasa yang dapat diadakan oleh unit kerja adalah : a. Barang / jasa yang mudah diadakan oleh unit kerja. b. Barang / jasa yang dapat diadakan dalam waktu yang tidak lama. c. Barang / jasa yang biasa digunakan sehari-hari oleh unit kerja. d. Barang / jasa yang diperlukan oleh unit kerja secara mendesak sesuai dengan permintaan dan kebutuhannya. Bagian Kedua Pejabat Pengguna Barang / Jasa Pasal 9 Pejabat yang berwenang untuk bertindak sebagai pengguna barang / jasa adalah : a. Pimpinan unit khusus pengadaan di lingkungan Institut Teknologi Bandung. b. Pimpinan unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang diberi wewenang khusus. Bagian Ketiga Batas Kewenangan Pengguna Barang / Jasa Pasal 10 (1) Penetapan batas kewenangan pengadaan barang / jasa yang diberikan kepada pengguna barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. No 1. 2. 3. Metoda Pengadaan Pelelangan Umum Pelelangan Terbatas Pemilihan Langsung Batas Kewenangan > Rp. 300 juta > Rp. 300 juta > Rp. 100 juta s/d Rp. 300 juta > Rp. 10 juta 4. 5. Penunjukan Langsung Pembelian Langsung s/d Rp. 100 juta < Rp. 10 juta Pimpinan unit kerja* Pimpinan unit kerja* Pimpinan unit khusus Pimpinan unit kerja* Pimpinan unit khusus Pimpinan unit kerja* Pimpinan unit khusus Pimpinan unit khusus Pengguna Barang / Jasa Pimpinan unit khusus Pimpinan unit khusus Keputusan Penetapan Pengadaan Pimpinan unit khusus Pimpinan unit khusus

* : kewenangan berdasarkan pelimpahan wewenang. (2) Penetapan .................

(2) Penetapan batas kewenangan pengadaan jasa konsultansi yang diberikan kepada pengguna jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. No 1. 2. 3. Metoda Pengadaan Pelelangan Umum Pelelangan Terbatas Pemilihan Langsung Batas Kewenangan > Rp. 200 juta > Rp. 200 juta > Rp. 50 juta s/d Rp. 200 juta 4. Penunjukan Langsung > Rp. 10 juta s/d Rp. 50 juta Pimpinan unit khusus Pimpinan unit kerja* Pimpinan unit khusus Pimpinan unit kerja* Pimpinan unit khusus Pimpinan unit khusus Pengguna Jasa Pimpinan unit khusus Pimpinan unit khusus Keputusan Penetapan Pengadaan Pimpinan unit khusus Pimpinan unit khusus

* : kewenangan berdasarkan pelimpahan wewenang. Bagian Keempat Pembiayaan Pengadaan Pasal 11 Institut Teknologi Bandung wajib menyediakan biaya administrasi pengadaan untuk mendukung pelaksanaan pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung (tidak dibebankan kepada penyedia barang / jasa), berupa : a. Biaya pengumuman pengadaan barang / jasa. b. Biaya penggandaan dokumen pengadaan barang / jasa dan / atau dokumen prakualifikasi. c. Biaya administrasi lainnya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan proses pengadaan barang / jasa. Bagian Kelima Tugas Pokok Pengguna Barang / Jasa Pasal 12 (1) Tugas pokok pengguna barang / jasa pada unit khusus pengadaan : a. Menyusun perencanaan pengadaan barang / jasa. b. Mengangkat pejabat pengadaan / panitia pengadaan / staf pengadaan. c. Menetapkan paket-paket pengadaan yang akan dilaksanakan. d. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan pejabat / panitia pengadaan sesuai kewenangannya. e. Menyiapkan dan melaksanakan kontrak atau administrasi transaksi lainnya dengan penyedia barang / jasa. f. Mengendalikan pelaksanaan kontrak. g. Dilarang mengadakan ikatan kontrak dengan penyedia barang / jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang akan mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia. h. Bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan dan fungsional atas pengadaan yang dilaksanakan. (2) Tugas pokok pengguna barang / jasa pada unit kerja : a. Menyusun perencanaan pengadaan barang / jasa. b. Mengangkat pejabat pengadaan / staf pengadaan. c. Menetapkan paket-paket pengadaan yang akan dilaksanakan.

d. Menetapkan ...................

d. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan pejabat pengadaan. e. Menyiapkan dan melaksanakan kontrak atau administrasi transaksi lainnya dengan penyedia barang / jasa. f. Mengendalikan pelaksanaan kontrak. g. Dilarang mengadakan ikatan kontrak dengan penyedia barang / jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang akan mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia. h. Bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan dan fungsional atas pengadaan yang dilaksanakan. Bagian Keenam Pembentukan, Persyaratan, Tugas Pokok, Keanggotaan Pejabat Pengadaan / Panitia Pengadaan dan Staf Pengadaan Pasal 13 (1) Secara umum, yang melaksanakan proses pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung adalah pejabat pengadaan dan dapat dibantu oleh staf pengadaan. (2) Panitia pengadaan hanya akan dibentuk untuk melaksanakan proses pengadaan barang / jasa yang tidak dapat ditangani oleh pejabat pengadaan, dengan kualifikasi pekerjaan : pengadaan tersebut bersifat kompleks, memerlukan proses penilaian yang rumit dan memerlukan suatu tim pengadaan guna menetapkan dan menilai kualifikasi penyedia barang / jasa yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan barang / jasa. (3) Pejabat / panitia pengadaan dalam menjalankan tugasnya, jika diperlukan dapat dibantu oleh tim teknis yang akan diangkat oleh pengguna barang / jasa. (4) Pejabat pengadaan : 1. Pejabat pengadaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. b. Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan. c. Memahami isi dokumen pengadaan / metoda dan prosedur pengadaan berdasarkan pedoman ini, yang dapat dibuktikan dengan sertifikat keahlian pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung. d. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai pejabat pengadaan. 2. Tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pengadaan : a. Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan. b. Menyusun dan menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS). c. Menyiapkan dokumen pengadaan. d. Mengumumkan pengadaan barang / jasa melalui media cetak, dan / atau elektronik serta papan pengumuman. e. Menilai kualifikasi penyedia barang / jasa melalui pascakualifikasi dan / atau prakualifikasi. f. Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk. g. Mengusulkan calon pemenang. h. Mengumumkan pemenang. i. Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pengguna barang / jasa. (5) Panitia Pengadaan : 1. Panitia pengadaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. b. Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan. c. Memahami ................

Memahami isi dokumen pengadaan / metoda dan prosedur pengadaan berdasarkan pedoman ini, yang dapat dibuktikan dengan sertifikat keahlian pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung. d. Memahami isi dokumen pengadaan / metoda dan prosedur pengadaan berdasarkan pedoman ini. e. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia pengadaan. 2. Tugas, wewenang dan tanggung jawab panitia pengadaan : a. Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan. b. Menyusun dan menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS). c. Menyiapkan dokumen pengadaan. d. Mengumumkan pengadaan barang / jasa melalui media cetak, dan / atau elektronik serta papan pengumuman. e. Menilai kualifikasi penyedia barang / jasa melalui pascakualifikasi dan / atau prakualifikasi. f. Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk. g. Mengusulkan calon pemenang. h. Mengumumkan pemenang. i. Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pengguna barang / jasa. 3. Panitia pengadaan berjumlah ganjil / gasal yang beranggotakan personil yang terdiri dari : a. Unsur personil teknis. b. Unsur personil administratif. (6) Staf Pengadaan : 1. Staf pengadaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. b. Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan. c. Memahami isi dokumen pengadaan / metoda dan prosedur pengadaan berdasarkan pedoman ini, yang dapat dibuktikan dengan bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung atau pelatihan pengadaan barang / jasa pemerintah. d. Telah dinyatakan terdaftar setidak-tidaknya sebagai calon pegawai Institut Teknologi Bandung. 2. Tugas, wewenang dan tanggung jawab staf pengadaan : a. Staf pengadaan hanya membantu pejabat pengadaan dalam menyusun dokumen administrasi pengadaan barang / jasa. b. Staf pengadaan tidak memiliki kewenangan apapun dalam proses penetapan dokumen yang berkaitan dengan proses pengadaan barang / jasa. (7) Dilarang duduk sebagai pejabat / panitia / staf pengadaan : a. Pengguna barang / jasa. b. Pejabat yang bertugas di bidang pengawasan. Bagian Ketujuh Persyaratan Penyedia Barang / Jasa Pasal 14 (1) Penyedia barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung dapat berbentuk badan usaha dan perorangan, yang telah memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang berlaku. (2) Persyaratan penyedia barang / jasa dalam bentuk badan usaha, sebagai berikut : a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha / kegiatan sebagai penyedia barang / jasa. b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan barang / jasa. c. Tidak .............

c.

c. d. e.

f. g. h. i. j.

Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan / atau Direksi / Pimpinan yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana. Secara hukum memiliki kapasitas menandatangani kontrak. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan terakhir, dibuktikan dengan melampirkan foto copy bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT), Pajak Penghasilan (PPh), foto copy Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 dan SKF (Surat Keterangan Fiskal). Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barang / jasa. Tidak masuk dalam daftar hitam sebagai penyedia barang / jasa di Instansi atau lembaga manapun. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos. Penyedia barang / jasa telah masuk dalam daftar rekanan Institut Teknologi Bandung dan telah dinyatakan lulus proses penilaian prakualifikasi. Dalam proses pemilihan penyedia barang / jasa dengan metoda pelelangan, penyedia barang / jasa yang tidak termasuk dalam daftar rekanan Institut Teknologi Bandung dapat mengikuti proses pelelangan dan yang bersangkutan akan dinilai kualifikasinya melalui proses pascakualifikasi.

(3) Persyaratan penyedia jasa perseorangan : a. Penyedia jasa perseorangan yang tergolong dalam penyedia jasa profesi (keahlian), harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti penyelesaian kewajiban pajak atau yang diatur dalam peraturan yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang ijasahnya telah disahkan / diakui oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi. 3. Mempunyai pengalaman dan keahlian di bidangnya. b. Penyedia jasa perseorangan yang tergolong dalam penyedia jasa keterampilan hanya dapat melaksanakan pekerjaan yang beresiko kecil, yang berteknologi sederhana dan yang berbiaya kecil, serta harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 2. Mempunyai pengalaman dan keterampilan di bidangnya. (4) Penyedia barang / jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan kepentingan dilarang menjadi penyedia barang / jasa. (5) Penyedia jasa konsultansi yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan jasa konsultansi melebihi 30 (tiga puluh) hari kerja dalam 1 (satu) periode masa berlaku suatu kontrak. Bagian Kedelapan Jadwal Pengadaan dan Penyusunan HPS Pasal 15 (1) Pejabat / panitia pengadaan barang / jasa wajib mengalokasikan waktu yang cukup untuk penayangan pengumuman, kesempatan untuk pengambilan dokumen, kesempatan untuk mempelajari dokumen dan penyiapan dokumen penawaran sesuai metoda yang diterapkan. (2) Penyusunan ................

(2) Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebagai berikut : a. Pejabat / panitia pengadaan wajib memiliki HPS yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. b. HPS disusun dan ditetapkan oleh pejabat / panitia pengadaan barang / jasa. c. HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran harga penawaran termasuk rinciannya dan dapat menetapkan besaran jaminan penawaran. d. Total nilai HPS terbuka, tidak bersifat rahasia. Bagian Kesembilan Prakualifikasi dan Pascakualifikasi Pasal 16 (1) Ketentuan Umum a. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang / jasa yang akan dipergunakan oleh pengguna barang / jasa untuk memperoleh hasil penilaian kualifikasi penyedia barang / jasa yang memenuhi kualifikasi sebagai penyedia barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung untuk dimasukkan dalam sistem pengelolaan penyedia barang / jasa (daftar rekanan). Proses prakualifikasi juga akan dipergunakan oleh pengguna barang / jasa untuk menentukan penyedia barang / jasa yang telah memenuhi kualifikasi untuk diundang menyampaikan penawaran pengadaan barang jasa (hal ini dipergunakan dalam proses pengadaan jasa konsultansi). b. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang / jasa setelah memasukkan penawaran. c. Pejabat / panitia pengadaan dapat melakukan prakualifikasi dan pascakualifikasi dalam proses pengadaan barang / jasa secara adil, transparan dan mendorong terjadinya persaingan yang sehat dengan mengikutsertakan sebanyak-banyaknya penyedia barang / jasa. d. Persyaratan prakualifikasi / pascakualifikasi yang ditetapkan harus merupakan persyaratan optimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar terwujud persaingan yang sehat secara luas. e. Penyedia barang / jasa wajib menandatangani surat pernyataan di atas meterai bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila dikemudian hari ditemukan adanya pemalsuan informasi yang disampaikan, maka terhadap yang bersangkutan dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon pemenang, dimasukkan dalam daftar hitam sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, dan tidak boleh mengikuti pengadaan untuk 2 (dua) tahun berikutnya, serta dapat dituntut secara perdata dan pidana. f. Dalam proses prakualifikasi / pascakualifikasi panitia / pejabat pengadaan tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan peserta pengadaan barang / jasa dari luar Provinsi / Kabupaten / Kota lokasi pengadaan barang / jasa. g. Pada setiap tahapan proses pemilihan penyedia barang / jasa, pengguna barang / jasa dan pejabat / panitia yang diberi kuasa dilarang membebani dan memungut biaya apapun kepada penyedia barang / jasa, kecuali biaya penggandaan dokumen pengadaan. (2) Proses Prakualifikasi dan Pascakualifikasi a. Proses prakualifikasi secara umum meliputi : pengumuman prakualifikasi, pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi, evaluasi dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi dan pengumuman hasil prakualifikasi. b. Proses pascakualifikasi secara umum meliputi : pemasukan dokumen kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran, dan terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya. Bagian ......

Bagian Kesepuluh Sistem Pengelolaan Penyedia Barang / Jasa (Daftar Rekanan) Pasal 17 (1) Sistem pengelolaan penyedia barang / jasa (daftar rekanan) mencakup beberapa hal berikut : a. Sistem pengelolaan penyedia barang / jasa (daftar rekanan) yang dimaksud adalah sistem pengelolaan penyedia barang / jasa secara terpusat yang akan dikelola oleh suatu bagian khusus di unit khusus pengadaan dan terpisah dari bagian pengadaan. b. penyedia barang / jasa harus melalui tahapan penilaian kualifikasi yang dilakukan secara terpusat. c. Proses penilaian kualifikasi penyedia barang / jasa yang baru dilakukan dengan verifikasi. d. Pemutakhiran kualifikasi penyedia barang / jasa dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. e. Penyedia barang / jasa harus dinilai kinerjanya baik dari segi input, proses, maupun outputnya. f. Penilaian kinerja penyedia barang / jasa dilakukan oleh unit yang menggunakan jasa penyedia barang / jasa yang bersangkutan. g. Pemilihan penyedia barang / jasa berdasarkan kepada kinerjanya. h. Khusus penyedia barang / jasa yang baru, pemilihan penyedia barang / jasa akan ditentukan berdasarkan pada kualifikasinya saja. i. Pencoretan atau pengeluaran penyedia barang / jasa dari sistem ini (black list) dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Sistem pengelolaan penyedia barang / jasa (daftar rekanan) digunakan oleh semua unit di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang melakukan proses pengadaan dan berlaku untuk setiap metoda pengadaan. Untuk metoda pengadaan penunjukan langsung dan pemilihan langsung, pemilihan calon penyedia barang / jasa wajib berdasarkan pada sistem pengelolaan penyedia barang / jasa ini. Khusus untuk metoda pelelangan baik umum maupun terbatas, penyedia barang / jasa yang ada pada sistem pengelolaan penyedia barang / jasa dan layak, dapat diundang untuk turut serta dalam pelelangan. BAB III SISTEM PENGADAAN BARANG / JASA Bagian Pertama Metoda Pengadaan Barang / Jasa Pasal 18 (1) Metoda Pelelangan Umum. Metoda ini pada prinsipnya adalah mengundang sebanyak mungkin calon penyedia barang / jasa, dan kemudian memilih calon penyedia barang / jasa yang layak berdasarkan kualifikasi yang diperlukan. Selanjutnya penawaran disampaikan oleh calon penyedia barang / jasa secara terbuka dan dievaluasi oleh pejabat / panitia pengadaan. (2) Metoda Pelelangan Terbatas. Metoda ini pada prinsipnya adalah mengundang sejumlah calon penyedia barang / jasa yang dianggap mampu, dan kemudian memilih calon penyedia barang / jasa yang layak berdasarkan kualifikasi yang diperlukan. Selanjutnya penawaran disampaikan oleh calon penyedia barang / jasa secara terbuka dan dievaluasi oleh pejabat / panitia pengadaan. (3) Metoda Pemilihan Langsung. Metoda ini pada prinsipnya adalah mengundang minimal 3 (tiga) calon penyedia barang / jasa dan kemudian membandingkan penawaran masing-masing secara tertutup. (4) Metoda Penunjukan Langsung. Pada prinsipnya metoda ini dilakukan dengan menunjuk penyedia barang / jasa yang paling layak untuk mendapatkan pekerjaan pengadaan barang / jasa. Kondisi lain yang memungkinkan pelaksanaan pengadaan barang / jasa dilaksanakan dengan metoda penunjukan langsung, diantaranya : a. Dalam ................

a. Dalam keadaan khusus, darurat, pengadaan barang / jasa dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia barang / jasa yang memenuhi kualifikasi teknis dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan. b. Pekerjaan jasa pemborongan lanjutan yang secara teknis merupakan kesatuan konstruksi yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. (5) Metoda Pembelian Langsung, dilakukan untuk pengadaan barang yang bersifat rutin / operasional, kegiatan mendesak serta volume yang kecil, maka pengadaan barang dapat dilakukan dengan metoda ini. Bagian Kedua Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran Pasal 19 (1) Dalam pengadaan barang / jasa dapat dipilih salah satu dari tiga metoda penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis barang / jasa yang akan diadakan dan metoda penyampaian dokumen penawaran tersebut harus dicantumkan dalam dokumen lelang yang meliputi : a. Metoda Satu Sampul b. Metoda Dua Sampul c. Metoda Dua Tahap (2) Metoda Satu Sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada pejabat / panitia pengadaan. (3) Metoda Dua Sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan disampaikan kepada pejabat / panitia pengadaan. (4) Metoda Dua Tahap yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Bagian Ketiga Evaluasi Penawaran Pada Pemilihan Penyedia Barang / Jasa Pasal 20 (1) Dalam pemilihan penyedia barang / jasa dapat dipilih salah satu dari tiga metoda evaluasi penawaran berdasarkan jenis barang / jasa yang akan diadakan dan metoda evaluasi penawaran tersebut harus dicantumkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang / jasa, yang meliputi : a. Sistem gugur, adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang / jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga. Terhadap penyedia barang / jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur. b. Sistem Nilai, adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang / jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. c. Sistem ...............

c.

Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis, adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang / jasa, kemudian nilai unsur-unsur tersebut dikonversikan ke dalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

(2) Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, pejabat / panitia pengadaan tidak diperkenankan mengubah dan mengurangi kriteria dan tata cara evaluasi tersebut dengan alasan apapun dan / atau melakukan tindakan lain yang bersifat post bidding. Bagian Keempat Prosedur Pemilihan Penyedia Barang / Jasa Pasal 21 (1) Tahapan Pelelangan Umum : a. Undangan dan pengumuman pelelangan umum. b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pelelangan umum. c. Penjelasan dan penyusunan berita acara penjelasan dokumen pelelangan dan perubahannya. d. Pemasukan penawaran dan pembukaan penawaran. e. Evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasi. f. Penetapan pemenang. g. Pengumuman pemenang. h. Masa sanggah. i. Penunjukan pemenang. j. Penandatanganan kontrak / administrasi transaksi lainnya. (2) Tahapan Pelelangan Terbatas : a. Undangan dan pengumuman pelelangan terbatas. b. Pengambilan dokumen prakualifikasi. c. Pemasukan dokumen prakualifikasi. d. Evaluasi dokumen prakualifikasi. e. Penetapan hasil prakualifikasi. f. Pemberitahuan hasil prakualifikasi. g. Masa sanggah prakalifikasi. h. Undangan kepada peserta yang lulus prakualifikasi. i. Penjelasan dan penyusunan berita acara penjelasan dokumen pengadaan dan perubahannya. j. Pemasukan penawaran dan pembukaan penawaran. k. Evaluasi penawaran. l. Penetapan pemenang. m. Pemberitahuan penetapan pemenang. n. Masa sanggah. o. Penunjukan pemenang. p. Penandatanganan kontrak / administrasi transaksi lainnya. (3) Tahapan Pemilihan Langsung : a. Undangan. b. Pengambilan dokumen. c. Penjelasan dan penyusunan berita acara penjelasan. d. Pemasukan penawaran. e. Pembukaan penawaran. f. Evaluasi penawaran. g. Undangan negosiasi biaya dan klarifikasi teknis h. Negosiasi biaya dan klarifikasi teknis i. Pemberitahuan penetapan pemenang. j. Penunjukan pemenang. k. Penandatanganan kontrak / administrasi transaksi lainnya.

