Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
Teknik Sipil, diperlukan potensi Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
sehingga mampu bersaing di dunia kerja. Agar menjadi mahasiswa yang
berkualitas, Mahasiswa itu sendiri dituntut untuk membekali diri dan mampu
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat di perkuliahan khususnya Mahasiswa
Teknik Sipil. Oleh karena itu diperlukan kerja sama antara dunia perusahaan dan
perguruan tinggi. Bentuk kerja sama yang diadakan yaitu Kerja Praktek bagi
mahasiswa untuk mengenal dunia kerja Teknik Sipil dan menjadi salah satu syarat
ketuntasan studi.
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
bagi mahasiswa Program Studi Sarjana S1 Teknik Sipil. Hal ini sesuai dengan
kurikulum pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat bagi
mahasiswa di semester VII, dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk menempuh studi akhir.
Mahasiswa yang mengikuti program pendidikan ini, selain menerima
materi berupa teori juga mendapatkan ilmu praktek. Pada semester VII (Tujuh)
diberikan praktek berupa survey langsung kelapangan yang lebih dikenal dengan
istilah Kerja Praktek (KP) yang bertujuan sebagai penerapan dan aplikasi dari
disiplin ilmu yang didapat selama di bangku perkuliahan.
Kerja Praktek (KP) yang bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang
dipelajari di kampus, kedunia lapangan secara langsung dan untuk memperluas
wawasan serta meningkatkan cara berfikir ke arah yang lebih logis, analisa dan
konseptual. Dengan demikian setelah melaksanakan Kerja Praktek (KP) ini
mahasiswa UMSB benar-benar menjadi tenaga kerja profesional yang siap pakai.
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mencari atau menentukan lokasi
kerja praktek (KP) pada proyek pembangunan. Penulis mengajukan permohonan
lokasi kerja praktek (KP) pada proyek Pembangunan Ruang Kelas SD N 09
Padang Panjang Timur.
Kerja Praktek (KP) selama 2 bulan (60 hari) terhitung mulai tanggal 22
Juni 2022 s/d 22 Agustus 2022 Penulis memilih lokasi kerja praktek (KP) pada
Proyek Pembangunan Ruang Kelas SDN 09 Padang Panjang Timur, dengan
kontraktor dari CV. Uttamika Perdana.
Maka penulis mengangkat judul laporan Kerja Praktek (KP) dengan judul:
”Analisa Struktur Tangga Proyek Pembangunan Ruang Kelas SDN 09
Padang Panjang Timur”.
1.2 Maksud dan Tujuan KP
Praktek kerja lapangan ini merupakan wadah untuk melihat dan
mengamati tahap-tahap pekerjaan secara langsung di lapangan dan mampu di
lapangan dan mampu mengaplikasikan teori dan praktek yang sudah diperoleh
selama perkuliahan. Dengan demikian, dapat meningkatkan skill profesionalitas
agar bisa bersaing di dunia kerja, selain itu praktek kerja lapangan juga menjadi
pengalaman yang bisa menjadi bekal ketika sudah bekerja di sebuah perusahaan
serta memenuhi salah satu syarat untuk menempuh studi akhir.
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan Kerja Praktek (KP) ini diadakan adalah :
1. Merupakan syarat lulus bagi mahasiswa semester VII pada mata kuliah
Kerja Praktek (KP).
2. Memantapkan kemampuan dan keterampilan serta pengambilan data
lapangan untuk dianalisis dan disajikan pada laporan akhir kerja praktek.
3. Mengaplikasikan pengetahuan akademis sekaligus membandingkan
dengan kenyataan yang ada di lapangan.
4. Menyesuaikan diri pada lapangan kerja sebenarnya, sehingga nantinya
tidak canggung dalam pelaksanaan suatu proyek.
5. Memahami masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dilapangan serta ikut memikirkan pemecahan masalahnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan Kerja Praktek (KP) adalah agar
penulis :
1. Mempersiapkan pengalaman visual tentang segala sesuatu yang
menyangkut kegiatan pembangunan fisik nyata dengan segala aspeknya
yaitu, kerekayasaan, kontraktual, administratif, perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan manajemen di lapangan, sehingga
mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang masalah
tersebut.
2. Mengetahui bentuk-bentuk permasalahan yang timbul dalam pekerjaan di
lapangan dan ikut mencari permasalahan tersebut
3. Membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam
aspek pembahasan, kesimpulan dan saran serta kemampuan untuk
menyampaikan nya dalam bentuk tulisan.
1.3 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek yang penulis laksanakan di Proyek Pembangunan SD N 09
Padang Panjang selama 60 hari dimulai pada tanggal 22 Juni 2022 s/d 22 Agustus
2022.
1.4 Sistematika Laporan
Dalam penulisan laporan ini penulis membagi menjadi 5 bab, dengan
bahasan masing-masing bab sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini akan membahas tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan
Kerja Praktek, Tujuan Umum, Tujuan Khusus, Waktu Pelaksanaan, dan
Sistematika Laporan.
BAB II Tinjauan Umum Proyek
Pada bab ini akan membahas tentang Latar Belakang Proyek, Maksud
dan Tujuan Proyek, Data Proyek, Data Umum Proyek, Data Teknis Proyek,
Proses Pengadaan Jasa Konsultan dan Kontraktor, Struktur Teknis Proyek,
Struktur Organisasi Proyek.
BAB III Tinjauan Pelaksanaan Proyek
Pada bab ini akan membahas tentang Pengertian Metoda Pelaksanaan,
Pekerjaan Struktur Tangga. Dan pelaksanaan struktur lainnya yang diamati di
lapangan.
BAB IV Tinjauan Khusus Proyek dan Perhitungan
Pada bab ini akan membahas tentang satu jenis pekerjaan yang diamati
pada saat praktek kerja lapangan yaitu pekerjaan Struktur Tangga.
BAB V Penutup
Pada bab ini akan membahas tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Pembangunan gedung sekolah seringkali dikaitkan dengan kajian tentang
sarana prasarana sekolah. Lingkungan fisik dan fasilitas sebagai penunjang
kegiatan belajar mengajar dipandang unsur penting agar pelaksanaannya
berkualitas. Proses belajar mengajar terjadi dalam lingkungan yang terstruktur dan
bermakna. Pembelajaran efektif juga tergantung dari ketersediaan gedung sekolah
dan fasilitas pembelajaran yang memadai salah satunya adalah ruang kelas.
(Wulansari, Gaffar, Komariah, & Suryadi, 2021)
“Ruang kelas berfungsi untuk sarana dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila peserta didik akan
merasakan aman dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran, dan hal ini akan
menghasilkan mutu pendidikan yang telah baik.” (Wulansari, Gaffar, Komariah,
& Suryadi, 2021)
Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. Berdasarkan data Kemendikbud, setiap tahun jumlah siswa Sekolah
Dasar Negeri terus meningkat. Salah satunya di SDN 09 Padang Panjang Timur.
Jumlah siswa terus menigkat setiap tahun, sehingga diperlukan pembangunan
ruang kelas baru.
Oleh karena itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang
memberikan dana untuk pembangunan ruang kelas baru yang dilaksanakan oleh
CV. Uttamika Perdana dengan nomor kontrak 03/SD9PPT-FISIK/V-2022.
Berlokasi di Jln. A. Yani No. 03 RT. 03 Kelurahan Ekor Lubuk, Kecamatan
Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Dengan biaya Rp.
398.796.994,00 (tiga ratus sembilan puluh delapan juta tujuh ratus sembilah puluh
enam ribu Sembilan ratus Sembilan puluh empat rupiah) dan waktu pelaksanaan
selama 103 hari kalender, terhitung sejak 18 Mai s.d 29 Agustus 2022.
2.2 Maksud dan Tujuan Proyek
2.2.1 Maksud
Maksud pembangunan ruang kelas SD N 09 Padang Panjang Timur adalah
untuk menyediakan fasilitas belajar mengajar yang lebih aman dan nyaman.
2.2.2 Tujuan
Tujuan pembangun.an ruang kelas SD N 09 Padang Panjang Timur adalah
untuk meningkatkan akses/daya tampung dalam pemenuhan ruang belajar yang
memenuhi standar agar siswa merasakan aman dan nyaman dalam mengikuti
pembelajaran sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu.
2.3 Data Proyek
2.3.1 Data Umum Proyek
1. Nama Proyek : Lanjutan Pembangunan Ruang Kelas SD N
09 Padang Panjang Timur
2. Lokasi : Padang Panjang
3. Pemberian Tugas : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
4. Kontraktur : CV. UTTAMIKA PERDANA
5. Konsultan Perencana : PT. BINA INFRATAMA
6. Konsultan Pengawas : CV. RF CONSULTANT
7. Waktu Pelaksanaan : 103 hari Kalender
: Tahun Anggaran 2022
8. Jenis Kontrak : Terbuka
9. Nilai Kontrak + PPN : Rp. 438.676.694,00
2.3.2 Data Teknis Proyek
Adapun data-data Proyek antara lain :
1. Jenis Bangunan : Bangunan Sarana Pendidikan
2. Jenis Struktur : Konstruksi Beton Bertulang
3. Jenis Semen yang Digunakan : Semen Portland (PCC)
4. Mutu Beton : K-250
2.3.3 Struktur Teknis Proyek
Pihak-pihak yang terlibat :
1. Owner : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Kontraktor : CV. UTTAMIKA PERDANA
3. Konsultan Perencana : PT. BINA INFRATAMA
4. Konsultan Pengawas : CV. RF CONSULTANT

