Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) sebagai salah satu Perguruan


Tinggi memiliki tanggung jawab dalam mendidik anak bangsa menjadi
pelaku pembangunan di masa mendatang. Namun dengan berbagai
keterbatasannya, perguruan tinggi hanya memprioritaskan pada
pembekalan anak didiknya dengan ilmu dan sedikit keterampilan selama
proses perkuliahan. Ilmu yang diberikan lebih banyak bertumpu pada
teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal di lapangan. Untuk
mengurangi kesenjangan ini, maka Perguruan Tinggi mengadakan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Fakultas Teknik sebagai salah satu Fakultas yang ada di


Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) diberikan kewajiban oleh kampus
untuk para mahasiswa tingkat akhir untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL)
sebagai salah satu syarat kelulusan. Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa karena di dalamnya banyak pengalaman-
pengalaman yang didapat, sehingga akan manambah wawasan dan
pengetahuan yang mungkin tidak didapat selama mengikuti kegiatan
perkuliahan di kampus. Selain itu, praktek kerja lapangan merupakan
bentuk kuliah dimana mahasiswa terjun langsung di lapangan.
Diharapkan mahasiswa mengetahui seluk beluk proyek dan ilmu-ilmu
lain di lapangan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) Fakultas Teknik memberikan


ruang kepada para mahasiswanya untuk mengeksplorasi diri sendiri
dengan menentukan jenis proyek tempat melaksanakan kegiatan Praktek
Kerja Lapangan (PKL), mulai dari jalan, gedung, bendungan dan lain
sebagainya. Fakultas hanya memberikan syarat anggaran minimal yaitu :

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
1
Rp 3.000.000.000.00,-. Dan pembagian kelompok Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dibatasi maksimal 4 mahasiswa selama 3 bulan.

Kami sebagai salah satu kelompok yang beranggotakan 4


mahasiswa mengambil jenis proyek gedung yaitu Pembangunan Rumah
Sakit Kelas D Pratama Kabupaten Lombok Timur dan melaksanakan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada konsultan pengawas PT
Adi Cipta Konsultan.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Tujuannya adalah lulusan perguruan tinggi khususnya sarjana
Teknik Sipil memiliki bekal lapangan yang cukup dalam melatih,
memahami, serta memecahkan persoalan yang diahadapi sesuai disiplin
ilmu yang ditekuni serta mendapatkan pengetahuan tentang penerapan
ilmu yang diperoleh di kampus dalam praktik lapangan bidang teknik
sipil. Memahami lebih jelas dan lengkap tata cara pelaksanaan,
kebutuhan dan alokasi sumberdaya untuk pembangunan bangunan sipil
yang bertanggung jawab sesuia etika profesi keteknik sipilan.

1.3 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama ini pelaksanaannya
direncanakan selama 165 hari terhitung dari tanggal 04 Juli 2022 s/d
tanggal 24 Desember 2022 sedangkan masa Praktek Kerja Lapangan
(PKL) berlangsung selama 3 bulan, mulai dari tanggal 20 September
2022 s/d tanggal 20 Desember 2022, kami melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) meliputi pekerjaan :

a. Pemasangan tulangan kolom dan plat lantai


b. Pengecoran kolom dan plat lantai
c. pemasangan tulangan ring balok
d. Pengecoran ring balok
e. Pekerjaan tangga
f. Pekerjaan pasangan ½ bata/dinding
g. Pekerjaan pemasangan keramik

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
2
h. Pekerjaan pemasangan plapond
i. Pekerjaan atap

1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan agar mahasiswa
dapat menerapkan secara nyata dan jelas tentang proses pelaksanaan
kontruksi dilapangan, dengan aplikasi dari teori yang diperoleh dibangku
perkuliahan, serta untuk mengetahui kriteria pembangunan yang
dilaksanakan di lapangan sehingga mahasiswa mengetahui seluk beluk
proyek konstruksi dan ilmu-ilmu lain di lapangan.

1.5 Data Proyek


Data-data lengkap dari proyek yang dikerjakan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Tabel Data Proyek

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR


DINAS KESEHATAN
Jl. Ahmad Yani No. 100 Selong, Telp. (0370) 21033
Kode Pos : 83612

NO. KONTRAK : 01/PPK-FSK/DAK_Fisil/Dikes?VII/2022


TANGGAL 04 Juli 2022

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT


KELAS D PRATAMA

LOKASI : KEBUN RAYA LEMOR DESA SUELA


KEC. SUELA

JANGKA WAKTU : 165 (SERATUS ENAM PULUH LIMA)


HARI KALENDER
NILAI KONTARAK : Rp. 40.620.450.000,-
KONTRAKTOR : ADHI BETON JAYA-KSO
PELAKSANA
KONSULTAN : CV. ADI CIPTA KONSULTAN
PENGAWAS
SUMBER DANA : APBD LOMBOK TIMUR
TAHUN : 2022
ANGGARAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
3
Sumber : Data Proyek Konsultan CV Adi Cipta Konsultan
1.6 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Untuk memudahkan control pengendalian waktu pelaksanaan


pekerjaan dilakukan penjadwalan waktu kerja yang dibuat sesuai dengan
urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan agar waktu
pelaksanaan telah ditentikan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pelaksanaan monitoring pekerjaan dilapangan dilakukan dengan
membuat time schedule sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat
waktu. Jadwal pekerjaan untuk tenaga kerja diatur oleh kontaktor. Jadwal
pekerjaan ini berlaku setiap hari dimulai pukul 08.00-17.00 WITA
dengan satu kali istirahat pada pukul 12.00-13.30 WITA

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
4
BAB II
ORGANISASI PROYEK
2.1 Deskripsi Proyek

Proyek pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur


terletak di Jl.Prawisata Lemor, Kec. Suele, Desa Suele, Lombok Timur.

Gambar 2.1a. Lokasi Proyek Pembangunan

Gambar 2.1b. Lokasi Proyek Pembangunan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
5
Dalam mengerjakan suatu proyek diperlukan site plan. Site plan pada
proyek pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur dapat
dilihat pada

Gambar 2.1c. Site Plan Proyek Pembangunan


2.2 Bentuk dan Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu
biaya dan mutu keberhasilan didalam suatu proyek diukur berdasarkan tiga
hal yaitu: tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Proyek merupakan suatu
kegiatan yang memiliki awal dan akhir didalam mewujudkan gagasan yang
timbul. Di dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara
menyeluruh mulai dari tahap perancangan, perencanaan dan pembangunan
hingga tahap pemeliharaan di mana hal tersebut merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang dapat dilakukan secara sistematis dan melibatkan berbagi
unsur yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur
terebut membentuk suatu organisasi proyek di mana masing-masing
mempunyai peran, fungsi dan tanggung jawab yang jelas.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
6
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat
diperlukan sebagai bagian dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan
saling berhubungan dan tentunya harus selalu berjalan pada peraturan-
peraturan/tata tertib yang telah ditentukan. Sedangkan manajemen proyek
dapat didefinisikan sebagai kemampuan unuk mengeloa sumber daya dan
dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan suatu
metode dan sistematika tertentu agar tercapai daya guna yang sebesarnya.
Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan teratur di dalam suatu
proyek diharapakan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran
proyek hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan. Secara garis besar unsure-unsur pengelola proyek yang terlibat
di dalam sebuah proyek adalah sebagai berikut:

a. Pemberian Tugas/Pemilik/Owner
b. Konsultan Perencana
c. Konsultan Pengawas
d. Kontraktor Pelaksana
Keempat unsur tersebut mempunyai fungsi dan peran masing-masing.
Fungsi dan peran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemberian Tugas/Pemilik/Owner
Pemberian tugas/pemilik/owner atau lebih dikenal dengan istilah
bowheer adalah badan hukum/instansi atau perseorangan yang
berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan pekerjaan
bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan.

1.1 Tugas Dan Wewenang Dari Owner/Pemilik


Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek adalah
sebagai berikut:
a. Mempunyai ide/gagasan sesuai dengan rencana-rencananya
b. Menyediakan dana dan lahannya.
c. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat pembangunan
proyek.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
7
d. Mempunyai wewenang mutlak dalam menetukan dan
mengangkat manajemen kontruksi, perencana serta
pelaksanaan proyek.
e. Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan
surat perjanjian dengan pelaksanaan proyek.
f. Bersama-sama manajemen kontruksi ikut mengawasi
pelaksanaan pekerjaan, berhak member intruksi-intruksi
kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak
langsung (melalui manajemen kontruksi).
g. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran
yang harus diberikan kepada pelaksana proyek
h. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga
berhak menerima/menolak perubahan-perubahan pekerja
serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang.
i. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan
gambar rencana, bila mana perlu mencabut tugas pelaksana
proyek tersebut bila dianggap tidak mampu melaksanakan
pekerjaan.
j. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsure terkait
sebelum masa pemeliharaan habis bila terjadi kerusakan,
sebagaimana ditetapkan bersama.

1.2 Tanggung Jawab Owner/Pemilik


Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah
sebagai berikut:

a. Memelihara hubungan kerja sama professional


b. Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya
c. Memberikan dana yang dibutuhkan proyek

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang
bergerak pada jasa kontruksi bidang perencanaan pekerjaan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
8
pembangunan. Konsultan perencana menerima pendelegasian/
penyerahan pekerjaan dari pemilik proyek/owner dengan dua tahapan.

2.1 Rekayasa Dan Design Awal


Rekayasa dan design meletakkan penekanan pada
a. Konsep arsitektur
b. Pengevaluasian alternative-alternatif proses teknologi
c. Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
d. Tahap konsep dan kelayakan
e. Aspek fungsional
f. Aspek teknis
g. Aspek kinerja bangunan (building performance)
h. Aspek ekonomis.

2.2 Rekayasa Dan Design Detail Perincian


Melibatkan suatu proses Analisa dan perencanaan struktur seta
komponennya secara berurutan sehingga sesuai dengan standard
kontruksi, keamanan maupun peraturan-peraturannya. Kegiatan-
kegiatan konsultan perencana dalam melaksanakan rancang
bangunan meliputi :
a. Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan
b. Gambar-gambar detail maket design
c. Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan

3 Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang
mewujudkan ide pemberi tugas kedalam bentuk tiga dimensi yaitu
sesuai dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai
berikut :

a. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan


dalam dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
9
b. Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan
bimbingan maupun pengarahan dari divisi pengawas mengenai
pelaksanaan pekerjaan.
c. Menyusun rencana kerja proyek.
d. Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja
kerja yang memadai.
e. Membuat detail pelaksanaan (shop darwing) dan membuat gambar
akhir pekerjaan ( asbuilt darwing).
f. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja
g. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
h. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekontruksi dan pembetulan
terhadap segala kesalahan selama masa pemeliharaan.

4. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas yang berwenang penuh dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan proyek pembangunan agar dapat berjalan dengan
rencana kerja dan syarat-syaratnya.
Adapun tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah sebagai
berikut :
a. Membuat gambaran kerja dan jadwal
b. pekerjaan.Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen
kontrak.
c. Melaksanakan pengawas pekerjaan yang dilakukan terhadap
kualitas pekerjaan.
d. Menyelenggarakan adminidtrasi lapangan dengan penyedian
buku harian, buku tamu, serta absensi yang jelas.
e. Membuat laporan harian, mingguan dan laporan bulanaan.
f. Menjaga hubungan yang baik dengan instalasi

2.3 Hubungan Kerja Antara Umur Pelaksana


Maksud dari hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi dalam
suatu kontrak kerja yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
10
pembagian tugas, kewajiban, wewenang, hak dan tanggung jawab dalam
suatu proyek yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Dengan adanya pola
hubungan kerja yang tegas maka diharapkan masing-masing pihak
menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi over lapping.
Hubungan kerja tersebut yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemberian Tugas dengan Divisi Perencana


Hubungan tersebut tertuang dalam surat perjanjian perencana.
Perencana member jasa perencana baik perencana bangunan maupun
perencana biaya imbalan jasa perencana.

