Anda di halaman 1dari 11

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Forecasting (Peramalan)

Peramalan (Forecasting) merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk

meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan dimasa lalu.

Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa – peristiwa diwaktu yang akan

datang atas dasar pola – pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan

terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola – pola di waktu yang lalu (Prasetya dan

Lukiastuti,2009).

1 Jenis – Jenis Peramalan

Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung

dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan

dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

a. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau

intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari orang

yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.

b. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang

relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode dalam

penganalisaan data tersebut.

5
6

2. Kegunaan Peramalan

Seiring terdapat waktu tenggang antara kesadaran akan peristiwa atau

kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini

merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Dalam situasi seperti

ini peramalan diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi

atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan(Purba, 2009).

2.2 Time Series (Deret Waktu)

Deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu secara

berurutan untuk menggambarkan perkembangan suautu kegiatan, Misalnya data

pertumbuhan kendaraan antara tahun 2007-2012, maka datanya adalah

pertumbuhan kendaraan, tahun 2007, tahun 2008, tahun 2009, tahun 2010, tahun

2011 dan tahun 2012. (Supranto, 2000).

Analisis deret waktu (Time Series Analysis) dipakai untuk meramalkan

kejadian di masa yang akan datang berdasarkan urutan waktu sebelumnya.

2.3 Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi

Lalu lintas, yang berada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah

permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api

dan jalan kabel (UU No. 38 tahun 2004).

Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum, jalan

khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi,badan usaha, perseorangan, atau
7

kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Bagian-bagian jalan meliputi

ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan :

1. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang

pengamannya.

2. Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu

diluar ruang manfaat jalan.

3. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu diluar ruang milik

jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan.

Jalan merupakan prasarana berlalu lintas yang sangat vital atau penting.

Apalagi dengan kondisi jalan yang tidak mendukung tentunya akan menimbulkan

hal – hal yang negatif seperti menyebabkan kecelakaan kepeda para pengendara

dan memungkinkan terjadinya kemacetan karena pertumbuhan kendaraan yang

setiap tahun meningkat. Oleh karena itu agar keberadaannya tetap terpelihara

diperlukan peran serta berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat, pemakai

jalan, dan masyarakat di sekitar jalan.

1. Klasifikasi JalanMenurut Fungsinya

Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum,

menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan

lokal, dan jalan lingkungan.

a. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

masuk dibatasi secara berdaya guna.


8

b. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang kecepatan rata-

rata sedang, dan jumlah jalan masuk di batasi.

c. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan

jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

d. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

2. Jalan Umum Menurut Status

a. Jalan Nasional

Jalan Nasional adalah jalan umum yang menghubungkan antar ibu kota

Provinsi, Negara atau jalan yang bersifat strategis nasional. Sebagai penanggung

jawab, pengaturan, pembinaan, dan pengawasan jalan, ini adalah pemerintah pusat

dan pemerintah daerah bertanggung jawab yang berkaitan dengan pembangunan

b. Jalan Provinsi

Jalan Provinsi adalah jalan umum yang menghubungkan ibukota provinsi

dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten dengan kota atau

jalan yang bersifat strategis regional. Penanggung jawab penyelenggaraan adalah

pemerintah provinsi.

c. Jalan Kabupaten

Jalan Kabupaten adalah jalan umum yang menghubungkan ibukota

kabupaten dengan kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan


9

pusat kegiatan local atau antar pusat kegiatan local dan jalan strategis lokal di

daerah kabupaten, serta jaringan jalan sekunder di daerah kabupaten. Penanggung

jawab adalah pemerintah kabupaten.

d. Jalan Kota

Jalan Kota adalah jalan umum dalam sistem sekunder yang

menghubungkan antar pusat kegiatan lokal dalam kota, menghubungkan pusat

kegiatan lokal dan menghubungkan antar pusat pemukiman. Tanggung jawab

dalam penyelenggaraan ada pada pemerintah kota. Menurut PP Nomor 34 tahun

2006, jalan kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota.

e. Jalan Desa

Jalan Desa adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan di dalam

desa dan antar pemukiman. Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ada pada

pemerintah kabupaten dan desa (Guna dalam Kansil, 2011).

2.4 Analisis Regresi

Menurut Noer (2005) dalam bukunya yang berjudul Statistik Deskriptif

dan Probabilita yang diterbitkan di Yogyakarta bahwa Regresi adalah pengukur

hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau

fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang

tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel tak bebas

dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel

yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu

dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya. Kedua variabel biasanya bersifat
10

kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat yaitu saling berpengaruh.

Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara

variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa

regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(X). Bentuk regresi tergantung pada

fungsi yang menunjangnya atau tergantung ada persamaannya.

Rumus regresi sebagai berikut

Y = a + b (X)

Keterangan:

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Y = Variabel dependen ( Variabel Tak Bebas)

X = Variabel Independen ( Variabel Bebas)

Menurut http://www.produksielektronik.com/2013/04/analisis-regresi-linear-

sederhana-simple-linear-regression/ bahwa untuk mencari nilai a dan b dapat di

hitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

2
a= (∑ ) (∑ ) – (∑ ) (∑ )
2
n(∑ ) - (∑ )2

b= n(∑ ) - (∑ ) (∑ )
2
n(∑ ) - (∑ )2
11

Contoh soal dalam Regresi Linear:


Data yang melukiskan hasil pengamatan mengenai banyak pengunjung(x) dan

yang berbelanja(y) di sebuah toko selama 5 hari seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Data Jumlah Pengunjung dan Jumlah yang Berbelanja

Indeks Jumlah Pengunjung(X) Jumlah Yang Berbelanja(Y)

Hari 1 385 124


Hari 2 468 224
Hari 3 547 245
Hari 4 630 314
Hari 5 720 450

Langkah 1 : Menentukan tujuan dalam soal ini.