(4) Tahapan ........................

(4) Tahapan Penunjukan Langsung a. Undangan. b. Rapat Penjelasan dan penyusunan berita acara penjelasan. c. Pemasukan penawaran. d. Evaluasi penawaran. e. Negosiasi biaya dan klarifikasi teknis. f. Penandatanganan kontrak / administrasi transaksi lainnya. (5) Tahapan Pembelian Langsung a. Unit Kerja langsung melakukan proses pembelian barang / jasa kepada penyedia barang / jasa. b. Menyimpan bukti transaksi pembelian barang / jasa. BAB IV SISTEM PENGADAAN JASA KONSULTANSI Bagian Pertama Metoda Pengadaan Jasa Konsultansi Pasal 22 (1) Pengadaan jasa konsultansi untuk badan usaha maupun perorangan pada prinsipnya harus dilakukan melalui pelelangan umum. Dalam keadaan tertentu pengadaan jasa konsultansi dapat dilakukan melalui pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung. a. b. c. d. Pelelangan Umum Pelelangan Terbatas Pemilihan Langsung Penunjukan Langsung

(2) Pelelangan Umum adalah metoda pengadaan jasa konsultansi yang daftar pendeknya sekurangkurangnya 3 (tiga) peserta yang ditentukan melalui proses prakualifikasi secara terbuka yaitu diumumkan secara luas melalui media cetak dan / atau media elektronik dan papan pengumuman. (3) Pelelangan Terbatas adalah metoda pengadaan jasa konsultansi untuk pekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, jumlahnya terbatas dan memenuhi kualifikasi. (4) Pemilihan Langsung. Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi, maka pengadaan jasa konsultansi dapat dilakukan dengan pemilihan langsung, yaitu metoda pengadaan jasa konsultansi yang daftar pendeknya sekurang-kurangnya 3 (tiga) peserta ditentukan melalui proses prakualifikasi terhadap penyedia jasa konsultansi. (5) Penunjukan Langsung. Dalam keadaan khusus, darurat, maka pengadaan jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi teknis dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan. Bagian Kedua Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran Pasal 23 Dalam seleksi penyedia jasa konsultansi dapat dipilih salah satu dari tiga metoda penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan diadakan, dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi. Metoda penyampaian dokumen penawaran jasa konsultansi meliputi : a. Metoda .................

a. Metoda Satu Sampul Yaitu penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis, dan penawaran harga yang dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup, disampaikan kepada panitia / pejabat pengadaan. b. Metoda Dua Sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan disampaikan kepada panitia / pejabat pengadaan. c. Metoda Dua Tahap yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Bagian Ketiga Evaluasi Penawaran Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Pasal 24 (1) Metoda evaluasi kualitas, adalah evaluasi penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. (2) Metoda evaluasi kualitas dan biaya, adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. (3) Metoda evaluasi pagu anggaran, adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang penawaran harga terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. (4) Metoda evaluasi biaya terendah, adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. (5) Metoda evaluasi penunjukan langsung, adalah evaluasi terhadap hanya satu penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas teknis yang dapat dipertanggung jawabkan dan biaya yang wajar setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Bagian Keempat Prosedur Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Pasal 25 (1) Tahapan Pelelangan Umum a. Metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul : 1. Pengumuman prakualifikasi. 2. Pengambilan dokumen prakualifikasi. 3. Pemasukan prakualifikasi. 4. Evaluasi prakualifikasi. 5. Penetapan hasil prakualifikasi. 6. Pengumuman hasil prakualifikasi. 7. Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek. 8. Pengambilan dokumen seleksi.

9. Penetapan

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Penjelasan. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan perubahannya. Pemasukan penawaran. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). Evaluasi administrasi dan teknis. Penetapan peringkat teknis. Pemberitahuan peringkat teknis (pemenang). Masa sanggah. Pembukaan penawaran harga (sampul II) peringkat teknis terbaik. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. Penunjukan pemenang. Penandatanganan kontrak.

b. Metoda evaluasi kualitas dan biaya, metoda dua sampul : 1. Pengumuman prakualifikasi. 2. Pengambilan dokumen prakualifikasi. 3. Pemasukan prakualifikasi. 4. Evaluasi prakualifikasi. 5. Penetapan hasil prakualifikasi. 6. Pengumuman hasil prakualifikasi. 7. Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek. 8. Pengambilan dokumen seleksi. 9. Penjelasan. 10. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan perubahannya. 11. Pemasukan penawaran. 12. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). 13. Evaluasi administrasi dan teknis. 14. Penetapan peringkat teknis. 15. Pemberitahuan peringkat teknis. 16. Undangan pembukaan penawaran kepada peserta yang lulus evaluasi teknis. 17. Pembukaan penawaran biaya (sampul II). 18. Evaluasi biaya. 19. Perhitungan kombinasi teknis dan biaya. 20. Penetapan pemenang. 21. Pemberitahuan pemenang. 22. Masa sanggah. 23. Klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya dengan pemenang. 24. Penunjukan pemenang. 25. Penandatanganan kontrak. c. Metoda evaluasi biaya terendah, metoda dua sampul : 1. Pengumuman prakualifikasi. 2. Pengambilan dokumen prakualifikasi. 3. Pemasukan prakualifikasi. 4. Evaluasi prakualifikasi. 5. Penetapan hasil prakualifikasi. 6. Pengumuman hasil prakualifikasi. 7. Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek. 8. Pengambilan dokumen seleksi. 9. Penjelasan. 10. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan perubahannya. 11. Pemasukan penawaran. 12. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). 13. Evaluasi administrasi dan teknis. 14. Pemberitahuan hasil evaluasi administrasi dan teknis. 15. Undangan pembukaan penawaran bagi yang lulus. 16. Pembukaan penawaran biaya (sampul II). 17. Evaluasi

17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Evaluasi penawaran biaya. Penetapan pemenang. Pemberitahuan pemenang. Masa sanggah. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dengan pemenang. Penunjukan pemenang. Penandatanganan kontrak.

(2) Tahapan Pelelangan Terbatas a. Metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul : 1. Pengumuman prakualifikasi. 2. Pengambilan dokumen prakualifikasi. 3. Pemasukan prakualifikasi. 4. Evaluasi prakualifikasi. 5. Penetapan hasil prakualifikasi. 6. Pengumuman hasil prakualifikasi. 7. Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek. 8. Pengambilan dokumen seleksi. 9. Penjelasan. 10. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan perubahannya. 11. Pemasukan penawaran. 12. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). 13. Evaluasi administrasi dan teknis. 14. Penetapan peringkat teknis. 15. Pemberitahuan peringkat teknis (pemenang). 16. Masa sanggah. 17. Pembukaan penawaran harga (sampul II) peringkat teknis terbaik. 18. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. 19. Penunjukan pemenang. 20. Penandatanganan kontrak. b. Metoda evaluasi kualitas dan biaya, metoda dua sampul : 1. Pengumuman prakualifikasi. 2. Pengambilan dokumen prakualifikasi. 3. Pemasukan prakualifikasi. 4. Evaluasi prakualifikasi. 5. Penetapan hasil prakualifikasi. 6. Pengumuman hasil prakualifikasi. 7. Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek. 8. Pengambilan dokumen seleksi. 9. Penjelasan. 10. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan perubahannya. 11. Pemasukan penawaran. 12. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). 13. Evaluasi administrasi dan teknis. 14. Penetapan peringkat teknis. 15. Pemberitahuan peringkat teknis. 16. Undangan pembukaan penawaran kepada peserta yang lulus evaluasi teknis. 17. Pembukaan penawaran biaya (sampul II). 18. Evaluasi biaya. 19. Perhitungan kombinasi teknis dan biaya. 20. Penetapan pemenang. 21. Pemberitahuan pemenang. 22. Masa sanggah. 23. Klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya dengan pemenang. 24. Penunjukan pemenang. 25. Penandatanganan

25. Penandatanganan kontrak. c. Metoda evaluasi biaya terendah, metoda dua sampul : 1. Pengumuman prakualifikasi. 2. Pengambilan dokumen prakualifikasi. 3. Pemasukan prakualifikasi. 4. Evaluasi prakualifikasi. 5. Penetapan hasil prakualifikasi. 6. Pengumuman hasil prakualifikasi. 7. Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek. 8. Pengambilan dokumen seleksi. 9. Penjelasan. 10. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan perubahannya. 11. Pemasukan penawaran. 12. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). 13. Evaluasi administrasi dan teknis. 14. Pemberitahuan hasil evaluasi administrasi dan teknis. 15. Undangan pembukaan penawaran bagi yang lulus. 16. Pembukaan penawaran biaya (sampul II). 17. Evaluasi penawaran biaya. 18. Penetapan pemenang. 19. Pemberitahuan pemenang. 20. Masa sanggah. 21. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dengan pemenang. 22. Penunjukan pemenang. 23. Penandatanganan kontrak.

(3) Tahapan Pemilihan Langsung a. Metoda evaluasi kualitas dan biaya, metoda dua sampul : 1. Undangan kepada peserta yang terpilih dengan dilampiri dokumen prakualifikasi. 2. Pemasukan prakualifikasi. 3. Evaluasi prakualifikasi. 4. Pemberitahuan hasil prakualifikasi. 5. Pengambilan dokumen seleksi untuk peserta yang lulus prakualifikasi. 6. Penjelasan. 7. Penyusunan berita acara penjelasan dan perubahannya. 8. Pemasukan penawaran. 9. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). 10. Evaluasi administrasi dan teknis. 11. Penetapan peringkat teknis. 12. Pemberitahuan / pengumuman peringkat teknis. 13. Undangan pembukaan penawaran kepada peserta yang lulus evaluasi teknis. 14. Pembukaan penawaran biaya (sampul II). 15. Evaluasi biaya. 16. Perhitungan kombinasi teknis dan biaya. 17. Penetapan pemenang. 18. Pemberitahuan pemenang. 19. Masa sanggah. 20. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dengan pemenang. 21. Penunjukan pemenang. 22. Penandatanganan kontrak. b. Metoda evaluasi biaya terendah, metoda dua sampul : 1. Undangan kepada peserta yang terpilih dengan dilampiri dokumen prakualifikasi. 2. Pemasukan prakualifikasi. 3. Evaluasi prakualifikasi. 4. Pemberitahuan

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Pemberitahuan hasil prakualifikasi. Pengambilan dokumen seleksi untuk peserta yang lulus prakualifikasi. Penjelasan. Penyusunan berita acara penjelasan dan perubahannya. Pemasukan penawaran. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I). Evaluasi administrasi dan teknis. Pemberitahuan / pengumuman hasil evaluasi administrasi dan teknis. Undangan pembukaan penawaran bagi yang lulus. Pembukaan penawaran biaya (sampul II). Evaluasi penawaran biaya. Penetapan pemenang. Pemberitahuan pemenang. Masa sanggah. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dengan pemenang. Penunjukan pemenang. Penandatanganan kontrak.

(4) Tahapan Penunjukan Langsung a. Undangan kepada konsultan terpilih dengan dilampiri dokumen prakualifikasi / pascakualifikasi dan dokumen penunjukan langsung. b. Pemasukan dan evaluasi prakualifikasi / pascakualifikasi serta penjelasan. c. Pemasukan penawaran administrasi, teknis dan biaya dalam satu sampul. d. Pembukaan dan evaluasi penawaran oleh Panitia. e. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. f. Penetapan / penunjukan penyedia jasa konsultansi. g. Penandatanganan kontrak. BAB V SANGGAHAN, PELELANGAN / PEMILIHAN GAGAL DAN PELELANGAN / PEMILIHAN ULANG Bagian Pertama Sanggahan Pasal 26 (1) Peserta pemilihan penyedia barang / jasa yang merasa dirugikan, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lainnya, dapat mengajukan surat sanggahan kepada pengguna barang / jasa selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman pemenang, apabila ditemukan : a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang / jasa. b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan yang sehat. c. Penyelahgunaan wewenang oleh panitia / pejabat pengadaan dan / atau pejabat berwenang lainnya. d. Adanya unsur KKN diantara peserta pemilihan penyedia barang / jasa. e. Adanya unsur KKN antara peserta dengan anggota panitia / pejabat pengadaan dan / atau dengan pejabat berwenang lainnya. (3) Dalam menyampaikan surat sanggahan, penyedia barang / jasa harus menyertakan bukti-bukti yang memadai kepada pengguna barang / jasa. Apabila surat sanggahan tidak melampirkan bukti-bukti yang cukup, maka surat sanggahan dinyatakan sebagai pengaduan. Pemberlakuan surat sanggahan menjadi pengaduan juga diterapkan dalam hal kesalahan penyedia barang / jasa menyampaikan tujuan dari surat sanggahan tersebut. (4) Pengguna

(4) Pengguna barang / jasa wajib memberikan jawaban selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak surat sanggahan diterima. (5) Pengguna barang / jasa tidak memiliki kewajiban untuk memberikan jawaban atas surat sanggahan yang dinyatakan sebagai pengaduan. (6) Apabila penyedia barang / jasa tidak puas terhadap jawaban pengguna barang / jasa, maka penyedia barang / jasa dapat mengajukan surat sanggahan banding kepada Rektor Institut Teknologi Bandung, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya jawaban sanggahan. (7) Rektor Institut Teknologi Bandung wajib memberikan jawaban selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak surat sanggahan banding diterima. (8) Proses pemilihan penyedia barang / jasa tetap dilanjutkan tanpa menunggu jawaban atas sanggahan banding. (9) Apabila sanggahan banding ternyata benar, maka proses pemilihan penyedia barang / jasa dievaluasi kembali atau dilakukan proses pemilihan ulang, atau dilakukan pembatalan kontrak. Bagian Kedua Pelelangan / Pemilihan Gagal dan Pelelangan / Pemilihan Ulang Pasal 27 (1) Dalam proses pelelangan, jika penyedia barang yang memasukkan penawaran berjumlah sebagai berikut : a. Hanya 1 (satu) penawaran, maka proses pemilihan penyedia barang / jasa dapat dilanjutkan dengan metoda penunjukan langsung. b. 2 (dua) penawaran, maka proses pemilihan penyedia barang / jasa dapat dilanjutkan dengan metoda pemilihan langsung. c. 3 (tiga) penawaran, maka proses pelelangan dapat dilanjutkan. (2) Dalam proses pemilihan langsung, jika penyedia barang yang memasukkan penawaran berjumlah sebagai berikut : c. Hanya 1 (satu) penawaran, maka proses pemilihan penyedia barang / jasa dapat dilanjutkan dengan metoda penunjukan langsung. d. 2 (dua) penawaran, maka proses pemilihan langsung dapat dilanjutkan. (3) Jika penawaran terendah yang disampaikan oleh penyedia barang / jasa seluruhnya berada di atas anggaran pengadaan yang tersedia, maka pejabat / panitia pengadaan akan melakukan negosiasi terhadap penawaran terendah. Jika penawar terendah tidak bersedia ditawar penawarannya menjadi di bawah anggaran, maka pejabat / panitia pengadaan akan melakukan negosiasi kembali terhadap penawaran di atasnya. Demikian berlaku, hingga apabila dari seluruh penawar tidak bersedia atas negosiasi yang dilakukan pejabat / panitia pengadaan, maka pelelangan / pemilihan penyedia barang / jasa tersebut dinyatakan gagal. (4) Disamping karena faktor pada ayat (2) Pasal ini, pelelangan / pemilihan dinyatakan gagal oleh pengguna barang / jasa atau pejabat berwenang lainnya, apabila : a. Tidak ada penyedia barang / jasa yang memasukkan penawaran. b. Sanggahan dari penyedia barang / jasa ternyata benar. jika substansi sanggahan yang terbukti benar adalah menyangkut prosedur pengadaan yang tidak sesuai, maka pelelangan / pemilihan harus diulang dari awal, sedangkan jika substansi sanggahan yang terbukti benar adalah menyangkut proses evaluasi penawaran, maka yang diulang hanya proses evaluasi penawarannya saja. c. Pelaksanaan pelelangan / pemilihan penyedia barang / jasa tidak sesuai atau menyimpang dari dokumen pengadaan yang telah ditetapkan. d. Terjadi kesalahan perencanaan pengadaan. e. Penawaran

e. Penawaran penyedia barang / jasa yang diterima pejabat / panitia pengadaan tidak ada yang memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam dokumen pengadaan. (5) Apabila pelelangan / pemilihan penyedia barang / jasa dinyatakan gagal, maka pejabat / panitia pengadaan segera melakukan pelelangan / pemilihan ulang. (6) Pengguna barang / jasa dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta pelelangan / pemilihan bila penawarannya ditolak atau pelelangan / pemilihan dinyatakan gagal. BAB VI TRANSAKSI PENGADAAN BARANG / JASA Bagian Pertama Administrasi Transkasi Pengadaan Barang / Jasa Pasal 28 (1) Setelah diperoleh penyedia barang / jasa terpilih, selanjutnya akan dilaksanakan proses perikatan antara pengguna barang / jasa dengan penyedia barang / jasa sehingga terjadi proses pelaksanaan pengadaan barang / jasa nantinya. Bentuk perikatan dalam proses pengadaan barang / jasa dirumuskan berupa administrasi transaksi pengadaan barang / jasa dengan bentuk sebagai berikut : a. Kuitansi bermaterai, PO (Purchase Order) dan Invoice Bentuk aministrasi transaksi pengadaan barang / jasa ini dipergunakan dalam proses pengadaan barang / jasa yang bernilai di bawah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) atau dengan mempergunakan metoda Pembelian Langsung. b. Faktur Pembelian dan Surat Perintah Kerja (SPK) Bentuk aministrasi transaksi pengadaan barang / jasa ini dipergunakan dalam proses pengadaan barang / jasa yang langsung dapat disediakan oleh penyedia barang / jasa terpilih, dimana proses pengadaannya tanpa melalui proses perencanaan, perancangan, pabrikasi, pembangunan dan pengiriman yang relatif membutuhkan waktu. Bentuk aministrasi transaksi pengadaan barang / jasa ini dapat dipergunakan dalam metoda Penunjukan Langsung, Pemilihan Langsung, Pelelangan Terbatas dan Pelelangan Umum. c. Surat Perjanjian Bentuk administrasi transaksi pengadaan barang / jasa ini dipergunakan dalam proses pengadaan barang / jasa yang tidak langsung dapat disediakan oleh penyedia barang / jasa terpilih, dimana proses pengadaannya harus melalui proses perencanaan, perancangan, pabrikasi, pembangunan dan pengiriman yang relatif membutuhkan waktu. (2) Syarat-syarat lain berkaitan dengan administrasi transaksi pengadaan barang / jasa tetap akan disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bagian berwenang di lingkungan Institut Teknologi Bandung. Bagian Kedua Jenis Kontrak Pasal 29 (1) Kontrak Lump Sum adalah kontrak pengadaan barang / jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang / jasa. (2) Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang / jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan / unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang / jasa. (3) Kontrak