2. Pemberi Tugas dengan Devisi Pengawas


Hubungan tertuang dalam surat perjanjian melaksanakan tugas
divisi pengawas. Pemilik proyek memberikan mandate kepada
konsultan pengawas untuk mewakili dalam pengawasan pelaksanaan
pekerjaan.

3. Pemberi Tugas dengan Kontaktor Pelaksana


Hubungan tersebut dituangkan dalam surat perjanjian pelaksana
proyek. Pemberi tugas memberikan sejumlah biaya imbalan yang
telah disepakati sedangkan kontraktor wajib melaksanakan seluruh
pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan
hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

4. Devisi Pengawasan dengan Devisi Perencana


Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi
masing-masing mendasarkan kepada peraturan pelaksanaan yang ada.
Bila dipandang perlu devisi pengawas dapat berkonsultasi dengan
devisi perencana mengenai kesulitan yang mungkin timbul di
lapangan. Konsultan pengawas memberikan pengendalian teknis
pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan kontraktor.

5. Devisi Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
11
Hubungan diatas juga tidak terbentuk dalam suatu perjanjian
khusus tetapi masih mendasarkan kepada peraturan pelaksana yang
ada.

6. Devisi Perencana dengan Kontraktor Pelaksana


Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi
masing-masing mendasarkan pada peraturan pelaksanaan yang ada.
Bila dipandang perlu keduanya dapat bekerjasama mengantisipasi
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul di lapangan.

2.4 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau


unitunit kerja dalam sebuah organisasi yang ada di suatu proyek. Dengan
adanya struktur organisasi maka kita bisa melihat pembagian kerja dan
bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bias dikoordinasikan dengan
baik. Selain itu, dengan adanya struktur tersebut maka kita bisa
mengetahui beberapa spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah,
maupun penyampaian laporan.

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
12
BAB III
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK

3.1 Pekerjaan Pendahuluan


Pada saat pelaksanaan proyek, mahasiswa Praktek Kerja Lapangan
(PKL) diberikan pengarahan langsung oleh personil konsultan pengawas
dari PT Adi Cipta Konsultan dalam hal ini Bapak Khaeruddin ST, Selaku
Team Leader dan Hasan Riadi, ST selaku pengawas lapangan. Dalam
melaksanakan pengawasan mahasiswa diberikan arahan dalam membaca
shopdrawing atau gambar kerja sebagai acuan dalam pengawasan pekerjaan
proyek. Sebagai mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
melaksanakan praktek sebagai konsultan pengawas diwajibkan setiap
pekerjaan yang diawasi atau pengecekan harus mengikuti shopdrawing atau
gambar kerja dan apabila tidak sesuai shopdrawing atau gambar kerja
langsung berkoordinasi dengan pihak pelaksana atau kontraktor.

Gambar 3.1 Mahasiswa Mempelajari Gambar Sebelum


Melakukan Pekerjaan Pengawasan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
13
3.2. Perencanaan Site Plane

Yang termasuk dalam perencanaan Site plan adalah :

c.2.1 Ruang Staf atau Direksi Keets


Ruang staff dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staff baik
dari kontraktor, pengawas, konsultan maupun pemilik proyek di
lapangan. Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk
pekerjaan persiapan ini adalah sementara.

Gambar 3.2 Direksi Keet

c.2.2 Pagar Proyek


Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian
batasan terhadap lahan yang akan dibangun.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
14
Gambar 3.3 Pagar Proyek

3.3. Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya


3.3.1 Kebutuhan Listrik Kerja
Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud adalah jumlah daya yang
diperlukan oleh kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
selama pekerjaan proyek. Sumber daya listrik biasanya diperoleh dari
PLN maupun penyedia genset sendiri, tergantung penggunaan daya
listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi penerangan, peralatan
kerja, peralatan kantor dan lain- lain.

3.3.2 Kebutuhan Air Kerja

Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek pembangunan Rumah


Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur menggunakan sumur yang
diangkut oleh mesin air dan disimpan dalam tendon dan pengambilan
air menggunakan mobil pick up disekitar lokasi juga dilakukan untuk
pemenuhan kebutuhan air untuk kegiatan pekerjaan.

3.3.3 Pembuatan Soft Drawing (Gambar Kerja)

Soft drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksana


pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan
lapangan menjadi lebih mudah dilaksanakan dan terkendali secara
teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja. Drafter dari pelaksana
tetap dilokasi proyek selama proyek berlangsung untuk mengubah atau
memperbaharui perbaikan gambar kerja yang dirasa kurang cocok

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
15
dengan lokasi pekerjaan, dengan koordinasi terlebih dahulu kepada
pihak konsultan sebagai perwakilan owner.

3.4 Pekerjaan Beton Bertulang


3.4.1 Definisi Beton Bertulang
Beton bertulang adalah campuran campuran dari bahan-bahan
agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), semen dan juga air yang di
dalamnya diberi tulangan dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak
kurang dari nilai minimum yang di syaratkan dengan atau tanpa prategang,
dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja
sama dalam memikul gaya-gaya yaitu lentur maupun lateral. Pada
prinsipnya pasta semen mengikat pasir dan bahan-bahan agregat lain
(batu kerikil, basalt,dan sebagainya). Rongga di antara bahan-bahan kasar
diisi oleh bahan-bahan halus. Hal ini memberi gambaran bahwa harus
ada perbandingan optimal antara agregat campuran yang bentuknya
berbeda-beda agar pembentukan beton dapat dimanfaatkan oleh seluruh
material.

3.4.2 Material Beton

Material penyusun beton secara umum dibedakan atas :

1. Semen Portland (PC)


Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari
penggilingan halus (kelingker) dan gips,bila dicampur air
didiamkan akan mengikat, mengeras . membatu dan direndam
dalam air tidak larut. Semen adalah bahan pengikat yang bersifat
kohesif dan adhesif. Kegunaan dari semen ini adalah untuk bahan
pengikat yang akan mengikat bahan bahan agregat kasar dan abregat
halus dengan bantuan air sehingga bahan-bahan terssebut akan
membentuk satu-kesatuan yang disebut beton.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
16
2. Agregat (pasir dan kerikil)
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai
bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Kira-kira 70%
volume mortar atau beton diisi oleh agregat. Agregat sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton, sehingga
pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan
mortar atau beton. Dari segi ekonomis lebih menguntungkan jika
digunakan campuran beton dengan sebanyak mungkin bahan pengisi
dan sedikit mungkin jumlah semen. Namun keuntungan dari segi
ekonomis harus diseimbangkan dengan kinerja beton baik dalam
keadaan segar maupun mengeras.

Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton begitu besar,


karena umumnya kekuatan agregatlebih besar dari kekuatan pasta
semennya. Namun kekerasan permukaan agregat berpengaruh
terhadap kekuatan beton. Agregat dapat dibedakan berdasarkan
ukuran butiran. Agregat yang mempunyai ukuran butira besar
disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang memiliki butiran
kecil disebut agregat halus.

Berdasarkan ukurannya terbagi 2 macam, yaitu agregat halus


(pasir) dan agregat kasar (krikil atau kricak/batu pecah).

a. Agregat Halus (Pasir)


Pasir adalah bahan batuan halus, terdiri dari butiran dengan
ukuran 0,14-5 mm, didapat dari basil desintegrasi batuan alam
(natural sand) atau dengan memecah (artificial sand). Sebagai
bahan adukan, baik untuk spesi maupun beton,
maka agregat halus harus diperiksa secara lapangan. Hal-hal
yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan agregat halus di
lapangan adalah;

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
17
1) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir
agregat halus harus bersifat kekal, arlinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca.

2) Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5%


(ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur
melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci.

3) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik


terlalu banyak, hal tersebut dapat diamati dari warna agregat
halus.

4) Agregat yang berasal dari laut tidak boleh digunakan sebagai


agregat halus untuk semua adukan spesi dan beton.

b. Agregat Kasar (Krikil/Batu Pecah)

Agregat kasar dibedakan atas 2 macam, yaitu krikil (dari


batuan alam) dan kricak (dari batuan alam yang dipecah).
Menurut asalnya krikil dapat dibedakan atas; krikil galian, krikil
sungai dan krikil pantai. Krikil galian baisanya mengandung zat-
zat seperti tanah liat, debu, pasir dan zat-zat organik. Krikil
sungai dan krikil pantai biasanya bebas dari zat- zat yang
tercampur, permukaannya licin dan bentuknya lebih bulat. Hal
ini disebabkan karena pengaruh air. Butir-butir krikil alam yang
kasar akan menjamin pengikatan adukan lebih baik.

Agregat umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok,


yaitu : batu, umumnya besar butiran lebih dari 40 mm.
kerikil, untuk butiran antara 5-40 mm pasir, untuk butiran
antara 0,15 – 5 mm agregat harus memiliki bentuk yang baik
(bulat dan mendekati kubus), bersih, keras, kuat, dan
gradasinya yang baik. Bila butiran agregat mempunyai
ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar.
Sebaliknya, bila ukuran butirannya bervariasi makan volume

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
18
pori menjadi kecil. Hal ini karena butiran yang kecil dapat
mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-
pori menjadi sedikit dengan kata lain agregat tersebut
mempunyai kemanfaatan tinggi. Agregat harus pula
mempunyai kesetabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu
harus tahan aus dan cuaca.

3. Air
Air diperlukan pada pembentukan semen yang berpengaruh
pada sifat kemudah pengerjaan adukan beton (workability),
kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang diperlukan untuk
bereaksi dengan semen hanya sekitar 25% dari berat semen saja,
namun dalam kenyataan nilaifactor air semen yang dipakai sulit jika
kurang dari 0,35. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan
dipakai sebagai pelumas, tambahan air ini tidak boleh terlalu
banyak karena kekuatan beton menjadi rendah dan beton menjadi
keropos. Kelebihan air ini dituang (bleending) yang kemudian
menjadi buih dan terbentuk suatu selaput tipis (laitance). Selaput
tipis ini akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan
merupakan bidang sambung yang lemah (Tjokrodimulj
Admixture).

4. Admixture
Bahan campuran tambahan (admixture) adalah bahan yang
bukan air, agregat maupun semen yang ditambahkan kedalam
campuran sesaat atau selama pencampuran. Fungsi dari bahan ini
adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen agar
menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan
lain seperti menghemat energi (Nawy,1996).

Suatu bahan tambahan umumnya dimasukan kedalam


campuran beton dalam jumlah sedikit, sehingga tingkat kontrolnya
harus lebih besar daripada pengerjaan beton biasa. Oleh sebab itu,

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
19
control terhadap bahan-bahan perlu dilakukan untuk menunjukkan
bahwa pemberian bahan tambahan pada beton tidak menimbulkan
efek samping seperti kenaikan penyusutan kering, pengurangan
elasitisitas (L. J. Murdock dan K.M. Brook, 1991).