Tujuan dari Soal ini adalah Memprediksi jumlah pengunjung dengan jumlah

yang berbelanja

Langkah 2 : Identifikasi Variabel Penyebab dan Akibat

Menentukan variabel X dan Y. Dalam studi kasus ini yang menjadi variabel

X adalah Jumlah Pengunjung dan Jumlah pembeli yang merupakan variabel Y.

Langkah 3 : Pada tahap ini kita akan melakukan pengumpulan data dalam hal ini

membuat tabel Regresi Linear.


12

Tabel 2.2 Perhitungan X2, Y2, XY dan total dari masing-masingnya

X Y X2 Y2 XY

385 124 148.225 15.376 47.740


468 224 219.024 50.176 104.832
547 245 299.209 60.026 134.015
630 314 396.900 98.596 197.820
720 450 518.400 202.500 324.000

2.750 1.357 1.581.758 426.673 808.407

2
∑ = 2.750 ∑ = 426.673

∑ = 1.357 ∑ = 808.407

2
∑ = 1.581.758

Langkah 4 : Menghitung a dan b berdasarkan Rumus Regresi Linear

Mengitung Konstanta (a) :

2
a= (∑ ) (∑ ) – (∑ ) (∑ )
2
n(∑ ) - (∑ )2

(1.357) (1.581.758) – (2.750) (808.407)


a=
5 (1.581.758) – (2.750)2

a = -221,41
13

Menghitung Koefisien b :

b= n(∑ ) - (∑ ) (∑ )
2
n(∑ ) - (∑ )2
5(808.407) – (2.750) (1.357)
b=
5 (1.581.758)– (2.750)2
b = 0,90

Langkah 5 : Membuat Model Persamaan Regresi

Y = a + bX

Y= -221,41 + 0,90 X

Langkah 6 : Lakukan Prediksi atau Peramalan terhadap variabel faktor penyebab

atau variabel akibat

 Prediksikan Jumlah pembeli jika jumlah pengunjung semakin

banyak(variabel X). Contohnya : 720

Y = -221,41 + 0,90 (720)


Y = -221,41 + 648,00

Y = 426,59 orang

Jadi jika jumlah pengunjung mencapai 720 orang, maka akan diprediksikan

jumlah pembeli mencapai 426,59 orang.

 Jika jumlah pembeli (variabel Y) mencapai 450 orang, maka berapakah

jumlah pengunjung yang sebenarnya untuk mencapai target tersebut ?

450 = -221,41 + 0,90X


14

0,90X = 450 + 221,41

X= 695 / 0,90

X = 772,22 orang

Jadi prediksi jumlah pengunjung yang sebenarnya untuk mencapai target jumlah

pembeli 450 orang adalah 772,22 orang.

2.5 Penelitian Terkait

Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan Peramalan

pertumbuhan kendaraan ini, namun yang lebih mendekati dari penelitian ini

adalah penelitian denga judul Tugas Akhir “Analisa Korelasi Jumlah Kendaraan

Bermotor dan Panjang Jalan terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Di Tapanuli Utara”

(Sinaga, 2009) . Tujuan dari penelitian tersebut yakni untuk mengetahui hubungan

jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu lintas di

tapanuli utara. Metode analisa yang di gunakan yaitu menggunakan analisa

Univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing – masing

variabel yang independent dan dependent. Hasil dari penelitian tersebut berupa

informasi tekstual seperti mengetahui pengaruh panjang jalan yang dibandingkan

dengan jumlah kendaraan bermotor terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Penelitian berikutnya yaitu Jurnal tentang “Perbandingan Model

Andreassen dan Model Artificial Neural Network Untuk Prediksi Fatalitas Korban

Kecelakaan Lalu Lintas” (Supratman, 2012). Tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk memperoleh model prediksi fatalitas terbaik yang sesuai dengan kondisi di

Indonesia. Hasil penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan model yang

menunjukan bahwa model ANN4 adalah model fatalitas terbaik. Selain itu,
15

prediksi jumlah korban kecelakaan lalulintas di Indonesia tidak hanya dipengaruhi

jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor, tetapi juga jumlah kepemilikan

SIM dan panjang jalan.

Selanjutnya Jurnal tentang “Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat

Kejenuhan Lalu Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya” (Indratmo, 2006). Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengkaji kapasitas jalan dan derjat kejenuhan lalu lintas

di jalan Ahmad Yani saat sekarang maupun prediksi pada masa yang akan datang.

Hasil akhir dari penelitian ini berupa data statistik tentang kapasitas jalan Ahmad

Yani dan titik jenuhnya.

Dari ketiga penelitian di atas penulis mengangkat suatu penelitian yang

menganalisis peramalan pertumbuhan kendaraan dan fasilitas jalan di Kota

Gorontalo dengan menggunakan metode Analis Regresi Linear. Diharapkan Hasil

akhir dari penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan bagi

pemerintah Kota Gorontalo dalam peramalan pertumbuhan kendaraan berbagai

jenis dan sekaligus menjadi perbandingan dari penelitian – penelitian sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai