DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING :
NOVITA PRADANI, ST. MT
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL (D3)
UNIVERSITAS TADULAKO
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah diselesaikan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Rekayasa
Pelaksanaan Konstruksi (RPK)
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia serta hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
laporan kegitan ini, dengan judul “Laporan Kegitan Praktek Kuliah Lapangan Di
Kebun Kopi” . Laporan kegitan ini dibuat untuk melaporkan kegitan yang dilakukan oleh
mahasiswa selama melaksanakan Praktek Kuliah Lapangan pada hari Sabtu, 24 November
2018 di Kebun Kopi
Dalam penyusunan laporan kegiatan ini masih dirasakan banyak kekurangan, baik dalam
sistematika penyusunan maupun penggunaan kata-kata. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sebagai cerminan kami dalam penyusunan laporan berikutnya. Akhirnya kepada Allah
jualah kami serahkan semuanya. Semoga laporan ini bisa bermanfaat khususnya bagi kelompok
kami, umumnya bagi para pembaca. Amin . . .
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..( )
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ( )
BAB I PENDAHULUAN
1.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………….
1.2 KRITIK DAN SARAN……………………………………………………………
LAMPIRAN/DOKUMENTASI……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Manfaat Kerja Praktik
1.4 Laporan
Dalam penulisan laporan karja praktik ini, data – data diperoleh dengan
berbagai cara antara lain :
a. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan selama
satu hari
b. Melakukan dialog/wawancara antara Mahasiswa dengan pengawas dan kontraktor
c. Pengumpulan data yang dilakukan Mahasiswa berupa gambar/foto dan rekaman
suara
2
BAB II
HASIL KUNJUNGAN DAN OBSERVASI KULIAH LAPANGAN
Secara hukum dan fungsional bagian organisasi ini terkait dan berkerjasama
dengan fungsinya secara baik administrasi maupun dalam pelaksanaannya dilapangan.
Adapun unsur-unsur tersebut adalah :
3
a. Pemilik Proyek
b. Perencana
c. Pelaksana
d. Pengawas
Pelelangan atau tender adalah suatu proses kegiatan penawaran pekerjaan yang
ditawarkan oleh pemilik proyek (owner) kepada rekanan (kontraktor), yang bertujuan
untuk memilih salah satu pelaksana pekerjaan yang memenuhi syarat.
4
2. Pembentukan Team Pelaksana Lelang (TPL)
3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang
4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan
5. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang
6. Survey Lapangan detail
7. Perhitungan Volume
8. Metode Kerja
9. Sub-Kontraktor
10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
12. Plafond Harga Penawaran
13. Proses Komputer
14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.
15. Memperhitungkan kemampuan Lawan
16. Perhitungan Mark Up
17. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran
18. Laporan hasil Lelang/-Tender
19. Data-data tetap
Dalam proyek ini mereka menggunakan Kontral Unit Price, yaitu suatu kontrak
yang menitik beratkan beaya per unit volume, perunit panjang ataupun per unit berat..
kontrak ini dipakai jika kwalitas dan bentuk dari pekerjaan tersebut secara mendetil
dapat dispesifikasikan, tetapi jumlah volume atau panjangnya taj dapat diketahui
dengan tepat. Jumlah pasti dari volume pekerjaan dapat diketahui di akhir pekerjaan.
Variasi dari unit price contract ini yaitu harga tetap tak berubah sampai kontrakselesai
(flat rate); atau harga dapat dikaitkan dengan perkiraan volume (sliding rate).
5
mengakibatkan kerugian materi maupun kematian. Kerugian dapat ditimbulkan oleh
suatu longsoran antara lain yaitu rusaknya lahan pertanian, rumah, bangunan, jalur
transportsi serta sarana komunikasi. Analisis kestabilan lereng harus berdasarkan
model yang akurat mengenai kondisimaterial bawah permukaan, kondisi air tanah dan
pembebanan yang mungkin bekerja pada lereng.
Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan lereng dikenal istilah faktor keamanan
(safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang menahan gerakan
terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, antara lain :
• Penyebaran batuan
Penyebaran dan keragaman jenis batuan sangat berkaitan dengan kemantapan
lereng, ini karena kekuatan, sifat fisik dan teknis suatu jenis batuan berbeda dengan
batuan lainnya. Penyamarataan jenis batuan akan mengakibatkan kesalahan hasil
analisis. Misalnya :
kemiringan lereng yang terdiri dari pasir tentu akan berbeda dengan lereng yang
terdiri dari lempung atau campurannya.
• Struktur geologi
Struktur geologi yang mempengaruhi kemantapan lereng dan perlu diperhatikan
dalam analisis adalah struktur regional dan lokal. Struktur ini mencakup sesar,
kekar, bidang perlapisan, sinklin dan antiklin, ketidakselarasan, liniasi, dll. Struktur
ini sangat mempengaruhi kekuatan batuan karena umumnya merupakan bidang
lemah pada batuan tersebut, dan merupakan tempat rembesan air yang mempercepat
proses pelapukan.
• Morfologi
Keadaan morfologi suatu daerah akan sangat mempengaruhi kemantapan lereng
didaerah tersebut. Morfologi yang terdiri dari keadaan fisik, karakteristik dan
bentuk permukaan bumi, sangat menentukan laju erosi dan pengendapan yang
6
terjadi, menent ukan arah aliran air permukaan maupun air tanah dan proses
pelapukan batuan.
• Iklim
Iklim mempengaruhi temperatur dan jumlah hujan, sehingga berpengaruh pula pada
proses pelapukan. Daerah tropis yang panas, lembab dengan curah hujan tinggi akan
menyebabkan proses pelapukan batuan jauh lebih cepat daripada daerah sub-tropis.
Karena itu ketebalan tanah di daerah tropis lebih tebal dan kekuatannya lebih rendah
dari batuan segarnya.
• Tingkat pelapukan
Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli dari batuan, misalnya angka
kohesi, besarnya sudut geser dalam, bobot isi, dll. Semakin tinggi tingkat
pelapukan, maka kekuatan batuan akan menurun.
Untuk metode pencegahan longsor dengan cara yang lebih rumit, diantaranya
adalah dengan pembangunan turap, retaining wall maupun sheet pile pada lereng.
Cara-cara ini mampu meng-counter gaya yang timbul akibat perubahan morfologi
lereng, yang kebanyakan dibuat lebih curam maupun lebih tinggi. Namun,
penggunaan cara ini belum mampu mengantisipasi adanya longsoran-longsoran kecil,
karena cara-cara di atas belum ada yang mampu mengikat tiap butir tenah secara
baik. Yang dilindungi hanya tepi lereng yang diberi dinding penahan, sedangkan
lapisan atas tanah dibiarkan terbuka.
7
Metode pencegahan longsor lainnya menggunakan lapisan geosintetik yang
belakangan banyak dilakukan. Pada prinsipnya, metode ini dilakukan untuk mengikat
butir-butir tanah dengan memberikan lapisan selimut lolos air (permeable) untuk
menutupi seluruh permukaan tanah. Pada daerah dengan lereng curam, biasanya
lapisan geosintetik diikat ke lapisan tanah keras menggunakan angkur. Namun,
kelemahan dari metode ini, selain biaya yang mahal dan proses yang rumit, lapisan
tanah yang tertutup menjadi tidak produktif dan hanya mungkin ditumbuhi oleh
rerumputan.
Pada daerah pertanian dan perkebunan seperti Lembang dan sekitarnya, metode
geosintetik tentu saja tidak dapat diterapkan dalam skala yang luas untuk melindungi
lereng secara keseluruhan. Walaupun di atas lapisan geosintetik dapat ditutup dengan
lapisan tanah, namun pasti tingkat produktifitasnya tidak sebaik tanah asli. Akar-akar
tanaman yang ada dapat merusak lapisan geosintetik. Metode ini hanya cocok
diterapkan pada bangunan infrastruktur sipil yang memang memerlukan kestabilan
lereng yang baik, seperti :jalan, lining pada sungai, dan sebagainya
8
berahan lama kemungkinan bertahan nya hanya 6 bulan, maka dari itu geogrid harus
di tutupi agar tdk terkena cahaya matahari langsung sehingga daya tahannya bisa
sampai 10 tahun. kemudian Lapisan geogrid dan geomat ditahan oleh paku angkur
sepanjang 1,5 m yang di tancapkan pada lereng agar tidak mudah terlepas. Setelah
seluruh pemasangan geogrid dan geomat telah selesai selanjutnya dilakukan
pembuatan saluran irigasi pada tiap trapnya guna untuk mencegah gerusan tanah oleh
air.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek.
