PENDAHULUAN
a. Pemberian Tugas/Pemilik/Owner
b. Konsultan Perencana
c. Konsultan Pengawas
d. Kontraktor Pelaksana
Keempat unsur tersebut mempunyai fungsi dan peran masing-masing.
Fungsi dan peran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Tugas/Pemilik/Owner
Pemberian tugas/pemilik/owner atau lebih dikenal dengan istilah
bowheer adalah badan hukum/instansi atau perseorangan yang
berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan pekerjaan
bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang
bergerak pada jasa kontruksi bidang perencanaan pekerjaan
3 Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang
mewujudkan ide pemberi tugas kedalam bentuk tiga dimensi yaitu
sesuai dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai
berikut :
4. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas yang berwenang penuh dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan proyek pembangunan agar dapat berjalan dengan
rencana kerja dan syarat-syaratnya.
Adapun tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah sebagai
berikut :
a. Membuat gambaran kerja dan jadwal
b. pekerjaan.Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen
kontrak.
c. Melaksanakan pengawas pekerjaan yang dilakukan terhadap
kualitas pekerjaan.
d. Menyelenggarakan adminidtrasi lapangan dengan penyedian
buku harian, buku tamu, serta absensi yang jelas.
e. Membuat laporan harian, mingguan dan laporan bulanaan.
f. Menjaga hubungan yang baik dengan instalasi
3. Air
Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh
pada sifat kemudah pengerjaan adukan beton (workability),
kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang diperlukan untuk
bereaksi dengan semen hanya sekitar 25% dari berat semen saja,
namun dalam kenyataan nilaifactor air semen yang dipakai sulit jika
kurang dari 0,35. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan
dipakai sebagai pelumas, tambahan air ini tidak boleh terlalu
banyak karena kekuatan beton menjadi rendah dan beton menjadi
keropos. Kelebihan air ini dituang (bleending) yang kemudian
menjadi buih dan terbentuk suatu selaput tipis (laitance). Selaput
tipis ini akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan
merupakan bidang sambung yang lemah (Tjokrodimulj
Admixture).
4. Admixture
Bahan campuran tambahan (admixture) adalah bahan yang
bukan air, agregat maupun semen yang ditambahkan kedalam
campuran sesaat atau selama pencampuran. Fungsi dari bahan ini
adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen agar
menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan
lain seperti menghemat energi (Nawy,1996).
3.6. Pengecoran
Sebelum dimulai pekerjaan pengadukan beton, seorang tukang
terlebih dahulu harus mengadakan persiapan mengenai :
- BJ berarti baja
3.10
3.11
Pelaksanaan Pekerjaan
Kolom
3. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
a. Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain yang
lebih nyaman.
4. Pengecekan
Setelah pembesian balok dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa
untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan
utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan
beton decking.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap
dalam keadaan basah. perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya
5. Setelkedudukankusenpintusehinggaberdiritegakdenganmenggunaka
nunting-unting.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan Plate
Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener.
Ukuran plate dan ketebalan serta titik lobang baut
menyesuaikan dengan gambar kerja. Ukuran plate dan titik
lobang baut harus benar presisi dengan menggunakan
mal/penggaris supaya potongan plate lebih akurat. Plate baja
dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong, untuk
ukuran baja WF yang besar sebaiknya menggunakan mesin
gerinda potong duduk dengan diameter piring hingga 20″ atau
lase cutting. Setelah plate dipotong dan titik baut sudah ditandai,
selanjutnya siapkan mesin pons, bor kecil dan bor utama untuk
membuat lobang baut pada plate. Bagian titik dibor dengan bor
kecil (misal 5mm) baru dilanjutkan menggunakan bor utama
sesuai diameter baut. Setelah pemotongan dan pembuatan
lobang baut selesai bersihkan plate dan haluskan dengan
digrinda atau diamplas bagian sisa potongan plate sehingga
tidak tajam.
c. Settingan
Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari
proses sebelumnya, selanjutnya disambungkan dan setting
bagian-bagian tersebut sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak
dan ukuran pada gambar kerja.
d. Pengelasan
1) Bersihkan bagian yang akan dilas dari kotoran atau debu.