Bagan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

PT. BINA INFRATAMA PT. CV RF CONSULTANT

CV. UTTAMIKA PERDANA

Gambar 2.1 Bagan pihak-pihak dalam proyek

(sumber : Data Proyek)

Keterangan Gambar :

Garis Koordinasi
Garis Perintah
2.4 Proses Pengadaan Jasa Konsultan dan Kontraktor
2.4.1 Pemilik (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana atas
pembangunan proyek tersebut. Owner pada proyek Pembangunan Ruang Kelas
SD N 09 Padang Panjang Timur adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Padang Panjang, yang dilaksanakan oleh tim pelaksana pembangunan proyek
yang dibentuk oleh owner.

Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah :


1. Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas, maupun
kontraktor mengenai tugas dan wewenang masing-masing secara jelas.
2. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
3. Menerima atau menolak saran-saran kontraktor yang berhubungan dengan
pembangunan proyek.
4. Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan pekerjaan.
5. Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai segala hal
yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
6. Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang diperlukan
untuk menjamin kelancaran proyek.
7. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
8. Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah selesai dan sesuai
dengan kontrak.
2.4.2 Konsultan
2.4.2.1 Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang diserahi tugas oleh owner untuk
membuat laporan perencanaa, manajemen proyek dan melaporkan kepada owner
segala sesuatu tentang proyek selama batas wewenangnya.
Pada proyek ini yang bertindak sebagai Konsultan Perencana adalah PT.
Bina Infratama.
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah :
1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek
(owner)
2. Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar sesuai
keinginan atau ide pemilik proyek
3. Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta jangka waktu
pelaksanaan
4. Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak
5. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan yang tidak memungkinkan desain tersebut diwujudkan.
6. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
perencanaan.
2.4.2.2 Konsultan Pengawas
Tim pengawas adalah badan usaha atau pihak yang ditunjuk oleh pemilik
proyek (owner) untuk mewakili pihak proyek dalam memimpin, mengkoordinir
dan mengawasi pekerjaan di lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan baik
secara teknis maupun administratif dan kemudian memberikan laporan kepada
pemilik proyek.
Pada proyek ini yang bertindak sebagai Konsultan Pengawas adalah CV.
RF Consultant
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :
1. Mengawasi jalanya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan kuantitas.
2. Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi penyimpanan.
3. Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan tambahan.
4. Memeriksa dan memberikan persetujuan izin kerja, penggunaan dan pengujian
material, schedule kerja serta berita acara kemajuan pekerjaan kontraktor
pelaksanaan.
5. Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi, melakukan
perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan kelayakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
6. Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat teknis.
2.4.3 Kontraktor
Kontraktor ialah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek dengan
perjanjian kontrak setelah melalui proses pelelangan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar kerja, peraturan-peraturan dan syarat-
syarat yang telah ditetapkan oleh pihak perencana. Apabila pekerjaan telah selesai
dikerjakan oleh kontraktor sesuai dengan perjanjian kontrak maka hasil pekerjaan
itu diserahkan kepada pemilik.
Pada proyek ini yang bertindak sebagai Kontraktor adalah CV. Uttamika
Perdana.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk melaksanakan proyek.
2. Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan pekerjaan.
3. Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
4. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
5. Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita acara.
Adapun penjelasan hubungan dari unsur pengelola pelaksanaan proyek
tersebut adalah sebagai Berikut :
1. Hubungan antara Pemilik (Owner) dan Kontraktor
Hubungan kerja antara pemilik proyek dan Kontraktor Pelaksana (CV.
Uttamika Perdana) adalah hubungan kerja yang bersifat kontraktual dan
fungsional. Kedua belah pihak diikat dengan kontrak, dimana kontraktor
berkewajiban menjalankan semua pekerjaan yang tertulis dalam kontrak sesuai
dengan spesifikasi dan gambar rencana. Pemilik proyek memperoleh
pelaksanaan proyek yang sebaik-baiknya tepat waktu dengan harga yang
ekonomis.
Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor dapat melakukan koordinasi
kepada pemilik proyek dan mengusulkan perubahan desain berikut metode
pelaksanaan dan perhitungannya, jika dianggap perencanaan awal kurang tepat
ataupun jika ada pekerjaan yang dianggap perlu dalam penyelesaian proyek
yang belum ada dalam kontrak. Kontraktor berhak atas jasa yang harus
diterimanya dari Pemilik sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani.
2. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) dengan Tim Pengawas
Konsultan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik proyek diikat dengan
suatu ikatan kerja (kontrak kerja), antara lain berisikan kewajiban dari
Konsultan Pengawas untuk melaksanakan tugas yang diberikan pemilik dengan
baik dan penuh tanggung jawab. Sedangkan pemilik berkewajiban memberikan
imbalan jasa kepada Konsultan Pengawas berupa pembayaran yang diatur
dalam perjanjian kontrak kerja.Dalam melaksanakan tugasnya apabila
Konsultan Pengawas menemui permasalahan pekerjaan yang dilaksanakan
Kontraktor maka Konsultan Pengawas mengkoordinasikan kepada pemilik
proyek dan pemilik proyek dapat mengambil suatu keputusan pemecahan
masalah. Dalam proyek ini, yang bertindak langsung sebagai Konsultan
Pengawas adalah CV. RF Consultant.
3. Hubungan Tim Pengawas dengan Kontraktor
Hubungan Konsultan Pengawas (CV. RF Consultant) dengan Kontraktor
Pelaksana (CV. Uttamika Perdana) adalah hanya sebatas hubungan fungsional
dalam pelaksanaan pekerjaan dimana Konsultan berhak menyetujui/menolak
sesuatu bahan/material dan Kontraktor wajib mematuhinya bila tidak
menyimpang dari kontrak yang telah disepakati. Adapun antara Konsultan
Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana melakukan hubungan fungsional
dimana Konsultan Pengawas melakukan pengawasan sesuai dengan bestek dan
gambar yang mengikat kepada kontrak masing-masing.sedangkan kontraktor
menjalankan tugasnya sesuai kontrak dan bestek yang ada.
4. Hubungan Pemerintah dengan Pemilik, Konsultan dan Kontraktor
Hubungan antara Pemerintah dengan Pemilik, Konsultan dan Kontraktor
adalah berupa hubungan kepatuhan yang mana hubungan kepatuhan disini
adalah semua yang dilakukan oleh Pemilik, Konsultan dan Kontraktor untuk
pembangunan tersebut harus sesuai dengan aturan atau undang-undang yang
telah ditentukan oleh pemerintah. Artinya semua pihak yang terlibat harus
patuh dan tunduk pada peraturan tersebut.
2.5 Struktur Organisasi Proyek
Dalam berbagai bidang perkerjaan, struktur organisasi merupakan salah
satu hal terpenting yang harus dimiliki, Demikian juga halnya dengan perkerjaan
yang berkaitan dengan pembangunan suatu konstruksi. Struktur organisasi pada
proyek pembangunan diperlukan agar proyek berjalan secara efektif, efisien dan
berjalan lancar sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN

PROYEK PEMBANGUNAN RUANG KELAS SD N 09

PADANG PANJANG TIMUR

Direktur
Rusydi Halim, ST

TENAGA AHLI
Supervision Engineering
Fendi Yudia, ST

TENAGA PENDUKUNG

INSPEKTORAT
Ga
Yan Hendrawan, ST

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek


Sumber : (CV. RF Consultant)
STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR

PROYEK PEMBANGUNAN RUANG KELAS SD N 09

PADANG PANJANG TIMUR

Direktur
Yogi Perdana Putra

TENAGA AHLI
Pelaksana
A Rahman Syasli, ST

TENAGA PENDUKUNG

Petugas K3
GaKonstruksi
Yogi Perdana Putra

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek


Sumber : (CV. Uttamika Perdana)
2.6 Penerapan SMK3 di Proyek

2.6.1 Pengertian SMK3

“Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditinjau dari segi keilmuan dapat
diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 dijabarkan ke dalam Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3.” (Pangkey, Malingkas, &
Walangitan, 2012)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3


adalah bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, peng-
kajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisin dan
produktif (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 09 / PER / M / 2008).
(Pangkey, Malingkas, & Walangitan, 2012)

Menurut Peraturan Menteri No. PER. 05/MEN/1996, Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari system manajemen
secara keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkaji, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif. (Pangkey, Malingkas, & Walangitan, 2012)

Bagi seorang pekerja dan perusahaan, keselamatan kerja menjadi hal yang
utama, kesehatan dan keselamatan kerja diatur didalam undang-undang
ketenagakerjaan. Perusahaan maupun pekerja harus memahami tentang
keselamatan kerja, salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pada proyek pembangunan
ruang kelas SD N 09 Padang Panjang ini adalah sebagai berikut :

1. Topi Pelindung (Safety Helmet)


Safety helmet berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan maupun
jatuhnya benda. Safety helmet wajib digunakan oleh seluruh pekerja di
area pabrik maupun proyek yang wajib dilengkapi dengan tali dagu (chin
strap).

Gambar 2.1 : Topi Pelindung (Safety Helmet)


Sumber : Dokumentasi Lapangan
2. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
Masker digunakan pada pekerjaan yang memiliki potensi terpaan debu,
asap, uap, atau gas beracun. Untuk melindungi diri dari paparan debu
dapat menggunakan masker sekali pakai yang terbuat dari katun, kasa,
maupun kertas. Sedangkan untuk melindungi diri dari paparan uap, asap,
maupun gas beracun dapat menggunakan respirator.

Gambar 2.2 : Masker


Sumber : Data di Lapangan
3. Sarung Tangan (Safety Gloves)
Gloves atau sarung tangan harus digunakan saat melakukan pekerjaan
yang memiliki potensi bahaya kontak dengan cairan berbahaya, kontak
dengan sumber panas, dan kontak dengan sumber listrik. Sarung tangan
pada umumnya dibedakan berdasarkan jenis bahannya, seperti bahan kain,
karet, maupun kulit. Penggunaan jenis bahan sarung tangan dapat
disesuaikan dengan potensi bahaya yang dihadapi.

Gambar 2.3 : Safety Gloves


Sumber : Dokumentasi Lapangan
4. Sepatu Karet Keselamatan (Safety Shoes)
Safety shoes berfungsi untuk melindungi kaki dari sandungan benda keras,
tajam, kontak dengan cairan, kontak dengan listrik, dan tekanan.

Gambar 2.4 : Safety Shoes


Sumber : Dokumentasi Lapangan
5. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
Safety vest merupakan rompi yang dirancang khusus dan dilengkapi
dengan relektor atau pemantul cahaya. Fungsi safety vest ini adalah supaya
pekerja mudah terlihat terutama pada malam hari.
Gambar 2.5 : Safety Vest
Sumber : Dokumentasi Lapangan
6. Tali Keselamatan
Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi gerak
pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang diinginkan.

Gambar 2.6 : Tali Keselamatan


Sumber : Dokumentasi Lapangan
7. Pelindung Jatuh (Fall Arrester)
Perangkat ini digunakan bila pekerja membutuhkan perpindahan tempat
atau bergerak secara vertikal, biasanya berjarak cukup panjang
Gambar 2.7 : Pelindung Jatuh (Fall Arrester)
Sumber : Dokumentasi Lapangan
BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Pelaksanaan Pondasi


Jenis pondasi yang di pakai pada Proyek Pembangunan Ruang Kelas SD N
09 Padang Panjang Timur adalah pondasi tapak.

Gambar 3.1 : Pondasi Tapak


Sumber : Dokumentasi Lapangan

Pondasi tapak adalah jenis pondasi bangunan yang menggunakan struktur


beton bertulang dengan ketebalan seragam, umumnya dipakai untuk mendukung
titik beban tunggal pada bangunan.
“Pemilihan jenis pondasi bergantung pada beban yang harus didukung,
kondisi tanah pondasi dan biaya pembuatan pondasi yang dibandingan terhadap
biaya struktur atasnya.” (Jawat, 2015)
Langkah-langkah perancangan pondasi sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah beban efektif yang akan ditransfer ke tanah dibawah
pondasi. Untuk perancangan tulangan, perlu ditentukan besarnya beban
mati dan beban hidup dan beban-beban tersebut harus dikalikan factor-
faktor pengali tertentu menurut peraturan yang berlaku.
2. Menentukan nilai kapasitas dukung ijin. Luas dasar pondasi, secara
pendekatan ditentukan dari membagi jumlah beban efektif dengan
kapasitas dukung ijin.
3. Didasarkan pada tekanan yang terjadi pada dasar pondasi, dapat dilakukan
perancangan struktur dari pondasinya, yaitu dengan menghitung momen-
momen dan gaya geser yang terjadi pada plat pondasi.
Pondasi tapak terpisah, umumnya digunakan untuk mendukung sebuah
kolom, sedangkan pondasi memanjang digunakan untuk mendukung tembok
memanjang. Kedua jenis pondasi tersebut telah banyak dipakai, karena selain
ekonomis juga pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Pada perancangan, biasanya beban-beban kolom dianggap sebagai beban titik dan
beban dinging sebagai beban garis per satuan panjang. (Jawat, 2015)
Tahap pembuatan pondasi tapak :
1. Penggalian Tanah
a. Melakukan pengukuran sesuai dengan blue print bangunan.
b. Kemudian tukang akan menandai spot yang akan digali untuk pondasi
dengan patok kayu.
c. Selanjutnya, spot tanah tersebut harus digali sesuai dengan kedalaman
yang telah ditentukan.
d. Cek kedalaman dan lebar semua pondasi.
2. Pemasangan Pondasi
a. Tukang akan melakukan pengukuran luas tapak dan juga panjang
tulang pondasi
b. Kemudian tukang akan memotong besi sesuai ukuran yang sudah ada
c. Besi-besi akan disatukan membentuk kerangka pondasi dengan
bantuan kawat pengikat
d. Kerangka pondasi yang sudah jadi kemudian akan dimasukkan pada
lubang galian
e. Kerangka ini harus diletakkan tegak lurus dengan bidang tanah
f. Beri ruang antara dasar tanah galian dengan tulang pondasi sekitar 40
mm.
g. Susun papan cetak cor di sekitar tulang pondasi dengan dimensi yang
ditentukan.
h. Kemudian tukang akan menuangkan adonan semen pada kerangka
pondasi tersebut
i. Adonan semen harus dipadatkan dengan bantuan vibrator
j. Pondasi basah ini kemudian dibiarkan mongering selama 28 hari.

3.2 Pelaksanaan Struktur Lainnya yang Diamati di Lapangan


3.2.1 Pelaksanaan Konstruksi Kolom

Gambar 3.2 : Kolom


Sumber : Dokumentasi Lapangan

Kolom merupakan bagian dari suatu kerangka bangunan yang menempati


posisi terpenting dalam system struktur bangunan. Bila terjadi kegagalan pada
kolom maka dapat berakibat keruntuhan komponen struktur lain yang berhubunga
dengannya, atau bahkan terjadi keruntuhan total pada seluruh struktur bangunan.
Tahapan pengerjaan kolom :
1. Memasang bekisting hingga membungkus besi tulangan
2. Melakukan pengecekan posisi bekisting. Pengecekan ini berguna
untuk menentukan apakah posisinya sudah sesuai dengan ukuran yang
direncanakan dana apakah sudah benar-benar tegak
3. Menghitung kebutuhan beton yang diperlukan dalam bangunan
bertingkat yang akan dibangun
4. Membuat adokan beton
5. Melakukan pekerjaan pengecoran kolom, penentuan tinggi cor bisa
dilakukan dengan pedoman pada ukuran bekisting
6. Tunggu hingga beton mengeras, kemudian untuk memastikan
kekuatan beton dapat dilakukan pengukuran kekuatan beton bertulang
3.2.2 Pelaksanaan Konstruksi Balok