(3) Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan. (4) Kontrak Terima Jadi (Turn Key) adalah kontrak pengadaan barang / jasa pemborong atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan / konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. (5) Kontrak Jangka Panjang adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang berlaku lebih dari 1 (satu) tahun kalender. Jenis kontrak ini dapat dipergunakan misalnya untuk : jasa asuransi yang memerlukan proses penjaminan lebih dari 1 (satu) tahun, jasa kebersihan / keamanan. Dimana dalam kontrak jangka panjang ini harus memuat klausula yang menyatakan bahwa setiap akan berakhirnya pekerjaan dalam 1 (satu) tahun, maka diakhir tahun selalu akan dilakukan evaluasi atas kinerja penyedia barang / jasa sebagai dasar bagi pengguna barang / jasa dalam memutuskan apakah penyedia barang / jasa masih layak untuk ditunjuk sebagai penyedia barang / jasa. Bagian Ketiga Isi Kontrak Pasal 30 (1) SPK (Surat Perintah Kerja) sekurang-kurangnya memuat ketentuan sebagai berikut : a. Para pihak yang menandatangani SPK (Surat Perintah Kerja), meliputi : nama, jabatan dan alamat. b. Jenis Kontrak yang dipilih. c. Pokok pekerjaan yang diatur dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan jumlah barang / jasa yang diperjanjikan. d. Nilai atau harga barang / jasa, serta syarat-syarat pembayaran. e. Tempat dan jangka waktu penyelesaian / penyerahan dengan disertai jadwal waktu penyelesaian / penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya. f. Jaminan Pelaksanaan (jika diperlukan dan dipersyaratkan oleh panitia / pejabat pengadaan). g. Ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajibannya. h. Ketentuan mengenai keadaan memaksa (force majeure). i. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan. j. Ketentuan mengenai perpajakan. (2) Surat Perjanjian sekurang-kurangnya memuat ketentuan sebagai berikut : a. Para pihak yang menandatangani perjanjian, meliputi : nama, jabatan dan alamat. b. Jenis Kontrak yang dipilih. c. Pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan jumlah barang / jasa yang diperjanjikan. d. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian. e. Nilai atau harga perjanjian, serta syarat-syarat pembayaran. f. Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci. g. Tempat dan jangka waktu penyelesaian / penyerahan dengan disertai jadwal waktu penyelesaian / penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya. h. Jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka (jika ada) dan jaminan pemeliharaan (jika diperlukan). i. Ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajibannya. j. Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak. k. Ketentuan mengenai keadaan memaksa (force majeure). l. Ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam hal terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan. m. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja. n. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan. o. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan. p. Ketentuan mengenai perpajakan. Bagian

Bagian Keempat Pembayaran Uang Muka dan Prestasi Pekerjaan Pasal 31 (1) Untuk melaksanakan kontrak pengadaan barang, kepada penyedia barang tidak diberikan uang muka. (2) Uang muka hanya dapat diberikan kepada penyedia jasa yang melaksanakan kontrak pengadaan jasa, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Uang muka akan diberikan kepada penyedia jasa apabila penyedia jasa telah mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat berwenang disertai dengan penyerahan jaminan uang muka dari bank umum (bukan bank perkreditan rakyat atau asuransi). b. Besaran uang muka yang dapat diberikan kepada penyedia jasa setinggi-tingginya adalah sebesar 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak. (3) Pembayaran prestasi pekerjaan hanya dapat dilakukan apabila hal tersebut telah diatur dalam kontrak, dengan ketentuan : a. Pembayaran prestasi pekerjaan pengadaan barang hanya dapat dilakukan dalam 1 (satu) tahap pembayaran, yakni saat prestasi pekerjaan telah mencapai 100% (seratus persen), terkecuali untuk pengadaan barang yang masa pelaksanaan pengadaannya selama 1 (satu) tahun atau lebih, maka pembayaran prestasi pekerjaan dapat dilakukan dengan sistem termin. b. Pembayaran prestasi pekerjaan pengadaan jasa dapat dilakukan dalam beberapa tahap pembayaran, dengan sistem termin. (4) Pembayaran prestasi pekerjaan dengan sistem termin, harus tetap memperhitungkan angsuran uang muka dan kewajiban pajak. Bagian Kelima Perubahan Kontrak Pasal 32 (1) Perubahan kontrak dapat dilakukan atas kesepakatan bersama antara pengguna barang / jasa dan penyedia barang / jasa. (2) Kesepakatan atas perubahan kontrak harus dituangkan dalam bentuk addendum kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kontrak utama. Bagian Keenam Penandatanganan Kontrak Pasal 33 Setelah penetapan pemenang, pengguna barang / jasa dan penyedia barang / jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan, yang dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal penetapan pemenang. Bagian Kedelapan Pemutusan Kontrak Pasal 34 (1) Pemutusan Kontrak dapat dilakukan dalam hal : a. Telah terjadi force majeure (keadaan memaksa) yaitu hal-hal diluar kekuasaan para pihak untuk mengatasinya, tetapi tidak terbatas kejadian-kejadian sebagai akibat dari Peraturan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah, Departemen, Instansi Sipil atau Militer, halilintar, banjir, gempa bumi, huru-hara, pemberontakan dan epidemi. b. Para

b. Para pihak cidera janji (wanprestasi) terhadap kewajibannya sebagaimana diatur dalam perjanjian / kontrak. (2) Pemutusan Kontrak yang disebabkan oleh kesalahan penyedia barang / jasa, dikenakan sanksi berupa: a. Jaminan pelaksanaan menjadi milik pengguna barang / jasa. b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang / jasa. c. Membayar denda dan ganti rugi kepada pengguna barang / jasa. d. Dimasukkan dalam daftar hitam pengguna barang / jasa selama 2 (dua) tahun. (3) Pengguna barang / jasa dapat memutuskan Kontrak secara sepihak apabila denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia barang / jasa sudah melampui besarnya jaminan pelaksanaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak. (4) Pemutusan Kontrak yang disebabkan oleh kesalahan pengguna barang / jasa, dikenakan sanksi berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa penyedia barang / jasa. (5) Jika terjadi pemutusan kontrak, maka pengguna barang / jasa dapat melakukan upaya berikut : a. Jika kontrak pengadaan barang / jasa yang diputus merupakan kontrak dari metode pengadaan pelelangan umum / pelelangan terbatas / seleksi umum / seleksi terbatas / pemilihan langsung / seleksi langsung, maka pengguna barang / jasa dapat mengundang calon pemenang urutan berikutnya dari proses pengadaan yang sebelumnya telah dilakukan oleh panitia / pejabat pengadaan. b. Tahapan proses pemilihan penyedia barang / jasa ini adalah sebagai berikut : 1. Pengguna barang / Jasa menunjuk panitia / pejabat pengadaan dan meminta untuk dilakukan pemaketan ulang atas pekerjaan yang belum diselesaikan oleh penyedia barang / jasa yang kontraknya telah diputus, sehingga akan diperoleh paket pekerjaan baru. 2. Panitia / pejabat pengadaan mengundang calon pemenang urutan berikutnya dari proses pengadaan yang sebelumnya telah dilakukan oleh panitia / pejabat pengadaan, untuk menyampaikan penawaran beserta persyaratan lainnya termasuk jaminan penawaran baru. 3. Panitia / pejabat pengadaan selanjutnya melakukan proses sebagaimana dalam tahapan pengadaan dengan metode penunjukan langsung. Bagian Kesembilan Serah Terima Pekerjaan Pasal 35 (1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak, penyedia barang / jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna barang / jasa untuk penyerahan pekerjaan. (2) Pengguna barang / jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau seluruh pekerjaan, dan menugaskan penyedia barang / jasa untuk memperbaiki dan / atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak. (3) Pengguna barang / jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak. (4) Penyedia barang bertanggung jawab atas jaminan masa purna jual atas barang yang disediakannya sebagaimana yang ditetapkan kontrak pengadaan barang. (5) Jaminan masa purna jual atas barang yang disertai garansi resmi dari pabrikan / distributor, minimal selama 1 (satu) tahun dan untuk barang yang tidak disertai garansi resmi dari pabrikan / distributor, minimal selama 3 (tiga) bulan. (6) Penyedia

(6) Penyedia jasa bertanggung jawab atas pemeliharaan pekerjaan yang telah dilaksanakannya sesuai kontrak pengadaan jasa, sehingga kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan pekerjaan dan dapat memperoleh pembayaran uang retensi dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan (jika di dalam kontrak disyaratkan adanya hal tersebut). (7) Masa pemeliharaan minimal untuk pekerjaan jasa permanen 6 (enam) bulan untuk pekerjaan semi permanen 3 (tiga) bulan. (8) Setelah masa pemeliharaan berakhir, pengguna barang / jasa mengembalikan jaminan pemeliharaan kepada penyedia jasa. Bagian Kesepuluh Sanksi Pasal 36 (1) Bila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang / jasa, maka penyedia barang / jasa yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1o/oo (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak. (2) Bila terjadi keterlambatan pekerjaan / pembayaran karena semata-mata kesalahan atau kelalaian pengguna barang / jasa, maka pengguna barang / jasa membayar kerugian yang ditanggung penyedia barang / jasa akibat keterlambatan dimaksud, yang besarannya ditetapkan sebesar suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang berlaku saat claim keterlambatan disepakati oleh para pihak. (3) Konsultan perencana yang tidak cermat dan mengakibatkan kerugian pengguna barang / jasa dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari konsultan yang bersangkutan, dan / atau tuntutan ganti rugi. Bagian Kesebelas Penyelesaian Perselisihan Pasal 37 (1) Bila terjadi perselisihan antara pengguna barang / jasa dan penyedia barang / jasa maka akan diselesaikan di wilayah hukum Republik Indonesia. (2) Penyelesaian perselisihan antara pengguna barang / jasa dan penyedia barang / jasa dapat ditempuh melalui mekanisme penyelesaian diluar pengadilan, baik dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi atau arbitrase, maupun melalui jalur pengadilan. (3) Penyelesaian perselisihan antara pengguna barang / jasa dan penyedia barang / jasa, mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan dalam kontrak menurut hukum yang berlaku di Indonesia. (4) Keputusan dari hasil penyelesaian perselisihan dengan memilih salah satu cara tersebut di atas adalah mengikat dan segala biaya yang timbul untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dipikul oleh para pihak sebagaimana diatur dalam kontrak. BAB VII SWAKELOLA Pasal 38 (1) Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. (2) Swakelola dapat dilaksanakan oleh : a. Unit

a. Unit khusus pengadaan. b. Unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang diberikan kewenangan berdasarkan Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung. (3) Pelaksana pekerjaan swakelola adalah Tim Khusus yang diangkat berdasarkan Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung, atau Tim yang diangkat oleh pimpinan unit khusus pengadaan atau pimpinan unit kerja yang telah diberikan kewenangan oleh Rektor Institut Teknologi Bandung, (4) Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola : a. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia di lingkungan Institut Teknologi Bandung. b. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat. c. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa. d. Pekerjaan yang secara rinci / detail tidak dapat dihitung / ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang / jasa akan menanggung resiko yang besar. e. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan. f. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi / metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang / jasa. g. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan penelitian. h. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi Institut Teknologi Bandung. (5) Di lingkungan Institut Teknologi Bandung, pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola adalah komponen belanja jasa dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja. (6) Prosedur swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan di lapangan dan pelaporan. BAB VIII PENGADAAN BARANG / JASA DENGAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Bagian Pertama Pelaksana Pengadaan Pasal 39 (1) Pihak yang berwenang melakukan pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik adalah : a. Pejabat Pengadaan pada unit khusus pengadaan di lingkungan Institut Teknologi Bandung. b. Pejabat Pengadaan pada unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang diberi wewenang khusus. (2) Pelaksana pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik bertanggung jawab atas transaksi elektronik yang telah dilakukannya. Bagian Kedua Jenis Barang Yang Dapat Diadakan Dengan Transaksi Elektronik Pasal 40 (1) Barang-barang yang dapat diadakan dengan transaksi elektronik hanya terbatas pada : a. Perangkat lunak (software), peralatan penelitian buku, jurnal, atau barang cetakan lainnya yang diterbitkan oleh publisher tertentu di luar wilayah hukum Republik Indonesia; b. Barang-barang yang dibutuhkan di lingkungan Institut Teknologi Bandung, dengan kriteria bahwa barang-barang tersebut tidak dapat disediakan oleh penyedia barang, agen maupun distributor resmi di Indonesia. c. Diluar

c.

Diluar kriteria barang-barang sebagaimana tercantum pada huruf a dan b ayat ini, pengadaan barang harus dilaksanakan mengikuti metode dan proses pengadaan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini.

(2) Pekerjaan jasa yang dapat diadakan dengan transaksi elektronik hanya terbatas pada : a. Jasa yang dibutuhkan di lingkungan Institut Teknologi Bandung, dengan kriteria bahwa jasa tersebut tidak dapat disediakan oleh penyedia jasa di Indonesia. b. Diluar kriteria pekerjaan jasa sebagaimana tercantum pada huruf a ayat ini, pengadaan jasa harus dilaksanakan mengikuti metode dan proses pengadaan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini. Bagian Ketiga Metoda dan Biaya Pengadaan Pasal 41 (1) Pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik di Institut Teknologi Bandung, dilakukan oleh pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud pada Pasal 39 ayat (1) pedoman ini, yang dilakukan secara online melalui website resmi dari penyedia barang / jasa di luar wilayah hukum Republik Indonesia. (2) Pihak pelaksana pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik dalam melaksanakan pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik harus memperhitungkan komponen biaya sebagai berikut : a. Nilai barang / jasa yang akan diadakan; b. Komponen biaya pajak yang timbul atas transaksi elektronik tersebut; c. Biaya lain yang timbul dari transaksi elektronik tersebut. Bagian Keempat Tahapan Pengadaan Pasal 42 (1) Pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik, tahapan pengadaannya berbeda dengan tahapan pengadaan sebagaimana telah ditentukan dalam pedoman ini. Dimana tahapan pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik diatur tersendiri sebagaimana tahapan pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini. (2) Tahapan pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik, minimal sebagai berikut : a. Perencanaan kebutuhan barang / jasa dengan kriteria sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 pedoman ini. b. Pemesanan barang / jasa secara online pada website resmi dari penyedia barang / jasa di luar wilayah hukum Republik Indonesia. c. Menerima konfirmasi dari penyedia barang / jasa bahwa barang / jasa yang dipesan masih tersedia dan dapat dipesan serta dikirim atau dilaksanakan di Indonesia. d. Melakukan proses pembayaran dengan memilih salah satu cara pembayaran sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini. e. Menerima konfirmasi pembayaran telah diterima serta konfirmasi tanggal pengiriman barang atau pelaksanaan jasa oleh pihak penyedia barang / jasa. f. Menerima barang / jasa sesuai pesanan dan menuangkannya dalam Berita Acara Penerimaan Barang / Jasa.

Bagian

Bagian Kelima Administrasi Transaksi Pengadaan Barang / Jasa Dengan Transaksi Elektronik Pasal 43 (1) Administrasi transaksi pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik, berbeda dengan administrasi transaksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 28 pedoman ini. (2) Pembayaran pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik dapat dilakukan dengan cara : a. Pembayaran transfer via rekening bank. b. Pembayaran dengan mempergunakan fasilitas kartu kredit yang ditetapkan oleh Direktorat Keuangan Institut Teknologi Bandung. (3) Sebagai pertanggung jawaban atas terjadinya suatu pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik, pihak pelaksana pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik secara administrasi sekurang-kurangnya harus menunjukkan : a. Bukti pemesanan barang / jasa. b. Bukti pembayaran atas barang yang telah dipesan. c. Bukti korespondensi yang menyertai proses pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik (jika ada). d. Bukti persetujuan pemesanan dan pengiriman atau pelaksanaan pengadaan barang / jasa yang telah dipesan. e. Bukti penerimaan pembayaran oleh penyedia barang / jasa. f. Bukti penerimaan barang / jasa. (4) Penunaian kewajiban pembayaran pajak yang timbul atas pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik, mengikuti ketentuan perpajakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Pertama Pembinaan Pasal 44 Institut Teknologi Bandung wajib menyosialisasikan secara intensif kepada semua unit di lingkungan Institut Teknologi Bandung BHMN, agar Peraturan Rektor ini dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 45 (1) Pengguna barang / jasa wajib melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan, kontrak dan hasil kerja pada setiap kegiatan, baik kemajuan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugasnya, dan disampaikan kepada Rektor Institut Teknologi Bandung dan tembusannya disampaikan kepada Satuan Pengawas Internal (SPI) Institut Teknologi Bandung. (2) Pengguna barang / jasa wajib menyimpan dan memelihara seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barang / jasa termasuk berita acara proses pelelangan / seleksi. (3) Satuan Pengawas Internal (SPI) melakukan pengawasan kegiatan / proyek, menampung dan menindaklanjuti pengaduan yang berkaitan dengan masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan barang / jasa, kemudian melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Rektor Institut Teknologi Bandung dan ditembuskan kepada Dewan Audit Institut Teknologi Bandung. (4) Pengguna

(4) Pengguna barang / jasa wajib memberikan tanggapan / informasi mengenai pengadaan barang / jasa yang berada didalam batas kewenangannya kepada pihak yang mengajukan pengaduan atau yang memerlukan penjelasan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 46 (1) Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan keadaan darurat (force majeure) adalah bencana alam (banjir, gempa bumi dan lain-lain), huru-hara, pemberontakan dan epidemi yang secara langsung dapat mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan pengadaan barang / jasa di Institut Teknologi Bandung. (2) Apabila dalam proses pengadaan barang / jasa di Institut Teknologi Bandung yang mempergunakan pedoman ini, terjadi keadaan darurat (force majeure), maka penyedia barang / jasa harus memberitahukan selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender dari saat terjadinya keadaan darurat (force majeure) kepada pengguna barang / jasa, dengan menyertakan pernyataan dari instansi yang berwenang. (3) Dalam pelaksanaan kontrak pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung, eskalasi / kenaikan harga kontrak dimungkinkan dalam kondisi : a. Terjadi perubahan harga di pasaran yang diakibatkan adanya kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Atas kondisi ini, perubahan harga kontrak dimungkinkan, sepanjang penyedia barang / jasa dapat menunjukkan bukti sah / resmi dari pihak berwenang atas terjadinya kondisi tersebut. b. Eskalasi harga juga dimungkinkan bagi pelaksanaan kontrak yang masa berlakunya lebih dari 1 (satu) tahun, sepanjang hal tersebut telah diatur dalam kontrak pengadaan, dimana besaran eskalasi ditetapkan dengan perhitungan khusus yang diupayakan oleh para pihak dalam kontrak. Pasal 47 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Rektor ini, akan diatur kemudian berdasarkan Peraturan Rektor Institut Teknologi Bandung. Pasal 48 Peraturan Rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap pihak yang berkepentingan mengetahuinya.

Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 01 Agustus 2008 Rektor,

Prof. Dr. Ir. DJOKO SANTOSO, M.SC NIP. 130 682 810

PENJELASAN ATAS PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TANGGAL 01 JULI 2008 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG / JASA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG YANG DIBIAYAI DARI DANA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 s/d 14 Cukup jelas Angka 15 Yang dimaksud dengan pembelian langsung barang / jasa adalah proses pengadaan barang / jasa dengan nilai transaksi maksimal sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Angka 16 Cukup jelas Angka 17 Proses pengadaan, metode pengadaan serta administrasi transaksinya diatur tersendiri dalam beberapa klausula sebagaimana tercantum dalam pedoman ini. Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) s/d (3) Cukup jelas Pasal 4 Panitia / pejabat pengadaan dan / atau pejabat yang berwenang dalam mengeluarkan keputusan, ketentuan, prosedur dan tindakan lainnya harus didasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut. Dengan demikian akan tercipta prinsip efisiensi, transparan dan persaingan yang sehat dan terbuka antara penyedia barang / jasa, menjamin rasa keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak. Pasal 5 Angka 1 Pengadaan barang / jasa di Institut Teknologi Bandung pada prinsipnya dilaksanakan terpusat oleh unit khusus pengadaan yang diberikan pelimpahan wewenang oleh pimpinan Institut Teknologi Bandung untuk melaksanakan proses pengadaan barang / jasa. Angka 2 Unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung juga dapat menyelenggarakan pengadaan barang / jasa, dengan mengacu pada ketentuan pengadaan dalam pedoman ini. Angka

Angka 3 Prinsip utama yang harus dipegang dalam melaksanakan pengadaan barang / jasa di Institut Teknologi Bandung adalah bahwa tujuan pengadaan barang / jasa pada akhirnya harus bermuara pada pemenuhan kepentingan penggunaan barang / jasa oleh unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung, terutama pemenuhan akan kebutuhan barang / jasa yang akan dipergunakan dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar proses penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak terganggu. Angka 4 s/d 8 Cukup jelas Pasal 6 Angka 1 s/d 8 Cukup jelas Pasal 7 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Ayat (3) Unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung yang tidak memiliki sumber daya sesuai kualifikasinya untuk melaksanakan pengadaan barang / jasa, tidak diperbolehkan melaksanakan pengadaan barang / jasa. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan prosedur dalam proses pengadaan barang / jasa, serta bertujuan untuk tetap menjaga prinsip pengadaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Rektor ini. Kualifikasi yang dibutuhkan agar unit kerja dapat diberikan kewenangan melaksanakan pengadaan barang / jasa sendiri, sekurang-kurangnya adalah : a. Memiliki sumber daya manusia yang dapat diangkat sebagai pejabat pengadaan, dimana personil tersebut telah memenuhi kualifikasi sebagai pejabat pengadaan. b. Mampu menyediakan minimal 2 (dua) orang pegawai yang akan bertugas sebagai staf pengadaan, dimana personil tersebut telah memenuhi kualifikasi sebagai staf pengadaan. Ayat (4) Unit kerja di lingkungan Institut Teknologi Bandung dalam melaksanakan pengadaan barang / jasa dapat meminta bantuan teknis kepada unit khusus pengadaan apabila unit kerja memandang bahwa perlu dilakukan langkah konsultasi untuk itu. Ayat (5) dan (6) Cukup jelas Pasal 8 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal

Pasal 12 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan menyusun rencana pengadaan yaitu pengguna barang / jasa menyusun perencanaan pengadaan barang / jasa yang meliputi : membuat jadwal pengadaan dan menetapkan paket pengadaan berdasarkan kegiatan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Huruf b s/d h Cukup jelas Ayat (2) Huruf a s/d h Cukup jelas Pasal 13 Ayat (1) Pada prinsipnya, pihak utama yang berwenang melaksanakan pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung adalah seorang pejabat pengadaan. Pejabat pengadaan dalam melaksanakan proses pengadaan barang / jasa dapat dibantu oleh staf pengadaan dengan jumlah staf yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kewenangan eksekusi pengadaan barang / jasa oleh pejabat pengadaan tidak terbatas pada metoda pengadaan tertentu saja, melainkan seluruh metoda pemilihan penyedia barang / jasa (termasuk pelelangan dan pemilihan langsung) dapat ditangani langsung oleh pejabat pengadaan. Ayat (2) Panitia pengadaan baru akan dibentuk untuk melaksanakan pengadaan barang / jasa, jika pejabat pengadaan dipandang tidak dapat melaksanakan proses pengadaan tersebut. Batasan suatu kondisi pengadaan yang memerlukan peran panitia pengadaan adalah : - Pengadaan memerlukan perencanaan spesifikasi teknis yang kompleks. - Barang / jasa yang akan diadakan menuntut spesifikasi teknis yang kompleks. - Dalam proses penilaian kualifikasi atau penawaran penyedia barang / jasa diperlukan personil khusus dengan keahlian tertentu. - Pengadaan tersebut dipandang harus melibatkan tim dengan jumlah personil yang terdiri dari berbagai unsur keahlian. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Angka 1 Huruf a dan b Cukup jelas Huruf c Keharusan pejabat pengadaan memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang / Jasa Institut Teknologi Bandung mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Juli 2009. Sebelum tanggal pemberlakuan tersebut, seorang pejabat pengadaan dipandang sudah memahami pedoman pengadaan ini dengan bukti berupa : bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung atau bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barang / jasa pemerintah atau sertifikat keahlian pengadaan barang / jasa pemerintah. Huruf d Yang dimaksud hubungan keluarga adalah hubungan keluarga sedarah dan semenda. Angka 2 Huruf a dan b Cukup jelas Huruf c Pejabat pengadaan menyiapkan dokumen pengadaan untuk keperluan : 1. Pengadaan barang / jasa a. Dalam

a. Dalam dokumen pengadaan barang / jasa, pejabat / panitia pengadaan harus mencantumkan secara jelas dan terinci semua persyaratan yang diperlukan baik administratif (jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, tanggal penyerahan pekerjaan / barang, syarat pembayaran, mata uang yang digunakan, denda atas kelambatan / unjuk kerja, besarnya jaminan penawaran, besarnya jaminan pelaksanaan) maupun teknis (jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan, jenis dan mutu bahan, gambar detail, gambar konstruksi dan sebagainya, jenis tes yang harus dilakukan), unsur-unsur yang dinilai, kriteria dan formula evaluasi yang akan digunakan, jenis administrasi transaksi yang akan digunakan termasuk contoh-contoh formulir yang perlu diisi. b. Syarat-syarat umum memuat batasan pengertian istilah yang digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab, sanksi, penyelesaian perselisihan, peraturan dan perundang-undangan. c. Syarat-syarat khusus merupakan bagian dokumen pengadaan barang / jasa yang memuat ketentuan-ketentuan yang lebih spesifik. d. Tatacara pembayaran (terms of payment). e. Dokumen prakualifikasi / pascakualifikasi terdiri dari formulir isian yang memuat data administrasi, keuangan, personil, peralatan, dan pengalaman kerja. f. Dalam dokumen pengadaan ditetapkan nilai nominal jaminan penawaran sebesar 1 % (satu persen) sampai dengan 3 % (tiga persen) dari nilai HPS. Jaminan penawaran dikeluarkan oleh Bank Umum (bukan Bank Perkreditan Rakyat) atau Asuransi yang telah mendapat persetujuan dari pemerintah. g. Dalam hal pengadaan dengan menggunakan proses prakualifikasi, maka dokumen prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat : 1. Nama pengguna barang / jasa, lingkup pekerjaan, persyaratan / kualifikasi peserta, waktu, tempat pengambilan, tanggal pemasukan dokumen prakualifikasi. 2. Tatacara penilaian yeng meliputi penilaian administrasi, permodalan, tenaga kerja, peralatan, pengalaman dan / atau teknis, dengan mempergunakan sistem gugur (scoring system). h. Pengumuman / undangan pengadaan barang / jasa sekurang-kurangnya memuat : 1. Nama pengguna barang / jasa yang akan melakukan pengadaan. 2. Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan dibeli. 3. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk mendaftarkan diri sebagai peserta. i. Instruksi kepada peserta pengadaan barang / jasa sekurang-kurangnya memuat : 1. Lingkup pekerjaan, sumber / penyedia dana, persyaratan dan kualifikasi peserta pengadaan barang / jasa, jumlah dokumen penawaran yang disampaikan. 2. Persyaratan bahasa yang digunakan dalam penawaran, harga penawaran, mata uang penawaran dan cara pembayaran, masa berlaku penawaran, surat jaminan penawaran dan penandatanganan surat penawaran. 3. Cara penyampulan dan penandaan sampul penawaran, batas akhir waktu penyampaian penawaran, perlakuan terhadap penawaran yang terlambat serta larangan untuk perubahan dan penarikan penawaran yang telah masuk. 4. Prosedur pembukaan penawaran, kerahasiaan dan larangan, klarifikasi dokumen penawaran, pemeriksaan kelengkapan dokumen penawaran, koreksi aritmatik, konversi ke dalam mata uang tunggal, sistem evaluasi penawaran meliputi kriteria, formulasi, dan tatacara evaluasi. 5. Penilaian kualifikasi dalam hal dilakukan pascakualifikasi, kriteria penetapan pemenang pengadaan barang / jasa, hak dan kewajiban pengguna barang / jasa untuk menerima dan menolak salah satu atau semua penawaran, dan surat jaminan pelaksanaan. j. Daftar

j. k.

l. m.

n.

o.

Daftar kuantitas dan harga : jenis dan uraian singkat pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan dipasok. Spesifikasi teknis dan gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, type / jenis / kapasitas peralatan dan fasilitas yang diperlukan, jumlah dan kualifikasi personil, material yang digunakan, gambargambar kerja, surat jaminan keaslian barang dari pabrikan atau distributor. Surat penawaran harus dibuat dan diisi lengkap sesuai dengan formulir yang ada dalam dokumen pengadaan barang / jasa. Surat jaminan penawaran memuat nama dan alamat pengguna barang / jasa, penyedia barang / jasa, pihak penjamin, nama pekerjaan, besar jumlah jaminan penawaran dalam angka dan huruf, pernyataan pihak penjamin bahwa jaminan penawaran dapat dicairkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, masa berlaku surat jaminan penawaran, batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan surat jaminan penawaran oleh pengguna barang / jasa kepada pihak penjamin, mengacu pada Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dan peraturan lain mengenai penjaminan. Surat jaminan pelaksanaan memuat nama dan alamat pengguna barang / jasa, penyedia barang / jasa, dan pihak penjamin, nomor kontrak, tanggal kontrak, judul kontrak, nilai jaminan dalam angka dan huruf, kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat jaminan dengan segera kepada pengguna barang / jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku, masa berlaku surat jaminan mengacu kepada Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dan peraturan lainnya mengenai penjaminan. Untuk pengadaan dengan pascakualifikasi, maka persyaratan kualifikasi termasuk dalam dokumen pengadaan.

2. Pengadaan Jasa Konsultansi a. Surat undangan kepada penyedia jasa untuk memasukkan penawaran teknis dan biaya. Dalam surat undangan dicantumkan secara jelas hal-hal sebagai berikut : 1. Nomor dan tanggal surat. 2. Nama dan alamat seluruh penyedia jasa yang diundang. 3. Nama dan judul dari paket pengadaan jasa. 4. Sumber dana. 5. Jumlah lampiran dan nama lampiran surat. 6. tempat dan waktu pengambilan dokumen pengadaan, rapat penjelasan dan pemasukan penawaran. 7. Masa berlaku penawaran. 8. Konfirmasi kesediaan atau menolak mengikuti pengadaan jasa. b. Kerangka Acuan Kerja (KAK) memuat sekurang-kurangnya : 1. Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan, antara lain latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi, asal sumber pendanaan, nama dan organisasi pengguna jasa. 2. Data penunjang berupa data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain data dasar, standar teknis, studi-studi terdahulu yang pernah dilaksanakan, dan peraturan perundang-undangan yang harus digunakan. 3. Lingkup pekerjaan yang memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin dicapai, keluaran yang akan dihasilkan, keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain, peralatan dan material yang disediakan oleh pengguna Jasa serta peralatan dan material yang harus disediakan oleh penyedia jasa, lingkup kewenangan yang dilimpahkan kepada penyedia jasa, perkiraan jangka waktu penyelesaian pekerjaan jasa, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli yang harus disediakan oleh penyedia jasa, perkiraan keseluruhan tenaga ahli / tenaga pendukung yang diperlukan dan jadwal setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan. 4. Jenis

Ayat (5) Angka 1 Huruf a dan b Cukup jelas Huruf c Keharusan panitia pengadaan memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang / Jasa Institut Teknologi Bandung mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Juli 2009. Sebelum tanggal pemberlakuan tersebut, panitia pengadaan dipandang sudah memahami pedoman pengadaan ini dengan bukti berupa : bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung atau bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barang / jasa pemerintah atau sertifikat keahlian pengadaan barang / jasa pemerintah. Huruf d dan e Cukup jelas Angka 2 Huruf a s/d b Cukup jelas Huruf c Penjelasan sama dengan pejabat pengadaan Huruf d s/d i Cukup jelas Angka 3 Panitia pengadaan berjumlah ganjil / gasal dengan jumlah panitia sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang. Huruf a dan b Cukup jelas Ayat (6) Angka 1 Huruf a dan b Cukup jelas Huruf c Staf Pengadaan dipandang sudah memahami pedoman pengadaan ini dengan bukti berupa : bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barang / jasa Institut Teknologi Bandung atau bukti keikutsertaan dalam pelatihan pengadaan barang / jasa pemerintah. Huruf d Yang dimaksud calon pegawai Institut Teknologi Bandung adalah seseorang yang telah diangkat sebagai calon pegawai Institut Teknologi Bandung BHMN berdasarkan Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung. Angka 2 Huruf a Staf

4. Jenis dan jumlah laporan yang disyaratkan (antara lain laporan pendahuluan, laporan bulanan dan laporan akhir). c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat, terdiri dari : 1. Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi. 2. Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi administrasi. 3. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir dalam kerangka tersebut. 4. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang dapat atau tidak dapat dibiayai. 5. Tata cara penilaian administrasi, penawaran teknis dan penawaran biaya. 6. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan / atau penawaran biaya. 7. Jadwal pengadaan untuk tiap tahapan dengan waktu yang memadai. Huruf d s/d i Cukup jelas

Staf pengadaan merupakan personil khusus yang berada di lingkungan Institut Teknologi Bandung, dimana personil tersebut sehari-harinya memang dibebankan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan proses administrasi pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung. Huruf b Staf pengadaan dalam proses pengadaan barang / jasa, tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan, melaksanakan proses negosiasi, menetapkan / mengesahkan dokumen dan hal-hal lain yang berkaitan dengan persetujuan dalam proses pengadaan barang / jasa. Ayat (7) Huruf a dan b Cukup jelas Pasal 14 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha / kegiatan sebagai penyedia barang / jasa adalah semua peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan bidang usahanya, misalnya peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi. Huruf b s/d f Cukup jelas Huruf g Merupakan kewajiban panitia / pejabat pengadaan untuk mencari informasi dalam rangka meyakini atau memastikan suatu badan usaha tidak masuk dalam daftar hitam dengan cara antara lain menghubungi pengguna barang / jasa sebelumnya. Untuk mempercepat kerja panitia / pejabat pengadaan, cukup dengan penyedia barang / jasa membuat surat pernyataan bahwa penyedia barang / jasa tidak sedang masuk dalam daftar hitam. Huruf h s/d j Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Yang dimaksud dengan penyedia jasa perseorangan yang tergolong dalam penyedia jasa profesi (keahlian) adalah perorangan yang memiliki keahlian dalam bidang jasa tertentu, misalnya : telah memiliki sertifikat keahlian Angka 1 s/d 3 Cukup jelas Huruf b Yang dimaksud dengan penyedia jasa perseorangan yang tergolong dalam penyedia jasa keterampilan adalah yang memiliki keterampilan dalam bidang jasa tertentu dan telah memiliki pengalaman di bidangnya, Yang dimaksud dengan berbiaya kecil adalah pekerjaan jasa yang dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa perorangan dan bernilai dibawah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Angka 1 dan 2 Cukup jelas Ayat (4) Yang dimaksud dengan pertentangan kepentingan antara lain : a. Penyedia jasa yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana tidak boleh menjadi penyedia barang / jasa pemborongan untuk pekerjaan fisik yang direncanakan. b. Penyedia jasa yang telah ditunjuk sebagai konsultan pengawas tidak boleh menjadi penyedia barang / jasa pemborongan untuk pekerjaan fisik yang diawasi. Ayat (5) Cukup jelas Pasal 15

Pasal 15 Ayat (1) Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan harus memberikan alokasi waktu yang cukup untuk semua tahapan proses pengadaan. Alokasi waktu pelaksanaan pengadaan barang / jasa yang akan dijabarkan berikut merupakan alokasi waktu normal maksimal. Jika pelaksanaan pengadaan barang / jasa memerlukan waktu melebihi waktu normal tersebut, maka dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 1. Pengadaan Barang / Jasa a. Pelelangan Umum 1. Pelaksanaan pengadaan barang / jasa dengan metoda Pelelangan Umum dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut: - Pemilihan calon penyedia barang / jasa dari sistem pengelolaan penyedia barang / jasa yang merupakan penyedia barang / jasa layak. - Undangan kepada penyedia barang / jasa dan pengumuman secara terbuka di papan pengumuman dan media massa. - Pengambilan dokumen pelelangan umum. - Rapat penjelasan pekerjaan. - Pemasukan dokumen penawaran dan kualifikasi, tergantung kepada tata cara pemasukan penawaran yang dipilih. - Pembukaan penawaran secara terbuka bersama seluruh peserta. - Evaluasi penawaran dan kualifikasi, sesuai dengan sistem evaluasi yang dipilih yang berdasarkan jenis barang / jasa yang diadakan. - Pengumuman urutan calon penyedia barang / jasa berdasarkan nilai terbaik. - Masa sanggah. - Negosiasi dan klarifikasi berkaitan dengan penawaran penyedia barang / jasa terpilih (bukan untuk proses negosiasi atas harga penawaran). Proses ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pada kesiapan penyedia barang / jasa dalam melaksanakan pekerjaan. - Pengeluaran surat keputusan pelaksana pengadaan barang / jasa. 2. Jadwal pelaksanaan Pelelangan Umum sekurang-kurangnya sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kegiatan Undangan dan Pengumuman Pengambilan Dokumen Rapat Penjelasan Pemasukan Penawaran Pembukaan Penawaran Evaluasi Penawaran Pengumuman Urutan Masa Sanggah Undangan N&K Negosiasi dan Klarifikasi Keluar SK Dura si 2 3 1 3 1 2 1 2 2 Hari Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

3. Pelaksanaan

3. Pelaksanaan pelelangan umum oleh pejabat / panitia pengadaan harus diupayakan dilaksanakan dalam waktu sesingkat mungkin dari jadwal minimal yang telah ditetapkan dalam angka 2 di atas. 4. Jika terjadi ketidaksepakatan dalam negosiasi dan klarifikasi (penyedia barang / jasa terpilih tidak sanggup melaksanakan pekerjaan), maka dapat dilakukan undangan kepada urutan berikutnya untuk melakukan proses negosiasi dan klarifikasi. 5. Jika ternyata seluruh calon penyedia barang / jasa tidak sanggup melaksanakan pekerjaan, maka dapat dilakukan metoda penunjukan. b. Pelelangan Terbatas 1. Pelaksanaan pengadaan barang / jasa dengan metoda Pelelangan Terbatas dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut: - Pemilihan minimal 5 (lima) penyedia barang / jasa dari sistem pengelolaan penyedia barang / jasa yang merupakan penyedia barang / jasa layak. - Undangan kepada calon penyedia barang / jasa dengan pengumuman secara terbuka di papan pengumuman dan media massa. - Pengambilan dokumen pelelangan terbatas. - Rapat penjelasan pekerjaan. - Pemasukan dokumen penawaran dan kualifikasi, tergantung kepada tata cara pemasukan penawaran yang dipilih. - Pembukaan penawaran secara terbuka bersama seluruh peserta. - Evaluasi penawaran dan kualifikasi, sesuai dengan sistem evaluasi yang dipilih yang berdasarkan jenis barang / jasa yang diadakan. - Pengumuman urutan calon penyedia barang / jasa berdasarkan nilai terbaik. - Masa sanggah. - Negosiasi dan klarifikasi berkaitan dengan penawaran penyedia barang / jasa terpilih (bukan untuk proses negosiasi atas harga penawaran). Proses ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pada kesiapan penyedia barang / jasa dalam melaksanakan pekerjaan. - Pengeluaran surat keputusan pelaksana pengadaan barang / jasa. 2. Jadwal pelaksanaan Pelelangan Terbatas sekurang-kurangnya sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kegiatan Undangan dan Pengumuman Pengambilan Dokumen Rapat Penjelasan Pemasukan Penawaran Pembukaan Penawaran Evaluasi Penawaran Pengumuman Urutan Masa Sanggah Undangan N&K Negosiasi dan Klarifikasi Keluar SK Durasi 2 3 1 3 1 2 1 2 2 1 2 3 4 5 6 7 Hari Kerja 8 9 10 11 12 13 14 15 16

3. Pelaksanaan

c.