Pada proyek ini beton ready mix di gunkan dalam pengecoran


struktur, beton ready mix yang di gunakan adalah K-300 SNI -03-
2847-2019 dan ASTM C94. Penggunaan beton ready mix ini dipilih
karena :
a. Penghemat waktu dalam pengecoran
b.Pemakaian beton ready mix dapat mengontrol dengan baik kualitas
beton karena dengan pemakain mixer truck dapat menghindari
segregasi dan mempertahankan kelecekan.
c. Mengurangi terbuaangnya bahan baku secara sia-sia.
d.Mengurangi jumlah penggunaan pekerjan/tukang
e. Mengurangi pencemaran debu pada lokasi

3.5 Fungsi Bahan Beton


3.5.1 Fungsi Semen Portland
Fungsi semen Portland yaitu sebagai bahan pengikat hidrolis
selain itu, semen juga mampumengisi rongga-rongga antara agregat
tersebut. Banyaknya kandungan semen dalam beton berpengaruh
terhadap kuat tekan beton. Jumlah semen yang terlalu sedikit, berarti
banyaknya air juga sedikit mengakibatkan adukan beton sulit
dipadatkan, sehingga kuat tekan betonmenjadi rendah. Kelebihan jumlah
semen, berarti banyaknya air berlebihan sehingga beton menjadi banyak
pori, dan akibatnya kuat tekan beton menjadi rendah.

3.5.2 Fungsi Pasir Dan Kerikil


Berfungsi sebagai bahan pengisi yang kadarnya 65 – 85% agregat
sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton sehingga pemilihan agregat
merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar atau beton. Dari
segi ekonomis lebih menguntungkan jika digunakan campuran beton

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
20
dengan sebanyak mungkin bahan pengisi dan sedikit mungkin jumlah
semen. Namun keuntungan dari segi ekonomis harus diseimbangkan
dengan kinerja beton baik dalam keadaan segar maupun setelah
mengeras. Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton begitu besar, karena
umumnya kekuatan agregat lebih besar dari kekuatan pasta semennya.
Namun kekerasan permukaan agregat berpengaruh terhadap kekuatan
beton.

3.5.3 Fungsi air

Berfungsi sebagai bahan persenyawaan kimia semen sebagai air


pengaduk pada pembuatan beton. Air untuk pembuatan dan perawatan
beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-
garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja.

3.5.4 Fungsi admixture

Fungsi admixture tergantung jenisnya yaitu bahan kimia tambahan


yang bahan tambahan kimia yang berfungsi untuk mengurangi jumlah
air. Dengan pemakaian bahan tambahan ini factor air semen akan
menjadi rendah pada nilai kelecakan (slump) yang sama bahan kimia
tambahan untuk memperlambat proses ikatan dan pengerasan beton
bahan kimia tambahan untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan
beton. Bahan kimia tambahan yang berfungsi ganda yaitu untuk
mengurangi air dan mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton
yaitu puzolan.

Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan


dari container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212
2R-64. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung
chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
21
Gambar 3.4 Proses Pengecoran Lantai

3.6. Pengecoran
Sebelum dimulai pekerjaan pengadukan beton, seorang tukang
terlebih dahulu harus mengadakan persiapan mengenai :

1. Baja tulangan sudah dipasang dengan betul sesuai dengan gambar.


2. telah dibersihkan dari kotoran-kotoran dan telah disiram dengan air
3. Bahan-bahan semen, pasir, kerikil atau batu pecah dan air telah
tersedia cukup sesuai dengan kebutuhan
4. Alat-alat pengaduk, pengangkut, pemadat, pelindung terhadap pengaruh
cuaca dan alat pembantu lainnya sudah tersedia
5. Pekerja-pekerja sudah cukup banyak pengadukan Beton dengan
tangan harus dilakukan di atas bak pencampur dengan dasar lantai
dari papan kayu atau dari pasangan yang diplester, supaya kotoran-
kotoran tanah tidak mudah tercampur dan air pencampur tidak
mudah ke luar. Pengadukan beton dengan jumlah besar, sebaiknya
dilakukan di bawah atap, supaya dapat terlindung terhadap panas
matahari dan hujan. Pengadukan cara ini biasanya selalu dengan
perbandingan volume. Supaya adukan dapat baik, harus dibuat kotak-
kotak takaran yang sama volumenya atau ember-ember yang harus
sama volumenya. Pasir yang sudah ditakar dituangkan dahulu di atas
dasar bak pencampur, kemudian semennya, dan kedua bahan itu

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
22
diaduk dengan cangkul atau sekop menjadi duatu warna yang merata.
Setelah itu kerikil atau batu pecah dituangkan di atas campuran semen
dan pasir dan diaduk lagi dengan cangkul atau sekop, kemudian
dituang air menurut kebutuhan dan diaduk - aduk hingga menjadi
suatu adukan beton yang warnanya merata sama. Pengadukan beton
dengan mesin pengaduk beton (beton molen) akan mendapatkan adukan
beton lebih rata dan sempurna.

Di bawah ini akan diberikan mesin pengaduk beton jenis mixer/


molen berukuran kecil dansedang dengan hopper, sebagai berikut :

a. Drum-type mixer mempunyai kombinasi bilah (blade) dan


bentuk drum yang memungkinkan pertukaran material dari
ujung ke ujung sejajar sumbu rotasi maupun gerakan menyebar.

b. Jenis counter-current, bilah berputar berlawanan arah jarum jam.


Berfungsi lebih baik dan lebih mudah mengawasi dan
menyesuaikan takaran untuk koreksi kelecakan.

3.8 Pengangkutan Adukan Beton


Beton diangkut dengan berbagai macam cara, mulai dari kereta
dorong, kereta penuang (dumpers), skip dan truk ready mix, sampai
pompa beton. Sedikitnya ada 3 macam gerakan, yaitu dari pengaduk
sampai ke lokasi, dari lokasi ke bagian yang di cor secara vertical dan
horizontal. Dari mesin pengaduk sampai ke site,beton bias diangkut
dengan truk, kereta maupun helicopter. Pemakaian truk tanpa agitasi
hanya boleh untuk jarak pendek. Jika memakai truk dengan mixer yang
berputar (agitating truck), campuran harus dicampur dalam pengaduk
lebih dulu. Pemakaian mobil kereta (railcars) untuk dinding tunnel.
Helikopter dengan ember (bucket) dipakai untuk daerah yang sulit
dicapai.

Pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor dapat dilakukan


dengan kereta dorong beroda empat (buggies), corong/ saluran curam

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
23
(chutes), ban karet / pita transpor (conveyor belts),kerekan (hoists),
cerobong lift (elevator), menara angkat (towers cranes), ember (bucket)
dan lintasan kabel (cable ways).

Kereta dorong (buggies) efektif untuk jumlah sedikit dan jarak


pendek. Kereta dorong dapat mengangkut campuran beton sebanyak 30
liter sehingga untuk pengaduk dengan kapasitas200 liter membutuhkan 6
kereta dorong. Kapasitas sekitar 2,5 m3 per jam dengan jarak
pengangkutan 70 meter. Pram / gerobak tangan (handcart) dapat memuat
200 liter campuran sehingga menghasilkan sekitar 3 m 3 per jam dengan
jarak 70 meter. Kereta penuang (dumper) mempunyai kapasitas mulai
0,3 m3 sampai 0,75 m3. Campuran dituangkan ke depan atau ke samping.
Dump truck terbuka, baik yang menuang ke belakang atau ke samping
sebaiknya hanyadipergunakan untuk beton tanpa tulangan. Perlu
perlindungan dengan terpal tertutup untuk menghadapi panas dan angin.
Sebaiknya menggunakan truk agitasi.

3.9 Pemasangan Tulangan


3.9.1 Pemasangan Tulangan Longitudinal
Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu
untuk menahan gaya tarik,oleh karena itu pada struktur balok, plat,
pondasi, ataupun struktur lainnya dari bahan beton bertulang, selalu
diupayakan agar tulangan longitudinal (tulangan memanjang) dipasang
pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik. Keadaan ini
terjadi terutama pada daerah yang menahan momen lentur besar
(umumnya di daerah lapangan atau tengah bentang, atau diatas
tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton
akibat tegangan lentur tersebut.Tulangan longitudinal ini dipasang searah
sumbu batang.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
24
3.9.2 Pemasangan Tulangan Geser

Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung


balok yang dekat dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh
bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok yang cukup besar,
sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang
bersangkutan. Agar balok dapat menahan gaya geser tersebut, maka
diperlukan tulangan geser yang dapat berupa tulangan
miring/tulangan-serong atau berupa sengkang/ begel. Jika sebagai
penahan gaya geser hanya digunakan begel saja, maka pada daerah
dengan gaya geser besar (misalnya pada ujung balok yang dekat
tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang kecil (rapat), sedangkan
pada daerah dengan gaya geser kecil (daerah lapangan/tengah
bentang balok) dapat dipasang begel dengan jarak yang lebih
besar/renggang.

3.9.3 Mutu Baja Tulangan


Baja tulangan untuk konstruksi beton bertulang ada
bermacam-macam jenis dan mutu tergantung pada pabrik
pembuatnya. Ada 2 jenis baja tulangan, tulangan polos (plain bar) dan
tulangan ulir (Deformed bar). Sebagian besar baja tulangan yang ada
di Indonesia berupa tulangan polos untuk baja lunak dan tulangan ulir
untuk baja keras. Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai
tertentu tanpa mengalami keretakan. Oleh karena itu, agar beton dapat
bekerja dengan baik dalam struktur, beton perlu dibantu dengan
memberinya kekuatan penulangan yang berfungsi menahan gaya tarik.

Penulangan beton menggunakan tulangan baja yang memiliki


sifat teknis yang kuat menahan gaya tarik. Baja beton yang digunakan
dapat berupa batang baja lonjor atau kawat rangkaian las (wire mesh)
yang berupa batang-batang baja yang dianyam dengan teknis
pengelasan.Baja beton dikodekan berurutan dengan : BJ , TP, dan TD,

- BJ berarti baja

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
25
- TP berarti Tulangan Polos
- TD berarti Tulangan Deformasi (ulir)

Angka yang terdapat pada kode tulangan menyatakan batas


leleh karakteristiknya yang dijamin. Baja beton BJTP 24 dipasok
sebagai baja beton polos, dan bentuk baja beton BJTB 40 adalah
deform atau dipuntir.SNI menggunakan symbol BJTP (baja tulangan
polos) dan BJTD (baja tulangan ulir). Bajatulangan polos yang
tersedia mulai dari mutu BJTP-24 hingga BJTP-30, dan Baja tulangan
ulir umumnya dari BJTD-30 hingga BJTD-40. Angka yang mengikuti
symbol ini menyatakan tegangan leleh karakteristik materialnya.
Sebagai contoh BJTP-24 menyatakan baja tulangan polos dengan
tegangan leleh material 2400 kg/m2 (240 MPa).

Secara umum berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang tata cara


perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung, baja tulangan
yang digunakan harus tulangan ulir. Baja polos diperkenankan untuk
tulangan spiral atau tendon. Disamping mutu baja beton BJTP-24 dan
BJTD-40 seperti yang ditabelkan itu, mutu baja yang lain juga dapat
special dipesan (misalnya BJTP-30).Tetapi perlu juga diingat, bahwa
waktu didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih mahal. Guna
menghindari kesalahan pada saat pemasangan, lokasi penyimpanan
baja yang special yang dipesan yaitu perlu dipisahkan dari baja BJTP
24 dan BJTD 40 yang umumnya dipakai. Sifat-sifat fisik baja beton
dapat ditentukan melalui pengujian sifat fisik tersebut adalah : kuat
tarik (fy), batas luluh/leleh, tegangan pada beban maksimal, modulus
elastisitas (Es). Berdasarkan SNI, baja tulangan ulir lebih diutamakan
pemakaiannya untuk batang tulangan struktur beton. Hal ini
dimaksudkan agar struktur beton bertulang tersebut memiliki
keandalan terhadap efek gempa, karena akan terdapat ikatan yang
lebih baik antara beton dan tulangannya.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
26
Peran kami selaku mahasiswa pada item ini adalah
memperhatikan pekerjaan tukang pada saat pekerjaan berlangsung harus
sesuai dengan kualitas yang ada pada shopdrawing atau gambar kerja.