Gambar 3.3 : Balok


Sumber : Dokumentasi Lapangan
Balok bangunan merupakan struktur melintang yang menopang beban
horizontal. Jika dilihat dari fungsinya, maka balok adalah bagian structural sebuah
bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban
menuju elemen-elemen kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka
penguat horizontal bangunan akan beban-beban.
Balok yang digunakan pada bagunan ini bervariasi, tergantung dari
besarnya beban yang bekerja di atasnya. Pekerjaan balok dilaksanakan apabila
kolom bangunan sudah selesai dicor dan dalam kedaan sudah siap dibongkar
bekistingnya.
1. Pembesian Balok
Adapun tahap pekerjaan pembesian balok adalah :
a. Pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan pada areal bengkel
pekerjaan besi. Besi di potong dan dibengkokkan sesuai dengan
gambar kerja.
b. Perakitan tulangan dilakukan langsung ditempat. Tulangan pokok yang
telah dipotong diletakkan diatas bekisting balok yang telah dipasang,
kemudian tulangan sengkang dimasukkan ke tulangan pokok.
c. Sengkang diatur jaraknya seperti gambar kerja, dimana pada bagian
tulangan tumpuan berjarak lebih rapat dari pada tulangan lapangan.
d. Tulangan-tulangan tersebut kemudian diikat dengan kawat.
e. Setelah tulangan terpasang, beton decking dipasang agar ketebalan
selimut beton merata.
2. Pemasangan Perancang dan Bekisting
Perancah adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung
dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Perancah bekisting untuk balok dan plat, sebelum pemasangan
perancah dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancah kuat untuk
menahan beban beton, ini sangat penting untuk menghidari terjadinya setel
(penurunan) akibat pengecoran pelat lantai berlangsung.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan plat
lantai adalah :
a. Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai
aucuan dalam pembekistingan plat lantai dan balok.
b. Elevasi dasar atas bekisting plat lantai adalah = EI. LT II – (tebal spasi
+ keramik)
c. Elevasi dasar bekisting balok lantai adalah = EI. Dasar atas bekisting
plat (tinggi balok + tebal plat)
d. Pasangakan scaffolding terlebih dahulu searah balok
e. Pasangan balok 8/12 searah balok beton
f. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm.
g. Pasangkan bekisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor.
h. Masukkan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang
sudah di siapkan.
i. Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pada pelat beton.
j. Pasangkan hari beam dengan jarak per 40 cm
k. Pasangkan bekisting dengan ply wood dengan ketebalan 15mm.
l. Lakukan pemasangan pembesian plat.
m. Bekisting harus dibuat dan dipasangkan sesuai dengan bentuk, ukuran
dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar.
n. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang
diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan bahan-bahan
lainya.
o. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan
bentuk yang tepat bag struktur beton sesuai yang di rencanakan.
p. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang
efisien.
q. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
r. Dalam pemasangan bekisting harus selalu dikontrol elevasi bekisting.
3. Pengecoran Balok
Pada proses pengecoran tenaga kerja lainnya akan memadatkan
beton segar yang sudah dituangkan pada bekisting dengan vibrator guna
memadatkan pengecoran. Adapun tahapan pekerjaan pengecoran adalah :
a. Bekisting serta tulangan pada balok dan plat lantai dicek kembali
sebelum pengecoran dilakukan, agar beton segar dan air semen tidak
tumpah ke bawah ketika melakukan pengecoran.
b. Setalah itu bekisting dibersihkan secara keseluruhan dengan
menggunakan compressor tujuannya agar bekisting bersih dari sisa-
sisa kayu, potongan besi, lumpur dan sampah lainnya yang
menyebabkan pengurangan mutu beton dan keindahan bangunan.
c. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, dimulai dengan
pengecoran pada balok-balok.
d. Setelah balok mulai mengeras atau telah seselai semua dicor, maka
pengecoran lantai secara keseluruhan dapat dilakukan.
e. Selama proses pengecoran berlangsung, pemasatan beton terus
dilakukan dengan menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan
untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal.
f. Meratakan sesuai dengan marking elevasi yang telah ditentukan.
3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan Pada Proyek
3.3.1 Bahan-bahan yang digunakan
1. Pasir
Pasir digunakan untuk menjadi perekat dengan bahan lain seperti
semen yang akan membuat bangunan menjadi kokoh.

Gambar 3.4 : Pasir


Sumber : Dokumentasi Lapangan
2. Semen
Semen digunakan untuk membuat beton dan juga merekatkan batu
bata saat membuat tembok.

Gambar 3.5 : Semen


Sumber : Dokumetasi Lapangan
3. Besi
Besi digunakan untuk rangka utama serta pondasi penyusunan struktur
bangunan. Hal ini karena besi mempunyai kemampuan untuk menarik
serta menahan gaya tekan sehingga bangunan dapat berdiri kuat dan
kokoh.

Gambar 3.6 : Besi


Sumber : Dokumentasi Lapangan
4. Kawat Beton
Kawat beton digunakan untuk mengikat besi beton. Selain itu, kawat
beton juga digunakan untuk mengikat kawat duri pada saat
pemasangan di tembok, dan juga digunakan sebagai penambahan
keamanan saat mengikat kawat dengan besi.

Gambar 3.7 : Kawat Beton


Sumber : Dokumentasi Lapangan
5. Paku
Paku digunakan untuk melekatkan suatu material dengan material
lainnya.

Gambar 3.8 : Paku


Sumber : Dokumentasi Lapangan
6. Batu Bata
Batu bata digunakan untuk bahan konstruksi tembok, pagar, dan
elemen lain.

Gambar 3.9 : Batu Bata


Sumber : Dokumentasi Lapangan
7. Kayu
Kayu digunakan untuk penyangga seperti tiang, balok, kuda-kuda,
jendela, kusen dan sebagainya.
Gambar 3.10 : Kayu
Sumber : Dokumentasi Lapangan
8. Split
Split digunakan sebagai bahan pondasi bangunan. Batu split
merupakan material utama pembuatan beton sehingga sebuah
bangunan bisa kokoh berdiri.

Gambar 3.11 : Split


Sumber : Dokumentasi Lapangan

9. Plafond
Plafond digunakan sebagai penutup atap sebuah bangunan untuk
mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke
dalam ruangan setelah menembus atap.
Gambar 3.12 : Plafond
Sumber : Dokumentasi Lapangan

3.3.2 Alat-alat yang digunakan


1. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong kayu, besi ataupun pipa.

Gambar 3.13 : Gergaji


Sumber : Dokumentasi Lapangan
2. Palu
Palu digunakan untuk menumbuk benda agar tertancap dengan kuat,
biasanya digunakan untuk menancapkan paku pada sebuah objek.
Gambar 3.14 : Palu
Sumber : Dokumentasi Lapangan
3. Sendok Semen
Sendok semen digunakan untuk mengambil semen dari zak ke ember
cor, membuat adukan beton, memplester dinding, dan mengaci
dinding.

Gambar 3.15 : Sendok Semen


Sumber : Dokumentasi Lapangan
4. Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari api, suhu
panas dan dingin, radiasi, arus listrik, benturan dan pukulan, tergores
benda tajam/kasar. Selain itu juga digunakan untuk melindungi tangan
dari kontak biologis atau bahan kimia infeksi virus atau bakteri.
Gambar 3.16 : Sarung Tangan
Sumber : Dokumentasi Lapangan
5. Gerobak
Gerobak digunakan untuk membagi beban bawaan antara roda dengan
penggunanya, sehingga memungkinkan seseorang membawa barang
yang lebih berat dan lebih besar dibandingkan dengan membawa
langsung.

Gambar 3.17 : Gerobak


Sumber : Dokumentasi Lapangan
6. Sekop
Sekop digunakan untuk memudahkan pekerja untuk memindahkan
pasir atau mengaduk adonan semen.
Gambar 3.18 : Sekop
Sumber : Dokumentasi Lapangan
7. Cangkul
Cangkul digunakan untuk mencampur adukan maupun mengaduk
hasil adukan spesi.