3. Pelaksanaan pelelangan terbatas oleh pejabat / panitia pengadaan harus diupayakan dilaksanakan dalam waktu sesingkat mungkin dari jadwal minimal yang telah ditetapkan dalam angka 2 di atas. 4. Jika terjadi ketidaksepakatan dalam negosiasi dan klarifikasi (penyedia barang / jasa terpilih tidak sanggup melaksanakan pekerjaan), maka dapat dilakukan undangan kepada urutan berikutnya untuk melakukan proses negosiasi dan klarifikasi. 5. Jika ternyata seluruh calon penyedia barang / jasa tidak sanggup melaksanakan pekerjaan, maka dapat dilakukan metoda penunjukan lansgung. Pemilihan Langsung 1. Pelaksanaan pengadaan barang / jasa dengan metoda Pemilihan dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : - Pemilihan minimal 3 (tiga) calon penyedia barang / jasa dari sistem pengelolaan penyedia barang / jasa yang merupakan 3 (tiga) penyedia barang / jasa paling layak. - Undangan kepada calon penyedia barang / jasa terpilih dan penyampaian dokumen pemilihan. - Rapat penjelasan pekerjaan kepada calon penyedia barang / jasa. - Pemasukan penawaran dilakukan secara tertutup dengan batas waktu atau jadwal pemasukan yang berbeda untuk setiap calon penyedia barang / jasa. - Evaluasi penawaran, dilakukan dengan membandingkan penawaran yang masuk sesuai dengan ketentuan dan jenis barang / jasa yang diadakan - Undangan untuk negosiasi dan klarifikasi kepada calon penyedia barang / jasa yang memiliki nilai terbaik atau urutan pertama yang diusulkan sebagai pemenang pada proses pemilihan - Negosiasi dan klarifikasi, terhadap teknis dan biaya - Pengeluaran surat keputusan pelaksana pengadaan barang / jasa 2. Jadwal pelaksanaan pemilihan langsung baik secara keseluruhan maupun untuk setiap durasi perkegiatannya sekurang-kurangnya sebagai berikut : No. 1 2 3 4 5 6 7 Kegiatan Undangan Rapat Penjelasan Pemasukan Penawaran Evaluasi Penawaran Undangan N&K Negosiasi dan Klarifikasi Keluar SK Durasi 2 1 3 2 1 2 1 Hari Kerja 5 6 7

10

3. Pelaksanaan pemilihan langsung oleh pejabat / panitia pengadaan harus diupayakan dilaksanakan dalam waktu sesingkat mungkin dari jadwal minimal yang telah ditetapkan dalam angka 2 di atas. 4. Jika terjadi ketidaksepakatan dalam negosiasi dan klarifikasi dengan calon penyedia barang / jasa, maka dapat dilakukan undangan kepada urutan berikutnya untuk melakukan proses negosiasi dan klarifikasi. 5. Jika ternyata tetap tidak tercapai kesepakan dengan ketiga calon penyedia barang / jasa yang diundang, maka dapat dilakukan penunjukan. d. Penunjukan Langsung 1. Pelaksanaan pengadaan barang / jasa dengan metoda Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : a. Pemilihan satu calon penyedia barang / jasa dari sistem pengelolaan penyedia barang / jasa yang merupakan penyedia barang / jasa paling layak. b. Undangan kepada penyedia barang / jasa terpilih dan penyampaian dokumen penunjukan. c. Rapat

c. Rapat penjelasan pekerjaan d. Pemasukan penawaran e. Evaluasi penawaran, sesuai dengan ketentuan dan jenis barang / jasa yang diadakan. f. Negosiasi dan klarifikasi, terhadap teknis dan biaya. g. Pengeluaran surat keputusan pelaksana pengadaan barang / jasa. 2. Jadwal pelaksanaan penunjukan langsung secara keseluruhan maupun untuk setiap durasi perkegiatannya sekurang-kurangnya sebagai berikut : No. 1 2 3 4 5 6 Kegiatan Undangan Rapat Penjelasan Pemasukan Penawaran Evaluasi Penawaran Negosiasi dan Klarifikasi Keluar SK Durasi 1 1 2 1 2 1 1 Hari Kerja 2 3 4 5 6

3. Pelaksanaan penunjukan langsung oleh pejabat / panitia pengadaan harus diupayakan dilaksanakan dalam waktu sesingkat mungkin dari jadwal minimal yang telah ditetapkan dalam angka 2 di atas. 4. Jika terjadi ketidaksepakatan dalam negosiasi dan klarifikasi, maka dapat dilakukan pengulangan proses penunjukan langsung dari awal hingga terpilih penyedia barang / jasa yang sepakat untuk menjalin ikatan kerja sama pengadaan barang / jasa. 2. Pengadaan Jasa Konsultansi a. Pelelangan Umum / Terbatas Ketentuan alokasi waktu dalam penyusunan jadwal adalah sebagai berikut : 1. Pengumuman prakualifikasi sekurang-kurangnya dilaksanakan selama 3 (tiga) hari kerja di papan pengumuman, dan bila melalui media cetak dan / atau media elektronik, minimal dilakukan 1 (satu) kali diawal pengumuman. 2. Antara hari pengumuman prakualifikasi dan hari pengambilan dokumen prakualifikasi selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja. 3. Antara hari pengambilan dokumen prakualifikasi dan hari pengajuan prakualifikasi adalah selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja. 4. Antara hari pengajuan prakualifikasi dan hari penetapan hasil prakualifikasi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. 5. Antara hari penetapan hasil prakualifikasi dan hari pengumuman hasil prakualifikasi selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja. Tahap I : 6. Pengambilan dokumen pengadaan dan hari pendaftaran selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja. 7. Antara hari pengambilan dokumen pengadaan dan hari pemberian penjelasan sekurang-kurangnya 4 (empat) hari kerja. 8. Antara hari pemberian penjelasan dan hari pemasukan penawaran sekurangkurangnya 9 (sembilan) hari kerja. 9. Antara hari pemasukan penawaran dan pembukaan penawaran sampai dengan pengumuman peringkat teknis selambat-lambatnya 21 (duapuluh satu) hari kerja. 10. Antara hari pengumuman peringkat teknis dan hari pengajuan sanggahan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja. 11. Antara hari penerimaan sanggahan dan hari penyampaian jawaban sanggahan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. Tahap

Tahap II : 12. Apabila tidak ada sanggahan dari peserta pengadaan, antara hari pengumuman peringkat teknis terbaik dan hari penerbitan surat undangan pembukaan penawaran harga selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja. 13. Antara penerbitan surat undangan pembukaan penawaran harga dengan pembukaan penawaran selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja. 14. Antara pembukaan penawaran harga dan penunjukan calon pemenang selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja. 15. Antara hari penunjukan calon pemenang dengan hari akhir klarifikasi selambatlambatnya 14 (empatbelas) hari kerja. 16. Antara hari akhir klarifikasi / negosiasi dan hari penandatanganan kontrak dengan pemenang pertama selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. 17. Apabila tidak ada kesepakatan dengan calon pemenang peringkat pertama, maka dibuat berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat pertama yang waktunya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. 18. Antara hari berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat pertama dan hari penerbitan undangan kepada calon pemenang peringkat kedua, selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja. 19. Antara hari undangan kepada calon pemenang peringkat kedua dengan hari akhir klarifikasi selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari kerja. 20. Antara hari akhir klarifikasi / negosiasi dan hari penandatanganan kontrak dengan pemenang kedua selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. 21. Apabila tidak ada kesepakatan dengan calon pemenang peringkat kedua, maka dibuat berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat kedua yang waktunya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. 22. Antara hari berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat kedua dan hari penerbitan undangan kepada calon pemenang peringkat ketiga, selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja. 23. Antara hari undangan kepada calon pemenang peringkat ketiga dengan hari akhir klarifikasi selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari kerja. 24. Antara hari akhir klarifikasi / negosiasi dan hari penandatanganan kontrak dengan pemenang ketiga selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. 25. Apabila tidak tercapai kesepakatan dari ketiga calon pemenang peringkat terbaik, maka pengadaan jasa konsultansi dinyatakan gagal dan harus dituangkan dalam berita acara pengadaan gagal, yang waktunya selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak tidak tercapainya kesepakatan terhadap calon pemenang peringkat ketiga. 26. Antara hari berita acara pengadaan gagal dan hari pelaporan kepada pengguna barang / jasa selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja. b. Pemilihan Langsung Ketentuan alokasi waktu dalam penyusunan jadwal adalah sebagai berikut : Prakualifikasi 1. Undangan prakualifikasi sekurang-kurangnya terhadap 3 (tiga) peserta terpilih. 2. Antara hari undangan prakualifikasi dan hari pengajuan prakualifikasi selambatlambatnya 3 (tiga) hari kerja. 3. Antara hari pengajuan prakualifikasi dan hari pemberitahuan hasil prakualifikasi selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. 4. Antara hari pemberitahuan hasil prakualifikasi dan hari pengambilan dokumen selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja. Tahap I : 5. Antara hari pengambilan dokumen pengadaan dan hari pemberian penjelasan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja. 6. Antara hari pemberian penjelasan dan hari pemasukan penawaran selambatlambatnya 3 (tiga) hari kerja. 7. Antara hari pemasukan penawaran dan pembukaan penawaran sampai dengan pengumuman peringkat teknis selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari kerja. Tahap

c.

Ayat (2) Huruf a Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebagai berikut : 1. HPS dibuat / disusun secara cermat dengan menggunakan data / referensi dasar dan pertimbangan antara lain kombinasi dari : a. Dokumen pengadaan (Spesifikasi / Rencana Kerja dan Syarat-syarat / Term Of Reference / Syarat Penawar / Syarat Kontrak). b. Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS. c. Harga kontrak untuk barang atau pekerjaan sejenis setempat yang sedang atau telah dilaksanakan. d. Analisa harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. e. Daftar harga dan tarif dari instansi yang berwenang. f. Informasi

Tahap II : 8. Antara pembukaan penawaran harga dan penunjukan calon pemenang selambatlambatnya 3 (tiga) hari kerja. 9. Antara hari penunjukan calon pemenang dengan hari akhir klarifikasi selambatlambatnya 14 (empatbelas) hari kerja. 10. Antara hari akhir klarifikasi / negosiasi dan hari penandatanganan kontrak dengan pemenang pertama selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. 11. Apabila tidak ada kesepakatan dengan calon pemenang peringkat pertama, maka dibuat berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat pertama yang waktunya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. 12. Antara hari berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat pertama dan hari penerbitan undangan kepada calon pemenang peringkat kedua, selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja. 13. Antara hari undangan kepada calon pemenang peringkat kedua dengan hari akhir klarifikasi selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari kerja. 14. Antara hari akhir klarifikasi / negosiasi dan hari penandatanganan kontrak dengan pemenang kedua selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. 15. Apabila tidak ada kesepakatan dengan calon pemenang peringkat kedua, maka dibuat berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat kedua yang waktunya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja. 16. Antara hari berita acara ketidaksepakatan dengan peringkat kedua dan hari penerbitan undangan kepada calon pemenang peringkat ketiga, selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja. 17. Antara hari undangan kepada calon pemenang peringkat ketiga dengan hari akhir klarifikasi selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari kerja. 18. Antara hari akhir klarifikasi / negosiasi dan hari penandatanganan kontrak dengan pemenang ketiga selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja. 19. Apabila tidak tercapai kesepakatan dari ketiga calon pemenang peringkat terbaik, maka pengadaan jasa konsultansi dinyatakan gagal dan harus dituangkan dalam berita acara pengadaan gagal, yang waktunya selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak tidak tercapainya kesepakatan terhadap calon pemenang peringkat ketiga. 20. Antara hari berita acara pengadaan gagal dan hari pelaporan kepada pengguna barang / jasa selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja. Penunjukan Langsung Dalam penyusunan jadwal pelaksanaan penunjukan langsung harus mengalokasikan waktu yang cukup untuk proses : 1. Undangan kepada konsultan terpilih dilampiri dokumen pengadaan dan dokumen prakualifikasi. 2. Pemasukan dan evaluasi dokumen prakualifikasi serta penjelasan. 3. Pemasukan penawaran. 4. Evaluasi penawaran oleh panitia. 5. Klarifikasi dan negosiasi. 6. Penetapan / penunjukan penyedia jasa konsultansi. 7. Penandatanganan kontrak.

Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) atau media cetak dan elektronik lainnya atau instansi yang berwenang. g. Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan / engineers estimate (EE) h. Daftar harga / tarif barang / jasa yang dikeluarkan oleh asosiasi pabrikan / agen tunggal atau instansi lain yang berwenang, baik pusat maupun daerah. i. Untuk barang yang mengandung unsur komponen impor diperhitungkan fluktuasi nilai tukar mata uang asing dari negara asal terhadap Rupiah serta bea masuk yang berlaku. 2. HPS tersebut telah diperhitungkan : a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea masuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. HPS tersebut tidak boleh memasukkan biaya tak terduga (contingency), biaya lainlain dan pajak penghasilan (PPh). 3. Penerapan Penyusunan HPS : a. Pekerjaan Jasa Konstruksi 1. Mempelajari dengan cermat dokumen pengadaan, terutama instruksi kepada penawar, syarat-syarat kontrak, spesifikasi teknis dan gambar-gambar. 2. Meneliti kembali kondisi lapangan dan dibandingkan dengan perkiraan perhitungan biaya (bila ada). 3. Meneliti harga satuan dasar upah tenaga kerja, bahan / material dan peralatan) di pasaran. 4. Memilih alternatif dan menetapkan metoda kerja (uraian mengenai tahapan, tata kerja, bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan yang ditetapkan di dalam dokumen pengadaan. 5. Melaksanakan analisa teknis (perhitungan komponen tenaga kerja, bahan dan peralatan) yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan dan spesifikasi teknis yang ditentukan. 6. Menghitung harga satuan dan membandingkan dengan harga pasar, hargaharga kontrak yang sedang / telah dilaksanakan yang sejenis. 7. Menghitung harga total (keseluruhan) pekerjaan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan HPS pekerjaan jasa konsultansi pada prinsipnya dilakukan berdasarkan tata cara sebagai berikut : 1. Mempelajari dan memahami kerangka acuan kerja (KAK / TOR termasuk instruksi kepada penawar / syarat kontrak). 2. Mempelajari dan mengumpulkan informasi / data-data mengenai kondisi lapangan. 3. memilih dan menetapkan metoda kerja, menyusun program dan jadwal pelaksanaan pekerjaan serta menyusun organisasi yang paling efisien. 4. Menetapkan jumlah kualifikasi tenaga ahli, tenaga teknis serta tenaga pendukung lainnya termasuk jadwal penugasan masing-masing personil, fasilitas / peralatan yang diperlukan dan lain-lain. 5. Menghitung biaya langsung personil dan biaya langsung non personil berdasarkan harga-harga satuan yang berlaku khususnya tenaga kerja asing serta mempertimbangkan harga-harga satuan kontrak yang sedang / telah dilaksanakan. a. Biaya langsung personil, meliputi : pembayaran tenaga ahli, teknisi dan tenaga penunjang. Biaya langsung personil bagi masing-masing tenaga ahli dihitung berdasarkan satuan waktu tertentu (bulan, minggu, hari, jam) dikaitkan dengan tarif yang berdasarkan harga pasar dan / atau berdasarkan gaji dasar dan / atau kontrak-kontrak yang lalu / sedang berjalan sesuai dengan tahun pengalaman profesional yang ditetapkan di dalam KAK. b. Biaya langsung non personil meliputi : segala biaya yang langsung berkaitan menunjang pelaksanaan tugas konsultan, antara lain pengadaan/ sewa

f.

sewa kantor, sewa kendaraan, sewa rumah, biaya perjalanan dinas, biaya pelaporan, biaya komunikasi dan lain-lain, dengan mengacu kepada tarif pada harga pasar setempat dan / atau tarif harga satuan kontrak yang sudah berjalan. 6. Menghitung PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Pengadaan Barang / Jasa Lainnya Penyusunan HPS pengadaan barang / jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan berdasarkan tata cara sebagai berikut : 1. Mempelajari dengan meneliti dokumen pengadaan, terutama instruksi kepada penawar, syarat-syarat kontrak, spesifikasi teknis dan gambar-gambar termasuk meneliti barang yang akan dibeli apakah barang pabrikasi, barang yang akan dipasang dan diuji coba atau barang yang akan dibuat sendiri. 2. Meneliti harga-harga pasar dari barang yang dapat memenuhi spesifikasi teknis sesuai dengan ketentuan di dalam dokumen pengadaan. 3. Meneliti tarif biaya angkutan dan biaya asuransi. 4. Menghitung harga satuan barang dengan mempertimbangkan / mengacu kepada harga pasar, harga-harga kontrak, biaya angkutan, biaya asuransi. 5. Menghitung seluruh harga barang yang akan diadakan termasuk PPN sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Khusus untuk pengadaan barang yang akan dipasang dan / atau yang akan dibuat sendiri terlebih dahulu diteliti harga satuan dasar (upah tenaga kerja, bahan / material dan peralatan di pasaran) selanjutnya dihitung harga satuan dari setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan. 4. Fungsi HPS dan penerapannya dalam evaluasi harga a. HPS berfungsi sebagai acuan atau batas atas (passing grade) dalam melakukan evaluasi harga penawaran barang dan jasa dengan tujuan agar diperoleh penawaran yang wajar. b. Penawaran yang telah lulus administrasi dan teknis serta lebih rendah 80 % dari HPS perlu dilakukan analisa kewajarannya untuk dievaluasi lebih lanjut. 5. Menghitung HPS HPS adalah harga satuan per jenis pekerjaan (HSP) dikalikan dengan volume pekerjaan. Untuk menghitung HSP dilakukan dengan cara : a. Pekerjaan Sipil : HSP = [ Hst x Vol + Ap ] Keterangan : HSP = Harga Satuan per Jenis Pekerjaan Hst = Harga Satuan ex Pabrik Vol = Volume Pekerjaan Ap = Asuransi Pemasangan Harga satuan pekerjaan sipil dapat dihitung berdasarkan analisa harga satuan yang berlaku untuk pekerjaan sipil. Biaya Satuan Pemasangan pada harga satuan pekerjaan sipil memperhitungkan faktor-faktor : - Harga satuan bahan. - Biaya upah / tenaga kerja. - Biaya peralatan (termasuk biaya peralatan khusus bila ada) - Biaya mobilisasi / demobilisasi - Biaya transportasi b. Pekerjaan Jasa Konsultansi : Dalam Negeri HSP = { ( MM x BR ) + BLNP } Keterangan : HSP= Harga Satuan per Jenis Pekerjaan MM = Man Month BR = Billing Rate BLNP = Biaya Langsung Non Personil BLNP termasuk di dalamnya antara lain : - Biaya

Huruf b Cukup jelas Huruf c HPS merupakan salah satu acuan untuk menilai kewajaran harga terhadap penawaran yang masuk, namun tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran. Huruf d Nilai total HPS dapat diumumkan pada saat penjelasan dokumen pengadaan, sedangkan rincian HPS tidak diperbolehkan di umumkan dan bersifat rahasia. Pasal 16 Ayat (1) Huruf a dan b Kualifikasi penyedia barang / jasa sekurang-kurangnya memuat data tentang : 1. Surat izin usaha pada bisang usahanya, seperti SIUP untuk jasa perdagangan, SIUJK untuk jasa konstruksi, dan sebagainya. 2. Kemampuan keuangan dan dukungan bank yang harus sesuai dengan nilai pekerjaan. 3. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak. 4. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut / pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan / atau tidak sedang menjalani sanksi Pidana. 5. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT / PPh badan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21 / Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir. 6. Melampirkan SKF (Surat Keterangan Fiskal). 7. Memiliki surat pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 8. Berpengalaman sebagai penyedia barang / jasa. 9. Memiliki kinerja yang baik dan tidak masuk dalam daftar hitam. 10. Untuk pekerjaan khusus / spesifik dapat ditambahkan persyaratan lain seperti : memiliki peralatan khusus dan tenaga ahli yang diperlukan. Huruf c s/d g Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 17 sistem pengelolaan penyedia barang / jasa secara terpusat ini akan dipergunakan di lingkungan Institut Teknologi Bandung setelah sistem ini ada dan secara teknis dinyatakan telah siap diaplikasikan. Dalam masa transisi sejak pedoman ini diberlakukan hingga sistem pengelolaan penyedia barang / jasa dapat diaplikasikan, maka penilaian kualifikasi penyedia barang / jasa dilakukan secara manual sesuai acuan penilaian kualifikasi penyedia barang / jasa sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini. Ayat (1) Dalam proses penilaian kualifikasi penyedia barang / jasa, di lingkungan Institut Teknologi Bandung diterapkan sistem pengelolaan penyedia barang / jasa secara terpusat. Dimana penyedia barang / jasa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti proses penilaian kualifikasi yang akan dilaksanakan oleh Institut Teknologi Bandung sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun. Sistem pengelolaan penyedia barang / jasa akan dijadikan tolak ukur kualifikasi penyedia barang / jasa dalam proses pemilihan penyedia barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung. Dalam setiap proses pemilihan penyedia barang / jasa, pejabat / panitia pengadaan diawal proses pemilihan penyedia barang / jasa akan mengundang beberapa penyedia barang / jasa terseleksi untuk diundang mengikuti proses pemilihan penyedia barang / jasa, disamping proses pengumuman pemilihan penyedia barang / jasa yang diumumkan melalui media massa. Ayat (2)

Biaya akomodasi (rumah atau hotel) disesuaikan dengan lokasi. Biaya transportasi disesuaikan dengan lokasi.