3.10

Gambar 3.5 Proses Pengecekan Pembesian Oleh Mahasiswa

Pengujian Slump Beton


Pengujian ini bertujuan untuk dapat menentukan kekentalan
adukan beton serta membuktikan hasil penentuan sloof beton dalam
pembuatan rancangan adukan beton, sehingga jika tidak ada kesesuaian
dengan kenyataan yang sebenarnya maka keadaan air bebas dengan
segera dapat diubah sesuai dengan slump yang diijinkan. Dalam
pemeriksaan slump beton, biasanya akan didapat 3 jenis slump yaitu
slump sejati (murni), slump biasa, dan slump runtuh. Slump sejati
dijumpai pada beton yang kohesi. Slump runtuh biasanya terjadi karena
betonnya encer, pada umumnya menunjukkan beton yang mutunya jelek
dan sering terjadi akibat segresi dari bahan-bahan campurannya. Jika
nilai slump yang kita dapat sesuai dengan nilai slump rencana maka
beton tersebut dapat dikerjakan dengan mudah.

Kekentalan campuran beton sangat mempengaruhi mutu


bangunan yang akan dibuat, Artinya kelebihan air pada campuran

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
Gambar 3.6 Contoh Hasil Slump 27
dapat mengakibatkan bleeding, sedangkan bila kekurangan air pada
campuran dapat mengakibatkan segregasi.
Kekentalan campuran beton yang menyimpang dari rencana
masih diperkenankan dengan syarat :
a. Beton dapat dikerjakan dengan baik
b. Tidak terjadi pemisahan adukan
Agar adukan mudah dikerjakan, maka diperlukan penambahan air
tetapi tidak perlu banyak sesuai dengan jumlah semen minimum dan nilai
pas.

3.10.1 Peralatan dan Bahan untuk Slump Test


Peralatan yang dipergunakan pada percobaan ini adalah :

a. Alat slump lengkap dengan plat dasar ukuran kerucut


terpancung.
b. Tongkat pemadat, terbuat dari baja dengan diameter 16 mm,
Panjang 60 cm, salah satuujungnya berbentuk bulat.
c. Sendok spesi
d. Ember.

3.10.2 Bahan yang diperlukan.


Bahan untuk contoh benda uji diambil langsung dari mesin
pengaduk dengan menggunakan peralatan yang tidak menyerap air,
misalnya ember. Kemudian diaduk lagi sebelum dimasukkan
kedalam cetakan.

3.10.3 Prosedur Pelaksanaan Slump Test

1. Basahi cetakan dan plat


2. Letakkan cetakan diatas plat slump.
3. Masukkan adukan beton didalam cetakan dalam 3 lapis yang kira-kira
sama tebalnya. Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk-nusuk
tongkat pemadat masing-masing 25 kali.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
28
4. Ratakan permukaan adukan beton dan biarkan selama 30 detik.
5. Angkat cetakan perlahan-lahan. Dalam pengangkatan, posisi cetakan
harus dijaga ketatdalam keadaan vertikal.
6. Ukur penurunan dari adukan beton (slump).
7. Nilai slump dilaporkan dalam satuan cm.

Gambar 3.7. Uji Slump Sebelum Pengecoran


3.10.4 Nilai Slump yang Dipergunakan Dalam RKS

Tabel 3.1. Nilai Slump yang Dipergunakan Dalam RKS

3.11

Sumber : Data Proyek Konsultan CV Adi Cipta Konsultan

Pelaksanaan Pekerjaan
Kolom

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
29
Kolom adalah batang tegak vertikal dari rangka struktru yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen yang
memegang peraanan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhanya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur. komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya adalah menyangga beban aksial tekan vertikal. Sebagai bagian
dari suatu kerangka bangunan dengan dan peranan yang penting di dalam
suatu system struktur bangunan.

3.11.1 Fungsi Kolom

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke


pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk
meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia
dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat
penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai
dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di
bawahnya.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya


merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang
tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Kolom pada struktur pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama


Lombok Timur Berbeda-beda tiap bangunan, tergantung dengan kebutuhan
beban yang dipikul oleh kolom dalam struktur tersebut.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
30
Gambar 3.8 Jenis Kolom Pada Shop Drawing

3.11.2 Penentuan As Kolom

Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan


pematokan, pengukuran as kolom di sesuaikan dengan gambar rencana. Alat
yang di perluhkan untuk menentukan as kolom adalah theodolite, meteran,
sipatan lengkap dengan benang dan tinta biru. As kolom adalah titik pusat
tempat kolom berdiri, garis pinjaman bias berupa garis sejauh 1 m dari as
kolom, sedangkan pinjaman elevasi bisa berupa garis setinggi 1 m dari
finishing lantai.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
31
Gambar 3.9. Mahasiswa Mencoba Setting As Kolom

Syarat ukuran kolom yang baik adalah :


1. Tegak, tidak miring karena dapat menyebabkan gedung miring, retak
atau bahkan runtuh.
2. Berada pada titik rencana, tidak bergeser atau meleset.
3. Ketinggian kolom sesuai elevasi rencana , pembuatan kolom beton
yang lebih rendah dari tinggi rencana berarti harus melakukan cor
ulang untuk menyambung.

3.12 Pekerjaan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai
dikerjakan. Balok yang digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok
terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balokinduk) dan balok anak.

Semua perkerjaan balok dilakukan langsung di lokasi yang


direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran
sampai perawatan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
32
3.12.1 Tahap Persiapan
1. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat.Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur
theodolithe.
2. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan
pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel
bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan
Gambar 3.10 Jenis Balok Pada Shop Drawing
plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan
luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan
langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain:
kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
3. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan
sesuai kebutuhan dengan barcutter dan bar bending. Pembesian balok
ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi danada yang dirakit
diatas bekisting yang sudah jadi.

3.12.2 Tahap Pekerjaan Balok


1. Pembekistingan balok

Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :

a. Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun


berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk
bekisting balok maupun pelat.
b. Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan
mengatur base jack atau U-head jack nya.
c. Pada U-head dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar
dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang balok suri
tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya,

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
33
kemudian dipasang pasangan playwood sebagai alas balok.
d. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci
dengan siku yang dipasang di atas suri-suri.
2. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dianggap selesai
selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat
dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok
dan pelat sudah siap.

3. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
a. Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain yang
lebih nyaman.

b. Perakitan pembesian harus sesuai dengan gambar kerja.


c. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
d. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem
silang.
e. Besi tulangan balok yang sudah jadi diangkat lalu diletakkan
diatas bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
f. Pasang beton decking atau beton tahu untuk jarak selimut beton
pada alas dan samping balok lalu diikat.

4. Pengecekan
Setelah pembesian balok dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa
untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan
utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan
beton decking.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
34
Gambar 3.11 Pengecekan Tulangan Balok Lantai 2 IGD

3.12.3 Tahap Pengecoran Balok


1. Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok selesai, maka dapat
dilakukan pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan
bersamaan. Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran
balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja,
papan perata. Pengecoran balok dengan menggunakan concrete
pump dengan menggunakan beton readymix. Sebelum proses
pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan
bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah
sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak,
tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan
menggunakan compressor.

Pelaksanaan pengecoran balok adalah sebagai berikut:

a. Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai,


digunakan concrete pump yang menyalurkan beton readymix
dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
35
pipa pengecoran yang di sambung-sambung.

b. Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu


padatkan dengan menggunakan fibrator.
c. Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan
perataan permukaan coran dengan menggunakan alat-alat
manual.
d. Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran,

maka dilakukan finishing

3.12.4 Pembongkaran Bekisting


Untuk pelat pembongkaran bekisting dilakukan setelah 4 hari
pengecoran sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting
dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai plat
benar – benar mengeras.

3.13 Pekerjaan Plat Lantai

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
36
Gambar 3.12 Pengecoran Tulangan Balok dan Plat Lantai 2 IGD
Plat beton bertulang merupakan sebuah bidang datar yang lebar,
biasanya mempunyai arah horizontal dengan permukaan bawah dan
atasnya sejajar atau mendekati sejajar. Plat beton bertulang
direncanakan untuk memikul beban yang merata yang bekerja pada
seluruh luas permukaanya. Plat biasanya ditumpu oleh gelagar atau
balok bertulang dan biasanya plat dicor menjadi satu kesatuan dengan
gelagar tersebut. Plat lantai pada pembangunan Rumah Sakit Kelas D
Pratama menggunakan tulangan ganda.

Persyaratan plat menurut PBBI 1971.N.I.-2 hal.89 sebagai berikut.


1. Plat-plat dimana tulangan pokoknya hanya berjalan dalam satu arah
maka tegak lurus padatulangan pokok tersebut harus dipasang
tulang pembagi.
2. Pada plat-plat yang dicor septempat, diameter dari batang tulangan
pokok dari jenis baja lunak dan baja sedang harus diambil
minimum 8 mm dan dari tulangan pembagi minimum diameter 6
mm. pada penggunaan batang tulangan dari jenis baja keras,
diameter dari batang tuilangan pokok diambil minimum 5 mm dan
dari tulangan pembagi minimum 4 mm.

3.13.1 Tahap Persiapan


Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan
memastikan tingkat kerataan ketinggian plat lantai. Oleh karena itu,
pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan alat bantu theodolit. Plat
lantai pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur
untuk lantai 1 mengikuti ketinggian sloof dan untuk lantai 2 mengikuti
bekisting yang dibuat sesuai shop drawing atau gambar kerja.

3.13.2 Tahap Pekerjaan

Pekerjaan plat lantai 1 dimulai dari proses pemadatan tanah


kemudian penulangan plat lantai. Untuk pekerjaan plat lantai 2
dilakukan pembekistingan terlebih dahulu. Scaffolding disusun secara

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
37
berjajar bersama-sama dengan scaffolding untuk balok. Mengingat
posisi plat lantai lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding untuk
plat pun harus lebih tinggi serta dibutuhkan main frame tambahan
menggunakan joint pin. Anda bisa memperhitungkan ketinggian
scaffolding plat dengan mengatur bagian base jack dan U-head jack.

Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai


girder sejajar dengan arah cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri
dengan arah melintangnya di atas girder tersebut. Setelah itu, plywood
dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa, pasang pula dinding
untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini harus
dipasang serapat mungkin untuk mencegah terbentuknya rongga yang
menyebabkan kebocoran saat dilakukan pengecoran.

Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada


bekisting, disarankan untuk mengolesi solar sebagai pelumas di semua
bekisting yang sudah terpasang dengan rapat. Cara iniakan
memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan pembongkaran
bekisting. Manfaat yang lainnya yaitu bekisting tersebut akan terhindar
dari kerusakan yang fatal dan cenderung utuh sehingga masih dapat
digunakan untuk pekerjaan yang selanjutnya.