Gambar 3.19 : Cangkul


Sumber : Dokumentasi Lapangan
8. Scafolding
Scafolding digunakan sebagai platform bagi pekerja konstruksi untuk
bermanuver dengan aman saat bekerja di posisi yang ditinggikan.
Gambar 3.20 : Scafolding
Sumber : Dokumentasi Lapangan
9. Mesin Gerindra
Mesin gerindra digunakan untuk memotong benda yang relative tidak
tebal, menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja,
mengasah alat potong agar menjadi tajam dan sebagai finishing pada
proses akhir pengerjaan benda kerja.

Gambar 3.8 : Mesin Gerindra


Sumber : Dokumentasi Lapangan
BAB IV

TINJAUAN KHUSUS PROYEK DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Primer Tangga


Data yang didapatkan dengan melakukan pengamatan langsung ke
lapangan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya di lokasi proyek dan
sekitarnya, dari pengamatan dan survey lapangan didapat data-data sebagai
berikut :
a. Data Rangka
Nama Proyek : Pembangunan Ruang Kelas SD N 09 Padang
Panjang Timur
Fungsi Bangunan : Sarana Pendidikan
Tebal Pelat Tangga : 150 cm
Selimut Beton : 20 cm
Fc’ : 25 MPa
Fy : 240 MPa
Tulangan : Ø12

4.2 Teori dan Rumus


4.2.1 Teori Struktur Tangga
Didalam suatu bangunan, tangga merupakan struktur yang merupakan
komponen terpenting dalam penggunaannya. Suatu gedung bertingkat tidak akan
dapat digunakan secara optimal, apabila tidak ada struktur tangga didalamnya.
(Kholiq, 2015)
Pada analisis yang akan dilakukan, perhitungan akan kebutuhan tulangan
pada pelat tangga berdasarkan pada peraturan SNI 03-2847-2002.
1. Konstruksi Tangga
Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan
penghubung ke lantai tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia
untuk gedung, 1983, bahwa beban ditangga lebih besar dari pada beban
plat lantai.
a. Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/m2
b. Untuk bangunan umum diambil = 300 kg/m2

Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya,


jika terjadi penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga
berubah, jika konstruksi tangga tersendiri artinya terpisah dengan
structural rangka bangunan, dibuatkan pondasi tersendiri rangka tangga
tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm. Bidang momen terjadi
pada ibu tangga.
2. Bahan Tangga
Dapat dari bahan kayu, beton bertulang, baja, batu alam.
a. Tangga kayu
Mudah dikerjakan, harga yang relative murah, menggunakan bahan
alami sehingga menambah kesejukan pada ruangan.
b. Tangga beton bertulang
Konstruksi kuat dan awet, tidak mudah rusak, pemakaian jangka
panjang, bahan tahan terhadap api. Bisa dipasang pada bangunan
umum dan bangunan tingkat rendah atau lebih.
3. Tipe Tangga
Tipe tangga ada 8 macam yaitu sebagai berikut :
a. Tangga Lurus
Tangga lurus adalah tangga yang tidak mengalami perubahan arah
pada bentuk dan modelnya. Tangga ini tangga yang paling umum
digunakan, seperti rumah, kantor dan sekolah
b. Tangga berbentuk L
Tangga berbentuk L merupakan variasi dari tangga lurus dengan
lekukan di beberapa bagian.
c. Tangga berbentuk U
Tangga berbentuk U adalah dua tangga lurus dengan posisi parallel
yang disatukan oleh sebuah landing di sisi atas tangga bawah dan sisi
bawah tangga atas.
d. Tangga berliku
Tangga berliku adalah variasi dari tangga berbentuk L. Tangga ini
menggunakan landing dengan permukaan tangga berbentuk pai atau
segitiga di trasisi sudut. Jenis tangga ini dapat menciptkan transisi
yang lebih mulus secara visual diibanding jenis tangga yang lain.
e. Tangga spiral
Tangga spiral memiliki bentuk spiral atau mengikuti busur heliks.
f. Tangga melengkung
Memiliki bentuk yang mengikuti busur heliks. Namun, memiliki
radius yang jauh lebih besar dan biasanya tidak membuat lingkaran
penuh.
g. Tangga kantilever
Memiliki bentuk dimana anak tangga tampak melayang di udara tanpa
penyangga.
h. Tangga memisah
Memiliki tangga lebar yang dimulai dari bagian bawah dan berakhir
pada bagian landing di bagian atas yang memiliki dua tangga ke arah
berlawanan.
4.2.2 Rumus dan Perhitungan Tangga

Analisa Kelayakan Tangga


Data yang direncanakan sebagai berikut:
Fc : 25 MPa
Fy : 240 MPa
Tinggi Tangga : 400 cm
Tinggi Optrede : 18 cm
Jumlah Optrede : = 22.2 ~ 23 buah

Tangga akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah

- Bagian bawah : 11 optrede → hbawah = 18 x 11 = 198 cm


- Bagian atas : 11 optrede → hatas = 18 x 11 = 198 cm
a. Syarat tangga
- 2 optride + 1 antride = 65 cm
- 2 x 18 + 1 antride = 65 cm
1 antride = 65 – 36
1 antrider = 29 cm

Sudut kemiringan tangga < 45˚

ɑ = Arc tg ( ) = 32.01˚

Lebar tangga yang direncanakan untuk 2 orang, maka diambil lebar tangga
170 cm dengan panjang bordes 350 cm

b. Lebar Pelat Tangga dan Pelat Bordes


Sin ɑ = 0,53
Cos ɑ = 0,85
Perhitungan Pembebanan
1. Tangga

L = 3,2² + 2² = 3,77

- Tebal pelat tangga

hmin = x (0.4 + )

= x (0.4 + )

= 140,03 mm ~ 150 mm
Jadi, untuk tebal plat lantai 150 mm
- Tebal pelat bordes

hmin = x (0.4 + )

= x (0.4 + )

= 140,03 mm ~ 150 mm

Jadi, untuk tebal pelat bordes 150 mm


T = 18 x cos (32,01) = 15,3
t = ½ x 15,3 = 7,65
t = 15 + 7,65 = 22,65
Beban mati (Wp)
- Berat sendiri pelat + anak tangga = 0.2265 m x 24 kN/m3 x 1,7m
= 9,24 kN/m
- Berat Penutup Lantai = 0,24 kN/m2 x 1,7 m
= 0,41 kN/m
- Berat Adukan = 0,21 kN/m2 x 1,7 m
= 0,36 kN/m
- Berat Sandaran = 0,20 kN/m2 x 1,7 m
= 0,34 kN/m
Wp = 10,35 kN/m

Beban Hidup (WL)