Ayat (2) Cukup jelas Pasal 18 Ayat (1) 1. Pengumuman pelelangan dan undangan kepada penyedia barang / jasa. 2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pelelangan umum. 3. Rapat penjelasan (Aanwijzing) a. Penjelasan pengadaan dilakukan ditempat dan pada waktu yang telah ditentukan. b. Penjelasan pengadaan meliputi : 1. Metoda pengadaan. 2. Cara penyampaian penawaran. 3. Dokumen yang harus dilampirkan dalam penawaran. 4. Agenda pembukaan penawaran. 5. Metoda evaluasi. 6. Jaminan penawaran yang meliputi : nilai, masa berlaku, kondisi dan penjamin. Semua penjelasan, keterangan dan jawaban pertanyaan pada penjelasan pengadaan akan dituangkan dalam berita acara penjelasan / aanwijzing yang ditandatangani oleh wakil peserta pengadaan. c. Apabila terdapat hal-hal / ketentuan baru atau perubahan penting dituangkan ke dalam addendum, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari dokumen pengadaan barang / jasa dan disampaikan kepada semua peserta pengadaan sebelum hari pemasukan penawaran. 4. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya. 5. Pemasukan penawaran : a. Penyampaian penawaran ditempat yang telah ditentukan oleh panitia pengadaan. b. Pada akhir batas waktu penyampaian penawaran, panitia pengadaan menyatakan di hadapan para peserta pengadaan bahwa saat pemasukan penawaran telah ditutup dan menolak penawaran yang terlambat. c. Panitia pengadaan menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk. 5. Pembukaan penawaran Panitia pengadaan membuat berita acara pembukaan penawaran, berita acara ditandatangani oleh panitia pengadaan dan 2 (dua) orang wakil peserta yang ditunjuk oleh para peserta pengadaan yang hadir. 6. Evaluasi penawaran Dalam mengevaluasi penawaran, panitia pengadaan berpedoman pada kriteria evaluasi dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. 7. Penetapan pemenang a. Panitia pengadaan mengusulkan calon pemenang pengadaan yang menguntungkan, artinya : 1. Penawaran memenuhi syarat administratif dan teknis yang ditentukan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. 2. Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah yang responsif. 3. Penawaran tersebut adalah penawaran terendah diantara penawaran yang memenuhi syarat dalam dokumen pengadaan barang / jasa. b. Usulan penetapan pemenang pengadaan sesuai dengan urutannya dan memuat antara lain : 1. Nama dan alamat penyedia barang / jasa. 2. Harga penawaran setelah dikoreksi aritmatik. c. Pemenang pengadaan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan berdasarkan usulan panitia pengadaan. d. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang lelang adalah : 1. Dokumen pengadaan barang / jasa beserta addendum (bila ada). 2. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP). 3. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP). 4. Penawaran dari calon pemenang pelelangan dan cadangan calon pemenang. 8. Pengumuman

8. Pengumuman pemenang oleh panitia pengadaan kepada peserta pengadaan melalui surat. 9. Masa sanggah a. Peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang. b. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang, disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan. c. Sanggahan diajukan oleh peserta lelang apabila telah terjadi penyimpangan prosedur yang tercantum dalam dokumen pengadaan barang / jasa. d. Pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang, memberikan jawaban tertulis selambat-lambatnya dalam 5 (lima) hari kerja atas sanggahan tersebut secara proporsional sesuai masalahnya. 10. Penunjukan pemenang a. Pengguna barang / jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa, dengan ketentuan : 1. Tidak ada sanggahan dari peserta lelang, atau; 2. Sanggahan yang diterima pejabat yang berwenang menetapkan dalam masa sanggah ternyata tidak benar atau sanggahan diterima melewati waktu masa sanggah. b. Terhadap penyedia barang / jasa yang ditetapkan sebagai pelaksana pekerjaan mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima dan masa penawarannya masih berlaku, dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang / jasa selama 2 (dua) tahun. c. Apabila pemenang lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai penyedia barang / jasa mengundurkan diri, maka penetapan penyedia barang / jasa dapat dilakukan kepada calon pemenang lelang urutan kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya. d. Apabila calon pemenang lelang urutan kedua juga mengundurkan diri, maka penetapan penyedia barang / jasa dapat dilakukan kepada calon pemenang lelang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya. e. Apabila calon pemenang lelang urutan ketiga mengundurkan diri, dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud pada angka dua huruf ini. 11. Penandatanganan kontrak / Administrasi Transaksi Lainnya. Pengguna dan penyedia barang / jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak / administrasi transaksi lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Penandatanganan kontrak / administrasi transaksi lainnya dilakukan setelah diterbitkan surat penunjukan penyedia barang / jasa dan setelah penyedia barang / jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan (jika diperlukan adanya jaminan pelaksanaan). b. Apabila penyedia barang / jasa yang ditunjuk menolak / mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk menandatangani kontrak / administrasi transaksi lainnya, maka pengguna barang / jasa membatalkan surat penunjukan penyedia barang / jasa, mencairkan jaminan penawaran, dan penyedia barang / jasa dikenakan sanksi dilarang mengikuti pengadaan barang / jasa di Institut Teknologi Bandung selama 2 (dua) tahun. c. Pengguna dan penyedia barang / jasa wajib memeriksa konsep kontrak, meliputi : substansi, bahasa / redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak. d. Kontrak dapat digandakan sesuai kebutuhan, namun kontrak asli yang bermaterai sekurang-kurangnya 2 (dua) rangkap. Ayat (2) Pada prinsipnya sama dengan pelelangan umum, kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta pengadaan yang akan diundang. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Huruf a Penunjukan

Penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Keadaan tertentu, yaitu : 1. Penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam; dan / atau 2. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut pertahanan dan keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden. b. Pengadaan barang / jasa khusus, yaitu : 1. Pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah. 2. Pekerjaan / barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh satu penyedia barang / jasa, pabrikan, pemegang hak paten. 3. Merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil atau pengrajin kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif stabil. 4. Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan / atau hanya ada satu penyedia barang / jasa yang mampu mengaplikasikannya. Huruf b Cukup jelas Huruf c Repeat order pada kontrak pelaksanaan jasa akuntan publik dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, tentunya dengan tetap memperhatikan kewajaran nilai kontrak untuk tahun berikutnya. Ayat (5) Cukup jelas Pasal 19 Ayat (1) Metoda penyampaian penawaran harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa ini. Pejabat / panitia pengadaan harus menolak penawaran yang terlambat dan / atau adanya penambahan penawaran. Penawaran sekurang-kurangnya memuat : surat penawaran, jaminan penawaran (Bid Bond), harga penawaran, masa berlakunya penawaran sesuai dokumen pengadaan, berita acara penjelasan, addendum / perubahan dokumen pengadaan Pada keadaan khusus, sebelum masa berlaku penawaran habis, pejabat / panitia pengadaan dapat meminta secara tertulis kepada penyedia barang / jasa untuk memperpanjang masa berlaku penawaran dan jaminan penawaran. Jika penawaran disampaikan melalui pos, pejabat / panitia pengadaan tidak bertanggung jawab terhadap keterlambatan penerimaan dokumen, serta kerusakan atau ketidaklengkapan dokumen penawaran. Penawaran dinyatakan ditolak / tidak diterima pada saat pembukaan penawaran, apabila : 1. Tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan, atau; 2. Dokumen penawaran disampaikan melalui seseorang yang menurut ketentuan tidak diperkenankan menerimanya, atau; 3. Penawaran disampaikan setelah batas akhir waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Apabila dalam proses pengadaan dilakukan dengan prakualifikasi, maka : 1. Penyampaian dokumen prakualifikasi harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen prakualifikasi. 2. Prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat : pengalaman mengerjakan jenis pekerjaan yang diminta dalam dokumen prakualifikasi, lengkap dengan nilai kontrak pekerjaan, disertai surat keterangan / sertifikat dari pemberi kerja, data keuangan yang diminta (neraca dan laporan rugi laba perusahaan) serta ijin usaha yang masih berlaku. 3. Pejabat / panitia pengadaan tidak menjamin isi dan kelengkapan serta tanggal penerimaan dokumen prakualifikasi yang disampaikan melalui pos, namun pejabat / panitia pengadaan akan mencatat dalam berita acara prakualifikasi. 4. Penyedia

4. Penyedia barang / jasa mengirimkan dokumen prakualifikasi yang dimasukkan ke dalam satu sampul yang mencakup semua persyaratan sebagaimana diminta dalam dokumen prakualifikasi. 5. Dokumen prakualifikasi dinyatakan ditolak / diterima pada saat penutupan prakualifikasi, apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam persyaratan prakualifikasi, atau; b. Dokumen prakualifikasi disampaikan melalui seseorang yang menurut ketentuan tidak diperkenankan menerimanya, atau; c. Penawaran disampaikan setelah batas akhir waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Ayat (2) Metoda Satu Sampul Metoda ini tepat digunakan untuk pengadaan barang / jasa dengan metoda pelelangan umum maupun pemilihan langsung yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditetapkan atau pengadaan barang / jasa yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam dokumen pengadaan. 1. Cara penyampaian penawaran dengan metoda satu sampul sebagai berikut : a. Penyedia barang / jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke dalam satu sampul, yang mencakup semua persyaratan sebagaiman ditentukan dalam dokumen pengadaan. b. Penawaran mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi, teknis dan perhitungan harga yang ditandatangani oleh penyedia barang / jasa. c. Pada sampul luar hanya dicantumkan alamat pengguna barang / jasa yang menyelenggarakan pengadaan barang / jasa (yang dicantumkan : jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan penawaran). d. Harga penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf. e. Penawaran bersifat rahasia dan dilarang dikirim kepada anggota pejabat / panitia pengadaan atau perseorangan, melainkan kepada alamat sebagaimana ditentukan dalam dokumen pengadaan. f. Jika disampaikan secara langsung, maka penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh pejabat / panitia pengadaan. g. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas dimasukkan ke dalam sampul luar yang hanya mencantumkan alamat pengguna barang / jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan jam pemasukan. h. Jika dokumen penawaran disampaikan melalui pos, panitia / pejabat pengadaan mencatat tanggal dan jam penerimaannya. Dokumen penawaran yang diterima setelah batas waktu pemasukkan, maka tidak akan diikutsertakan pada proses selanjutnya. 2. Pembukaan penawaran sebagai berikut : a. Pejabat / panitia pengadaan melakukan pembukaan sampul penawaran dihadapan para peserta pengadaan pada waktu yang telah ditetapkan oleh pejabat / panitia pengadaan. Pertama sampul yang bertuliskan pengunduran diri dicatat, berikutnya pembukaan sampul penawaran, dibacakan serta dicatat. b. Pejabat / panitia pengadaan memeriksa, menunjukan dan membacakan dihadapan para peserta pengadaan mengenai kelengkapan penawaran, yang terdiri atas : 1. Surat penawaran mencantumkan masa berlaku penawaran. 2. Surat penawaran bermaterai cukup dan ditandatangani dan dicap perusahaan. 3. Jaminan penawaran asli. Ayat (3) Metoda Dua Sampul Metoda ini digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai terpengaruh oleh besarnya harga penawaran. Metoda ini dapat digunakan untuk pelelangan umum yang bersifat kompleks, pelelangan terbatas, serta pemilihan langsung. 1. Cara penyampaian penawaran dengan metoda dua sampul sebagai berikut : a. Sampul

a. Sampul pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis yang disyaratkan dan pada sampul tertulis Data Administrasi dan Teknis. b. Sampul kedua berisi data perhitungan harga penwaran dan pada sampul tertulis Harga Penawaran. c. Sampul pertama dan kedua dimasukkan ke dalam satu sampul (disebut sampul penutup). d. Sampul penutup mencantumkan alamat pengguna barang / jasa yang mengadakan pengadaan barang / jasa, jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan jam pemasukan penawaran. e. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul penutup yang berisi sampul pertama dan sampul kedua dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar. f. Sampul luar mencantumkan alamat pengguna barang / jasa yang mengadakan pengadaan barang / jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan jam pemasukan. Dokumen penawaran yang diterima melalui pos, pada sampul luar diberi catatan tanggal dan jam penerimaan. Dokumen penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta yang bersangkutan untuk diambil kembali. g. Harga penawaran dalam dokumen penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf. Jumlah yang tertera dalam angka harus sesuai dengan jumlah yang tertera dalam huruf. h. Penawaran bersifat rahasia dan dilarang dikirim kepada anggota pejabat / panitia pengadaan atau perseorangan, melainkan kepada alamat sebagaimana ditentukan dalam dokumen pengadaan. i. Jika disampaikan secara langsung, maka penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh pejabat / panitia pengadaan. 2. Pembukaan penawaran sebagai berikut : a. Pejabat / panitia pengadaan melakukan pembukaan sampul penawaran dihadapan para peserta pengadaan pada waktu yang telah ditetapkan oleh pejabat / panitia pengadaan. Pertama sampul yang bertuliskan pengunduran diri dicatat, berikutnya pembukaan sampul penawaran, dibacakan serta dicatat. b. Pejabat / panitia pengadaan memeriksa, menunjukkan dan membacakan dihadapan para peserta pengadaan mengenai kelengkapan penawaran, yang terdiri atas : 1. Surat penawaran mencantumkan masa berlaku penawaran. 2. Surat penawaran bermaterai cukup dan ditandatangani dan dicap perusahaan. 3. Jaminan penawaran asli. Ayat (4) Metoda Dua Tahap Metoda ini dapat digunakan untuk pengadaan barang / jasa dengan penggunaan teknologi tinggi, kompleks dan beresiko tinggi. Contoh : Kontrak terima jadi (turn key) dan sebagainya. Cara penyampaian penawaran dengan metoda dua tahap sebagai berikut : 1. Tahap Pertama a. Pemasukan penawaran 1. Pada tahap I dimasukkan sampul yang memuat yang memuat persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana disyaratkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa dan tidak termasuk usulan harga. 2. Pada sampul tahap I hanya dicantumkan alamat pengguna barang / jasa yang melaksanakan pengadaan barang / jasa dan kata-kata dokumen penawaran pengadaan barang / jasa tahap I (yang mencantumkan : jenis, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan jam pemasukan). 3. Sampul luar hanya memuat alamat pengguna barang / jasa yang melaksanakan pengadaan barang / jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan jam pemasukan. 4. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul pertama dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar. 5. Dokumen penawaran yang diterima melalui pos, pada sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan. 6. Dokumen

6. Dokumen penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta yang bersangkutan untuk diambil kembali. b. Pembukaan penawaran : 1. Pada tahap pertama, panitia pengadaan melakukan pembukaan sampul penawaran dihadapan para peserta pengadaan, sampul yang berisi data administrasi dan teknis dibuka satu persatu, dibacakan serta dicatat dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan penawaran sampul I. 2. Panitia pengadaan memeriksa, menunjukan dan membacakan dihadapan para peserta pelelangan mengenai kelengkapan penawaran, yang terdiri atas : a. Surat penawaran mencantumkan masa berlaku penawaran tetapi tidak mencantumkan harga penawaran. b. Jaminan penawaran asli. c. Dokumen penawaran teknis dan dokumen pendukung lainnya yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. 2. Tahap Kedua a. Pemasukan penawaran : 1. Calon penyedia barang / jasa, yang telah dinyatakan lulus oleh panitia pengadaan pada evaluasi tahap pertama, diminta memasukkan surat penawaran harga yang dimasukkan ke dalam sampul tertutup. 2. Surat penawaran harga tersebut dilampiri rincian analisis biaya, dan syarat lainnya yang telah disepakati pada tahap pertama. 3. Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf. 4. Penawaran bersifat rahasia dan hanya ditujukan kepada alamat yang telah ditetapkan. 5. Penawaran disampaikan pada waktu yang telah ditentukan dan dimasukkan ke dalam tempat tertutup yang terkunci dan disegel. Dokumen penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta bersangkutan untuk mengambil kembali dokumen penawarannya. 6. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul kedua dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar. Sampul luar hanya memuat alamat pengguna barang / jasa, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan jam pemasukan. Dokumen pengadaan yang diterima melalui pos, pada sampul luar diberi catatan tanggal dan jam penerimaan. Dokumen penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak diikutsertakan dan diberitahukan kepada peserta bersangkutan untuk mengambil kembali dokumen penawarannya. b. Pembukaan penawaran sebagai berikut : 1. Pejabat / panitia pengadaan melakukan pembukaan sampul penawaran dihadapan para peserta pengadaan pada waktu yang telah ditetapkan oleh pejabat / panitia pengadaan. Pertama sampul yang bertuliskan pengunduran diri dicatat, berikutnya pembukaan sampul penawaran, dibacakan serta dicatat. 2. Pejabat / panitia pengadaan memeriksa, menunjukan dan membacakan dihadapan para peserta pengadaan mengenai kelengkapan penawaran, yang terdiri atas : a. Surat penawaran mencantumkan masa berlaku penawaran. b. Surat penawaran bermaterai cukup dan ditandatangani dan dicap perusahaan. c. Jaminan penawaran asli. Pasal 20 Dalam penetapan metoda evaluasi penawaran diperlukan ketentuan antara lain : a. Kriteria dan tata cara evaluasi ditetapkan dalam dokumen pengadaan dan dapat dijelaskan pada waktu pemberian penjelasan. b. Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam suatu penawaran, pejabat / panitia pengadaan dapat melakukan klarifikasi dengan calon penyedia barang / jasa yang memasukan penawaran. Dalam klarifikasi, penawar hanya diminta untuk menjelaskan hal-hal yang menurut pejabat / panitia pengadaan kurang jelas, dan tidak diperkenankan mengubah substansi penawaran. Demikian

Demikian pula, calon penyedia barang / jasa tidak diperbolehkan menambah, mengurangi atau mengubah penawarannya setelah penawaran dibuka. c. Substansi penawaran dicantumkan dalam dokumen pengadaan dan dijelaskan kepada calon penyedia barang / jasa pada waktu pemberian penjelasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi penawaran harga : a. Untuk pekerjaan kompleks, HPS merupakan salah satu acuan untuk menilai kewajaran harga penawaran yang masuk, dan tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran. b. Untuk pekerjaan sederhana, HPS dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran. c. Apabila dalam dokumen pengadaan mengatur kemungkinan calon penyedia barang / jasa menyampaikan penawaran alternatif, maka penawaran alternatif yang ternyata baik dari segi teknis, dan harga lebih menguntungkan bagi Institut Teknologi Bandung (harga lebih rendah dari penawaran utama), maka dapat diusulkan sebagai calon pemenang lelang dengan ketentuan penawaran alternatif yang dievaluasi hanya penawaran alternatif dari calon penyedia barang / jasa yang penawaran utamanya merupakan penawaran terendah dan responsif. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, Apabila : a. Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pengadaan barang / jasa dipenuhi dan ditandatangani oleh orang yang berwenang. b. Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Diterbitkan oleh Bank Umum atau Perusahaan Asuransi yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. 2. Masa berlaku jaminan penawaran tidak kurang dari jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. 3. Nama peserta pengadaan sama dengan nama yang tercantum dalam surat jaminan penawaran. 4. Besarnya jaminan penawaran tidak kurang dari nilai nominal yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. 5. Besarnya jaminan penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf. 6. Nama pengguna barang / jasa yang menerima jaminan penawaran sama dengan nama pengguna barang / jasa yang mengadakan pelelangan. 7. Paket pekerjaan yang dijaminkan sama dengan paket pekerjaan yang dilelang. 8. Isi surat jaminan penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dan / atau meragukan dalam surat jaminan perlu diklarifikasikan dengan pihak terkait tanpa mengubah substansi dari jaminan penawaran. c. Surat penawaran (untuk sistem satu sampul) : 1. Ditandatangani oleh Direktur Perusahaan atau penerima kuasa dari Direktur Utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian perusahaan atau perubahannya, atau pejabat yang berhak mewakili perusahaan. 2. Jangka waktu berlakunya jaminan penawaran tidak kurang dari waktu yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. 3. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. 4. Bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani dan dicap perusahaan. d. Analisis harga satuan pekerjaan harus disampaikan dengan lengkap sesuai yang ditentukan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. e. Terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan, pejabat / panitia pengadaan dapat melakukan klarifikasi, dan terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis. Pejabat / panitia pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi, faktor-faktor yang dinilai pada evaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. Untuk pengadaan jasa pemborongan, penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis, apabila : a. Metoda pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. b. Jadwal

b. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. c. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai dengan dokumen pengadaan barang / jasa. d. Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. e. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam dokumen pengadaan barang / jasa serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan. Dalam sistem satu sampul, pejabat / panitia pengadaan dapat langsung melakukan evaluasi harga secara rinci bagi penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis tersebut. Dalam sistem dua sampul, pejabat / panitia pengadaan mengumumkan hasil evaluasi administrasi dan teknis serta mengundang penawaran yang lulus untuk menyaksikan pembukaan sampul II (penawaran harga). Ayat (1) Huruf a Evaluasi dengan sistem gugur dapat digunakan untuk semua sistem pengadaan barang / jasa, yang meliputi : 1. Evaluasi administrasi, antara lain Neraca Perusahaan, Susunan Kepemilikan Modal, Susunan Kepengurusan, Akta Pendirian, Surat Ijin Usaha, NPWP, Referensi Bank dan Jaminan Penawaran. 2. Evaluasi Teknis, dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi evaluasi administrasi, evaluasi meliputi antara lain metoda pelaksanaan pekerjaan, jadwal waktu pelaksanaan, spesifikasi teknis, jenis / kapasitas dan jumlah peralatan utama. 3. Evaluasi Harga, panitia melakukan evaluasi harga terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Unsur-unsur yang diteliti dan dinilai dalam evaluasi harga meliputi koreksi aritmatik dan kewajaran harga. Huruf b Evaluasi dengan sistem nilai digunakan untuk pengadaan barang / jasa yang memperhitungkan keunggulan teknis setara dengan harganya, karena penawaran harga sangat dipengaruhi oleh kualitas teknis. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi Administrasi a. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran. b. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasinya. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan. c. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi (lulus) atau tidak memenuhi syarat administrasi (gugur). 2. Evaluasi Teknis dan Harga a. Sistem nilai menggunakan pendekatan / metoda kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. b. Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan / atau harga penawaran. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, pejabat / panitia pengadaan membuat daftar urutan penawaran yang memiliki nilai tertinggi. Contoh :

Sistem

Sistem Nilai (Merit Point System) Pengadaan Barang : 1 (satu) Unit Turbin Air No 1 2 3 4 5 6 Unsur Penilaian Harga alat (setelah dievaluasi) Harga suku cadang Desain teknis dan kinerja Waktu penyerahan Pelayanan purna jual Standardisasi Total Peringkat Nilai Bobot 50 10 15 5 10 10 100 Penawar A 50 7 11 3 6 6 83 II Penawar B 45 4 14 3 7 8 81 III Penawar C 44 5 15 5 8 8 85 I

Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade), hal ini harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan. Panitia / Pejabat pengadaan membuat daftar urutan yang dimulai dari penawaran harga terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus (passing grade). Huruf c Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis (economic life cycle cost) khususnya dilakukan untuk pengadaan barang / peralatan yang memperhitungkan faktor-faktor : umur, ekonomis, harga, biaya operasi, biaya pinjaman (bunga, angsuran dan jangka waktu angsuran) dan pemeliharaan, dalam jangka waktu operasi tertentu. Proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi Administrasi a. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran. b. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasinya. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan. c. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi (lulus) atau tidak memenuhi syarat administrasi (gugur). 2. Evaluasi Teknis dan Harga a. Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis digunakan khusus untuk mengevaluasi pengadaan barang yang kompleks dengan memperhitungkan perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan serta nilai sisa selama umur ekonomis barang tersebut. b. Sistem ini diterapkan terhadap penawaran yang memenuhi syarat administrasi. c. Unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan. d. Unsur harga tersebut dikonversikan ke dalam mata uang tunggal berdasarkan perhitungan secara profesional, dengan mempertimbangkan time value of money. e. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, pejabat / panitia pengadaan membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan harga evaluasi terendah. f. Biaya-biaya yang dihitung dalam evaluasi, kecuali harga penawaran yang terkoreksi (total bid evaluated price) tidak dimasukkan dalam harga kontrak (hanya berfungsi sebagai alat evaluasi saja).

Contoh ......

Contoh : SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS (Economic Life Cycle Cost System) Pengadaan Barang : 1 (satu) Unit Buldozer No 1 2 3 4 Umur Penilaian Harga penawaran (setelah koreksi aritmatik) Biaya operasional (8 tahun) Biaya pemeliharaan (8 tahun) Nilai sisa (-) Penawar A 300 250 240 30

(x 1 juta) Penawar B 250 200 300 25

Biaya selama umur ekonomis Peringkat tanpa preferensi harga 5 Preferensi komponen dalam negeri Total harga evaluasi Peringkat dengan preferensi harga Catatan : Umur Ekonomis alat 8 tahun Ayat (2) Cukup jelas Pasal 21

760 II -760 I

725 I 37,5 762,5 II

Ayat (1) Huruf a dan b Cukup jelas Huruf c Ketidakhadiran penyedia barang / jasa pada saat penjelasan lelang tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak / menggugurkan penawaran. Huruf d Cukup jelas Huruf e Pejabat / panitia pengadaan tidak boleh menggugurkan penawaran pada saat pembukaan penawaran, kecuali untuk penawaran yang terlambat memasukkan / menyampaikan penawarannya. Huruf f 1. Evaluasi penawaran dilakukan oleh pejabat / panitia pengadaan terhadap semua penawaran yang masuk. Evaluasi tersebut meliputi : evaluasi administrasi, teknis dan harga. 2. Pada tahap awal, pejabat / panitia pengadaan dapat melakukan koreksi aritmatik terhadap semua penawaran yang masuk dan melakukan evaluasi sekurang-kurangnya terhadap 3 (tiga) penawaran terendah setelah dikoreksi aritmatik. Huruf g s/d i Cukup jelas Huruf j Yang menetapkan pemenang lelang adalah pengguna barang / jasa. Huruf k Cukup jelas Ayat (2)

Ayat (2) s/d (5) Cukup jelas Pasal 22 Ayat (1) Huruf a s/d c Cukup jelas Huruf d Pengadaan dengan sistem penunjukan langsung, dapat dilaksanakan dalam pengadaan jasa konsultansi perorangan : 1. Jasa konsultansi perorangan dapat digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Pekerjaan yang tidak memerlukan kerja kelompok (team work). b. Pekerjaan yang secara utuh berdiri sendiri. c. Pekerjaan hanya dimungkinkan dilakukan oleh seorang ahli di bidangnya / pemegang hak paten. d. Pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas khusus yang memerlukan masukan / nasihat. Pihak yang memberikan jasa konsultansi tidak boleh terlibat dan menjadi pelaksana pekerjaan yang menjadi objek konsultansi. e. Proses pengadaan jasa konsultansi perorangan mengikuti pedoman pengadaan barang / jasa ini. 2. Peserta Yang dapat mengikuti pengadaan jasa konsultansi perorangan adalah penyedia jasa konsultansi perorangan yang memiliki keahlian di bidangnya. Keahlian tersebut harus dibuktikan dengan tingkat pendidikan dan pengalaman pada bidang pekerjaan yang dipersyaratkan. Ayat (2) s/d (5) Cukup jelas Pasal 23 Huruf a Metoda satu sampul hanya untuk pengadaan jasa konsultansi dengan metoda evaluasi penunjukan langsung. Huruf b Metoda dua sampul untuk pengadaan jasa konsultansi dengan metoda evaluasi selain penunjukan langsung. Huruf c Metoda dua tahap hanya digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang bersifat kompleks dan biayanya relatif besar yang menggunakan metoda evaluasi kualitas. Pasal 24 Evaluasi administrasi : 1. Penilaian terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dilakukan penilaian pada saat prakualifikasi. 2. Penawaran dinyatakan gugur apabila salah satu persyaratan dalam dokumen pelelangan umum tidak dipenuhi atau tidak memenuhi syarat, yaitu : a. Surat tidak ditandatangani oleh Pemimpin / Direktur Utama atau penerima kuasa dari Pemimpin / Direktur Utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian perusahaan atau perubahannya, atau pejabat yang berhak mewakili perusahaan. b. Tidak mencantumkan jangka waktu berlakunya jaminan penawaran atau mencantumkan kurun waktu kurang dari waktu yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang / jasa. c. Tidak

Tidak menyampaikan surat pernyataan bersedia dimasukkan dalam daftar hitam bilamana mengundurkan diri sebelum berakhir batas waktu penawaran yang ditandatangani di atas materai. d. Tidak menyampaikan dokumen panawaran teknis. e. Tidak menyampaikan dokumen panawaran biaya. 3. Dokumen asli yang mengakibatkan gugurnya penawaran disimpan oleh pejabat / panitia pengadaan sebagai arsip. 4. Dokumen penawaran teknis dan harga yang dinyatakan gugur dikembalikan kepada peserta yang bersangkutan. 5. Penawaran yang lulus administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis. Evaluasi Teknis : 1. Penilaian dilakukan sesuai pembobotan dari masing-masing unsur yang telah ditentukan dalam dokumen pelelangan / pemilihan. Acuan yang digunakan untuk pembobotan sesuai dengan rentang sebagai berikut : Unsur 1. Pengalaman Perusahaan 2. Pendekatan dan Metodologi 3. Kualifikasi Tenaga Ahli Bobot 10% 20% 20% 40% 50% 70% _________ + 100%

c.

Penetapan bobot masing-masing unsur dalam rentang tersebut di atas didasarkan pada sifat pekerjaan yang akan dilaksanakan. 2. Tenaga ahli yang berasal dari Dosen / Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus mengajukan cuti dengan mendapat ijin tertulis. Kualifikasi dari tenaga ahli yang melebihi dari kualifikasi yang disyaratkan tidak memperoleh tambahan nilai. 3. Penetapan peringkat teknis : a. Berdasarkan hasil evaluasi teknis, panitia pengadaan menetapkan urutan peringkat yang dituangkan dalam berita acara evaluasi penawaran teknis. b. Panitia pengadaan melaporkan hasil evaluasi teknis kepada pengguna barang / jasa untuk dimintakan persetujuan. 4. Hasil evaluasi teknis setelah ditetapkan oleh pengguna jasa konsultansi disampaikan kepada seluruh peserta. Ayat (1) Pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan menggunakan metoda evaluasi kualitas dipergunakan untuk pekerjaan yang kompleks atau tingkat kesulitan tinggi atau kondisi tertentu, maka panitia pengadaan hanya membuka penawaran sampul II satu penawaran dengan peringkat teknis terbaik diberikan kesempatan pertama untuk melakukan negosiasi teknis dan biaya. Ayat (2) Pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan menggunakan metoda evaluasi kualitas dan biaya dipergunakan untuk pekerjaan yang tingkat kesulitannya sedang, maka pejabat / panitia pengadaan mengundang seluruh peserta yang lulus evaluasi teknis untuk menghadiri pembukaan penawaran sampul II sebagai berikut : 1. Pejabat / panitia pengadaan menyebutkan peserta yang lulus evaluasi teknis dan masingmasing nilai evaluasi penawaran teknis. 2. Bagi peserta yang lulus evaluasi teknis, namun tidak menghadiri pembukaan penawaran sampul II, dinyatakan gugur dan penawaran biaya dikembalikan kepada yang bersangkutan dalam keadaan tertutup disertai surat dari pejabat / panitia pengadaan. 3. Pejabat / panitia pengadaan menyebutkan ketentuan pembobotan nilai evaluasi penawaran teknis dan nilai evaluasi penawaran biaya sebagaimana tercantum dalam dokumen pengadaan. 4. Pejabat

4. Pejabat / panitia pengadaan membuka penawaran sampul II dihadapan seluruh peserta yang lulus evaluasi teknis, membacakan dan menulis biaya penawaran dari setiap peserta yang lulus evaluasi teknis. 5. Melakukan koreksi aritmatik dengan tidak merubah jumlah dan harga satuan. 6. Panitia membacakan hasil nilai (score) penawaran teknis kepada peserta. 7. Pejabat / panitia pengadaan membuat berita acara pembukaan penawaran sampul II yang ditandatangani oleh pejabat / panitia pengadaan dan wakil peserta. 8. Pejabat / panitia pengadaan melakukan evaluasi penawaran biaya dan evaluasi gabungan teknis dan biaya : a. Evaluasi biaya untuk peserta dengan penawaran terendah diberi nilai (score) tertinggi. b. Evaluasi gabungan dinilai dengan perhitungan : Nilai Akhir = {Nilai (score) Penawaran Teknis x Bobot Penawaran Teknis} + {Nilai (score) Penawaran Biaya x Bobot Penawaran Biaya}

- Bobot Penawaran Teknis 60 80 % - Bobot Penawaran Biaya 20 40 % 9. Pejabat / panitia pengadaan melaporkan hasil gabungan evaluasi teknis dan biaya kepada pengguna jasa konsultansi untuk dimintakan persetujuan. 10. Hasil gabungan evaluasi teknis dan biaya disampaikan kepada peserta yang hadir dalam pembukaan penawaran sampul II. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan menggunakan metoda evaluasi biaya terendah dipergunakan untuk pekerjaan yang sederhana dan standar, maka pejabat / panitia pengadaan mengundang seluruh peserta yang lulus evaluasi teknis untuk menghadiri pembukaan penawaran sampul II sebagai berikut : 1. Pejabat / panitia pengadaan membuka penawaran sampul II di hadapan seluruh peserta yang lulus evaluasi teknis, membacakan dan menulis biaya penawaran dari setiap peserta yang lulus evaluasi teknis. 2. Dilakukan penilaian penawaran biaya, termasuk koreksi perhitungan. 3. Pejabat / panitia pengadaan membuat berita acara pembukaan penawaran sampul II dan penawaran biaya terkoreksi yang ditandatangani oleh pejabat / panitia pengadaan dan wakil peserta. Pejabat / panitia pengadaan melaporkan hasil pembukaan penawaran sampul II dan biaya terkoreksi kepada pengguna jasa konsultansi untuk dimintakan persetujuan. Ayat (5) Cukup jelas Pasal 25 Ayat (1) Tahapan Pelelangan umum Huruf a Metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul : 1. Pengumuman prakualifikasi memuat sekurang-kurangnya : a. Nama dan alamat pengguna jasa konsultansi yang akan mengadakan pelelangan umum. b. Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. c. Perkiraan nilai pekerjaan. d. Syarat-syarat peserta pelelangan umum. e. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pengambilan dokumen prakualifikasi. 2. Pengambilan dokumen prakualifikasi dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan satu hari sebelum batas pemasukan dokumen prakualifikasi. 3. Pemasukan

3. Pemasukan prakualifikasi. sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari setelah batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi. 4. Evaluasi dokumen prakualifikasi Penyedia jasa konsultansi dinyatakan lulus prakualifikasi Apabila memenuhi : a. Memiliki surat izin sesuai dengan bidang usahanya yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang. b. Surat penyampaian dokumen prakualifikasi ditandatangani oleh orang yang secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak. c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut / pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan / atau tidak sedang menjalani sanksi Pidana. d. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT / PPh badan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21 / Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir. e. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan. f. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan. g. Memiliki kinerja yang baik dan tidak masuk dalam daftar hitam. h. Untuk pekerjaan khusus / spesifik dapat ditambahkan persyaratan lain seperti : memiliki peralatan khusus dan tenaga ahli yang diperlukan. i. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang dimiliki. 5. Penetapan hasil prakualifikasi a. Peserta yang lulus prakualifikasi dimasukkan dalam daftar pendek konsultan (shortlist) sekurang-kurangnya 5 (lima) konsultan dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) konsultan. b. Apabila peserta yang lulus prakualifikasi lebih dari 7 (tujuh) konsultan, maka yang dimasukkan dalam daftar pendek adalah 7 (tujuh) konsultan dengan urutan peringkat terbaik. c. Apabila peserta yang lulus prakualifikasi ulang berjumlah 2 (dua) peserta dan sekurang-kurangnya 1 (satu) konsultan, maka proses seleksi tetap dilanjutkan. 6. Pengumuman hasil prakualifikasi a. Hasil prakualifikasi dilaporkan oleh pejabat / panitia pengadaan kepada pengguna jasa konsultansi untuk dimintakan persetujuan. b. Hasil prakualifikasi disampaikan kepada seluruh peserta prakualifikasi. 7. Peserta yang dimasukkan dalam daftar pendek diundang untuk mengambil dokumen pengadaan. 8. Pengambilan dokumen pelelangan dilakukan satu hari setelah dikeluarkan undangan pelelangan umum. 9. Penjelasan dilaksanakan padi hari, tanggal, tempat dan waktu dalam dokumen pengadaan. 10. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen pelelangan dan perubahannya a. Pejabat / panitia pengadaan menjelaskan isi dokumen pengadaan, menampung pertanyaan peserta, dan memberikan jawaban atas hal-hal yang kurang jelas yang terdapat dalam dokumen pengadaan. b. Pejabat / panitia pengadaan membuat berita acara penjelasan yang ditandatangani oleh pejabat / panitia pengadaan dan wakil peserta yang hadir. c. Berita acara dan addendum dokumen pengadaan wajib disampaikan kepada seluruh peserta dalam waktu sesingkat-singkatnya. d. Ketidak hadiran peserta dalam rapat penjelasan dan kunjungan lapangan tidak menggugurkan keikutsertaan peserta. 11. Pemasukan penawaran harus mengikuti dokumen pengadaan dan / atau perubahan pada saat rapat penjelasan. 12. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis (sampul I) a. Penawaran yang diserahkan diluar hari, tanggal, waktu dan tempat sesuai dengan dokumen pengadaan beserta perubahan pada saat rapat penjelasan, tidak dapat diterima. b. Pembukaan

13.

14. 15. 16.