Setelah proses pemasangan bekisting plat lantai telah selesai


dilaksanakan, proses selanjutnya yaitu pengecekan hasil kerja. Lakukan
pengecekan terhadap bekisting yang telah dipasang, terutama
pemeriksaan tinggi level bekisting tersebut. Alat bantu yang
dibutuhkan yaitu waterpass untuk mengecek ketinggian bekisting. Jika
hasilnya sudah sesuai dengan rencana, maka bekisting tersebut pun
telah siap untuk digunakan.

Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang


dilaksanakan setelah pembesian balok. Proses pembesian ini dilakukan
secara langsung di atas bekisting plat. Untuk mempermudah
pekerjaan, tulangan-tulangan besi dapat diangkat menggunakan tower

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
38
crane untuk dipasang di atas bekisting plat. Lakukan perakitan tulangan
besi ini dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Setelah itu, pasang
tulangan besi polos 10-100

Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat


menggunakan kawat. Letakan beton deking antara tulangan bawah plat
dan bekisting alas plat. Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam
antara tulangan atas serta bagian bawah plat. Lakukan proses ini
sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai. Kemudian lakukan
pengecekan untuk memeriksa hasil kerja pembesian tulangan.

Periksalah penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah


dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang- lubang di
plat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
39
Pembongkaran bekisting plat dilakukan setelah 4 hari pengecoran.
Kemudian setelah bekisting ini dibongkar, lanjutkan dengan
pemasangan sapot sebagai penunjang plat lantai dan beban yang ada di
atasnya.

3.13.3 Tahap Pengecoran


Setelah pekerjaan pembekistingan dan pembesian sudah selesai
serta dipastikan sudah siap, engineer melakukan pengecekan terlebih dulu
ke lokasi yang akan dicor. Proses pengecoran plat lantai harus
dilakukan bersama-sama dengan pengecoran balok. Peralatan
pendukung yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran balok antara
lain bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan perata.
Setelah engineer mendapatkan izin pengecoran dari konsultan
pengawas, engineer kemudian menghubungi pihak beaching plan
untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan.

Pembersihan ulang area yang akan dicor dilakukan


menggunakan air kompresor sampai benar-benar bersih. Bucket
disiapkan dan dibersihkan dari debu atau sisa pengecoran sebelumnya.
Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel
dan test slump cor yang diawasi oleh engineer dan pihak pengawas.
Apabila sudah dinyatakan bagus, maka pekerjaan pengecoran pun telah
siap untuk dilaksanakan.

Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton


segar ke bagian balok terlebih dahulu lalu dilanjutkan ke plat. Khusus
untuk plat lantai, beton diratakan memakai scrub secara manual.
Kemudian lakukan pengecekan level menggunakan waterpass. Tahap
berikutnya yaitu pemadatan dengan fibrator. Tujuannya untuk mencegah
terbentuknya rongga-rongga udara yang dapat mengurangi mutu beton.
Pekerja fibrator akan memasukkan alat ini ke dalam adukan selama 5-10
menit di setiap bagian yang dicor.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
40
Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan
beton, pekerjaan berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar
menggunakan balok kayu yang panjang. Lakukan pekerjaan ini dengan
memperhatikan batas ketebalan plat yang telah ditentukan. Proses ini
dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi beton.
Untuk mendapatkan hasil yang bagus, proses pengecoran sebaiknya
dilakukan maksimal selama 6-8 jam.

3.13.4 Tahap Pembongkaran


Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat
untuk memperoleh hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak
merusak beton tersebut. Hal ini tidak terlepas dari fungsi bekisting
tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai penunjang
sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai,
pembongkaran bekisting dilaksanakan dalam waktu 4 hari setelah
pengecoran. Sedangkan untuk pekerjaan balok, pembongkaran
bekisting dilakukan setelah 7 hari pengecoran.

3.13.5 Tahap Perawatan

Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton


selama proses pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang
mengering terlalu cepat mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-
retak, dan tidak sesuai rencana. Maka setelah dilaksanakan pengecoran,
lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton.

1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai


dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling
sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 ºC.

2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap
dalam keadaan basah. perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
41
dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.

3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,


pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu
pengerasan dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Lapangan.

3.14 Pekerjaan Tangga


Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk
menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain.
Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada
rumah atau bangunan umum perlu dirancang senyaman mungkin.
Dalam perencanaan tangga memiliki sudut tangga yang ideal ± 40° karena
pada waktu menggunakan tangga tidak terasa lelah pada saat arah naik
dan tidak berbahaya pada saat arah turun dari tangga. Menurut peraturan
pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban ditangga lebih
besar dari beban pada pelat lantai.

Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara


tingkat sebuah bangunan, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu,
baja, beton bertulan dan lain-lain. Tangga dapat bersifat permanen
maupun non permanen, tangga permanen biasanya digunakan untuk
menghubungkan dua bidang horisontal pada bangunan lantai bangunan
yang berbeda. Struktur konstruksi tangga pada pembangunan Rumah
Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur menjadi satu dengan rangka
bangunannya, Beberapa hal yang harus diterapkan dalam merencanakan
konstruksi tangga secara umum yaitu :

a. Direncanakan dan dipasang berdasarkan zoning yang


mudah dijangkau oleh setiap orang
b. Pada daerah tangga harus mendapat penerangan yang
cukup terutama pada siang hari
c. Kuat, nyaman, sederhana dan layak untuk dipakai.
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
42
d. Pada saat digunakan tangga tersebut terasa nyaman,
menyenangkan dijalani, maka ukuran optrade (tanjakan) dan
antrede (injakan) harus sebanding
e. Tangga mudah dijalani atau digunakan

Gambar 3.14 Pengerjaan Tangga

3.15 Pekerjaan Dinding


Pekerjaan pasangan dan finishing dinding yaitu meliputi pekerjaan
pasangan batu bata (Semen, pasir, air), kolom praktis, plesteran, acian,
waterproffing, counting, pasangan dinding dan pengecatan.

Didalam proyek pembangunan Rumah Sakit kelas D Pratama


Lombok Timur ini, pada pengerjaan pasangan batu bata untuk dinding
mengalami masalah pada saat pemasangan angkur dimana para pekerja
sering kali lupa untuk memasang angkur sehingga sering terjadi
perselisihan antara konsultan pengawas dan kontraktor yang
mengakibatkan waktu pemasangan dinding menjadi sedikit terlambat
begitu juga dengan kolom praktis terdapat masalah seperti
pemasangannya yang berbeda dari yang direncanakan di shop
drawing.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
43
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area


yang akan di pasang dinding bata merah, menghitung volume
pekerjaan dan kebutuhan material yang dibutuhkan.
2. Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan
tanda posisi kolom praktis,ring balok, dan lubang kusen.
3. Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang)
sebelum dipakai untuk mengurangi penyerapan air.
4. Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang
acuan yang telah dipasang pada profil kayu pada ujung jalur
dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1 m dengan
menggunakan adukan 1 pc : 5 ps
5. Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan
secara merata kepermukaan bata merah.
6. Kemudian bata merah disusun diatas adukan mortar tersebut 44
ambal terus diperiksa kerataan pasangannya. Kemudian bata
merah dipukul perlahan sampai mencapai elevasi yang
diinginkan.
7. Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian
dilanjutkan dengan cor kolom praktis.
8. Periksa kelurusan serta vertical pasangan bata merah, apabila sudah
benar dan sesuaid engan yang diinginkan maka lanjutkan
pemasangan dengan tinggi maksimum 1 m, kemudian periksa
lagi kelurusan vertikalnya, setelah itu dilanjukan cor kolom
praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai
gambar.

Selanjutnya dilakukan pekerjaan pelesteran yang dimulai dengan


jalan mebuat kepalaan peletetan pada sisi vertical jarak 2 m sesuaai

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
44
dengan ketebalan yang diinginkan dengan bantuan unting-unting
pada sisi horizontal pada elevasi plafond atau di ujung atas dinding
dengan bantuan benang.

Sebelum melakukan pekerjaan pelesteran, pasangan bata merah


disiram, kemudian dilakukan pekerjaan pelesteran pada dinding secara
merata, menggunakan adukan mortar 1 pc : 5 ps

Setelah pelesteran kering dan rata sesusai dengan yang diinginkan


kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan adukan
semen. Sesudah pekerjaan acian selesai permukaan dinding difinish
dengan pelamur tembok. Dinding yang telah selesai di pelamur
kemudian diamplas sehingga memberikan permukaan dinding yang
halus licin dan rapi.

Gambar 3.15 Pengerjaan Pasangan Dinding

3.16 Pekerjaan Pasangan Keramik


Pekerjaan lantai dimana di lakukan pemasangan keramik yang di
lakukan beberapa pekerja dengan menentukan elevasi sesuai perencanaan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
45
yang dimana penentuan elevasinya menggunakan waterpass dan di ukur
oleh pekerja surveyor.

Metode pelaksanaan keramik lantai sebagai berikut:

a. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan


disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
b. Rendam keramik terlebih dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
c. Buat adukan untuk pasang keramik.

d. Cari center line ruangan dan pasangan benang untuk bantuan


mendapatkan pasangan permukaan lantai keramik yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
e. Buat kepalaan adukan jarak 1/1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya rata/flat.
f. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.

g. Selanjutnya langkah awal pemasangan keramik pembuatan garis


bantu (marking) sebagai pedoman pemasangan keramik.
h. Pemasangan keramik sebagai start point pertama pemasangan
diawali dari sudut dinding pintu untuk menyesuai pasangan antara
ruangan. Lalu dilakukan Tarik benang arah x dan y serta
memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
i. Pasangan lantai keramik kepalaan untuk tanda start awal
pemasangan pada adukan yang sudah ditebar dengan menggunakan
semen dengan adukan 1PC : 4PP sebagai perekat. Kemudian
dilanjutkan pemasangan lantai keramik lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
j. Supaya mendapatkan pasangan keramik yang stabil digunakan alat
bantu berupa palu karet dengan cara mengetuk permukaan keramik
untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik.
k. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
46
l. Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat

untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai

keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan


perapihan/finish garis siar/nat.

Untuk spesifikasi keramik yang dipakai pada proyek pembangunan


Rumah Sakit Kelas D Pratama berbeda-beda tergantung lokasi
pemasangan keramik dan kebutuhannya.

Tabel 3.1. Spesifikasi Keramik Menurut RKS

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
47

Sumber : Data Proyek Konsultan CV Adi Cipta Konsultan


3.17 Pekerjaan Plafond
Plafond digunkan sebagai penutup langit – langit atap sehingga
memberikan keindahan dan menimbulkan rasa aman Ketika melintas
dibawahnya. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan plafond yang
maksimal, diperlukan metode kerja pemasangan plafond yang tepat.
Pada saaat pemasangan plafond berjalan lancar sesuai perencanaan
dimana pekerja pemasangan plafond membagi tugas ada yang pasang
kerangka plafond dan ada yang pasang plafond selesai pemasangan
kerangka. Gambar 3.16. Pemasangan Keramik
Tabel 3.2. Spesifikasi Plafond Menurut RKS

Gambar 3.17. Spesifikasi Plafond

Metode plaksanaan plafon sebegai berikut:

a. Pengukuran spasi rangka dan gantungan sesuia dengan


spesifikasi teknis yang dianjurkan
b. Pengukuran tinggi plafon untuk disesuikan komponen MEP
yang akan dipasangkan di atas plafon
c. Pekerjaan pasangan plafon pada plat lantai atau balok yang pertama
di lakukan pasang penggantung rangka (tie rod) dengan
menggunakan paku tembak
d. Bila pemasangan pada bagian top/tampa plat lantai maka

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
48
gantungan di buat pada rangakaatap
e. Mengukur kedataran penggantug di perlukan agar menghasilkan
plafon yang tidakgelombang
f. Di lanjutkan dengan pemasangan memasang rangka plafon,

lakukan juga pengecekan kedataran posisi rangka dengan water


pass.rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran 4x4
sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap
rangka diikat mengunakan screw 1/8 dengan menggunakan bor
atau obeng.
g. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4 ) dan tulangan
tumpuan (hollow 2x4) harus sesuai spesifikasi
h. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan gysum dengan
menggunakan screw 1/8 dan bor skrup.
i. Selanjutnya adalah pengerjaan menutupi sambungan antar
gysum dengan paper tape / kasa plafon untuk menghindari
keretakan.
j. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan
gysum dan titik-titik skrup.
k. Lalu dilanjutkan dengan pengerjaan plafon.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
49
3.18 Pekerjaan Pintu dan Jendela
Pengerjaan pintu dan jendela yang berbahan aluminium di pasang
pada saat selesai finishing acian dinding dimana pintu dan jendela di
Gambar
pasang langsung sesuai 3.17b.
tempat danPemasangan
ukurannyaPlafond
yang direncanakan pada
saat pemasangan juga harus lurus dan bagus, untuk meletakkan daun
pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen,
kusen yang digunakan adalah terbuat dari Alumunium.

Tabel 3.3. Spesifikasi Pintu dan Jendela Menurut RKS

Pemasangan kusen dapat dilakukan mengikuti langkah-langkah berikut :

1. Pengajaun jenis material bahan yang digunakan kepada direksi.

2. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as


bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.

3. Pasang angkur pada kusen secukupnya.

4. Dirikan Sumber : Data


kusen dan Proyektinggi
tentukan CV Adi Cipta Konsultan
kedudukan kusen pintu yaitu 2
meter dari tinggi bouwplank.

5. Setelkedudukankusenpintusehinggaberdiritegakdenganmenggunaka

nunting-unting.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
50
6. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.

7. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga


kedudukan menjadi kokoh.

8. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada


tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.

3.19 Pekerjaan Atap

Pengertian Atap Struktur adalah susunan atau pengaturan bagian-


bagian gedung yang menerima beban atau konstruksi utama dari
bangunan tanpa mempedulikan apakah konstruksi tersebut kelihatan
atau tidak. Struktur bangunan umumnya terdiri atas konstruksi pondasi,
dinding, kolom, pelat lantai, dan kuda-kuda atap. Konstruksi atap adalah
konstruksi yang terdiri dari balok melintang (yang menerima gaya tarik),
balok sebagai penopang atau tiang (yang menerima gaya tekan) guna
menyangga dari gording dan kasau serta pelapis atap. Bentuk atap
berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap
hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki
oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap yang sering digunakan adalah rangka atap kuda-
kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri
dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi
kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga.

Pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama


memiliki jenis kuda-kuda atap Janggutan yang terdiri dari setengah
beton sampai ring balok dan dinding kuda-kuda berdiri diatas ring balok
dengan tujuan resapan air hujan dapat dikontrol pembuangannya. Dan
rangka atap menggunakan baja ringan yang dapat mengurangi beban
vertical dari atap terhadap dinding peletakan kuda-kuda.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
51
3.19.1 Teknis Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan
Gambar 3.19a. Denah Plat Janggutan Atap IGD
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
konstruksi rangka atap.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja, antara lain : dudukan plat, plat
simpul, plat jepit sambungan, balok rafter wf 250, Gording
CNP 150, trakstank, ikatan angin besi, baut angkur baut mur,
dan plat dudukan gording.

2. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Persiapan Plate
Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener.
Ukuran plate dan ketebalan serta titik lobang baut
menyesuaikan dengan gambar kerja. Ukuran plate dan titik
lobang baut harus benar presisi dengan menggunakan
mal/penggaris supaya potongan plate lebih akurat. Plate baja
dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong, untuk
ukuran baja WF yang besar sebaiknya menggunakan mesin
gerinda potong duduk dengan diameter piring hingga 20″ atau
lase cutting. Setelah plate dipotong dan titik baut sudah ditandai,
selanjutnya siapkan mesin pons, bor kecil dan bor utama untuk
membuat lobang baut pada plate. Bagian titik dibor dengan bor
kecil (misal 5mm) baru dilanjutkan menggunakan bor utama
sesuai diameter baut. Setelah pemotongan dan pembuatan
lobang baut selesai bersihkan plate dan haluskan dengan
digrinda atau diamplas bagian sisa potongan plate sehingga
tidak tajam.

b. Persiapan Balok Rafter

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
52
Ukuran WF biasanya berbeda dengan panjang bentangan
atau panjang balok pada kontruksi baja yang akan dipasang
nantinya. baja yang ada harus dipotong sehingga sesuai dengan
ukuran dari gambar kerja. Bagian yang akan dipotong diukur
dengan mal/jangkar secara akurat dan presisi sehingga tidak
mengalami kesalahan setelah dipotong. Jika terjadi kesalahan
mengakibatkan kerugian biaya yang cukup besar.

c. Settingan
Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari
proses sebelumnya, selanjutnya disambungkan dan setting
bagian-bagian tersebut sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak
dan ukuran pada gambar kerja.

d. Pengelasan
1) Bersihkan bagian yang akan dilas dari kotoran atau debu.
2) Tebal las disesuaikan dengan beban kontruksi.
3) Setelah pengelasan bersihkan sisa lasan dan dihaluskan.

e. Erection (Pengangkatan)
Erection Adalah proses pengangkatan bagian rangka baja
seperti kuda-kuda/rafter, balok yang sudah disambung dan
disetting diangkat untuk dipasang dibagian atas kontruksi untuk
difitting dengan bagian lainnya (balok- rafter-kuda-kuda,
branching, tie rod dll).
Proses pengangkatan konstruksi baja :

1) Untuk beban baja lebih dari 1 ton dan ketinggian lebih


dari 10 meter maka pengangkatan kontruksi Baja
sebaiknya menggunakan alat angkat berat seperti hoist,
crane/mobile crane, karena lebih safety dan lebih mudah.

2) Beban dibawah 1 ton dengan ketinggian kolom 6m, dapat

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
53
menggunakan lifting equipment seperti chain block, hoist
yang memiliki daya angkat dari 5 ton.

f. Fitting (Peyambungan)
Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai
katrol atau crane dan sampai diposisi nya pasang baut dan
kencangkan sampai plate simpul rafter rapat dengan kolom.
Selajutnya ujung rafter diikat pakai seling (12 mm) dan tarik
ujung seling bagian bawah ke pedestal/batok, Begitu seterusnya
sehingga semua bagian rafter dan gording sudah naik dan
terpasang diatas kolom. Selanjutnya pasang branching/ tie rod
sebagai pengikat rafter.

g. Finishing
Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan
pengecatan dari kontruksi baja yang sudah disambungkan
pengecatan mulai dari cat dasar dan cat vanishing. Sebaiknya
pengecetan dilakukan dilantai kerja sebelum proses erection
(pengangkatan) karena dilakukannya lebih mudah dan lebih
aman.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
54
Gambar 3.19b. Pemasangan Atap Baja Ringan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
55
BAB IV
KAJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 Kajian Pengendalian Pekerjaan
Pengendalian proyek yaitu Suatu kegiatan pengawasan/Monitoring
suatu Proyek agar proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu
yang baik, penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau pengambilan
langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat
selesai sesuai dengan yang direncanakan.
Adapun pengendalian proyek pada saat Praktik Keja Lapangan (PKL)
pada proyek pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur
adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Mutu
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Biaya
4. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

4.1.1. Kajian Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu adalah suatu sistem yang mengendalikan metode


kerja dan hasil akhir dari suatu pekerjaan. Pengendalian mutu yang
diterapkan pada saat Praktik Kerja Lapngan pada proyek pembangunan
pasar Jelojok adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian material yang datang
Pengendalian material yang datang adalah upaya untuk mendapatkan
material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Setelah
dilakukan inspeksi hanya material-material yang memenuhi syarat yang
akan berada dilokasi proyek, sedangkan yang tidak memenuhi syarat
dikembalikan atau ditukar.

2. Pemeriksaan mutu beton


Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan uji slump dan harus
sesuai dengan PERSYARATAN BETON STRUKTURAL UNTUK
BANGUNAN GEDUNG (SNI 2847 : 2013).
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
56
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat
resmi dari Laboratorium khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini. Mutu
dan konsistensi dari kekuatan tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur
28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :
1. Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-300 (f’c =
25,38 MPa)
2. Semua kolom dan dinding beton : K-300 (f’c =
25,38 MPa)
3. Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya :
Beton Klas – Bo.

4.1.2. Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu proyek adalah cara mengendalikan waktu
pelaksanaan agar waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana. Oleh
karena itu penjadwalan kegiatan proyek yaitu mengatur waktu pelaksanaan
pekerjaan menjadi sangat penting dalam rangka pengendalian waktu. Salah
satu cara pengendalian waktu adalah time schedule. Hal ini dibuat untuk
mengatur item-item pekerjaan agar diatur sedemikian rupa, sehingga suatu
pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat saling berhubungan dan
tidak saling tumpang tindih.
Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang kami lakukan pada
proyek pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur terjadi
keterlambatan pekerjaan. Berikut adalah time schedule pada saat Praktik
Kerja Lapangan:

Tabel 4.1 Time Schedule Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
57
Dengan melihat tabel time schedule di atas dapat disimpulkan bahwa
progres pekerjaan mengalamai keterlambatan dimana nilai komulatif
realisasai tidak dapat mencapai nilai komulatif rencana (seperti tabel di atas)
Berikut ini adalah rincian progress dari time schedule di atas:

1. Pada minggu pertama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


progres kumulatif pekerjaan sudah 30.80% dengan rencana progress
mingguan 6.64% dan progress fisik yang terealisasi 5.80% dengan nilai
anggaran yang terealisasikan sebesar Rp 2.355.986.100,- dan nilai
deviasi pekerjaan -0.84 % yang menunjukkan progres pekerjaan
mengalami keterlambat.

2. Pada minggu kedua pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) progres


kumulatif pekerjaan sudah 38.01% dengan rencana progress mingguan
7.21% dan progress fisik realisasi 6.80% dengan nilai anggaran yang
terealisasikan sebesar Rp 2.762.190.600,- dan nilai deviasi pekerjaan
menunjukkan keterlambatan sebesar -0.41 %.