2) Tebal las disesuaikan dengan beban kontruksi.
3) Setelah pengelasan bersihkan sisa lasan dan dihaluskan.
e. Erection (Pengangkatan)
Erection Adalah proses pengangkatan bagian rangka baja
seperti kuda-kuda/rafter, balok yang sudah disambung dan
disetting diangkat untuk dipasang dibagian atas kontruksi untuk
difitting dengan bagian lainnya (balok- rafter-kuda-kuda,
branching, tie rod dll).
Proses pengangkatan konstruksi baja :
f. Fitting (Peyambungan)
Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai
katrol atau crane dan sampai diposisi nya pasang baut dan
kencangkan sampai plate simpul rafter rapat dengan kolom.
Selajutnya ujung rafter diikat pakai seling (12 mm) dan tarik
ujung seling bagian bawah ke pedestal/batok, Begitu seterusnya
sehingga semua bagian rafter dan gording sudah naik dan
terpasang diatas kolom. Selanjutnya pasang branching/ tie rod
sebagai pengikat rafter.
g. Finishing
Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan
pengecatan dari kontruksi baja yang sudah disambungkan
pengecatan mulai dari cat dasar dan cat vanishing. Sebaiknya
pengecetan dilakukan dilantai kerja sebelum proses erection
(pengangkatan) karena dilakukannya lebih mudah dan lebih
aman.
12. Pada minggu kedua belas, pekerjaan tetap sama dengan dengan minggu
sebelumnya dengan rencana mingguan 2.43% dan realisasi fisik 6.01%
sehingga deviasi sebesar 3.85%. Nilai anggaran yang terealisasikan pada
minggu ini sebesar Rp 2.441.289.045,-. Pada minngu ini pekerjaan sudah
selesai dengan nilai progress kumulatif mencapai 100%.
2. Safety induction
Pemberian pengenalan peraturan safety project kepada setiap karyawan
dan sub kontraktor serta mandor yang terlibat dalam proyek ini untuk
partisipasi dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja semua pihak.
3. Safety inspection
Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan
yang memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan
pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.
b. Perlengkapan darurat
Wujud kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di lokasi
proyek adalah dengan pengadaan dan penempatan kotak P3K serta
tabung pemadam kebakaran di lokasi area yang beresiko kecelakaan.
Dimensi kolom utama zona A IGD direncanakan lebih kecil dari dimensi
kolom utama zona B Rawat Inap dikarenakan beban yang dipikul berbeda
tiap bangunan selain beban struktur bangunan itu sendiri. Beban berbeda yang
dipikul dimaksudkan adalah beban hidup, yaitu beban manusia. Beban hidup
pada zona A IGD lebih sedikit dikarenakan manusia yang dirawat tidak
berdiam lama didalam bangunan yang hanya melayani keadaan darurat saja,
sedangkan pada Zona B Rawat Inap, beban manusia lebih banyak yang terdiri
dari pasien itu sendiri yang dirawat akan berdiam diri lebih selama proses
penyembuhan serta keluarga yang menemani proses penyembuhan serta
beban alat didalam bangunan rawat inap.
4.5.1 Pleseteran
4.8.1. Bahan
4.9.1 Permasalahan
1. Permasalahan Non Teknis
Permasalahan non teknis salah satunya kondisi alam, sesuai
dengan lokasi pekerjaan yang terletak pada Kawasan yang merupakan
kawasan Hutan Lindung Gunung Rinjani, terlebih waktu pengerjaan
konstruksi pada akhir tahun yang masuk kedalam musim penghujan.
Dengan kontur tanah pegunungan disertai hujan sehingga tanah menjadi
becek dan susah dilalui yang menyebabkan tertundanya sebagian
pekerjaan. Berikut masalah-masalah non teknis pada pembangunan
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur seperti :
4.9.2 Solusi
b. Solusi dari tukang yang tidak bisa baca gambar adalah perbaikan
pekerjaannya. Dan selalu melakukan pengawasan sebelum
pengerjaan.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran