Anda di halaman 1dari 39

PENGUJIAN AGREGAT

Jenis Pengujian Agregat

JENIS METODE
PENGUJIAN PENGUJIAN
Pengambilan contoh agregat SNI 03-6889-2002

Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles. SNI 03-2417-2008

Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. SNI 03-1968-1990

Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200 SNI 03-4142-1996
(0,075 mm).

Pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastis SNI 03-4428-1997
dengan cara setara pasir.

Pengujian Berat Jenis agregat kasar. SNI 03-1969-1990

Pengujian Berat Jenis agregat halus. SNI 03-1970-1990

Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal. SNI 03-2439-1991

Angularitas agregat kasar SNI 03-6877-2002


Partikel Pipih dan Lonjong RSNI T-01-2005

Angularitas agregat halus SNI 03-6877-2002


Penyiapan benda uji contoh agregat SNI 13-6717-2002
PENGAMBILAN CONTOH AGREGAT
1. Contoh Agregat Dari Timbunan
Langkah :
• Tentukan tempat pengambilan contoh agregat pada tempat
penimbunan dan masukkan papan kedalam timbunan diatasnya
dengan tegak.
• Buang agregat pada daerah miring dibawah papan hingga
diperoleh tempat yang rata dan datar
• Masukkan sekop kedalam bagian yang datar dan pindahkan satu
sekop penuh agregat kedalam ember
• Ulangi untuk tiga tempat lokasi pengambilan contoh pada tempat
penimbunan.
2. Contoh Agregat Dari Bin Panas (Hot Bin)

Langkah :
 Ambil contoh agregat dari setiap bin dan ratakan
kelebihan agregat bagian atas kotak.
 Sekitar tiga atau empat kali jumlah agregat yang
diperlukan, diambil dari setiap bin dan dimasukkan
kedalam kontainer contoh agregat.
 Pengambilan contoh agregat dari hot bin, dengan cara
menjatuhkan agregat melalui kotak penimbang dan
pugmill kedalam truk, atau menempatkan shovel di bawah
lubang curahan, merupakan metode yang tidak teliti
dalam pengambilan contoh agregat dan tidak boleh
digunakan.
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT KASAR DENGAN MESIN
ABRASI LOS ANGELES

Peralatan :
a) mesin abrasi Los Angeles
b) saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-
saringan lainnya
c) Timbangan
d) bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68
cm (1 27/32 inci) dan berat masing-masing
antara 390 - 445 gram
e) oven, untuk memanasi sampai dengan 110°C ±
5°C
f) alat bantu pan dan kuas.
Persiapan Benda Uji :
• Cuci agregat hingga bersih kemudian oven pada suhu 110 ° ±
5 ° C selama semalam/sampai berat konstan
• Dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian timbang
sebanyak yang diperlukan/ sesuai grading yang digunakan
Langkah pengujian
• Masukkan benda uji kedalam tabung uji/silinder abrasi
• Tambahkan bola-bola baja sesuai grading yang digunakan
• Pasang tutup silinder dan kencangkan, jangan sampai ada
benda uji yang keluar pada saat pengujian berlangsung
• Setel/atur counter dengan kecepatan 30 rpm sampai dengan 33
rpm dengan jumlah putaran 500 putaran sampai 1000 putaran;
• Setelah selesai, keluarkan benda uji dari dalam tabung/silinder
uji, kemudian saring dengan saringan No. 12
• Cuci benda uji yang tertahan saringan No. 12 kemudian oven
pada suhu 110 ± 5 ° C sampai berat konstan
• Dinginkan hingga mencapai suhu ruang kemudian timbang
PENGUJIAN ANALISA UKURAN BUTIR (GRADASI)

Berat Contoh Minimum Untuk Analisa Gradasi

Satu set saringan ;


3,75 mm (3”) : berat 30 kg
63,5 mm(2 ½”) : berat 25 kg
50,8 mm (2”) : berat 20 kg
37,5 mm (1 ½”) : berat 15 kg
25 mm (1”) : berat 10 kg
19,1 mm (3/4”) : berat 5 kg
12,5 mm (1/2”) : berat 2,5kg
9,5 mm (3/8”) : berat 1 kg
No.4 (4,75 mm) : berat 500 gr
No.8 (2,36 mm) : berat 100 gr
No.16 (1,18 mm) : berat 100 gr
No.30 (0,600 mm) : berat 100 gr
No.50 (0,300 mm) : berat 100 gr
No.100 (0,150 mm) : berat 100 gr
No.200 (0,075 mm) : berat 100 gr
PENGUJIAN ANALISA UKURAN BUTIR (GRADASI)

Peralatan :
1) Timbangan dan neraca
2) Satu set saringan ; 3,75 mm (3”); 63,5 mm(2 ½”), 50,8 mm (2”); 37,5
mm (1 ½”); 25 mm (1”); 19,1 mm (3/4”); 12,5 mm (1/2”); 9,5 mm (3/8”);
No.4 (4,75 mm); No.8 (2,36 mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm);
No.50 (0,300 mm); No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm);
3) Oven, untuk memanasi sampai (110 ± 5) 0C ;
4) Alat pemisah contoh ;
5) Mesin pengguncang saringan ;
6) Talam-talam ;
7) Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya
Langkah :
1) Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5) 0C, sampai
berat tetap.
2) Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan
paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan
tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
BERAT JENIS & PENYERAPAN AIR
berat jenis
perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu material terhadap berat air
dengan volume yang sama pada temperatur 25o C

berat jenis curah


perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat keadaan jenuh pada suhu 25o C

berat jenis curah (jenuh kering permukaan)


perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling ang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25o C

berat jenis semu (apparent)


perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu 25o C

Penyerapan Air
perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap berat agregat kering,
dinyatakan dalam persen
Penyerapan air

Penambahan berat dari suatu agregat akibat air yang


meresap ke dalam pori-pori, tetapi belum termasuk air
yang tertahan pada permukaan luar partikel,
dinyatakan sebagai persentase dari berat keringnya.
Agregat dikatakan “kering” ketika telah dijaga pada
suatu temperatur (110±5)OC dalam rentang waktu yang
cukup untuk menghilangkan seluruh kandungan air yang
ada (sampai beratnya tetap)
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR
AGREGAT HALUS
1. Material agregat lolos saringan No. 8 (2,38 mm)
2. Agregat harus dalam kondisi kering udara
3. Peralatan
a. Timbangan
b. Piknometer : untuk volume agregat halus sebanyak ± 100 mm3
c. Cetakan : terbuat dari baja yang tebalnya 0,8 mm berbentuk
frustum kerucut (kerucut terpancung) dengan ukuran : Diameter
dalam bagian atas (40 ± 3) mm, diameter dalam bagian bawah (90 ±
3) mm dan tinggi kerucut terpancung (75 ± 3) mm.
d. Batang penumbuk : batang pemadat dengan berat (340 ± 15) gram
dan permukaan pemadat berbentuk lingkaran yang rata dengan
diameter (25 ± 3) mm.
e. Oven : mampu memanaskan sampai temperatur (110 ± 5) oC.
f. Alat pengukur temperatur
g. Pompa vakum atau alat pemanas (tungku) untuk
h. Saringan dengan ukuran bukaan 4,75 mm (No.4).
i. Talam.
j. Bejana tempat air.
Langkah pengujian
a. Contoh direndam dalam pan selama semalam
b.Tiriskan air yang berlebih (Filler jangan terbuang),
kemudian diangin-angin sampai kondisi kering permukaan
jenuh, cek kondisi tersebut dengan kerucut SSD
c. Bila sudah pada kondisi SSD, timbang contoh tersebut
seberat 500 gram untuk setiap pengujian
d.Masukkan contoh kedalam picknometer dan tambahkan
air hingga contoh terendam
e. Keluarkan udara yang terperangkap dengan alat Vacuum
Pump, skala manometer harus menunjukkan angka 730
mm Hg
f. Biarkan selama 15 menit sambil sesekali diguncang
g. Matikan vacuum pump kemudian tambahkan air sampai
batas teratas pada leher tutup picknometer dan timbang
h.Tuangkan contoh dan air dari picknometer kedalam pan
dari logam, oven pada temperatur 110 ° ± 5 ° C sampai
berat konstan
i. Dinginkan hingga temperatur ruang kemudian ditimbang
Pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar SNI 03-1969-1990

Peralatan
1) keranjang kawat ukuran 3,35 mm (No. 6) atau 2,36
mm (No. 8) dengan kapasitas ± 5 kg;
2) tempat air
3) timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1
% dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang;
4) oven, untuk memanasi sampai (110 ± 5)o C;
5) alat pemisah contoh;
6) saringan no. 4 (4,75 mm).
Langkah kerja
1) cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat;
2) keringkan dalam oven pada suhu (110o± 5)oC sampai berat tetap;
3) dinginkan pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0,5 gram (Bk);
4) rendam dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam;
5) keluarkan dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan harus satu
persatu;
6) timbang benda uji kering-permukaan jenuh (Bi);
7) letakan benda uji didalam keranjang, guncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air
(Ba) dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu
standar (25oC);
UJI KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL
Kelekatan agregat terhadap aspal ialah prosentase luas permukaan
batuan yang tertutup aspal terhadap keseluruhan luas permukaan

BENDA UJI
1. Benda uji agregat yang lewat saringan 9.5 mm (3/8 “) dan tertahan
pada saringan 6.3 mm (1/4 “) sebanyak kira-kira 100 gram.
2. Aspal AC 60/70 produksi PERTAMINA.
3. Untuk pelapisan agregate basah perlu ditentukan berat jenis
kering permukaan jenuh (SSD) dan penyerapan dari agregat
kasar.
UJI KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL

PERALATAN
1. Wadah untuk mengaduk, kapasitas minimal 500 ml.
2. Timbangan dengan kapasitas 200 gram, ketelitian 0.1 gram
3. Pisau pengaduk baja (spatula) lebar 25 mm, panjang 100 mm.
4. Tabung gelas kimia (beker) kapasitas 600 ml
5. Oven untuk memanasi sampai (150 ± 1oC)
6. Saringan 6.3 mm ( 1/4 “) dan 9.5 mm (3/8 “)
7. Termometer logam ± 200oC
8. Air suling dengan pH 6.0 – 7.0
LANGKAH :
1. Untuk pelapisan agregat kering dengan aspal dingin (cut back)
Ambil 100 gram benda uji, masukan kedalam wadah isilah aspal sebanyak 5.5 ± 0.2 gram yang
telah dipanaskan. Aduklah aspal dan benda uji sampai rata dengan spatula selama 2 menit.
2. Masukan adukan beserta wadahnya kedalam oven pada suhu 60oC selama 2 jam, selama
proses ini lobang angin pada oven harus dibuka.
3. Setelah dingin 2 jam keluarkan adukan beserta wadahnya dari oven dan diaduk sampai dingin
(suhu ruang)
4. Pindahkan adukan kedalam tabung gelas kimia, isilah air suling sebanyak 400 ml dan diamkan
tabung berisi adukan pada suhu ruang, selama 16 – 18 jam.
5. Ambil selaput aspal yang mengembang dipermukaan air dengan tidak menggangu agregat
didalam tabung. Terangi benda uji dengan lampu (75 watt) yang dipakai kap, atur tempat lampu
sehingga tidak menyilaukan akibat pantulan cahaya dari permukaan air.
6. Dengan melihat dari atas menembus air, perkirakan persentase luas permukaan yang masih
terselaput aspal. Lebih dari 95% atau kurang, permukaan yang kecoklatan atau buram
dianggap terselaputi penuh
7. Untuk pelapisan agregat kering dengan aspal emulsi
a. Ambil seratus gram benda uji, masukan kedalam wadah dan isikan 80 ± 0.2 gram aspal
emulsi pada suhu ruang tanpa diaduk. Kemudian masukan kedalam oven pada suhu ruang
tanpa diaduk. Kemudian masukan kedalam oven pada suhu 135oC selama 5 menit.
Keluarkan dari oven, aduk sampai merata sehingga benda uji terlapis aspal.
b. Kemudian lakukan seperti pada langkah 5 & 6
PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT KASAR
Siapkan benda uji agregat lolos saringan No.4 (4.76 mm)
Contoh tersebut harus dalam keadaan kering oven
Langkah pengujian
• Siapkan agregat yang telah dicuci dan kering tertahan saringan
4,75 mm (No.4) kurang-lebih 500 gram.
• Pisahkan agregat diatas saringan 4,75 mm dan singkirkan
agregat lolos saringan 4,75 mm, kemudian ditimbang .
• Seleksi dan timbang agregat pecah yang terdapat pada benda
uji.
PENGUJIAN ANGULARITAS AGREGAT HALUS

• Persiapkan benda uji agregat lolos saringan 2,36 mm (No.8).


• Contoh tersebut harus dalam keadaan kering
• Langkah pengujian
• Siapkan agregat yang telah dicuci dan kering tertahan saringan
2,36 mm (No.8), kurang-lebih 500 gram.
• Siapkan benda uji agregat halus, cuci dan keringkan, kemudian
dituangkan melalui corong standar dengan tinggi dan jarak
tertentu, kedalam silinder dengan volume tertentu (V).
• Timbang benda uji agregat halus yang mengisi volume silinder
(W).
• Tentukan Berat Jenis curah agregat halus (Gsb) yang akan
digunakan untuk menghitung volume agregat halus (W/Gsb).
Corong Standar

Contoh Agregat Halus


Contoh Agregat Halus

Kerangka

Silinder dng.Volume
yang telah diukur

Hitung rongga udara dengan rumus berikut ini : V – (W/Gsb)