3. Pada minggu ketiga, progres kumulatif rencana sebesar 7.66% dengan


Sumber : Data Pribadi Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL)
progress fisik realisasi sebesar 7.60% angka realisasi tersebut masih
mengalamai deviasi sebesar -0,06%. Kesimpulannya masih terjadi
keterlambatan pekerjaan. Pada minggu ketiga pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) progress kumulatif pekerjaan sebesar 45.67% dengan
nilai anggaran pekerjaan fisik yang terealisasikan sebesar Rp
3.087.154.200,-

4. Pada minggu keempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


progress kumulatif pekerjaan sebesar 54.85%. progres kumulatif rencana
sebesar 9.17% dengan progress fisik realisasi sebesar 8.10% angka
realisasi tersebut sangat jauh dari rencana sehingga mengalamai deviasi
sebesar -1,07% yang menunjukkan keterlambatan dalam pekerjaan. Nilai
anggaran pekerjaan fisik yang terealisasikan sebesar Rp 3.290.256.450,-

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
58
5. Pada minggu kelima pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) progres
kumulatif pekerjaan sudah 64.12% dengan rencana progres mingguan
sebesar 9.28% dan progress fisik realisasi sebesar 9.30% sehingga
pekerjaan mingguan menunjukkan sedikit kemajuan dengan deviasi
sebesar 0.02%. Nilai anggaran pada pekerjaan fisik yang terealisasikan
minggu ini sebesar Rp 3.777.701.850,-

6. Pada minggu keenam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL),


progres kumulatif pekerjaan sebesar 72.64% dengan rencana progress
mingguan 8.52% dan progress fisik realisasi 8.60%, nilai anggaran
pekerjaan fisik yang terealisasikan sebesar Rp 3.493.358.700,- dan
deviasi pekerjaan mingguan masih menunjukkan kemajuan sebesar
0.08%.

7. Pada minggu ketujuh pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah


minggu terakhir pengerjaan struktur seperti kolom dan balok dengan
progress kumulatif sebesar 80.43 % dengan progress rencana mingguan
7.79% dan progress fisik realisasi sebesar 7.68%, nilai anggaran pada
realisasi minggu ini sebesar Rp 3.119.650.560,- dan nilai deviasi
pekerjaan mengalami masih mengalami keterlambatan sebesar -0.11.

8. Minggu kedelapan adalah minggu terakhir pekerjaan dinding, keramik


dan plafond dengan progres kumulatif pekerjaan sudah 86.46% dengan
rencana progress mingguan 6.03% dan progress fisik realisasi 6.00%,
nilai anggaran pekerjaan yang terealisasikan sebesar Rp 2.437.227.000,-
dan nilai deviasi pekerjaan -0.03% angka tersebut menunjukkan progres
pekerjaan mengalami keterlambatan.

9. Pada minggu kesembilan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


progress kumulatif pekerjaan sudah 90.78% dengan rencana progress
mingguan 4.32% dan progress fisik realisasi 4.40%, nilai anggaran
pekerjaan yang terealisasikan sebesar Rp 1.787.299.800,-. Pada minggu
ini pekerjaan mengalami kemajuan dengan nilai deviasi pekerjaan 0.08%.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
59
10. Minggu kesepuluh adalah minggu terakhir pekerjaan pelapisan dinding,
pengecetan, dan sanitasi dengan progres kumulatif sebesar 94.71%,
rencana progress mingguan 3.92% dan progress fisik realisasi 3.91%
sehingga terjadi sedikit keterlambatan dengan deviasi -0.01%. Nilai
anggaran pada pekerjaan fisik yang terealisasikan sebesar Rp
1.592.321.640,-

11. Pada minggu kesebelas pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


hanya mengerjakan pekerjaaan Mekanikal, Elektrikal dan Pumbing
(MEP) dengan progress kumulatif sudah mencapai 97.07%, rencana
mingguan 2.86% dengan progres realisai fisik 2.88% dan deviasi
menunjukkan keterlambatan sebesar 0.02%. Nilai anggaran pekerjaan
fisik yang terealisasikan sebesar Rp 1.169.868.960,-

12. Pada minggu kedua belas, pekerjaan tetap sama dengan dengan minggu
sebelumnya dengan rencana mingguan 2.43% dan realisasi fisik 6.01%
sehingga deviasi sebesar 3.85%. Nilai anggaran yang terealisasikan pada
minggu ini sebesar Rp 2.441.289.045,-. Pada minngu ini pekerjaan sudah
selesai dengan nilai progress kumulatif mencapai 100%.

Kedua garis pada Time Schedule menunjukkan nilai yang berbeda,


yaitu: garis merah menunjukkan progress realisasi sedangkan garis biru
menunjukkan kumulatif progress. Progress realisasi adalah total nilai
presentase dari pekerjaan fisik mingguan yang sudah terealisasikan
sedangkan kumulatif progress adalah total nilai presentase pekerjaan dari
rencana pekerjaan mingguan. Dan untuk nilai anggaran yang terealisasikan
didapat dari persentase pekerjaan dikalikan dengan anggaran pekerjaan
proyek.

Total bobot pekerjaan pada pelaksanan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


sebesar 69.20% dengan total nilai anggaran pekerjaan fisik yang
terealisasikan sebesar Rp 31.314.304.905,- dari total anggaran pekerjaan
proyek sebesar Rp 40.620.450.000,-.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
60
4.1.3. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya adalah sustu sistem yang mengendalikan biaya
pelaksanaan proyek, bagaimana mengendalikan biaya produksi dilapangan
sesuai dengan rencana anggaran pelaksanaan proyek. Untuk pengendalian
biaya ini pihak kontraktor melakukan perhitungan ulang volume pekerjaan
dan membuat analisa harga satuan pekerjaan, biaya umum lapangan, biaya
langsung, dan biaya tidak langsung. Bila terdapat perbedaan yang sangat
jauh antara rencana dan realisasi maka diadakan pengkajian, lalu
memperhitungakan apa penyebabnya, setelah itu dicari solusinya agar tidak
terulang lagi pada masa yang akan datang.

Pengendalian biaya biasanya dilakukan oleh:


1. Pengendalian biaya proyek secara detail dilaksanakan oleh kontraktor
sendiri.
2. Pengendalian biaya proyek secara keseluruhan dilaksanakan oleh
manajer proyek sebagai wakil dari owner dibantu oleh konsultan.

Pengendalian biaya oleh kontraktor merupakan hal yang penting,


karena Biaya yang diterima dari pemilik tidak langsung diberikan pada awal
proyek melainkan diberikan menurut presentase kemajuan pekerjaan.
Semua biaya untuk kebutuhan pelaksanaan proyek tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran dan menjadi tanggung jawab pelaksana
pekerjaan yang bersangkutan

4.1.4. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan supaya
tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan.
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu
perlindungan dari segi fisik yang mencakup perlindungan kesehatan dan
keselamatan dari kecelakaan kerja, serta adanya pemeliharaan moral
kerjadan perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
61
Gambar 4.2a. Papan Himbauan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Program-program yang dilaksanakan demi menunjang K3L antara lain:


1. Zero accident
Target untuk kecelakaan yang ingin dicapai kontraktor adalah tidak ada
kecelakaan dalam setiap proyeknya.

2. Safety induction
Pemberian pengenalan peraturan safety project kepada setiap karyawan
dan sub kontraktor serta mandor yang terlibat dalam proyek ini untuk
partisipasi dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja semua pihak.

3. Safety inspection
Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan
yang memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan
pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
62
4. Security Plan
Security plan berupa pos pengaman yang mencakup prosedur
pengawasan keluar masuknya bahan-bahan dan peralatan proyek,
penerimaan tamu, dan identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek.

5. Penyediaan Alat-Alat Fasilitas Pendukung K3


Di dalam lingkungan proyek banyak sekali potensi bahaya-bahaya yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja, untuk meminimalisir semua kejadian
itu harus disediakan fasilitas-fasilitas pendukung K3. Fasilitas K3 Pada
Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta antara lain:

a. Alat Pelindung Diri (APD)


Sebelum memasukiproyek pembangunan pasa Jelojok Kopang
terdapat beberapa ketentuan yaitu:
1) Karyawan, pekerja, dan tamu yang akan memasuki lokasi proyek
harus lapor ke pos jaga/keamanan.
2) Untuk tamu yang akan memasuki lokasi proyek hars mempunyai ijin
masuk.
3) Karyawan, pekerja, dan tamu yang memasuki lokasi proyek
diharuskan untuk membaca dan mematuhi peraturan yang berlaku di
proyek.
4) Karyawan, pekerja, dan tamu yang memasuki lokasi proyek harus
menggunakan APD sesuai peraturan yang berlaku di proyek.
5) Perhatikan, dan patuhi rambu-rambu yang ada di proyek, hati-hati
apabila berada di tempat-tempat yang berbahaya.
6) Apabila terjadi kecelakaan maupun insiden segera laporkan kepada
pengawas petugas K3.
7) Kembalikan APD dan lapor kepada petugas K3 apabila telah selesai
atau hendak meninggalkan proyek.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
63
Alat pelindung diri yang wajib digunakan selama di proyek
pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur antara
lain:
1) Helm proyek
2) Sarung tangan
3) Sepatu
4) Rompi proyek

b. Perlengkapan darurat
Wujud kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di lokasi
proyek adalah dengan pengadaan dan penempatan kotak P3K serta
tabung pemadam kebakaran di lokasi area yang beresiko kecelakaan.

Gambar 4.2b. Kotak P3K

Gambar 4.2c. Alat Pemadam Kebakaran

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
64
4.2 Kajian Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Kolom pada Pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur dimulai dari minggu ke 5 pekerjaan pada tanggal 1-7 Agustus 2022
sampai minggu ke 18 pekerjaan pada tanggal 31 Oktober-6 Nopember 2022.
Detail kolom pada struktur bangunan berbeda-beda yang terbagi menjadi 2
zona yaitu :

1. Zona A : Bangunan IGD


2. Zona B : Bangunan Rawat Inap, Laboratorium, Ruang Ibu dan
Anak, Ruang
jenazah, Musholla dan Ruangan Tambahan.

Perbedaan Zona A dengan Zona B adalah pembedaan elevasi bangunan


dengan zona B lebih tinggi 50 cm dari zona A karena mengikuti kontur tanah
pada lokasi pekerjaan yang ketinngiannya menggunung kebelakang. Karena

Gambar 4.3a Dimensi Kolom Zona A IGD


Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
65
pembagian zona sehingga dimensi kolom pada zona A dan zona B berbeda.
Dimensi kolom yang digunakan pada tiap zona dapat dilihat pada gambar.

Dimensi kolom utama zona A IGD direncanakan lebih kecil dari dimensi
kolom utama zona B Rawat Inap dikarenakan beban yang dipikul berbeda
tiap bangunan selain beban struktur bangunan itu sendiri. Beban berbeda yang
dipikul dimaksudkan adalah beban hidup, yaitu beban manusia. Beban hidup
pada zona A IGD lebih sedikit dikarenakan manusia yang dirawat tidak
berdiam lama didalam bangunan yang hanya melayani keadaan darurat saja,
sedangkan pada Zona B Rawat Inap, beban manusia lebih banyak yang terdiri
dari pasien itu sendiri yang dirawat akan berdiam diri lebih selama proses
penyembuhan serta keluarga yang menemani proses penyembuhan serta
beban alat didalam bangunan rawat inap.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
66
Gambar 4.3b Dimensi Kolom Zona B Rawat Inap

Gambar 4.3c Potongan Struktur Zona B Rawat Inap

4.3 Kajian Pekerjaan Balok


Balok merupakan struktur melintang yang menopang beban
horizontal. Balok dalam bangunan sangat penting untuk menjaga stabilitas
terhadap gaya kesamping. Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah
bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom
penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal
bangunan akan beban-beban.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
67
Pekerjaan balok pada pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama
Lombok Timur dimulai dari minggu ke 10 pekerjaan pada tanggal 5-11
september 2022 sampai minggu ke 18 pekerjaan pada tanggal 31
oktober-4 nopember 2022. Dalam pekerjaan ini digunakan beberapa
tenaga kerja yang terbagi jadi beberapa kelompok pekerjaan, ada yang
mengerjakan bekisting balok, bekisting plat lantai, merakit tulangan plat,
tulangan balok dan ada juga yang mengerjakan pembersihan untuk
balok yang sudah siap dicor.