WL = 1,2 Wp + 1,6 WL
= (1,2) 10,35 + (1,6) 4,33
= 19,348 kN/m
2. Pembebanan Bordes
Beban Mati (Wp)
- Beban sendiri pelat = 0,15m x 1,7m x 24 kN/m3 = 6,12 kN/m
- Beban adukan = 0,21 kN/m2 x 1,7m = 0,36 kN/m
- Beban keramik = 0,24 kN/m2 x 1,7m = 0,41 kN/m
- Beban sandaran = 0,20 kN/m2 x 1,7m = 0,34 kN/m
(Wp) = 7,23 kN/m

Beban Hidup (WL)


WL = 3 kN/m2 x 1,7 m = 5,1 kN/m

Beban Terfaktor
Wu = 1,2 Wp + 1,6 WL
= (1,2) 7,23 + (1,6) 5,1
= 16,836 kN/m
Analisa Struktur

1. Momen inersia
IAB = . b. H³ = . 170 . 15³ = 47.812 cm⁴ dimisalkan I

IBC = . b. H³ = . 170 . 15³ = 47.812 cm⁴ dimisalkan I

2. Faktor kekakuan
KAB = KBA = = ,
= 1,06

KBC = KCB = = ,
= 3,363

3. Factor distribusi
,
𝜇A-B = , ,
= 0,23
,
𝜇B-C = , ,
= 0,77

4. Momen primer
. . . ² , . , . , ²
MAB = + =+ = + 19,48 kN/m
. . . ² , . , . , ²
MBA = - =- = - 19,48 kN/m
. ² , . , ²
MBC = + =+ = + 1,70 kN/m
. ² , . , ²
MCB = - =- = - 1,70 kN/m

5. Perataan momen

Gambar 4.1 : Perataan Momen


6. Momen design

Gambar 4.2 : Momen Design

Free Body

Gambar 4.3 : Free Body

∑M1 = 0
(100,86 . 3,2) – AH . 21,53 – 19,348 . 3,77 . 1,6 + 15,39
( , , ) , , , , ,
AH =

= 99,95
Uraian Gaya

Gambar 4.4 : Uraian Gaya

Gambar 4.5 : Free Body Batang A1

Kontrol :

138,41 – (99,76 + (10,254 x 3,77) = 0

(16,446 x 3,77) – 32,76 – 29,24 = 0


4.2.2 Penulangan Pelat Tangga dan Bordes

- Tebal Pelat Tangga = 150 cm


- Selimut Beton = 20 cm
- Fc’ = 25 MPa
- Fy = 240 MPa
- Tulangan = Ø12

D = h – selimut beton - ½ Ø
= 150 – 2 - ½ 12
= 124 cm

1. Tulangan Tumpuan A
Mu = 21,53 KNm
K = ∅. . ²
, . ⁶
= , . . ²

= 1,750 → 𝜌 = 0,0077

As =𝜌.b.d
= 0,0077 x 1000 x 124
= 954,8
Maka dari table
Tulangan ∅ 12 – 100 → As pakai 1131,0
2. Tulangan Tumpuan B
Mu = 15,39 KNm
K = ∅. . ²
, . ⁶
= , . . ²

= 1,251 → 𝜌 = 0,0058
As =𝜌.b.d
= 0,0058 x 1000 x 124
= 719,2
Maka dari table
Tulangan ∅ 12 – 100 → As pakai 1131,0
3. Tulangan Lapangan
Mu = 11,06 KNm
K = ∅. . ²
, . ⁶
= , . . ²

= 0,899 → 𝜌 = 0,0058
As =𝜌.b.d
= 0,0058 x 1000 x 124
= 719,2
Maka dari table
Tulangan ∅ 12 – 100 → As pakai 1131,0
4. Tulangan Pembagi
As = 0,002 . b. h
= 0,002 x 1500 x 150
= 450
Maka dari table
Tulangan ∅ 10 – 150 → As pakai 523,6

PENULANGAN PELAT BORDES

Fc = 25 MPa
Fy = 240 MPa
Tulangan = ∅ 12
Tebal Pelat Bordes = 150 cm
Selimut Beton (P) = 20 mm
D =h–p-½Ø
= 150 – 20 - 6
= 124 cm
1. Tulangan Tumpuan B
Mu = 15,39 KNm
K = ∅. . ²
, . ⁶
= , . . ²

= 1,251 → 𝜌 = 0,0058
As =𝜌.b.d
= 0,0058 x 1000 x 124
= 719,2
Maka dari table
Tulangan ∅ 12 – 150 → As pakai 754,0
2. Tulangan Tumpuan C
Mu = 5,14 KNm
K = ∅. . ²
, . ⁶
= , . . ²

= 0,418 → 𝜌 = 0,0058
As =𝜌.b.d
= 0,0058 x 1000 x 124
= 719,2
Maka dari table
Tulangan ∅ 12 – 150 → As pakai 754,0
3. Tulangan Lapangan
Mu = 7,78 KNm
K = ∅. . ²
, . ⁶
= , . . ²

= 0,632 → 𝜌 = 0,0058
As =𝜌.b.d
= 0,0058 x 1000 x 124
= 719,2
Maka dari table
Tulangan ∅ 12 – 150 → As pakai 754,0
4. Tulangan Pembagi
As = 0,002 . b. h
= 0,002 x 1500 x 150
= 450
Maka dari table
Tulangan ∅ 10 – 150 → As pakai 523,6

Gambar 4.6 : Penulangan Tangga

PENULANGAN BALOK BORDES


Fc = 25 MPa
Fy = 240 MPa
Dimensi Balok= 30 x 40 cm
Tulangan = ∅ 16
Sengkang =∅8
Selimut beton = 40 mm
D = h – selimut beton - ∅ sengkang - ½ ∅ tulangan pokok
= 400 – 40 – 8 - ½ 16
= 344 mm

a. Pembebanan Balok Bordes


Beban Mati
- Berat balok = 0,3 m x 0,4 m x 24 kN/m3 = 2,88 KN/m
- Berat Plesteran 2 cm = 0,21 KN/m2/cm x 4 cm = 1,43 KN/m
- Berat dinding = 2,5 KN/m2 x 2 = 5,00 KN/m
- Beban sendiri pelat = 0,15m x 1,7 m x 24 kN/m3 = 6,12 KN/m
- Berat adukan = 0,21 KN/m2 x 1,7 m = 0,36
KN/m
- Berat Keramik = 0,24 KN/m2 x 1,7 m = 0,41
KN/m
- Berat sandaran = 0,20 KN/m2 x 1,7 m = 0,34
KN/m
WD = 16,54 KN/m

Beban Hidup (WL)


WL = 3 KN/m2 x 1,7 m = 5,1 KN/m
Beban Terfaktor
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (16,54) + 1,6 (5,1)
= 28,008 KN/m

Mtumpuan = x Wu x L²

= x 28,008 x 3,5²

= 28,591 KNm

K = ∅. . ²
, ⁶
= , ²

= 1,006
Pada table ratio penulangan dipohusodo, 𝜌 < 𝜌 min sehingga
dipakai 𝜌min = 0,0058
As =𝜌.b.d
= 0,0058 x 300 x 344
= 598,56 mm2
N =
. ²

,
=
. ²
= 2,977 ~ 3 buah
As terpasang = 670,2 mm → 3 ∅ 16

Cek momen nominal (Mn)


.
a = , . .
,
= ,

= 25, 231
∅Mn = ∅ As. Fy (d - )
,
= 0,8 x 670,2 x 240 (344 - )

= 42,6 x 10⁶
Syarat ∅ Mn > Mu
42,6 x 10⁶ > 28,591
b. Tulangan Lapangan
Mu = x Wu x L²

= x 28,008 x 3,5²

= 14,296 KNm
k = ∅. . ²
, ⁶
= , ²

= 0,5033
Pada table ratio penulangan dipohusodo, 𝜌 < 𝜌 min sehingga
dipakai 𝜌min = 0,0058
As =𝜌.b.d
= 0,0058 x 300 x 344
= 598,56 mm2
n =
. ²

,
=
. ²

= 2,977 ~ 3 buah
As terpasang = 670,2 mm → 3 ∅ 16

Dari hasil perhitungan didapat tulangan tumpuan dipakai 3D16 dan


tulangan lapangan dipakai 3D16

Cek momen nominal (Mn)


.
a = , . .
,
= ,

= 25,231
∅Mn = ∅ As . Fy (d - )
,
= 0,8 x 670,2 x 240 (344 - )

= 42,6 x 10⁶

Syarat ∅Mn > Mu


42,6 x 10⁶ > 14,296
c. Penulangan Geser Balok Bordes
Vu = . Wu . L

= x 28,008 x 3,5

= 49,014 KN
Deff = 344 mm
Vc = . 𝑓𝑐′ .b .deff

= . √25 x 300 x 344

= 86 KN
d + kolom = 344 + x 500

= 594 mm
= 0,594 m
X = . L = x 3,5 = 1,75 m
. ( )
Vu kritis =
, ( , , )
= ,

= 32,377 KN
∅ Vc = 0,75 x 86 KN
= 64,5 KN

Vu kritis < ∅ Vc
32,377 KN < 64,5 KN → Tidak diperlukan tulangan geser
Digunakan tulangan sengkang praktis
Smaks = = = 172 mm

Dipakai ∅8-150
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mengikuti Kerja Praktek (KP) selama lebih kurang 2 (dua) bulan
pada pelaksanaan proyek Pembangunan Ruang Kelas SD N 09 Padang Panjang
Timur yang berlokasi di Padang Panjang, penulis banyak mendapatkan
pengetahuan baik mengenai sistem organisasi dalam suatu pelaksanaan pekerjaan
proyek maupun pengetahuan tentang langkah-langkah pengerjaan atau
pelaksanaan dari tiap item pekerjaan baik yang diamati maupun diikuti.
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan selama mengikuti kegiatan
Kerja Praktek, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas SD N 09 Padang Panjang
Timur alat yang digunakan sudah sesuai dengan yang diminta oleh pihak
terkait.
2. Dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lapangan
penulis melihat banyak sekali terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh
pekerja. Walaupun jumlah kecelakaan di proyek sangat kecil, tetapi resiko
terjadinya kecelakaan tidak bisa dipungkiri lagi.
3. Material yang digunakan sudah sesuai dengan yang tertera pada kontrak.
4. Struktur tangga untuk tinggi dan lebar anak tangga sangat menentukan
kenyamanan, sehingga orang yang naik tidak akan cepat lelah dan yang
turun tidak mudah tergelincir, sesuai dengan perhitungan atau standart
ideal dari perancanaan tinggi dan lebar pada suatu anak tangga dengan
optrede 18 cm dan antride 30 cm.
5. Dengan antride 30 cm dan optrede 18 cm, dan tinggi total keseluruhan
adalah 4 m maka total anak tangga adalah 23 buah anak tangga, dari nilai
tersebut terdapat selisih maka beda tinggi anak tangga diletakkan pada satu
anak tangga yang paling atas atau paling bawah.
6. Menurut perhitungan penulis design tangga yang di design oleh perencana
sudah sesuai dengan SNI, yaitu menggunakan basic tulangan dengan
diameter 12 dan fy tulangan yang digunakan 240 MPa.
5.2 SARAN
Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan proyek ini, ada beberapa
saran yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan dalam melakukan pelaksanaan
dilapangan sebagai rekomendasi dari praktikan :
1. Pelaksanaan pekerjaan harus direncanakan dengan mempertimbangkan
factor teknis dan non teknis supaya kelancaran pelaksanaan tidak
terganggu atau terhenti.
2. Pihak-pihak yang terkait dalam proyek pembangunan ruang kelas SD N 09
Padang Panjang Timur diharapkan dapat mendukung penuh dan
membantu kelancaran proses pembangunan dengan bertanggung jawab
atas kesehatan dan keselamatan bersama dengan menaati prosedur, metode
kerja, dan rambu-rambu yang telah disiapkan demi menjaga mutu dan
kualitas pekerjaan serta menjaga keamanan dan keselamatan kerja.
3. Laporan ini jauh dari kata sempurna, diharapkan saran dan kritik yang
membangun agar penulis dapat memperbaiki kemudiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Jawat, I. W. (2015). Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi. PADURAKSA, 4(2),


2303-2693.

Kholiq, A. (2015). Analisis Struktur Tangga Proyek Pembangunan RSUD Cideres


Majalengka. Jurnal J-Ensitec, 01(02), 1-9.

Pangkey, F., Malingkas, G. Y., & Walangitan, D. (2012, Juli). Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek
Konstruksi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2(2), 100-113.

Rifai, R., Surjandari, N. S., & Dananjaya, R. H. (2018). Analisis Pondasi


Gabungan Telapak dan Sumuran (Telasur) dengan Variasi Rasio
Kedalaman dan Lebar Telapak (B=1,5 M) pada Tanah Lempung
Homogen. Jurnal Matriks Teknik Sipil, 451-457.

Rizolla, A. I., & Apriyanti, Y. (2015). Analisis Daya Dukung Pondasi Tapak
dengan Menggunakan Perkuatan Cerucuk dibandingkan dengan Pondasi
Sumuran. Jurnal Fropil, 3(1), 29-40.

Wulansari, S., Gaffar, M. F., Komariah, A., & Suryadi. (2021). Pembangunan
Ruang Kelas di Sekolah Dasar (Kajian dari Apek Pembiayaan). Jurnal
Administrasi Pendidikan, 28(2), 283-289.

Anda mungkin juga menyukai