----------------- x 100%
V
PENGUJIAN PARTIKEL PIPIH DAN LONJONG
Pengujian dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
• Berdasarkan berat, benda uji sebelumnya dikeringkan dalam oven pada temperatur (110
± 5)oC sampai beratnya tetap
• Berdasarkan jumlah butiran, pengeringan agregat tidak diperlukan

Pengujian kepipihan agregat dan kelonjongan agregat


1.Pengujian kepipihan agregat
• Gunakan alat jangkar ukur rasio (Proportional caliper device) pada posisinya dengan
perbandingan yang sesuai.
• Atur bukaan yang besar sesuai dengan lebarnya butiran.
• Butiran adalah pipih, jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil.
• Bentuk agregat (kasar) berbentuk pipih, dinyatakan dengan persen berat butiran yang pipih
per berat total butiran.
• Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kepipihan, yaitu persen nilai rata-rata
kepipihan per total persen butiran.
PENGUJIAN PARTIKEL PIPIH DAN LONJONG
2. Pengujian kelonjongan agregat
• Gunakan alat jangkar ukur rasio pada posisinya dengan perbandingan yang sesuai.
• Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjangnya butiran.
• Butiran adalah lonjong, jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih
kecil.
• Bentuk agregat (kasar) berbentuk lonjong, dinyatakan dengan persen berat butiran yang
lonjong per berat total butiran.
• Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kelonjongan, yaitu nilai rata-rata kelonjongan
per total persen butiran.

Pengujian pipih dan lonjong agregat


• Gunakan alat jangkar ukur rasio pada posisinya dengan perbandingan yang sesuai.
• Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjangnya butiran.
• Butiran adalah pipih dan lonjong, jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan
yang lebih kecil.
• Bentuk agregat (kasar) berbentuk pipih dan lonjong, dinyatakan dengan persen berat
butiran yang pipih dan lonjong per berat total butiran.
• Atau dapat dinyatakan dengan nilai rata-rata kepipihan dan kelonjongan per total persen
butiran.
Pengujian butiran berbentuk lonjong
(panjang terhadap lebar)

Pengujian butiran berbentuk pipih


(lebar terhadap tebal)
PENGUJIAN SIFAT KEKEKALAN AGREGAT DENGAN CARA PERENDAMAN
MENGGUNAKAN LARUTAN NATRIUM SULFAT ATAU MAGNESIUM SULFAT
SNI 3407:2008

Pengujian dilakukan untuk menentukan kekekalan agregat dari proses


disintegrasi oleh larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat jenuh.
Dilakukan dengan cara perendaman agregat secara berulang-ulang di
dalam larutan natrium atau magnesium sulfat jenuh diikuti dengan
pengeringan menggunakan oven untuk
menguapkan sebagian atau keseluruhan garam terlarut di dalam ruang
pori permeabel.
Cara uji ini membantu memberikan informasi yang lengkap pada saat
menentukan sifat kekekalan agregat terhadap pengaruh cuaca.
PERALATAN

1. Saringan
2. Wadah contoh uji
Kawat saringan tahan sulfat dengan diameter 203,2 mm (8 inci)
untuk masing-masing ukuran fraksi agregat selama pengujian.
2.a. Wadah untuk agregat kasar
Kawat kasa berbentuk tabung yang bagian atasnya terbuka
yang mempunyai ukuran bukaan saringan 2,36 mm (No.8).
2.b. Wadah untuk agregat halus
Kawat kasa berbentuk tabung yang bagian atasnya terbuka
yang mempunyai ukuran bukaan saringan 250 μm ( No.60).
3. Termometer
4. Timbangan
5. Oven pengering
6. Alat pengukur berat jenis
7. Larutan natrium sulfat (Na2SO4)
8. Larutan magnesium sulfat (MgSO4)
BENDA UJI
1. Agregat halus
Agregat halus yang akan diuji harus lolos saringan ukuran 9,5 mm
(3/8 inci), contoh uji harus mempunyai berat tidak
Kurang dari 100 gram untuk masing-masing ukuran.
2. Agregat kasar
Agregat kasar yang akan diuji harus tertahan saringan ukuran 4,75 mm (No.4).
PELAKSANAAN
1. Perendaman contoh uji dalam larutan
a) Rendamlah contoh uji dalam larutan natrium sulfat atau magnesium
sulfat selama minimum 16 jam dan maksimum 18 jam dengan jumlah
yang cukup sehingga larutan tersebut dapat merendam seluruh
permukaan contoh uji dengan ketinggian ±12,5 mm (1/2 inci).
b) Tutuplah wadah dengan rapat untuk mengurangi penguapan dan
mencegah masuknya substansi lain.
c) Selama periode perendaman, atur temperatur pada 20,3°C - 21,9°C.