Secara keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
9
peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup
dan melancarkan proses produksi.
2. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
3. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
4. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat
atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan
pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko
kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai
dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja
sebagai penggunanya.
10
Untuk masalah K3 pada proyek Rekonstruksi dan penanganan lereng
Napabomba - Kebun Kopi – Toboli pihak proyek mendatangkan langsung ahli K3
dari sumatera. Untuk pelaksanaan K3 nya mereka memberlakukan sistem buka tutup
jalan agar proses pekerjaan lancar dan tidak adanya terjadi kecelakaan kerja.
penempatan material nya tertata rapi dan tidak memakan badan jalan sehingga arus
lalulintas tidak terhambat. Sayangnya pada Penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri )
masih terdapat pekerja yang tidak menggunakan APD dan hanya menggunakan
pakaian seadanya dan tidak adanya teguran dari pengawas.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya kuliah lapangan, mahasiswa banyak mendapat hal positif guna
menunjang pengalaman individu seperti bagaimana pengawasan, pelaksanaan
dilapangan, Manajemen waktu, memimpin/mengatur para pekerja dan
skill/keterampilan sangat perlu dalam lancarnya sebuah proyek berjalan. Kuliah
lapangan juga berdampak positif bagi Universitas karena dengan adanya Kuliah
Lapangan dapat menjalin hubungan baik antara Universitas dengan perusahaan yang
bersangkutan. Sehingga kelak lulusan dari Universitas dapat mencalonkan diri
menjadi pegawai atau karyawan pada perusahaan yang telah dikunjungi pada saat
Kuliah Lapangan. Selain itu kesehatan dan keselamatan kerja merupakan faktor yang
harus diperhatikan dalam sebuah proyek konstruksi agar tidak terjadi kecelakaan
kerja, dapat mengembangakan ilmu yang telah didapat dari masing-masing
Mahasiswa, serta Mahasiswa siap menjadi generasi-generasi masa depan yang siap
dipakai dalam bidang keteknikan sipil.
12
3.2 Kritik dan Saran
Tim Penyusun beranggapan bahwa kuliah lapangan berjalan dengan sangat baik.
Semua rencana kunjungan berjalan sesuai jadwal yang disepakati. Fasilitas yang telah
disediakan dengan jumlah finansial sudah sesuai. Perusahaan yang dikunjungi juga
memberikan sambutan yang sangat baik kepada mahasiswa dan para dosen yang
mendampingi. Akan lebih baik lagi jika perusahaan yang akan dikunjungi dihimbau untuk
memberikan informasi yang lebih banyak lagi, sehingga ada banyak materi/pengetahuan
baru yang di dapatkan mahasiswa. Namun penulis menyarankan beberapa hal:
13
DAFTAR PUSTAKA
http://infokup.blogspot.com/2013/06/skill-dan-keahlian-teknik-sipil-untuk-bekerja.html
http://tekniksipilamatir.blogspot.com/2017/04/pengertian-struktur-organisasi-proyek.html
https://www.slideshare.net/paulusnn/laporan-praktek-kerja-lapangan-36154209
https://www.situstekniksipil.com/2017/11/definisi-pelelangan-atau-tender.html
http://dhenpharkers.blogspot.com/2014/08/makalah-stabilitas-lereng.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/08/pengertian-k3-serta-tujuannya.html
https://edoc.site/laporan-kerja-praktik-teknik-sipil-unsoed-pdf-free.html
14
LAMPIRAN/DOKUMENTASI
15
16