17. 18.

b. Pembukaan penawaran dilaksanakan hanya untuk penawaran administrasi dan teknis (sampul I) dilakukan oleh pejabat / panitia pengadaan dihadapan wakil peserta seleksi umum yang hadir. Evaluasi administrasi dan teknis. a. Evaluasi Administrasi 1. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan diterima dengan mengevaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuanketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan. 2. Evaluasi administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dilakukan dalam evaluasi prakualifikasi. 3. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi dan tidak memenuhi syarat administrasi, antara lain : a. Surat dokumen penawaran tidak ditandatangani oleh Pemimpin / Direktur Utama atau penerima kuasa dari Pemimpin / Direktur Utama yang nama penerima kuasa tercantum dalam akta pendirian perusahaan atau perubahannya, atau pejabat yang berhak mewakili perusahaan. b. Tidak mencantumkan jangka waktu berlakunya jaminan penawaran atau mencantumkan kurun waktu yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. c. Tidak menyampaikan dokumen penawaran teknis. d. Tidak menyampaikan dokumen penawaran biaya dalam keadaan tertutup dan dilak. 4. Pejabat / panitia pengadaan membuat berita acara pembukaan sampul I yang ditandatangani oleh pejabat / panitia pengadaan dan wakil peserta yang hadir. 5. Penawaran biaya (sampul II) bagi peserta yang memenuhi syarat administrasi disimpan oleh pejabat / panitia pengadaan di tempat yang aman dan masih dalam keadaan tertutup dan dilak, sedang untuk penawaran biaya bagi peserta yang tidak memenuhi syarat adminstrasi dikembalikan kepada peserta bersangkutan dalam keadaan tertutup dan dilak. b. Evaluasi Teknis 1. Evaluasi penawaran teknis dilakukan untuk penawaran yang memenuhi syarat administrasi. 2. Berdasarkan evaluasi penawaran teknis, pejabat / panitia pengadaan menetapkan urutan peringkat konsultan yang dituangkan dalam berita acara evaluasi penawaran teknis. Penetapan peringkat teknis. Hasil evaluasi penawaran teknis dilaporkan oleh pejabat / panitia pengadaan kepada pengguna jasa konsultansi untuk dimintakan persetujuan. Pemberitahuan peringkat teknis (pemenang). Hasil evaluasi teknis disampaikan kepada seluruh peserta yang memenuhi syarat administrasi. Masa sanggah. a. Pengguna jasa konsultansi wajib memberikan jawaban selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak tanggal sanggahan diterima. b. Apabila sanggahan benar maka proses pelelangan jasa konsultansi dievaluasi kembali atau dilakukan proses pelelangan ulang atau pembatalan kontrak. Pembukaan penawaran harga (sampul II) peringkat teknis terbaik hanya dilakukan kepada peserta dengan peringkat teknis terbaik pertama. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. a. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan kepada peserta dengan peringkat teknis terbaik I sebagai kesempatan pertama untuk negosiasi, bila tidak tercapai kesepakatan maka kepada calon konsultan terpilih yang lain (peringkat II) dan seterusnya (setelah mendapat rekomendasi dari pengguna jasa konsultansi), hingga tercapai kesepakatan teknis dan harga. b. Klarifikasi

b. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan oleh panitia pengadaan dengan Pimpinan / Direktur Utama perusahaan atau wakil yang memeproleh kuasa penuh dari Pemimpin / Direktur Utama perusahaan (dinyatakan dengan surat kuasa). c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan untuk memperoleh kemantapan dan kejelasan teknis dan biaya dengan memperhatikan kesesuaian antara bobot pekerjaan dan tenaga ahli yang ditugaskan dengan mempertimbangkan pula kebutuhan perangkat / fasilitas. d. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan baik untuk teknis maupun biaya. 19. Penunjukan pemenang. a. Hasil klarifikasi dan negosiasi diajukan oleh pejabat / panitia pengadaan kepada pengguna jasa konsultansi untuk mendapat persetujuan. b. Surat penunjukan pemenang disampaikan kepada peserta yang terpilih dan telah tercapainya kesepakatan teknis dan biaya. c. Kepada peserta lain yang tidak dinyatakan sebagai pemenang, maka penawaran biaya dikembalikan dalam keadaan tertutup dan dilak. 20. Penandatanganan kontrak atau administrasi transaksi lainnya. a. Penandatanganan kontrak atau administrasi transaksi lainnya dilakukan setelah diterbitkan surat penunjukan penyedia jasa konsultansi. b. Apabila penyedia barang / jasa yang ditunjuk menolak / mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk menandatangani kontrak atau administrasi transaksi lainnya, maka pengguna jasa konsultansi membatalkan surat penunjukan penyedia jasa konsultansi, dan penyedia jasa konsultansi dikenakan sanksi dilarang mengikuti pengadaan jasa konsultansi di ITB selama 2 (dua) tahun. c. Pengguna dan penyedia jasa konsultansi wajib memeriksa konsep kontrak atau administrasi transaksi lainnya, meliputi : substansi, bahasa / redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak atau administrasi transaksi lainnya. Huruf b Metoda evaluasi kualitas dan biaya, metoda dua sampul : Angka 1 s/d 15 Cukup jelas Angka 16 Kepada peserta yang termasuk dalam 3 (tiga) nilai teknis terbaik, diberikan undangan pembukaan penawaran biaya (sampul II) yang memuat hari, tanggal, tempat dan waktu. Angka 17 Pembukaan penawaran biaya (sampul II) : a. Pembukaan penawaran sampul II dilakukan oleh pejabat / panitia pengadaan dihadapan 3 (tiga) peserta dengan nilai teknis terbaik dan membuat berita acara pembukaan sampul II yang ditandatangani oleh pejabat / panitia pengadaan dan wakil peserta yang hadir. b. Pejabat / panitia pengadaan menyampaikan hasil evaluasi teknis dari 3 (tiga) peserta yang hadir dalam pembukaan penawaran. Angka 18 s/d 20 Dilaksanakan sesuai dengan metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul di atas. Angka 21 Pemberitahuan pemenang. Hasil evaluasi penawaran biaya dan perhitungan kombinasi teknis dan biaya disampaikan kepada ketiga peserta yang nilai teknisnya terbaik. Angka 22 Cukup jelas Angka 23 Klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya dengan pemenang. a. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan kepada peserta dengan peringkat I teknis terbaik sebagai kesempatan pertama untuk negosiasi, bila tidak tercapai kesepakatan maka kepada calon konsultan terpilih yang lain (peringkat II) dan seterusnya (setelah mendapat rekomendasi dari pengguna jasa konsultansi), hingga tercapai kesepakatan teknis dan harga. b. Klarifikasi

b. Klarifikasi dan / atau negosiasi teknis dan biaya untuk memperoleh kejelasan teknis dan biaya dengan memperhatikan kesesuaian antara bobot pekerjaan dan tenaga ahli yang ditugaskan dengan mempertimbangkan pula kebutuhan perangkat / fasilitas pendukung yang profesional guna mencapai hasil kerja yang optimal. c. Klarifikasi dan / atau negosiasi dilakukan untuk memperoleh kesepakatan biaya yang efisien dan efektif dengan tetap mempertahankan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan penawaran teknis yang diajukan konsultan. Angka 24 a. Hasil klarifikasi dan negosiasi diajukan oleh pejabat / panitia pengadaan kepada pengguna jasa konsultansi untuk mendapat persetujuan. b. Surat penunjukan pemenang disampaikan kepada peserta yang terpilih dan telah tercapainya kesepakatan teknis dan biaya. c. Kepada peserta lain yang tidak dinyatakan sebagai pemenang, maka penawaran biaya dikembalikan dalam keadaan tertutup dan dilak. Angka 25 Cukup jelas Huruf c Metoda evaluasi biaya terendah, metoda dua sampul : Angka 1 s/d 13 Dilaksanakan sesuai dengan metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul di atas. Angka 14 Pemberitahuan kepada seluruh peserta yang nilai teknisnya memenuhi ambang batas (passing grade) dengan rentang 60 80, diberikan undangan untuk pembukaan penawaran biaya (sampul II), sedang kepada peserta yang tidak memenuhi ambang batas penawaran sampul II dikembalikan dalam keadaan tertutup dan dilak. Angka 15 Undangan memuat hari, tanggal, tempat dan waktu pembukaan sampul II. Angka 16 Pembukaan penawaran sampul II dilakukan oleh pejabat / panitia pengadaan dihadapan 3 (tiga) peserta dengan nilai teknis terbaik dan membuat berita acara pembukaan sampul II yang ditandatangani oleh pejabat / panitia pengadaan dan wakil peserta yang hadir. Angka 17 Evaluasi penawaran biaya dilakukan oleh pejabat / panitia pengadaan dengan meneliti biaya langsung personil dan non personil secara profesional. Angka 18 Penetapan pemenang. a. Penawaran biaya terendah langsung ditetapkan sebagai peringkat pertama dan seterusnya. b. Hasil evaluasi biaya diajukan oleh pejabat / panitia pengadaan kepada pengguna jasa konsultansi untuk persetujuan. Angka 19 dan 20 Cukup jelas Angka 21 Klarifikasi dan negosiasi hanya dilakukan kepada peserta peringkat pertama, bila peringkat pertama mengundurkan diri dapat dilakukan kepada peserta peringkat kedua dan seterusnya. Klarifikasi dan negosiasi hanya bersifat klarifikasi saja. Angka 22 Penunjukan pemenang. a. Setelah klarifikasi dan negosiasi selesai, pejabat / panitia pengadaan mengajukan calon pemenang kepada pengguna jasa konsultansi untuk mendapat persetujuan. b. Surat penunjukan pemenang disampaikan kepada peserta yang terpilih. c. Kepada peserta lain yang tidak dinyatakan sebagai pemenang, maka penawaran biaya dikembalikan dalam keadaan tertutup dan dilak. Angka 23 Penandatanganan kontrak atau administrasi transaksi lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penunjukan pemenang. Ayat (2) Tahapan

Tahapan Pelelangan Terbatas Huruf a Metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul : Angka 1 s/ d 4 Dilaksanakan sesuai dengan metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul di atas. Angka 5 Peserta yang lulus prakualifikasi dimasukkan dalam daftar pendek konsultan (shortlist) sekurang-kurangnya 2 (dua) konsultan dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) konsultan. Angka 6 s/d 20 Dilaksanakan sesuai dengan metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul di atas. Huruf b dan c Cukup jelas Ayat (3) Tahapan Pemilihan Langsung Huruf a Metoda evaluasi kualitas dan biaya, metoda dua sampul : Angka 1 Undangan kepada peserta yang terpilih sekurang-kurangnya 3 (tiga) dengan dilampiri dokumen prakualifikasi serta hari, tanggal, waktu dan tempat pemasukan penawaran. Angka 2 Cukup jelas Angka 3 Dilaksanakan sesuai dengan metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul di atas. Angka 4 Hasil prakualifikasi ditetapkan oleh pengguna jasa konsultansi yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) peserta, dan selanjutnya disampaikan kepada seluruh peserta pemilihan langsung. Angka 5 s/d 22 Cukup jelas Huruf b Metoda evaluasi biaya terendah, metoda dua sampul : Angka 1 Undangan kepada peserta yang terpilih sekurang-kurangnya 3 (tiga) dengan dilampiri dokumen prakualifikasi serta hari, tanggal, waktu dan tempat pemasukan penawaran. Angka 2 Cukup jelas Angka 3 Dilaksanakan sesuai dengan metoda evaluasi kualitas, metoda dua sampul di atas. Angka 4 Hasil prakualifikasi ditetapkan oleh pengguna jasa konsultansi yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) peserta, dan selanjutnya disampaikan kepada seluruh peserta pemilihan langsung. Angka 5 s/d 20 Cukup jelas Ayat (4) Tahapan Penunjukan Langsung a. Konsultan yang terpilih merupakan satu penyedia jasa konsultansi yang mampu mengaplikasikan pekerjaan tersebut, dan diajukan kepada pengguna jasa konsultansi oleh pejabat / panitia pengadaan disertai dengan rekomendasinya. b. Pemasukan dan evaluasi prakualifikasi serta rapat penjelasan dilaksanakan pada hari yang sama 1. Pemasukan pada hari, tanggal, tempat dan waktu sesuai ketentuan dalam dokumen penunjukan langsung. 2. Evaluasi prakualifikasi dilakukan pejabat / panitia pengadaan dihadapan konsultan terpilih dan dapat diklarifikasikan mengenai data-data yang disampaikan. 3. Setelah ......

3. Setelah hasil prakualifikasi memenuhi syarat, dilanjutkan dengan rapat penjelasan, pejabat / panitia pengadaan membuat berita acara evaluasi prakualifikasi dan berita acara penjelasan yang ditandatangani oleh pejabat / panitia pengadaan dan wakil konsultan terpilih. c. Pemasukan penawaran sesuai dengan hari, tanggal, tempat dan waktu dalam dokumen penunjukan langsung. d. Pembukaan penawaran yang terdiri dari penawaran administrasi, teknis dan biaya dilakukan oleh pejabat / panitia pengadaan. Pejabat / panitia pengadaan langsung melakukan evaluasi terhadap penawaran tersebut sebagai bahan klarifikasi dan negosiasi dengan konsultan terpilih. e. Pejabat / panitia pengadaan melakukan klarifikasi dan / atau negosiasi dengan konsultan terpilih sampai tercapai kesepakatan teknis maupun biaya yang dapat dipertanggung jawabkan. f. Hasil klarifikasi dan / atau negosiasi diajukan kepada pengguna jasa konsultansi untuk persetujuan. g. Penandatanganan kontrak atau administrasi transaksi lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penetapan hasil negosiasi dari pengguna jasa konsultansi. Pasal 26 Ayat (1) s/d (9) Cukup jelas Pasal 27 Ayat (1) Pada prinsipnya, apabila jumlah penawaran penyedia barang / jasa dalam suatu proses pelelangan yang diterima oleh pejabat / panitia pengadaan kurang dari 3 (tiga) penawaran, maka pelelangan tersebut dapat dilanjutkan. Jika penawaran yang masuk berjumlah 1 (satu), maka proses pemilihan penyedia barang / jasa dilakukan dengan metoda penunjukan langsung. Jika penawaran yang masuk berjumlah 2 (dua), maka proses pemilihan penyedia barang / jasa dilakukan dengan metoda pemilihan langsung. Ayat (2) s/d (6) Cukup jelas Pasal 28 Pada dasarnya, proses perikatan antara pengguna barang / jasa dengan penyedia barang / jasa tidak didasarkan pada suatu kontrak saja. Suatu perikatan pengadaan barang / jasa di lingkungan Institut Teknologi Bandung, dapat dilaksanakan dengan membuat suatu administrasi transaksi pengadaan meliputi : - Kuitansi bermaterai - Faktur Pembelian dan Surat Perintah Kerja - Surat Perjanjian Ayat (1) Huruf a Perikatan pengadaan barang / jasa dengan administrasi transaksi berupa kuitansi bermaterai, PO (Purchase Order) dan Invoice hanya digunakan dalam proses pengadaan barang / jasa yang bernilai di bawah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), atau pengadaan dengan mempergunakan metoda pembelian langsung. Huruf b Perikatan pengadaan barang / jasa dengan administrasi transaksi berupa Faktur Pembelian dan Surat Perintah Kerja dipergunakan dalam proses pengadaan barang / jasa yang langsung dapat disediakan oleh penyedia barang / jasa terpilih, dimana proses pengadaannya tanpa melalui proses perencanaan, perancangan, pabrikasi, pembangunan dan pengiriman yang relatif membutuhkan waktu. Contohnya : administrasi transaksi ini dapat digunakan dalam Mengadakan

mengadakan barang dengan item sederhana. Walaupun jumlah dan nilai transaksinya besar, jika jenis dan spesifikasi barang / jasa yang diadakan relatif sederhana, maka administrasi transaksi ini dapat digunakan. Contoh : pengadaan kertas dengan item terbatas, pengadaan tinta printer dengan item terbatas. Huruf c Perikatan pengadaan barang / jasa dengan administrasi transaksi berupa Surat Perjanjian dipergunakan dalam proses pengadaan barang / jasa yang tidak langsung dapat disediakan oleh penyedia barang / jasa terpilih, dimana proses pengadaannya harus melalui proses perencanaan, perancangan, pabrikasi, pembangunan dan pengiriman yang relatif membutuhkan waktu. Dalam kondisi ini, perikatan antara pengguna barang / jasa dengan penyedia barang / jasa harus berupa Surat Perjanjian. Contoh : pengadaan peralatan laboratorium, pembangunan gedung, jasa konsultansi dan sebagainya. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 29 Ayat (1) s/d (4) Cukup jelas Ayat (5) Pekerjaan yang dapat diikat dengan kontrak jangka panjang adalah pekerjaan yang dari segi sifatnya merupakan pekerjaan berkelanjutan dan dari sisi manfaatnya jika dilaksanakan oleh 1 (satu) penyedia barang / jasa secara berkelanjutan akan lebih menguntungkan Institut Teknologi Bandung. Pasal 30 Ayat (1) Huruf a s/d e Cukup jelas Huruf f 1. Jaminan pelaksanaan pekerjaan, diberikan oleh penyedia barang / jasa kepada pengguna barang / jasa sebelum dilakukan penandatanganan kontrak atau administrasi transaksi lainnya, dengan besar jaminan ditentukan oleh pejabat / panitia pengadaan dalam dokumen pengadaan. 2. Besarnya jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah (lebih kecil dari 80% (delapan puluh persen) HPS, dinaikkan menjadi sekurang-kurangnya persentase jaminan pelaksanaan yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan dikalikan dengan 80 % (delapan puluh persen) HPS. 3. Jaminan pemeliharaan diberikan oleh penyedia barang / jasa kepada pengguna barang / jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100 % (seratus persen). 4. Besarnya jaminan, bentuk dan masa berlakunya jaminan-jaminan tersebut di atas disesuaikan dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan. 5. Jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan harus dikeluarkan oleh Bank Umum (bukan Bank Perkreditan Rakyat) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Huruf g Denda dan ganti rugi a. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia barang / jasa, sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada pengguna barang / jasa karena terjadinya cidera janji yang tercantum dalam kontrak. b. Besarnya denda kepada penyedia barang / jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1 0/00 (satu per seribu) dari nilai perikatan untuk setiap hari keterlambatan. Huruf h

Huruf h s/d j Cukup jelas Ayat (2) Huruf a s/d g Cukup jelas Huruf h 1. Jaminan pelaksanaan pekerjaan, diberikan oleh penyedia barang / jasa kepada pengguna barang / jasa sebelum dilakukan penandatanganan kontrak atau administrasi transaksi lainnya, dengan besar jaminan ditentukan oleh pejabat / panitia pengadaan dalam dokumen pengadaan. 2. Besarnya jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah (lebih kecil dari 80% (delapan puluh persen) HPS, dinaikkan menjadi sekurang-kurangnya persentase jaminan pelaksanaan yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan dikalikan dengan 80% (delapan puluh persen) HPS. 3. Jaminan pemeliharaan diberikan oleh penyedia barang / jasa kepada pengguna barang / jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100 % (seratus persen). 4. Besarnya jaminan, bentuk dan masa berlakunya jaminan-jaminan tersebut di atas disesuaikan dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan. 5. Jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan harus dikeluarkan oleh Bank Umum (bukan Bank Perkreditan Rakyat) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Huruf i Denda dan ganti rugi c. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia barang / jasa, sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada pengguna barang / jasa karena terjadinya cidera janji yang tercantum dalam kontrak atau administrasi transaksi lainnya. d. Besarnya denda kepada penyedia barang / jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1 0/00 (satu per seribu) dari nilai perikatan untuk setiap hari keterlambatan. Huruf i s/d p Cukup jelas Pasal 31 Ayat (1) s/d (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Cukup jelas Huruf b Khusus untuk pekerjaan jasa konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di lapangan. Ayat (4) Cukup jelas Pasal 32 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Perubahan kontrak dapat dilaksanakan untuk hal-hal yang telah disepakati oleh para pihak, dengan tetap mengacu pada beberapa ketentuan sebagai berikut : a. Pengguna barang / jasa bersama penyedia barang / jasa dapat melakukan perubahan kontrak, yang meliputi : 1. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak. 2. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan. 3. Mengubah

3. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan. 4. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak, yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan. b. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10 % (sepuluh persen) dari nilai yang tercantum dalam kontrak. c. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barang / jasa tertulis kepada penyedia barang / jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal. d. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan addendum kontrak. Pasal 33 Cukup jelas Pasal 34 Ayat (1) s/d (5) Cukup jelas Pasal 35 Ayat (1) s/d (6) Cukup jelas Ayat (7) Yang dimaksud dengan permanen adalah pekerjaan yang umur rencananya lebih dari 1 (satu) tahun. Ayat (8) Cukup jelas Pasal 36 Ayat (1) Besarnya denda keterlambatan tidak dibatasi dan pengguna barang / jasa dapat memutuskan kontrak apabila denda keterlambatan sudah melampaui nilai jaminan pelaksanaan. Penyedia barang / jasa tidak dapat menuntut kerugian atas pemutusan kontrak tersebut. Ayat (2) dan (3) Cukup jelas. Pasal 37 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Musyawarah adalah metode penyelesaian sengketa melalui perundingan dan persetujuan yang mengikat kedua belah pihak diluar arbitrase maupun pengadilan. Mediasi adalah metode penyelesaian sengketa yang diselesaikan oleh suatu panitia pendamai yang berfungsi sebagai wasit dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari anggota mewakili pihak pertama dan pihak kedua dan ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak. Keputusan panitia pendamai mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan ditanggung secara bersama. Arbitrase atau perwasitan adalah cara penyelesaian suatu sengketa diluar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Perjanjian arbitrase (Arbitrarian agreement) adalah suatu kesepakatan berupa klausul arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa. Klausul

Klausul Arbitrase adalah suatu klausul dalam perjanjian yang menyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa diantara mereka yang mungkin timbul dimasa depan menyangkut hubungan hukum mereka ke forum arbitrase. Arbiter/wasit adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase. Penyelesaian pengadilan adalah metode penyelesaian sengketa yang timbul dari hubungan hukum mereka yang diputuskan oleh pengadilan. Keputusan pengadilan mengikat kedua belah pihak. Ayat (3) dan (4) Cukup jelas. Pasal 38 Ayat (1) s/d (6) Cukup jelas Pasal 39 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 40 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 41 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 42 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 43 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Yang tergolong dalam bukti pemesanan barang / jasa dengan transaksi elektronik adalah : bukti pemesanan langsung melalui website penyedia barang / jasa atau bukti korespondensi yang dikirim langsung oleh penyedia barang / jasa melalui email yang dapat dicetak. Email yang dapat dijadikan sarana dalam pengadaan barang / jasa dengan transaksi elektronik adalah email yang beralamat jelas, dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diverifikasi. Huruf b s/d f Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 44 Cukup jelas Pasal

Pasal 45 Ayat (1) s/d (4) Cukup jelas Pasal 46 Ayat (1) s/d (3) Cukup jelas Pasal 47 Cukup jelas Pasal 48 Cukup jelas

Anda mungkin juga menyukai