Karena Gambar 4.4a Balok Zona A IGD


pembagian
zona, struktur
balok tetap

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
68
berbeda tiap zona sesuai dengan kolom yang dipakai pada tiap zona
berbeda.

Gambar 4.4b Balok Zona B Rawat Inap

4.4 Kajian Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran

Rencana pelaksanaan pekerjaan dimulai pada minggu ke 13 tanggal 19


September 2022 sampai minggu ke 22 tanggal 28 Nopember 2022- 4 Desember
2022.

Gambar 4.5 Spesifikasi Dinding

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
69
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat
dan benar-benardipasang tegak lurus. Dinding yang menempel pada kolom
beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus
dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok lantai 12/12
atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar
kusen-kusen harus diisi dengan aduk.

4.5.1 Pleseteran

1. Plesteran Permukaan Bata Merah / Bata Ringan

a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan


dan pembersihan selesai.
b. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi
kelos – kelos sementara dari bambu.
c. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang
tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm
untuk patokan kerataan bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai
rata dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam
plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan akan dilapis dengan bahan lain.
f. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera
dibersihkan.

2. Plesteran Permukaan Beton.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
70
a. Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air,
kemudian diplester.
b. Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak,
lemak, lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran
dimulai.
c. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja.
Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan
plesteran dirawat dengan penyiraman air.
d. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak –
retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan
lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/ MK.

4.5 Kajian Pekerjaan Plat Lantai

Pekerjaan Plat Lantai dimulai pada minggu ke 7 tanggal 15-21 Agustus


2022 sampai minggu ke 13 tanggal 26 september 2022-2 oktober 2022.
Untuk tulangan plat lantai menggunakan besi polos 10-100 dengan tulangan
rangkap dan untuk ketebalan plat lantai tiap zona adalah sama yaitu
 Plat lantai dasar = 12 cm
 Plat lantai 2 = 13 cm
 Plat janggutan atap = 10 cm

4.6 Kajian Pekerjaan Tangga


Pada pekerjaan ini dikerjakan pada minggu ke 15 tanggal 10-16
oktober 2022 sampai minggu ke 17 tanggal 24-30 oktober 2022. Tebal
Plat untuk tangga 15 cm dan terdapat 3 tipe tangga yaitu tangga tipe 1,
tangga tipe 2 dan tangga tipe 3. Yang menjadi pembeda hanya pada
penulangan balok tangga dan penempatan tangga. Untuk tangga tipe 1 dan
tangga tipe 2 berada pada bangunan zona A IGD sedangkan tangga tipe 3
dipergunakan untuk zona B Rawat Inap.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
71
Gambar 4.6a Tulangan Tangga

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Gambar 4.6b. Tipe Tangga
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
72
Gambar 4.6c. Penulangan Balok Tangga

Pengecoran Tangga dilakukan di tempat secara Manual, dengan cara


menuangkan campuran beton langsung ke cetakan.

4.8. Kajian Pekerjaan Atap

Pekerjaan atap dilaksanakan sebagai bagian finishing dalam struktur


bangunan. Pada pekerjaan atap pembangunan Rumah Sakit Kelas D
Pratama Lombok Timur dierencanakan di mulai pada minggu ke 19 tanggal
7-13 Nopember 2022 sampai minggu ke 22 tanggal 28-4 desember 2022.
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan dan pemasangan rangka atap
baja ringan (kuda-kuda, usuk dan reng), penutup atap dan kalsiplank.

4.8.1. Bahan

1. Untuk baja ringan menggunakan Canal C.75 T setara Unggul


Truss, PT.YASKA
2. Bahan penutup atap yang digunakan:
a. Penutup Atap IGD dan Rawat Inap : T=0.3mm Metal
Berpasir, setara Rainbow.
b. Penutup Radiologi dan Bangunan Penunjang : T=10mm
setara Alderon.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
73
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
74
Gambar 4.7. Potongan Baja Ringan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
75
4.9. Kajian Permasalahan Dan Solusi
Hampir semua proyek konstruksi mempunyai permasalahan, baik
masalah non teknis, teknis. Begitu pula dengan pembangunan Rumah Sakit
Kelas D Pratama Lombok Timur yang ditinjau dari lokasi pembangunan
yang terletak pada jalur pegunungan dan akses jalan yang lumayan jauh dari
pusat kota. Untuk itu kami paparkan beberapa permasalahannya.

4.9.1 Permasalahan
1. Permasalahan Non Teknis
Permasalahan non teknis salah satunya kondisi alam, sesuai
dengan lokasi pekerjaan yang terletak pada Kawasan yang merupakan
kawasan Hutan Lindung Gunung Rinjani, terlebih waktu pengerjaan
konstruksi pada akhir tahun yang masuk kedalam musim penghujan.
Dengan kontur tanah pegunungan disertai hujan sehingga tanah menjadi
becek dan susah dilalui yang menyebabkan tertundanya sebagian
pekerjaan. Berikut masalah-masalah non teknis pada pembangunan
Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok Timur seperti :

a. Tertundanya pekerjaan akibat hujan.


b. Lokasi proyek yang jauh dari pusat kota juga menjadi kendala
pembangunan dikarenakan pengangkutan bahan material berasal
dari pusat kota, namun yang lebih dirasa dampaknya adalah
pengangkutan readymix yang datang dari kota Mataram ke lokasi
cukup jauh. Keterlambatan dalam kesiapan alat concrete pump
untuk melayani proses pengecoran kolom, balok, dan lantai kerja
yang diakibatkan adanya kerusakan alat, ketersediaan sewa alat,
dan management internal dari pihak kontraktor terkait jadwal
pengecoran dipaket lain, serta.
c. Ketersedian bahan material alam disekitar lokasi ketika terjadinya
kekurangan material harus mencari ditempat lain yang lumayan
jauh dari lokasi pekerjaan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
76
2. Permasalahan Teknis
Masalah teknis ini sangat berpengaruh terhadap performa bangunan
atau kualitas dari bangunan setelah jadi. di sini peran engineer sangat
berpengaruh terutama untuk menyelesaikan masalah-masalah teknis
seperti ini, diataranya :
a. Kurang update gambar ketika dilakukan perubahan.
b. Tukang ada yang tidak dapat membaca gambar kerja.

4.9.2 Solusi

Dengan adanya beberapa masalah yang telah disebutkan di atas,


berikut saran atau solusi yang dapat dilakukan di lapangan, antara
lain:

1. Solusi Permasahan Non Teknis

a. Untuk pekerjaan yang tertunda akibat hujan akan dikerjakan


besoknya atau lembur pada hari itu, namun dengan cost atau
pengeluaran yang bertambah untuk membayar gaji pekerja yang
lembur. Dan setrategi dari pelaksana adalah penambahan
pekerja pada besok harinya tanpa melakukan lembur sehingga
cost atau pengeluaran dapat dikendalikan. Untuk pekerjaan yang
terkendala akibat tanah dilokasi proyek yang licin akibat hujan
dilakukan pengecoran akses jalan dihalaman pembangunan
Rumah Sakit untuk memudahkan akses pekerjaan. Pengecoran
akses jalan dihibahkan oleh pihak supplier dalam hal ini
perusahan readymix, karena agar memudahkan readymix masuk
lokasi pekerjaan untuk melakukan pengecoran yang waktu yang
sudah dijadwalkan. Pengecoran akses jalan menghabiskan 2
Truck Mixer sebanyak 12 kubik beton.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
77
Gambar 4.8. Pengecoran Akses Jalan

b. Dilakukan perbaikan dan perawatan berkala terhadap peralatan


yang diperlukan sebelum digunakan, serta truck mixer berangkat
lebih dahulu dari waktu yang dijadwalkan namun sesuai
koordinasi waktu kesiapan pelaksanaan pengecoran

c. Mengganti material yang kurang dengan material yang sama


namun dengan ukuran berbeda seperti yang tadinya dalam
perencanaan menggunakan besi 8 dapat diganti dengan
menggunakan besi 6 dengan jumlah besi yang disesuai dengan
perhitungan mutu.

2. Solusi Permasalahan Teknis.

a. Solusi dari kurang updatenya gambar kerja adalah drafter dari


pihak kontraktor selalu sedia dilokasi proyek untuk melakukan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
78
perubahan gambar sesuai dengan kondisi lapangan. Serta setiap
minggu melakukan rapat perubahan gambar untuk koordinasi
pembaharuan dalam pekerjaan.

b. Solusi dari tukang yang tidak bisa baca gambar adalah perbaikan
pekerjaannya. Dan selalu melakukan pengawasan sebelum
pengerjaan.

Gambar 4.9. Pembekokan Tulangan Kolom

Dari gambar terlihat kesalahan tukang dalam peletakan footplat


atau cakar ayam sehingga dilakukan pembengkokan kearah yang
seharusnya. Pembengkokan dilakukan karena tingkat kesalahan
peletakan masih dapat ditoleransi dan ketika pengecoran kolom
dilakukan disesuakan penambahan selimut beton pada sebagian sisi
agar sesuai dengan As kolom yang direncanakan. Solusi lainnya ketika
tukang tidak mengerti gambar adalah bertanya kepada mandor atau
pelaksana lapangan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
79
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan dalam


pekerjaan proyek pembangunan Rumah Sakit Kelas D Pratama
Lombok Timur adalah faktor cuaca yang kurang mendukung pada
saat pengerjaan dilapangan, sehingga para tukang tidak bisa bekerja
sebagaimana mestinya karena sesuai dengan lokasi pekerjaan yang
terletak pada kawasan yang merupakan kawasan Hutan Lindung
Gunung Rinjani, terlebih waktu pengerjaan konstruksi pada akhir tahun
yang masuk kedalam musim penghujan. Dengan kontur tanah
pegunungan disertai hujan sehingga tanah menjadi becek dan susah
dilalui yang menyebabkan tertundanya sebagian pekerjaan.

Kesalahan pekerja yang kurang membaca gambar kerja dan


metode kerja mengakibatkan pekerjaan yang sudah jadi dibongkar
jika tidak dapat ditoleransi dan melakukan perbaikan pekerjaan
yang salah membutuhkan waktu tambahan sehingga memperlambat
progress pekerjaan proyek.

5.2. Saran

Untuk mendapatkan pelaksanaan dan hasil yang optimal dalam


perencanaan proyek disarankan :

1. Pengawasan akan kinerja pelaksana harulah diawali denga ketat agar


tidak terjadi kesalahan dilapangan.
2. Pelaksana pekerjaan proyek harus sesuai dengan ketentuan yang telah
dikeluarkan oleh perencana baik bahan maupun teknis pelaksananya.
3. Pengawasan kerja dilapangan jika sesuatu yang dikerjakan oleh
pekerja tidak sesuai dengan rencana, maka menegur pekerja dengan
bahasa yang santun secara baik dan secara benar.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
80
4. Melaksankan safety morning sebelum pekerjaan dan toolbox
meeting untuk evaluasi pekerjaan agar meminimalisir kesalahan
pekerjaan.
5. Setiap permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan hendaknya
diselesaikan dengan musyawarah.
6. Memberikan pemahaman terhadap pekerja untuk mengutamakan K3.
7. Diutamakan para pekerja mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) yang berada pada proyek dan perlu adanya pengatur para
tenaga kerja didalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
8. Mobilisasi dan efisiensi peralatan dan tenaga kerja perlu ditingkatkan.

Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Rumah Sakit Kelas D Pratama Lombok
Timur
81

Anda mungkin juga menyukai