2. Pengeringan contoh uji setelah perendaman


a) Setelah perendaman, keluarkanlah contoh uji dari dalam larutan.
b) Biarkanlah meniris (15 + 5) menit, lalu keringkan di dalam oven pada
temperatur (110 + 5)°C sampai berat konstan, diperoleh apabila
diperoleh kehilangan berat kurang dari 0,1% dari berat contoh uji selama
4 jam pengeringan.
c) Setelah diperoleh berat konstan, dinginkan pada temperatur 20°C -
25°C sebelum direndam kembali didalam larutan.
3. Jumlah perendaman
a) Ulangilah proses perendaman dan pengeringan contoh uji sampai batas waktu yang
disyaratkan (min dilakukan 5 kali proses).
b) Biasanya, pengujian dilakukan secara terus-menerus tanpa berhenti sampai batas waktu
tertentu, tetapi apabila pengujian terpaksa dihentikan untuk sementara, simpanlah contoh uji
di dalam oven pada temperatur (110 + 5)°C sampai pengujian dilanjutkan kembali.
c) Periksalah kembali temperatur, pastikan bahwa batas temperatur maksimum larutantidak
terlewati.
4. Setelah seluruh periode proses perendaman dan pengeringan selesai dan setelah
contoh uji dingin, cucilah contoh uji agar bebas dari natrium atau magnesium sulfat.
a). Cucilah dengan air mengalir pada temperatur (43 + 6)°C dengan cara mengalirkan
air panas ke dalam wadah contoh sampai meluap keluar, untuk memastikan bahwa
contoh uji telah bebas dari natrium sulfat atau magnesium sulfat, periksalah air cucian
dengan larutan barium klorida 0,2 M (41,6 gram BaCl2 per liter larutan) jika tidak
terdapat endapan putih dari barium sulfat maka pencucian sudah selesai. Selama
proses pencucian jagalah contoh uji dari guncangan atau tumbukan yang dapat
membuat pecah atau retaknya contoh uji.
b) Setelah contoh uji bebas dari natrium sulfat atau magnesium sulfat, keringkanlah
masing-masing fraksi contoh uji pada temperatur (110 + 5)°C sampai diperoleh berat
konstan. Saringlah agregat halus dengan ukuran saringan yang sama pada saat
persiapan contoh uji. Untuk agregat kasar gunakanlah saringan dengan ukuran
sebagai berikut :
Untuk agregat kasar dengan persentase rata - rata kehilangan berat akibat sulfat :
6 persen - 16 persen menggunakan larutan natrium
9 persen - 20 persen menggunakan larutan magnesium
5. Setelah contoh uji bebas dari natrium sulfat atau magnesium sulfat, keringkanlah
masing-masing fraksi contoh uji pada temperatur (110 + 5)°C sampai diperoleh berat
konstan.
Saringlah agregat halus dengan ukuran saringan yang sama pada saat
persiapan contoh uji.
Untuk agregat kasar gunakanlah saringan dengan ukuran sebagai berikut :

Untuk agregat kasar dengan persentase rata - rata kehilangan berat akibat sulfat :
6 persen - 16 persen menggunakan larutan natrium
9 persen - 20 persen menggunakan larutan magnesium
PENGUJIAN SETARA PASIR (SAND EQUIVALENT) AGREGAT
HALUS

1. Persiapkan agregat yang lolos saringan No. 4 (4,76 mm)


2. Agregat harus dalam keadaan kering
3. Langkah pengujian
a. Tuangkan larutan Calsium Chloride kedalam silinder plastik sampai
skala 5 (101,6 ± 2,5 ml)
b. Masukkan contoh uji kedalam silinder plastik yang sudah diisi
larutan Calsium Chloride
c. Diamkan selama 10 menit
d. Lalu dikocok secara mendatar sebanyak 90 kali selama 30 detik
e. Setelah dikocok tambahkan larutan Calsium Chloride sampai skala
15 (381 ml)
f. Diamkan selama 20 menit ± 15 detik
g. Setelah 20 menit, terjadi pengendapan, baca skala lumpur
h. Masukkan beban dan baca skala beban
i. Hitung nilai Sand Equivalent (SE) = B/A * 100%
B = Skala pembacaan lumpur ; A = Skala pembacaan Pasir
a. Tabung berskala b. Penuangan c. Pembilasan d. Pembacaan
dan pembilas contoh pasir

Anda mungkin juga menyukai